• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DAN QUESTIONS STUDENTS HAVE TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS. MIFTAHUL FALAH PUNCEL DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DAN QUESTIONS STUDENTS HAVE TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS. MIFTAHUL FALAH PUNCEL DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

9

1. Kemampuan Analisis

a. Pengertian Kemampuan Analisis

Dalam kamus besar bahasa Indonesia analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).

“Menurut Man analisis yaitu penguraian suatu pokok atau berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhannya.

Menurut Kim analisis yaitu penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat-zat bagiannya dan sebagainya. Penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya: proses pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya”.1

Analisis merupakan komponen dari kawasan kognitif. Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinnggi yakni evaluasi.2 Kawasan kognitif ini terdiri dari 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tingkat Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.

2) Tingkat Pemahaman (Comprehension)Pemahaman disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan,

1

Suharso dan Ana Retnoningsih,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Widya Karya, Semarang, 2005, hlm.37

2

(2)

menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

3) Tingkat Penerapan (Application)

Penerapan disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat Analisis (Analysis)

Analisis disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu atau pengetahuan yang telah ia dapatkan kedalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya.

5) Tingkat Sintesis (Synthesis)

Sintesis disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6) Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.3 Jadi analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.4 Kemampuan analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan, dan membedakan komponen atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi.5

3

Ibid, hlm.61-62 4

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm.27

5

(3)

Analisis menekankan pada uraian materi utama ke dalam pendeteksian hubungan-hubungan setiap bagian yang tersusun secara sistematis.6Menganalisis berarti memecahkan materi menjadi bagian-bagian pokok dan mendeskripsikan bagaimana bagian-bagian tersebutdihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan.7Dalam hal ini siswa diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip, atau prosedur yang telah dipelajari. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif. Jadi kemampuan analisis adalah kemampuan seseorang dalam mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian dan menghubungkan antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga ia bisa mengetahui materi tersebut secara keseluruhan dengan jelas.

Yang termasuk dalam kategori analisis adalah usaha mengurai suatu materi menjadibagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut secara keseluruhan. Kategori proses kognitif ini mencakup proses-proses membedakan, proses menghubungkan, dan proses mengorganisasikan.

Tujuan-tujuan pendidikan yang termasuk kedalam kategori menganalisis adalah tujuan-tujuan pengajaran seperti: agar siswa belajar untuk menentukan suatu informasi yang relevan atau penting dari suatu (proses membedakan), agar para siswa dapat menentukan cara pengorganisasian suatu pesan (proses mengorganisasi), dan agar para siswa dapat menentukan tujuan yang mendasari pesan tersebut (proses menghubungakan). Meskipun kategori menganalisis dipandang sebagai suatu kategori yang berdiri sendiri, kita harus mengetahui bahwa kategori ini merupakan pengembangan dari kategori memahami

6

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm. 53

7Ibid

(4)

atau merupakan suatu kategori yang mendahului kategori mengevaluasi atau menciptakan.8

Beberapa kategori analisis adalah sebagai berikut: 1) Membedakan

Proses membedakan ini merupakan proses membedakan bagian-bagian penyusun dari suatu kesatuan hal. Pembedaan tersebut dilakukan berdasarkan tingkat relevansi dan tingkat pentingnya bagian-bagian tersebut. Proses membedakan ini terjadi pada saat seorang siswa mampu memisahkan informasi yang relevan dari yang tidak relevan, atau yang penting dari yang tidak penting, dan kemudian mampu untuk memperhatikan atau berfokus pada informasi yang relevan atau yang penting saja. Proses membedakan ini berbeda dari proses-proses kognitif yang berkaitan dengan kategori memahami karena proses membedakan ini lebih berfokus pada pengorganisasian suatu struktur dan penentuan hubungan antara bagian-bagian dari struktur tersebut dengan struktur tersebut secara keseluruhan. Lebih khususnya lagi, proses membedakan ini sangat berbeda dari proses membandingkan karena proses membedakan ini menggunakan konteks yang lebih luas sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu informasi relevan atau tidak dan penting atau tidak.nama alternatif dari proses membedakan ini adalah memisahkan, membedakan, memfokuskan, dan memilih.9

2) Mengorganisasikan

Yang dimaksud dengan mengorganisasikan dalah mengidentifikasi elemen-elemen dari suatu bentuk komunikasi atau situasi dan mengenali cara hubungan antar-elemen tersebut sehingga antar-elemen tersebut dapat disusun menjadi suatu kesatuan struktur yang koheren, dalam proses ini, seorang siswa membangun sebuah hubungan yang sistematis dan koherendari potongan-potongan informasi yang diberikan. Proses mengorganisasi ini biasanya terjadi bersamaan dengan proses membedakan. Para siswa pertama-tama mengidentifikasi elemen-elemen yang penting atau relevan terlebih dahulu kemudian menentukan bentuk struktur atau kesatuan keseluruhan elemen-elemen tersebut. Proses mengorganisasikan ini juga bisa terjadi bersamaan dengan proses menghubungkan yang hanya berfokus pada penentuan sudut pandang atau maksud arti

8

Suwarto,Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran, Pustaka Belajar, Yogyakarta, 2013, hlm.24-25

(5)

seorang penulis tertentu. Nama alternatif untuk proses mengorganisasi ini adalah menemukan koherensi, mengintegrasi, menggaris bawahi, menguraikan, dan menyususun.10

3) Menghubungkan

Proses ini terjadi pada saat seorang siswa mampu untuk menegaskan sudut pandang, penyimpangan, nilai-nilai, atau maksud dari suatu bentuk kominikasi. Yang termasuk kedalam proses ini adalah mengurai atau dekontruksi. Di dalamnya, para siswa menentukan maksud dari penulis materi yang diberikan kepada para siswa tersebut. Berbeda dari proses mengartikan yang mengharuskan para siswa untuk juga memahami materi yang diberikan kepada mereka, proses menghubungkan ini juga mencakup perluasan diluar kategori memahami guna menduga maksud atau sudut pandang yang terkandung dalam suatu materi yang disajikan. Nama alternatif untuk proses ini adalah mengurai.11

Hampir sama seperti yang telah dijelaskan diatas. Buku Pembelajaran, Pengajaran, dan Assessmen, revisi taksonomi pendidikan Bloom, menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses Menganalisis ini meliputi proses-proses kogtinif membedakan, mengorganisasikan, dan mengatribusikan.

Tujuan-tujuan pendidikan yang diklasifikasikan dalam Menganalisis mencakup belajar untuk menentukan potongan-potongan informasi yang relevan atau penting (membedakan), menentukan cara-cara untuk menata potongan-potongan informasi tersebut (mengorganisasikan), dan menentukan tujuan di balik informasi itu (mengatribusikan). Walaupun belajar Menganalisis dapat dianggap sebagai tujuan itu sendiri, sangat beralasan untuk secara edukatif memandang analisis sebagai perluasan dari Memahami atau sebagai pembuka untuk MengevaluasiatauMencipta.12

10

Ibid, hlm.25-26 11Ibid

, hlm.26 12

Lorin W. Anderson, David R. Katwohl, Pembelajaran, Pengajaran, dan Assessmen,

(6)

Meningkatkan ketrampilan siswa dalam menganalisis materi pelajaran merupakan tujuan dalam banyak bidang studi. Guru-guru sains, ilmu sosial, humaniora, dan kesenian kerap kali menjadikan “belajar menganalisis” sebagai salah satu tujuan pokok mereka. Mereka misalnya, ingin mengembangkan kemampuan siswa untuk:

1) membedakan fakta dari opini (atau realitas dari khayalan). 2) menghubungkan kesimpulan dengan pertanyaan-pertanyaan

pendukungnya.

3) membedakan materi yang relevan dari yang tidak relevan. 4) menghubungkan ide-ide.

5) membedakan ide-ide pokok dari ide-ide turunannya atau menentukan tema-tema puisi atau musik.

6) menemukan bukti pendukung tujuan pengarang.13

Kategori-kategori proses Memahami, Menganalisis, dan Mengevaluasi saling terkait dan kerap kali digunakan untuk melakukan tugas-tugas kognitif, akan tetapi pada saat yang sama, kita perlu membedakan dan memisahkan kategori-kategori tersebut. Orang yang memahami materi pelajaran belum tentu dapat menganalisisnya dengan baik. Demikian pula, orang yang terampil menganalisisnya belum tentu bisa mengevaluasinya.14

Dalam proses analisis ini, kemampuan internal yang diukur yaitu: Menguraikan pengetahuan kebagian-bagiannya dan menunjukkan hubungan diantara bagian-bagian tersebut, Membedakan (fakta dari interpretasi, data dari kesimpulan), Menganalisis (struktur dasar, bagian-bagian, hubungan antara). Kemudian kata kerja operasionalnya adalah: membandingkan, mempertentangkan, memisahkan, menghubungkan, membuat diagram atau skema, menunjukkan hubungan, dan mempertanyakan.15

Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya. Dengan jalan ini

13Ibid

, hlm.120 14Ibid

, hlm.120-121 15

(7)

situasi atau keadaan tersebut menjadi lebih jelas.16 Kemampuan analisis erat kaitannya dengan kemampuan berfikir kritis, karena dalam hal menganalisis tentu melibatkan cara berfikir yang kritis.

Menurut Elaine B. Johnson, berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental, seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.17Menurut Muhibbin Syah, berpikir kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.18

MenurutDressel& Mayhew sebagaimana yang dikutipolehEtiNurhayati, bahwakemampuanberfikirkritisterdiriatas:

a) Kemampuanmendefinisikanmasalah.

b) Kemampuanmenyeleksiinformasiuntukpemecahanmasalah. c) Kemampuanmengenaliasumsi-asumsi.

d) Kemampuanmerumuskanhipotesis. e) Kemampuanmenarikkesimpulan19

Berdasarkan penjelasan dari Muhibbin Syah, bahwa dalam berfikir kritis seseorang diharuskan untuk menggunakan strategi kognitif tertentu. Dalam ranah kognitif yang erat sekali kaitannya dengan berfikir kritis adalah analisis (kemampuan menganalisis). Begitu erat kaitannya antara kemampuan berfikir kritis dan kemampuan analisis.

Selain kemampuan berfikir kritis, kemampuan analisis dapat dikembangkan sebagai salah satu tujuan disetiap bidang pengetahuan yang diajarkan disekolah. Hal ini sering dinyatakan

16

Daryanto,Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 110 17

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna,Terj. Ibnu Setiawan, Kaifa, Bandung, 2012, hlm. 183.

18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 118

19

(8)

sebagai hal yang penting untuk mencapai tujuan hasil ilmu pengetahuan, filsafat, dan seni. Sebagai contoh, untuk pengembangan berfikir, siswa dapat mengidentifikasi fakta dari suatu hipotesis komunikasi, mengidentifikasi kesimpulan, dan mendukung pernyataan yang relevan dengan materi.20

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan berfikir kritis memilikikesamaan dengan kemampuan analisis karna keduanya sama-sama suatu proses atau cara berfikir seseorang untuk mengetahui dan memahami suatu masalah atau materi secara lebih mendalam.

Menurut Robert J. Sternber, sebagaimana yang dikutip oleh Desmita, ada beberapa usulan untuk mengembangkan pemikiran kritis peserta didik, meliputi :

a) Mengajarkan anak menggunakan proses-proses berfikir yang benar.

b) Mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah. c) Meningkatkan gambaran mental mereka.

d) Memperluas landasan pengetahuan mereka.

e) Memotivasi anak untuk menggunakan ketrampilan-ketrampilan berfikir yang baru saja dipelajari.21

Seseorang tidak akan mungkin mempunyai kemampuan analisis yang baik apabila orang tersebut tidak memiliki kemampuan untuk berfikir kritis, karena dengan berfikir kritis seseorang tidak mungkin menerima informasi begitu saja, ia tentu akan menggali dan mencari tau lebih mendalam tentang informasi yang ia dapatkan tersebut sehingga ia akan bisa menganalisis informasi tersebut secara keseluruhan. Oleh karena kemampuan analisis dan kemampuan berfikir kritis hampir sama dan saling berkaitan, maka upaya di atas juga dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan analisis siwa.Selain upaya diatas melatih siswa untuk aktif bertanya juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa. Bertanya

20

Wowo Sunaryo Kuswana,Op Cit, hlm. 53 21

(9)

bisa menjadi sarana efektif untuk mengetes daya kritis siwa.22 Dengan kemampuan analisis yang baik siswa akan mampu memahami materi pelajaran secara lebih rinci, lebih menyeluruh dan lebih mendalam, maka hasil belajar yang didapatkan akan lebih maksimal dan melekat dalam daya ingatan siswa.

2. Mata Pelajaran Fiqih

a. Pengertian Fiqih

Menurut bahasa “Fiqih” berasal dari kata faqiha-yafqahu-faqihan yang berarti “mengerti atau faham”. Jadi, ilmu fiqih ialah suatu ilmu yang mempelajari syariat yang bersifat amaliah (perbuatan) yang diperoleh dari dalil-dalil hukum yang terinci dari ilmu tersebut.23

Sedangkan menurut fuqaha (faqih), Fiqih merupakan pengertian zhanni (sangkaan= dugaan) tentang hukum syari’at yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.24Dari uraian di atas dapat dikemukakan beberapa definisi sebagai berikut:

1) Definisi ilmu Fiqih secra umum. Ialah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam syari’at atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial. 2) Ilmu Fiqih merupakan suatu kumpulan ilmu yang sangat

besar pembahasannya, yang mengumpulkan berbagai ragam jebdul Hamid Hakim, dalam kitabnya sulam antara lain: “ Fiqih menurut bahasa: faham, maka tahu aku akan perkataan engkau, artinya faham aku”.

“ Fiqih menurut istilah ialah mengetahui hukum-hukum agama Islam dengan cara atau jalannya ijtihad”.25

Fiqih secara etimologis artinya memahami sesuatu secara mendalam, adapun secara terminologis adalah hukum-hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci. Fiqih dalam pendapat lain disebut sebagai koleksi (majmu’)

22

Jamal Ma’ruf Asmani,7 Aplikasi PAKEM, Diva Press, Jogjakarta, 2011, hlm. 130 23A.Syafi’i Karim,Fiqih Ushul Fiqih

, Pustaka Setia, Bandung, 2001, hlm. 11 24Ibid

, hlm. 11 25Ibid

(10)

hukum-hukum syariat Islam yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf dan diambil dari dalil-dalil yang tafshili.26

Jadi ilmu Fiqih adalah ilmu yang mempelajari tentang hukum segala sesuatu yang berhubungan dengan perbuatan manusia baik secara individu maupun secara kelompok. Sesuai dengan perkembangan zaman, maka para ahli fiqih dalam memberikan devinisi Fiqih juga berubah, seperti definisi-definisi fiqih dibawah ini:

1) Definisi Fiqih pada Abad I (pada masa sahabat)

Definisi Fiqih dimasa ini ialah ilmu pengetahuan yang tidak mudah diketahui oleh masyarakat umum. Sebab untuk mengetahui Fiqih atau ilmu Fiqih hanya dapat diketahui oleh orang yang mempunyai ilmu agama yang mendalam sehingga mereka dapat membahas dengan meneliti buku-buku yang besar dalam masalah Fiqih.

2) Definisi Fiqih pada Abad II (masa telah lahirnya mazhab-mazhab)

Pada abad II ini definisi Fiqih waktu itu diperkecil scopnya, yaitu untuk membahas satu cabang ilmu pengetahuan dari bidang-bidang ilmu agama.

3) Definisi Fiqih menurut ahli ushul dari Ulama-ulama hanafiah. Ilmu Fiqih ialah ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban berhubungan dengan amalan para mukallaf”. 4) Definisi Fiqih yang dikemukakan oleh pengikut-pengikut

Imam Syafi’i.

Ilmu Fiqih ialah ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf yang digali dari dalil-dalil yang jelas.

5) Definisi Fiqih menurut ibnu Khaldun, dalam Muqaddimah Mubtada wal Khabar.

Ilmu Fiqih ialah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf baik yang wajib, nadb, makruh, dan yang harus (mubah) yang biambil dari al-Kitab dan as-Sunnah dan dari dalil-dalil yang telah ditegaskan syara’.

26

(11)

6) Definisi Fiqih menurut Jalalul Malali.

Ilmu Fiqih ialah ilmu yang menenrangkan hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan amaliah yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas.

7) Definisi Fiqih menurut Al Imam Ibnu Hazm.

Ilmu Fiqih ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syari’at yang diambil dari Al-Qur’an dan dari kalam Rasul yang diutus membawa syari’at yang hanya daripada hukum-hukum itu.

8) Definisi ijtihad Islam (Ulama) lainnya mengemukakan definisi Fiqih.

Ilmu Fiqih ialah suatu ilmu yang dengan ilmu itu kita mengetahui hukum-hukum syara’ yang amaliah yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang secara rinci.27

Kalau kita mengetahui atau mempelajari definisi Fiqih yang telah dikemukakan para ahli Fiqih dalam berbagai masa perkembangannya, jelaslah bahwa definisi fiqih telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing. Yang dibahas oleh Fiqih ialah perbuatan orang-orang mukallaf, tentunyaorang-orang yang telah dibebani ketetapan-ketetapan hukum agama islam, berati sesuai dengan tujuannya.

Yang menjadi dasar dan pendorong bagi umat Islam untuk mempelajari Fiqih ialah:

1) Untuk mencari kebiasaan faham dan pengertian dari agama Islam.

2) Untuk mempelajari hukum-hukum Islam yang berhubungan dengan kehidupan manusia.

3) Kaum muslimin harus bertafaqquh, artinya memperdalam pengetahuan dalam hukum-hukum agama, baik dalam bidang aqaid dan akhlaq maupun bidang ibadat dan muamalat.28

Fiqih dalam Islam sangat penting fungsinya, karena ia menuntun manusia kepada kebaikan dan bertaqwa kepada Allah.Mempelajari ilmu Fiqih sangat besar faedahnya bagi manusia. Dengan mengetahui ilmu Fiqih menurut yang dita’rifkan ahli Ushul, akan dapat diketahui mana yang disuruh mengerjakan dan mana pula yang

27A. Syafi’i Karim,Op Cit

, hlm. 30-39 28Ibid

(12)

dilarang mengerjakannya.29Seseorang yang mengetahui dan mengamalkan Fiqih akan dapat menjaga diri dari kecemaran dan lebih takut pada Allah. Jelasnya, tujuan mempelajari ilmu fiqih ialah menerapkan hukum syara’ pada setiap perkataan dan perbuatan mukallaf, karena ketentuan-ketentuan fiqih itulah yang dipergunakan untuk memutuskan segala perkara dan yang menjadi dasar fatwa, dan bagi setiap mukallaf akan mengetahui hukum syara’ pada setiap perkataan atau perbuatan yang mereka lakukan.

Mata pelajaran Fiqih merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan agama di madrasah yang penting bagi peserta didik serta secara garis besar memiliki tujuan untuk memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun aqli serta mengamalkan hukum Islam dengan benar. Madrasah yang di dalamnya terdapat mata pelajaran pendidikan agama Islam yang meliputi mata pelajaran Fiqih, sering menjadi satu-satunya lembaga yang tersedia bagi masyarakat dari jenjang Ibtidaiyyah hingga Aliyah. Selain itu madrasah juga mempunyai nilai plus dalam masyarakat karena selain ada mata pelajaran umum, peserta didik juga dibekali pendidikan agama sebagai benteng kehidupan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang pesat.

Jadi sangat penting bagi manusia untuk mempelajari ilmu Fiqih, karna ilmu Fiqih membahas hukum-hukum tentang segala perbuatan manusia. Dengan mempelajari ilmu Fiqih kita akan menjadi seseorang yang lebih berhati-hati dalam berbuat karna dengan mempelajari ilmu Fiqih tersebut kita bisa mengetahui hal-hal atau perbuatan apa saja yang dilarang dan diperbolehkan dan mengetahui apa saja yang dihukumi haram ataupun halal, sehingga kita bisa berbuat yang lebih baik dan tidak menyimpang dari aturan agama.

29Ibid

(13)

3. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing dan Questions

Students Have

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu strategi dan pembelajaran. Istilah strategi berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa yunani. Sebagai kata benda, strategos, merupakan kata”stratos” (militer) dengan “ago’ (memimpin).30Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiayang ditulis dalam buku nya HamdaniStrategi Belajar Mengajar, strategi adalah rencana yang cermatmengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (yang di inginkan). Joni (1983) dalam buku Hamdani Strategi Belajar Mengajar, berpendapat bahwa yang dimaksud strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang kondusif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.31

Dengan demikian strategi dapat diartikan sebagai suatu susunan, pendekatan atau kaidah-kaidah untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal. Apabila dihubungkan dengan proses belajar mengajar, strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu yang meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.32

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada suatu tujuan. Belajar juga merupakan proses berbuat melalui berbagai pengalaman dengan melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari. Belajar dapat dilakukan secara individu, melakukan sendiri atau dengan keterlibatan orang lain. Dalam dunia pendidikan, peserta 30

Agus Retnanto,Teknologi Pembelajaran,Nora Media Enterprise, Kudus, 2011,hlm.105 31

Hamdani,Op Cit,hlm. 18 32Ibid

(14)

didik yang melakukan proses belajar, tidak melakukannya secara individu, tetapi ada beberapa komponen yang terlibat, seperti pendidik atau guru, media dan strategi pembelajaran, kurikulum, dan sumber belajar. Dari katabelajaritulah kemudian lahir katapembelajaran.33

Pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, bahwa belajar adalah proses yang sangat penting dilakukan oleh siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat.34Sedangkan berikut adalah beberapa pendapat tentang pengertian pembelajaran menurut beberapa tokoh yaitu sebagai berikut :

Menurut Oemar Hamalik, bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.35

a. Menurut Mulyasa, bahwa pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.36

b. Menurut Abdul Majid mengemukakan istilah pembelajaran (intruction) bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau klompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”.37

Menurut Nini subini dalam Psikologi Pembelajaran yang menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk meperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, dalam hal ini pembelajaran dilakukan dengan sengaja olehpendidik untuk

33

Khanifatul,Pembelajaran Inovatif, Ruzz Media, Yogyakarta, 2013, hlm.14 34

Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, RaSAIL Media Group, Semarang, 2008, hlm. 7

35

Ibid, hlm. 9 36Ibid

, hlm. 10 37

(15)

menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dan memperoleh hasil optimal seperti dalam perubahan prilaku.38

Dari beberapa pengertian strategi di atas, bila dikaitkan dengan pembelajaran, bahwa strategi didefinisikan suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.39

Dari beberapa pengertian strategi dan pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pola yang direncanakan dan ditetapkan kemudian disusun sedemikian rupa dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan proses pembelajaran tersebut.

b. StrategiActive Knowledge sharing

1) Pengertian StrategiActive Knowledge Sharing

Active Knowledge Sharing berarti saling bertukar pengetahuan. Ini adalah salah satu strategi yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar materi pelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan peserta didik disamping untuk membentuk kerja sama tim. Strategi ini dapat dilakukan hampir semua mata pelajaran.40

Pembelajaran Active Knowledge Sharing ini termasuk juga kedalam strategi pembelajaran interaktif, karena pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Diskusi dan sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman pendekatan dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara

38

NiniSubini, Dkk,PsikologiPembelajaran,MentariPustaka, Yogyakarta, 2012.hlm.8 39

Agus Retnanto.Op Cit, hlm. 105 40

(16)

alternatif untuk berfikir dan merasakan.41 Guru harus memberikan kesempatan kepada murid untuk turut aktif dalam kelas. Jadi, kegiatan belajar mengajar tidak terfokus pada satu arah , melainkan dapat berpartisipasi semuanya, baik guru ataupun murid. Jangan sekali-kali dalam pembelajaran guru tidak melibatkan murid sehingga menjadi pasif.42 Dalam kondisi seperti itu, akan timbulrasa bosan pada diri murid karena ia bukanlah benda mati, melainkan orang yang juga mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan untuk diakui dan dihargai oleh siapapun, termasuk gurunya. Ketika hal ini tidak bisa dimanifestasikan, murid akan merasa bosan.43Inovasi pembelajaran menjadi penting dalam hal ini. Sebab, dengan itu murid akan merasa menemukan hal-hal baru yang dapat menyenangkan dan membahagiakan dirinya.44 Dengan demikian hasil dari pembelajaran tersebut akan lebih melekat dalam ingatan siswa.

2) Langkah-langkah StrategiActive Knowledge Sharing

Adapun langkah-langkah strategi Active Knowledge Sharing adalah sebagai berikut:

a) Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan anda ajarkan. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat berupa: devinisi suatu istilah, pertanyaan dalam bentuk multiple choice, mengidentifikasikan seseorang, menanyakan sikap atau tindakan yang mungkin dilakukan, melengkapi kalimat, dan lain-lain. b) Minta peserta didik untuk menjawab dengan

sebaik-baiknya.

c) Minta semua peserta didik untuk berkeliling mmencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya. Tekankan kepada mereka untuk saling membantu.

41

Muhammad Rohman, Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, Prestasi Pustakaraya, jakarta, 2013, hlm. 30

42

Masykur Arif Rahman, Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar, Laksana, Jogjakarta, 2000, hlm.59

43Ibid , hlm.59 44Ibid

(17)

d) Mintalah peserta didik untuk kembali ke tempat duduk mereka kemudian periksalah jawaban mereka. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh peserta didik. Gunakan jawaban-jawaban yang muncul sebagai kembatan mengenalkan topik yang penting dikelas.45

Kelebihan strategi ini diantara lain:

1) peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan.

2) mengorganisasikan pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Strategi pembelajaran interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan metode-metode interaktif. Kekurangan dari strategi ini sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika kelompok.46

Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing hampir sama dengan model pembelajaran Think-Pair-Share, karena didalamnya sama-sama terdapat diskusi atau sharing dan dilakukan secara berkelompok. Tahap ini dikenal dengan “Sharing”. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong pada pengkonstruksian pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.47

Dengan beberapa langkah diatas, siswa diajak untuk aktif dalam proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas, dengan cara siswa diajak kerja sama dengan teman-temannya maupun dengan guru karena diskusi dan sharing memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereaksi terhadap gagasan, sehingga akan membuatnya berfikir dan merasakan proses pembelajaran tersebut.

Dari uraian diatas strategi Active Knowledge Sharingdapat dipilih untuk mengajarkan siswa bahwa ketika proses pembelajaran

45

HisyamZaini, Bermawy Munthe, SekarAyuAryani,Op Cit, hlm.22-23 46

Muhammad Rohman, Sofan Amri,Op Cit, hlm.30 47

(18)

siswa tidak hanya mengetahui tentang materi yang diajarkan namun juga memahaminya. Dengan begitu kemampuan berfikir siswa akan terlatih tidak hanya itu siswa juga bisa meningkatkan kepercayaan dirinya dan kemampuan analisis siswa bisa lebih berkembang.

c. StrategiQuestions Students Have

1) PengertianStrategi Questions Students Have

Questions Students Have berarti pertanyaan dari siswa. StrategiQuestions Students Have dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya.48

Pembelajaran dengan strategi ini diawali dengan membagi kelas ,menjadi 4 kelompok. Jumlah kelompok sebaiknya disesuaikan dengan jumlah peserta didik. Selanjutnya, bagikan kartu kosong kepada setiap peserta didik dalam setiap kelompok. Mintalah peserta didik menulis beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang hal-hal yang sedang yang sedang dipelajari. Dalam tiap kelompok, putar lah kartu tersebut searah keliling jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan pada anggota kelompok, anggota tersebut harus membacanya dan memberikan tanda (v) jika pertanyaan tersebut dianggap penting. Perputaran berhenti sampai kartu tersebut kembali pada pemiliknya masing-masing.49

Setiap pemilik kartu dalam kelompok harus memeriksa pertanyaan-pertanyaan mana yang mendapat suara terbanyak. Setelah itu jumlah perolehan suara atas pertanyaan itu dibandingkan dengan perolehan suara atas pertanyaan itu dibandingkan dengan perolehan anggota lain dalam satu kelompok. Pertanyaan yang mendapat suara terbanyak kini menjadi milik kelompok. Setiap kelompok melaporkan secara tertulis pertanyaan yang telah menjadi milik kelompok (mewakili kelompok). Guru melakukan pemeriksaan terhadap pertanyaan dari tiap-tiap kelompok, mungkin ada pertanyaan yang sudah diseleksi oleh guru dikembalikan kepada peserta didik untuk dijawab secara mandiri maupun kelompok. Jawaban lisan maupun tulisan.50

48Ibid,

hlm. 108 49Ibid,

hlm.108-109 50Ibid

(19)

Pembelajaran Question Students Have ini menekankan siswa untuk bertanya, menekankan siswa untuk berfikir kritis, mempertanyakan sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang belum diterangkan, dan sesuatu yang masih menjadi bahan perdebatan sengit. Anak-anak sekarang ini terlalu banyak disuguhi ilmu pengetahuan, tanpa ada celah untuk mengolah dan menyempurnakannya. Bertanya bisa menjadi sarana efektif untuk mengetes daya kritis siswa.51

Pada awalnya, dorongan untuk bertanya ini terasa aneh. Mereka akan berfikir bagaimana caranya bertanya dan materi apa yang perlu ditanyakan. Selain itu, mereka juga akan berlatih berbicara didepan orang lain, melatih mental percaya diri, dan keyakinan kuat. Secara bertahap mereka akan terbiasa untuk bertanya dengan baik. Mereka akan berfikir keras bagaimana menemukan sesuatu yang pantas untuk ditanyakan. Dari kebiasaan bertanya ini, mereka akan bisa menyeleksi, mana pertanyaan yang berbobot dan tidak, mana yang pantas dan tidak, mana yang tidak menyakitkan perasaan orang lain, dan sebagainya.52

Guru tentu harus merespon semua pertanyaan siswa dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan. Kalau perlu, guru harus memberikan hadiah kepada siswanya yang aktif bertanya, sehingga siswa yang lain terdorong untuk mengikutinya. Mereka akan senang membaca buku, koran, majalah, dan sumber pengetahuan serta informasi lainnya sebagai bahan untuk bertanya kepada guru. Dengan bertanya kepercayaan diri siswa akan tumbuh dan semangat terus belajar berkembang dengan baik. Oleh sebab itu, guru jangan jemu-jemu memberikan waktu bagi siswa untuk bertanya disela-sela mengejar target pembelajaran sesuai kurikulum yang ada.53

51Jamal Ma’ruf Asmani,Op Cit

, hlm.130 52Ibid

, hlm.130-131 53Ibid

(20)

2) Langkah-langkah StrategiQuestions Students Have

Questions Students Have merupakan tehnik yang tidak menakutkan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik. Tehnik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi peserta didik secara tertulis.54

Langkah-langkah strategiQuestions Students Have adalah sebagai berikut:

a) Bagikan potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada peserta didik.

b) Minta setiap peserta didik untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran, atau yang berhubungan dengan kelas. (tidak perlu menuliskan nama)

c) Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk memberikan kepada teman disamping kirinya. Sudah benar jika posisi duduk peserta didik adalah lingkaran, nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam. Jika posisi duduk berderet, sesuaikan dengan posisi mereka asalkan semua peserta didik dapat giliran untuk membaca semua pertanyaan dari teman-temannya.

d) Pada saat menerima kertas dari teman disampingnya, mereka diminta untuk membaca pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga ingin dia ketahui jawabannya, maka ia harus memberi tanda centang, jika tidak berikan langsung kepada teman disamping kanannya.

e) Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, peserta didik diminta untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan yang mendapat tanda centang paling banyak.

f) Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan; a) jawaban langsung secara singkat, b) menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu membahas topik tersebut, c) menjelaskan bahwa pelajaran ini tidak akan sampai membahas pertanyaan peserta didik tersebut. Jawaban secara pribadi dapat diberikan diluar kelas.

g) Jika waktu cukup, minta beberapa orang peserta didik untuk membacakan pertanyaan yang dia tulis meskipun

54

(21)

tidak mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri jawaban.

h) Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan anda jawab pada pertemuan berikutnya.

Strategi Questions Students Havehampir sama dengan metode pembelajaran Giving Question and Getting Answer, karena metode tersebut dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya dan menjawab.55 Begitu juga dengan metode The Learning Cell hampir sama dengan strategi Questions Students Havedan Giving Question and Getting Answer , karena didalamnya juga sama-sama melatih siswa untuk bertanya. Learning Cell menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, di mana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.56 Dengan demikian ketiganya mempunyai kesamaan yaitu, siswa dilatih untuk aktif bertanya dan untuk menjawab pertanyaan ketika proses pembelajaran, namun ada sedikit perbedaan dalam mengajukan pertanyaan ada yang secara langsung ada yang dituliskan dikertas.

Dari beberapa langkah di atas siswa diajak untuk ikut aktif semua dalam proses pembelajaran, guru melatih siswanya untuk aktif bertanya sehingga semua siswa bebas mengajukan pertanyaan apa saja sesuai dengan materi pelajar. Strategi Questions Students Have juga bisa meningkatkan kepercayaan diri siswa karna dia tidak disuruh bertanya sendiri melainkan bersama-sama dengan temannya dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dituliskan dikertas. Dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan tersebuat siswa akan mengetahui apa saja yang belum ia tahu seputar materi pelajaran sehingga siswa bisa benar-benar memahami materi yang diajarkan.

55

Agus Suprijono, Op Cit, hlm. 107 56Ibid

(22)

Dengan diterapkannya strategi Questions Students Have dalam pembelajaran siswa akan dilatih untuk bertanya, dengan bertanya akan mengetes daya kritis siswa. Jika siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir kritis hal itu sama juga dengan meningkatkan kemampuan analisis siswa, karna dalam hal menganalisis juga melibatkan daya berfikir yang kritis.

4. Hubungan Antara Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing

dan Questions Students Have Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

Pada Mata Pelajaran Fiqih .

Tanpa mengetahui bagaimana sesuatu itu menyimpang atau berbeda dengan yang lain, tidak mungkin kita membuat prediksi atau ramalan dan dimana ada sebab dan akibat. Kita tidak dapat mengontrol suatu hal dengan menggunakan hal yang lain, kalau kita tidak tahu variasi dari keduanya. Misalnya seseorang yang selalu tinggi nilainya dalam pelajaran bahasa Arab sudah pasti ia pandai dalam Nahwu Shorofnya. Maka kita katakan bahwa ada korelasi atau hubungan yang tinggi antara kedua mata pelajaran tersebut, sehingga dapat membawa ramalan yang satu atas yang lainnya.

Hubungan diatas seperti halnya hubungan antara strategi pembelajaranActive Knowledge Sharing dan Questions Students Have dengan kemampuan analisis siswa. Dengan menggunakan korelasi tersebut, dapat diramalkan atau dikontrol suatu hal dengan menggunakan hal yang lain, karna angka yang menunjukkan sampai sejauh mana variasi dalam satu hal bersamaan dengan variasi dalam satu hal yang lain. Oleh sebab itu, dapat kita jabarkan mengenai hubungan antara strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing dan Questions Students Have dengan kemampuan analisis siswa.

(23)

pengalaman, pendekatan, dan pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun cara alternatif untuk berfikir dan merasakan.57

Melalui strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing ini siswa dapat ikut serta berperan aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan guru yang ada didepan saja. Tetapi dengan strategi ini siswa bisa saling menukar pengetahuannya dengan teman yang lain, dan dengan pembelajaran tersebut siswa menjadi lebih tertarik, lebih aktif dan lebih selektif menerima pengetahuan yang ia dapatkan dari teman-teman yang lainnya, dan materi yang ia dapatkan akan lebih melekat dalam ingatan. Sedangkan strategi Questions Students Have merupakan strategi yang mana dalam proses pembelajaran siswa diharuskan untuk aktif bertanya, semua peserta didik diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan kepada guru atau kepada teman-teman yang lainnya, dengan ini peserta didik akan mampu mengembangkan kemampuan analisisnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ia dapatkan maupun yang ia ketahui dari teman-temannya.

Kemampuan analisis ini adalah kemampuan dimana siswa dapat menguraian materi pelajaran yang ia ketahui tersebut menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen, kemudian ia bisa menghubungkan antara bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya. Seperti halnya ketika menggunakan strategi Active Knowledge Sharing dan Questions Students Have, siswa dapat menggolongkan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan yang ia dapatkan dari teman-temannya, kemudian saling sharing dan bertukar pengetahuan untuk mencari jawaban, kemudian siswa bisa menghubung kan antara pertanyaan yang satu dengan yang lain, mengurai secara lebih detail tentang materi yang sedang dipelajarinya.

Apabila pembelajaran Fiqih secara berkelompok dengan menggunakan strategi Active Knowledge Sharing dan Questions Students Haveberjalan dengan baik, maka kemampuan analisis siswa pun akan

57

(24)

berkembang dan akan terlihat ketika siswa lebih aktif dan kritis dalam proses pembelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan analisis siswa dapat dikembangkan melalui startegi pembelajaran Active Knowledge Sharing danQuestions Students Have, karena dengan kedua strategi tersebut siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran, siswa melibatkan diri mereka secara langsung ketika proses pembelajaran, kemudian siswa juga bisa menjadi lebih selektif dan cermat dengan menggunakan kedua strategi pembelajaran tersebut dimana dalam proses pembelajaran menggunakan strategi bertanya dan bertukar pengetahuan. Kemampuan analisis sangat penting bagi siswa karna dengan kemampuan tersebut siswa tidak hanya pasrah menerima materi yang diajarkan oleh gurunya didepan kelas saja namun ia juga bisa mencari tau sebab akibat, dan mengurai lebih jelas tentang materi pelajaran tersebut, membedakan bagian-bagian pada materi tersebut, dan menghubungkan antara bagian yang satu dengan yang lain sehingga siswa bisa benar-benar memahami materi secara keseluruhan.

Berdasarkan uaraian diatas, dapat dihubungkan atau dikorelasikan antara strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing dan Questions Students Have mampu mengembangkan kemampuan analisis siswa, melatih ketrampilan siswa untuk bertanya dan saling bertukar pengetahuan, menjadikan siswa lebih senang dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih semangat untuk belajar, dan juga akan menimbulkan rasa percaya diri pada siswa.

B. Hasil Penelitian Terdahulu.

Dalam penelitian ini peneliti akan menjelaskan penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Adapun penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu adalah:

(25)

V A Sekolah Dasar Negeri 3 Klaten”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS kelas V A di SD Negeri 3 Klaten dengan menggunakan strategi Active Knowledge Sharing mengalami peningkatan setiap siklusnya. Peningkatan keaktifan ini dapat terlihat dari rata-rata persentase hasil observasi keaktifan siswa sebelum dilakukan tindakan 49,33%, pada siklus I persentase rata-ratanya meningkat menjadi 52, 66%, pada siklus II persentase rata-ratanya meningkat menjadi 65%.58

Relevansi antara penitian Nunung Nur Jannah dengan peneliti adalah sama-sama meneliti tentang penggunaan strategi Active Knowledge Sharingsebagai variabel bebas. Sedangkan yang membedakan adalah pada variabel terikat Nunung Nur Jannah menggunakan keaktifan belajar siswa, sementara peneliti menggunakan kemampuan analisis sebagai variabel terikatnya. Kemudian Nunung Nur Jannah mengambil lokus di SD Negeri 3 klaten, sedangkan penulis menggunakan lokus di MTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati. Disamping itu peneliti meneliti tentang “adanya pengaruh” sedangkan peneliti sebelumnya meneliti tentang “penerapan”. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Zuleha Siregar (2010) dengan judul “

Pengaruh Model Pembelajaran Questions Students Have Terhadap Hasil Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Gunungtua Tahun Pelajran 2010/2011”.59 Berdasarkan penelitian yang dilakukan ada peningkatan terhadap hasil belajar akutansi dengan metode Questions Students Havepada siswa kelas XI IPS di SMA Gunungtua Medan.

Relevansinya, antara penelitian Zuleha Siregar dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan strategi atau metode Questions Students Have sebagai variabel bebas. Kemudian dalam penelitian sebelumnya dan yang akan diteliti sama-sama meneliti tentang “pengaruh dan terhadap”.

58Nunung Nur Jannah, Penerapan Strategi Active Knowledge Sharing Sebagai Upaya

Peningkatan Keaktifan Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V A di SD Negeri 3 Klaten 2014, Jurusan Tarbiyah PGMI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014

59Zuleha Siregar, Pengaruh Model Pembelajaran Questions Students Have Terhadap Hasil

(26)

Perbedaannya dalam penelitian Zuleha Siregar yang menjadi variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa sementara peneliti menggunakan kemampuan analisis sebagai variabel terikatnya. Kemudian berbeda di lokus, penelitian Zuleha Siregar mengambil lokus di SMA 1 Gunungtua Medan sementara peneliti menggunakan lokus di MTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Yuniarti (2015) dengan judul” Peningkatan Kemampuan Analisis Pokok Bahasan Masalah Ekonomi dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang”. Berdasarkanpenelitian yang dilakukankemampuan analisis siswa setelah tindakan siklus I dapat diketahui bahwa nilai rata-rata 73,75 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 67,86%. Setelah tindakan siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 78,30 dengan ketuntasan belajar klasikal 85,71%. Hasil analisis aktivitas siswa pada tindakan siklus I diperoleh hasil 69,3% dengan kriteria baik. Aktivitas siswa pada siklus II mencapai 88% dengan kriteria baik sekali. Persentase aktivitas guru pada pembelajaran siklus I yaitu sebesar 70% dengan kategori baik dan pada siklus II meningkat menjadi 85% dengan kategori baik sekali. Dari analisis data penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Analisis Pokok Bahasan Mengatasi Masalah Ekonomi Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Siswa SMA Negeri 1 Bandongan Kabupaten Magelang telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan analisis serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kemampuan analisis dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan itu berarti akan berpengaruh pada hasil belajar yang meningkat pula.

(27)

problem based leaning sedangkan pada penelitian ini menggunakan strategiactive knowledge sharing dan questions students have sebagai variabel bebasnya, kemudian lokusnya pun beda dalam penelitian sebelumnya lokus penelitiannya adalah SMA Negeri 1 Bandongan kabupaten Magelang, sedangkan penelitian ini menggunakan lokus Mts Miftahul Falah Puncel kec.Dukuhseti Kab.Pati.60

C. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini, diketahui ada tiga variabel, dua variabel independen dan satu variabel dependen. Penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel pengaruh yaitu strategi Active Knowledge Sharing(X1) danStrategiQuestions

Students Have(X2), kemudian ada satu variabel terpengaruh yaitu kemampuan

analisis siswa pada mata pelajaran Fiqih sebagai tolak ukur keberhasilan dalam penelitian ini. Kedua strategi pembelajaran tersebut dapat mempengaruhi kemampuan analisis siswa karena kedua strategi tersebut didasarkan pada keaktifan siswa dalam bertanya, berfikir, mengamati, menguraikan, dan juga saling bertukar pengetahuan antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Sehingga siswa akan lebih aktif ketika proses pembelajaran karena suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan menyenangkan maka suasana pembelajaran akan lebih hidup sehingga memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya terutama kemampuan analisisnya.

Jadi, jika penerapan strategi Active Knowledge Sharing dan Questions Students Havedapat berlangsung optimal, maka kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran Fiqih juga optimal. Namun sebaliknya, jika penerapan strategi Active Knowledge Sharing dan Questions Students Have tidak berlangsung optimal, maka kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran Fiqih juga belum menunjukkan angka yang optimal. Oleh karena itu, terdapathubungan yang sangatsignifikanantarapenggunaanstrategi Active

60

(28)

Knowledge Sharing dan Questions Students Have terhadap kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran Fiqih.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan melalui kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut:

Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar 2.1

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.61Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.62

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara strategi Active Knowledge Sharing terhadap kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2016/2017.

61

Sugiyono, Metode PenelitianPendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, bandung, 2014, hlm.97

62Ibid,

hlm. 96.

Penerapan strategiActive Knowledge Sharing(X1)

Kemampuan analisis siswa pada mata pelajaranFiqih(Y) Penerapan

(29)

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara strategi Questions Students Haveterhadap kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran Fiqih di MTs Miftahul Falah Puncel Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2016/2017.

Gambar

Gambar 2.1D. Hipotesis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, anugerah, penyertaan dan kasih setia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Uji Efek Antiinflamasi Fraksi Etil

Tujuan Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) ini tidak lain adalah : (a) menumbuhkan kegairahan guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan,

Laporan akhir ini berjudul “ Analisis Pengendalian Intern atas Sistem Akuntansi Pembelian pada PT Awfa Smart Media ”.. Tak ada gading yang tak retak, demikian pula

Bagian akhir (konstruksi) adalah berisi panduan, tugas, dan latihan menyusun teks secara mandiri. Guru sebagai fasilitator. Tugas dan latihan bersifat autentik dan menarik. Tugas

The writer concludes that murder revelation of plot in the novel “low pressure” can be seen by five elements according to Gustav Freytag theory, they are exposition,

Hasil uji hipotesis: (1) Para siswi yang tinggal di asrama memasuki tahun pertama yang mengalami tingkat kesulitan penyesuaian diri tinggi terhadap tata tertib akademik tidak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode praktikum berbasis jelajah alam sekitar terhadap peningkatan Keterampilan Proses Sains pada sub materi

pak, kalau sekarang bekerja sebagai anggota brimob yang pernah menjadi anggota eksekutor, apakah bapak masih ingat saat bertugas.. Ehehehe, masih