8 1. Pendahuluan
Kebutuhan akan akses internet dalam mendukung kelancaran pertukaran informasi dan komunikasi secara cepat untuk saat ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Komunikasi berbasis Internet Protocol (IP) menjadi salah satu sarana pokok utama untuk digunakan oleh pengguna internet agar dapat saling terkoneksi satu sama lain dan dapat melakukan pertukaran data. Untuk saat ini pengguna internet masih dominan menggunakan sebuah Internet Protocol versi 4 (IPv4) sebagai protocol address. IPv4 merupakan alamat
internet protocol yang memiliki panjang alamat 32 bit. Sehingga perlu diketahui bahwa penggunaa IPv4 akan semakin meningkat dan dalam kurun waktu tidak lama lagi persediaan IPv4 akan segera habis. Maka dari itu perlunya sebuah pembaharuan internet protocol untuk mengatasi kekurangan tersebut dimasa mendatang. IPv6 merupakan langkah kedua dalam pengembangan Internet Protocol (IP) untuk saat ini. IPv6 sebagai Internet Protocol Next Generation (IPng) memiliki panjang 128 bit telah ditetapkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sebagai standar Internet Protocol (IP) yang baru didunia, yang dikembangkan untuk mengantisipasi kekurangan yang ada pada IPv4. IPv6 diciptakan juga untuk peningkatkan dalam hal keamanan (security), authentication, serta QoS (Quality Of Service).
Pengembangan infrastruktur jaringan pun harus dilakukan agar dapat menyeimbangkan keberadaan pengguna layanan internet yang semakin meningkat. Untuk menangani masalah tersebut diperlukan sebuah metode dalam pengembangan infrastruktur jaringan yaitu dengan metode dual stack IPv6 Provider Edge (6PE) yang dikembangkan agar dapat mempermudah saat melakukan migrasi antara jaringan IPv4 menuju jaringan IPv6, dengan memanfaatkan pondasi infrastruktur jaringan IPv4 dapat digunakan untuk dilalui jalur paket IPv6. Selain itu teknologi komunikasi berbasis VoIP (video/audio) yang merupakan salah satu teknologi yang telah lama dikembangkan dan saat ini masih dapat digunakan dalam kelangsungan komunikasi, juga perlu ikut serta untuk disiapkan agar dapat tetap dapat digunakan dan menghasilka kualitas yang baik.
Berdasarkan uraian diatas penelitian dilakukan dengan membangun jaringan IPv6 dengan menggunakan metode Dual Stack 6PE IPv6. Pengujian dilakukan dengan mengacu pada kinerja VoIP pada jaringan IPv6 dan IPv4 dengan menggunakan metode dual stack 6PE, dengan mengamati parameter delay, jitter, throughput, dan packet lost. Penggunaan metode dual stack 6pe dalam penelitian ini agar dapat mempermudah melakukan transisi jaringan IPv4 menuju IPv6 dan dapat mendukung dalam hal komunikasi VoIP.
2. Tinjauan Pustaka
Perkembangan teknologi informasi dalam hal teknologi jaringan untuk saat ini memang telah dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal, seperti kelancaran dalam pertukaran data dan dapat mendukung dalam melakukan komunikasi berbasis internet protocol dalam kebutuhan hidup manusia. Pada penelitian ini menerapkan sebuah teknologi jaringan dual stack IPv6 provider Edge (6PE) Pv6 yang akan digunakan sebagai jalur komunikasi berbasi VoIP (video/audio) IPv4/IPv6. Beberapa penelitian sebelumnya yang mendasari penelitian melakukan trasisi jaringan IPv4 menuju jaringan IPv6 ini telah dilakukan dan sebagai pedoman dalam pengembangan penlitian selanjutnya. Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan adalah membangun jaringan dual stack IPv4 dan IPv6 dengan menganalisa kinerja
transfer data dengan menggunakan aplikasi FTP, dengan hasil kesimpulan bahwa delay
jaringan dual stack IPv4 memiliki performa lebih baik sebesar 92.65% - 98.3% dibandingkan dengan jaringan dual stack IPv6 [1]. Penelitian lainnya yang telah dilakukan yaitu analisa terhadap kinerja aplikasi video streaming pada jaringan dual stack IPv6 menggunakan PC
router dan emulator GNS3, dengan kesimpulan pengujian bahwa jaringan murni IPv6 menggunakan PC router menghasilkan nilai packet loss dan throughput lebih baik, dan nilai
9
sedangkan hasil nilai packet loss yang dihasilkan pada jaringan IPv6 murni dengan PC router
lebih kecil 0,037% dibandingkan dengan IPv6 yang menggunakan GNS3, sehingga hal ini menghasilkan kualitas video streaming yang baik pada jaringan yang menggunakan PC
router [2].
Dual Stack IPv4/IPv6 merupakan implementasi suite protocol TCP/IP yang menggunakan IPv4 dan IPv6 dalam satu layer, metode ini digunaka node-node IPv4/IPv6 sehingga dapat menjalin komunkasi-komunikasi antara node-node IPv4 dan IPv6 [3]. Gambar 1 berikut ini merupakan arsitektur dual stack dalam sebuah interface network yang menggunakan IPv4/IPv6, dual stack berjalan pada protocol TCP dan UDP.
Gambar 1. Arsitektur Dual Stack [3]
Metode Dual Stack 6PE ini mengacu pada draft-ietf-ngtranks-bgp-tunnel-04. Pada gambar 2 merupakan arsitektur proses dalam metode 6PE, dimana IPv6 mensyaratkan router PE mempunyai kemampuan 6PE. Antara 6PE dapat melakukan pertukaran informasi (reachability message) mengenai keberadaan jaringan IPv6 yang diwakili dengan menggunakan IPv6. Jaringan dan identifikasi router dalam pondasi utama tetap menggunakan jaringan IPv4 [4]. Pada proses jaringan 6PE, jaringan IPv4 tidak dapat mengetahui informasi IPv6, begitu juga informasi dari IPv4 tidak dapat diketahui oleh jaringan IPv6.
Gambar 2. Topologi Dual Stack IPv6 Provider Edge (6PE) [8]
Dengan menggunakan metode dual stack (6PE) dapat mempermudah melakukan sebuah transisi dari jaringan IPv4 menuju jaringan IPv6 dengan melakukan konfigurasi pada router cisco yang digunakan dari PE menjadi 6PE dual stack IPv4/IPv6, dengan langkah tersebut dapat menghemat biaya saat melakukan proses migrasi jaringan IPv4 ke IPv6, serta dapat mendukung aplikasi VoIP pada saat menggunakan SIP address IPv4 / IPv6. Selain itu dalam kinerja dual stack 6pe juga didukung dengan teknologi MPLS. Seperti pada gambar 3 merupakan arsitektur proses MPLS pada jaringan dual stack 6pe IPv6. Dengan bantuan teknologi MPLS tersebut proses pengiriman paket pada jaringan dual stack 6pe dapat lebih efesien, dengan menggunakan MPLS proses pengiriman paket lebih cepat karena melakukan
10
penyederhaaan routing paket dan mengoptimalkan jalur data melalui core network.
Gambar 3. Arsitektur dual stack 6pe IPv6 over MPLS [9]
Pada penelitian sebelumnya telah melakukan penelitian tentang kinerja VoIP yang diimplementasikan pada jaringan wireless yang diterapkan pada jaringan IPv4 pada gedung Fakultas Teknologi Informasi dengan pengujian performasi pada knerja mobile VoIP, berupa
audio [5].
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implementasi, Operate, Optimize). PPDIOO merupakan standarisasi metode milik CISCO yang digunakan untuk melakukan pengembangan jaringan, dengan menggunakan metode tersebut diharapkan bisa menghasilkan hasil yang maksimal pada penelitian ini.
Gambar 3 merupakan proses tahapan dari metode PPDIOO yang digunakan pada penelitian ini. Pada tahapan pertama Prepare merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk mempersiapakan seluruh perencaan untuk mendukung kerja pada penelitian, seperti perencaan kebutuhan hardware dan software yang digunakan dalam membangun jaringan
dual stack 6pe IPv6, dan penggunaan aplikasi softphone sebagai aplikasi komunikasi berbasis VoIP IPv4/IPv6.
Gambar 4. Metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implementasi, Operate, Optimize) [6] Tahapan selanjutnya adalah Plan merupakan tahapan untuk melakuan rencana kerja, dalam hal ini melakukan identifikasi pengecekan kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk membangun pengembangan jaringan awal. Rencana kerja disusun untuk memberikan kemudahan dalam melakukan pengolahan kebutuhan yang akan diterapkan dalam implementasi pembangunan jaringan. Kebutuhan software untuk mendukung penelitian ini yaitu sistem operasi windows 7. Windows 7 dipilih sebagai sitem operasi yang mudah dipergunakan serta telah support dalam berbagai aplikasi yang lainnya termasuk aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu emulator router GNS3, Wireshark untuk capture
11
support dengan IPv4/IPv6. Kebutuhan perangkat keras yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi personal computer (PC), laptop, webcam, switch, ethernet card, monitor, mouse, keyboard, kabel unshielded twisted pair (UTP). Pada penggunaan personal computer (PC) menggunakan spesifikasi processor intel core i3, yang diharapkan agar dapat mendukung kinerja router emulator cisco pada PC router.
Tabel 1. Kebutuhan Hardware dan Software
Hardware Software Jumlah Spesifikasi Operasi Sytem
PC Router Laptop User Switch Kabel UTP GNS3 0.8.3.1 Linphone Wireshark 1 2 2 2
Ram 4 Gb, Processor Core i3, LAN card gigabit, Lan card fast Ethernet NIC
Ram 4 Gb, Processor Core i3, LAN, webcam, mic
5 Port, 10/100Mbps
Windows 7, 64 bit Windows 7, 64
bit
Pada Tabel 1 menunjukan kebutuhan hardware dan software yang digunakan dalam mendukung proses pembangunan jaringan dual stack 6pe IPv6. Software dalam membangun jaringan router menggunan aplikasi GNS 3, jaringan router dibangun sebanyak tiga router
dengan jaringan yang berbeda.
Tahap selanjutnya adalah design pada tahapan ini merupakan tahapan awal untuk pembuatan topologi jaringan sesuai dengan yang telah direncanakan pada penelitian ini. Pada gambar 4 menunjukan topologi jaringan dual stack 6pe IPv6 yang akan dibangun, didalam jaringan tersebut dibutuhkan tiga router yang dibungan dalam jaringan yang berbeda-beda.
Gambar 5. Topologi Fisik Jaringan Dual Stack (6PE) IPv4/IPv6
Tabel 2 menunjukan penggunaan Internet Protocol (IP) yang diimplementasikan kedalam infrastruktur jaringan dual stack 6pe IPv6.
Tabel 2. Penggunaan IP Pada Router dan Client
Perangkat Interface IPv6 IPv4
Router RI FashEthernet (1/0) - 192.168.1.1 FashEthernet (1/1) - 192.168.2.1 Interface Loopback0 - 1.1.1.1 Router R2 FashEthernet (1/0) - 192.168.1.2 FashEthernet (1/1) 2001:DB8:AAAA::1/64 192.168.10.1
12
Inteface Loopback0 ABCD:1::1/128 2.2.2.2 Router R3
FashEthernet (1/0) - 192.168.2.2
FashEthernet (1/1) 2001:DB8:BBB::1/64 192.168.20.1 Interface Loopback0 ABCD:1::2/128 3.3.3.3 PC1 Interface Ethernet 2001:DB8:AAAA::2/64 192.168.10.2 PC2 Interface Ethernet 2001:DB8:BBBB::2/64 192.168.20.2 Berdasakan pada gambar 5, router R1 dikonfigurasi jaringan IPv4 dengan penggunaan IP 192.168.1.1 pada FashEthernet (1/0), FashEthernet (1/1) menggunakan IP 192.168.2.1, dan Interface Loopback0 1.1.1.1. Pada router R2 dikonfigurasi dengan menggunakan IP 192.168.1.2 pada FashEthernet (1/0), dan pada FastEthernet (1/1)
dikanfigurasi dengan dual stack IPv4/IPv6 yaitu 192.168.10.1/2001:DB8:AAAA::1, serta pada Interface Loopback0 memiliki IPv4/IPv6 yaitu 2.2.2.2/ABCD:1::1. Sedangkan pada
router R3 penggunaan IP dual stack IPv4/IPv6 dikonfigurasi pada FashEthernet(1/1) yaitu 192.168.20.1/2001:DB8:BBBB::1, sedangkan pada FashEthernet (1/0) menggunakan IP 192.168.2.2 dan InterfaceLoopback0 IPv4/IPv6 3.3.3.3/ABCD:1::2. Pada bagian client PC1 dan PC2 penggunaan IP dikonfigurasikan dual stack IPv4/IPv6, untuk PC1 menggunakan IP 192.168.10.2/2001:DB8:AAAA:2, sedangkan pada user PC2 menggunakan IP 192.168.20.2/2001:DB8:BBBB:2.
Tahapan berikutnya adalah implement, merupakan dari bagian tahapan dalam pembangunan jaringan, untuk mengimplementasikan hasil design yang telah dirancang dengan membangun infrastruktur jaringan dengan hardware dan software, serta melakukan konfigurasi didalamnya. Setelah melakukan proses implement selesai, selanjutnya pada tahapan Operate, merupakan tahapan pengujian dari hasil implementasi terhadap pembangunan jaringan dual stack 6pe, dan menguji kinerja softphone Linphone sebagai aplikasi komunikasi VoIP (Video/Audio) yang diterapkan pada jaringan dual stack 6pe. Serta melakukan analisa dari hasil parameter delay, jitter, throughput, dan packet loss, untuk mengetahui hasil kinerjanya baik atau buruk. Tahapan terakhir adalah optimize, merupakan tahapan untuk mengoptimalkan pada sebuah sistem yang telah dibangun. Pada hal ini melakukan pemonitoringan pada hasil kinerja jaringan dual stack 6pe. Dari situ dapat memperhatikan kekurang atau penemuan kerusakan atau error yang nantinya kemudian diperbaiki kembali.
4. Hasil dan Pembahasan
Setelah implementasi pembangunan jaringan selesai dibangun dengan baik, proses berikutnya adalah melakukan pengujian analisa terhadap kinerja VoIP (video/audio) pada jaringan dual stack 6pe IPv6, Jaringan IPv6, dan Jaringan IPv4. Pada proses pengambilan data dalam pengamatan penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan panggilan komunikasi VoIP (video/audio) yang dilakukan oleh host PC1 dengan PC2 dengan menggunakan aplikasi linphone SIP address IPv4 atau SIP address IPv6. Selama melakukan proses komunikasi berlangsung pengambilan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi wireshark. Lama pengambilan data pengamatan komunikasi VoIP dibutuhkan waktu selama 2 menit, sebanyak 30 kali percobaan, dengan tanpa adanya beban aktivitas apapun pada jaringan, selain aktivitas komunikasi VoIP. Data yang diambil adalah protocol UDP merupakan hasil video dan audio yang dihasilkan saat komunikasi VoIP berlangsung. Pengamatan difokuskan pada pengukuran kualitas kinerja VoIP pada jaringan dual stack 6pe
13
Gambar 6. Uji Koneksi Jaringan antara IPv4 dan IPv6 dari PC1 ke PC2
Pada gambar 6 merupakan hasil uji koneksi jaringan antara IPv4 dan IPv6 dari PC1 dengan PC2 berupa hasil melakukan ping dari host PC1 IPv4 192.168.10.2 ke host PC2 IPv4 192.168.20.2, serta hasil konektivitas ping dengan jaringan IPv6 dari host PC1 2001:db8:aaaa::2 ke host PC2 2001:db8:bbbb::2.
Gambar 7. Proses komunikasi pada PC2 (kiri), Proses komunikasi pada PC1 (kanan)
Pada gambar 7 merupakan hasil proses komunikasi antara PC1 dengan PC2. Proses komunikasi dengan menggunakan aplikasi Linphone dengan menggunakan fitur SIP address
IPv4 dan IPv6.
Gambar 8. Proses Capture wireshark VoIP IPv4 (kiri), IPv6 (kanan)
Selama melakukan panggilan komunikasi capture untuk pengambilan data dilakuan dengan menggunakan aplikasi wireshark. Pada gambar 8 menunjukan hasil capture proses komunikasi VoIP SIP IPv4 dan SIP IPv6 pada jaringan dual stack 6pe yang dilakukan selama 2 menit setiap percobaannya. Selama komunikasi berlangsung, VoIP berjalan pada protocol
14
Tabel 3. Hasil Delay (ms), Pengujian VoIP IPv6 dan IPv4
15
Gambar 9. Grafik Perbandingan Delay (ms)
Pengujian VoIP IPv6 Pada Jaringan Dual Stack 6PE IPv6, Jaringan IPv6, Jaringan IPv4
Gambar 10. Grafik Perbandingan Jitter (ms)
Pengujian VoIP IPv6 Pada Jaringan Dual Stack 6PE IPv6, Jaringan IPv6, Jaringan IPv4
Pada Tabel 3 dan Tabel 4 merupakan hasil nilai delay dan jitter pada percobaan kinerja VoIP (video/audio) pada jaringan Dual Stack 6PE IPv6, jaringan murni IPv6 dan jaringan murni IPv4, percobaan dilakukan sebanyak 30 kali selama dua menit setiap percobaannya dengan menggunakan aplikasi wireshark untuk melakukan capture. Pada nilai
delay dari hasil kinerja VoIP (video/audio) pada jaringan dual stack 6pe IPv6 dapat ditunjukan pada 30 kali percobaan dengan menghasilkan rata-rata sebesar 3.285/ms, pada jaringan IPv6 menghasilkan rata-rata yaitu 2.664/ms, sedangkan padakinerja VoIP pada jaringan native IPv4 menghasilkan rata-rata yang rendah yaitu 2.731/ms. Pada Gambar 9 menunjukan hasil perbandingan dalam bentuk grafik antara hasil kinerja VoIP pada jaringan
Dual Stack 6PE IPv6, jaringan IPv6, dan jaringan IPv4. Pada hasil kinerja VoIP jaringan dual stack 6pe IPv6 terlihat hasil nilai delay tertinggi terdapat pada percobaan ke-9 yaitu 4.003/ms dan yang terendah terdapat pada percobaan ke-12 yaitu 3.071/ms. Pada jaringan IPv6 nilai tertinggi terdapat pada percobaan ke-23 sebesar 2.767/ms, dan nilai terendahnya tedapat pada percobaan ke-27 yaitu 2.613/ms. Sedangkan hasil nilai delay pada jaringan IPv4 nilai tertinggi terdapat pada percobaan ke-8 sebesar 2.872/ms dan nilai terendah terdapat pada percobaan ke-12 yaitu 2.671/ms.
Berdasarkan gambar 9 grafik dari hasil analisa ketiga jenis jaringan yang digunakan untuk komunikasi VoIP tersebut menunjukan nilai delay tertinggi terdapat pada jaringan dual
16
stack 6PE dibandingkan dengan jaringan IPv6 hal ini terjadi dikarenakan pada jaringan dual stack 6PE terdapat proses enkapsulasi pengiriman paket dari jaringan IPv6 melalui jaringan IPv4 yang membutuhkan waktu, sehingga terjadi delay tinggi pada jaringan dual stack 6pe.
Sedangkan pada jaringan IPv4 menghasilkan nilai delay tinggi dibandingkan dengan jaringan IPv6, hal tersebut terjadi dikarenakan salah satu keunggulan dari keberadaan IPv6 yang memiliki fitur yang dapat meningkatkan Quality of Service (QoS) lebih baik, meskipun keduanya dapat menghasilkan komunikasi VoIP yang stabil.
Pada Tabel 4 menunjukan hasil nilai jitter dari komunikasi VoIP pada jaringan dual stack 6pe IPv6, jaringan IPv6, dan jaringan IPv4. Dari hasil percobaan tersebut dapat menghasilkan nilai rata-rata percobaan disetiap jenis jaringan yang digunakan jalur komunikasi VoIP. Pada rata-rata yang dihasilkan kinerja VoIP pada jaringan konfigurasi dual stack 6pe IPv6 menghasilkan 6.420/ms, rata-rata pada jaringan IPv6 5.328/ms, sedangkan pada jaringan IPv4 menghasilkan rata-rata 5.462/ms. Pada gambar 10 merupakan grafik yang menunjukan hasil perbandingan dalam nilai jitter kinerja VoIP pada jaringan dual stack 6pe
IPv6, jaringan IPv6, dan jaringan IPv4. Pada jaringan dual stack 6pe IPv6 menghasilkan nilai tertinggi terdapat pada percobaan ke-25 yaitu 8.116/ms dan terendahnya terdapat pada percobaan ke-12 6.162/ms. Pada jaringan IPv6 nilai jitter tertinggi terdapat pada percobaan ke-23 yaitu 5.520/ms, dan yang terendah terdapat pada percobaan ke-10 yaitu 5.272/ms. Sedangkan pada jaringan IPv4 nilai jitter tertinggi terdapat pada percobaan ke-11 yaitu 5.699/ms dan yang terendah terdapat pada percobaan ke-1 yaitu 5.363/ms. Dari hasil rata-rata perbandingan tersebut menunjukan hasil komunikasi VoIP pada jaringan IPv4 dan jaringan IPv6 lebih rendah dibandingkan dengan hasil rata-rata jitter kinerja VoIP pada jaringan dual stack 6pe IPv6 yang lebih tinggi. Sehingga dari hasil nilai jitter yang lebih rendah tersebut menghasilkan kualitas lebih baik, karena semakin hasil nilai jitter rendah, maka kualitas komunikasi VoIP yang diterima akan semakin baik, hal ini dikarenakan nilai jitter merupakan hasil dari variasi nilai delay.
17
Tabel 6. Hasil Packet Loss (%), Pengujian VoIP IPv6 dan IPv4
Gambar 11. Grafik Perbandingan Throughput (MBit)
18
Gambar 12. Grafik Perbandingan Packet Loss (%)
Pengujian VoIP IPv6 Pada Jaringan Dual Stack 6PE IPv6, Jaringan IPv6 MPLS, Jaringan IPv4 MPLS Pada Tabel 5 merupakan hasil nilai throughput percobaan komunikasi VoIP pada jaringan dual stack 6pe IPv6, jaringan IPv6 dan jaringan IPv4. Dari hasil percobaan tersebut didapatkan rata-rata nilai throughput pada jaringan dual stack 6pe IPv6 yaitu 0.209 MBit, pada jaringan IPv6 menghasilkan rata-rata 0.932 MBit, sedangkap pada hasil rata-rata nilai throughout VoIP jaringan IPv4 yaitu 0.872 MBit. Pada gambar 11 merupakan hasil grafik perbandingan nilai throughput pada ketiga jenis jaringan yang digunakan untuk berlangsungnya komunikasi VoIP. Pada jaringan dual stack 6pe IPv6 menunjukan hasil nilai
throughput tertinggi terdapat pada percobaan ke-20 yaitu 0.234 MBit/sec, dan yang terendah terdapat pada percobaan ke-25 yaitu 0.176 MBit/sec. Hasil nilai throughput tertinggi pada jaringan IPv6 terdapat pada percobaan ke-18 yaitu 0.951 MBit/sec dan pada nilai throughput
terendah terdapat pada percobaan ke-9 0.868 MBit/sec. Sedangkan pada hasil percobaan VoIP pada jaringan IPv4 terdapat nilai tertinggi pada percobaan ke-13 yaitu 0.917 MBit/sec dan nilai terendahnya terdapat pada percobaan ke-11 yaitu 0.786 MBit/sec.
Berdasarkan hasil rata-rata analisa kinerja VoIP tersebut menunjukan hasil throughput
terendah terdapat pada jaringan dual stack 6pe IPv6 dibandingkan dengan hasil rata-rata nilai
throughput pada jaringan IPv6 yang lebih tinggi, hal ini disebabkan pengaruh dari tingginya hasil nilai delay pada jaringan dual stack 6pe IPv6, selain itu juga disebabkan saat komunikasi VoIP berlangsung pada kondisi waktu peak yaitu laju kedatangan paket tinggi maka paket data yang diterima akan lebih kecil dibandingkan dengan saat paket yang diterima dalam kondisi off peak, sehingga menghasilkan nilai throughput yang rendah. Begitu juga pada hasil throughput aringan IPv4 yang menghasilkan rata-rata tinggi, hal ini disebabkan hasil nilai delay transfer paket pada jaringan IPv4 bernilai rendah, sehingga nilai
throughput pada jaringan IPv4 bernilai tinggi, selain itu rendahnya intensitas jaringan pun akan memberi dampak pada peningkatan nilai throughput.
Packet loss merupakan kegagalan paket yang berada dijaringan untuk mencapai tujuan [7]. Pada penelitian ini mencari nilai packet loss diperoleh dari wireshark dengan mengambil nilai endpoint, antara endpoint pengirim dengan penerima. Pada Tabel 6 merupakan hasil nilai packet loss pada jaringan dual stack 6pe IPv6, jaringan IPv6, dan jaringan IPv4. Dari hasil analisa tersebut terlihat nilai packet loss tertinggi dominan dihasilkan pada jaringan dual stack 6pe IPv6, nilai packet loss tertinggi terdapat pada percobaan ke-30 yaitu 7.109%, terendah terdapat pada percobaan ke-6 0.222%. Pada hasil nilai packet loss jaringan IPv6 terdapat nilai tertinggi pada percobaan ke-1 yaitu 2.153% dan nilai terendahnya terdapat pada percobaan ke-24 yaitu 0.044%. Sedangkan pada hasil nilai
19
packet loss pada jaringan IPv4 nilai tertinggi terdapat pada percobaan ke-17 yaitu 3.714%, nilai terendah terdapat pada percobaan ke-10 0.005%.
Pada gambar 12 merupakan hasil perbandingan pada nilai packet loss pada ketiga jenis jaringan yang digunakan jalur komunikasi VoIP. Dari hasil perbandingan tersebut menunjukan hasil nilai packet loss tertinggi terdapat pada jaringan dual stack 6pe IPv6 dengan hasil rata-rata 3.002% dibandingan dengan hasil packet loss pada jaringan IPv6 1.100% dan jaringan IPv4 1.763%, hal ini disebabkan pada jaringan dual stack 6pe IPv6 memerlukan proses pelabelan paket saat pengiriman paket, saat melakukan proses pelabelan tersebut membutuhkan waktu lebih lama sehingga terjadi antrian yang menyebabkan paket dapat hilang atau tidak sampai tujian, sehingga nilai packet loss jaringan dual stack 6pe IPv6 meningkat.
Tabel 7. Hasil Rata-rata Setiap Percobaan Kinerja VoIP Pada Jaringan Dual Stack 6pe IPv6, jaringan IPv6, dan jaringan IPv4
Delay (ms) Jitter (ms) Througput (MBit) Packet Loss (%) Dual
6PE IPv6 IPv4
Dual
6PE IPv6 IPv4
Dual
6PE IPv6 IPv4
Dual
6PE IPv6 IPv4
3.285 2.664 2.731 6.420 5.328 5.462 0.209 0.932 0.872 3.002 1.100 1.763
5. Simpulan
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu dalam penelitian ini menunjukan bahwa jaringan transisi IPv6 dengan menggunakan metode dual stack 6pe dapat mendukung proses komunikasi VoIP dengan baik, walaupun dengan hasil yang belum dapat memenuhi ketentuan dalam hal transfer paket komunikasi VoIP (video/audio). Berdasarkan standar ITU-T skala 0-150 ms performasi pada aplikasi VoIP (video/audio) dapat berjalan dengan baik dalam jaringan dual stack 6pe IPv6, jaringan IPv6, dan jaringan IPv4. Seperti hasil pada tabel 7 hasil kinerja VoIP jaringan dual stack 6pe dengan parameter delay menghasilkan rata-rata nilai dilay tinggi sebesar 3.285 ms, dibandingkan dengan hasil nilai delay pada jaringan murni IPv6. Hal ini disebabkan karena jaringan dual stack 6pe terdapat proses pelabelan paket yang dikirim pada jaringan dual stack 6pe, sehingga terjadi peningkatan pada nilai
delay. Hasil nilai rata-rata jitter terendah dihasilkan dihasilkan pada jaringan IPv6 yaitu 5.328 MBi dibandingkan dengan proses komunikasi VoIP pada jaringan dual stack 6pe, dikarenakan hasil nilai jitter merupakan hasil dari variasi nilai delay yang dihasilkan pada jaringan IPv6 juga rendah. Pada hasil perbandingan nilai throughput dapat disimpulkan bahwa dengan hasil dari transfer paket delay rendah maka akan menghasilkan nilai
throughput yang tinggi, hal tersebut dapat ditunjukan dari hasil nilai throughput kinerja VoIP pada jaringan IPv6 yang tinggi dengan hasil rata-rata throughput 0.932 MBit/sec dibandingkan dengan hasil pada jaringan dual stack 6pe. Sedangkan pada hasil packet loss
dapat disimpulkan bahwa hasil nilai tertinggi dominan terdapat pada jaringan dual stack 6pe
IPv6 dengan rata-rata 3.002 % dibandingkan dengan jaringan IPv6 1.100%, hal ini disebabkan adanya proses antrian paket saat melakukan pelabelan paket dan pengiriman pada jaringan dual stack 6pe IPv6 sehingga mempengaruhi hasil packet loss tinggi.
6. Daftar Pustaka
[1] Wijayanti, Reny Dwi, 2009, “Perbandingan Performansi Aplikasi FTP Pada Jaringan IPv4 dan IPv6 dengan MPLS”, (Skripsi Universitas Indonesia 2009).
[2] Averoes, Mochammad Syarif, “Analisa Untuk Kerja Aplikasi Video Streaming Pada Jaringan IPv6 dan IPv6 Dual Stack dengan Menggunakan PC Router dan Emulator GNS3”, (Skripsi Universitas Indonesia, 2012).
20
[4] Adjie L, Fidar, “Pendekatan Implementasi IPv6”, http://www.telkomrdc-media.com/index.php?ch=8&lang=&s=e827b040a88d1e960c7a10e2487a5a76&n=316 &page=5. Diakses tanggal 15 Oktober 2013.
[5] Setiawan, Anjar, 2013, “Analisa Simulai Mobile VoIP (Voice Over Internet Protocol) Berbasi SIP (Session Inition Protocol) Pada Jaringan Wireless di Gedung FTI UKSW”, (Skripsi FTI-UKSW).
[6] “The PPDIOO network lifecycle” http://www.ciscozine.com/2009/01/29/the-ppdioo-network-lifecycle/. Diakses tanggal 19 Mei 2013.
[7] Surlialy, Elida Arista Margaret, 2012, “Analisa dan Perancangan Jaringan MPLS untuk Kecepatan Tranfer Video Streaming pada Teknologi IPv6, (Skripsi FTI-UKSW).
[8] “Implementasi IPv6 Dilevel Jaringan IP”, http://www.ipv6-iconpln.net.id/?p=qzfpueqh. Diakses tanggal 15 Desember 2013.
[9] Cisco System Chile “IPv6 over MPLS, 6PE and 6VPE”