• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

 Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami kontraksi sebesar 1,43 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2013 (q-to-q), dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2013) mengalami pertumbuhan 4,34 persen (y-on-y).

 Ekonomi Riau tanpa migas, pada triwulan I tahun 2014 mengalami kontraksi sebesar 1,00 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2013 (q-to-q), dan apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2013, ekonomi tumbuh 6,98 persen (y-on-y).

 Perekonomian Riau yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2014 mencapai Rp. 139.174,54 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 27.615,04 milyar. Apabila dalam penghitungannya tidak termasuk migas, nilai PDRB harga berlaku dan PDRB harga konstan 2000 masing-masing sebesar Rp. 92.688,83 milyar dan Rp. 15.434,82 milyar.  Pertumbuhan ekonomi Riau termasuk migas (y-on-y) pada triwulan I 2014 hampir terjadi pada semua

sektor ekonomi, tertinggi pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 8,53 persen dan terendah di sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 1,24 persen. Sementara sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (1,10 persen).

 Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas (y-on-y) pada triwulan I 2014 juga hampir terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor Industri Pengolahan sebesar 9,79 persen dan terendah sektor Listrik, Gas dan Air sebesar 1,59 persen. Sementara sumber pertumbuhan terbesar berasal dari sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, sektor ini memberikan sumber pertumbuhan sebesar 2,02 persen.

No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014

(2)

I. Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Menurut Lapangan Usaha

Perekonomian Riau yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2014 mencapai Rp. 139.174,54 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp27.615,04 milyar. Apabila migas dikeluarkan dari perekonomian Riau, nilai PDRB harga berlaku dan PDRB harga konstan 2000 masing-masing sebesar Rp. 92.688,83 milyar dan Rp. 15.434,82 milyar.

a. Pertumbuhan Ekonomi Riau Triwulan I Tahun 2014

Ekonomi Riau dengan migas triwulan I tahun 2014, mengalami kontraksi sebesar 1,43 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Kontraksi terjadi hampir di semua sektor lapangan usaha. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 1,23 persen. Sementara sektor Jasa-jasa mengalami kontraksi tertinggi sebesar 7,59 persen. Kedua sektor tersebut masing-masing memberikan sumber pertumbuhan sekitar 0,02 persen dan minus 0,47 persen.

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) Triwulan I 2014 dan Januari – Maret 2014

(Persen) Lapangan Usaha Trw I 2014 Thd Trw I 2013 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) Trw I 2014 thd Trw IV 2013 (q-to-q) Sumber Pertumbuhan (q-to-q) Jan-Mar 2014 thd Jan-Mar 2013 (c-to-c) Sumber Pertumbuhan (c-to-c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan 6,44 1,10 0,72 0,12 6,44 1,10

2. Pertambangan dan Penggalian 1,24 0,55 -2,08 -0,90 1,24 0,55

3. Industri Pengolahan 8,14 0,97 1,18 0,14 8,14 0,97

4. Listrik,Gas dan Air Bersih 1,59 0,00 0,22 0,00 1,59 0,00

5. Bangunan 7,01 0,30 -6,72 -0,31 7,01 0,30

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,53 0,94 -0,29 -0,03 8,53 0,94

7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,36 0,20 -0,36 -0,01 5,36 0,20

8. 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 6,34 0,11 1,23 0,02 6,34 0,11 9. Jasa - Jasa 2,85 0,17 -7,59 -0,47 2,85 0,17 PDRB 4,34 4,34 -1,43 -1,43 4,34 4,34

Ekonomi Riau dengan migas triwulan I tahun 2014, mengalami pertumbuhan sebesar 4,34 persen dibanding triwulan I tahun sebelumnya (y-to-y). Pertumbuhan ekonomi terjadi di semua sektor lapangan usaha. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 8,53 persen. Sementara sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan terendah sebesar 1,24 persen. Kedua sektor tersebut masing-masing memberikan sumber pertumbuhan sebesar 0,94 persen dan 0,55 persen.

(3)

Grafik 1

Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Riau Triwulan I 2014 (Dengan Migas)

q-to-q Menurut Lapangan Usaha

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas) Triwulan I 2014 dan Januari – Maret 2014

(Persen) Lapangan Usaha Trw I 2014 Thd Trw I 2013 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) Trw I 2014 thd Trw IV 2013 (q-to-q) Sumber Pertumbuhan (q-to-q) Jan-Mar 2014 thd Jan-Mar 2013 (c-to-c) Sumber Pertumbuhan (c-to-c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian, Perkebunan,

Peternakan, Kehutanan & Perikanan 6,44 2,02 0,72 0,22 6,44 2,02 2. Pertambangan dan Penggalian 5,23 0,11 1,46 0,03 5,23 0,11 3. Industri Pengolahan 9,79 1,70 1,13 0,20 9,79 1,70 4. Listrik,Gas dan Air Bersih 1,59 0,01 0,22 0,00 1,59 0,01

5. Bangunan 7,01 0,55 -6,72 -0,56 7,01 0,55

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,53 1,72 -0,29 -0,06 8,53 1,72 7. Pengangkutan dan Komunikasi 5,36 0,36 -0,36 -0,02 5,36 0,36 8. 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 6,34 0,20 1,23 0,04 6,34 0,20 9. Jasa - Jasa 2,85 0,31 -7,59 -0,84 2,85 0,31 PDRB 6,98 6,98 -1,00 -1,00 6,98 6,98

Sementara ekonomi Riau tanpa migas pada triwulan I tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,00 persen. Sektor Pertambangan dan Penggalian

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa-Jasa

0.72 -2.08 1.18 0.22 -6.72 -0.29 -0.36 1.23 -7.59 0.12 -0.9 0.14 0 -0.31 -0.03 -0.01 0.02 -0.47 persen

(4)

persen. Sedangkan sektor Jasa-jasa mengalami kontraksi terbesar yaitu 7,59 persen, menyumbang minus 0,84 persen sebagai sumber pertumbuhan.

Ekonomi Riau tanpa migas triwulan I tahun 2014, mengalami pertumbuhan sebesar 6,98 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-to-y). Pertumbuhan ekonomi terjadi di semua sektor lapangan usaha. Laju pertumbuhan ekonomi tertinggi pada sektor Industri Pengolahan sebesar 9,79 persen (menjadi sumber pertumbuhan 1,70 persen). Adapun sektor Listrik, Gas dan Air mengalami pertumbuhan terendah sebesar 1,59 persen (menjadi sumber pertumbuhan 0,01 persen).

b. Struktur PDRB Riau Triwulan I Tahun 2014

Triwulan I 2014, struktur PDRB dengan migas didominasi oleh sektor Pertambangan dan Penggalian. Kontribusi sektor ini mencapai 32,26 persen terhadap total perekonomian Riau. Kemudian sektor Industri Pengolahan memberi kontribusi 20,28 persen dan sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan memberi kontribusi sebesar 18,88 persen.

Selama Januari-Maret, ketiga sektor tersebut juga berperan sebagai leading sector pada struktur ekonomi dengan migas.

Tabel 3

Struktur PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Dengan Migas) Triwulan I 2013 - 2014 dan Januari – Maret 2013 - 2014

(Persen)

Lapangan Usaha Trw I 2013 Trw I 2014 Jan-Mar 2013 Jan-Mar 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan 18,25 18,88 18,25 18,88

2. Pertambangan dan Penggalian 34,65 32,26 34,65 32,26

3. Industri Pengolahan 19,46 20,28 19,46 20,28

4. Listrik,Gas dan Air Bersih 0,18 0,17 0,18 0,17

5. Bangunan 7,11 7,31 7,11 7,31

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 11,28 12,02 11,28 12,02

7. Pengangkutan dan Komunikasi 2,06 2,07 2,06 2,07

8. 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 2,95 3,02 2,95 3,02

9. Jasa - Jasa 4,05 3,99 4,05 3,99

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Nilai PDRB (Rp Milyar) 123.465,97 139.174,54 123.465,97 139.174,54

Struktur ekonomi tanpa migas memiliki perbedaan yang signifikan pada kontribusi sektor Pertambangan dan Penggalian. Dengan migas, sektor ini mampu menjadi kontributor utama. Namun tanpa migas, sektor Pertambangan dan Penggalian hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 2,28 persen pada triwulan I tahun 2014 atau pada periode Januari – Maret 2014. Adapun tiga sektor utama ekonomi Riau tanpa migas, yaitu sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan (28,35 persen); sektor Industri Pengolahan (26,46 persen); dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (18,05 persen); dengan total kontribusi ketiganya mencapai 72,86 persen.

(5)

Tabel 4

Struktur PDRB Riau Menurut Lapangan Usaha (Tanpa Migas) Triwulan I 2013 - 2014 dan Januari – Maret 2013 - 2014

(Persen)

Lapangan Usaha Trw I 2013 Trw I 2014 Jan-Mar 2013 Jan-Mar 2014

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan,

Kehutanan, dan Perikanan 28,47 28,35 28,47 28,35

2. Pertambangan dan Penggalian 2,41 2,28 2,41 2,28

3. Industri Pengolahan 26,02 26,46 26,02 26,46

4. Listrik,Gas dan Air Bersih 0,28 0,26 0,28 0,26

5. Bangunan 11,09 10,98 11,09 10,98

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 17,60 18,05 17,60 18,05

7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,21 3,10 3,21 3,10

8. 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 4,61 4,53 4,61 4,53

9. Jasa - Jasa 6,32 5,99 6,32 5,99

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

(6)

 Pertumbuhan Ekonomi Riau, termasuk migas, pada triwulan I tahun 2014 mengalami kontraksi sebesar 1,43 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2013 (q-to-q). Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2013), perekonomian Riau tumbuh 4,34 persen (y-on-y), dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh 3,21 persen.

 Perekonomian Riau tanpa migas triwulan I tahun 2014 mengalami kontraksi sebesar 1,00 persen terhadap triwulan IV tahun 2013 (q-to-q). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 4,41 persen, sementara sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 0,5 persen. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2013) perekonomian Riau tanpa migas mengalami pertumbuhan sebesar 6,98 persen (y-on-y), dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba sebesar 18,12 persen dan sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,89 persen.

 Struktur ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014 didominasi oleh ekspor 43,86 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga 32,63 persen dan PMTB 25,43 persen. Pada triwulan yang sama tahun sebelumnya, struktur ekonomi Riau juga didominasi oleh ketiga komponen penggunaan tersebut.  Struktur ekonomi Riau tanpa migas, pada triwulan I tahun 2014 didominasi oleh komponen pengeluaran

konsumsi rumah tangga yang memiliki kontribusi sebesar 49,00 persen, kemudian disusul oleh ekspor dan PMTB yang berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 36,62 persen dan 20,11 persen.

II.

Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Menurut Komponen Penggunaan

a.

Pertumbuhan Ekonomi Riau Triwulan I Tahun 2014

Laju Pertumbuhan Ekonomi Riau, termasuk migas, pada triwulan I tahun 2014

mengalami kontraksi sebesar -1,43 persen dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2013 (

q-to-q

). Dirinci menurut komponen penggunaan, pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba

mengalami peningkatan paling tinggi yaitu sebesar 3,25

persen

disusul dengan pengeluaran

konsumsi rumah tangga sebesar 0,69 persen. Sumber (andil) pertumbuhan ekonomi Riau

tertinggi berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga 0,27 persen.

Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (triwulan I tahun 2013),

perekonomian Riau tumbuh 4,34 persen (

y-on-y

) dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada

komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 16,81 persen. Sumber

tertinggi pertumbuhan ekonomi Riau (

y-on-y

) tersebut juga berasal dari pengeluaran

konsumsi rumah tangga sebesar 3,21 persen.

(7)

Tabel 5

Laju Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Dengan Migas) Triwulan I 2014 dan Januari-Maret 2014

(Persen)

Komponen Penggunaan Trw I 2014 Thd Trw I 2013 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) Trw I 2014 thd Trw IV 2013 (q-to-q) Sumber Pertumbuhan (q-to-q) Jan-Mar 2014 thd Jan-Mar 2013 (c-to-c) Sumber Pertumbuhan (c-to-c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengel. Konsumsi Rumah Tangga 7,96 3,21 0,68 0,28 7,96 3,21

2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta Nirlaba 16,81 0,05 3,25 0,01 16,81 0,05

3. Pengel. Konsumsi Pemerintah -1,62 -0,08 -21,1 -1,27 -1,62 -0,08

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,39 1,03 -2,02 -0,61 3,39 1,03

5. Perubahan Stok - 0,95 - 2,99 - 0,95 6. Ekspor 0,57 0,32 -5,65 -3,21 0,57 0,32 7. Impor 3,41 1,13 -1,15 -0,38 3,41 1,13 PDRB 4,34 4,34 -1,43 -1,43 4,34 4,34

Ekonomi Riau tanpa migas tumbuh sebesar 6,98 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y). Pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,12persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 7,96 persen. Dilihat dari sumber pertumbuhan, pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,89 persen.

Tabel 6

Laju Pertumbuhan PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Tanpa Migas) Triwulan I 2014 dan Januari-Maret 2014

(Persen) Komponen Penggunaan Trw I 2014 Thd Trw I 2013 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) Trw I 2014 thd Trw IV 2013 (q-to-q) Sumber Pertumbuhan (q-to-q) Jan-Mar 2014 thd Jan-Mar 2013 (c-to-c) Sumber Pertumbuhan (c-to-c) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengel. Konsumsi Rumah Tangga 7,96 5,89 0,68 0,50 7,96 5,89

2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta Nirlaba 18,12 0,10 4,41 0,02 18,12 0,10

3. Pengel. Konsumsi Pemerintah -1,62 -0,15 -21,1 -2,28 -1,62 -0,15

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,13 0,66 -2,52 -0,76 2,13 0,66

5. Perubahan Stok - 1,54 - 0,79 - 1,54 6. Ekspor 2,32 1,02 -0,66 -0,28 2,32 1,02 7. Impor 3,54 2,07 -1,79 -1,02 3,54 2,07 PDRB 6,98 6,98 -1,00 -1,00 6,98 6.98

(8)

b. Struktur PDRB Riau termasuk migas

Nilai nominal PDRB Riau dengan migas triwulan I/2014 atas dasar harga berlaku mencapai 139.174,55 milyar rupiah, naik sebesar 15.708,58 milyar rupiah dibanding dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (I/2013). Kontribusi terbesar diberikan oleh komponen ekspor yaitu sebesar 43,86 persen, naik 3,37 persen dibanding triwulan I tahun 2013. Sementara itu, kontribusi terkecil disumbang oleh pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba sebesar 0,33 persen.

Tabel 7

Struktur PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Dengan Migas) Triwulan I 2013 - 2014 (Persen) Komponen Penggunaan Trw I 2013 Trw I 2014 (1) (2) (3)

1. Pengel. Konsumsi Rumah Tangga 31,58 32,63

2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta Nirlaba 0,30 0,33

3. Pengel. Konsumsi Pemerintah 5,26 6,17

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 24,78 25,43

5. Perubahan Stok 8,56 4,56 6. Ekspor 42,43 43,86 7. Impor 12,90 12,97 PDRB 100,00 100,00 Nilai PDRB (Rp Milyar) 123.465.966,91 139.174.545,27

c. Struktur PDRB Riau tanpa migas

PDRB Riau tanpa migas triwulan I/2014 atas dasar harga berlaku sebesar 92.688,83 milyar rupiah, naik sebesar 13.532,11 milyar rupiah dibanding dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (I/2013). Sama seperti triwulan I tahun 2013, struktur ekonomi Riau tanpa migas triwulan I tahun 2014 didominasi oleh tiga komponen yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, ekspor dan PMTB. Kontribusi ketiga komponen tersebut berturut-turut adalah 49,00 persen, 36,62 persen dan 20,11 persen.

(9)

Tabel 8

Struktur PDRB Riau Menurut Komponen Penggunaan (Tanpa Migas) Triwulan I 2013 - 2014 (Persen) Komponen Penggunaan Trw I 2013 Trw I 2014 (1) (2) (3)

1. Pengel. Konsumsi Rumah Tangga 49,25 49,00

2. Pengel. Kons. Lemb. Swasta Nirlaba 0,47 0,49

3. Pengel. Konsumsi Pemerintah 8,20 9,26

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 20,80 20,11

5. Perubahan Stok 1,47 1,32 6. Ekspor 37,89 36,62 7. Impor 18,08 16,80 PDRB 100,00 100,00 Nilai PDRB (Rp Milyar) 79.156.725,06 92.688.832,92

Referensi

Dokumen terkait

Alat ini bekerja dengan baik dengan mengenali E-KTP yang telah terkonfigurasi dalam database, sehingga secara otomatis kunci sepeda motor akan hidup (ON) dan motor dapat

Penelitian tentang “Pengembangan Karakter Religius Siswa Melalui Kegiatan Ektrakulikuler Muhadhoroh di Pondok Modern MTs Darul Hikmah Tawangsari Tulungagung”

Padatan amorf, di mana strukturnya tidak teratur dan metastabil terhadap suhu, disadari bahwa suhunya lebih rendah dari pada suhu transisi kaca atau suhu kristalisasi ( suhu di

Sesuai dengan Standar Dirjen Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek

Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk sebenarnya hanya merupakan alat bantu untuk mendiagnosis penyakit apa yang

Tanggung-jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility ) berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan dimana suatu perusahaan dalam melaksanakan

Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap pertama dengan meren- dam larva ikan cupang berumur empat hari ke dalam larutan tepung testis sapi dengan dosis berbeda, dan tahap

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik dan impak yang optimal serta mengetahui kemampuan serap bunyi dan koefisien serap bunyi dari