• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di beberapa Kantor Jasa Akuntansi di Indonesia. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti membatasi ruang lingkup penelitian.

2. Waktu Penelitian

Proses penelitian ini diawali dengan mengidentifikasikasi permasalahan, perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang memperkuat landasan dalam variabel dan penyusunan metode dalam pengumpulan data. Waktu penelitian ini berlangsung sejak bulan Juli – Februari 2017.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis. Studi yang termasuk dalam pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antarkelompok atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi.

Selain itu jenis penelitian ini adalah studi kausal. Penelitian jenis ini berusaha untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini hubungan sebab akibat harus nyata.

(2)

Penelitian ini ingin melihat hubungan sebab akibat antara tiga variabel, yaitu teknologi informasi akuntansi dan e-commerce sebagai variabel independen dan

daya saing pada nilai jual jasa akuntansi sebagai variabel dependen.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena analisis penelitian ini melibatkan aktivitas perhitungan yang hasilnya akan dijabarkan secara numerik atau bentuk angka-angka untuk menjawab permasalahan penelitian, yakni apakah terdapat hubungan antara teknologi informasi akuntansi dan e-commerce terhadap daya saing nilai jual jasa akuntansi.

Melaui pendekatan penelitian kuantitatif, peneliti mulai dari sebuah teori, konsep, hipotesis juga asumsi, sebelum melakukan pengumpulan data lapangan. Setelah sejumlah data yang diperlukan telah diperoleh dari hasil turun lapangan, maka peneliti akan melakukan analisa data lapangan tersebut, untuk kemudian hasilnya dicocokan kembali dengan teori-teori, hipotesis, juga asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini besifat mengkonfirmasi hubungan teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian untuk kemudian hasilnya dicocokan kembali dengan teori-teori, konsep, hipotesis, juga asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya.

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Pada bagian ini dijelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan oleh peneliti dan bagaimana pengukurannya. Variabel tersebut terdiri dari, variabel independen dalam penelitian ini adalah variabel teknologi informasi

(3)

akuntansi (x1) dan e-commerce (x2), variabel dependen adalah variabel daya saing

nilai jual pada jasa akuntansi (y).

1. Variabel Independen

Sekaran (2009) mendefinisikan variabel independen sebagai variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif atau negatif. Jika terdapat variabel independen, variabel dependen juga hadir. Dengan kata lain, varians variabel dependen ditentukan oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel independen yaitu teknologi informasi akuntansi dan

e-commerce, kedua variabel tersebut menggunakan variabel dummy. Variabel

dummy adalah sebuah variabel yang memilki dua atau lebih distirct level, yang

dikodekan dengan angka 0 atau 1. Variabel dummy memungkinkan kita untuk menjelaskan, mengerti, atau memprediksi variable dependen. Variabel dummy merupakan sebuah variabel yang digunakan untuk mengkuantitafkan variabel yang bersifat kuantitatif.

1.1 Teknologi Informasi Akuntansi

Teknologi, terutama komputer dan sistem informasi, memainkan peranan yang penting dalam proses pekerjaan. Di dalam banyak pekerjaan, perilaku-perilaku kerja individu, dan juga kinerja sangat berkaitan dengan sistem berdasarkan atas teknologi (Amijaya, 2010). Dalam penelitian ini teknologi informasi akuntansi diukur dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan variabel dummy.

(4)

Kharrudin, Ashhari, dan Nassir (2010) menggunakan dummy variables

untuk mengindikasikan suatu perusahaan menggunakan accounting system (AS)

dan tidak menggunakan accounting system.

Dummy sistem informasi akuntansi bernilai 1 jika perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi berupa Zahir, MYOB, Accurate, dan lainnya (jika Kantor Jasa Akuntansi tersebut menggunakan Microsoft Excel, maka tidak termasuk). Sedangkan dummy teknologi informasi akuntansi akan bernilai 0 jika Kantor Jasa Akuntansi (KJA) sama sekali tidak menggunakan teknologi informasi akuntansi atau melakukan pencatatan secara sederhana atau manual.

1.2 E-Commerce

Variabel e-commerce menggambarkan penggunaan e-commerce di Kantor

Jasa Akuntansi (KJA). Seperti variabel teknologi informasi akuntansi, peneliti juga menggunakan variable dummy untuk menentukan suatu KJA menggunakan e-commerce dalam proses bisnisnya atau tidak.

Dummy e-commerce bernilai 1 jika perusahaan menggunakan digital

termasuk online advertising, baik pure atau partial e-commerce akan bernilai 1.

Sedangkan dummy e-commerce akan bernilai 0 jika perusahaan sama sekali tidak

melibatkan proses digital disebut traditionale-commerce.

2. Variabel Dependen 2.1 Daya Saing

Daya saing telah menjadi satu dari konsep-konsep kunci bagi perusahaan-perusahaan, negara-negara, dan wilayah-wilayah untuk bisa berhasil dalam

(5)

partisipasinya di dalam globalisasi dan perdagangan bebas dunia. Tidak ada satu indikator yang bisa digunakan untuk mengukur daya saing, yang memang sulit untuk diukur (Markovics, 2005). Namun demikian, daya saing adalah suatu konsep yang umum digunakan dalam ekonomi, yang biasanya merujuk kepada komitmen, terhadap suatu persaingan pasar dalam kasus-kasus perusahaan. Dalam variabel daya saing terdapat dua indikator (Bureau of Industrial Economics), yaitu

indikator statistik (rasio profit perusahaan, rasio penjualan/pendapatan perusahaan, dll) dan indikator kualitatif (kepuasan pelanggan, kualitas dan kinerja produk/jasa, dll) Maka dalam pengukuran ini, menggunakan Net Profit Margin

(Margin Laba Bersih).

Net Profit Margin (NPM) adalah yang digunakan untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih

dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan suatu nilai jual yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha.

Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor ntuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap suatu nilai jual. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil

(6)

untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Sulistyanto, angka NPM dapat dkatakan baik apabila >5%.

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (𝑁𝑃𝑀) =Net Profit

𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 × 100%

Tabel 3.1

Operasionalinasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala

Teknologi Informasi Akuntansi (x1)

Hardware Sistem informasi

akuntansi sudah dioperasikan menggunakan spesifikasi komputer yang tepat Unobserved (berdasarkan indikator) Nominal Karyawan memiliki pengetahuan yang baik mengenai hardware pada sistem informasi akuntansi Hardware yang digunakan mempermudah operasional sistem informasi akuntansi

Software Software akuntansi

yang digunakan Peningkatan proses bisnis setelah menggunakan software akuntansi Penggunaan Software akuntansi

(7)

Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala Teknologi

Informasi informasi akuntansi pada perusahaan sesuai dengan mak sud penerapannya

Database Database sistem

informasi akuntansi telah diotorisasi Database sistem informasi akuntansi selalu di update apabila ada perubahan E-Commerce (x2)

Processes Promosi yang

dilakukan melalui e-commerce Unobserved (berdasarkan indikator) Nominal Media internet yang digunakan dalam e-commerce Institution Pengelolaan website KJA Status pemanfaatan website KJA Transaksi

E-Commerce Metode pembayaram yang digunakan dalam melakukan e-commerce Daya Saing Nilai Jual Jasa Akuntansi (y) Net Profit Margin Perbandingan laba bersih yang diterima KJA Observed (berdasarkan nilai skala) 𝑁𝑃𝑀 =Net Profit 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 × 100% Rasio

Sumber : Anissa Mayang Sari (2012), Ajeng Sukma Dewi (2015)

(8)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Jasa Akuntansi di Indonesia yang sudah terdaftar di Kementrian Keuangan.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah tapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2009). Jadi sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Subjek adalah satu anggota sampel, sebagaimana elemen dalam satu anggota populasi.

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Jumlah sampel yang didapatkan oleh peneliti adalah 219 KJA. Dengan kata lain, sejumlah tapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2009). Jadi sampel adalah subkelompok atau sebagian dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian. Subjek adalah satu anggota sampel, sebagaimana elemen dalam satu anggota populasi. (Lampiran 1)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu langkah dalam metode ilmiah melalui prosedur sistematik, logis dan proses pencarian data yang valid, baik diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (sekunder) untuk keperluan analisis

(9)

dan pelaksanaan pembahasan (proses) suatu riset, untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban, dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi peneliti (Ruslan, 2005).

Data primer penelitian ini didapatkan dengan cara studi lapangan (field

study). Alat dalam pengumpulan data primer ini adalah survey. Bentuk dari survey

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Sekaran (2009), kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner disebarkan kepada Kantor Jasa Akuntansi (KJA) dengan metode

sampling jenuh. Kuesioner disebarkan kepada beberapa KJA dalam berbagai

daerah di Indonesia. Data primer yang diperoleh dari survey ini berupa data kuantitatif yang nantinya akan diolah untuk untuk menghasilkan gambaran hubungan antara teknologi informasi akuntansi dan e-commerce terhadap daya

saing nilai jual jasa akuntansi. Kuesioner yang disebarkan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara elektronik (e-questionnaire). Kuesioner secara

elektronik digunakan untuk efisiensi waktu dan jarak. Sedangkan data sekunder didapatkan dengan cara studi pustaka (library study) sehingga data mengembangkan kerangka teori dalam penentuan arah dan tujuan penelitian.

F. Metode Analisis 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum dan maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi (Ghozali, 2011). Nilai minimum dan maksimum menunjukkan nilai tertinggi dan

(10)

nilai terendah dalam penelitian, sementara mean menunjukkan nilai rata-rata dalam penelitian. Standar deviasi merupakan ukuran penyebaran yang memberikan informasi sebagaimana data menyebar. Nilai ukuran penyebaran yang besar menunjukkan bahwa data bervariasi, sedangkan ukuran penyebaran yang kecil menunjukkan bahwa data homogen.

2. Pengujian Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013).

Untuk mengetahui uji validitas instrumen penelitian digunakan teknik Pearson Correlation yaitu dengan cara mengkorelasikan skot tiap item

dengan skor totalnya. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan skor total skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2013:50)

b. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji

(11)

tingkat realibilitas konstruk dalam penelitian ini digunakan teknik uji

Cronbach Alpha. Suatu konstruk dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha> 0.60.

Reliabilitas item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan

melakukan Realibility Analysis dengan SPSS for Windows. Akan dilihat nilai Alpha - Cronbach untuk realibilitas keseluruhan item dalam satu varibel.

Agar lebih teliti, dengan menggunakan SPSS, juga akan dilihat kolom

Corrected Item Total Correlation.

1) Jika nilai Cronbach Alpha > 0,90 maka reliabilitas sempurna.

2) Jika nilai Cronbach Alpha antara 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi.

3) Jika nilai Cronbach Alpha antara 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat.

4) Jika nilai Cronbach Alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah.

Untuk pengambilan nilai reliabilitas sebaiknya angka reliabel diatas 0.6 atau nilai Cronbach Alpha diatas 0.6.

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan model penelitian yang valid dan dapat digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik yang

dilakukan antaralain uji heteroskedatsitas, uji multikolinearitas. Secara singkat, menurut Gurajati (2003) hasil dari estimasi yang bersifat BLUE adalah :

1. Efisien,artinya nilai estimasi memilki varians yang minimum dan tidak bias.

(12)

2. Tidak bias, artinya hasil ilai estimasi sesuai dengan parameter.

3. Konsisten, artinya jika ukuran sampel ditambah tanpa batas maka nilai hasil estimasi akan mendekati parameter populasi yang sebenernya.

4. Intercept akan memiliki nilai distribusi normal.

5. Koefisien regresi akan memilki distribusi normal.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendeteksi normal.

Untuk mendeteksi normalitas dapat melihat grafik P-P Plot of

Regression Standardized Residual. Deteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan antara lain :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen. Model regersiyang baik

(13)

seharusnya tidak terjadi kolerasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris

sangat tinggi, tetapi secra individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempegaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen. Jika

antar independen ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya kolerasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan

lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanaya

(14)

multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

c. Uji Heteroskedasitas

Pengujian heteroskedasitas merupakan pengujian pertama dan merupakan asumsi pertama yang harus dipenuhi pada model regresi linier klasik. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa tidak adanya variansi yang sama. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka estimator pada model regresi yang digunakan tidak berada pada kondisi minimum varians yang dapat menyebabkan varians koefisien regresi cenderung akan lebih besar, yang menyebabkan uji hipotesis, baik Uji-t maupun Uji-F menjadi tidak akrat dan kesimpulan atau interpretasi yang diambil menjadi salah.

Heteroskedasitisitas dapat dideteksi dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot. Titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak

membentuk pola tertentu menunjukkan bahwa tidak terjadinya gejala heteroskedasitas. Selain itu, juaga dapat digunakan uji White Heteroskedasity Test. Hipotesis dari penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada heteroskedasitisitas

H1 : Ada heteroskedasitas

Apabila nilai probabilitas dari Obs*R2 lebih kecil dari tingkat α =

5%, maka H0 ditolak sehingga disimpulkan bahwa model regresi tersebut

(15)

besar dari tingkat α = 5%, maka H0 tidak ditolak, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa model regresi adalah bersifat homokdastis. Menurut Nachrowi dan Usman (2006), heteroskedastisitas dapat diatasi dengan beberapa cara :

1. Penggunaan Generalized Least Square (GLS)

2. Transformasi model dengan 1/Xj, 1√𝑋𝑗 atau E(Yi)

3. Transformasi dengan logaritma

Gejala heteroskedastisitas juga dapat dihilangkan dengan treatment White

Hetroskedasticity Consistent Variance and Standard ErrorFixed Effects

(Gujarati, 2003). Treatment ini tersedia pada program Eviews. Pengujian heteroskedastisitas ini berlaku untuk model Pooled Least Square dan,

sedangkan untuk model Random Effect tidak diperlukan pengujian

heteroskedatisitas, karena pendekatan pendekatan model Random Effect

telah menggunakan Generalized Least Square yang dianggap telah dapat

langsung men-treatment permasalahan dari heteroskedasitas.

4. Uji Kelayakan Model

a. Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) pada intinya bertujuan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

(16)

mendekati satu berat variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi seara simultan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut :

1) Menentukan tingkat signifikan sebesar α = 5% 2) Menghitung Uji F (F-test)

3) Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H1 ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung > Ftabel

b. H1 tidak berhasil ditolak jika F statistik > 0,05 atau Fhitung < Ftabel

5. Uji Hipotesis

a. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Model ini mengasumsikan adanya hubungan satu garis lurus atau linier antara variabel dependen dengan masing-masing prediktornya.

Peneliti memiliki model penelitian yang akan diuji secara empiris untuk mengetahui pengaruh teknologi informasi akuntansi dan e-commerce

(17)

terhadap daya saing nilai jual pada jasa akuntansi. Model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

NPMi,t = 𝛼𝑖,𝑡+ β1𝐷𝑈𝑀𝑇𝐼𝐴𝑖,𝑡+ β2𝐷𝑈𝑀𝐸𝐶 𝑖,𝑡+ 𝑒𝑖,𝑡… Dimana :

𝛼𝑖,𝑡 = Konstanta

βi,t = Koefisien regresi

NPMi,t =Variabel dependen sebagai indikator penjualan perusahaan

𝐷𝑈𝑀_𝑇𝐼𝐴𝑖,𝑡 = Dummy teknologi informasi akuntansi yang merupakan variabel independen. Bernilai 1 jika KJA menggunakan teknologi informasi akuntansi, dan bernilai 0 jika KJA tidak menggunakannya.

𝐷𝑈𝑀_𝐸𝐶𝑖,𝑡 = Dummy e-commerce yang merupakan variabel independen.

Bernilai 1 jika KJA menggunakan e-commerce dan bernilai

0 jika tidak menggunakannya.

𝑒𝑖,𝑡 = Kesalahan atau error

b. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji

(18)

H0 : bi = 0

Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif (HA) parameter

suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

HA : bi ≠ 0

Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Pada perubahan jari-jari dalam tikungan pada masing-masing potongan yang dapat dilihat dari Lampiran B, potongan awal tikungan mengalami gerusan awal yang paling

Indikator Soal : Disajikan teks bacaan, siswa mampu menganalisis pengaruh interaksi manusia terhadap lingkungan bagi masyarakat. Level Kognitif : 3

Tidak terkecuali dengan warga masyarakat Kaliwungu Kabupaten Kendal Kelurahan Randuacir, Kaliwungu, yang rutin menggelar kegiatan bersih desa atau merti dusun setiap

Di samping sebagai bentuk penguatan profesionalisme profesi, juga digunakan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif baik dari sisi pengetahuan, keteguhan,

diperoleh dari bantuan pemerintah cq De- partemen PU dan DKP berupa stimulasi 1 unit bangunan MCK-Sanimas dan 4 unit MCK biasa , 40% kebutuhan sarana pem- buangan sampah berupa

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengungkapkan gejala-gejala atau keadaan yang terjadi pada subjek

Antibiotika terhadap kuman Salmonella segera diberikan disertai obat- obatan lainnya untuk mengurangi keluhan penderita, misalnya antikejang (Soedarto, 2007). Antibiotik yang

Yang mempunyai arti bahwa setiap negara anggota ICAO boleh menentukan daerah terlarang (prohibited area) atau membatasi daerah (restricted area) tertentu dengan alasan (a) daerah