• Tidak ada hasil yang ditemukan

PLANETARIUM DAN MUSEUM DI TAMAN ISMAIL M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PLANETARIUM DAN MUSEUM DI TAMAN ISMAIL M"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN DATA 2.1 Tinjauan Data Umum

2.1.1 Tinjauan Umum Planetarium

2.1.1.1 Pengertian Planetarium

Planetarium adalah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Di planetarium, penonton bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari dari berbagai tempat di bumi dan sejarah alam semesta. Planetarium berbeda dari observatorium. Kubah planetarium tidak bisa dibuka untuk meneropong bintang.

Di dalam ruang pertunjukan terdapat sumber gambar berupa proyektor planetarium yang umumnya diletakkan di tengah ruangan. Proyektor dapat memperagakan pergerakan benda-benda langit sesuai dengan waktu dan lokasi.

Pertunjukan berlangsung dengan narasi yang diiringi musik. Kursi memiliki sandaran bisa direbahkan agar penonton bisa melihat ke layar di bagian dalam langit-langit kubah. Layar berbentuk setengah bola, dan biasanya disusun dari panel aluminum. Materi pertunjukan bisa berbeda-beda bergantung kepada judul pertunjukan dan jadwal.

Gambar 2.1 Left: The first Zeiss planetairium, 1923; Right: The Spitz A-1 planetairium

(2)

2.1.1.2. Sejarah dan Perkembangan Planetarium

Planetarium mulanya adalah alat peraga mekanik untuk memperlihatkan pergerakan benda - benda langit seperti bintang, planet, Bulan, dan matahari. Hingga abad ke-19, planetarium berarti alat peraga mekanik yang disebut o rrery. Proyektor planetarium yang pertama dibuat pada tahun 1919 berdasarkan ide Walther Bauersfeld dari Carl Zeiss. Pada bulan Agustus 1923, proyektor pertama yang diberi nama Model I dipasang di pabrik Carl Zeiss di Jena. Bauersfeld untuk pertama kali mengadakan pertunjukan di depan publik dengan proyektor tersebut di Deutsches Museum, München, 21 Oktober 1923. Deutsches Museum menjadi planetarium pertama di dunia setelah proyektor dipasang secara permanen pada bulan Mei 1925. Di awal Perang Dunia II, proyektor dibongkar dan disembunyikan. Setelah Deutsches Museum yang hancur akibat Perang Dunia II dibangun kembali, proyektor Model I kembali dipasang pada 7 Mei 1951.

Sejarah dibuatnya sebuah Planetarium dimulai sejak abat ke 17, yakni seorang bangsawan bernama Frederick III of Holstein Gottorp

memesan sebuah Globe Khusus kepada Adam Olearius dan disempurnakan oleh Andreas Bösch. Kurang lebih 10 tahun pembuatan, yakni dari tahun 1654 sampai 1664 pembuata globe pesanan itu dibuat, hingga rampung dan diberi nama dengan sebutan

(3)

bakal Planetarium pertama didunia, dimana bagian utama dari Globe

atau Planetarium ini adalah bulatan cengkung terbuat dari tembaga dengan diameter sekitar 3,1 Meter yang ditaruh diatas. Ilustrasi mengenai rasi bintang terlukis di permukaan bulatan tersebut. Untuk bintangnya, digunakan bulatan kecil dan tembaga yang dilapisi emas. Cahaya dari lampu minyak yang ditaruh di tengah akan membuat bintang bintang bersinar.

Kabarnya Planetarium pertama ini sekarang berada di Museum Kunstkammer St.Petersburg Rusia, akan tetapi yang dipamerkan ini merupakan Replika dari Globe of Gottorf yang asli, hal ini disebabkan planetarium tersebut hangus terbakar pada tahun 1717 dikarenakan perang Great Northern. Lalu Ratu Elizabeth dari Rusia membuat replikanya, sempat replika Globe of Gottorf tersebut di sita oleh Jerman dan disimpan di Dutch Admiralty hingga berakhirnya perang Dunia II, yakni pada tahun 1947 planetarium tersebut di kembalikan ke Rusia.

Sedangkan di abat ke 18, yakni di tahun 1744, telah dibuat

Planetarium Mekanika bernama Eise Eisinga’s Planetarium di kota

Franeker Friesland Belanda oleh seorang Astronom Amatir asal Belanda bernama Eise Jeltes Eisinga. Planetarium yang sering disebut dengan sebutan “orrey” ini dibangun dari tahun 1774 sampai tahun 1781 dan mendapatkan pengakuan dan pujian dari Raja William I dan Pangeran Frederik dari kerajaan Belanda, hingga akhirnya pada tahun

(4)

1818 Planetarium atau orrey tersebut diserahkan ke kerajaan Belanda.

Sementara di abat ke 19, yakni ditahun 1912, seorang Geografiwan bernama Wallace Walter Atwood membuat Globe dengan memlubangi Globe-nya dengan 692 lubang, hal ini beliau lakukan untuk membuat simulasi bintang-bintang berdasarkan magnitudo kecil sedangkan untuk mensimulasikan matahari didalam globe ini dipasang sebuah bola lampu bergerak. Globe ini diberinama dengan sebutan “Atwood Globe”. Sekarang ini dipamerkan di Planetarium Chicago, USA.

Dari ketiga Globe diatas merupakan cikal bakal sebuah Planetarium sebagai alat peraga mekanik untuk memperlihatkan pergerakan benda-benda langit seperti bintang, planet, Bulan, dan matahari. Hingga pada awal abat ke 20, Planetarium mulai berintergrasi dari jenis Mekanik menjadi Jenis Modern yakni dengan menggunakan teknologi

2.1.1.3. Fungsi Planetarium

Fungsi dari planetarium untuk mempeiragakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langi, penonton bisa belajair mengenai peirgeirakan benda-benda langit di malam hairi dairi beirbagai tempat di bumi dan sejairah alam semesta. Menuirut Gioabi Fashair fungsi dairi planetairium sendiiri adalah :

1. Planetarium Sebagai Wahana Edukasi

(5)

menakjubkan,

sehingga pengunjung dapat memahami konsepsi tentang alam semesta dan sekaligus memahami akan kebesaran Sang Maha Pencipta.

Dalam sebuah planetarium digital dapat juga menampilkan berbagai jenis pertunjukan baru dalam format multimedia, dengan pertunjukan audiovisual yang sangat menarik dalam balutan khasanah astronomi. Pada jenis pertunjukan ini menghadirkan hal-hal yang berkaitan dengan alam semesta yang manusia tinggali. Selain pertunjukan simulasi langit ataupun multimedia, pada beberapa planetarium juga kadang terdapat sarana prasarana observasi benda-benda langit untuk menyaksikan fenomena atau kejadian-kejadian alam lainnya.

2. Planetarium sebagai Sarana Hiburan

Planetarium merupakan alternatif sarana hiburan bagi masyarakat umum, hal ini ditandai dengan menjadikan planetarium sebagai salah satu alternatif tempat rekreasi keluarga. Selain berperan sebagai wahana edukasi, planetarium juga berperan sebagai wahana rekreasi untuk para orang tua ke pada anak maupun pada anak didiknya (murid). Planetarium juga masuk dalam program pariwisata setiap negara, guna membantu devisa negara, walaupun ruang lingkupnya masih kecil. Kadang juga Planetarium dijadikan sarana hiburan musik orchestra yang mempunyai latarbelakang pemandangan simulasi benda-benda langit sebagai latarnya.

3. Sebagai Tempat Penelititian atau Pengamatan

(6)

penelitiannya, seringkali sebuah observatorium melahirkan berbagai macam temuan baru di dunia astronomi secara khususnya, dan dalam ilmu pengetahuan secara umum.

2.1.1.4 Jenis Planetarium

Jenis – jenis planetarium memang berbeda – beda karena planetarium adalah tempat pertunjukan yang dimana di beberapa negara memiliki planetarium sendiri, dengan kapasitas untuk pengunjung dan ruang pameran yang berbeda – beda, yaitu :

1. Planetarium Khusus

Planetarium khusus adalah planetarium yang hanya digunakan untuk tujuan edukasi maupun penelitian semata. Seperti minsalnya pada sekolah - sekolah umum, universitas maupun pada sekolah latihan militer (angkatan udara dan angkatan laut).

Contoh :

• Observatorium Bosscha di Lembang (Jawa Barat) yang dikelola oleh Jurusan Astronomi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung

• Observatorium Matahari Watukosek atau (Watukosek Solar Observatory/WKSO) di Gempol, Pasuruan (Jawa Timur) yang khususnya memusatkan penelitiannya pada matahari.

2.Planetarium Umum

(7)

• Planetarium formal, yaitu planetarium yang memiliki pengelolaan tersendiri walaupun bergabung dengan fasilitas lain tapi hubungannya saling menunjang.

• Planetarium pelengkap, merupakan bagian dari science centre atau museum yang berfungsi untuk menggairahkan pengunjung.

Contoh : − Planetarium Jakarta

− Planetarium Angkatan Laut Surabaya

− Planetarium Jagad Raya Tenggarong Di Kalimantan Timur

2.1.1.5 Fasilitas Planetarium Fasilitas Planetarium adalah:

1. Ruang pertunjukan

Ruang pertunjukan merupakan salah satu fasilitas di Planetarium yang menggunakan sebuah kubah setengah lingkaran sebagai layar. Jadi penonton bukannya melihat layar ke depan seperti bioskop, melainkan ke atas. Jadi disekeliling ruangan ada ratusan layar yang dihubungkan menjadi satu dan di tengah ruangan, kira-kira di titik fokus atap kubah, terdapat bolah proyektor dengan lensa yaitu proyektor, yang nanti akan memantulkan gambar ke layar-layar tersebut. Bentuk proyektor ini sekilas mirip bola lampu disko, namun bedanya proyektor ini menembakkan gambar-gambar ke atas kubah sehingga membentuk tampilan gambar seperti 3 dimensi

(8)

mendatang bukan hanya slide-show saja, melainkan digabung dengan video film, laser disk, dan CD-ROM..

2. Ruang Pameran

Gambar dan model miniatur adalah alat yang dapat digunakan untuk memperluas wawasan pengetahuan mengenai benda-benda langit. Jarak pemisah yang amat jauh dan pengaruh angkasa dan keterbatasan mata membuat kita tak tahu banyak tentang sifat-sifat benda langit yang sebenarnya. Oleh karena itu gambar-gambar yang dipotret atau dideteksi oleh peralatan astronomi, baik yang dilakukan di Bumi maupun yang berada diangkasa dan ruang angkasa, besar manfaatnya untuk kita ketahui ciri-ciri yang tampak didalamnya. Model miniatur dapat membantu menjelaskan rupa, bentuk dan dimensi benda-benda yang ditirukan.

3. Peralatan Planetarium

Proyektor planetarium di produksi dalam beberapa jenis , masing -masing mempunyai kekuatan fokus tertentu yang akan mempengaruhi besaran kubah layar. Jenis – jenis proyektor :

1. Jenis kecil , digunakan untuk besar layar dengan diameter 6m, 8m, dengan kapasitas 30 - 90orang .

2. Jenis sedang , digunakan untuk besar layar dengan diameter 12.5m, 15m, dengan kapasitas 120 - 300 orang.

3. Jenis besar , digunakan untuk besar layar dengan diameter 20m 23m, 25m, degan kapasitas 250 - 600 orang.

(9)

pertimbangan memakai kapasitas yang besar, sehingga masih cukup proyektor utama. proyektor ini terdiri dari :

1. Proyektor shooting star

3. Peralatan omnimax Pada prinsipnya serupa proyektor film biasa, tetapi ukuran film lebih besar yaitu : 70mm dengan lensa khusus. Posisi film yang diputar adalah secara horizontal , karena itu di perlukan tempat khusus untuk film tersebut sehingga ukuran ruang proyektor menjadi jauh lebih besar. Persyaratan teknis ruang proyektor :

a. Ruang bebas debu dan getaran b. Kelembapan 50%

c. Suhu ruang 20c

(10)

2.1.2 Tinjauan Umum Observatorium 2.1.2.1 Pengertian Observatorium

Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakkan secara permanen agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa. Menurut sejarah, observatorium bisa sesederhana sextant (untuk mengukur jarak di antara bintang) sampai sekompleks Stonehenge (untuk mengukur musim lewat posisi matahari terbit dan terbenam). Observatorium modern biasanya berisi satu atau lebih teleskop yang terpasang secara permanen yang berada dalam gedung dengan kubah yang berputar atau yang dapat dilepaskan. Dalam dua dasawarsa terakhir, banyak observatorium luar angkasa sudah diluncurkan, memperkenalkan penggunaan baru istilah ini.

2.1.2.2. Sejarah Observatorium

(11)

Selain itu, sebuah obsernatorium yang lebih canggih dibangun di Samarkand dengan nama Ulugh Beg. Seorang ahli astronomi Barat, Kevin Krisciunas dalam tulisannya berjudul The Legacy of Ulugh Beg mengungkapkan, obserbatorium termegah yang dibangun sarjana Muslim adalah Ulugh Beg. Observatorium itu di bangun seorang penguasa keturunan Mongol yang bertahta di Samarkand bernama Muhammad Taragai Ulugh Beg (1393-1449). Dia adalah pejabat yang menaruh perhatian terhadap astronomi. Ketertarikannya itu bermula ketika dia mengunjungi observatorium di Malagha yang di bangun oleh astronom terkemuka, Nasir ad-Din at-Tusi.

Geliat pengkajian astronomi di Samarkand mulai berlangsung pada tahun 1201 M. Namun aktivitas astronomi yang sesungguhnya di wilayah kekuasaan Ulugh Beg mulai berlangsung sejak tahun 1408 M. Sejak saat itu semangat pengkajian astronomi Gambar 2.1 Nasiir ad-Din at-Tusi dan ilustirasi obseirvatoirium Malagha

Sumber: https://oediku.wordpress.com/

(12)

di Samarkand mencapai puncaknya ketika pejabat dan ahli astronomi itu memerintahkan membangun sebuah observatorium Ulugh Beg (sesuai dengan namanya) untuk kepentingan penelitian. Namun sayang, setelah Ulugh Beg meninggal maka observatorium itu mulai di abaikan hingga akhirnya rusak dan terbengkalai.

2.1.2.3. Fungsi Observatorium 2.1.2.4. Jenis Observatorium 2.1.2.4. Fasilitas Observatorium

2.1.2 Tinjauan Umum Planetarium Di Indonesia 2.1.2.3. Pengertian Planetarium Di Indonesia 2.1.2.4. Sejarah Planetarium Di Indonesia 2.1.2.4. Fungsi Planetarium Di Indonesia 2.1 Tinjauan Data Khusus

2.1.1 Planetarium Dan Ovservatorium Jakarta

(13)

Planetarium Jakarta berdiri tahun 1964 diprakarsai Presiden Soekarno dan diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di tempat ini juga tersedia ruang pameran benda- benda angkasa yang menyuguhkan berbagai foto serta keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori pembentukan galaksi disertai pengenalan tokoh-tokoh di balik munculnya teori.

Di ruang pameran ini, ada juga pajangan baju antariksa yang digunakan mengarungi angkasa, termasuk mendarat di bulan. Beberapa peralatan lain untuk pengamatan antariksa turut dipamerkan.

Selain pertunjukan Teater Bintang dan multimedia / citra ganda, Planetarium & Observatorium Jakarta juga menyediakan sarana prasarana observasi benda-benda langit melalui peneropongan secara langsung, untuk menyaksikan fenomena / kejadian-kejadian alam lainnya, seperti gerhana bulan, gerhana matahari, komet dan lain-lain.

(14)

Pada tahun 1968, gedung beserta peralatan planetarium berhasil diselesaikan. Pada tanggal 10 November pada tahun yang sama, Planetarium dan Observatorium Jakarta diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin bersamaan dengan diresmikannya Pusat Kesenian Jakarta—Taman Ismail Marzuki.

Pertunjukan Planetarium mulai dibuka untuk umum pada tanggal 1 Maret 1969, menggunakan proyektor Universal buatan perusahaan Carl Zeiss, Jerman. Tanggal 1 Maret itu kemudian dijadikan hari ulang tahun Planetarium.

Pada tahun 1984, Pemerintah DKI Jakarta membentuk Organisasi Penyelenggara Tugas dan Fungsi Planetarium dan Observatorium sebagai pengganti status awal Proyek Planetarium menjadi Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta. Kepala Badan Pengelola mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas-tugasnya langsung kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2209 Tahun 1984.

(15)

Pada tahun 2002, Badan Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta mengalami perubahan status dari organisasi nonstruktural menjadi organisasi struktural berupa Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta. Perubahan status ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 118 Tahun 2002.

Gambar

Gambar 2.1 Left: The first Zeiss planetairium, 1923; Right: The Spitz A-1planetairium
Gambar 2.1 Obseirvatoirium Ulugh Beg di Samairkand Sumber: https://oediku.wordpress.com/

Referensi

Dokumen terkait

cara pandang pembicara terhadap suatu peristiwa yang ditunjukkan oleh unsur tersebut lebih tepat disebut dengan toritatejoshi. Toritatejoshi dake, bakari dan nomi

Berdasarkan tabel 4.18 diketahui nilai R 2 adalah 0,639 atau 63,9% artinya sebesar 63,9% dari kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Gowa (Y)

Berdasarkan hasil analisis angket yang telah dilakukan dan disajikan pada hasil penelitian, maka pada pembahasan ini akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan

Berdasarkan hasil perhitungan didapat koefisien korelasi secara bersama- sama antara konsep diri dan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar siswa kelas II di

Jika ada lebih dari 1 tag, misalkan Tag A dan Tag B, maka Anda dapat memilih opsi Mencakup Semua untuk menampilkan semua data yang memiliki Tag A dan Tag B; atau memilih opsi

Dari uraian keseluruhan yang telah dikemukakan mulai dari proses analisis hingga implementasi system dapat diambil kesimpulan yaitu Aplikasi Monitoring Bimbingan

PENDETEKSIAN HOTSPOT DENGAN SPACE TIME SCAN STATISTICS PADA KESEHATAN BAYI DAN BALITA DI KOTA DEPOK.. Maryana 1* , Yekti Widyaningsih 2 , Dian

Hal ini dapat menunjukkan perbandingan hasil belajar yang tentunya sangat berbeda, perbedaan ini tentunya dipengaruhi oleh ranah apa yang berperan dalam hal menjawab soal,