• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan yang dipimpin oleh Bapak Harrison Surianto memiliki head office yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan yang dipimpin oleh Bapak Harrison Surianto memiliki head office yang"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Profil Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Scooterpack adalah sebuah scooter shop yang berdiri sejak tahun 2009. Perusahaan yang dipimpin oleh Bapak Harrison Surianto memiliki head office yang berlokasi di Permata Palmerah Jl. Kemandoran IV no 50z dan toko yang berlokasi STC Senayan Building Lower Ground No.115 - 116 , Jl.Asia Afrika Pintu IX Gelora Senayan, Jakarta Selatan. Scooterpack berdiri berdasarkan kecintaan pemilik Vespa dan Piaggio terhadap skuter kepunyaannya yang kesulitan untuk mendapatkan aksesoris dan sparepart orisinil skuter Vespa dan Piaggio, Scooterpack hadir untuk memberikan kemudahan bagi para scooterist mendapatkan berbagai macam aksesoris dan sparepart orisinil produk Vespa dan Piaggio. Sebagai salah satu scooter shop terlengkap, Scooterpack sangat mengedepankan orisinalitas dan kualitas. Mulai dari helmet,accessories, clothing, gift, hingga spareparts adalah produk orisinil yang di impor dari Italia, serta terdapat produk handmade dari Scooterpack.

(2)

4.1.2 Visi dan Misi

Dalam mencapai target bisnis, Scooterpack memiliki tolak ukur tersendiri yang dituangkan dalam Visi dan Misi sebagai berikut :

A. Visi:

Sebagai salah satu scooter shop terlengkap, Scooterpack ingin membantu dan mempermudah para scooterist untuk mendapatkan accessories dan merchandise orisinil dan berkualitas dengan harga yang kompetitif.

B. Misi:

Menjadi leader scooter shop terlengkap “one stop shopping” dengan mengedepankan produk – produk yang orisinil dan berkualitas.

• Memiliki komitmen untuk berusaha memberikan yang terbaik dalam pelayanan, harga & fasilitas kepada semua pelanggan, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya, dan juga akan terus menjaga pelayanan terhadap setiap pelanggan tanpa terkecuali.

4.1.3 Struktur Organisasi

Dalam menjalani bisnis, tentunya dibutuhkan struktur organisasi yang digunakan untuk melakukan kegiatan bisnis sesuai dengan bagian-bagian yang telah ditentukan agar lebih terfokus dalam pencapaian target bisnis, adapaun sturktur organisasi dari Scooterpack adalah:

(3)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Sumber: Scooterpack

Keterangan:

1. Direktur

• Sebagai pemilik perusahaan, bertanggung jawab penuh atas jalannya bisnis Scooterpack,serta menjalin hubungan langsung dengan supplier di Italia. 2. General Manager

• Menentukan pembelian barang berikut pengiriman dari Italia sampai ke Jakarta.

(4)

Mengontrol Cash Flow pembelian dan pengeluaran. • Memonitoring Stok barang.

3. Manager

Mencari hubungan kerjasama dengan pihak reseller dan dealer di seluruh Indonesia .

• Memonitoring Harga pasar.

Meningkatkan penjualan di toko dan di social media. Memonitoring pekerjaan admin social media dan toko. 4. Finance

Membuat laporan penjualan di toko dan disemua social media. Membuat cash flow Keuangan Perusahaan.

• Mengakomodir semua pembayaran untuk keperluan perusahaan. 5. Admin

Membuat laporan permintaan barang ,baik secara internal maupun external (reseller dan dealer Scooterpack).

• Membuat PO dan faktur.

• Cek stok barang di gudang dan di toko. 6. Head Project Digital

Memberi tugas untuk meng-update materi di social media. Bertanggungjawab atas isi materi di social media.

7. Social media & Develop

(5)

Menjawab semua pertanyaan pelanggan yang ada di social media. 8. Produksi

Membuat kemasan/packaging semua barang yang didisplay di toko dan pengepakan barang untuk pengiriman ke reseller dan dealer.

• Bertanggung jawab atas barang-barang stok di gudang. • Membantu proses packaging dan delivery.

9. Head Store

• Bertanggung jawab atas kebersihan toko barang-barang di toko.

Mengontrtol stok barang di toko , membuat laporan penjualan dan report customer ( pre order di toko).

4.2Profil Responden

Profil responden ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui keadaan para pelanggan scooterpack.com yang telah berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. Kuesioner pada penelitian disebar secara online dengan menggunakan Google Drive selama seminggu mulai dari tanggal 1 Desember 2012 sampai 8 Desember 2012 kepada 85 responden yang diambil sebagai sampel, namun dari 85 kuesioner yang di sebar hanya 66 kuseioner saja yang digunakan hal tersebut dikarenakan terdapat 19 kuesioner yang tidak memenuhi syarat sebagai data yang akan digunakan yaitu responden pernah melakukan pembelian di scooterpack.com. Penggolongan responden didasari pada beberapa karakteristik yang nantinya digunakan untuk memperoleh kesimpulan mengenai keadaan pelanggan scooterpack.com.

(6)

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dapat di lihat pada gambar 4.2, dari 66 responden yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini, semua responden berjenis kelamin laki–laki yang berjumlah 66 responden atau dengan nilai persentasi 100%.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase

Pria 66 100%

Wanita 0 0%

Total 66 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data

(7)

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat di lihat pada gambar 4.3. Responden dengan rentang usia 26—35 tahun adalah yang terbanyak yaitu 30 responden atau nilai persentasi sebesar 45% , diikuti dengan rentang usia 17-25 Tahun sebanyak 26 responden atau nilai persentasi sebesar 39% , usia 36-45 tahun sebanyak 5 responden atau 8% dan usia >45 tahun sebanyak 5 responden atau 8%.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Presentase

17 – 25 Tahun 26 39%

26 – 35 Tahun 30 45%

36 – 45 Tahun 5 8%

>45 Tahun 5 8%

Total 66 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data

(8)

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 4.4. dari data yang di dapatkan terlihat bahwa Mahasiswa / pelajar merupakan responden terbanyak dalam penelitan ini yaitu sebanyak 23 responden dengan nilai persentase 35% , diikuti dengan pegawai swasta sebanyak 21 responden dengan nilai persentase 32%, PNS sebanyak 12 responden atau 18% , wirausaha sebanyak 8 responden atau 12% dan pekerjain lain nya sebanyak 2 responden atau 3%.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.

Pekerjaan Jumlah Responden Presentase

Pegawai Swasta 21 32% PNS 12 18% Masasiswa / Pelajar 23 35% Wirausaha 8 12% Lain – Lain 2 3% Total 66 100%

Sumber : Hasil Pengolahan Data

(9)

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat pada gambar 4.5. Pendidikan terakhir responden yang terbanyak adalah S1 sebanyak 23 responden atau 34%, diikuti dengan SMA atau sederajat sebanyak 21 responden atau 32% , Diploma atau sederajat sebanyak 17 responden atau 26% dan S2 sebanyak 5 responden atau 8%.

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir.

Pendidikan Jumlah Responden Presentase

SMA atau sederajat 21 32%

Diploma atau sederajat 17 26%

S1 23 34%

S2 5 8%

S3 0 0%

Total 66 100%

Sumber: Pengolahan Data

(10)

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan Internet Dalam Satu Hari

Karakteristik responden berdasarkan intensitas penggunaan internet dalam satu hari dapat dilihat pada gambar 4.6. Pemakaian internet dalam satu hari responden yang terbanyak yaitu selama 6-8 jam sebanyak 27 responden atau 40% , diikuti >8 jam sebanyak 17 responden atau 26%, 3-5 jam sebanyak 15 responden atau 23% dan 1-2 jam sebanyak 7 responden atau 11%.

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan Internet Dalam Satu Hari

Intensitas Penggunaan Internet Dalam Satu hari

Frekuensi Peresentase 1 – 2 Jam 7 11% 3 – 5 Jam 15 23% 6 – 8 Jam 27 40% >8 Jam 17 26% Total 66 100%

(11)

Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Penggunaan Internet Dalam Sehari

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Yang Sering Dilakukan Melalui Internet

Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Yang Sering Dilakukan Melalui Internet dapat dilihat di gambar 4.7. Dapat dilihat bahwa aktifitas yang sering dilakukan responden melalui internet adalah browsing sebanyak 24 responden dengan tingkat persentase sebesar 36% lalu diikuti oleh aktifitas download musik dan film sebanyak 20 responden atau 30% , e-Mail sebanyak 14 responden atau 21%, Social media sebanyak 7 responden atau 11% dan terakhir Online Shopping 1 responden atau 2%.

(12)

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Yang Sering Dilakukan Melalui Internet

Aktifitas Yang Sering Dilakukan Melalui

Internet

Frekuensi Presentase

Browsing 24 36%

Download Musik dan Film 20 30%

E-Mail 14 21%

Online Shopping 1 2%

Social media 7 11%

Total 66 100%

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Yang Sering Dilakukan Melalui Internet

(13)

4.3 Second Order Confirmatory Factor Analysis

Second order confirmatory factor analysis digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari konstruk service quality dengan sub dimensi dan indikatornya. serta untuk mengetahui sub dimensi mana yang paling mempengaruhi Service Service quality pada website Scooterpack. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Second Order Factor Model Awal Sumber : Hasil Pengolahan Data

(14)

Tabel 4.7 Nilai Loading Awal

Original Sample (O) Nilai Loading Validitas

ACC1 <- Access 0.589412 Valid

ACC2 <- Access 0.899619 Valid

ACC3 <- Access 0.409037 Tidak Valid

ACC4 <- Access 0.849958 Valid

ATT1 <- Attentiveness 0.437289 Tidak Valid

ATT2 <- Attentiveness 0.644325 Valid

ATT3 <- Attentiveness 0.895656 Valid

EOU1 <- EaseOfUse 0.669008 Valid

EOU2 <- EaseOfUse 0.833727 Valid

EOU3 <- EaseOfUse 0.773773 Valid

EOU4 <- EaseOfUse 0.848932 Valid

REL1 <- Reliable 0.512485 Valid

REL2 <- Reliable 0.482037 Tidak Valid

REL3 <- Reliable 0.334701 Tidak Valid

REL4 <- Reliable 0.777595 Valid

REL5 <- Reliable 0.390375 Tidak Valid

REL6 <- Reliable 0.784352 Valid

Sumber: Pengolahan Data

Dari gambar 4.7 dapat dilihat model dari second order factor untuk konstruk Service Quality terdapat factor loading yang nilai nya di bawah 0.50 maka tidak digunakan dalam analisis karena memiliki nilai convergent validity rendah. Adapun indikator yang kita tidak gunakan adalah REL1 1 ,REL2 ,REL3 ,REL5 ,ACC3 dan ATT1, kemudian lakukan analisis kembali.

(15)

Gambar 4.9 Second Order Factor Model Setelah Memenuhi Convergent Validity

Sumber: Pengolahan Data Tabel 4.8 Nilai factor loading yang sudah valid

Factor Loading Validitas

ACC1 <- Access 0.589412 Valid

ACC2 <- Access 0.899619 Valid

ACC4 <- Access 0.849958 Valid

ATT2 <- Attentiveness 0.644325 Valid

ATT3 <- Attentiveness 0.895656 Valid

EOU1 <- EaseOfUse 0.669008 Valid

EOU2 <- EaseOfUse 0.833727 Valid

EOU3 <- EaseOfUse 0.773773 Valid

EOU4 <- EaseOfUse 0.848932 Valid

REL1 <- Reliable 0.512485 Valid

REL6 <- Reliable 0.784352 Valid

(16)

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa factor loading antar indikator ke first order dari konstruk Service Quality sudah memenuhi convergent validity yaitu nilai loading di atas 0.50 .

Untuk mengetahui nilai Composite Reability , Cronbachs Alpha dan R-Square dari second order dan first order dapat dilihat di tabel 4.9.

Tabel 4.9 Overview

Composite Reliability R Square Cronbachs Alpha

Access 0.852162 0.802821 0.737498

Attentiveness 0.774298 0.647349 0.457718

EaseOfUse 0.864347 0.634352 0.789680

Reliable 0.883931 0.786348 0.737394

Service Quality 0.872214 0.855911

Sumber: Pengolahan Data

Dari hasil output overview diatas dapat disimpulkan bahwa masing-masing second order maupun first order dari konstruk service quality memiliki nilai composite reliability cukup tinggi yaitu di atas 0.70. kecuali untuk konstruk Attentiveness yg nilai nya di bawah 0.7 untuk Cronbachs Alpha-nya.

Kemudian di lakukan bootstrapping untuk mendapatkan nilai Path Coefficient dari sub dimensi ke konstruk service quality yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.10.

(17)

Tabel 4.10 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Loading Factor (O) T Statistics (|O/STERR|) Service Quality -> Access 0.896003 35.241156

Service Quality -> Attentiveness 0.804580 25.822033 Service Quality -> EaseOfUse 0.796462 20.973914 Service Quality -> Reliable 0.886763 34.429287 Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel 4.10 semua loading factor baik pada second order maupun first order signifikan pada 0.05 yang ditunjukan oleh nilai T statistic di atas 1,96 . Dan juga pengaruh second order konstruk service quality berpengaruh terhadap dimensi first order yaitu Reliable/Promt access , Access, Ease of use dan Attentiveness dengan nilai t-statistik diatas 1.96. Dan dengan hasil olahan data di atas dapat disimpulkan bahwa konstruk Service Quality dibentuk oleh 4 dimensi yaitu Reliable / prompt access, access, ease of use dan attentiveness. Dan juga dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dimensi yang paling berpengaruh terhadap konstruk second order yaitu service quality secara berurutan adalah Access , Reliable, Attentiveness, Ease of use yang dilihat dari nilai t-statistik dari yang terbesar hingga yang terkecil.

(18)

4.4Evaluasi Measurement Model (Outer Model) 4.4.1 Uji validitas

Gambar 4.10 model Path Analisis Sumber : Hasil Pengolahan Data Tabel 4.11 Outer Loadings (Factor loading dan T-Values)

Factor Loading T Statistics (|O/STERR|)

ACC1 <- SerQual 0.481857 3.261173 ACC2 <- SerQual 0.735850 4.589129 ACC4 <- SerQual 0.807095 5.248217 ATT2 <- SerQual 0.546723 3.780477 ATT3 <- SerQual 0.810250 4.036269 EOU1 <- SerQual 0.410032 2.815428 EOU2 <- SerQual 0.592084 4.387925 EOU3 <- SerQual 0.690993 5.099183 EOU4 <- SerQual 0.651737 5.162054 REL4 <- SerQual 0.810250 4.036269

(19)

Factor Loading T Statistics (|O/STERR|) REL6 <- SerQual 0.706885 5.295988 CS1 <- CS 0.815619 16.221949 CS2 <- CS 0.809636 15.661301 CS3 <- CS 0.813534 22.089996 CS4 <- CS 0.870833 30.264688 CL1 <- CL 0.710150 12.380932 CL2 <- CL 0.613764 5.695383 CL3 <- CL 0.796319 17.166067 CL4 <- CL 0.610537 4.705572 CL5 <- CL 0.785585 14.468697

Sumber: Pengolahan Data

Dilihat dari tabel outer loading di atas masih didapatkan indikator ACC1 dan EOU1 yang di cetak tebal memiliki nilai loading kurang dari 0.50 sehingga 2 indikator tersebut tidak digunakan karena belum memenuhi convergent validity setelah di korelasikan dengan konstruk Customer Satisfaction dan customer loyalty dimana factor loading harus di atas 0.50.

Gambar 4.11 Model PLS yang sudah memenuhi convergent validity Sumber: Pengolahan Data

(20)

Tabel 4.12 Outer Loadings (Factor loading dan T-Values) sudah memenuhi convergent validity

Factor Loading T Statistics (|O/STERR|)

ACC2 <- SerQual 0.740869 11.838831 ACC4 <- SerQual 0.802670 13.771924 ATT2 <- SerQual 0.544331 6.187586 ATT3 <- SerQual 0.808495 13.622538 EOU2 <- SerQual 0.602181 5.070954 EOU3 <- SerQual 0.686585 8.727835 EOU4 <- SerQual 0.653934 6.755556 REL4 <- SerQual 0.808495 13.622538 REL6 <- SerQual 0.719509 11.024751 CS1 <- CS 0.816378 14.911109 CS2 <- CS 0.809922 17.891189 CS3 <- CS 0.812906 25.823799 CS4 <- CS 0.870123 28.313822 CL1 <- CL 0.709220 12.158422 CL2 <- CL 0.611897 6.046306 CL3 <- CL 0.796129 13.799420 CL4 <- CL 0.612013 4.101417 CL5 <- CL 0.786709 10.538360

Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa seluruh indikator sudah memiliki loading lebih dari 0.50 dan signifikan terhadap t-tabel sebesar 1.96(t-statistik>t-tabel). Sehingga dari keseluruhan data di atas seluruh indikator telah memenuhi convergent validity karena semua factor loading berada di atas 0.50. Discriminant Validity indikator refleksif dapat dilihat pada cross loading antar indikator dengan konstruk nya berikut output dari SmartPLS (Ghozali(2008, p41).

(21)

Tabel 4.13 Cross Loadings

Sumber: Pengolahan Data

Dari tabel 4.13 di atas terlihat bahwa korelasi konstruk Service Quality dengan indikator nya lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator service quality dengan konstruk lain nya (customer satisfaction dan customer loyalty ). Korelasi konstruk kepuasan pelanggan dengan indikatornya juga lebih tinggi di bandingkan dengan korelasi indikator kepuasan pelangan dengan konstruk lain nya(service quality dan customer loyalty ). Hasil yang sama juga berlaku pada konstruk customer loyalty dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan dengan

SerQual CS CL REL4 0.808495 0.363960 0.065465 REL6 0.719509 0.054816 0.005288 ACC2 0.740869 0.394217 0.173965 ACC4 0.802670 0.302535 0.133846 ATT2 0.544331 0.361096 0.381965 ATT3 0.808495 0.363960 0.065465 EOU2 0.602181 0.275719 0.147033 EOU3 0.686585 0.332713 0.120489 EOU4 0.653934 0.313370 -0.020242 CS1 0.442700 0.816378 0.583780 CS2 0.509735 0.809922 0.591335 CS3 0.142721 0.812906 0.588637 CS4 0.433333 0.870123 0.421091 CL1 0.134579 0.527090 0.709220 CL2 -0.216255 0.234563 0.611897 CL3 -0.015027 0.519940 0.796129 CL4 0.485531 0.477688 0.612013 CL5 0.292890 0.525206 0.786709

(22)

korelasi indikator Customer loyalty dengan konstruk lainnya (service quality dan customer satisfaction). Dari hasil output di atas dapat disimpulkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lain nya , sehingga bisa di katakan seluruh konstruk memiliki discriminant validity yang tinggi.

Terdapat metode lain yang digunakan untuk menilai discriminant validity yaitu dengan membandingkan kuadrat dari average variance extracted (√AVE ) untuk setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lain nya dalam model.

Tabel 4.14 Latent Variable Correlations

CS CL SerQual

CS 1.000000

CL 0.666901 1.000000

SerQual 0.480833 0.208587 1.000000

Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.15 AVE dan akar AVE

AVE √AVE

SerQual 0.508460 0.713 CS 0.685094 0.827 CL 0.500940 0.707 Sumber: Pengolahan Data

Dari 2 tabel di atas dapat disimpulkan bawa akar AVE konstruk service quality sebesar 0.713 lebih tinggi daripada korelasi antara konstruk service

(23)

quality dengan customer satisfaction yang sebesar 0.480 dan juga konstruk service quality dengan customer loyalty sebesar 0.208 , dilanjutkan dengan akar konstruk customer satisfaction sebesar 0.827 lebih tinggi dari pada korelasi antara konstruk customer satisfaction dengan customer loyalty yaitu hanya sebesar 0.666. jadi semua konstruk dalam model yang di estimasi memnuhi kriteria discriminant validity.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Disamping uji validitas konstruk ,perlu di lakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur oleh 2 kriteria yaitu nilai composite reliability dan cronbachs alpha yang harus di atas 0.70, apabila nilai composite reliability dan cronbachs alpha di atas 0.70 maka dapat dinyatakan bahwa konstruk nya reliable.

Tabel 4.16 Composite Reliability

Composite Reliability

CS 0.896848

CL 0.832049

SerQual 0.901612 Sumber: Pengolahan Data

Tabel 4.17 Cronbachs Alpha

Cronbachs Alpha CS 0.848298 CL 0.748980 SerQual 0.878404 Sumber: Pengolahan Data

(24)

Dari hasil output di atas dapat diketahui bahwa nilai composite reliability dan cronbachs alpha dari konstruk service quality, customer satisfaction, customer loyalty memiliki nilai di atas 0.70 yang berarti semua konstruk memiliki reliabilitas yang baik.

4.5Evaluasi Structural Model (Inner Model)

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness of fit. Model Pengaruh service quality terhadap customer satisfaction memberikan nilai R-square sebesar 0.231 yang dapat diinterpretasikan bahwa konstruk customer satisfaction dapat di jelaskan oleh konstruk service quality sebesar 23.1% sedangkan 76.9% di jelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti. Kemudian model pengaruh customer satisfaction dan service quality terhadap customer loyalty memberikan nilai R-square sebesar 0.461 yang dapat diinterpretasikan bahwa konstruk customer loyalty dapat dijelaskan oleh konstruk customer satisfaction dan service quality sebesar 46.1% sedangkan 53.9% di jelaskan oleh variable lain diluar yang di teliti.

Tabel 4.18 R Square hasil analisis

R Square

CS 0.231200

CL 0.461097

SerQual

(25)

Uji selanjutnya adalah melihat signifikansi pengaruh service quality terhadap customer satisfaction, pengaruh service quality terhadap customer loyalty dan pengaruh customer satisfaction dengan customer loyalty dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai signifikansi t-statistik pada tabel 4.19 .

Tabel 4.19 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) CS -> CL 0.737000 0.751137 0.054454 0.054454 13.534441 SerQual -> CS 0.480833 0.495680 0.060905 0.060905 7.894814 SerQual -> CL -0.145786 -0.167147 0.144213 0.144213 1.010913 Sumber: Pengolahan Data

(26)

4.6 Pembahasan Pemecahan Masalah

Dari tabel 4.19 disimpulkan dalam gambar model penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini dengan nilai koefisien jalur antar konstruk nya:

Gambar 4.12 Model Pembahasan Pemecahan Masalah Sumber: Pengolahan Data

4.6.1 Pengaruh Service Quality Terhadap Customer Satisfaction

Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa service quality berpengaruh positif terhadap customer satisfaction yang dilihat berdasarkan nilai koefisien sebesar 0.480 dan memiliki nilai t-statistik sebesar 7.894 yang berarti service quality berpengaruh secara signifikan terhadap customer satisfaction karena nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel 1.96 (t-tabel signifikansi 5% = 1.96). Dengan demikian hasil ini menjawab H1 yaitu adanya pengaruh service quality terhadap customer satisfaction yang berarti Ha di terima.

Service Quality Customer Loyalty Customer Satisfaction H1 H3 H2 0,480 0,737 -0,145

(27)

4.6.2 Pengaruh Service Quality Terhadap Customer Loyalty

Berdasarkan tabel 4.19 service quality memiliki pengaruh negatif terhadap customer loyalty yang dilihat berdasarkan nilai koefisien sebesar -0.145 dan hasil t-statistik tidak signifikan yaitu sebesar 1.010, hal ini didapat karena t-t-statistik lebih kecil dari nilai t-tabel yaitu 1.96(t-tabel signifikansi 5% = 1.96). Dengan demikian hasil ini menjawab H2 yaitu tidak adanya pengaruh service quality terhadap customer loyalty yang berarti Ha ditolak.

4.6.3 Pengaruh Customer Satisfaction Terhadap Customer Loyalty

Berdasarkan tabel 4.19 customer satisfaction memiliki pengaruh positif terhadap customer loyalty dengan nilai koefisien sebesar 0.737 dan memiliki pengaruh yang signifikan dengan melihat nilai t-statistik sebesar 13.534, hasil ini didapat dikarenakan nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel 1.96 (t-tabel signifikansi 5% = 1.96) Sehingga dengan demikian hasil ini menjawab H3 yaitu adanya pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty yang berarti Ha diterima.

(28)

Dari hasil pengolahan data yang telah dijelaskan diatas telah menjawab perumusan hipotesis yang dirangkum pada tabel berikut:

Tabel 4.21 Hasil Hipotesis

Hipotesis Keterangan t-Statistic Nilai Path Coefficient

Status Hipotesa

H1 Terbukti bahwa adanya pengaruh antara service quality dengan

customer satisfaction 7.894 0.480

Diterima

H2 Terbukti bahwa tidak adanya pengaruh antara service quality

dengan customer loyalty 1.010 -0.145

Ditolak

H3 Terbukti bahwa adanya pengaruh antara customer satisfaction dengan customer loyalty

13.534 0,737 Diterima

Sumber: Pengolahan Data

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa service quality memilki pengaruh positif dan signifikan terhadap customer satisfaction. Hasil ini membuktikan bahwa pelayanan yang diberikan melalui scooterpack.com berdampak pada kepuasan pelanggan. Kepuasan yang dirasakan pelanggan dilihat dari layanan yang diterima oleh pelanggan jauh lebih baik dibandingkan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima. Sehingga kebijakan implikasi yang dapat disampaikan kepada Scooterpack diharapkan untuk melakukan peningkatan kualitas layanan yang dapat dimulai dengan melakukan pengamatan terhadap kebutuhan pelanggan dan mengetahui dimensi kualitas menurut pelanggan. Dari hal tersebut, Scooterpack dapat mengerti

(29)

dimensi apa yang pelanggan gunakan dalam menentukan kualitas, sehingga Scooterpack dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengawasi ataupun menambah kinerja didalam dimensi tersebut serta sebagai cara untuk memperbaiki kesalahan layanan. Hasil penelitian ini serupa dengan teori yang dikemukakan oleh Jun et al., (2004, p835) yang menyatakan bahwa kualitas layanan menjadi kekuatan pendorong utama dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.

Hasil lain yang didapat adalah tidak adanya pengaruh service quality terhadap customer loyalty. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penilaian responden mengenai service quality pada scooterpack.com dengan melihat skor sub dimensi ease of use yang memiliki pengaruh paling rendah terhadap konstruk service quality. Dengan ini sebaiknya Scooterpack mengevaluasi kembali sistem online pada scooterpack.com antara lain kemudahan dalam navigasi, meng-organisir katalog online agar dapat dilhat secara lebih terstruktur serta merancang syarat dan ketentuan pembelian secara ringkas agar mudah untuk dipahami oleh pelanggan. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang di lakukan oleh Aryani & Rosinta (2010) bahwa service quality tidak berpengaruh secara langsung terhadap customer loyalty.

Penelitian ini juga menemukan bahwa adanya pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty, sesuai dengan konsep kepuasan pelanggan yang di kemukakan oleh Tjiptono (2006, p25) yang menyatakan jika pelanggan merasa puas dengan suatu produk atau jasa maka mereka cenderung terus menggunakannya dan membeli kembali di kemudian hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa service quality secara tidak langsung mempengaruhi customer loyalty melalui customer satisfaction. Untuk mempertahankan kesetiaan pelanggan, sebaiknya Scooterpack memberikan

(30)

program reward seperti diskon atau keuntungan lainnya kepada pelanggan yang telah loyal, sehingga loyalitas pelanggan yang telah timbul kepada perusahaan tidak pudar.

Hasil lain yang didapat berdasarkan analisa second order confirmatory analysis yaitu dari ke empat subdimensi yang membentuk konstruk service quality berpengaruh positif yang dapat dilihat dari nilai t-statistik dari masing-masing subdimensi yaitu reliable/prompt responses sebesar 34,429; access sebesar 35,241; ease of use sebesar 20,973 dan attentiveness sebesar 25,822. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa subdemensi terkuat sampai yang terlemah dalam menjelaskan service quality secara berurut adalah access, reliable/prompt responses, attentiveness dan ease of use. Dan dengan nilai ease of use yang rendah maka bisa dikatakan bahwa inilah faktor yang membuat pelanggan scooterpack yang lain lebih memilih datang langsung ke toko di bandingkan berbelanja di scooterpack.com, dikarenakan kurangnya kemudahan dalam menggunakan website Scooterpack sehingga membuat pelanggan merasa tidak nyaman.

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 6a-6f menunjukkan struktur mikro di area tengah pada posisi melintang dari permukaan ingot hasil tempa paduan Co-35Cr-5Mo-xMn (x=0-1 % berat) dengan menggunakan

Apabila Tanggal Jatuh Tempo, atau tanggal lain yang dinyatakan dalam Syarat dan Ketentuan ini, jatuh pada hari yang bukan merupakan Hari Kerja, maka HSBC akan membayar jumlah DCI

Refleksi Sosial Budaya Bali dalam Novel Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya: Kajian Sosiologi Sastra ; Rina Yuastri; 2013: 203 halaman; Program Studi

Skripsi dengan Judul “Pengaruh Konsentrasi Sari Serai ( Cymbopogon nardus L) dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Permen Jelly Daun Jambu Biji ( Psidium

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/20/2020 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Tranfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2020 dalam Rangka

Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang dinyatakan memenuhi persyaratan dalam Evaluasi Administrasi. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur. Penilaian

Perpustakaan Gita Pustaka SD Negeri Kemirirejo 1 Magelang telah menerapkan budaya literasi dengan beberapa inovasi dan beberapa program. Sehingga pemberdayaan budaya literasi

Made Wena, Strategi Pembelajaran …2.. dan mampu membuat keputusan rasional terkait kapan tiap strategi yang ada dianggap paling efektif untuk dilaksanakan. Dengan