• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

31

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

III.1 Latar Belakang Objek Penelitian

III.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah

Sehubungan dengan pemberian hak otonom kepada daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat menangani berbagai urusan pemerintah yang berada di wilayah masing-masing agar dapat dilakukan dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Untuk mendukung kegiatan operasionalnya pemerintah daerah disokong oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pendapatan yang sepenuhnya bersumber dari daerah itu sendiri dan perimbangan keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat.

Perimbangan keuangan yang diberikan pemerintahan pusat kepada pemerintahan daerah sangatlah terbatas. Oleh karena keterbatasannya, maka harus berupaya meningkatkan PAD-nya dengan menggali potensi pendapatan daerah dan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Lainnya yang sah melalui tindakan dan cara yang tepat antara lain dengan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutannya.

Oleh karena pendapatan daerah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari pemerintahaan daerah, maka kelahiran suatu unit kerja yang menampung suatu kegiatan yang menyelenggarakan pemungutan-pemungutan dibidang pendapatan daerah sudah barang tentu bersamaan dengan lahirnya pemerintahan di daerah, mengingat kegiatan tersebut sudah sejak awal melekat dan merupakan perangkat dari pada pemerintahan daerah.

Untuk menciptakan alat penampung kegiatan dalam bentuk organisasi dan menyatukan penafsiran yang berbeda-beda dalam menangani masalah pendapatan

(2)

32 daerah maka disusun suatu struktur organisasi dan tata kerja yang khusus menangani pendapatan daerah.

1. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKD

Tugas dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah atas otonomi daerah dan tugas pembantuan.

Dalam menyelenggarakan tugasnya, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah mempunyai fungsi, yaitu:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan daerah;

b. Penyusunan rencana dan program kegiatan di bidang pendapatan daerah;

c. Penelitian, pengkajian, evaluasi, penggalian, dan pengembangan pendapatan daerah;

d. Pembinaan pelaksanaan kebijakan pelayanan di bidang pemungutan pendapatan daerah;

e. Penyelenggaraan teknis operasional pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah; f. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan dan pengelolaan keuangan

daerah;

g. Pemberian izin tertentu di bidang pendapatan daerah;

h. Evaluasi, pemantauan, dan pengendalian pungutan pendapatan daerah; i. Pengelolan dukungan teknis dan administratif.

2. Visi dan Misi DPPKD

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta latar belakang dan fenomena-fenomena yang ada, visi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota

(3)

33 Cilegon secara keseluruhan mendukung visi pemerintahan Provinsi Daerah Banten, yaitu:

“menjadi pengelola keuangan daerah yang handal dan terdepan se Provinsi Banten”. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cilegon menetapkan beberapa rumusan misi, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas aparatur pengelolaan keuangan daerah;

2. Meningkatkan mutu pelayanan pengelolaan administrasi keuangan daerah yang transparan dan akuntabel;

3. Meningkatkan pencapaian pendapatan daerah;

4. Melengkapi sarana dan prasarana penunjangan pengelolaan keuangan daerah; 5. Mengembangkan sistem pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien.

3. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Cilegon

Susunan organisasi Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) kota Cilegon, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 07 Tahun 2008 tentang pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota Cilegon (Lembaran Daerah Kota Cilegon Tahun 2008 Nomor 07), terdiri dari:

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, terdiri dari:

i) Subbagian Program dan Evaluasi; ii) Subbagian Umum dan Pegawaian; iii) Subbagian Keuangan;

(4)

34 3. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Dana Perimbangan, terdiri dari:

i) Seksi Perencana dan Pengendalian; ii) Seksi Dana Perimbangan;

iii) Seksi Evaluasi dan Pelaporan Pendapatan; 4. Bidang Pajak Daerah, terdiri dari:

i) Seksi Pendataan dan Dokumentasi; ii) Seksi Penetapan;

iii) Seksi Penagihan;

5. Bidang Pembiayaan, terdiri dari: i) Seksi Anggaran;

ii) Seksi Pembendaharaan; iii) Seksi Pelayanan Kas Daerah; 6. Bidang Akuntansi, terdiri dari:

i) Seksi Akuntansi Penerimaan; ii) Seksi Akuntansi Pengeluaran; iii) Seksi Pelaporan;

7. Unit Pelaksana Teknis

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Beberapa contoh tugas dan fungsi pada masing-masing bidang di Dinas Pelayanan Pajak, sebagai berikut:

1. Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Dana Perimbangan Tugas:

Melakukan perencanaan dan merumuskan metode pelayanan serta menggali potensi pajak daerah.

(5)

35 Fungsi:

a. Penyusun rencana penerimaan pajak daerah;

b. Penyusunan rencana strategis Dinas Pelayanan Pajak; c. Pelaksanaan penelitian potensi pajak daerah;

d. Penyusunan peta potensi pajak daerah;

e. Penyusunan rencana pengembangan pajak daerah;

f. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pajak Daerah;

g. Pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pajak Daerah;

h. Pelaksanaan evaluasi metode pelayanan pajak daerah;

i. Penyusunan rencana pengembangan metode pelayanan pajak daerah; j. Penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan pajak daerah yang

berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan pajak daerah.

III.2 Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah III.2.1 Pendaftaran dan Pendataan Wajib Pajak

1. Pendaftaran dan Pendataan Wajib Pajak Baru Dengan Cara Official Assessment a. Menerima informasi tentang adanya calon wajib pajak baru, diketahui

sendiri, dari Petugas Dinas Luar (PDL) lain, dari Ka. Sie Pendataan, Wajib Pajak lain, masyarakat ataupun pihak lain ;

(6)

36 c. Bila memang berpotensi sebagai WP baru, melaporkan informasi mengenai

calon WP baru ke bagian pendataan ;

d. Menginstruksikan bagian Pendaftaran dan Pendataan untuk menyiapkan Formulir Pendaftaran Wajib Pajak (WP) (FM-MR-08 : Memo Internal); e. Menyiapkan Formulir Pendaftaran WP (FM-DT-01 : Formulir Pendaftaran

WP);

f. Mencatat pengeluaran Formulir Pendaftaran WP pada Daftar Formulir Pendaftaran (FM-DT-02 : Daftar Formulir Pendaftaran);

g. Menyampaikan Formulir Pendaftaran WP ke calon WP;

h. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran WP dan lampirannya yang telah diisi oleh WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP; i. Bila pengisian tidak lengkap, Formulir Pendaftaran WP dan lampirannya

akan di kembalikan ke WP atau pihak yang di beri kuasa oleh WP untuk di lengkapi;

j. Bila pengisian telah lengkap, maka Formulir Pendaftaran WP dan lampiran akan diserahkan ke bagian pendaftaran dan pendataan;

k. Mencatat pengembalian Formulir Pendaftaran dan Pendataan WP pada Daftar Formulir Pendaftaran;

l. Membuat Kartu NPWPD dan menyampaikannya ke bagian pendataan; m. Membuat Surat Dinas untuk Kepala Dinas perihal permohonan pengesahan

kartu NPWPD, kemudian menyampaikannya ke Kepala Dinas;

n. Setelah kartu NPWPD disahkan oleh Kepala Dinas, menyampaikan Kartu NPWPD, kemudian menyampaikannya ke Kepala Dinas;

(7)

37 o. Mencatat NPWPD pada Daftar Induk WP (FM-DT-03) dan Daftar WP per

Golongan (FM-DT-04);

p. Menyiapkan Formulir Pendataan (FM-DT-05 : Surat Pemberitahuan Pajak Daerah);

q. Mencatat Pengeluaran Formulir Pendataan pada Formulir Daftar SPTPD (FM-DT-06 : Daftar SPTPD);

r. Menyampaikan Kartu NPWPD dan Formulir Pendataan (SPTPD) ke Petugas Dinas Luar;

s. Menyampaikan Kartu NPWPD dan SPTPD ke WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP;

t. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendataan SPTPD dan lampirannya yang telah diisi oleh WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP. Penerimaan SPTPD dilakukan oleh bagian Pendaftaran dan Pendataan bila WP tidak langsung mengembalikan SPTPD ke PDL;

u. Bila pengisian tidak benar dan/atau tidak lengkap, Formulir Pendataan dan lampirannya dikembalikan ke WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP untuk dilengkapi;

v. Bila pengisian benar dan lengkap, mencatat data Pajak Daerah pada Formulir Kartu Data Lapangan WP (FM-DT-07);

w. Menyampaikan Formulir SPTPD dan Formulir Kartu Data Lapangan ke bagian Pendaftaran dan Pendataan;

x. Mencatat pengembalian SPTPD pada Daftar SPTPD;

y. Memindahkan informasi pada Kartu Data Lapangan WP pada Kartu Data (FM-DT-08).

(8)

38 2. Pendaftaran dan Pendataan Wajib Pajak Baru Dengan Cara Self Assessment

a. Menerima informasi tentang adanya calon WP baru, diketahui sendiri, dari Petugas Dinas Luar lain, dari bagian Pendataan, WP lain, masyarakat ataupun pihak lainnya;

b. Melakukan survei ke calon WP baru;

c. Bila memang berpotensi sebagai WP baru, melaporkan informasi mengenai calon WP baru ke bagian pendataan;

d. Menginstruksikan bagian pendaftaran dan pendataan untuk menyiapkan Formulir Pendaftaran WP (FM-MR-08);

e. Menyiapkan Formulir Pendaftaran WP ( FM-DT-01);

f. Mencatat pengeluaran Formulir Pendaftaran WP pada Daftar Formulir Pendaftaran (FM-DT-02);

g. Menyampaikan Formulir Pendaftaran WP ke calon WP;

h. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran WP dan lampirannya yang telah diisi oleh WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP; i. Bila pengisian tidak lengkap, maka Formulir Pendaftaran WP dan

lampirannya dikembalikan ke WP untuk dilengkapi;

j. Bila pengisian lengkap, maka Formulir Pendaftaran WP dan lampirannya di laporkan ke bagian pendaftaran dan pendataan;

k. Mencatat pengembalian Formulir Pendaftaran WP pada Daftar Formulir Pendaftaran;

l. Membuat Kartu NPWPD dan menyampaikan ke bagian pendataan;

m. Membuat Surat Dinas untuk Kepala Dinas perihal permohonan pengesahan Kartu NPWPD, kemudian menyampaikan ke Kepala Dinas;

(9)

39 n. Setelah Kartu NPWPD disahkan oleh Kepala Dinas, maka Kartu NPWPD

disampaikan ke bagian Pendaftaran dan Pendataan;

o. Mencatat NPWPD pada Daftar Induk WP dan Formulir Daftar WP per Golongan.

3. Pendataan WP Ber-NPWPD Dengan Cara Official Assessment atau Self Assessment

1. Tiap awal minggu ke-3 setiap bulannya, menyiapkan Formulir Pendataan (SPTPD) berdasarkan Daftar WP per Golongan (05 dan FM-DT-04);

2. Mencatat pengeluaran SPTPD pada Daftar SPTPD (FM-DT-06); 3. Menyampaikan SPTPD ke PDL;

4. Menyampaikan SPTPD ke WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP;

5. Mencatat data Pajak Daerah pada Kartu Data Lapangan WP untuk WP Official Assessment (FM-DT-07);

6. Menerima SPTPD lalu menyampaikan (beserta Kartu Data Lapangan WP untuk WP Official Assessment) ke Bagian Pendaftaran dan Pendataan;

7. Untuk WP Official Assessment, memindahkan informasi pada Kartu Data Lapangan WP ke Kartu Data;

8. Untuk WP Self Assessement, mencatat jumlah pajak terutang yang dinyatakan oleh WP dalam SPTPD ke dalam Kartu Data (FM-DT-08); 9. Menyampaikan Kartu Data ke Admin Penetapan;

(10)

40 10. Menerima dan memeriksa kelengkapan SPTPD dan lampirannya yang telah diisi oleh WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP. SPTPD dapat langsung dikembalikan oleh WP melalui PDL ketika PDL menyampaikan SPTPD ke WP;

11. Bila pengisian tidak benar dan/atau tidak lengkap, mengembalikan SPTPD dan lampirannya ke WP atau pihak yang diberi kuasa oleh WP untuk dilengkapi;

12. Bila pengisian sudah benar dan lengkap, maka pengembalian SPTPD dicatat pada Daftar SPTPD (FM-DT-06);

13. Tiap 3 hari kerja sebelum tanggal 15 setiap bulannya, dilakukan pemeriksaan data pengembalian SPTPD pada Daftar SPTPD dan membuat rekap SPTPD yang belum dikembalikan;

14. Menyampaikan Rekap SPTPD yang belum kembalikan ke bagian pendataan untuk ditindaklanjuti (FM-DT-09);

15. Menghubungi WP untuk segera mengembalikan SPTPD;

16. Tiap tanggal 16 setiap bulannya, memeriksa data pengembalian SPTPD pada daftar SPTPD;

17. Bila ada SPTPD yang belum di kembalikan, maka rekap SPTPD juga belum di kembalikan ke bagian pendataan untuk ditindak lanjuti;

18. Petugas PDL membuat Surat Teguran ke WP (FM-DT-10);

19. Membuat Surat Teguran untuk Pengembalian SPTPD, dicatat dalam daftar Surat Teguran untuk pengembalian SPTPD, dan menyampaikannya ke WP (FM-DT-11);

(11)

41 21. Bila Masih ada SPTPD yang belum dikembalikan, maka petugas membuat daftar SPTPD yang belum dikembalikan dan menyampaikan pada bagian pendataan (FM-DT-12);

22. Membuat Memo Internal perihal penetapan pajak secara jabatan dan penerbitan SKPDKB untuk WP yang tidak mengembalikan SPTPD (FM-MR-08);

23. Menyampaikan Memo Internal tersebut ke bagian Penetapan;

24. Bila SPTPD sudah dikembalikan semua, maka membuat Laporan Pengembalian SPTPD dan menyampaikannya ke bagian pajak;

25. Setiap bulan meminjam Daftar Surat Ketetapan dari Admin Penetapan (FM-NT-02);

26. Mencatat Data Surat Ketetapan ke dalam buku WP sesuai NPWPD dari WP masing-masing;

27. Mengembalikan Daftar Surat Ketetapan ke Admin Penetapan.

III.2.2 Tata Cara Penetapan Pajak

1. Penetapan Dengan Cara Official Assessment

a. Menerima kartu data dari bagian Pendaftaran dan Pendataan (FM-NT-08); b. Membuat nota perhitungan Pajak Daerah atas dasar kartu data (FM-NT-01); c. Mengembalikan kartu data ke bagian pendaftaran dan pendataan;

d. Jika tidak ada tambahan pajak, maka mencetak SKPDT dan membuat daftar SKPDT dalam daftar surat ketetapan, kemudian menyampaikan SKPDT ke bagian penetapan;

(12)

42 e. Jika ada tambahan pajak , maka mencetak SKPDT dan membuat daftar SKPDT dan membuat daftar SKPDT dalam daftar surat ketetapan, kemudian menyampaikan SKPDT ke bagian penetapan;

f. Menandatangani SKPD atau SKPDT kemudian mengembalikan SKPD atau SKPDT ke bagian Admin Penetapan;

g. Mencatat tanggal SKPD atau SKPDT pada daftar surat ketetapan;

h. Membagikan SKPD atau SKPDT ke PDL untuk disampaikan ke WP. SKPD atau SKPDT dapat langsung diserahkan ke bagian penerimaan untuk WP yang akan langsung melakukan pembayaran setelah mengembalikan SPTPD; i. Menyerahkan salinan daftar SKPD atau SKPDT ke bagian penerimaan; j. Menyampaikan SKPD atau SKPDT ke WP;

k. Memberikan tanda terima asli ke WP;

l. Mengembalikan salinan tanda terima ke bagian Admin Penetapan;

m. Mencatat tanggal diterimanya SKPD atau SKPDT pada daftar surat ketetapan;

n. Setelah 30 hari sejak diterimanya SKPD atau SKPDT oleh WP, maka dilakukan pemeriksaan data pembayaran pajak ke bagian penerimaan;

o. Jika ada SKPD atau SKPDT yang belum dibayar, maka akan dibuat daftar SKPD atau SKPDT yang belum dibayar, dan disampaikan ke bagian penetapan;

p. Membuat Memo Internal perihal penagihan pajak, kemudian menyampaikan memo internal tersebut ke bagian penagihan (FM-MR-08);

q. Jika tidak ada SKPD atau SKPDT yang belum dibayar, maka mencatat pembayaran SKPD atau SKPDT pada daftar surat ketetapan (FM-NT-02).

(13)

43 2. Penetapan Dengan Cara Self Assessment

a. Menerima kartu data dari bagian pendaftaran dan pendataan;

b. Membuat nota perhitungan Pajak Daerah atas dasar kartu data, hasil pemeriksaan atau lainnya (FM-NT-01);

c. Mengembalikan kartu data ke bagian pendaftaran dan pendataan;

d. Jika ada tambahan pajak, maka mencetak SKPDKBT dan membuat daftar SKPDKBT dalam daftar surat ketetapan, kemudian menyampaikan SKPDKBT ke bagian penetapan;

e. Jika tidak ada tambahan pajak, maka dilakukan pemeriksaan apakah ada selisih antara pajak terutang dengan yang dibayar;

f. Jika tidak ada selisih antara pajak terutang dengan yang dibayar, maka mencetak SKPDN dalam daftar surat ketetapan, kemudian menyampaikan SKPDN ke bagian penetapan;

g. Jika ada selisih, maka dilakukan pemeriksaan pajak terutang kurang bayar; h. Jika pajak terutang lebih dibayar, maka akan mencetak SKPDLB yang

membuat daftar SKPDLB dalam daftar surat ketetapan, kemudian menyampaikan SKPLB ke bagian penetapan;

i. Jika pajak terutang kurang bayar, maka mencetak SKPKB dan membuat daftar SKPDKB dalam daftar surat ketetapan, kemudian menyampaikan SKPDKB ke bagian penetapan;

j. Menandatangani surat ketetapan Kemudian mengembalikan surat ketetapan ke bagian penetapan;

k. Mencatat tanggal surat ketetapan pada daftar surat ketetapan; l. Membagikan surat ketetapan ke PDL untuk disampaikan ke WP;

(14)

44 m. Menyerahkan salinan daftar surat ketetapan ke bagian penerimaan;

n. Menyampaikan surat ketetapan ke WP; o. Memberikan tanda terima asli ke WP;

p. Mengembalikan salinan tanda terima surat ketetapan pada daftar surat ketetapan;

q. Mencatat tanggal diterimanya surat ketetapan pada daftar surat ketetapan; r. Memeriksa data pembayaran pajak ke bagian penerimaan;

s. Jika ada SKPDKB atau SKPDKBT yang belum dibayar, maka akan membuat daftar SKPDKB atau SKPDKBT belum dibayar, membuat STPD, dan menyampaikannya ke bagian penetapan;

t. Membuat memo internal perihal penagihan pajak kemudian menyampaikan memo internal tersebut dan STPD ke bagian penagihan;

u. Jika tidak ada SKPDKB atau SKPDKBT yang belum dibayar, mencatat pembayaran SKPDKB.SKPDKBT pada daftar surat ketetapan.

3. Penetapan Secara Jabatan

a. Menerima memo internal dari bagian pendataan perihal penetapan pajak secara jabatan dan penerbitan SKPDKB untuk WP yang tidak mengembalikan SPTPD;

b. Menginstruksikan bagian administrasi penetapan untuk menyampaikan SKPDKB sesuai memo internal;

c. Meminjam kartu data dari bagian pendaftaran dan pendataan;

d. Membuat nota perhitungan pajak daerah atas dasar kartu data, hasil pemeriksaan atau hal lainnya;

(15)

45 f. Mencetak SKPDKB dan membuat daftar SKPDKB dalam daftar surat

ketetapan;

g. Menyampaikan SKPDKB ke bagian penetapan;

h. Menandatangani SKPDKB kemudian mengembalikannya ke bagian administrasi penetapan;

i. Mencatat tanggal SKPDKB pada daftar surat ketetapan; j. Membagikan SKPDKB ke PDL untuk disampaikan ke WP; k. Menyerahkan salinan daftar SKPDKB ke bagian penerimaan; l. Menyampikan SKPDKB ke WP;

m. Memberikan tanda terima asli ke WP;

n. Mengembalikan salinan tanda terima ke bagian administrasi penetapan; o. Mencatat tanggal diterimanya SKPDKB pada daftar surat ketatapan;

p. Setelah 30 hari sejak diterimanya SKPDKB oleh WP; memeriksa data pembayaran pajak ke bagian penerimaan;

q. Jika ada SKPDKB yang belum dibayar, membuat daftar SKPDKB belum dibayar, membuat STPD dan menyampaikannya ke bagian penetapan; r. Membuat memo internal perihal penagihan pajak, kemudian menyampaikan

memo internal dan STPD tersebut kebagian penagihan;

s. Jika tidak ada SKPDKB yang belum dibayar, mencatat pembayaran SKPDKB pada daftar surat ketetapan.

(16)

46

III. 3 Prosedur Penagihan Pajak III.3.1 Penagihan Pajak Bertahap

1. Menerima STPD dan Memo Internal dari petugas penetapan perihal penagihan pajak untuk Wajib Pajak yang tidak membayarkan pajak;

2. Menginstruksikan petugas Penagihan Aktif untuk menyiapkan Surat Teguran sesuai STPD yang diterima;

3. Membuat daftar STPD dalam Daftar Surat Penagihan;

4. Mencatat tanggal jatuh tempo STPD pada Daftar STPD dalam Daftar Surat Penagihan;

5. Membagikan STPD ke PDL untuk disampaikan ke Wajib Pajak; 6. Menyerahkan salinan Daftar STPD ke SPJ Penerimaan;

7. Menyampaikan STPD ke Wajib pajak;

8. Pada hari ke-7 setelah batas waktu jatuh tempo pembayaran, memeriksa data pembayaran pajak ke SPJ Penerimaan;

9. Bila ada STPD yang belum dibayar: a) Membuat Surat Teguran

b) Membuat Daftar Surat Teguran pada Daftar Surat penagihan

c) Menyampaikan Surat Teguran ke petugas Penagihan untuk ditanda tangani Kepala Dinas

10. Menyampaikan Surat Teguran ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif;

11. Mencatat tanggal Surat Teguran pada Daftar Surat Teguran dalam Daftar Surat Penagihan;

(17)

47 13. Menyerahkan salinan Daftar Surat Teguran ke SPJ Penerimaan;

14. Pada hari ke-14 setelah batas waktu jatuh tempo pembayaran, memeriksa data pembayaran pajak ke SPJ Penerimaan;

15. Bila ada STPD yang belum dibayar: a) Membuat Surat Teguran dua

b) Membuat Daftar Surat Teguran pada Daftar Surat Penagihan

c) Menyampaikan Surat Teguran ke petugas Penagihan untuk ditanda tangani Kepala Dinas

16. Menyampaikan Surat Teguran ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif;

17. Mencatat tanggal Surat Teguran pada Daftar Surat Teguran dalam Daftar Surat Penagihan;

18. Membagikan Surat Teguran ke PDL untuk disampaikan ke Wajib Pajak; 19. Menyerahkan salinan Daftar Surat Teguran ke SPJ Penerimaan;

20. Pada hari ke-21 setelah batas waktu jatuh tempo pembayaran, memeriksa data pembayaran pajak ke SPJ Penerimaan;

21. Bila ada STPD yang belum dibayar: a) Membuat Surat Teguran tiga

b) Membuat Daftar Surat Teguran pada Daftar Surat Penagihan

c) Menyampaikan Surat Teguran ke petugas Penagihan untuk ditanda tangani Kepala Dinas

22. Menyampaikan Surat Teguran ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif;

(18)

48 23. Mencatat tanggal Surat Teguran pada Daftar Surat Teguran dalam Surat

Penagihan;

24. Membagikan Surat Teguran ke PDL untuk disampaikan ke Wajib Pajak; 25. Menyerahkan salinan Daftar Surat Teguran ke SPJ Penerimaan;

26. Pada hari ke-21 setelah tanggal Surat Teguran pertama, Memeriksa data pembayaran pajak ke SPJ Penerimaan;

27. Bila ada Surat Teguran yang belum dibayar: a) Membuat Surat Paksa

b) Membuat Daftar Surat Paksa pada Daftar Surat Penagihan

c) Menyampaikan Surat Paksa ke petugas Penagihan untuk ditanda tangani oleh Kepala Dinas

28. Menyampaikan Surat Paksa ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif;

29. Mencatat tanggal Surat Paksa pada Daftar Surat Teguran dalam Daftar Surat Penagihan;

30. Menyerahkan Surat Paksa ke Juru Sita untuk disampaikan ke Wajib Pajak. Setelah disampaikan ke Wajib Pajak, SPJ Penagihan Aktif akan menerima Laporan Pelaksanaan Surat Paksa dari Juru Sita;

31. Menyerahkan salinan Daftar Surat Paksa ke SPJ Penerimaan;

32. Setelah 2x24 jam dari tanggal Surat Paksa, Memeriksa data pembayaran pajak ke SPJ penerimaan;

33. Bila ada yang belum dibayar:

a) Membuat Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan

(19)

49 c) Menyampaikan Surat Perintah ke petugas Penagihan untuk ditanda

tangani oleh Kepala Dinas

34. Menyampaikan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif; 35. Mencatat tanggal Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan pada Daftar Surat

Penagihan;

36. Menyerahkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan ke Juru Sita untuk menyegel barang-barang milik Wajib Pajak yang boleh disita menurut Perundang-undangan yang dirinci pada Berita Acara Pelaksanaan Sita;

37. Menerima Laporan Pelaksanaan Penyitaan dari Juru Sita;

38. Setelah 14 hari dari tanggal Surat Perintah Melaksanakan penyitaan, memeriksa data pembayaran pajak ke SPJ penerimaan;

39. Untuk Wajib Pajak yang telah melunasi hutang pajaknya sesudah Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan dan sebelum Pengumuman Lelang;

40. Membuat Surat Pencabutan Penyitaan;

41. Menyampaikan Surat Pencabutan Penyitaan ke Kepala Seksi Penagihan untuk ditanda tangani oleh Kepala Dinas;

42. Menyampaikan Surat Pencabutan Penyitaan ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani, kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif;

43. Membuat Daftar Surat Pencabutan Penyitaan dalam Daftar Surat Penagihan; 44. Menyampaikan Surat Pencabutan Penyitaan ke Wajib Pajak dan Juru Sita

yang akan melaksanakan pencabutan penyitaan dengan membuat Berita Acara Pencabutan Penyitaan;

(20)

50 a) Membuat Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang

b) Membuat Daftar Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang dalam Daftar Surat Penagihan

c) Menyampaikan Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang ke petugas Penagihan untuk ditanda tangani oleh Kepala Dinas

46. Menyampaikan Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif; 47. Mencatat tanggal Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang pada Daftar Surat

Penagihan;

48. Menyampaikan Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang ke Kepala Dinas Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) untuk mendapatkan hari, tanggal dan jam pelelangan;

49. Menyiapkan berkas penyitaan Wajib Pajak;

50. Setelah mendapatkan penegasan waktu lelang dari BUPLN, mengumumkan lelang melalui media cetak;

51. Untuk Wajib Pajak yang telah melunasi hutang pajaknya sesudah Surat Permintaan Pelaksanaan Lelang dan/atau sebelum Pengumuman Lelang atau Pelaksanaan Lelang:

a) Membuat Surat Pencabutan Pengumuman Lelang

b) Membuat Daftar Surat Pencabutan Pengumuman Lelang

c) Menyampaikan Surat Pencabutan Pengumuman Lelang ke Wajib Pajak, Juru Sita dan BUPLN

52. Berkoordinasi dengan BUPLN untuk Pelaksanaan Lelang sesuai waktu yang telah ditentukan.

(21)

51

III.3.2 Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus

a) Mengindentifikasi Kebutuhan untuk Penagihan Pajak seketika dan sekaligus bagi Wajib Pajak yang tidak membayarkan Pajak;

b) Menginstruksikan SPJ Penagihan Aktif untuk menyiapkan SPPS & S; c) Membuat SPPS & S;

d) Membuat Daftar SPPS & S;

e) Menyampaikan SPPS & S ke petugas Penagihan untuk ditanda tangani oleh Kepala Dinas;

f) Menyampaikan SPPS & S ke Kepala Dinas untuk ditanda tangani kemudian mengembalikannya ke SPJ Penagihan Aktif;

g) Mencatat tanggal jatuh tempo SPPS & S pada Daftar SPPS & S;

h) Menyampaikan SPPS & S ke Juru Sita untuk disampaikan ke Wajib Pajak; i) Menyerahkan salinan Daftar SPPS & S ke SPJ Penerimaan;

(22)

52

Bagan III.1 Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus

SPJ Penagih Aktif Petugas Penagihan

a. Membuat Daftar SPPS dan S

( FM-TG-19 Daftar SPPS dan S)

b. Membuat SPPS dan S

( FM-TG-17 SPPS dan S)

a. Menyampaikan SPPS dan S ke

Petugas Penagihan untuk

ditandatangani Kepala Dinas. (FM-TG-17 SPPS dan S)

a. Mencatat tanggal jatuh tempo SPPS

dan S pada Daftar SPPS dan S

b. Membagikan SPPS dan S ke Juru

Sita untuk disampaikan ke Wajib Pajak

c. Menyerahkan salinan Daftar SPPS

dan S ke SPJ Penerimaan

d. Menerima Laporan Pelaksanaan

SPPS dan S dari Juru Sita (FM-TG-18 Laporan Pelaksanaan SPPS dan S)

SELESAI

MULAI

a. Mengidentifikasi kebutuhan untuk

penagihan pajak seketika dan sekaligus bagi Wajib Pajak yang tidak

membayarkan pajak.

(FM-TG-05 Daftar Surat Penagihan)

b. Mengintruksikan SPJ Penagihan Aktif

untuk menyiapkan SPPS sab S sesuai memo internal

(FM-MR-08 Memo Internal)

a. Menyampaikan SPPS dan S ke Kepala

Dinas untuk ditandatangani

b. Mengembalikan SPPS dan S ke SPJ

(23)

53

III.3.3 Penanganan Permohonan Pembetulan

1. Menerima surat permohonan pembetulan dari Wajib Pajak;

2. Mendaftarkan surat permohonan pembetulan dalam buku register surat permohonan pembetulan;

3. Memeriksa kelengkapan permohonan;

4. Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan persetujuan oleh Kepala Dinas;

5. Menyusun laporan hasil penelitian dan membuat surat keputusan penolakan pembetulan atau surat keputusan pembetulan;

6. Menyampaikan laporan hasil penelitian dan surat keputusan penolakan pembetulan atau surat keputusan pembetulan ke petugas penetapan;

7. Mengkaji laporan hasil penelitian dan surat keputusan penolakan pembetulan atau surat keputusan pembetulan dan bila perlu meminta SPJ angsuran dan penundaan perbaikannya;

8. Menyampaikan laporan hasil penelitian dan surat keputusan penolakan pembetulan atau surat keputusan pembetulan ke Walikota;

9. Mengembalikan surat keputusan penolakan pembetulan atau surat keputusan pembetulan ke SPJ angsuran dan penundaan setelah ditanda tangani oleh Walikota;

10. Menyampaikan surat keputusan penolakan pembetulan atau surat keputusan pembetulan kepada Wajib Pajak;

11. Bila permohonan pembetulan disetujui, mencatatkannya pada buku register surat keputusan pembetulan dan mendistribusikannya ke SPJ penerimaan, SPJ administrasi penetapan dan SPJ penagihan aktif;

(24)

54 12. Bila permohonan pembetulan ditolak, mencatatkannya pada buku register

surat penolakan pembetulan.

III.3.4 Prosedur Pengembalian Lebih Bayar

1. Menerima Surat Permohonan Pengembalian Lebih Bayar pajak dari Wajib Pajak. ( FM-NT-27 : Surat Permohonan Pengembalian Lebih Bayar);

2. Mengadakan penelitian untuk dijadikan bahan persetujuan; 3. Menyusun laporan hasil penelitian;

4. Meminjam kartu data dari petugas pendaftaran dan pendataan,mencatat hasil penelitian ke kartu data;

5. Menyampaikan laporan hasil penelitian dan kartu data ke petugas administrasi penetapan;

6. Memperhitungkan dengan hutang pajak yang lain; 7. Membuat nota perhitungan;

8. Bila kelebihan bayar kurang dari hutang pajak lainnya:

a) Membuat bukti pemindahbukuan sebagai bukti pembayaran kompensasi dan menyampaikannya ke Wajib Pajak.

b) Mencatatkan dalam daftar emindahbukuan. 9. Bila lebih bayar lebih dari hutang pajak lainnya:

a) Membuat bukti pemindahbukuan dan menyampikan ke Wajib Pajak. b) Mencatatkannya dalam Daftar Pemindahbukuan.

c) Menerbitkan SPKDLB dan menyampaikannya ke petugas Angsuran dan Penundaan.

10. Membuat SPMKPD dan menyampaikannya ke petugas penetapan untuk ditandatangani walikota;

(25)

55 11. Memeriksa SPMKPD lalu menyampaikannya ke Walikota untuk

ditandatangani;

12. Setelah ditandatangani Walikota, mengembalikan SPMKPD ke petugas angsuran dan penundaan;

13. Mencatat SPMKPD dalam daftar SPMKPD;

14. Menyampaikan SPMKPD ke kas daerah untuk mengembalikan kelebihan pembayaran ke wajib pajak.

III.4 Desain Penelitian III.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data dokumenter dan sumber data yang digunakan adalah data primer. Data yang diambil dalam periode pengamatan antara tahun 2008 sampai tahun 2011. Data yang dipergunakan adalah target dan realisasi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan, efektifitas penerimaan Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan, dan penerimaan kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan Kota Cilegon selama tahun 2008 sampai tahun 2011.

III.4.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data yang relevan dengan masalah yang dibahas, maka penulis menggunakan metodologi penelitian yang digunakan adalah Kualitatif Exploratoria study dengan pendekatan studi kasus dimana pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca sumber-sumber informasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian dan melakukan wawancara dengan pihak yang terkait data atau keuangan yang dibutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Doakan calon ini, jika Tuhan kehendaki akan diteguhkan pada hari Minggu, 17 April 2011. Tuhan memberkati pelayanan kita bersama.. 4. PERSEMBAHAN KHUSUS

Penggunaan ejaan han yu pin yin untuk penulisan judul lagu Mandarin pada program Karavan Oriental di Radio Karavan FM ternyata dapat mengatasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbedaan peningkatan hasil belajar siswa terhadap kemampuan representasi matematis, antara siswa yang memperoleh

Penelitian ini semakin di perkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) memperoleh hasil bahwa kinerja produk reksa dana berbasis syariah lebih baik

Dengan demikian Pancasila letaknya bukan dibibir, bukan juga ditempel menjadi hiasan baju dalam bentuk burung Garuda, tetapi adanya dalam pikiran kita yang menjunjung

Kesimpulan penelitian ini adalah : HbA1c dapat digunakan untuk memprediksi Rasio LDL/HDL kolesterol, yang merupakan faktor risiko terjadinya komplikasi ke arah

Pada kegiatan penutup guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.Guru memberikan tugas kepada peserta didik

Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. Dengan banyaknya jumlah kendaraan yang harus dilayani akan menimbulkan potensi antrian pada jembatan timbang tersebut. Penelitian ini