• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

Setiap penelitian tentunya terdapat teori-teori yang menunjang penelitian tersebut. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai teori sinyal (signalling theory), laporan keuangan dan beberapa teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti yaitu karakteristik perusahaan yang meliputi loan to deposit ratio (LDR), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), pengungkapan laporan keuangan dan bank. Berikut adalah penjelasan mengenai teori-teori tersebut :

1. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Dalam teori sinyal membahas masalah informasi asimetri di pasar. Teori ini menjelaskan bagaimana informasi asimetri dapat dikurangi dengan cara salah satu pihak memberikan sinyal informasi kepada pihak lain (Susilowati,2010). Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal, karena terdapat asimestri informasi. Perusahaan (agent) mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Kurangnya informasi yang diperoleh pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melingungu duru dengan memberikan harga

(2)

Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangu asimetri informasi. Salah satu cara untuk mengurangu informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.

Menurut Jogiyanto (2009:392) bahwa informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news). Dengan demikian hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan yaitu pengungkapan laporan keuangan, non-keuangan ataupun sosial politik merupakan konsep dasar yang mempengaruhi pihak luar.

(3)

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2013), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sedangkan menurut IAI (2009:2), laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dan biasanya meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2013), tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

(4)

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

Tujuan utama laporan keuangan menurut Sofyan (2008:132) dalam Alvia (2010) menyebutkan bahwa memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.

Menurut APB Statement No. 4 yang dikutip oleh Harahap (2007:122) menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya menjadi dua, yaitu :

1) Tujuan khusus

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima umum.

2) Tujuan umum

Memberikan informasi tentang sumber ekonomi, kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan.

(5)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan yang dapat digunakan baik oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan.

c. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap menurut International Financial Reporting Standard (IFRS) volume 1 tahun 2011, terdiri dari komponen-komponen berikut ini :

1) Income statements (Laporan laba rugi)

2) Retained earning statements (Laporan perubahan ekuitas) 3) Financial position (Laporan posisi keuangan)

4) Cash flow (Laporan arus kas)

5) Related notes to the financial statements (Catatan atas laporan keuangan)

d. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik atau kualitas informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan memiliki kriteria utama bahwa informasi tersebut dapat dipakai sebagai patokan atau tuntutan perilaku yang diperlukan atau harus diambil dalam hubungannya dengan pengamanan atau dalam hubungannya

(6)

dengan aktivitas yang dimonitor. Informasi yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan harus diungkapkan meskipun informasi tersebut kecil jumlahnya (Chariri, Anis dan Ghozali, 2007:164) menyebutkan bahwa informasi yang berguna harus memenuhi sebagai berikut :

1) Relevan (relevance)

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakaian dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan agar dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu

2) Dapat dipahami (understandability)

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa

(7)

informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. Kedua karakteristik diatas (relevan dan dapat dipahami) merupakan karakteristik kualitas utama yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

3) Handal (reliability)

Agar bermanfaat, informasi juga harus handal (reliable). Informasi memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4) Dapat dibandingkan (comparability)

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan sejenis pada periode yang sama. Cakupan informasi laporan keuangan dan pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan, informasi pelengkap, catatan atas laporan keuangan dan media pelaporan lainnya.

(8)

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang berhubungan dengan aspek likuiditas. Loan to deposit ratio merupakan pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman nasabahnya. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 Lampiran 1e, loan to deposit ratio (LDR) dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Besarnya jumlah kredit yang diberikan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu memberikan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir,2008). Semakin tinggi loan to deposit ratio (LDR) maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif. Dengan arti lain, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin rendah tingkat likuiditas bank tersebut.

Loan to deposit ratio (LDR) menyatakan bahwa seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Kemampuan bank dalam membayarkan dana kembali kepada masyarakat digunakan dalam rasio LDR dalam dana pihak ketiga dengan menggunakan kredit,

(9)

tujuannya yaitu agar tingkat profitabilitasnya semakin tinggi dan kesempatan untuk memperoleh keuntungan atau laba juga semakin tinggi. Tujuan perhitungan loan to deposit ratio (LDR) yaitu untuk mengetahui serta menilai kondisi kesehatan suatu bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Rasio ini juga merupakan indicator kerawanan maupun kemampuan suatu bank. Beberapa praktisi perbankan sepakat bahwa batas toleransi dari LDR berkisar antara 85% dan 100% (Lukman Dendawijaya, 2009 : 116). Namun per tanggal 1 Maret 2011, Bank Indonesia memberlakukan Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar LDR yaitu pada tingkat 78% - 100%.

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang yang ada dengan menggunakan modal/ekuitas yang ada, semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin beresiko keuangan perusahaan tersebut. Dengan kata lain, semakin besar rasio ini makan menunjukkan semakin besarnya tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal. Debt to equity ratio (DER) menurut Lukman Dendawijaya (2009:122) adalah “Rasio yang digunaan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup

(10)

sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal sendiri. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas presentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang.

5. Return on Asset (ROA)

Return on asset(ROA) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar laba berih yang dapat diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Lukman Dendawijaya (2009 :118) menjelaskan bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan aset. Dalam arsitektur Perbankan Indonesia, kriteria yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk sebuah bank untuk dapat menjadi bank jangkar (anchor bank) setidaknya memiliki ROA sebesar 1,5%.

ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak terhadap total aset (aktiva). Aktiva suatu

(11)

perusahaan didanai oleh pemegang saham dan kreditor, sehingga aktiva tersebut akan menjadi modal kerja bagi perusahaan.

6. Pengungkapan (disclosure) dalam Laporan Keuangan a. Pengertian Pengungkapan Laporan Keuangan

Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan (Chairiri, Anis dan Ghozali 2007:377). Apabila dikaitkan dengan kata, disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan tercapai. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha.

Pengungkapan menurut Wolk (1991) dan Bambang Subroto (2003) :

Merupakan informasi yang ada di dalam laporan keuangan maupun komunikasi pelengkap yang mencakup catatan kaki, peristiwa setelah pelaporan, analisis manajemen tentang operasi yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi, dan laporan keuangan tambahan.

(12)

Pengertian pengungkapan menurut Fuad (2006), adalah sebagai berikut :

Penyediaan informasi di dalam laporan keuangan, termasuk didalamnya adalah laporan keuangan itu sendiri atas catatan atas laporan keuangan dan pengungkapan tambahan yang berkaitan dalam laporan keuangan. Hal ini tidak mencakup pernyataan public atau private yang dibuat oleh manajemen atau informasi yang tersedia diluar laporan keuangan.

Dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Hal-hal yang cukup materiil dan perlu diungkapkan adalah erat hubungannya menurut Na’im dan Fuad Rakhman (2000) dengan :

a) Bentuk, susunan dan isi laporan keuangan serta penjelasan-penjelasan yang dilampirkan.

b) Istilah-istilah yang digunakan.

c) Banyaknya perincian-perincian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan.

d) Dasar penilaian atau penentuan dari jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan keuangan, misalnya dasar penilaian persediaan, dasar penentuan penyusutan aktiva tetap.

(13)

e) Aktiva-aktiva yang dipakai sebagai jaminan pinjaman. f) Deviden yang tertunggak, pembatasan pembagian dividend

an hutang-hutang yang bersyarat.

g) Adanya kepentingan-kepentingan yang berafiliasi atau yang menguasai serta sifat dan volume transaksi-transaksi dengan kepentingan tersebut.

b. Konsep Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

Pengungkapan laporan tahunan perusahaan memiliki tiga konsep yaitu pengungkpan memadai (adequate), wajar (fair), dan lengkap (full). Penjelasan mengenai tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan tersebut sebagai berikut :

a) Pengungkapan memadai / Adequate disclosure

Yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor.

b) Pengungkapan wajar / Fair disclosure

Merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.

(14)

c) Pengungkapan penuh / Full disclosure

Pengungkapan ini menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang diungkapkan secara relevan. Scott (1997:92) dalam Bambang Subroto (2003) menunjukkan dua manfaat pengungkapan penuh yang dapat dicapai secara simultan. Pertama, pengungkapan penuh mememungkinkan investor membuat keputusan investasi lebih baik. Kedua, dapat meningkatkan kemampuan pasar modal untuk investasi langsung yang paling produktif. Pengungkapan tidak saja penting pada masa sekarang tetapi akan menjadi penting pada masa mendatang.

c. Jenis Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan dapat dibagi dua, pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Menurut (Chariri, Anis dan Ghozali, 2007:393) dalam Nina Sofiana (2010), menyatakan bahwa ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu :

a) Pengungkapan wajib

Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, yakni peraturan

(15)

yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam). Di Indonesia peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam laporan tahunan dikeluarkan oleh ketua BAPEPAM melalui keputusan nomor 17/PM/2002 atau VIII.G.7, dalam praktik yang paling lazim digunakan adalah pengungkapan yang cukup (Adequate Disclosure). Pengungkapan yang cukup merupakan pengungkapan yang minimum disajikan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b) Pengungkapan sukarela

Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang tidak diwajibkan atau pengungkapan tambahan selain dari pengungkapan wajib. Dalam pengungkapan sukarela, manajemen bebas untuk memberi informasi akuntansi maupun informasi lainnya di luar standar pengungkapan yang sudah ditetapkan. Menurut Froidevaux (2004) dalam Sidharta dan Sherly Christanti (2007), pengungkapan sukarela berisi taksiran laba yang akan dibagi oleh manajemen, penyajian kepada public, pengungkapan relasi investor, website, internet, press release, konfrensi pers, informasi sukarela dalam laporan tahunan, juga semua informasi kebijakan keuangan perusahaan yang dapat dipakai untuk berbagai tujuan.

(16)

Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela dapat mengurangi asimetri informasi antara partisipan pasar. Kredibilitas dan reabilitas merupakan hal utama yang menjadi perhatian dalam pengungkapan informasi secara sukarela.

d. Tujuan Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

Pengungkapan informasi oleh perusahaan bermanfaat untuk beberapa kepentingan. Elliot dan Jacobson (2004) dalam Bambang Subroto (2003), menunjukkan manfaat pengungkapan informasi oleh perusahaan-perusahaan pencari laba (profit making enterprises) berdasarkan pada tiga kategori kepentingan yaitu :

a) Bagi perusahaan adalah dapat diperolehnya biaya modal yang lebih rendah. Biaya modal yang lebih rendah tersebut diperoleh perusahaan berkaitan dengan berkurangnya risiko informasi bagi investor dan kreditor. Pengungkapan memberikan jaminan bahwa laporan keuangan menjadi lebih lengkap dan akurat sehingga risiko kesalahan pengambilan keputusan tersebut menjadi berkurang. Dengan demikian, investor dan kreditor bersedia membeli sekuritas dengan harga tinggi, akibat dari harga sekuritas

(17)

yang tinggi tersebut maka baiaya modal perusahaan menjadi rendah.

b) Pengungkapan bagi kepentingan investor bemanfaat untuk mengurangi risiko informasi. Berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor akan mengurangi kesalahan pembuatan keputusan investasi. Dengan demikian, investor akan menjadi lebih percaya kepada perusahaan yang memberikan pengungkapan secara lengkap, akibatnya sekuritas perusahaan menjadi lebih menarik bagi banyak investor dan berakibat harga akan naik. Secara otomatis ini akan menaikkan harga saham yang pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran investor.

c) Bagi kepentingan nasional, dengan diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat, kesempatan kerja menjadi lebih luas dan akan menaikkan standar kehidupan pula. Sebagai akibat berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor, pasar modal menjadi lebih likuid. Likuiditas pasar modal ini diperlukan oleh perekonomian nasional, karena dapat membantu alokasi modal secara efektif (Bambang Subroto,2003).

(18)

e. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu investor publik diluar lingkup manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan. Yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah pihak-pihak yang secara garis besar dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu pemakai langsung (direct user) meliputi pemilik, manajer, pemasok, pelanggan dan karyawan, sedangkan kelompok kedua yaitu pemakai tidak langsung (indirect user) mencakup analisi sekuritas, penasihat sekuritas, pengacara dan asosiasi perdagangan. Kepentingan masing-masing kelompok pemakai laporan keuangan di atas tidaklah sama, akan tetapi laporan keuangan tidak boleh menyimpang dari aturan yang berlaku. Di Indonesia hal ini telah didukung oleh suatu ketentuan yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi informasi setiap pemakai laporan keuangan.

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2013) disebutkan bahwa manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan

(19)

keuangan perusahaan. Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi pilihan sebagai bagian informasi yang dibutuhkan untuk membuat penilaian, keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas kebijakan akuntansi pilihan yang penting dalam penyusunan laporan keuangan.

7. Bank

Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyrakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Definisi ini mencerminkan dua peran utama bank sebagai perantara keuangan/financial intermediate maupun institute of development, atau memberi tekanan bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan, yang merupakan sumber dana bank dan dari segi penyalurannya, bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik, tapi juga kegiatannya itu diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

(20)

Menurut PSAK No.31 (2013;31.1), definisi bank yaitu :

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Hal tersebut tampak dari kegiatan pokok bank yang menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, serta deposito berjangka dan memberikan kredit pada pihak yang memerlukan dana.

Dalam prakteknya menurut Anggita Zoraya Marpaung (2010) lembaga keuangan bank terdiri :

a) Bank Sentral : di Indonesia dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan memegang fungsi sebaga bank sirkulasi, bank to bank, dan lender of the last resort. Biasanya pelayanan yang diberikan lebih banyak kepada pihak pemerintah dan dunia perbankan. b) Bank Umum : merupakan bank yang bertugas melayani seluruh

jasa-jasa perbankan dan melayani segenap lapisan masyarakat, baik perorangan maupun lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama bank komersil dan dikelompokkan menjadi dua jenis bank yaitu bank devisa dan bank umum non devisa. Bank devisa memiliki produk yang lebih luas dibanding bank non devisa antara lain dapat melaksanakan jasa yang

(21)

berhubungan dengan seluruh mata uang asing atau jasa bank keluar negeri

c) Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) : merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang ditawarkan BPR relatif lebih sempit dibandingkan dengan bank umum.

8. Penelitian Sebelumnya

Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yangakan disebutkan untuk membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu juga untuk sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

Berikut adalah uraian penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel-variabel yang dibahas pada penelitian ini:

a) Edy, 1997. Penelitian yang diberi judul Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Karakteristik Perusahaan Publik di Indonesia mendapatkan hasil penelitian yaitu total aktiva, rasio ungkitan dan rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelengkapan ungkapan wajib laporan tahunan.

b) Marwata, 2001. Penelitian dengan judul Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualiras Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia

(22)

mendapatkan hasil penelitian yaitu hasil uji masing-masing variabel individual menunjukkan bahwa besar perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya berkaitan positif secara statistic signifikan dengan kualitas ungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Penelitian ini tidak menemukan kaitan antara kualitas ungkapan laporan keuangan dan variabel-variabel ungkitan, likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan diburas dan struktur kepemilikan perusahaan. c) Bambang, 2003. Penelitian dengan judul Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kepatuhan Kepada Ketentuan Pengungkapan Wajib oleh Perusahaan-perusahaan public dan Implikasinya Terhadap Kepercayaan Investor di Pasar Modal. Hasil penelitiannya ialah bahwa variabel kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan leverage, profitabilitas, kepercayaan investor dan indeks pengungkapan wajib berpengaruh negatif.

d) Binsar dan Lusy, 2004.Penelitian dengan judul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh public dan umur perusahaan mampu mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

(23)

Sedangkan pada tingkat signifikan sebesar 5% hanya variabel leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio, variabel profitabilitas, dan porsi kepemiikan saham oleh investor luar (public) secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industry manufaktur. e) Luciana dan Ikka, 2007. Penelitian dengan judul Analisis

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, mendapatkan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan positif antara variabel rasio leverage yang terwakili dari debt to equity ratio, rasio likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel kelengkapan pengungkapan. Sedangkan net profit margin tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel kelengkapan pengungkapan wajib.

f) Ainun dan Fuad, 2000. Penelitian dengan judul Analisis Hubungan Antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan, mendapatkan hasil penelitian bahwa leverage keuangan memiliki hubungan yang signifikan positif terhadap indeks kelengkapan pengungkapan. Disisi lain tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara prosentase

(24)

kepemilikan saham oleh public dengan kelengkapan pengungkapan.

g) Fitriani, 2001. Penelitian dengan judul Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, mendapatkan hasil penelitian bahwa tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan wajib, rasio likuiditas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib, net profit margin mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan wajib.

Berikut ini adalah ringkasan atas penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No

. Nama Peneliti

Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1 Edy Subiantoro (1997) Variabel dependen: Karakteristik perusahaan Variabel independen: Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa total aktiva, rasio ungkitan dan rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelengkapan ungkapan wajib laporan tahunan.

(25)

2 Marwata (2001) Variabel dependen: Kualitas ungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan Variabel independen: Karakteristik perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil

uji masing-masing variabel individual

menunjukkan bahwa besar perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya berkaitan positif secara statistic signifikan dengan kualitas ungkapan sukarela dalam

laporan tahunan. Penelitian ini tidak

menemukan kaitan antara kualitas ungkapan

laporan keuangan dan variabel-variabel

ungkitan, likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan diburas dan struktur kepemilikan perusahaan. 3 Bambang Subroto (2003) Variabel dependen: Implikasi terhadap kepercayaan investor di pasar modal Variabel independen: Ukuran perusahaan, Profitabilitas, Indeks pengungkapan wajib

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP),

ukuran perusahaan berpengaruh positif

sedangkan leverage, profitabilitas, kepercayaan investor dan indeks pengungkapan wajib berpengaruh negatif 4 Binsar H.Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004) Variabel dependen: Kelengkapan pengungkapan lapora keuangan Variabel independen: leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel leverage,

likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham oleh public dan umur perusahaan mampu

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan. Sedangkan pada tingkat signifikan sebesar 5% hanya variabel leverage

yang diproksikan dengan debt to equity ratio,

variabel profitabilitas, dan porsi kepemiikan saham oleh investor luar (public) secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industry manufaktur.

5 Luciana Spica Almalia dan Ikka Retrinasari (2007) Variabel dependen: Kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan Variabel independen: Debt to equity

ratio,rasio likuiditas,

ukuran perusahaan

dan status perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel rasio leverage yang terwakili dari debt to equity ratio, rasio likuiditas, ukuran perusahaan dan status perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel kelengkapan pengungkapan. Sedangkan net profit margin tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel

(26)

6 Ainun Na’im dan Guad Rakhman (2000) Variabel dependen: Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Variabel independen: Leverage keuangan, kepemilikan saham

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

leverage keuangan memiliki hubungan yang signifikan positif terhadap indeks kelengkapan pengungkapan. Disisi lain tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara prosentase kepemilikan saham oleh public dengan kelengkapan pengungkapan.

7 Fitriani (2001) Variabel dependen:

Kelengkapan pengungkapan wajib Variabel independen:

leverage, rasio

likuiditas, net profit margin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

leverage tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan wajib, rasio likuiditas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib, net profit margin

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan wajib.

Sumber : Berbagai penelitian terdahulu B. Kerangka Pemikiran

1. Rasio likuiditas terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk menutupi kebutuhan kewajiban jangka pendek ketika jatuh tempo. Likuiditas mengacu pada solvabilitas perusahaan keuangan secara keseluruhan sehingga rasio ini dipandang sebagai indikator adanya masalah dalam arus kas perusahaan. Rasio keuangan yang dapat diklasifikasikan sebagai rasio likuiditas salah satunya adalah loan to deposit ratio (LDR). Rasio likuiditas ini menunjukkan bahwa semakin tinggi loan to deposit ratio (LDR) maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif. Dengan arti lain, semakin tinggi rasio tersebut maka semakin rendah tingkat likuiditas bank tersebut. Penelitian Wallace (1994)

(27)

dalam Vivi Sinta Sari (2003) menyatakan bahwa kesehatan perusahaan berhubungan dengan luas pengungkapan. Kesehatan perusahaan tercermin dari tingkat likuiditas. Kondisi perusahaan yang sehat scara finansial, antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan mengungkapkan informasi yang lebih luas.

2. Rasio solvabilitas terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup selama jangka waktu yang lama. Solvabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh DER dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang atau kewajiban jangka panjang. Faktor ini sangat penting terhadap struktur modal perusahaan. Struktur modal dalam setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi modal sendiri dan modal yang berasal dari kreditur yang disebut hutang atau modal asing. Perusahaan yang mempunyai solvabilitas yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi yang memadai bagi investor atau kreditur. Penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (2004) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara variabel leverage dengan luas pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.

(28)

3. Rasio profitabilitas terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen perusahaan secara keseluruhan dan ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Adapaun rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROA. Faktor ini menggambarkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan aset dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil operasi. Artinya hasil dari faktor ini menunjukkan pula bagaimana manajemen mengelola aset dan hutangnya. Shingvi dan Desai (1971) dalam Simanjuntak dan Widiastuti (2004) menjelaskan bahwa profitabilitas yang tinggi akan mendorong manajemen untuk memberikan atau mengungkapkan informasi yang lebih rinci dan luas karena akan memberikan kesan positif atas kinerja manajemen.

4. Model Konseptual

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dibuat model konseptual sebagai berikut :

(29)

H1

H2

H3

Gambar 2.1 Model Konseptual

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis menguraikan hipotesis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan, sebagai berikut :

H1 :Loan to debt ratio (LDR) mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan.

H2:Debt to Equity Ratio(DER) mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan

H3:Return on Asset (ROA) mempengaruhi pengungkapan laporan keuangan

Loan to Deposit Ratio (LDR) (X1)

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Tahunan

(Y)

Debt to Equity Ratio (DER) (X2)

Return on Asset(ROA) (X3)

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Model Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman

sembarangan orang bisa menjadi pembimbing dalam manasik haji mbak, karena dari Kementerian Agama sendiri merekrut petugas pembimbing haji yang benar-benar sudah lulus dari

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based

Dari uraian di atas, setelah dilakukan uji validasi terhadap kelima model yang dikembangkan, dapat dilihat bahwa model yang memiliki tingkat akurasi yang paling baik adalah

Untuk menggunakan Jaringan saraf tiruan ini dibutuhkan pola pembelajaran dan pelatihan dari sistem sehingga dapat mengenali pola-pola masukan yang akan menghasilkan keluaran yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa-siswi SMA N 1 Kayen terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris Lintas Minat.. Pada penelitian ini,

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Peneliti : Kalau saya boleh tahu, pernah tidak ibu mengusulkan kepada pemilik Apotek Hasil Salatiga untuk menambahkan peralatan dalam mengelola arsip HV dan OWA..