BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bus Way
Bus Way adalah sistem angkutan umum masal cepat dengan menggunakan bus pada jalur khusus.
Bagaimana TransJakarta Beroperasi
• Para penumpang harus menggunakan fasilitas penyeberangan jalan untuk menuju/ meninggalkan halte.
• Membeli tiket pada tempat tempat yang telah disediakan.
• Masukkan karcis didekat gerbang masuk ,jika karcis masih berlaku maka alat putar pada pintu masuk akan terbuka.
• Selanjutnya memasuki ruang tunggu busway yang aman dan nyaman dimana kebersihannya senantiasa terjaga.
• Antri pada tempat yang disediakan sambil menunggu kedatangan bus.
• Bus akan berhenti pada halte yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka.
• Waktu menaikkan penumpang memadai sehingga tidak perlu berebut.
• Didalam bus udara bersih dan segar diharapkan partisipasinya untuk menjaga kebersihan bus tersebut.
• Bus akan berhenti pada halte yang disediakan dan secara otomatis pintu bus dan halte terbuka
• Penumpang dapat meninggalkan bus melewati fasilitas penyeberangan dan trotoar yang ada.
• Dengan angkutan umum yang memadai ,udara bersih dan suasanan yang nyaman tentunya produktivitas warga jakarta akan semakin tinggi.
2.2 Sistem Operasi Bus Way
a) Loket Tiket Bus Way
Loket tiket adalah tempat penjualan tiket yang terletak di halte yang dirancang khusus yang berada disepanjang koridor utama dan ditempat yang sudah ditentukan.
Tiket Trans Jakarta adalah tiket yang dipergunakan untuk menggunakan jasa pelayanan Bus Way yang terdiri atas smart card dan tiket terpadu.
• Smart Card
Adalah alat berbentuk kartu dengan spsifikasi khusus yang digunakan oleh penumpang khusus Bus Way untuk dapat menggunakan jasa pelayanan Bus Way terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Single Trip dan Multi Trip.
- Single Trip adalah smart card yang digunakan penumpang untuk satu kali perjalanan.
- Multi Trip adalah smart card yang dapat digunakan pelanggan lebih dari satu kali perjalanan
• Tiket Terpadu
Adalah alat berbentuk karcis dengan spesifikasi khusus yang berbentuk security paper yang terdiri atas 2 bagian tiket yaitu tiket Bus Way dan tiket feeder digunakan oleh penumpang Bus Way untuk dapat menggunakan jasa pelayanan Bus Way dan jasa pelayan bus feeder (pengumpan).
Mesin Barier
Adalah alat yang berfungsi untuk membaca tiket yang dimassukan atau diletakan pelanggan sebelum melewati pintu barrier.
b) Halte Bus Way
Halte, merupakan prasarana yang disediakan untuk penumpang pada saat di perhentian agar terlindung dari matahari, hujan dan angin, sehingga proses interaksi dengan bus aman dan nyaman. Keberadaan shelter dapat ditnjau dari
• penumpang
• Operator
• Pemerintah Tata letak Shelter
Ditinjau dari penempatannya terbagi menjadi dua type yaitu
• Shelter dengan sidewalk di depannya
Penumpang dapat masuk ke shelter dengan mudah, tetapi akan terganggu apabila jumlah pedestrian yang lalu lalang cukup banyak. Juga saat hujan tidak. menguntungkan karena jarak cukup jauh dengan bus.
• Shelter dengan sidewalk di belakangnya
Lebih baik dari sisi perlindungan penumpang, tidak terganggu pejalan kaki. Tetapi pedestrian yang akan masuk ke shelter agak susah, kecuali tempat pintu belakang.
Type Type Shelter Ditinjau dari konstruksinya :
• Cantilever shelter: Shelter dengan konstruksi kantilever atau atap di tahan oleh satu sisi dinding
• Enclo sed s h elt er: S helt er yang dind in gn ya l ebi h dari sat u begitu pul a dukungan terhadap atap.
Pada masing -masing type ada 2 hal yang harus tersedia yaitu :pintu masuk dan keluar ke sidewalk serta pintu masuk dan keluar ke bus
Dimensi Shelter
Dimensi shelter dipengaruhi oleh jumlah penumpang yang dilayani, jumlah bus dan lintasan yang akan berhenti di perhentian (terhadap penumpang yang dilayani), Luas lahan yang tersedia.
Luas shelter yang tersedia = jumlah pnp rata-rata yang menunggu (0,3-0,5m2
• mis : yang menunggu 10 orang, maka luas antara 3-5m )
2
dimensi 1,5 x 3 m
Jumlah bus yang dilayani atau lintasan bus yang akan berhenti tidak mempengaruhi panjang shelter, tetapi berpengaruh terhadap jumlah penumpang yang dilayani. Kecuali untuk beberapa kasus. Lebar sidewalk min. 0,8 m, sehingga dapat melayani pejalan kaki tidak kurang 35 pedestrian/menit.
2
Papan Informasi
Sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan operasional bus. Bentuk paling sederhana adalah rambu yang diberi nomor lintasan bus yang akan dilayani. Sedangkan
bentuk yang lengkap berupa papan informasi : Nomor lintasan
• Peta lokasi perhentian yang dimaksud terletak
• Peta skematis lintasan rute
• Daftar tiket yang harus dibayar sesuai tujuan
• Jadwal bus yang beroperasi pada lintasan yang dimaksud c) Jalur Khusus Bus Way
Jalur beroperasinya Bus Way berada di lintasan khusus pada sisi paling kanan jalur cepat. Untuk masuk dan keluar dari jalur Bus Way disediakan trayek angkutan umum di lokasi tertentu.
d) Pengemudi Bus Way
Jumlah pengemudi Bus Way adalah 120 pengemudi yang terbagi atas dua shift, shift pagi 05.00- 14.00 serta shift siang 14.00 - 22.00 dengan 5 hari kerja setiap minggunya.
e) Satgas Bus Way
Salah satu keistimewaan Bus Way ialah penumpang dapat merasa aman karena disetiap bus terdapat 2 orang Satgas Bus Way yang bertugas menjaga keamanan didalam bus. Di setiap halte Bus Way juga terdapat 2 sampai 4 orang Satgas Bus Way yang siap menjaga keamanan ketika menggunakan Bus Way dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Spesifikasi teknis dan operasional untuk koridor dan armada bus serta pelayanannya adalah sebagai berikut :
1. Koridor 3 ( Kalideres - Harmoni )
• Panjang koridor = 19,8 km
• Jumlah titik halte = 11 Halte, Yaitu : - Kalideres - Jembatan Gantung
- Pesakih - Taman Kota
- Sumur Bor - Indosiar - Rawa Buaya - Jelambar
- Jembatan Baru - Harmoni - Dispenda - pasar Baroe
• Jarak antar halte rata – rata = 700 – 800 m 2. Armada = 35 unit BBG (rencana 40 unit bus )
• (Kapasitas penumpang : 85 penumpang dengan 30 tempat duduk, 55 berdiri)
3. Pelayanan Operasional
• Headway : Jam sibuk = 7,5 menit
• Jam Operasi : 05.00 – 22.00
• Waktu Tempuh (one-way ) rata-rata = 60 menit
• Kecepatan Operasi ( maksimum ) = 50 km/ jam
• Tarif penumpang ( SK Gub NO. 1912 Tahun 2005 ) :
○ Rp 2000 ( 05.00- 07.00 )
○ Rp 3500 ( 07.00 – 22.00 )
○ Rp 6500 ( feeder AC ) ○ Rp 4000 ( feeder Non AC )
• Transfer antar koridor ( sementara s/d pengoperasian Harmoni Central Bus Way
○ Koridor 3 ( Kalideres – Harmoni ) menuju koridor 1 ( Blok M-
Kota ) dan sebaliknya di Halte Sawah Besar
○ Koridor 3 ( Kalideres – Harmoni ) menuju koridor 2 ( Pulo Gadung – Harmoni ) dan sebaliknya di Halte Pecenongan
2.3 Karakteristik Transportasi Bus Way
Moda transportasi Bus Way dalam menjalankan fungsinya sebagai salah satu moda transportasi untuk orang dan barang mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan.
2.3.1 Keunggulan angkutan Bus Way
a. Memberikan kinerja kecepatan dan kenyamanan tinggi karena konflik dengan moda lain sangat kecil (minimal).
b. Dapat mengangkut manusia dan barang dalam jumlah banyak atau masal dengan jangkauan pelayanan untuk jarak pendek, sedang dan jauh.
c. Relatif murah karena sistem transportasi masal sehingga biaya operasi murah.
d. Keselamatan perjalanan lebih baik dibanding moda lain, karena mempunyai jalur khusus.
Tingkat kecelakaan :
- bis 0.2
- pesawat 1.3
- mobil & taxi 2.00
2.3.2 Kelemahan angkutan Bus Way
a. Kurang flexsibel sifat gerak mengikuti jalur khusus.
b. Dapat menyebabkan kemacetan pada jalan raya Karena memperkecil ruas jalan.
2.4 Kualitas Pelayanan
Drs. Soetopo , MPA dalam bukunya “ Pelayanan Prima”, hal 4-5 Mengatakan bahwa :
Kualitas adalah totalitas dari karakteristik suatu produk atau diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan pelanggan atau sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan. Dari uraian diatas, maka kualitas dapat diberi pengertian sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk ( baik barang maupun jasa ) yang menunjang kebutuhannya.
Menurut American Society For Quality Control :
" Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
" Menurut Parasuraman, Zeithami dan Berry (1991 : 240) dalam buku Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, karangan J. Supranto, MA, hal. 230-231, membentuk model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Adapun model di bawah ini mengidentifikasi lima kesenjangan yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu :
1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keingginan pelanggan.
2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin benar dalam memahami keinginan pelanggan, tetapi tidak menetapkan standar pelaksanaan yang spesifik.
3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Para personil mungkin tidak terlatih baik dan tidak memenuhi standar.
4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat wakil-wakil dan iklan perusahaan.
5 Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berbeda dan memiliki persepsi yang keliru mengenai kualitas jasa.
Terdapat lima determinan kualitas jasa yang dapat dirincikan ( Philip Kotler 1994 : 561 ) sebagai berikut :
l. Keandalan (reliabity) : kemampuan untuk melaksanakan Jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2. Keresponsifan (responsiveness) : kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.
3. Keyakinan (confidence) : penget ahuan d an kes opan an kar ya wan serta k em ampu an m erek a unt uk m enim bulkan k ep erca yaan dan ke yak in an at au ass ur ance.
4. Empati (empathy) : syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi bagi pelanggan.
5. Berwujud (tangible) : Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media komunikasi.
Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pengguna jasa / penumpang.
2.5 Peningkatan kualitas pelayanan
Dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat dan tersedianya berbagai jenis moda transportasi diperlukan peningkatan kualitas pelayanan. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi penumpang perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Keselamatan perjalanan dan keandalan
Keselamatan perjalanan yaitu semakin diperkecilnya gangguan bagi angkutan penumpang dan barang dimulai sejak awal perjalanan sampai tiba di tempat tujuan. Suatu gangguan perjalanan yang mungkin disebabkan oleh kendaraan bermotor yang memasuki jalur khusus Bus Way.
Pada dasarnya sejak diperkenalkan jenis angkutan ini, telah membuktikan bahwa angkutan umum Bus-Way merupakan jenis angkutan yang aman dan tidak polutif. Disamping kontrol mutu dan keandalan ada kegiatan yang penting yaitu pengawasan operasi dan keandalannya. Keandalan (reability) banyak didasari atas dukungan sistem pemeliharaan dan tingkat teknologi dan kemampuan personil Bus Way dalam menanganinya
b. Ketepatan waktu (Pu nctualtiy of schedule)
Ketepatan waktu adalah persyaratan masyarakat pengguna jasa yang memungkinkan mereka mampu merencanakan kegiatan yang berkaitan dngan kegiatan yang berada pada lokasi tujuan. Pengaturan yang terencana sangat dibutuh kan masyarakat . hal ini dimulai dengan sadar waktu ( time conciousness ) sebagai salah satu ciri masyasrakat maju.
c. Kemudahan pelayanan
Kemudahan pelayanan dimaksudkan suatu kepastian pelayanan yang memungkinkan seseorang untuk dapat dilayani, baik dari segi penumpang maupun barang. Bagi penumpang kepastian dalam mendapatkan pelayanan ditingkat manapun yang dipilihnya. Demkian pula dalam kemudahan dalam mendapatkan ruang kendaraan angkut untuk mengirimkan barang sebagai pencerminan
kemudahan pelayanan.
d. Kenyamanan
Dengan berubahnya kualitas hidup masyarakat Indonesia maka dituntut pula pelayanan yang lebih baik. Tingkat kebersihan, adalah persyaratan umum yang perlu diperhatikan. Beberapa elemen yang mendukung kenyamanan adalah sebagai berikut :
1. kapasitas penumpang pada setiap Bus-Way 2. akomodasi dan ergonomi tempat duduk 3. temperatur dan eliminasi
4. kenyamanan perjalanan penampilan 5. kebersihan
e. Kecepatan
Sejalan dengan perubahan tata nilai dan mobilitas masyarakat, tingkat kecepatan Bus Way rata-rata 50 km/jam dengan banyak perhentian. Hal ini sesuai dengan tingkat pendapatan masyarakat dan kekuatan ekonominya. Jenis angkutan untuk meningkatkan kecepatan sangat terkait dengan biaya, energi, keselamatan perjalanan, perawatan dan pendapatan rnasyarakat.
Berdasarkan tuntutan diatas merupakan tantangan usaha bagi eksistensi organisasi Bus Way. Menyadari atas kelemahan dan kekuatannya dengan bantuan teknologi maupun manajemen dengan dukungan organisasi dan pendekatan operasional perlu menerapkan efiensi dan efektifitas usahanya.
f. Energi
Energi merupakan suatu sarana untuk mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan bagi manusia. Perkembangan teknologi telah membuktikan bahwa tidak ada suatu kemajuan tanpa adanya energi sebagai tenaga penggerak setiap aktivitas usaha. Jadi penggunaannya harus efisien mungkin walaupun dalam. Beberapa hal Bus Way sangat hemat tetapi dalam bidang operasi masih dapat dilaksanakan
g. Peningkatan produktivitas
Pengembangan usaha selalu membuktikan suatu peningkatan produktivitas sejalan dengan usaha dalam meningkatkan kapasitas suatu peluang pasar yang dihadapi. Produktivitas merupakan rasio untuk ouput dan input, dimana output menunjukan tingkat efektifitas yang dicapai dan input menggambarkan tingkat efesiensi yang digunakan. Peningkatan produktivitas merupakan upaya dalam memperbaiki efiensi dan efektifitas usaha sejalan dengan pencanangan efesiensi harus mampu menyumbang pangsa yang dipikulnya.
2.6 Model Statistik
Dalam perkembangan metode statistik modern, teknik-teknik inferensi pertama yang muncul adalah teknik yang membuat sejumlah asumsi mengenai sifat populasi dari mana skor-skor itu diambil. Karena nilai-nilai populasi ini adalah parameter, maka teknik statistik ini disebut parametrik. Teknik inferensi itu mungkin didasarkan pada asumsi bahwa kedua kelompok itu dari populasi yang memiliki varian yang sama atau persebaran skor yang sama. Teknik semacam ini menghasilkan kesimpulan yang disertai dengan persyaratan.
Dalam perhitungan pada tes parametrik kita menjumlahkan, membagi dan melipatkan skor-skor sampel. Penggunaan tes parametrik hanya digunakan untuk skor-skor yang memang dapat diangkakan. Tes parametik dapat memusatkan perhatian pada perbedaan atau selisih antara rata-rata (means) dua kelompok skor. Perhitungan nilai rata-rata menuntut digunakannya penanganan aritmatik (penjumlahan dan kemudian pembagian), penghitungan median hanya menuntut pencacahan.
Lebih lanjut, sejumlah besar perkembangan teknik inferensi yang tidak membuat asumsi yang besar jumlahnya atau ketat mengenai parameter-parameter. Teknik distribusi bebas atau nonparametrik ini menghasilkan kesimpulan yang memerlukan kualifikasi yang lebih sedikit jumlahnya. Beberapa teknik nonparametrik disebut ranking test atau order test. Cara yang ditempuh adalah menggunakan skor-skor yang sebenarnya tidak berwujud angka, wajar proses itu mengakibatkan adanya ketidaktepatan pada data tesebut.Tes
nonparametrik hanya menitikberatkan pada urutan , atau tingkatan skor-skor itu. tidak pada nilai keangkaannya.
2.7 Hipotesis
Kualitas pelayanan penyelenggara angkutan Bus Way penumpang di Indonesia ada yang masih belum memuaskan, terutama pada waktu tertentu seperti perpindahan Bus Way menimbulkan antrian di halte