• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kesiapan

2.1.1 Pengertian Kesiapan

Kesiapan berasal dari kata dasar “siap” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kata kerja bersedia (untuk) melakukan sesuatu. Secara sederhana kesiapan untuk bereaksi dan bertindak terhadap objek tertentu secara positif atau negatif.

Menurut kamus psikologi, kesiapan (Readiness) adalah suatu titik kematangan untuk menerima dan mempraktekkan tingkah laku tertentu.

Menurut Slameto (2015) “kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi atau kondisi yang dihadapi.

Menurut Oemar Hamalik (2008) “kesiapan adalah tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional”.

2.1.2 Prinsip-prinsip dan Aspek Kesiapan

Menurut Slameto (2010 ) prinsip-prinsip dan aspek kesiapan meliputi ; 1. Prinsip-prinsip kesiapan

a. Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).

b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman.

c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa

pembentukan dalam masa perkembangan. 2. Aspek-aspek Kesiapan

Suatu kondisi dikatakan siap setidak-tidaknya mencakup tiga aspek yaitu: a. Kondisi fisik, mental, dan emosional

b. Kebutuhan atau motif tujuan

c. Keterampilan, pengetahuan, dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.

Dalam hal emosi yang negatif, umumnya remaja belum dapat mengontrolnya dengan baik. Sebagian remaja dalam bertingkah laku sangat dikuasai oleh emosinya. Kebiasaan

(2)

remaja (dengan latihan) menguasai emosi-emosi yang negatif dapat membuat mereka sanggup mengontrol emosi dalam banyak situasi.

2.1.3 Macam-macam Kesiapan

Berikut macam-macam kesiapan (kuswahyuni,2009);

1. Kesiapan mental adalah kondisi kepribadian seseorang secara keseluruhan dan bukan hanya kondisi jiwanya. Kondisi kesiapan mental merupakan hasil tumbuh kembang sepanjang hidup seseorang dan diperkuat oleh pengalaman sehari-hari orang yang bersangkutan.

2. Kesiapan Diri

Kesiapan diri adalah terbangunnya kekuatan yang dipadu dengan keberanian fisik dalam diri siswa yang berakal sehat sehingga dapat menghadapi segala sesuatu gagah berani. 3. Kesiapan Belajar

Kesiapan belajar merupakan perubahan perilaku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru.

4. Kesiapan Kecerdasan

Kesiapan kecerdasan adalah kesiapan bertindak dan kecakapan memahami bisa tumbuh dari berbagai kualitas.

2.1.4 Tanda Kesiapan

Menurut Hurlock (2004) tanda seseorang dikatakan siap untuk menerima sesuatu dari luar yaitu :

1. Mempunyai keyakinan akan kemampuan untuk menghadapi kehidupan

2. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan orang lain

3. Individu tidak merasa malu

4. Berani memikul tanggungg jawab terhadap perilakunya

5. Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri dari pada bersikap nyaman terhadap tekanan sosial

6. Tidak menyalahkan diri sendiri atas keterbatasan yang dimiliknya atau mengingkari kelebihannya

7. Individu yang menerima dirinya tidak menyangkal implus dan emosi atau merasa bersalah atas impulas tersebut.

2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan 1. Menurut (Darsono,2000) faktor kesiapan meliputi:

(3)

a. Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya:sakit, pasti akanmempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar.

b. Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya: gelisah, tertekan, dsb. 2. Menurut (Soemanto,2001), faktor yang membentuk readiness,meliputi:

a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah factor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan individu. Sebaliknya kondisi fisik yang lemah atau sakit akan tidak biasa memberikan pengaruh yang positif. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera, kapasitas intelektual.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses pikir dan mempengaruhi mental seseorang.Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesiapan diri sangat penting bagi orang yang mudah dipengaruhi dengan emosional, konflik, dan cemas.

2.2 Konsep Dasar Remaja 2.2.1 Pengertian Remaja

Menurut King (2010) masa remaja (adolescence) adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai pada sekita usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 21 tahun.

Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata bendanya adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006).

(4)

Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2009), menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung perubahan besar fisik, kognitif dan psikososial.

2.2.2 Tahap Perkembangan Remaja

Perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan. Dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola perubahan tersebut bersifat kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses, yaitu proses biologis, proses kognitif, dan proses sosial. Menurut

Santrok dan Yussen ( Budi, Amin, dkk. 2006), fase perkembangan manusia digolongkan menjadi tiga macam yaitu :

1. Fase berdasarkan biologis

a. Menurut Aristoteles tahapan perkembangan remaja pada fase biologis yaitu: berada pada fase ke III : umur 14-21 tahun : Disebut masa remaja atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan (transisi) dari anak menjadi dewasa.

b. Menurut Sigmud Freud tahapan perkembangan remaja pada fase biologis berada pada fase V yaitu Fase Pubertas : 12/13-20 tahun dimana impuls-impuls (dorongan kembali menonjol).

2. Fase berdasarkan Dedaktis

Fase berdasarkan dedaktis adalah fase yang dilihat dari segi keperluan/ materi yang dapat diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu dan metode paling efektif untuk diterapkan dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu. Fase dedaktis menurut Jean Jacques Rousseau, dalam karyanya Emile eu du I’educationyaitu

a. Usia 12-15 tahun: Masa berkembangnya pikiran juga pubertas

b. Usia 15-20 tahun : Masa pentingnya pendidikan serta pembentukan watak, kesusilaan, juga pembinaan mental agama

3. Fase berdasarkan psikologis

(5)

a. Fase IV (8-13 tahun) : Munculnya minat pada dunia objek sampai puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar.

b. Fase V(13-19 tahun) : Masa penemuan diri dan kematangan, yaitu sintesi sikap subjektif dan objektif.

4. Fase-fase perkembangan menurut Hurlock (2002) terbagi menjadi tiga fase, yaitu: remaja awal, remaja tengan dan remaja akhir.

a. Fase pra-remaja: mulai usia 12 – 14 tahun b. Fase remaja : mulai usia 14 – 18 tahun c. Adolescence : mulai usia 18 – 21 tahun 2.2.3 Perubahan Fisik Remaja

Menurut Hurlock, perubahan fisik pada remaja dibagi menjadi dua yaitueksternal dan internal :

1. Perubahan eksternal meliputi : a. Tinggi

Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia tujuh belas dan delapan belas tahun, dan rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya. Anak yang pada masa bayi diberi imunisasi biasanya lebih tinggi dari usia ke usia, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi imunisasi, yang karena itu lebih banyak menderita sakit sehingga cenderung memperlambat pertumbuhan.

b. Berat

Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi. Tetapi berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.

c. Proporsi Tubuh

Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik. Misalnya, bahun melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu panjang.

d. Organ Seks

Baik organ seks pria maupun organ seks wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian e. Ciri-ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa remaja Tanda-tanda seks sekunder remaja perempuan:

(6)

1) Pinggul melebar

2) Payudara membesar

3) Tumbuhnya rambut diketiak dan sekitar kemaluan

4) Menstruasi

2. Perubahan internal meliputi : a. Sistem Pencernaan

Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

b. Sistem Peredaran Darah

Jantung tumbuh pesat selama masa remaja; pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang. c. Sistem Pernapasan

Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian

d. Sistem Endorkin

Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh sistem endorkin pada awal masa puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.

e. Jaringan Tubuh

Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas. Jaringan, selain tulangm terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot

2.2.4 Karakteristik Perkembangan Remaja 1. Perkembangan Fisik

Masa remaja merupakan salah satu di antara dua masa rentangan kehidupan individu, yang di dalamnya terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Monks dkk.(1994) 2. Perkembangan kognitif ( intelektual)

(7)

Secara mental telah dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak. Dengan kata lain, berpikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah dari pada berpikir konkret.

3. Perkembangan emosi

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Untuk itu proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondidi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. 4. Perkembangan sosial

Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nila-nilai, maupun perasaannya. Remaja memilih teman yang memiliki kualitas psikologis sama dengan yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut

interest, sikap, nilai, dan kepribadian. 5. Perkembangan moral

Melalui perkembangan atau interaksi sosial, tingkat moralitas remaja sudah lebih matang dari usia anak. Mereka sudah lebih menilai moral atau konsep-konsep moralita, seperti kejujuran keadilan, kesopanan, dan kedisiplinan

6. Perkembangan Kepribadian

Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian. Masa remaja merupakan saat berkembangnya identitas (jati diri). Apabila remaja gagal mengintegritaskan aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu untuk memilih, ia akan mengalami kebingungan. Adapun perkembangan identitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu iklim keluarga, tokoh idola, dan peluang pengembangan diri.

7. Perkembangan kesadaran keberagamaan

Kemampuan berpikir abstrak remaja memungkinkannya untuk dapat mentransformasikan keyakinan bergama.

2.2.5 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

(8)

1. Faktor Internal

a. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya , Anak cendrung dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya jika ayah dan ibunya atau kakeknya bertubuh tinggi dan panjang, begitupun sebaliknya.

b. Kematangan pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau saatkematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti tertangguhkan.

2. Faktor Eksternal a. Kesehatan

Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat, sebaliknya anak yang sehat akan lebih bagus pertumbuhannya.

b. Makanan

Anak yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi pertumbuhannya akan lancar.

2.2.6 Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut Wong (2008) antara lain : 1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria

maupun wanita Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.

(9)

Perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan seberapa jauh perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat sebagai akibat perubahan usia kematangan yang menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang menganggu para remaja.

3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri pada waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini dan untuk mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan. 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab menerima peran

seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai banyak kesulitan bagi laki-laki; mereka telah didorong dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi anakperempuan. Sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminim dewasa yang diakui masyarakat dan menerima peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok yang memerlukan penyesuaian diri selama bertahun-tahun. Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama akhir masa kanak-kanak dan masa puber, maka mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui lawan jenis dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.

5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional

(10)

dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidaklah sama dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.

6. Mempersiapkan karir ekonomi

Kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode pelatihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian ekonomi bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya.Secara ekonomi mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja selesai dijalani.

7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

Kecenderungan perkawinan muda menyebabkan persiapan perkawinan merupakan tugas perkembangan yang paling penting dalam tahun-tahun remaja. Meskipun tabu sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-ansur mengendur dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit yang dipersiapkan. Kurangnya persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari masalah yang tidak terselesaikan, yang oleh remaja dibawa ke masa remaja.

8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai dewasa, orang tua berperan banyak dalam perkembangan ini. Namun bila nilai-nilai dewasa bertentangan dengan teman sebaya,

(11)

masa remaja harus memilih yang terakhir bila mengharap dukungan teman-teman yang menentukan kehidupan sosial mereka. Sebagian remaja ingin diterima oleh teman-temannya, tetapi hal ini seringkali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak bertanggung jawab.

Tugas-tugas perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan dirinya, memahami peran seks atau jenis kelamin, mengembangan kemandirian, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial, menginternalisasikan nilai-nilai moral, dan merencanakan masa depan.

2.2.7 Hukum-hukum Perkembangan Bagi Remaja Awal 1. Hukum tempo perkembangan

Tempo berarti waktu atau masa. Hukum tempo perkembangan bermakna bahwa berlangsungnya perkembangan individu yang satu tidak sama cepat atau lambatnya dengan individu lain.

2. Hukum Irama Perkembangan

Irama berarti variasi atau fluktuasi naik turunya kecepatan perkembangan individu.Hukum irama perkembangan mengatakan bahwa berlangsungnya perkembangan individu tidak dengan irama cepat, lambat, atau bahkan seperti berhenti, kemudian cepat seperti dipacu.

3. Hukum Rekapitulasi

Hukum rekapitulasi berpendapat bahwa perkembangan psikis individu akan pengulangan urutan tingkah laku dan perkembangan nenek moyang sutu bangsa.

4. Hukum masa peka

Menurut M.Montessori, dalam perkembangan anak terdapat suatu yang sangan tepat bagi suatu fungsi untuk dapat berkembang dengan baik sekali atau sangat sensitif dan sangat mudah merespons stimulus yang datang kepada dirinya. Pada masa ini, anak mempunyai kesiapan terbaik untuk melaksanakan tugas perkembangannya dalam fungsi tertentu.

(12)

5. Hukum Trotzalter (masa menentang)

Hukum trotzaler berpandangan bahwa perkembangan individu tidak selalu berlangsung dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi data guncangan yang membawa perubahan secara radikal.

6. Hukum masa eksploratif

Langeveld berpandangan bahwa perkembangan individu merupakan proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan dan penemuan pada individu yang bersangkutan.

7. Hukum pertahanan diri

Pertahanan diri yang dimaksud adalah suatau respon dalam bentuk sikap atau perilaku individu yang dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyenangkan.

8. Hukum pengembangan diri

Hukum ini berpandangan bahwa sesungguhnya setiap individu memiliki dorongan alamiah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.

2.2.8 Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku

Perubahan fisik hampir selalu dibarengi dengan perubahan perilaku dan sikap. Keadaan ini seringkali menjadi sedikit parah karena sikap orang-orang yang berbeda disekelilingnya dan sikapnya sendiri dalam menanggapi perubahan fisik itu. Konsisten dengan konsep dasar bahwa individu merupakan satu kesatuan psikofisik yang tidak dapat dipisah-pisahkan, maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang berlaku.Seberapa jauh perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi perilaku bagaian besar tergantung pada kemampuan dan kemauan anak remaja untuk mengungkapkan keprihatinan dan kecemasannya kepada orang lain sehingga dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan

(13)

baru dan yang lebih baik. Dunbar dalam Hurlock (1992) menjelaskan, reaksi efektif terhadap perubahan utama ditentukan oleh kemampuan untuk berkomunikasi. Karena berkomunikasi merupakan cara untuk mengatasi kecemasan yang selalu disertai tekanan.Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:

1. Ingin menyendiri

Kalau perubahan masa puber mulai terjadi anak-anak biasanya menarik diri dari temannya dan dari berbagai kegiatan keluarga dan sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarga. Gejala menarik diri ini mencakup ketidak- inginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.

2. Bosan

Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan social dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasi diberbagai bidang cenderung menurun.

3. Inkoordinasi

Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.

4. Antagonis Sosial

Anak puber seringkali tidak mau bekerjasama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan diungkapakan dalam kritik dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain. 5. Emosi yang meninggi

Kemurungan, merajuk, ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marah dan suasana hati

(14)

yang negatif sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik, ketegangan mulai berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.

6. Hilangnya Kepercayaan Diri

Anak-anak yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun dank arena kritik yang bertubi-tubi dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.

7. Terlalu sederhana

Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.

Hurlock (1980) mengungkapkan bahwa pada umunya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan daripada laki-laki, sebagian disebabkan karena anak perempuan biasanya lebih cepat matang daripada anak laki-laki dan sebagian karena banyak hambatan-hambatan sosial mulai ditekankan pada perilaku anak perempuan justru pada saat anak perempuan mencoba untuk membebaskan diri dari berbagai pembatasan. Karena mencapai masa puber lebih dulu, anak perempuan lebih cepat menunjukkan tanda-tanda perilaku yang mengganggu daripada anak laki-laki. Tetapi perilaku anak perempuan lebih cepat stabil daripada anak laki-laki dan anak perempuan mulai berperilaku seperti sebelum masa puber.

2.3 Konsep Dasar Pubertas 2.3.1 Pengertian Pubertas

Pubertas (puberty) adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa remaja awal (Santrock, 2012).

(15)

Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi karena pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja dan dikatakan tumpang tindih karena beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Menjelang anak matang secara seksual, ia masih disebut anak puber, begitu matang secara seksual ia disebut remaja atau remaja muda (Al Mighwar, 2006).

2.3.2 Etiologi Pubertas

Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalami perubahan. Hormon seks yang memengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi di indung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan testosteron. Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan memengaruhi alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan (Wikipedia)

2.3.3 Ciri-ciri Pubertas

Anak yang mengalami masa pubertas selama dua tahun atau kurang dianggap sebagai anak yang cepat matang, sedangkan yang memerlukan tiga sampai empat tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap sebagai anak yang lambat matang. Anak perempuan cenderung lebih cepat matang dibandingkan anak laki-laki.

Ciri-ciri anak yang mengalami masa pubertas adalah sebagai berikut (Soetioe,1982): 1. Mencari pergaulan di luar keluarga, usaha melepaskan diri dari ikatan keluarga.

2. Minat subjektif dan sosial, timbul ke dalam batin sendiri.

3. Kepribadian tumbuh dan si puber menemukan diri sendiri, ia mulai meneliti hidupnya. 4. Penemuan nilai-nilai, sikapnya menjadi emosional.

(16)

5. Daya pikir melepaskan sifat-sifat konkret dan menuju sifat-sifat abstrak.

6. Perkembangan anak laki-laki dan anak perempuan berbeda.Anak puber mengalami sikap ketidak-tenangan, tidak seimbang dan menunjukkan sifat yang bertentangan.

Adapun ciri-ciri fisik anak yang memasuki masa pubertas adalah sebagai berikut (Sujanto, 1996):

1. Kelenjar bagi anak laki-laki mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel sperma dan bagi anak perempuan kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur.

2. Anak laki-laki mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan mengalami menstruasi.

3. Tubuh mulai berkembang, sehingga tampak pada anak laki-laki dadanya bertambah dengan otot-otot yang kuat dan anak perempuan, pinggulnya mulai melebar.

4. Mulai tumbuhnya rambut-rambut di bagian-bagian tertentu baik anak laki-laki maupun anak perempuan.

5. Anak laki-laki lebih banyak bernafas dengan perut sedangkan anak perempuan lebih banyak bernafas dengan dada.

6. Suara mulai berubah menjadi lebih besar atau parau.

7. Wajah anak laki-laki lebih tampak persegi sedangkan wajah anak perempuan lebih tampak membulat.

8. Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan anak laki-laki dan anak perempuan mengalami perubahan. Anak laki-laki tampak lebih kaku dan kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung.

9. Mulai menghias diri, baik anak laki-laki maupun anak perempuan berusaha menarik perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi dengan malu-malu. 10. Sikap batinnya kembali mengarah ke dalam, sehingga timbul rasa percaya diri. 11. Perkembangan tubuhnya mencapai kesempurnaan dan kembali harmonis. 2.3.4 Tahap-tahap pubertas

Masa pubertas terjadi secara bertahap yaitu masa prapubertas, pubertas dan pasca pubertas yang dijelaskan sebagai berikut (Wong et al, 2009).

1. Pra pubertas. Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual.Merupakan titik

(17)

pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada remaja putra indikasi seksualitasnya kurang jelas. 2. Pasca pubertas. Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik.

2.3.5 Faktor yang mempengaruhi Pubertas

Santrock menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi masa pubertas ini adalah: 1. Bawaan

Kemunculan pubertas bukanlah suatu insiden lingkungan. Kemunculan pubertas telah di program di dalam gen setiap manusia (Adair, 2001).

2. Hormon

Hormones (hormon) adalah zat kimiawi yang kuat yang diciptakan oleh kelenjar endokrin dan dibawa ke seluruh tubuhmelalui aliran darah.

Pada laki-laki hormon ini disebut dengan androgen sedangkan perempuan disebut dengan estrogen. Testosteron adalah androgen yang berperan penting bagi perkembangan pubertas laki-laki, termasuk perkembangan genital eksternal, bertambahnya tinggi badan dan perubahan suara (Hiot, 2002). Sementara Estradiol adalah estrogen yang berperan dalam perkembangan perempuan. Ketika hormon ini berkembang, maka terjadilah pertumbuhan payudara, rahim dan perubahan kerangka. 3. Sistem Endokrin

Peran sistem endokrin di masa pubertas melibatkan interaksi dari hipotalamus, kelenjar pituitary dan gonad (kelenjar seks). Hipotalamus adalah sebuah struktur yang terletak di bagian atas otak yang memonitor kegiatan makan, minum, dan seks. Kelenjar pituitary adalah kelenjar endokrin yang mengontrol pertumbuhan dan meregulasi kelenjar-kelenjar lain. Gonad adalah kelenjar-kelenjar seks. Cara kerja sistem endokrin ini adalah kelenjar-kelenjar pituitary mengirimkan sebuah signal melalui gonadotropin (hormone yang merangsang kelenjar seks) ke testis dan indung telur untuk menghasilkan hormon. Kemudian, melalui interaksi dengan hipotalamus, kelenjar pituitary berusaha mendeteksi kapan

(18)

dicapai kadar yang optimal dari hormon dicapai dan berusaha mempertahankannya melalui sekresi gonadotropin tambahan (Cameron, 2004).

4. Berat Tubuh, Lemak Tubuh, dan Leptin

Beberapa peneliti berpendapat bahwa seorang anak harus meraih suatu massa tubuh yang kritis sebelum masa pubertas, khususnya menarche(menstruasi pertama), muncul (Weise, Einsne, Merkem 2002). Beberapa ahli mengatakan bahwa berat tubuh sekitar 106±3pon dapat memicu menarche dan berakhirnya pertambahan tubuh yang pesat di masa pubertas (Friesch, 1984).

Jadi dapat disimpulkan bahwa pubertas bukan merupakan peristiwa yang tiba-tiba terjadi, tetapi merupakan suatu refleksi maturasi yang bertahap dari aksis hipotalamus-hipofisisgonad yang dimulai sejak masa janin sampai masa pubertas, dimana tiap periode mempunyai karakteristik tertentu yang diikuti oleh timbulnya tanda seks sekunder, pacu tumbuh dan kesiapan untuk bereproduksi.

Referensi

Dokumen terkait

Kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan diperoleh dari hasil keterlaksanaan pembelajaran dengan perangkat pembelajaran menggunakan model siklus

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan yaitu; 1) ukuran perusahaan

sumberdaya serta toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat. Pembelajaran Geografi melalui dunia pendidikan dengan setiap konten dan kurikulum yang dikembangkan

Gontor sendiri menganut teori pendidikan islam yang diadopsi dari definisi Ustadz Muhammad Yunus; Pendidikan adalah segala pengaruh yang sengaja dipilih dalam rangka

Kekayaan daerah, total aset, jumlah penduduk, tingkat ketergantungan, dan temuan audit secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan

Satu penyebab risiko dapat menyebabkan lebih dari satu kejadian risiko, selanjutnya didapatkan strategi mitigasi yang diusulkan yaitu melakukan perjanjian yang menuntut

Ciri-ciri penelitian kualitatif adalah: (1) mempunyai latar alami sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrumen kunci, dalam hal ini adalah kiai,

Geosintetik berkekuatan tarik tinggi merupakan solusi dengan biaya efektif untuk meningkatkan dan mempercepat stabilitas timbunan yang dibangun di atas pondasi tanah