• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemilik, yang diterjemahkan sebagai nilai perusahaan. Salah satu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemilik, yang diterjemahkan sebagai nilai perusahaan. Salah satu"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tujuan utama dari berdirinya suatu perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik, yang diterjemahkan sebagai nilai perusahaan. Salah satu aktivitas perusahaan guna meningkatkan nilai perusahaan dilakukan dengan merealisasikan investasi-investasi yang menguntungkan. Untuk melakukan investasi dan menjalankan kegiatan usaha, tentu memerlukan modal atau pendanaan. Oleh sebab itu, variabel pendanaan didalam pengelolaan suatu perusahaan menjadi hal yang vital.

Modal perusahaan dapat bersumber dari dalam maupun luar perusahaan. Modal yang berasal dari dalam perusahaan dapat berupa penyertaan modal dari pemilik (saham) dan laba ditahan. Sedangkan untuk modal yang berasal dari luar dapat berasal dari hutang. Bauran antara kedua sumber pandanaan ini disebut sebagai stuktur modal.

Inti dari model struktur modal tradisional adalah nilai perusahaan dan struktur modal yang saling terkait. Kondisi struktur modal yang optimal dapat diraih pada titik rata-rata tertimbang dari biaya modal yang paling kecil (McMenamin, 2005). Era modern dari struktur modal modern dimulai dari penelitian Modigliani dan Miller tahun 1958. Melalui penelitian Mereka, kita dapat melihat bahwa dengan

(2)

menggunakan asumsi-asumsi tertentu struktur modal menjadi tidak berpengaruh (irrelevant) terhadap nilai perusahaan. Munculnya pemikiran Modigliani dan Miller telah memicu perkembangan literatur struktur modal yang menghasilkan teori trade-off dan pecking order.

Trade-off telah mengalami banyak perkembangan dari hanya sebatas membahas bankruptcy cost dan tax deductible (Krauss & Litzenberger, 1973; DeAngelo & Masulis, 1980), berkembang menjadi pencarian struktur modal yang optimal. Melalui penelitian Fischer, Heinkel dan Zechner (1989) terungkap bahwa struktur modal yang optimal sangat dinamik dan berubah-ubah pada ruang ( range) tertentu. Maka disini kita dapat lihat bahwa inti dari trade-off adalah perusahaan akan terus merubah struktur modalnya agar selalu pada struktur modal yang optimal, dengan menyeimbangkan keuntungan dan biaya dari hutang.

Teori pecking order yang dikembangkan oleh Myers dan Majluf (1984) dan Myers (1984) merupakan akibat dari informasi yang tidak sama ( information asymmetries) antara insider dan outsider (pasar modal). Secara spesifik Gaud et al. mengatakan bahwa model pecking order lebih memilih pendanaan internal dari pada pendanaan eksternal, serta utang yang beresiko daripada ekuitas.

Secara rasional seharusnya setiap perusahaan memiliki target struktur modal, karena pemilihan sumber pendanaan dengan mengikuti pecking order merupakan solusi jangka pendek untuk meredam adanya ketidaksamaan informasi (Fischer et al., 1989). Jika perusahaan tetap bertahan dengan pilihan pecking order dan mengabaikan struktur modal yang optimal pada jangka waktu yang panjang maka perusahaan akan

(3)

menanggung biaya modal yang besar, biaya kebangkrutan yang tinggi serta kehilangan kesempatan untuk mendapat pengurangan pajak. Oleh karena itu poin penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah mencari determinan dari struktur modal yang optimal.

Penelitian mengenai determinan stuktur modal yang optimal sudah banyak dilakukan. seperti pada hasil survei yang dilakukan oleh Haris dan Raviv (1991) pada beberapa literatur keuangan menunjukkan bahwa variabel volatilitas pendapatan, probabilitas kebangkrutan, aset tetap, non-debt tax shield, iklan, belanja research and development, profitabilitas, pertumbuhan, ukuran, arus kas bersih ( free cash flow) dan keunikan perusahan dapat digunakan sebagai determinan dari leverage perusahaan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Rajan dan Zingales (1995) di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa variabel ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, serta aset berwujud perusahaan dapat digunakan sebagai determinan dari struktur modal yang optimal.

Mencari determinan struktur modal yang optimal memang memiliki bagian penting pada penelitian struktur modal. Namun ada beberapa hal lain yang patut juga menjadi fokus penelitian dan sering terabaikan pada penelitian struktur modal. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Heshmati (2001) ada tiga hal lain yang juga patut diperhatikan dan menjadi kelemahan pada penelitian sebelumnya. Pertama, leverage yang diobservasi (biasa digunakan sebagai paramenter struktur modal yang optimal) terdeviasi dari leverage optimalnya. Kedua, analisis yang dilakukan statis, sehingga tidak dapat menangkap kedinamisan yang terjadi pada lingkungan

(4)

perusahaan yang senantiasa berubah. Ketiga, penyesuaian yang dilakukan oleh perusahaan tidak konstan.

Berdasarkan kelemahan penelitian sebelumnya, yang diungkap oleh Heshmati (2001), poin penting lainnya yang harus dicari oleh perusahaan setelah mengetahui struktur modal optimalnya adalah kapan harus melakukan perubahan struktur modal, atau dengan kata lain seberapa cepat kita memberikan reaksi dengan melakukan penyesuaian struktur modal saat struktur modal yang optimal berubah. Determinan dari kecepatan perubahan ini menjadi sangat penting agar waktu yang dipilih perusahaan guna mengambil keputusan melakukan penyesuain menjadi tepat, untuk meminimalkan biaya yang harus ditanggung perusahaan, baik itu biaya saat tidak berada pada posisi yang tidak optimal dan biaya melakukan penyesuaian struktur modal. Beberapa penelitian sebelumnya (Hovakimian, Opler, & Titman, 2001; Heshmati, 2001; Gaud, Hoesli, & Bender, 2005; Drobetz & Wanzenried, 2006; Said, 2012) telah mengungkap bahwa variabel ukuran perusahaan, distance (variabel yang merepresentasikan perbedaan absolut antara leverage optimal dengan yang aktual) pertumbuhan, ukuran, dan profitabilitas perusahaan dapat digunakan sebagai determinan dari kecepatan perubahan struktur modal.

Penelitian mengenai determinan dari kecepatan perubahan struktur modal memang belum banyak diteliti di Indonesia. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti akan menguji pengaruh beberapa variabel karakteristik perusahaan (ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas) dan variabel makro ekonomi (inflasi dan Pendapatan Domestik Bruto) yang telah digunakan pada beberapa

(5)

penelitian sebelumnya (Hovakimian et al., 2001; Heshmati, 2001; Gaud et al., 2005; Drobetz & Wanzenried, 2006; Said 2012) terhadap kecepatan perubahan struktur modal perusahaan di Indonesia.

Struktur modal yang optimal akan selalu berubah-ubah dan sangat dinamis mengikuti perubahan determinannya, oleh karena itu untuk dapat menjelaskan fenomena keseluruhan dari perubahan struktur modal perusahaan diperlukan suatu model dinamik. Penggunaan model dinamik tidak saja mampu menjelaskan determinan dari struktur modal yang optimal, bahkan determinan kecepatan perubahan struktur modalpun dapat dijelaskan dengan model ini, seperti yang telah digunakan pada penelitian-penelitian struktur modal yang dinamik sebelumnya (Hovakimian et al., 2001; Heshmati, 2001; Gaud et al., 2005; Drobetz & Wanzenried, 2006; Said 2012). Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti akan menggunakan model dinamik untuk dapat menguji determinan yang diduga dapat mempengaruhi kecepatan perubahan struktur modal perusahaan-perusahaan di Indonesia menuju pada struktur modal optimalnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun diatas maka rumusan masalah yang perlu dijawab pada penelitian ini terdiri dari:

1. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi kecepatan perubahan struktur modal?

(6)

2. Apakah pertumbuhan perusahaan mempengaruhi kecepatan perubahan struktur modal?

3. Apakah profitabilitas mempengaruhi kecepatan perubahan struktur modal? 4. Apakah distance mempengaruhi kecepatan perubahan struktur modal? 5. Apakah inflasi mempengaruhi kecepatan perubahan struktur modal?

6. Apakah Produk Domestik Bruto mempengaruhi kecepatan perubahan struktur modal?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Secara umum hasil dari penelitian ini akan mampu membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan struktur modal optimal. Dilain sisi, kecepatan perubahan struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan dan variabel makro ekonomi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian beberapa variabel berikut untuk pembuktiannya.

1. Menguji pengaruh variabel ukuran perusahaan terhadap kecepatan perubahan struktur modal.

2. Menguji pengaruh variabel pertumbuhan perusahaan terhadap kecepatan perubahan struktur modal.

3. Menguji pengaruh variabel profitabilitas perusahaan terhadap kecepatan perubahan struktur modal.

4. Menguji pengaruh variabel distance terhadap kecepatan perubahan struktur modal.

(7)

5. Menguji pengaruh variabel inflasi terhadap kecepatan perubahan struktur modal.

6. Menguji pengaruh variabel Pendapatan Domestik Bruto terhadap kecepatan perubahan struktur modal.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini akan menambah bukti empiris bagi perkembangan teori struktur modal di Indonesia. Bagi para investor penelitian ini dapat menunjukkan posisi struktur modal perusahaan yang dimiliki atau diinginkan. Selain itu, hasil dari penelitian ini akan membantu para investor guna memprediksi tindakan-tindakan para manajer, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan keputusan investasi yang akan dilakukan atau guna pengembangan investasi yang mereka. Sedangkan untuk para manajer perusahaan (khususnya financial manager) penelitian ini akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan, mengenai kapan waktu yang tepat guna melakukan penyesuaian stuktur modal serta variabel-variabel yang perlu dipertimbangkan sehingga dapat memilih sumber-sumber pendanaan yang tepat.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Bab pertama dalam penelitian ini adalah bagian pendahuluan yang menguraikan ringkasan isi penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua menguraikan tinjauan teoritis beberapa konsep, penelitian empiris terdahulu dan hipotesis yang dikembangkan. Bab tiga

(8)

menguraikan metode penelitian yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Bab empat membahas analisis data dan hasil penelitian. Bab terakhir, yaitu bab lima berisi kesimpulan penelitian, keterbatasan dan saran-saran bagi penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Saham yang ditawarkan 1.162.285.399 Biasa Atas Nama Seri B dengan Nilai Nominal Rp..

Klik ganda Windows Update Menu Text dan masukkan input teks yang diinginkan pada Value Data. Menghilangkan Label Shortcut To Pada Internet Explorer Links

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan tiga perlakuan terhadap kayu yaitu konsentrasi 20%, 30%, 40%, dan tanpa bahan pengawet (kontrol)

Kolom pertama dari test tracking spreadsheet tersebut berisi namatest suite/ test case dari suatu pengujian. Kolom state menggambarkan status dari tiap test case. Jika

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6 Hasil penelitian sikap informan terhadap pengelolaan limbah ,tanggapan informan terhadap bau tak sedap, kebersihan

Penelitian tahap sebelumnya telah menghasilkan beberapa hasil yang sangat positip, di antaranya setelah melalui proses pengolahan berupa pembakaran dan penggilingan,

Cepiring Kabupaten Kendal 1 paket Kab Kendal 200.000.000 2 Pembangunan Saluran Irigasi Dukuh Gading Desa Kedung Gading Kec.. Ringinarum Kabupaten Kendal 1 paket Kab

Jika RDTR belum disusun Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan adalah mewujudkan koridor Ampenan – Mataram – Muatan PZkawasan : disusun RDTR yang Cakranegara AMC sebagai