• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA P D F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA P D F"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA

A. Konsep Dasar Medis 1. Pengertian

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti

pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa

tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan

refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam

lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).

Dyspepsia merupakan kumpulan/gejala klini yang terdiri dari rasa tidak enak /

sakit di perut bagian atas yang menetap / mengalami kekambuhan (arif,2000).Dispepsia

merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri uluhati, mual, muntah,

kembung, rasa penuh, atau cepat kenyang dan sendawa. (dahrmika,2001).

Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu

hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika,

2001). Sedangkan menurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala

yang sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh,

serta mual-mual.Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:

1.1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

penyebabnya. Sindroma dyspepsia organik terdapat keluhan yang nyata

terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,

radang pancreas, radang empedu, dan lain – lain.

1.2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus

(DNU), bila tidak jelas penyebabnya. . Dyspepsia fungsional tanpa disertai

kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,

laboratorium, radiologi, endoskopi ( teropong saluran pencernaan).

2. Etiologi

Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux, asam

lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang

(2)

Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia.

Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia antara lain:

a. Perubahan pola makan

b. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan

dalam waktu yang lama

c. Alkohol dan nikotin rokok

d. Stres,kecemasan dan depresi

e. Tumor atau kanker saluran pencernaan

f. Iritasi lambung

3. Patofisiologi

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat

seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan

menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat

mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung,

kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan

merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla

oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun

cairan.

4. Manifestasi Klinik

a. Nyeri perut (abdominal discomfort) b. Rasa perih di ulu hati

c. Mual, kadang-kadang sampai muntah

d. Nafsu makan berkurang

e. Rasa lekas kenyang

f. Nyeri saat lapar

g. Perut kembung

h. Rasa panas di dada dan perut

(3)

5. Test Diagnostik

Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya

pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan

penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan

penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani,

juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.

5.1. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk

menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets

mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam

batas normal.

5.2. Radiologis

Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.

Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan

bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.

5.3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)

Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya

normal atau sangat tidak spesifik.

5.4. USG (ultrasonografi)

Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan

untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak

menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang

beratpun dapat dimanfaatkan

5.5. Waktu Pengosongan Lambung

Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia

fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.

6. Penatalaksanaan Medik

6.1. Penatalaksanaan non farmakologis

(4)

2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obat-obatan yang

berlebihan, nikotin rokok, dan stres

3) Atur pola makan

6.2. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:

Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam

mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena pross patofisiologinya

pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap

placebo.Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung),

golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik

(mencegah terjadinya muntah).

7. Komplikasi

Penderita syndrome dyspepsia selama bertahun- tahun dapat memicu adanya komplikasi

yang tidak ringan. Adapun komplikasi dari dyspepsia adalah sebagai berikut:

7.1. Pendarahan

7.2. Kanker lambung

7.3. Muntah darah

7.4. Ulkus peptikum

8. Pencegahan

Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan

kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang

berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus makan obat karena

sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu

(5)

B. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian

Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah sebagai berikut:

1.1. Biodata

1.1.1. Identitas Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pekerjaan,

pendidikan, alamat.

1.1.2. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,

hubungan dengan pasien, alamat. 1.2. Keluhan Utama

Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada depan

epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang 1.3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat

minum-minuman beralkohol

1.4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit saluran

pencernaan 1.5. Pola aktivitas

Pola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan yang

merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah sakit. 1.6. Aspek Psikososial

Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah interpersonal

yang bisa menyebabkan stress 1.7. Aspek Ekonomi

Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-hal dalam

pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan 1.8. Pengkajian fisik

1.8.1. Keadaan umum: sakit/nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan

lain-lain.

1.8.2. Data sistemik

1) Sistem persepsi sensori: pendengaran, penglihatan, pengecap/penghidu,

peraba, dan lain-lain

2) Sistem penglihatan: nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata, alis,

kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon cahaya, dan

lain-lain.

3) Sistem pernapasan: frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan napas, dan

(6)

4) Sistem kardiovaskular: tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung, kekuatan,

pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.

5) Sistem saraf pusat: kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi

tempat, orientasi orang, dan lain-lain.

6) Sistem gastrointestinal: nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan, bibir, mual

dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan menelan, perut,

kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain.

7) Sistem muskuloskeletal: rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan,

kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot kaki,

akral, fraktur, dan lain-lain.

8) Sistem integumen: warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan

lain-lain.

9) Sistem reproduksi: infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis, prostat,

payudara, dan lain-lain.

10) Sistem perkemihan: urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika

urinaria.

2. Diagnosa keperawatan

1) Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

2) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah

makan, anoreksia.

3) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,

muntah

4) Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

5) Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit.

3. Intervensi Keperawatan N

O

NAMA DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut(00132)

Definisi: Pengalman sensori dan

emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul

akibat kerusakan jaringan yang

NOC:

1. Pain level 2. Pain control 3. Comfort level

Kriteria hasil:

1. Lakukan pemenentukan

internngkajian nyeri secara

komprehensif termasuk

(7)

actual atau potensial atau

digambarkan dalam hal

kerusakan sedemikian rupa.

Batasan karakteristik:

1. Perubahan selera makan 2. Perubahan tekanan darah 3. Perubahan frekuensi jantung 4. Perubahan frekuensi

pernapasan 5. Laporan isyarat 6. Diaforesis

7. Perilaku distraksi( mis.

Berjalan mondar mandir

mencari orang lain) 8. Mengekspresikan

perilaku(mis.gelisah,merang

kak, menangis)

9. Sikap melindungi area

nyeri

10. Masker wajah( mis. Mata

kurang bercahaya, tmabak

kacau, meringis) 11. Dilatasi pupil

12. Melaporkan nyeri secara

verbal

13. Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan: 1. Agen cedera(mis. Biologis,

zata kimia, fisik, psikologis

1. Mampu mengotrol

nyeri( tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan teknik

nonfarmakologi unutk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan) 2. Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri 3. Mampu mengenali

nyeri( skala,

intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

,kualitas dan faktor presipitasi. 2. Observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan

3. Evaluasi pengalaman nyeri masa

lampau

4. Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri 5. Ajarkan pasien tekhink non

farmakologi

6. Kolaborasi pemberian berikan

analgetik untuk mengurangi nyeri

2 Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh(00002)

Definisi:Asupan nutrisi tidak cukup untk memnuhi

kebutuhan metabolic.

NOC:

1. Nutritional status 2. Nutriotional

status:food and fluid

intake

3. Nutritional status:

nutrient intake 4. Weight control

Nutrition management:

1. Kaji adanya alergi makanan 2. Monitor turgor kulit, kekeringan,

rambut kusam dan mudah patah 3. Monitor mual dan muntah

4. Anjurkn paien untuk meningkatkan

intake Fe

(8)

Batasan karakteristik:

1) Berat badan 20% atau lebih

di bawah berat badan ideal. 2) Diare.

3) Kehilangan rambut

berlebihan.

4) Penurunanberatba

dandengan asupan makanan

adekuat.

5) Membrane mukosa pucat. 6) Tonus otot menurun.

Faktor yang berhubungan:

1. Factor biologis 2. Faktor ekonomi

3. Ketidakmampuan untuk

mengabsorpsi nutrien

Kriteria hasil:

1. Adanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan tujuan 2. Tidak ada tanda-

tanda mal nutrisi 3. Meningktakan fungsi

pngecapan dari

menelan 4. Tidak terjadi

penurunan berat

badan yang berarti

protein dan vitamin C

6. Anjurkan pasien untuk makan

dengan porsi sedkit tapi sering 7. Kolaborasi dengan ahl gizi untuk

mentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang di butuhkan pasien 8. Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

3 Kekurangan volume

cairan(00027)

Definisi: Penurunan cairan

intravaskuler, interstisial, dan

atau intravaskuler. Hal ini

mengacu pada dehidrasi,

kehilangan cairan tanpa

perubahan pada natrium

Batasan karakteristik: 1) Perubahan status mental 2) Perubahan tekanan darah 3) Perubahan tekanan nadi 4) Perubahan volume nadi 5) Perubahan turgor kulit 6) Perubahan turgor lidah 7) Perubahan haluaran urin 8) Perubahan pengisisan vena 9) Perubahanmembran mukosa

kering 10) Kulit kering

11) Peningkatan hematokrit

NOC:

1) Fluid balance 2) Hydration

3) Nutritional status: food

and fluid intake

Kriteria hasil

1) Mempertahankan urine

output sesuai dengan

usia dan BB

2) Tekanan darah, nadi,

suhu tubuh dalam batas

normal

3) Tidak ada tanda- tanda

dehidrasi, elastisitas

turgor kulit baik,

membaran mukosa

lembab, tidak ada rasa

haus yang berlebihan.

Fluid management

1) Perttahankan catatan intake dan

output yang akurat

2) Monitor status hidrasi(kelembapan

membrane mukosa, nadi adekuat,

tekanan darah ortostatik) 3) Monitor vital sign

4) Monitor masukan makanan/ cairan

(9)

12) Peningkatan suhu tubuh 13) Peningkatan frekuensi nadi 14) Peningkatan urin

15) Penurunan berat badan 16) Haus

17) Kelemahan

Faktor yang berhubungan: 1) Kehilangan cairan aktif 2) Kegagalan mekanisme

regulasi 5 Ansietas(00146)

Definisi: Peasaan tidak nyaman

atau kekwatiran yang samar

disertai PerubahanFrekuensi/

IramaJantung

Batasan karateristik:

1. Perilaku a. Gelisah b. Insomnia

2. Affektif

a. Gelisah, Distres b. Ketakutan

c. Perasaantidakadekuat d. Rasa nyeri meningkat

ketidakberdayaan e. Khawatir

3. Fisiologi

a. Wajahtegang, Tremor

tangan

b. Gemetar, Tremor

4. Simpatik

a. Peningkatan denyut nadi b. Parasimpatik

c. Letih, Gangguan tidur

5. Kognitif

6. Pengkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.

7. Takikardi

8. Kulit terasa hangat. Faktor yang berhubungan: 1. Pemajanan toksin

NOC:

1. Anxiety control 2. Anxiety level 3. Coping

kriteria hasil: 1. Klien mampu

mengidentifikasi dan

mengungkapkan

gejala cemas 2. Mengidentifikasi,

mengungkapkan dan

menunjukan teknik

untuk mengontrl

cemas

3. Vital sign dalam batas

normal

4. Postur tubuh, ekspresi

ajah, bahaa tubuh dan

tingkat aktivitas

menunjukan

berkurangnya

kecemasan

Anxiety Reduction( penurunan

kecemasan)

1. Temani pasien untuk memberikan

keamanan dan mengurangi takut 2. Identifikasi tingkat kecemasan 3. Bantu pasien untuk mengenali

situasi yang menimbulkan

kecemasan

4. Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi 5. Instrukikan pasien untuk

menggunkan tekhnik relaksasi 6. Berikan obat untuk mengurangi

(10)

2. Infeksi/ kontamnan

interpersonal

3. Stres, ancaman kematian

5. Kurang pengetahuan(00126)

Definisi:Defisiensi informasi

kognitif yang berkaitan dengan

topic tertentu.

Batasan karakteristik:

1) Perilaku hiperbola

2) Ketidakakuratan emngkuti

perintah

3) Ketidakakuratan melakukan

tes

4) Perilaku tidak tepat(apatis)

5) Pengungkapan masalah

Factor yang berhubungan:

1) Keterbatasan kognitif

2) Kurang minat dalam belajar

3) Kurang dapat mengingat

NOC:

1) Knowledge: disease

process

2) Knowledge: health

behavior

Kriteria hasil:

1) Pasien dan keluarga

mengatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan

program pengobatan

2) Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara

benar

Teaching: disease process

1) Berikan penilaian tentang tingkat

pengetahuan pasien tentang process

penyakit yang spesifik

2) Jelaskan patofisiologi dari penyakit

dan bagaimana hal ini berhubungan

dengan anatomi dan fisiologi dengan

cara yang tepat

3) Sediakan informasi pada pasien

tentang kondisi, dengan cara yang

tepat

4) Instruksikan pasien mengenai tada

dan gejala unutk melaporkan pada

pemberi perawatan kesehatan

(11)

Penyimpangan KDM Dispepsia

Perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan alkohol, nikotin, rokok, tumor/kanker saluran

pencernaan, stres

Intake makanan

Lambung kosong

Peningkatan HCL

Mengikis dinding lambung Pelepasan mediator kimia

(bradikinin, histamin, prostaglandin)

Merangsang system saraf simpatis

Medula oblongata

Nyeri akut

Anoreksia, mual

muntah Intake kurang

Dispepsia

Dx.

Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Dx.

Kekurangan volume cairan

Perubahan status kesehatan

Kurang informasi tentang penyakit

Stressor

Cemas

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Dr.Kumar.2013.Dasar- dasar patofisiologi penyakit.jakarta.Binarupa Aksara

Guyton.2010. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit edisi revisi III. Jakarta.EGC

Marya R. K. 2013 . Buku Ajar Patofisiologi Mekanisme Terjadinya Penyakit. Tanggerang Selatan : Binapura Aksara Publiser

Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarka diagnosa medis &

Nanda Nic Noc .Edisi revisi jilid 1 & 2. Yogyakarta : MediAction

Price, S. A dan Wilson, L. M, 1995, Patofisiologi, EGC, Jakarta

Wilkinson, Judith. M, Ahern Nancy R. 2011. Buku saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis,

NANDA Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta :EGC

Andy warman.http:// lp dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016:16.15)

Anita simanungkalit.http:// askep dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016:16.24)

Dha.http:// laporan pendahuluan dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016:16.07)

Dwi novita.http:// asuhan keperwatan pada pasien despepsia(diakses pada 15 Juni 2016:16.13)

Hendro Bintoko.http:// laporan pendahuluan dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016: 16.07)

Iwan.http://asuhan keperawatan klien dengan dyspepsia(diakses pada 15 Juni 2016:16.27)

(13)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. Y DENGAN DYSPEPSIA

A. PENGKAJIAN DAN DATA FOKUS

Pengkajian Tgl : 17 Agustus 2015 Jam : 12.05 WITA

Tanggal MRS : 13 Agustus 2015 No RM : 001304

Ruang/ kelas : Interna/ 01 DX masuk : Melena, Dyspepsia

S. Informasi : Klien dan keluarga

1.1. Pengkajian

1) Biodata pasien

Nama : Ny. Y

Umur : 58 tahun

Jenis kelamin :perempuan

Agama : Islam

Tempat tanggal lahir : Pauwa, 15 April 1957

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Suku/ Bangsa : Gororntalo / Indonesia

Status pernikhan : Kawin

Penanggung biaya : Suami

2) Riwayat sakit dan kesehatan

a. Keluhan utama :Nyeri uluhati

b. Riwayat keluhan utama : Klien mengatakan masuk Rumah sakit dengan keluhan

BAB berwarna hitam sejak pagi pada tanggal 13 agustus 2015, disertai mual dan

muntah dengan frekuansi 4 kali.

c. Keluhan saat ini :Klien mengatakan nyeri uluhati dirasakan setelah

mengkonsumsi makanan yang pedis dengan kualitas nyeri seperti ditusuk- tusuk pada

daerah epigastrium dengan skala nyeri 4( skala 1- 10) dan nyeri terasa memberat pada

saat klien terlambat makan serta klien merasa mual.

d. Riwayat diagnosa media : Klien mengatakan belum pernah masuk

rumah sakit dengan keluhan yang sama

e. Penyakit yang pernah di derita : Klien mengatakan pernah menderita

penyakit stroke, DM tipe II, dan Hipertensi tipe II

f. Penyakit yan pernah diderita keluarga :Klien mengatakan ibunya pernah menderita

(14)

g. Riwayat alergi : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat

alergi.

h. Riwayat Kesehatan keluarga Genogram

Generasi I

ROS ( Review Of System)

Observasi dan pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran umum : Compos mentis

Tanda- tanda vital

Tekanan Darah 130/90 mmHg

(15)

Frekuensi Nadi 64 x/menit

Suhu 37,4 0 C

B1 : Breath ” Pernapasan” :

a. Pola napas : Teratur, 24x/menit

b. Suara napas : Vesikuler

c. Sesak napas : Klien tidak mengalami sesak nafas

d. Batuk :Klien tidak mengalami batuk

Masalah : Tidak ada masalah pada system pernapasan

B2 : Blood “Kardiovaskuler” :

a. Irama jantung : Reguler, tekanan darah 150/80 mmHg b. Bunyi jantung : Normal

c. CRT : < 3 detik

d. Akral : hangat

Masalah :Tidak ada masalah pada system kardiovaskuler

B3 Persyarafan dan pengindraan : Dalam batas normal

a. GCS

Eyes :4 Verbal :5 Motorik:6 Total :15

b. Refleks fisiologis : Tidak dikaji c. Refleks patologis : Tidak dikaji

d. Istrahat tidur :

Malam : 8 jam Siang : 5 jam

e. Pupil :Isokor

f. Sclera/ konjugtiva : Putih / Merah muda

g. G3 pandangan : Klien tidak mengalami gangguan penglihatan pada kedua

matanya

h. G3 pendengaran : Klien tidak mengalami gangguan pendengaran pada kedua

telinganya

i. G3 penciuman :Klien tidak mengalami gangguan penciuman pada kedua lubang

hidungnya

Masalah: Tidak ada masalah pada sistem persyarafan dan pengindraan

B4 Perkemihan “Bladder”

a. Kebersihan : Klien mengatakan urinenya tidak bercampur dengan darah( urine bersih) b. Urin

Jumlah : 96o cc/hari

Warna : kekuning- kuningan

Bau : amoniak

(16)

c. Kandung kemih

Membesar :Tidak mengalami pembesaran saat di palpasi

Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah kandung kemih saat di palpasi

Masalah : Ada masalah pada system perkemihan

B5 : Bowel “pencernaan”

a. Nafsu makan : menurun b. Frekuensi : 3 x/hari c. Porsi makan : Tidak habis

Keterangan : Klien memakan bubur dengan porsi sedikit tetapi tidak di habiskan

d. Minum : 1.200 cc/hari

Jenis :Air putih

e. Mulut : Nampak kotor

f. Mukosa :Mukosa bibir klien nampak lembab

g. Tenggorokan

Nyeri tekan : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah tenggorokan

Kesulitan menelan : klien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam menelan Pembesaran tonsil :Tidak terdapat pembesaran tonsil

h. Abdomen perut

Nyeri tekan : Terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen region epigastrium

Lokasi : Epigastrium

Peristaltik : 20 X/menit

i. Pembesaran hepar : Tidak terdapat pembesaran hepar j. Pembesaran lien : Tidak terdapat pembesaran lien k. Buang Air Besar

Teratur : ya

Frekuensi : 2 x/hari

Warna : kuning

Konsistensi : lembek

Bau : Amis

Masalah : ada masalah pada system pencernaan

B6 : Bone “Musculoskeletal dan Integumen”

a. Kemampuan pergerakan sendi: Bebas

b. Kekuatan otot : 5 5

5 5

c. Kulit :

Warna kulit :

Hiperpegmentasi : Terjadi hiperpigmentasi

(17)

Edema :tidak terdapat edema d. Endokrin

Tyroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid

Hiperglikemia : Tidak terjadi hiperglikemia Hipoglikemia : Tidak terjadi hipoglikemia Luka ganggren : Tidak terdapat luka ganggren e. Personal hygiene

Klien selama menjalani perawatan di rumah sakit tidak pernah mandi, menggosok gigi

serta keramas, dan klien hanya mengganti pakaian hanya 1 kali dalam sehari f. Psiko-sosial-spiritual

Orang yang paling dekat : Suami klien

Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar : hubungan klien dengan teman

maupun lingkungan baik di rumah maupun di rumah sakit terlihat baik

Kegiatan ibadah : Klien mengatakan selama di rawat

di rumah sakit klien tidak pernah melaksanakan ibadah

Konsep diri : baik

g. Pemeriksaan diagnostik :

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 13 Agustus 2015

NaKCl :142/4,2/97

Asam Urat :3,9

GDS : 182

WBC : 7,9

h. Terapi :

1) Omeprazole 1 x 90 Mg 2) Ondansentron 3 x 1 3) Ceftriaxon 2 x 1 gr 4) Antasida Syr 3 x II C 5) PCT 3 x 1

6) Valesco 1 x 1

7) Terapi IVFD RL 20 tpm, II kolf

1.2. IDENTIFIKASI DATA

Data Subjektif :

- Klien mengatakan nyeri pada daerah uluhati( region epigastrium)

- Klien mengatakan nyeri muncul pada saat terlambat makan

- Klien mengatakan merasa mual

- Klien mengtakan kencing merasa lemas

- Kien mengatakan nafsu makan menurun

- Klien mengatakan tidak menghabiskan porsi makanannya

- Klien mengatakan merasa cepat kenyang pada saat makan Data Objektif :

- Skala nyeri 4( Skala 1- 10)

- Klien nampak meringis saat di palpasi pada daerah abdomen region epigastrium

- Turgor kulit klien jelek

(18)

- Klien nampak lemas

- Klien nampak tidak menghabiskan porsi makannya

- Tanda- tanda vital

Tekanan Darah 130/90 mmHg Frekuensi pernapasan 24 X/menit Frekuensi Nadi 64 x/menit Suhu 37,40 C

B. KLASIFIKASI / PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN GANGGUAN KEBUTUHAN

N o

Pengelompokkan data Gangguan kebutuhan

1. DS :

- Klien mengatakan nyeri pada daerah uluhati

- Klien mengatakan nyeri muncul pada saat

terlambat makan

DO :

- Skala nyeri 4( skala 1-10)

- Klien nampak meringis saat dipalpasi di region

epigastrium

- Tanda- tanda vital

Tekanan Darah 130/90 mmHg Frekuensi pernapasan 24 X/menit Frekuensi Nadi 64 x/menit Suhu 37,40 C

Domain 11 : Kenyamanan Kelas 1 :Kenyamanan fisik Nyeri akut(00132)

DS:

- Klien mengatakan merasa mual

- Klien mengatakan merasa lemas

- Klien mengatakan tidak nafsu makan

- Klien mengtakan tidak menghabiskan porsi

maknannya

- Kien mengatakan merasa cepat kenyang pada

saat makan DO:

- Turgor kulit klien jelek

- Klien nampak lemah

- Klien nampak mual saat di kaji

Klien nampak tidak menghabiskan makanan

Domain 2 nutrisi Kelas 1 makan

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

(19)

C. ANALISA DATA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM

Penyakit :Dispepsia

Respon utama : Nyeri uluhati Penyimpangan KDM :

Perubahan pola makan

Intake makanan menurun

Pengosongan lambung

Peningkatan HCL

Mengikis dinding lambung Anoreksia

mual Melepas mediator

kimia( bradikinin, histamin,

prostaglandin)

Merangsang sistem saraf

simpatis

Stimulus ke medula oblongata

DX. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

DISPEPSIA

(20)

D. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

No Tanggal muncul masalah Masalah

1 17 Agustus 2015 1) Nyeri akut

2) Resiko keridakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

E. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Nyeri akut

2) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

VI. INTERVENSI N

o

Diagnosa Keperawatan Noc Dan Criteria Hasil

Nic

1 Nyeri Akut

Definisi: Pengalaman sensasi dan

eliminasi yang tidak menyenangkan

yang muncul akibat kerusakan

jaringan yang aktual atau potensial

atau digambarkan dalam hal kerusakan

sedemikian rupa

Batasan karakteristik: DS :

- Klien mengatakan nyeri pada

NOC:

1. Pain level 2. Pain control 3. Comfort level

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama …X 24

jam, pasien tidak mengalami

nyeri, dengan criteria hasil: 1) Mampu mengontrol nyeri 2) Melaporkan bahwa nyeri

telah berkurang dengan

menggunakan

1. Lakukan pengkajian

nyeri secara

komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi,

kualitas dan fraktur

presipitasi 2. Ajarkan tekhnik

nonfarmakologi

3. Observasi tanda- tanda

vital

(21)

daerah uluhati

- Klien mengatakan nyeri muncul

pada saat terlambat makan

DO :

- Skala nyeri 4( skala 1-10)

- Klien nampak meringis saat

dipalpasi di region epigastrium

- Tanda- tanda vital

Tekanan Darah 130/90 mmHg Frekuensi pernapasan 24

X/menit

Frekuensi Nadi 64 x/menit Suhu 37,40 C

menejemen nyeri 3) Mamapu mengenali

nyeri( skala, intensitas,

frekuensi, dan tanda

nyeri)

4) Mengetahui rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

4. Kolaborasi dengan

memberikan obat

analgetik

2 Resiko ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi:Asupan nutrisi tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan

metabolik

Batasan karakteristik:

DS:

- Klien mengatakan merasa mual

- Klien mengatakan merasa lemas

- Klien mengatakan tidak nafsu

makan

- Klien mengtakan tidak

menghabiskan porsi maknannya

- Kien mengatakan merasa cepat kenyang pada saat makan DO:

- Turgor kulit klien jelek

- Klien nampak lemah

- Klien nampak mual saat di kaji

- Klien nampak tidak menghabiskan

makanan

NOC:

1. Nutritional status: food

and fluid intake 2. Nutritional status:

nutrition status 3. Weight control

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama …X 24

jam, pasien tidak mengalami

masalah pada nutrisi dengan

criteria hasil: 1. Mampu

mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi 2. Tidak ada tanda- tanda

malnutrisi

1. Kaji adanya alergi

makanan

2. Observasi turgor kulit,

integritas membran

mukosa, riwayat mual,

muntah atau diare 3. Monitor intake output

secara periode 4. Berikan makanan

terpilih

5. Anjurkan klien makan

(22)
(23)

VII. IMPLEMENTASI No.D

X

Tanggal Jam Implementasi jam Evaluasi

1 17 Agustus

2015

10.00 WITA

1. Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas dan fraktur presipitasi 2. Mengajarkan tekhnik nonfarmakologi

3. Mengobservasi tanda- tanda vital

4. mengkolaborasi dengan memberikan obat

analgetik

13.05 WITA

S: - Klien mengatakan nyeri pada daerah

uluhati dgn karakteristik seperti di

tusuk-tusuk

- Klien mengatakan nyeri

- Klien mengatakan nyeri muncul pada

saat terlambat makan

O:- Klien nampak meringis saat di palpasi

di daerah abdomen region epigastrium

- Nyeri skala 4( skala 1-10)

- Tanda- tanda vital:

Tekanan Darah 130/90 mmHg Frekuensi pernapasan 24 X/menit Frekuensi Nadi 64 x/menit Suhu 37,40 C

A: masalah nyeri akut belum teratasi

P: lanjutkan intervensi nyeri akut

2 17 Agustus

2015

10.00 WITA

1. Mengkaji adanya alergi makanan

2. Mengobservasi turgor kulit, integritas membran

mukosa, riwayat mual, muntah atau diare 3. Memonitor intake output secara periode 4. Memberikan makanan terpilih

5. menganjurkan klien makan sedikit tapi sering

13.05 WITA

S:- klien mengatakan merasa mual

- klien mengatakan merasa lemas

- Klien mengatakan tidak nafsu makan

- Klien mengatakan tidak

menghabiskan makanannya

- Klien mengahatakan merasa cepat

kenyang pada saat makan

(24)

- Klien nampak mual saat dikaji

- Klien nampak lemah

- Klien nampka tidak menghabiskan

porsi makannya

A: Masalah resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

3 18 Agustus

2015

09.47 WITA

1. Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas dan fraktur presipitasi 2. Mengajarkan tekhnik nonfarmakologi

3. Mengobservasi tanda- tanda vital

4. Mengkolaborasi dengan memberikan obat

analgetik

13.05 WITA

S:

O:- Klien nampak tidak meringis saat

dipalpasi di daerah abdomen region

epigastrium

- Klien nampak tenang

A: Masalah nyeri akut telah teratasi

P: Pertahankan intervensi nyeri akut

4 18 Agustus

2015

1. Mengkaji adanya alergi makanan

2. Mengobservasi turgor kulit, integritas membran

mukosa, riwayat mual, muntah atau diare 3. Memonitor intake output secara periode 4. Memberikan makanan terpilih

5. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering

S:-O:- turgor kulit klien baik

A: masalah resiko ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh telah

teratasi

P: Pertahankan intervensi resiko

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan. mual, muntah, tidak ada

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,

Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia,

1) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia (penurunan nafsu makan), di tandai dengan ibu pasien mengatakan bahwa pasien mual dan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme sekunder terhadap demam dan proses infeksi ditandai dengan nafsu makan menurun, BB turun, mual

5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya metabolisme anoreksia. 6) Ansietass orang tua berhubungan dengan kurang

1) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat. 2) Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik ditandai dengan klien tidak selera