• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal

Dalam rangka memperbaiki masalah pembelajaran dikelas III, SD Negeri Pesantren, kecamatan Blado, Kabupaten Batang, pada mata pelajaran matematika, tentang unsur bangun datar, maka peneliti melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana penelitian tindakan kelas (PTK) pada siklus I pertemuan 1 disusun melalui empat langkah, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

4.1.1 Siklus I pertemuan 1

4.1.1.1 Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pembelajaran siklus I yang dikembangkan berdasarkan silabus dan perangkat pembelajaran lain yang mendukung didalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum KTSP. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran matematika dengan materi Unsur Bangun Datar Sederhana dapat berjalan secara sistematis dan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh peneliti. Pada perencanaan tindakan ini yang dilakukan adalah peneliti merencanakan dan membuat :

a. Menyusun rencana pembelajaran I

Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai petunjuk dan pegangan guru dalam mengajar agar proses pembelajaran berjalan lebih efektif dan terarah.

b. Menyusun Lembar Kerja Siswa/LKS.

c. Menyusun dan menyiapkan pedoman dan lembar observasi untuk observer.

d. Menyusun soal-soal pre tes dan pos tes.

(2)

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 jam 07.30 WIB sampai jam 09.30 WIB di kelas III SD Negeri Pesantren. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran 29 orang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan, serta dihadiri satu orang guru sebagai observer. Setelah diadakan tes formatif maka hasil pelaksanaan tes formatif itu dapat dilihat pada daftar di bawah ini:

Tabel 1.

Daftar Nilai tes Siklus I Tahap 1

No NIS Siklus 1 Tahap 1 N T/BT 1. 754 60 BT 2. 759 50 BT 3. 768 60 BT 4. 775 50 BT 5. 782 50 BT 6. 783 50 BT 7. 784 70 T 8. 785 60 BT 9. 786 70 T 10. 787 50 BT 11. 788 50 BT 12. 789 70 T 13. 791 60 BT

(3)

14. 792 30 BT 15. 793 40 BT 16. 794 60 BT 17. 795 70 T 18. 796 70 T 19. 797 50 BT 20. 798 60 BT 21. 799 50 BT 22. 800 70 T 23. 801 60 BT 24. 802 70 T 25. 803 70 T 26. 805 60 BT 27. 810 50 BT 28. 839 70 T 29. 861 70 T

Nilai rata – rata 58,62

Keterangan : N : nilai, T : Tuntas, BT : Belum Tuntas KKM : 65 Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 2 berikut ini:

Tabel 2.

Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus I Tahap 1

No. Nilai Frekwensi Jumlah Tuntas Tidak

tuntas ket 1 30 1 30 - 1 2 40 1 40 - 1 3 50 9 450 - 9 4 60 8 480 - 8 5 70 10 700 10 10 JUMLAH 29 1700 10 19 10

(4)

Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut. Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa

Rata-rata = 1700 : 29 = 58,62

Dari tebel analisis di atas, maka tabel frekwensinya dapat disajikan berikut ini: Tabel 3. No Nilai Jumlah 1 30 1 2 40 1 3 50 9 4 60 8 5 70 10 29 4.1.1.3 Pengamatan

Pada saat peneliti melaksanakan proses pembelajaran diamati oleh teman sejawat. Adapun hasil proses pengamatan terhadap perilaku guru dan siswa selama perbaikan pembelajaran dalam siklus 1 Tahap I.

1) Aspek guru :

a) Persiapan guru dalam pembelajaran. b)Pemberian motivasi guru.

c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.

d) Upaya guru melibatkan siswa pada proses pembelajaran. e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.

f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru. 2) Aspek siswa :

a) Keaktifan siswa dala proses pembelajaran b) Peran siswa pada proses pembelajaran.

(5)

c) Ketertarika siswa pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa

4.1.1.4 Refleksi

Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanaakan, maka peneliti berdiskusi dengan teman sejawat tenta keberhasilan dan kekurangan pembelajaran dalam siklus I tahap 1. Adapun kekurangan dan hal-hal yang sudah dapat dicapai selama siklus I tahap 1 adalah sebagai berikut:

1. Keberhasilan

a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik. b) Guru memberikan motivasi dengan baik.

c) Guru kurang melibatka siswa dalam proses pembelajaran. d) Metode yang digunakan kurang tepat.

e) Guru tidak mengunakan media pembelajaran. f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik 2. Kekurangan

a) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. b) Peran siswa kurang dalam proses pembelajaran. c) Siswa tidak tertarik pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa rendah.

Selanjutnya berdasar kekurangan dari pelaksanaan perbaikan siklus I tahap 1, maka peneliti merancang perbaikan pada siklus I tahap 2 dengan harapan proses pembelajaran lebih berhasil.

4.1.2 Siklus I pertemuan 2

Pada siklus I pertemuan 2 ini peneliti menyusun rencana penelitian melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi 4 langkah, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

(6)

Dalam siklus I pertemuan 2 peneliti mengunakan metode pembelajaran NHT.

4.1.2.2 Pelaksanaan

Setelah peneliti merencanakan, maka pada tahap berikutnya adalah pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I tahap 2, yang dilaksanaakan pada hari senin tanggal 15 Maret 2012, dimulai pada pukul 07.30 – 08.30 WIB. Pada akhir pembelajaran siklus 1 (satu) pertemuan 2, maka diadakan tes formatif.

Adapun hasil tes formatif itu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4.

Daftar Nilai tes Siklus I Tahap 2

No NIS Siklus 1 Tahap 2 N T/BT 1. 754 70 T 2. 759 50 BT 3. 768 70 T 4. 775 60 BT 5. 782 70 T 6. 783 70 T 7. 784 70 T

(7)

8. 785 60 BT 9. 786 80 T 10. 787 60 BT 11. 788 60 BT 12. 789 80 T 13. 791 60 BT 14. 792 40 BT 15. 793 50 BT 16. 794 70 T 17. 795 70 T 18. 796 80 T 19. 797 50 BT 20. 798 60 BT 21. 799 60 BT 22. 800 70 T 23. 801 70 T 24. 802 70 T 25. 803 80 T 26. 805 60 BT 27. 810 50 BT 28. 839 80 T 29. 861 80 T

Nilai rata – rata 65,52

(8)

Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 5 berikut ini: Tabel 5.

Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus I Tahap 2

No. Nilai Frekwensi Jumlah Tuntas Tidak

tuntas ket 1 40 1 40 - 1 2 50 4 200 - 4 3 60 8 480 - 8 4 70 10 700 10 10 5 80 6 480 6 6 JUMLAH 29 1900 16 13 16

Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut. Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa

Rata-rata = 1900 : 29 = 65,52

Dari tebel analisis di atas, maka tabel frekuensinya dapat disajikan berikut ini: Tabel 6. No Nilai Jumlah 1 40 1 2 50 4 3 60 8 4 70 10 5 80 6 29 4.1.2.3 Pengamatan

Selama peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran, diamati oleh teman sejawat. Adapun hal yang diamati baik perilaku guru maupun perilaku siswa adalah sebagai berikut:

(9)

a) Persiapan guru dalam pembelajaran. b) Pemberian motivasi guru.

c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.

d) Upaya guru melibatkan siswa pada proses pembelajaran. e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.

f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru. 2) Aspek siswa :

a) Keaktifan siswa dala proses pembelajaran b) Peran siswa pada proses pembelajaran. c) Ketertarika siswa pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa

4.1.2.4 Refleksi

Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanaakan, maka peneliti berdiskusi dengan teman sejawat tentang keberhasilan dan kekurangan pembelajaran dalam siklus I tahap 2. Adapun kekurangan dan hal-hal yang sudah dapat dicapai selama siklus I tahap 2 adalah sebgai berikut:

1. Keberhasilan

a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik. b) Guru memberikan motivasi dengan baik.

c) Guru kurang melibatka siswa dalam proses pembelajaran. d) Metode yang digunakan kurang tepat.

e) Guru tidak mengunakan media pembelajaran. f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik

2. Kekurangan

a) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. b) Peran siswa kurang dalam proses pembelajaran. c) Siswa tidak tertarik pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa rendah.

(10)

Selanjutnya berdasar kekurangan dari pelaksanaan perbaikan siklus I tahap 2, maka peneliti merancang perbaikan pada siklus II tahap 1 dengan harapan proses pembelajaran lebih berhasil.

4.1.3 Siklus II pertemuan 1

Menindak lanjuti perbaikan pembelajaran Pada siklus I pertemuan 2, peneliti merasa masih perlu diadakan program perbaikan pembelajaran siklus II, dimana pada perbaikan pembelajaran siklus II tahap 1 disusun meliputi 4 langkah, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

4.1.3.1 Rencana

Dalam siklus I pertemuan 2 peneliti mengunakan metode pembelajaran NHT.

4.1.3.2 Pelaksanaan

Setelah peneliti merencanakan, maka pada tahap berikutnya adalah pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I tahap 2, yang dilaksanaakan pada hari kamis tanggal 22 Maret 2012, dimulai pada pukul 07.30 – 08.30 WIB. Pada akhir pembelajaran siklus 1 (satu) pertemuan 2, maka diadakan tesformatif.

Tabel 7.

Daftar Nilai tes Siklus II Tahap 1

No NIS

Siklus 2 Tahap 1

(11)

1. 754 70 T 2. 759 70 T 3. 768 70 T 4. 775 80 T 5. 782 70 T 6. 783 80 T 7. 784 70 T 8. 785 90 T 9. 786 100 T 10. 787 70 T 11. 788 60 BT 12. 789 80 T 13. 791 70 T 14. 792 70 T 15. 793 80 T 16. 794 70 T 17. 795 80 T 18. 796 100 T 19. 797 80 T 20. 798 70 T 21. 799 100 T 22. 800 90 T 23. 801 80 T 24. 802 80 T

(12)

25. 803 80 T

26. 805 70 T

27. 810 60 BT

28. 839 90 T

29. 861 100 T

Nilai rata - rata 78,62

Keterangan : N : nilai, T : Tuntas, BT : Belum Tuntas KKM : 65 Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 8 berikut ini:

Tabel 8.

Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus I Tahap 2

No. Nilai Frekwensi Jumlah Tuntas Tidak

tuntas ket 1 60 2 120 - 2 2 70 11 770 11 11 3 80 9 720 9 9 4 90 3 270 3 3 5 100 4 400 4 4 JUMLAH 29 2280 27 2 27

Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut. Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa

Rata-rata = 2280 : 29 = 78,62

Dari tebel analisis di atas, maka tabel frekwensinya dapat disajikan berikut ini: Tabel 9.

No Nilai Jumlah

1 60 2

2 70 11

(13)

4 90 3

5 100 4

29

4.1.3.3 Pengamatan

Selama peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran, diamati oleh teman sejawat. Adapun hal yang diamati baik perilaku guru maupun perilaku siwa adala sebagai berikut:

1) Aspek guru :

a) Persiapan guru dalam pembelajaran. b) Pemberian motivasi guru.

c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.

d) Upaya guru melibatkan siswa pada proses pembelajaran. e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.

f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru. 2) Aspek siswa :

a) Keaktifan siswa dala proses pembelajaran b) Peran siswa pada proses pembelajaran. c) Ketertarika siswa pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa

4.1.3.4 Refleksi

Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanaakan, maka peneliti berdiskusi dengan teman sejawat tenta keberhasilan dan kekurangan pembelajaran dalam siklus II tahap 1. Adapun kekurangan dan hal-hal yang sudah dapat dicapai selama siklus I tahap 1 adalah sebgai berikut:

1. Keberhasilan

a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik. b) Guru memberikan motivasi dengan baik.

(14)

d) Metode yang digunakan kurang tepat.

e) Guru tidak mengunakan media pembelajaran. f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik 2. Kekurangan

a) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. b) Peran siswa kurang dalam proses pembelajaran. c) Siswa tidak tertarik pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa rendah.

Selanjutnya berdasar kekurangan dari pelaksanaan perbaikan siklus II tahap 1, maka peneliti merancang perbaikan pada siklus II tahap 2 dengan harapan proses pembelajaran lebih berhasil.

4.1.4 Siklus II tahap 2

Berdasarkan hasil tes formatif dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran Pada siklus II pertemuan 2 ini peneliti masih perlu mengadakan diadakan program perbaikan pembelajaran sklus II tahap 2 meliputi 4 langkah, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

4.1.4.1 Rencana

Dalam siklus I pertemuan 2 peneliti mengunakan metode pembelajaran.

4.1.4.2 Pelaksanaan

Setelah peneliti merencanakan, maka pada tahap berikutnya adalah pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I tahap 2, yang dilaksanaakan pada hari senin tanggal 26 Maret 2012, dimulai pada pukul 07.30 – 08.30 WIB. Pada akhir pembelajaran siklus 1 (satu) pertemuan 2, maka diadakan tes formatif.

(15)

Tabel 10.

Daftar Nilai tes Siklus II Tahap 2

No NIS Siklus 2 Tahap 2 N T/BT 1. 754 90 T 2. 759 70 T 3. 768 80 T 4. 775 100 T 5. 782 80 T 6. 783 90 T 7. 784 90 T 8. 785 100 T 9. 786 100 T 10. 787 100 T 11. 788 80 T 12. 789 90 T 13. 791 90 T 14. 792 100 T 15. 793 90 T 16. 794 90 T 17. 795 100 T 18. 796 100 T

(16)

19. 797 80 T 20. 798 100 T 21. 799 100 T 22. 800 90 T 23. 801 100 T 24. 802 100 T 25. 803 80 T 26. 805 80 T 27. 810 70 T 28. 839 90 T 29. 861 100 T

Nilai rata - rata 90,69

Keterangan : N : nilai, T : Tuntas, BT : Belum Tuntas KKM : 65 Dari data di atas maka dapat dianalisis dalam tabel 11 berikut ini:

Tabel 11.

Daftar analisis nilai tes Formatif Setelah Perbaikan Siklus II Tahap 2

No. Nilai Frekwensi Jumlah Tuntas Tidak

tuntas ket 1 70 2 140 2 - 2 2 80 6 480 6 - 6 3 90 9 810 9 - 9 4 100 12 1200 12 - 12 JUMLAH 29 2630 29 - 29

Dari tabel di atas dapat ditentukan rata-rata nilainya sebagai berikut. Rata-rata = Jumlah nilai : jumlah siswa

(17)

= 90,69

Dari tebel analisis di atas, maka tabel frekwensinya dapat disajikan berikut ini: Tabel 12. No Nilai Jumlah 1 70 2 2 80 6 3 90 9 4 100 12 29 4.1.4.3 Pengamatan

Selama peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran, diamati oleh teman sejawat. Adapun hal yang diamati baik perilaku guru maupun perilaku siswa adalah sebagai berikut:

1) Aspek guru :

a) Persiapan guru dalam pembelajaran. b) Pemberian motivasi guru.

c) Penggunaan metode pembelajaran oleh guru.

d) Upaya guru melibatkan siswa pada proses pembelajaran. e) Penggunaan media pembelajaran oleh guru.

f) Pelaksanaan evaluasi oleh guru.

2) Aspek siswa :

a) Keaktifan siswa dala proses pembelajaran b) Peran siswa pada proses pembelajaran. c) Ketertarika siswa pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa

4.1.4.4 Refleksi

Setelah proses pembelajaran selesai dilaksanaakan, maka peneliti berdiskusi dengan teman sejawat teman tentang

(18)

keberhasilan dan kekurangan pembelajaran dalam siklus II tahap 2. Adapun kekurangan dan hal-hal yang sudah dapat dicapai selama siklus I tahap 1 adalah sebgai berikut:

1. Keberhasilan

a) Guru mempersiapkan alat pelajaran dengan baik. b) Guru memberikan motivasi dengan baik.

c) Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. d) Metode yang digunakan kurang tepat.

e) Guru tidak mengunakan media pembelajaran. f) Guru mengadakan evaluasi dengan baik 2. Kekurangan

a) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. b) Peran siswa kurang dalam proses pembelajaran. c) Siswa tidak tertarik pada proses pembelajaran. d) Penguasaan materi oleh siswa rendah.

Pada akhir pembelajaran siklus II tahap 2, peneliti melakukan refleksi dengan berdiskusi dengan teman sejawat tentang keberhasilan dan kekurangan.Pembelajaran baik dari aspek guru maupun siswa. Selanjutnya berdasarkan dari hasil dari pelaksanaan perbaikan siklus II tahap 2, maka peneliti menyimpulkan bahwa proses perbaikan pembelajaran telah berhasil dan menghentikan proses perbaikan pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan proses pengamatan dan analisis data tes formatif dari setelah pelaksanaan perbaikan siklus I dan setelah perbaikan pembelajaran pada siklus II, dapat diketahui adanya peningkatan nilai tes formatif yang cukup significan. Kalau setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I tahap I nilai tes rata-rata tes formatif adalah 58,62, maka setelah diadakan perbaikan pada siklus I tahap 2 nilai rata-rata tes formatif menjadi 65,52, setelah dilanjutkan pada siklus II tahap 1 nilai rata-rata meningkat menjadi 78,62 dan setelah diadakan perbaikan

(19)

pembelajaran pada siklus II tahap 2, maka nilai rata-rata meningkat menjadi 90,69.

Demikian pula mengenai tingkat ketuntasan klasikal dengan asumsi bahwa siswa yang mendapat nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah yakni 65, dapat dikatakan telah tuntas.

Kalau pada proses pembelajaran siklus I tahap 1 jumlah siswa yang tuntas adalah 10 siswa atau 34,5 %, maka setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I tahap 2 jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 16 siswa atau 55,2% dan setelah perbaikan pembelajaran siklus II tahap1 , jumlah siswa yang tuntah meningkat menjadi 27 siswa atau 93,1%, dan setelah perbaikan pembelajaran siklus II tahap 2 jumlah siswa yang tuntas menjadi 29 siswa atau 100%.

Selanjutnya hasil perolehan nilai tes formatif sebelum perbaikan pembelajaran dan setelah perbaikan pembelajaran siklus I, serta diadakan perbaikan pembelajaran siklus II hasilnya dapat dilihat pada tabel terlampir.

Sedagkan daftar tingkat ketuntasan klasikal baik pada perbaikan pembelajaran siklus II tahap 1 dan tahap 2 hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Daftar tingkat ketuntasan klasikal sebelum dan sesudah perbaikan pembelajaran sklus I dan II No KETUNTASAN SIKLUS I PERTEMUAN 1 SIKLUS I PERTEMUAN 2 SIKLUS II PERTEMUAN 1 SIKLUS II PERTEMUAN 2 jml % jml % jml % jml % 1 Tuntas 10 35 16 55 27 93 29 100 2 Belum Tuntas 19 65 13 45 2 7 0 0 3 Jumlah 29 100 29 100 29 100 29 100

(20)

Berdasarkan dari data diatas, tingkat ketuntasan klasikal sebelum perbaikan pembelajaran dan sesudah perbaikan pembelajaran siklus I maupun setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II, dapat dbuat dalam diagram 6 berikut:

Gambar 2

Diagram tngkat ketuntasan klasikal pada pra siklus, setelah siklus I dan setelah siklus II

Proses pembelajaran

Berdasarkan dari diagram diatas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai mulai dari sebelum perbaikan, silus I dan II selalu mengalami kenaikan. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa proses perbaikan dapat dikatakan berhasil.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Siklus I tahap 1

Padaproses perbaikan pembelajaran siklus I tahap 1, proses pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok (Team work). Setelah diadakan tes formatif ternyata hasilnya sangat rendah yaitu rata-rata 58,62. Karena rendahnya nilai tes formatif itu maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus I

0 20 40 60 80 100 120

SIKLUS I1 SIKLUS I2 SIKLUS II1 SIKLUS II2

(21)

tahap 2 dengan harapan siswa-siswi SD Negeri Pesantren pada mata pelajara matematika tentang unsur bangun datar sederhana melalui metode kerja kelompok (Team Work) dapat meningkat.

4.2.2 Siklus I tahap 2

Pada proses perbaikan pembelajaran siklus I tahap 2, peneliti tetap mengunaka metode kerja kelompok (Team Work) , pada akhir proses pembelajaran diadakan tes formatif. Dari hasil tes formatif siklus I tahap 2, disimpulkan bahwa hasilnya meningkat, yaitu dari rata-rata 58,62 menjadi 65,52. Demikian pula tingkat ketuntasan klasikal meningkat yaitu dari 35% menjadi 55% namun demikian sebagian besar siswa memperoleh masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Oleh karena itu peneliti melanjutkanpada siklus II tahap 1.

4.2.3 Siklus II tahap 1

Pada siklus II tahap 1 ini hasil pelaksanaan Pembelajaran lebih baik dan lebih berjalan dengan lancar, hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan proses pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok (Team work).Pada akhir pembelajaran, maka diadakan tes formatif.Dari hasil tes formatif dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa meningkat. Kalau pada akhir tes formatif siklus I tahap 2, nlai rata – rata meningkat dari 58,62 menjadi 65,52. Demikian pula tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).Dari 29 siswa, yang dinyatakan tuntas mencapai 27 siswa atau 93%.

Disamping keberhasilan tersebut, peneliti masih merasa perlu melanjutkan ke siklus II tahap 2, karena rata-rata siswa masih belum sempurna, yaitu 78,62. Oleh karena itu peneliti melanjutkan program perbaikan pembelajaran pada siklus II tahap 2.

(22)

4.2.4 Siklus II tahap 2

Pada tahap 2 siklus II ini, peneliti lebih mengintensifkan metode kerja kelompok (Team Work) , menguunakan media yang lebih kongkret serta lebih meningkatkan peran siswa didalam proses pembelajaran.

Setelah pembelajaran berakhir, maka diadakan tes formatif .dari hasil tes formatif dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa meningkat. Kalau pada akhir tes formatif siklus II tahap 1, nilai rata-rata siswa meningkat dari 78,62 menjadi 90,69 . demikian pula demikian pula tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 29 siswa, yang dinyatakan tuntas mencapai 29 siswa, atau 100%.

Berdasarkan keberhasilan tersebut, peneliti memandang proses perbaikan pembelajaran dinyatakan sudah selesai, berhenti pada siklus II tahap 2. Selanjutnya data tersebut peneliti gunakan guna penyusunan laporan.

Referensi

Dokumen terkait

menemukan dunia sesunguhnya yang tadi di kurung di kelas ketika melihat halaman sekolahan khususnya lari 40 m denganbermain sisiwa akan tidak sadar dalam

Terima kasih, Ultimate Duo, kerana membolehkan kami menikmati kehidupan yang lebih aktif, cergas dan sihat, terutama sekali ketika mengembara ke seluruh dunia bersama. Mempunyai

Berdasarkan asumsi bahwa penghambatan absorbsi oleh fitosterol akan menurunkan kadar kolesterol intrasel enterosit yang akhirnya dapat menurunkan kadar kilomikron

Sesuai dengan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti diatas bahwa fatwa yang menjadi dasar operasional perbankan syariah menerapkan metode penentuan

Penelitian ini dilakukan untuk melihat jumlah rata-rata leukosit, dan rasio heterofil/limfosit pada ayam broiler yang diberi metionina untuk melihat efek metionina dalam

Nama Ahli Waris BPS Bank Cabang No.. SYUKUR

Sub DAS Belik telah beberapa kali terjadi banjir setiap hujan deras akibat dari luapan Kali Belik, bahkan pada akhir tahun 2012 terjadi luapan yang menggenangi rumah warga di

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural