• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konv

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konv"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada

pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian

yang sangat bessar baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa.

Bergesernya sifat baik dari perusahaan, lembaga maupun antar bangsa.

Berbagai organisasi dalam melaksanakan pemasaran seperti

lembaga-lembaga pemerintah, orgnisasi keagamaan dan lain-lain memandang pemasaran

sebagai suatu cara baru untuk berhubungan dengan masyarakat umum. Pada awal

sejarah bahwa pemasaran dilakukan dengan casra pertukaran barang (Barter) dan

terus berkembang menjadi perekonomin dengan menggunakan uang sampai

dengan pemasaran yang modern.1

Jika kita bandingkan masyarakat yang masih sederhana dan yang sudah

maju akan tampak bahwa ada perbedaan di antara keduanya, terutama dalam sifat

dan kemajuan perekonomian. Pada masyarakat yang masih sederhana orang

berusaha memproduksi apa yang menjadi kebutuhannya dan keluarganya. Belum

ada produksi untuk tujuan memuaskan kebutuhan orang lain.

Pada suatu kenyataan, utamanya factor alam, terdapat suatu jenis barang

dalam jumlah besar pada suatu tempat, sedangkan di tempat lain hamper tidak

didapat. Keadaan seperti ini menghendaki kecakapan orang tertentu di tempat

tertentu pula. Misalnya ikan di tepi pantai relative banyak, sedangkan

buah-1A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya

(2)

buahan di pegunungan relatif banyak. Untuk itu perlu adanya kecakapan untuk

memenuhi kebutuhan masing-masing, diperlukan pemasaran di situ terlihat antara

produsen dan konsumen dengan tempat yang saling berjauhan dan produk yang

berbeda pada tempat yang berbeda pula. Pemasaran khusunya jual beli di lakukan

dengan barter sudah sukar dilakukan.

Dengan demikian akan digunakan uang sebagai alat tukar atau sebagai alat

perantara. Orang yang melakukan kegiatan menyampaikan barang dan jasa itu

telah melakukan kegiatan pemasaran. Pada umumnya pemasaran dianggap sebagi

tempat bagi para penggeruk keuntungan, orang penuh muslihat, penjaja barang

yang menggoda keinginan orang. Oleh sebab itu banyak konsumen yang ditelan

oleh orang-orang jahat, tapi apabila kita menerapkan sistem-sistem islam di

pemasaran itu maka hal-hal seperti itu tidak akan terjadi.2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konvesional

dan Manajemen Syariah?

2. Bagaimana konsep Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konvesional

dan Manajemen Syariah?

(3)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Manajemen Pemasaran dan Strategi Secara konvensional

Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang

untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan

perusahaan. Sedangkan menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan

dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.3

Adapun menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai

suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan

pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan menuruut

Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Namun pengertian strategi pemasaran adalah pengambilan

keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam

hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.

3 Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia ed.7e, Jakarta: Prenhallindo,

(4)

Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya

perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :

1. Daur hidup produk

Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap

perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.

2. Posisi persaingan perusahaan di pasar

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

3. Situasi ekonomi

Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.4

B. Manajemen Pemasaran Dalam Konsep Manajemen Konvensional

Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan,

permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan

hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan,

keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya

ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan

pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam.

Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang

didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.5

4Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, 1994

(5)

C. Macam-Macam Strategi Pemasaran Dalam Manajemen Konvensional

1. Strategi kebutuhan primer merupakan strategi-strategi pemasaran untuk

merancang kebutuah primer yaitu:

a. Menambah jumlah pemakai dan

b. Meningkatkan jumlah pembeli

2. Strategi kebutuhan selektif yaitu dengan cara : mempertahankan pelanggan

misalnya:

a. Memelihara kepuasan pelanggan;

b. Menyederhanakan proses pembelian;

c. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk.

3. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier) meliputi :

a. Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning) b. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)

Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu:

a. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai. b. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat

pembelian.

c. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada.

d. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.

D. Segmentasi Dasar Manajemen Pemasaran Secara konvensional

Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi

dasarnya yaitu: dasar-dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen secara

(6)

a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota,

dan kepadatan iklim.

b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup,

pendapatan, pendidikan, dan lain-lain. 6

c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan

kepribadian.

d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status

pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.

Sedangkan dasar-dasar segmentasi pada pasar industri secara

konvensional antara lain sebagai berikut :

a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir,

lokasi geografis, dan banyaknya langganan.

b. Tahap 2 : yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas

produk, dan pelanggan.

Dengan berjalannya sistem strategi pada kondisi pasar sehingga dapat

memenuhi beberapa syarat yang segmentasi yang efektif yaitu sebagai berikut :

a. Dapat diukur b. Dapat dicapai

c. Cukup besar atau cukup menguntungkan d. Dapat dibedakan

e. Dapat dilaksanakan

6 H. Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gama

(7)

E. Pengertian Manajemen Pemasaran Secara Manajemen syari’ah

Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah adalah penerapan

suatu disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi

Pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah diajarkan

Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kartajaya, nilai inti dari Pemasaran

syariah adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer tidak boleh bohong

dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan,

bukan karena diskonnya.

Pemasar adalah garis depan suatu bisnis, mereka adalah orang-orang

yang bertemu langsung dengan konsumen sehingga setiap tindakan dan

ucapannya berarti menunjukkan citra dari barang dan perusahaan. Namun

sayangnya pandangan masyarakat saat ini menganggap pemasar diidentikkan

dengan penjual yang dekat dengan kecurangan, penipuan, paksaan dan lainnya

yang telah memperburuk citra seorang pemasar.7

Tidak terelakkan lagi banyak promosi usaha-usaha yang kita lihat

sehari-hari tidak menjelaskan secara detail tentang produknya, yang mereka harapkan

adalah konsumen membeli produk mereka dan banyak dari konsumen merasa

tertipu atau dibohongi ketika mencoba produk yang dijual pemasar tersebut.

Apabila ini terus berlanjut maka akan mungkin terjadi lagi kasus seperti Enron,

Worldcom dan lainnya yang akan menghancurkan sebuah perusahaan. Sekarang

jelaslah akan pentingnya sebuah nilai integritas dan transparansi seperti yang

dikatakan Hermawan Kartajaya diatas agar bisnis berjalan lancar.

7 Riduwan, dan Engkos Achmad Kuncoro, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis

(8)

F. Manajemen Pemasaran Dalam Konsep Manajemen Syari’ah

Kata “syariah” (al-syari’ah) telah ada dalam bahasa Arab sebelum

turunnya Al-Quran. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam Taurat dan

Injil. Kata syari’at dalam bahasa Ibrani disebutkan sebanyak 200 kali, yang selalu

mengisyaratkan pada makna “kehendak Tuhan yang diwahyukan sebagai wujud

kekuasaan-Nya atas segala perbuatan manusia.

Kata syariah berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti

‘menerangkan’ atau ‘menjelaskan sesuatu’. Atau berasal dari kata syir’ah dan

syari’ah yang berarti ‘suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air

secara langsung sehingga orang yang mengambilnya tidal memerlukan bantuan

alat lain’.

Syaikh Al-Qardhawi mengatakan, cakupan dari pengertian syariah

menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-syumul).

Didalamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai dari

aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarga (seperti

nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan, industri,

perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek ekonomi

(permodalan, zakat, bait, al-maf, fa’I, ghanimah), aspek hukum dan peradilan,

aspek undang-undang hingga hubungan antar Negara.

Pemasaran sendiri adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam

Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal

terlarang oleh ketentuan syariah. Maka, syariah marketing adalah sebuah disiplin

(9)

value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan

prosesnya sesuai dengan akad danprinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.

Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses

penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh

ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang

Islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip

muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi apapun dalam pemasaran

dapat dibolehkan.8 Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi

panduan bagi para pemasar sebagai berikut:

1. Teistis (rabbaniyyah) : jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa

hokum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah yang

paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk

kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling

mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan dan

menyebarluaskan kemaslahatan.

2. Etis (akhlaqiyyah) : Keistimewaan lain dari syariah marketer selain karena

teistis (rabbaniyyah) juga karena ia sangat mengedepankan masalah

akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya, karena nilai-nilai

moral dan etika adalah nilai yang bersifat universalo, yang diajarkan oleh

semua agama.

3. Realistis (al-waqiyyah) : syariah marketer adalah konsep pemasaran yang

fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah islamiyah yang

8 Rangkuti, Freddy, Manajemen Persediaan Aplikasi, (Raja Grafindo Persada; Jakarta,

(10)

melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar professional

dengan penampilan yang bersih, rapid an bersahaja, apapun model atau

gaya berpakaian yang dikenakannya, bekerja dengan mengedepankan

nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala

aktivitas pemasarannya.

4. Humanistis (insaniyyah) : keistimewaan syariah marketer yang lain adalah

sifatnya yang humanistis universal, yaitu bahwa syariah diciptakan untuk

manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan

terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan

panduan syariah. Syariat islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan

kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan

status.Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga

menjadi syariah humanistis universal.

G. Membangun Bisnis Pemasaran Berdasarkan Konsep Syari’ah

Sifat jujur adalah merupakan sifat para nabi dan rasul yang diturunkan

Allah Swt. Nabi dan rasul datang dengan metode (syariah) yang

bermacam-macam, tetapi sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Ulama

terkemuka abad ini Syaikh Al-Qardhawi mengatakan, diantara nilai transaksi

yang terpenting dalam bisnis adalah al-amanah (kejujuran).

Ia merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling

(11)

karakteristik para nabi. Tanpa kejujuran kehidupan agama tidak akan berdiri

tegak dan kehidupan dunia tidak akan berjalan baik.

Ada empat hal yang menjadi key success factors (KSF) dalam

mengelola suatu bisnis, agar mendapat celupan nilai-nilai moral yang tinggi.

Untuk memudahkan mengingat, kita singkat dengan SAFT, yaitu:

1. Shiddiq (benar dan jujur) : jika seorang pemimpin senantiasa berprilaku

benar dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya, jika seorang

pemasarsifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh prilakunya dalam

melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam

bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan

mitra bisnisnya.

2. Amanah (terpercaya, kredibel) : artinya, dapat dipercaya, bertanggung

jawab, dan kredibel, juga bermakna keinginan untuk untuk memenuhi

sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan

kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.

3. Fathanah (cerdas) : dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau

kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang

memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang

menjadi tugas dan kewajibannya.

4. Thabligh (komunikatif) : artinya komunikatif dan argumentatif. Orang

yang memiliki sifat ini akan menyampaikannya denga benar (berbobota0

dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah). Berbicara dengan orang

(12)

presentasi bisnis dengan bahsa yang mudah dipahami sehingga orang

tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin kita sampaikan.

Keempat KSF ini merupakan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw yang

sudah sangat dikenal tapi masih jarang diimplementasikan khususnya dalam

dunia bisnis.

H. Sustainable Marketing Enterprise (SME)

Dalam model SME, konsep pemasaran disini tidaklah berarti pemasaran

sebagi sebuah fungsi atau departemen dalam perusahaan, tetapi bagaimana kita

bisa melihat pasar secara kreatif dan inovatif. Pemasaran bukanlah hanya seperti

anggapan orang, yaitu study untuk menjual. Atau seperti yang dipahami beberapa

kalangan hanyalah marketing mix semata, yaitu pembuatan strategi untuk produk

(product), harga (price), tempat (place) atau promosi (promotion).9

9 Heizer, Jay & Barry Render, Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh Buku 1, (Jakarta:

(13)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Sistem Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konvesional dan Manajemen Syariah

Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan

pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang

dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang

menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian

(organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.

Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai

analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang

untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang

menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai

tujuan-tujuan organisasi.10

Sistem Pemasaran dalam bentuk Manajemen Konvensional merupakan

sistem sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling

berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat

10 Sartono, Agus, Manajemen Keuangan. Teori Konsep dan Aplikasi. Cetakan Pertama,

(14)

diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan

tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling

memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan

dengan pasarnya.

Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling

berkaitan itu mencakup :

a. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.

b. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.

c. Target pasar.

d. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).

e. Kendala lingkungan (environmental constraints).

Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling

berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsur-unsur dalam

sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio

stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat.11

Adapun sistem berdasarkan manajemen pemasaran dalam manajemen

syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita

kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang, pemasaran adalah sebuah

ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan

pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan

para stakeholdersnya.

Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah

kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya

(15)

atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal

produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau

bergabung dan belanja. Berbedanya adalah marketing syariah mengajarkan

pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah

pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus

dijunjung oleh seorang pemasar.

Sistem manajemen pemasaran syariah bukan hanya sebuah pemasaran

yang ditambahkan syariah karena ada nilai-nilai lebih pada pemasaran syariah

saja, tetapi lebih jauhnya pemasaran berperan dalam syariah dan syariah berperan

dalam pemasaran. Pemasaran berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang

berbasis syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia

bisnis, karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen.

Syariah berperan dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan

pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan

perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan

pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan

dapat merubah suatu values kepada para stakeholders sehingga perusahaan

tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang

sustainable.

Dalam hal teknisnya pemasaran syariah, salah satunya terdapat syariah

marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah marketing value

untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing strategy melakukan

(16)

keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi

pasar yang baik agar dapat memenangkan mind-share.

Selanjutnya syariah marketing value melihat brand sebagai nama baik

yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya

perusahaan yang mendapatkan best customer service dalam bisnisnya sehingga

mampu mendapatkan heart-share. Sistem marketing syariah ini sendiri saat ini

baru berkembang seiring berkembangnya ekonomi syariah.

Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang berbasis syariah telah

menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya

diprediksikan marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya

masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan

masyarakat yaitu kejujuran.12

B. Konsep Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konvesional dan Manajemen Syariah

Adapun dalam konsep mananajemen konvensional bahwa kunci untuk

mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan

efisien dibandingkan para pesaing. Konsep pemasaran yang telah diungkapkan

dengan berbagai cara:

a. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.

b. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat

dibuat.

(17)

c. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.

d. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)

e. Andalah yang menentukan (United Airlines)

f. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang

pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).

Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar

pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu :

a. Konsep produksi

Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk

yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi

pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai

efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen

adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen

dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya

beli mereka.13

b. Konsep produk

Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang

menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas

manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen

dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan

ciri-ciri terbaik

c. Konsep penjualan

13 Robert G Murdick, dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, (Jakarta :

(18)

Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu

saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang

agresif.

d. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan

organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran

serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan

efisien dibandingkan para pesaing.

e. Konsep pemasaran sosial

Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah

menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta

memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan

efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau

meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

f. Konsep Pemasaran Global

Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami

semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui

manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk

memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Namun pada konsep pemasaran syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda

jauh dari konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal

(19)

penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen

serta menjaga hubungan dengan para stakeholdersnya.

Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah

kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya

atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal

produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau

bergabung dan belanja. Berbedanya adalah marketing syariah mengajarkan

pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah

pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus

dijunjung oleh seorang pemasar.14

Pemasaran syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang ditambahkan

syariah karena ada nilai-nilai lebih pada pemasaran syariah saja, tetapi lebih

jauhnya pemasaran berperan dalam syariah dan syariah berperan dalam

pemasaran. Pemasaran berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis

syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis,

karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen.

Syariah berperan dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan

pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan

perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan

pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan

dapat merubah suatu values kepada para stakeholders sehingga perusahaan

14 Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1, (PT

(20)

tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang

sustainable.

Dalam hal teknisnya pemasaran syariah, salah satunya terdapat syariah

marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah marketing value

untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing strategy melakukan

segmenting, targeting dan positioning market dengan melihat pertumbuhan pasar,

keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi

pasar yang baik agar dapat memenangkan mind-share.

Selanjutnya syariah marketing value melihat brand sebagai nama baik

yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya

perusahaan yang mendapatkan best customer service dalam bisnisnya sehingga

mampu mendapatkan heart-share. Konsep marketing syariah ini sendiri saat ini

baru berkembang seiring berkembangnya ekonomi syariah.

Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang berbasis syariah telah

menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya

diprediksikan marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya

masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan

masyarakat yaitu kejujuran.15

C. Kesimpulan

Sistem Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konvesional dan

Manajemen Syariah yaitu Sistem Pemasaran dalam bentuk Manajemen

Konvensional merupakan sistem sekolompok item atau bagian-bagia yang saling

(21)

berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan

terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan

lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan

faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta

mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.

Adapun sistem berdasarkan manajemen pemasaran dalam manajemen

syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari konsep pemasaran yang kita

kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang, pemasaran adalah sebuah

ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan

pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan

para stakeholdersnya.

Konsep Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen Konvesional dan

Manajemen Syariah yaitu Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan

berbagai cara: Temukan keinginan pasar dan penuhilah, Buatlah apa yang dapat

dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat, Cintailah pelanggan,

bukan produk anda, Lakukanlah menurut cara anda (Burger king), Andalah yang

menentukan (United Airlines), Melakukan segalanya dalam batas kemampuan

untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan.

Dalam hal teknisnya pemasaran syariah, salah satunya terdapat syariah

marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah marketing value

untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing strategy melakukan

(22)

keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi

(23)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

A. Manajemen Pemasaran Konvensional

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.

B. Manajemen Pemasaran Syari’ah

Manajemen pemasaran Syari’ah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad danprinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.

C. Perilaku Konsumen

(24)
(25)

.Implementasi Marketing Syariah A. Berbisnis Cara Nabi Muhammad Saw

Muhammad adalah Rasulullah, Nabi terakhir yang diturunkan untuk menyempurnakan ajaran-ajaran Tuhan yang menjadi suri tauladan umat-Nya. Akan tetapi disisi lain Nabi Muhammad Saw juga manusia biasa; beliau makan, minum, berkeluarga dan bertetangga, berbisnis dan berpolitik, serta sekaligus memimpin umat.

Aa Gym dalam salah satu tulisannya, mengatakan bahwa Nabi Muhammad Saw, selain sebagai pedagang yang sukses juga pemimpin agama sekaligus kepala Negara yang sukses. Jarang ada nabi seperti ini.Ada yang hanya sukses memimpin agama, tetapi tidak memimpin sebuah Negara. Maka, sebenarnya kita sudah menemukan figure yang layak dijadikan idola, dan dijadikan contoh dalam mengarungi dunia bisnis.

Nabi Muhammad sebagi seorang pedagang memnberikan contoh yang baik dalam setiap transaksi bisnisnya. Beliau melakukan transaksi secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh, apalagi kecewa.Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangannya dengan standar kualitas sesuai denganpermintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar dan jujur telah tertanam dengan baik sejak muda. Beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawab terhadap setiap transaksi yang dilakukan.

 Muhammad sebagai Syariah Marketer

(26)

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu.” (QS Al-Baqarah : 198)

“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS Al-Baqarah : 275)  Muhammad sebagai Pedagang Profesional

Dalam transaksi bisnisnya sebagai pedagang professional tidak ada tawar menawar dan pertengkaran antara Muhammad dan para pelanggannya, sebagaimana sering disaksikan pada waktu itudi pasar-pasar sepanjang jazirah Arab. Segala permasalahan antara Muhammad dengan pelanggannya selalu diselesaikan dengan adil dan jujur, tetapi bahkan tetap meletakkan prinsip-prinsip dasar untuk hubungan dagang yang adil dan jujur tersebut.

Disini terlihat bahwa beliau tidak hanya bekerja secara professional, tetapi sikap profesionalisme beliau praktikkan pula ketika telah dilantik menjadi Nabi.Beliau memimpin sahabat-sahabatnya dengan prinsip-prinsip profesionalisme; memberinya tugas sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Tidak bersifat KKN, semuanya berjalan dengan professional dan tentunya dengan tuntunan Allah.

 Muhammad sebagai Pebisnis yang Jujur

Muhammad benar-benar mengikuti prinsip-prinsip perdagangan yang adil dalam transaksi-transaksinya.Beliau telah mengikis habis transaksi-transaksi dagang dari segala macam praktik yang mengandung unsur penipuan, riba, judi, gharar, keraguan, eksploitasi, pengambilan untung yang berlebihan dan pasar gelap. Beliau juga melakukan standardisasi timbangan dan ukuran, serta melarang orang-orang menggunakan timbangan dan ukuran lain yang tidak dapat dijadikan pegangan standar.

Nabi Muhammad juga mengatakan, “pedagang, pada hari kebangkitan akan dibangkitkan sebagai pelaku kejahatan, kecuali mereka yang bertakwa kepada Allah, jujur, dan selalu berkata benar”(HR.AlTirmidzi,IbnMajah,danAlDarimi).

(27)

Nabi Muhammad melarang beberapa jenis perdagangan , baik karena sistemnya maupun karena ada unsur-unsur yang diharamkan didalamnya. Memperjual-belikan benda-benda yang dilarang dalam Al-Quran adalah haram. AlQuran, misalnya, melarang mengkonsumsi daging babi, darah, bangkai dan alcohol, sebagaimana yang tercantum dalam QS Al-Baqarah:175).

 Muhammad dengan Penghasilan Halal

“Barang yang bersih” berarti sehat dan diperoleh dengan cara yang halal. Karena itu apa yang dihasilkannya pun menjadi halal.

 Sembilan Etika (Akhlak) Pemasar

Ada sembilan etika pemasar, yang akan menjadi prinsip-prinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungi-fungsi pemasaran, yaitu:

1. Memiliki kepribadian spiritual (takwa) 2. Berprilaku bail dan simpatik (Shidq) 3. Berprilaku adil dalam bisnis (Al-Adl)

4. Bersikap melayani dan rendah hati (Khidmah) 5. Menepati janji dan tidak curang

6. Jujur dan terpercaya (Al- Amanah)

7. Tidak suka berburuk sangka (Su’uzh-zhann) 8. Tidak suka menjelek-jelekkan (Ghibah) 9. Tidak melakukan sogok (Riswah)

s

A. Macam – Macam Sistem Pemasaran

(28)

Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.

Tujuan :

Mengendalikan perilaku saluran

Mencegah perselisihan antara anggota saluran b. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal

Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul.

c. Sistem pemasaran dengan saluran ganda

Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral.

B. Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran

a. Lingkungan makro ekstern. c. Lingkungan Non- – Pemasaran Intern

(29)

3. Tingkat Segmentasi Pasar

Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.

a. Pemasaran massal

Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.

b. Pemasaran segmen

Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.

c. Pemasaran ceruk

Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit. d. Pemasaran mikro

Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.

4. Manfaat Segmentasi Pasar

Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah:

a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran.

b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.

c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya

5. Menentukan Pasar Sasaran

Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu : 1. Langkah pertama

(30)

2. Langkah kedua

Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.

7. Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.

1. Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar

Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu: 1. Dasar – dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen

a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.

b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan, pendidikan, dll

c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.

d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.

2. Dasar – dasar segmentasi pada pasar industri

a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.

b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas produk, dan pelanggan.

2. Syarat segmentasi Pasar

(31)

b.Dapat dicapai

c. Cukup besar atau cukup menguntungkan d.Dapat dibedakan

e. Dapat dilaksanakan

3. Tingkat Segmentasi Pasar

Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda.

a. Pemasaran massal

Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.

b. Pemasaran segmen

Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.

c. Pemasaran ceruk

Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmen-segmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit. d. Pemasaran mikro

Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu.

4. Manfaat Segmentasi Pasar

Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah:

a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran.

b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.

(32)

5. Menentukan Pasar Sasaran

Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu : 1. Langkah pertama

Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada 2. Langkah kedua

Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.

I. Konsep Manajemen Pemasaran dalam Manajemen syari’ah

Konsep Pemasaran syariah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dari

konsep pemasaran yang kita kenal. Konsep pemasaran yang kita kenal sekarang,

pemasaran adalah sebuah ilmu dan seni yang mengarah pada proses penciptaan,

penyampaian, dan pengkomunikasian values kepada para konsumen serta menjaga

hubungan dengan para stakeholdersnya.

Namun pemasaran sekarang menurut Hermawan juga ada sebuah

kelirumologi yang diartikan untuk membujuk orang belanja sebanyak-banyaknya

atau pemasaran yang pada akhirnya membuat kemasan sebaik-baiknya padahal

produknya tidak bagus atau membujuk dengan segala cara agar orang mau

bergabung dan belanja. Berbedanya adalah marketing syariah mengajarkan

pemasar untuk jujur pada konsumen atau orang lain. Nilai-nilai syariah mencegah

pemasar terperosok pada kelirumologi itu tadi karena ada nilai-nilai yang harus

dijunjung oleh seorang pemasar.

Pemasaran syariah bukan hanya sebuah pemasaran yang ditambahkan

(33)

jauhnya pemasaran berperan dalam syariah dan syariah berperan dalam

pemasaran. Pemasaran berperan dalam syariah diartikan perusahaan yang berbasis

syariah diharapkan dapat bekerja dan bersikap profesional dalam dunia bisnis,

karena dengan profesionalitas dapat menumbuhkan kepercayaan kosumen.

Syariah berperan dalam pemasaran bermakna suatu pemahaman akan

pentingnya nilai-nilai etika dan moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan

perusahaan tidak akan serta merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan

pribadi saja ia juga harus berusaha untuk menciptakan dan menawarkan bahkan

dapat merubah suatu values kepada para stakeholders sehingga perusahaan

tersebut dapat menjaga keseimbangan laju bisnisnya sehingga menjadi bisnis yang

sustainable.

Dalam hal teknisnya pemasaran syariah, salah satunya terdapat syariah

marketing strategy untuk memenangkan mind-share dan syariah marketing value

untuk memenangkan heart-share. Syariah marketing strategy melakukan

segmenting, targeting dan positioning market dengan melihat pertumbuhan pasar,

keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan sehingga dapat melihat potensi

pasar yang baik agar dapat memenangkan mind-share.

Selanjutnya syariah marketing value melihat brand sebagai nama baik

yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan, sehingga contohnya

perusahaan yang mendapatkan best customer service dalam bisnisnya sehingga

mampu mendapatkan heart-share. Konsep marketing syariah ini sendiri saat ini

(34)

Beberapa perusahaan dan bank khususnya yang berbasis syariah telah

menerapkan konsep ini dan telah mendapatkan hasil yang positif. Kedepannya

diprediksikan marketing syariah ini akan terus berkembang dan dipercaya

masyarakat karena nilai-nilainya yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan

masyarakat yaitu kejujuran.

C. Perilaku Konsumen

A. Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah : 1. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan meliputi :

a. Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.

(35)

c. Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.

Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.

Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.

C. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli

a. Proses Pengambilan Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru

Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.

Tahap-tahap proses adopsi:

1. Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi mengenainya.

2. Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru. 3. Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru tersebut masuk akal atau

tidak untuk dikonsumsi.

4. Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.

5. Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut. b. Tipe-Tipe Perilaku Membeli

(36)

a. Perilaku pembelian yang kompleks

Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.

b. Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan

Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.

a. Perilaku pembelian karena kebiasaan

Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah

a. Perilaku pembelian yang mencari keragaman

Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek.

c. Tahap-Tahap Proses Membeli

Tahap-tahap dalam proses membeli mwliputi : a. Pengenalan kebutuhan/masalah

Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.

b. Pencarian informasi

Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :

1. Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan.

2. Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan.

(37)

4. Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.

c. Pencarian alternatif

Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :

1. Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau jasa tersebut.

2. Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri produk.

3. Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol

4. Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari

5. Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.

d. Keputusan membeli

Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk membeli, yaitu :

1. Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this research is to find out whether the students taught by POSSE strategy have better reading comprehension than taught by Lecturing strategy to

dapat dilihat pada lampiran 3 tabel 2, yang menunjukkan adanya pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim protease dari Trichoderma sp.. hal tersebut ditunjukkan adaya

Seiring perkembangan dan perubahan waktu, yang muncul kemudian adalah sebuah pertanyaan apakah perubahan waktu tersebut membawa pengaruh pada perubahan pola pikir masyarakat

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara dapat 1) melakukan deteksi dini pertumbuhan, perkembangan dan mental emosional, 2) melaksanakan dan mengelola

Apa yang kita maksud dengan filsafat sains dan teknologi dan mengapa kita ingin tahu tentang hal itu?. Dua pertanyaan itulah yang akan dibahas dalam bab ini.

Analisis sosial berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dan implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan, dimana pertimbangan-pertimbangan sosial harus dipikirkan

1) Surat pernyataan telah melaksanakan KKL dari institusi tujuan yang telah dilegalisasi (ditunjukkan dengan cap stempel dan tanda tangan representasi resmi institusi yang