• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENALARAN INDUKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARIBAGANTI

KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I)

JULI WALDI

NIM. 09080292

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRAINDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP)PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

ANALISIS PENALARAN INDUKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN

PESISIR SELATAN

Juli Waldi1, Upit Yulianti, DN2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Inductive reasoning has three patterns of development that is a generalization, analogy, and causal relationships contained in the student 's argument essay. Therefore, this study aimed to describe the pattern of development of inductive reasoning in argumentation student essay. This research is a descriptive qualitative research method. The object of this research is the analysis of inductive reasoning in argumentation essay class X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. The data of this study is the argument essay class X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. The data consist of 20 essays. Based on the results of the student 's argument essay, found three patterns of development of inductive reasoning that includes as many as 18 of data generalization, analogy 1 data, and causal relationships which are divided into three patterns ( cause to effect, due to the cause, and due to the result ) of 34 Data ie cause to effect as many as 24 data due to the data for as many as 3, and due to the result as much as 7 data. Thus, the development of Inductive Reasoning in Argumentation Essay Class X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan is dominated by the pattern of development in the form of a causal relationship.

(3)

ANALISIS PENALARAN INDUKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN

PESISIR SELATAN

Juli Waldi1, Upit Yulianti, DN2, Titiek Fujita Yusandra3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penalaran induktif memiliki tiga pola pengembangan yaitu generalisasi, analogi, dan hubungan kausal yang terdapat di dalam karangan argumentasi siswa. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola pengembangan penalaran induktif dalam karangan argumentasi siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah analisis penalaran induktif dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Data penelitian ini adalah karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Data tersebut berjumlah 20 karangan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap karangan argumentasi siswa, ditemukan ketiga pola pengembangan penalaran induktif yang meliputi generalisasi sebanyak 18 data, analogi 1 data, dan hubungan kausal yang terbagi menjadi 3 pola (sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat) sebanyak 34 data yaitu sebab ke akibat sebanyak 24 data, akibat ke sebab sebanyak 3 data, dan akibat ke akibat sebanyak 7 data. Jadi, pengembangan Penalaran Induktif dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan didominasi oleh pola pengembangan dengan bentuk hubungan kausal.

(4)

PENDAHULUAN

Pengajaran keterampilan menulis terdapat dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA kelas X Semester II, dengan Standar Kompetensi 12, yaitu mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato, dan Kompetensi Dasar 12.1, yaitu menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini difokuskan pada “Analisis Penalaran Induktif dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan”. Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini dinyatakan dalam bentuk pertanyaan penelitian yaitu, bagaimanakah penggunaan penalaran induktif dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan penalaran induktif dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini penting untuk dilakukan agar dapat memotivasi siswa dan mampumenentukan penalaran induktif terhadap sebuah karangan. Karangan Argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatanmampu menentukan penalaran induktif.

Akhadiah, dkk (1999:41) mengungkapkan bahwa penalaran adalah proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Dengan demikian kegiatan penalaran ini dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Keraf (2007:43) menyatakan penelaran induktif memliki proses bernalar yang mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena-fenomena yang ada, sehingga dengan proses penalaran tersebut, penalaran induktif disebut dengan suatu corak berfikir ilmiah. Penalaran induktif dapat dilakukan dengan tiga cara, 1. generalisasi, 2. analogi, dan 3. hubungan kausal. Argumentasi merupakan sebuah tulisan yang berisikan suatu argumen atau pendapat. Menurut Semi (2003:47) menyatakan bahwa argumentasi adalah suatu tulisan yang bertujuan menyakinkan atau membujuk pembaca mengenai kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Jadi, dalam meyakinkan pembaca dapat dilakukan dengan memberikan pembuktian alasan, serta ulasan secara objektif dan meyakinkan. Menurut Achmadi (1990:91) ciri-ciri argumentasi adalah (1) membantah atau menantang suatu usul atau pernyataan tampa berusaha meyakinkan atau mempengaruhi pembaca untuk memihak dengan tujuan utama adalah semata-mata untuk menyampaikan suatu pandangan, (2) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujui pendapat, dan (3) mengusahakan pemecahan suatu persoalan tanpa perlu mencapai penyelesaian. Menurut Semi (2003:48-49) menyatakan bahwa seorang penulis dalam menyusun karangan argumentasi juga perlu memperhatikan hal-hal berikut, yaitu (1) mengumpulkan data dan fakta, (2) penulis harus menentukan sikap atau posisi, (3) pada bagian awal atau pengantar berisikan pernyataan sikap penulis, (4) penalaran dikembangkan dengan urutan dan kaitan yang jelas, (5) argumen diuji dengan jalan mencoba mengandaikan diri penulis berada pada posisi kontras, (6) menghindari penggunaan istilah yang terlalu umum atau istilah yanG dapat menimbulkan prasangka atau melemahkan argument penulis, dan (7) penulis harus menetapkan secara tepat titik ketidak sepakatan yang akan diargumentasikan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sugiyono (2012:9) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian ini mendeskripsikan penalaran dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti. Sekolah ini terletak di Kecamatan Linggo Sari Baganti tepatnya di Air haji. Entri yang diteliti adalah analisis penalaran dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti. Intrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang berperan sebagai perencana, pengumpul data, penafsiran data, dan pelapor hasil penelitian serta dibantu dengan instrumen lainnya yaitu format

(5)

pengumpulan data penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Objek penelitiannya adalah analisis penalaran dalam karangan argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari kabupaten Pesisir Selatan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara, (1) mengumpulkan dokumen karangan argumentasi siswa, (2) mengelompokkan data siswa, (3) melakukan pengabsahan data, dan (4) menyimpulkan dan membuat laporan penelitian. Teknik analisis data, (1) membaca hasil karangan argumentasi siswa satu per satu, (2) mengidentifikasi setiap paragraf untuk menentukan apakah paragraf itu ditulis dengan penalaran induktif atau tidak, (3) mencatat penggunaan penalaran yang terdapat dalam karangan argumentasi siswa, (4) mengklasifikasikan jenis penalaran yang terdapat dalam karangan argumentasi siswa,(5) menganalisis secara teoritis paragraf yang ditulis dengan penalaran induktif, dan, (6) menyimpulkan analisis data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis karangan argumentasi yang ditulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan, dilakukan pengklasifikasian dan penganalisisan data, maka hasil dari analisis tersebut ditemukan bahwa penalaran induktif dalam karangan argumentasi yang ditulis siswa didominasi oleh penalaran induktif dengan pola hubungan kausal. Dari 30 karangan argumentasi yang terkumpul, hanya 20 karangan yang menggunakan penalaran induktif, sedangkan 10 karangan lainnya menggunakan penalaran deduktif. Oleh sebab itu, analisis hanya dilakukan pada 20 karangan yang menggunakan penalaran induktif saja, yang meliputi 3 bentuk pola penalaran induktif yaitu: (1) Generalisasi, (2) Analogi, dan (3) Hubungan Kausal yang terbagi menjadi tiga pola yaitu, sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat-akibat.

1. Generalisasi, Setelah dianalisis sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sabarti Akhadiah (1999) dan Gorys Keraf (2007), paragraf yang menggunakan penalaran induktif dengan bentuk generalisasi ditemukan sebanyak 18 paragraf . Generalisasi yang dibuat oleh siswa masih rendah kedudukannya karena sedikitnya fakta-fakta yang dikemukakan untuk menarik sebuah kesimpulan diakhir paragrafnya. 2. Analogi, Setelah dianalisis sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sabarti Akhadiah (1999) dan Gorys Keraf (2007), paragraf yang menggunakan penalaran induktif dengan bentuk analogi hanya satu paragraf. 3. Hubungan Kausal, Setelah dianalisis sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sabarti Akhadiah (1999) dan Gorys Keraf (2007), paragraf yang menggunakan penalaran induktif dengan bentuk hubungan kauasal yang terbagi menjadi 3 pola (sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat), ditemukan sebanyak 34 data. Dapat disimpulkan bahwa jumlah semua data yang menggunakan penalaran secara induktif adalah sebanyak 53 data. Setelah dilakukan analisis, data yang paling banyak ditemukan adalah data mengenai penalaran induktif dengan bentuk hubungan kausal sebanyak 34 paragraf, data dengan bentuk generalisasi sebanyak 18 paragraf, sedangkan data yang paling sedikit ditemukan adalah data dengan bentuk analogi sebanyak 1 paragraf. Dari analisis data tersebut dapat di ketahui pemahaman siswa mengenai pengembangan paragraf secara induktif agak kurang, dari semua data yang dianalisis lebih banyak menggunakan pola pengembangan induktif dengan bentuk hubungan kausal dan generalisasi, sedangkan pola pengembangan dengan bentuk analogi masih jarang ditemukan

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa jumlah semua data yang menggunakan penalaran secara induktif adalah sebanyak 53 data. Setelah dilakukan analisis, data yang paling banyak ditemukan adalah data mengenai penalaran induktif dengan bentuk hubungan kausal sebanyak 34 paragraf, data dengan bentuk generalisasi sebanyak 18 paragraf, sedangkan data yang paling sedikit ditemukan adalah data dengan bentuk analogi sebanyak 1 paragraf. Dari analisis data tersebut dapat di ketahui pemahaman siswa mengenai pengembangan paragraf secara induktif agak kurang, dari semua data yang dianalisis lebih banyak menggunakan pola pengembangan induktif dengan bentuk hubungan kausal dan generalisasi, sedangkan pola pengembangan dengan bentuk analogi masih jarang ditemukan. Jadi, pengembangan Penalaran Induktif dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan didominasi oleh pola pengembangan dengan bentuk hubungan kausal.

(6)

SARAN

Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan saran sebagai berikut: (1) diharapkan pada Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan agar dapat meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia khususnya tentang penalaran induktif dalam karangan argumentasi, (2) bagi bidang pendidikan, untuk dijadikan acuan guna meningkatkan hasil pengajaran menulis, (3) bagi peneliti lain, supaya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang sejenis dengan objek yang berbeda sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

KEPUSTAKAAN

Achmadi, Muchim. 1990. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Pengajaran Bahasa Indonesia.Jakarta: Depdikdud Dirjen P2 LPTK.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1999. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.Jakarta: Erlangga.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Referensi

Dokumen terkait

23 Tahun 2015 di SMA Negeri 2 Bandar Lampung ini adalah pembiasaan ke 7 aspek dalam kegiatan/ program yang dilakukan oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan

mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Dari struktur ini terbagi lagi menjadi enam perangkat yakni elemen 5W+1H atau what, who, when, where,

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan kuat, dengan rh>rt artinya semakin baik kemampuan numerikal siswa maka semakin baik pula prestasi belajar matematikanya, dan

mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu: motif, perhatian, dan bahan pelajaran dan sikap guru (Rusmiati 2017;280). Sedangkan menurut Fadilah, 2016 ;116), bahwa

tetap menjadi anggota komunitas dan membangun keselarasan sosial Dengan harapan jaminan keamanan sosial Dengan tetap tinggal di desa, para kepala rumah tangga dapat

Penyelamatan kedit bermasalah merupakan cara damai yang dapat dilakukan terhadap debitur yang beritikad baik untuk menyelesaikan kreditnya dan cara yang ditempuh dalam

Menurut Sugiri (1998) manajemen laba atau earning management dapat dibagi menjadi dua definisi yaitu (1) definisi sempit, earning management erat kaitannya dengan pemilihan

Mekanisme perlindungan oleh mikoriza terhadap logam berat menyebabkan penyerapan Pb pada batang dan daun tanaman paling sedikit karena terjadi penimbunan unsur