• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Laporan Kelompok Perbandingan Teoritis Dan Kasus Pada Pasien Dengan Dyspepsia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh Laporan Kelompok Perbandingan Teoritis Dan Kasus Pada Pasien Dengan Dyspepsia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

CONTOH LAPORAN KELOMPOK PERBANDINGAN TEORITIS DAN KASUS PADA PASIEN DENGAN CONTOH LAPORAN KELOMPOK PERBANDINGAN TEORITIS DAN KASUS PADA PASIEN DENGAN DYSPEPSIA DYSPEPSIA BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Masalah kesehatan yang sering dijumpai di Rumah Sakit maupun di masyarakat terutama pada Masalah kesehatan yang sering dijumpai di Rumah Sakit maupun di masyarakat terutama pada penyakit sistem pencernaan diantaranya

penyakit sistem pencernaan diantaranya “DISPE“DISPEPPSIA”SIA”

Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 51

Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 51 5.30% yang mencari pertolongan5.30% yang mencari pertolongan medis. Insiden dispepsia. Di Inggris dan Skandivia dilaporkan angka prevalensinya berkisar 7-4%. medis. Insiden dispepsia. Di Inggris dan Skandivia dilaporkan angka prevalensinya berkisar 7-4%. Tetapi hanya 10-20% yang mencari

Tetapi hanya 10-20% yang mencari pertolongan medis. Insiden dispepsia pertahun diperkirakanpertolongan medis. Insiden dispepsia pertahun diperkirakan antara 1-8% (Suryono S. et all. 2001 hal 15A)

antara 1-8% (Suryono S. et all. 2001 hal 15A)

Di Negara barat prevalensi yang dilaporkan antara 23 dan 41 %, sekitar 4 %

Di Negara barat prevalensi yang dilaporkan antara 23 dan 41 %, sekitar 4 % penderitaan berkunjungpenderitaan berkunjung ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Didaerah Asia P

ke dokter umumnya mempunyai keluhan dispepsia. Didaerah Asia P asifik dispepsia juga merupakanasifik dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak dijumpai (Kusmobroto H 2003)

keluhan yang banyak dijumpai (Kusmobroto H 2003)

Berdasarkan penyakit tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat

Berdasarkan penyakit tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus dispepsia sebagaikasus dispepsia sebagai sebuah laporan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

sebuah laporan dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S S DENGAN DENGAN DISPEPSIADISPEPSIA DIRUANG PERAWATAN

DIRUANG PERAWATAN RS. BHAYANGKARA TK IV POLDA RIAU”RS. BHAYANGKARA TK IV POLDA RIAU”.. B.

B. Tujuan PenulisanTujuan Penulisan A.

A. Tujuan Tujuan umumumum

Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. W

Mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. W dengan Diagnosa medis Dispepsiadengan Diagnosa medis Dispepsia melalui pendekatan proses perawatan

melalui pendekatan proses perawatan B.

B. Tujuan Tujuan khususkhusus

Adapun penulisan tugas akhir ini adalah sebgai berikut: Adapun penulisan tugas akhir ini adalah sebgai berikut: 1.

1. Mampu Mampu melakukan melakukan pengkajian pengkajian pada pada Ny. Ny. S S dengan dengan Diagnosa Diagnosa medis medis DispepsiaDispepsia 2.

2. Mampu Mampu membuat membuat Diagnosa Diagnosa keperawatan keperawatan menurut menurut prioritas prioritas pada pada pasiendengan pasiendengan dispepsiadispepsia 3.

3. Mampu Mampu membuat membuat rencana rencana askep askep pada pada pasien pasien Ny. Ny. S S dengan dengan Diagnosa Diagnosa medismedis 4.

4. Dispepsia Dispepsia Mampu Mampu menerapkan menerapkan tindakan tindakan keperawatan keperawatan pada pada pasien pasien Ny. Ny. S S dengan dengan dispepsia.dispepsia. 5.

5. Mengevaluasi Mengevaluasi hasil hasil tindakan tindakan keperawatan keperawatan yang yang telah telah di di laksanakan laksanakan sesuai sesuai dengan dengan tujuan tujuan yangyang telah diterapkan

telah diterapkan C.

C. Manfaat PenulisanManfaat Penulisan 1.

1. Bagi Kelompok PenulisBagi Kelompok Penulis a.

(2)

b. Mengetahui askep pada kasus Dispepsia dengan baik dan benar 2. Bagi Pendidikan

Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan

D. Ruang Lingkup

Dalam penulisan Tugas akhir ini penulis membatasi masalah Asuhan Keperawatan

pada Ny. S dengan diagnosa medis Dispepsia di ruang perawatan RS, BHAYANGKARA TK IV POLDA RIAU.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir adalah metode Deskrisif  dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara 2. Observasi

3. Studi Dokumentasi 4. Studi Kepustakaan F. Sistematika Penulis

Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Ruang Lingkup Metode Penulisan, Sistematika Penulisan

BAB II : Tinjauan Teoritis Meliputi : Definisi, Etiologi, Klasifikasi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Laboratorium Dan Diagnostig P enunjang, Penatalaksanaan, Komplikasi, asuhan keperawatan.

BAB III :Tinjauan Kasus : Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa Keperawatan, Rencana Keperawatan, Catatan Keperawatan, Catatan Perkembangan.

BAB IV :Pembahasan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, evaluasi

BAB V : Penutup meliputi : Kesimpulan dan Saran

BAB II

(3)

I. DEFINISI

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis (sindrom) yang terdiri dari rasa tidak

enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain, perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26)

Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488).

Dispepsia merupakan rasa tidak enak pada daerah epigastrium yang sering berhubungan dengan makanan, gejalanya seperti ulkus tapi pada pemeriksaan tidak ditemukan ulkus (E Mudjadid dalam Ilmu Penynkit Dalam “IPD” jilid II edisi III Balai Penerbit FKUI Jakarta 2001).

II. ETIOLOGI

Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus. Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah: 1. Menelan udara (aerofagi)

2. Regurgitasi(alir balik, refluks) asam dari lambung 3. Iritasi lambung (gastritis)

4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis 5. Kanker lambung

6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya) 8. Kelainan gerakan usus

9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi 10. Infeksi Helicobacter pylory

III. KLASIFIKASI

a. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. b. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus (DNU), bila tidak  jelas penyebabnya.

(4)

IV. PATOFISIOLOGI

Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblo ngata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

V. MANIFESTASI KLINIS a. Nyeri perut

b. Rasa perih di ulu hati

c. Mual, kadang-kadang sampai muntah d. Nafsu makan berkurang

e. Rasa lekas kenyang f. Perut kembung

g. Rasa panas di dada dan perut

h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba) VI. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik yang akurat dan apabila diperlukan dapat dilakukan untuk menyingkirkan berbagai macam kemungkinan dan penyebab dispepsia. Perlu diwaspadai adanya tanda-tanda pada dispepsia seperti : a. Muntah-muntah hebat b. Demam c. Hematemesis d. Anemia e. Ikterus

f. Penurunan berat badan yang bermakna

(5)

Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain.

a. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.

b. Radiologis

Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran makan.

Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.

c. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)

Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.

d. USG (ultrasonografi)

Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan e. Waktu Pengosongan Lambung

Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 % kasus.

VIII. PENATALAKSANAAN

a. Penatalaksanaan Non Farmakologi 

i. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung

ii. Menghindari faktor resiko sepeti alcohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang belebihan, nikotin rokok, dan stress

iii. Atur pola makan

(6)

Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti k arena proses patofisiologinya pun masih belum jelas

Obat-obatan yang diberikan meliputi antasid (meetralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah)

IX. KOMPLIKASI

Penderita dispepsia menahun dapat memicu terjadinya komplikasi seperti : a. Ulkus peptikum

b. Pendarahan saluran cerna c. Kanker lambung

d. Anemia

e. Penurunan berat badan dramatis

X. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian

a. Data umum / identitas pasien : Nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, status,alamat dll

b. Keluhan utama : keluhan yang dirasakan pasien adanya rasa nyeri perut, rasa pedih di hulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang,perut kemung, rasa panas didada dan perut dll.

c. Riwayat kesehatan

· Riwayat kesehata dahulu : ada atau tidaknya pasien mengalami penyakit seperti hipertensi, ginjal, anoreksia, dll

· Riwayat kesehatan sekarang : adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba).

· Riwayat kesehatan keluarga: ada atau tidaknya d. Periksaan fisik

· Ttv: td, nadi, pernafasan , suhu

· Rambut dan kepala :bentuk rambut, bentuk kulit kepala · Mata : penglihatan, konjungtiva, pupil

(7)

· Mulut dan gigi :keadaan gigi, lidah, rongga, tonsil · Telinga :bentuk, keadaan pendengaran

· Leher

· Dada/torax: bentuk, paru-paru, jantung · Abdomen

· Kulit : turgor

· Ektremitas atas dan bawah · Personal hygiene

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada klien dengan dispepsia antara lain : a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

b. Perubuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.

c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

3. INTERVENSI

Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menngulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 2x24 jam diharapkan t erjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria hasil :

ü klien melaporkan terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri ü klien tampak rileks

· Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 – 10)

Rasional : Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan · Berikan istirahat dengan posisi semifowler

Rasional : Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang

(8)

· Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung Rasional : dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan aktivitas peristaltik

· Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi

Rasional : Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol

· Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic

Rasional : Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual muntah Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu, dengan kriteria hasil : ü Klien menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi

ü Nafsu makan meningkat ü Mual muntah berkurang

· Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat

Rasional : Untuk mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan · Timbang BB klien

Rasional : Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat · Berikan makanan sedikit tapi sering

Rasional : meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster · Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.

Rasional : Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake diet klien. · Monitor intake dan output secara periodik.

Rasional : Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan

c. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan status cairan dan elektrolit klien dalam keadaan normal, dengan kriteria hasil:

ü mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan cairan, dibuktikan stabil. ü membran mukosa lembab.

(9)

· Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran mukosa, turgor kulit Rasional : Indikator keadekuatan volume sirkulasi perifer dan hidrasi seluler

· Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat

Rasional : Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit

· Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diuretic Rasional : Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut

· Berikan/awasi hiperalimentasi IV

Rasional : Tindakan daruat untuk memperbaiki ketidak seimbangan cairan elektrolit

d.  Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

Tujuan : setelah dilakukan tindakan k eperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien

mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan, dengan kriteria hasil klien menyatakan pemahaman tentang penyakitnya.

· Kaji tingkat kecemasan

Rasional : Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga memudahkan dlam tindakan selanjutnya

· Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan semua keluhannya

Rasional : Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala hal tundakan yang diberikan

· Jelaskan semua prosedur dan pengobatan

Rasional : Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekejasama dalam perawatannya.

· Berikan dorongan spiritual

Rasional : Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

4. Evaluasi

Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam  jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi.

(10)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini kami akan membandingkan beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dispepsia yang penulis temukan pada Ny. S selama dinas di RS. Bhayangkara Tingkat IV Polda Riau.

A. Pengkajian

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya penulis melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan menerapkan proses keperawatan dimana pengkajian dilaksanakan pada hari pertama pengambilan kasus. Untuk mendapatkan data yang menunjang baik secara objektif maupun subyektif, kami melakukan wawancara dengan klien dan keluarga, pemeriksaan fisik, mempelajari catatan keperawatan, catatan medis dan hasil pemeriksaan penunjang pada saat dilakukan

pengkajian penulis menemukan adanya kesenjangan atau perbedaan antara tinjauan teori dengan kasus yang ada. Pada pengkajian klien dengan dispepsia yang kami temukan y aitu nyeri epigastrium, tidak nafsu makan, mual, muntah, dan berat badan menurun. Sedangkan menurut teori yang

dilaksanakan tidak jauh berbeda dengan manifestasi klinis. Kesenjangan/perbedaan ini dikarenakan menurut manifestasi kliis pada kasus adalah k lien tampak pucat dengan penyakit yang dideritanya dan klien juga tampak meringis juga terpasang infus di lengan kiri.

B. Diagnosa Keperawatan

Secara umum diagnosa yang timbul pada kasus dispepsia yanng ditemukan adalah : 1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah. 3) Perubahan keseimbangn cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya muntah.

4) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatannya. Sedangkan diagnosa yang timbul pada Ny. S adalah :

1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah. 3) Resiko perubahan keseimbangn cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya muntah. Kasus yang dialami Ny, S pada diagnosa yang ke-3 hanya terjadi resiko belum terjadi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.

(11)

C. Intervensi Keperawatan

Pada perencanaan tindakan keperawatan pada Ny. S menggunakan prioritas masalah dengan mempertimbangkan dasar-dasar kebutuhan manusia untuk menyelesaikan 3 diagnosa yang di tegakan. Dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan kami berusaha menjalankannya secara sistematis, berkesinambungan dan efisien. kami juga berusaha agar perencanaan ini dapat

mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dibuat sesuai dengan prioritas masalah dan dapat mengatasi diagnosa keperawatan yang ditetapkan.

D. Implementasi

Dalam tahap implementasi, penulis bekerjasama dengankeluarga klien, perawat ruangan dan ti m kesehatan .sesuai prioritas masalah dan kondisi klien.

1. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa gangguan rasanyaman nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung adalah mengkaji tingkat nyeri, memberikan istirahat dengan posisi semi fowler, menganjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam

lambung, mengajarkan dan menganjurkan teknik relaksasi, mengkolaborasikan dengan dokter dalam pemberian analgetik.

2. Pada diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,muntah adalah memantau dan mendokumentasikan haluaran, menimbang beret badan klien, menganjurkan makanan sedikit tapi sering, mengkaji pola diet yang disukai/tidak disukai klien, memonitor intake dan output makanan secara periodik.

3. Pada diagnosa resiko perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah mengobservasi tanda-tanda vital, mengawasi jumlah dan tipe cairan dan haluaran urine dengan tepat,

mendiskusikan strategi untuk menghentikan muntah.

E. Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada klien dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan. Keperawatan mengenai reaksi klien dan evaluasi hasil

berdasarkan tujuan yang ditetapkan pada evaluasi ini penulis melakukan penilaian asuhan yang diberikan dari tanggal 11 – 14 februari 2012.

Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara subjektif melalui ungkapan klien dan secara objektif melalui pengamatan dan pengukuran dari tiga diagnosa seluruhnya teratasi sebagian teratasi sebagian.

BAB V

(12)

A. Kesimpulan

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan langsung pada Ny. S di Ruang perawatan di RS. BHAYANGKARA TK IV POLDA RIAU dari tanggal 11 februari sampai dengan tanggal 14 februari 2012, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melakanakan asuhan keperawatan penulis menggunakanpendekatan proses

keperawatan yaitu mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Data-data tersebut digunakan untuk menyusun diagnosa keperawatan.

2. Dalam menentukan diagnosa keperawatan penulis berfokus pada data-data sebagai hasil pengkajian berdasarkan masalah aktual, masalah risiko tinggi yang penulisannya berdasarkan prioritas kebutuhan dasar manusia menurut Maslow.

3. Dengan melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif maka seluruh permasalahan yagn dihadapi klien dapat teratasi sebagian ataupun seluruhnya.

4. Ternyata pada klien dispepsia penyembuhannya sangat berpengaruh pada sikap perawat yang empati danmenerapkan komunikasi theraphy, di samping pemberian obat-obatan.

5. Dengan adanya seminar ini, para perawat dapat mengambil manfaat yaitu menambah pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan klien asma.

B. Saran

1. Untuk Klien

Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien dapat mengerti dan memahami pengertian perawatan dan pencegahan asma sehingga dapat terhidnar dari syndome dispesia. 2. Untuk Perawat 

Hendaknya para perawat RS. BHAYANGKARA TK IV POLDA RIAU dapat lebih meningkatkan kinerja dengan mengacu kepada standar operasional prosedur yang di tetapkan oleh rumah sakit. Serta perawat juga hendaknya setiap klien yang baru masuk rumah sakit segera diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit yang diderita agar klien dankeluarga tidak cemas terhadap penyakitnya dan menambah pengetahuan.

3. Untuk Mahasiswa

Diharapkan setelah menjalani dinas di RS. BHAYANGKARA TINGKAT IV POLDA RIAU dapat memahami dan mampu untuk menjalankan ilmu praktek keperawatan medikal bedah untuk klien dengan

(13)

Selain itu apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan dan penuliasan makalah ini harap dimaklumi, hal ini karena kami masih dalam tahap balajar dan keterbatasan kemampuan yang kami miliki. Oleh karana itu kami meminta masukan kepada semua pihak demi kesempurnaan

pembuatan makalah di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002,Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2. Edisi 2 Jakarta : EGC

Doengoes, M. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Edisi 3. Jakarta : EGC

Mansjoer, dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran.Jilid I edisi 3. Jakarta Media

Mangunnegoso, H. dkk , 2004. Asma Pedoman Diagnois dan Penatalaksanaan di Indonesia,Jakarta. Balai Penerbit FKUI

Referensi

Dokumen terkait

(1) Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang

Hal ini diamini oleh WMM yang mengatakan bahwa de ngan rek- rutmen yang jelas akan menjadi key success factor dalam pe nguatan budaya mutu organisasi karena pada dasarnya

Pada penelitian ini hanya ditentukan kisaran ukuran sel udara saja, hasil pengukuran menunjukkan bahwa diameter partikel udara dari sampel sangat kecil (0,91 –

bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 05 Tahun 1999 sebagaimana diubah

Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku.Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku bagaian

3 Memberi kelulusan/menolak Ketua Warden 4 Menyerahkan kad kebenaran Pengawal Keselamatan 5 Penghuni asrama keluar dengan. mematuhi

Untuk melakukan proses peleburan, sebelumnya dilakukan perancangan komponen. Adapun komponen yang digunakan antara lain tabung pelebur, band heater, nozzle heater. Tabung

Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah Metodologi Penelitian membahas tentang ruang lingkup penelitian kefarmasian, etika penelitian dan penulisan karya ilmiah, karakteristik