• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Agraria Hak Atas Tanah Terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Agraria Hak Atas Tanah Terhadap"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah Pertanian Berlanjut Komoditas Kakao Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang”. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan, maka kami panjatkan terima kasih kepada:

1. Bapak Heri selaku narasumber yang telah memberikan materi atas makalah ini.

2. Bapak Bambang selaku dosen pengampu mata kuliah Pertanian Berkelanjut aspek tanah.

Kami menyadari kekurangan atas penyusunan makalh ini. Oleh karena itu, kami menerima saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Malang, 30 September 2014

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menunjang kenaikan tingkat perekonomian Indonesia. Pada tahun 2013 Indonesia dapat memproduksi sebanyak 800 ribu ton. Kegiatan ekspor kakao pada tahun tersebut mencapai 295,9 ribu ton senilai dengan 794,8 juta dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman kakao salah satu penyumbang pendapatan dan devisa negara terbesar di Indonesia. Namun kenyataannya berdasarkan survei yang kami lakuakan para petani kurang adanya perhatian pemerintah terhadap budidaya tanamana kakao dari persiapan hingga pasca panen serta kesejahteraan petani tanaman kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah Makalah ini mencakup:

1. Bagaimana budidaya tanaman kakao dari persiapan hingga pasca panen yang dilakukan oleh petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang?

2. Bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang?

3. Bagaimana petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menyelesaikan permasalahan yang dihadapi selama ini?

4. Bagaimana rekomendasi solusi terhadap permasalahan budidaya tanaman kakao berdasarkan literatur yang ada.

5. Bagaimana rancangan kegiatan-kegiatan perbaikan habitat pertanaman baik di atas dan di dalam tanah?

6. Bagaimana uraian teknologi baik cara dan lokasi penerapan teknologi tersebut yang sebaiknya diterapkan guna mencapai sasaran hasil tanaman yang optimal dan berkualitas?

7. Bagaimana uraian kegiatan yang perlu dilakukan dalam mengkonservasi biodiversitas dengan memperhatikan sepuluh prinsip konservasi biodiversitas dalam landscape pertanian?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk:

1. Memberikan informasi mengenai budidaya tanaman kakao yang dilakukan oleh kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

2. Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.

3. Mengetahui penyelesaian permasalahan yang dilakukan petani kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang selama ini. 4. Mengetahui rekomendasi solusi terhadap permasalahan budidaya

tanaman kakao berdasarkan literatur yang ada.

(3)

6. Mengetahui uraian teknologi baik cara dan lokasi penerapan teknologi tersebut yang sebaiknya diterapkan guna mencapai sasaran hasil tanaman yang optimal dan berkualitas.

7. Mengetahui uraian kegiatan yang perlu dilakukan dalam mengkonservasi biodiversitas dengan memperhatikan sepuluh prinsip konservasi biodiversitas dalam landscape pertanian.

1.4 Manfaat

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

1.

Tetapkan teknis budidaya mulai dari persiapan lahan hingga pasca panen dari komoditi yang anda usahakan, berdasarkan observasi yang pernah anda lakukan terhadap praktek yang dilakukan petani saat ini Jawab:

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (Cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.

Tanaman Kakao juga merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.

Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.

Oleh karena itu, persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.

A. Syarat Tumbuh Kakao

Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan, suhu udara dan sinar matahari menjadi bagian dari faktor iklim yang menentukan.

Demikian juga dengan faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi) dan kemampuan akar menyerap hara.

Ditinjau dari wilayah penanamannyakakao ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10o LU sampai dengan 10o LS. Walaupun

demikian penyebaran pertanaman kakao secara umum berada diantara 7o LU sampai 18o LS.

Hal ini erat kaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran matahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah 20o LU sampai 20o LS. Dengan demikian Indonesia yang berada

pada 5o LU sampai dengan 10o LS masih sesuai untuk pertanaman

kakao.

a. Ketinggian Tempat

(5)

b. Curah Hujan

Curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao ialah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi.

Areal penanaman kakao yang ideal adalah daerah-daerah dengan curah hujan 1.100-3.000 mm per tahun.

Curah hujan yang melebihi 4.500 mm per tahun tampakya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (blask pods).

Daerah yang curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami kakao, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal ini disebabkan air yang hilang karena transpirasi akan lebih besar dari pada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman harus dipasok dengan air irigasi. Di tinjau dari tipe

Dengan membandingkan curah hujan diatas dengan curah hujan tipe Asia, Ekuator dan Jawa maka secara umum areal penanaman kakao di Indonesia masih potensial untuk dikembangkan.

Adanya pola penyebab curah hujan yang tetap akan mengakibatkan pola panen yang tetap pula.

c. Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan ketersedian air, sinar matahari dan kelembaban.

Faktor-faktor tersebut dapat dikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan irigasi.

Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush, pembungaan, serta kerusakan daun.

Menurut hasil penelitian, temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah 300C - 320C (maksimum) dan 180C-210C (minimum). Kakao

juga dapat tumbuh dengan baik pada temperatur minimum 15o C

perbulan. Temperatur ideal lainnya dengan distribusi tahunan 16,60C masih baik untuk pertumbuhan kakao asalkan tidak didapati

musim hujan yang panjang.

Berdasarkan keadaan iklim di Indonesia temperatur 250-260 C

merupakan temperatur rata-rata tahunan tanpa faktor terbatas. Karena itu daerah-daerah tersebut sangat cocok jika ditanami kakao.

Temperatur yang lebih rendah 100 C dari yang dituntut tanaman

kakao akan mengakibatkan gugur daun dan mengeringnya bunga, sehingga laju pertumbuhannya berkurang.

Temperatur yang tinggi akan memacu pembungaan, tetapi kemudian akan gugur.

Pembungaan akan lebih baik jika berlangsung pada temperatur 230 C. Demikian juga tempertur 26oC pada malam hari masih lebih

baik pengaruhnya terhadap pembungaan dari pada temperatur 23o

-300 C.

(6)

akan menyebabkan biji kakao banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dibandingkan dengan suhu tinggi.

Pada areal tanaman yang belum menghasilkan kerusakan tanaman sebagi akibat dari temperatur tinggi selama kurun waktu yang panjang ditandai dengan matinya pucuk.

Daun kakao masih toleran sampai suhu 50o C untuk jangka

waktu yang pendek. Temperaturvyang tinggi tersebut menyebabkan gejala necrossis pada daun.

d. Sinar Matahari

Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan tropis yang didalam pertumbuhanya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh.

Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatif pendek.

Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkin dimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapain indeks luas daun optimum.

Kakao tergolong tanaman C3 yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20 persen dari pencahayaan penuh. Kejenuhan cahaya didalam fotosintesis setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30 persen cahaya matahari atau pada 15 persen cahaya matahari penuh.

Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak.

e. Air dan Hara

Air dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem tanpa tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar matahari secara penuh.

f. Naungan

Pembibitan kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya pada pencahayaan sinar Dengan demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.

g. Tanah

(7)

Kemasaman tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah kedalaman efektif, tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi tanah.

Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang

Dengan menetapkan sebaran tingkat pembatas sifat fisik dan kimia tanah, penerapan kriteria tanah tersebut dapat dijadikan pedoman umum bagi rencana penanaman suatu areal apakah sesuai atau tidak bagi pertanaman kakao.

B. Pohon Pelindung

Penanaman pohon pelindung sebelum penanaman kakao bertujuan mengurangi intesnsitas sinar matahari langsung. Bukan berarti bahwa pohon pelindung tidak menimbulkan masalah yang menyangkut biaya, sanitasi kebun, kemungkinan serangan hama dan penyakit, atau kompetisi hara dan air.

Karena itu, jumlah pemeliharaan untuk meniadakan pohhon pelidung pada areal penanaman kakao saat ini sedang dilakukan.

Penanaman pohon kakao secara rapat atau pengurangan pohon pelindung secara bertahap, misalnya, merupakan upaya meniadakan pohon pelindung itu.

Manfaat Pohon Pelidung a. Melindungi Daun

Pohon pelindung sangat berpengaruh pada terhadap kadar gula pada batang dan cabang kakao. Pengaruh itu mengisyaratkan perlunya pohon pelindung pada areal penanaman yang sebagai faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi proses fisiologis.

Ditinjau dari kemampuan menyerap sinar matahari sebagai sumber energi, kakao masuk kedalam tanaman C3, yaitu tanaman yang mampu berfotosintesis pada suhu daun rendah. Tanaman yang tergolong C3 membutuhkan temperatur optimum 10-25oC. Dengan demikian dengan adanya pohon pelidung terutama akan mempengaruhi kemampuan daun kakao melakukan proses fisiologis. b. Menciptakan Iklim Mikro

Disamping itu, pohon pelidung terutama pada areal yang belum menghasilkan memainkan peranan penting pula dalam menciptakan iklim mikro yang lembab.

(8)

Pohon pelidung juga berperan dalam memperbaiki unsur tanah, mengembalikan hara tercuci, dan menahan terpaan angin terutama pada kakao yang belum menghasilkan.

d. Memperbaiki Struktur Tanah

Peranannya sebagai memperbaiki struktur tanah dikarenakan sistem perakaran pohon pelindung umunya dalam. Pengembalian hara yang tercuci bisa terjagi karena adanya guguran daun tanaman pelindung yang akan melapuk membentuk senyawa organik.

Kerugian Pohon Pelindung

Tetapi seperti disebut diatas pohon pelindung juga dapat memberikan pengaruh yang merugikan.

Kerugian itu berkaitan dengan perbandingan biaya penanaman dan pemeliharaan dengan peranannya sebagai peningkatan produksi, terutama bagi tanaman yang menghasilkan. Hasil dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa tanpa pohon pelindung kakao akan menghasilkan buah lebih banyak dari pada kakao yang ada pohon pelindungnya.

Kakao tanpa pohon pelindung yang diberi pupuk menghasilkan biji kering yang lebih tinggi dari pada kakao yang dibei pohon pelindung atau tanpa pupuk. Hasil penelitian itu mengindikasikan bahwa kakao yang telah menghasilkan pada hakikatnya mampu menciptakan iklim mikro sesuai dengan kebutuhanya. Tajuk yang saling bertemu akan membatasi intensitas matahari langsung kesebagian besar daun.

Kerugian lainya dari adanya pohon pelindung adalah timbulnya persaingan dalam mendapatkan air dan hara antara tanaman pelindung dengan kakao tersebut.

Persaingan dalam mendapatkan air dan hara akan sangat tajam terutama pada pohon pelindung yang ditanam lebih rapat dengan kakao yang baru ditanam dilapangan.

Kerugian bisa juga timbul mengingat pohon pelindung punya kemungkinan menjadi inang hama Helopeltis sp, seperti tanaman pelindung Accasia decurens dan Albissia chinensis.

C. Tenis Budidaya Kakao

PEMBIBITAN PEMBIBITAN

PENYIAPAN BENIH PENYIAPAN BENIH

TEKNIK PENYEMAIAN BENIH KAKAO TEKNIK PENYEMAIAN BENIH KAKAO

(9)

a. Pembibitan

Perbanyakan tanaman kakao lebih sering dilakukan dengan cara generatif karena bibit dihasilkan dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. Persyaratan Benih Benih yang baik berasal dari buah berbentuk normal, sehat dan masak di pohon Buah tersebut berwarna kuning, jika diguncang timbul suara dan jika diketuk dengan tangan timbul gema. Bibit yang baik harus memenuhi persyaratan, antara lain:

 Pertumbuhan bibit normal, yaitu tidak kerdil dan tidak

terlalu jagur.

 Bebas hama dan penyakit serta kerusakan lainnya.  Berumur 4–6 bulan.

b. Penyiapan Benih

Buah dipotong membujur, lalu benih yang berada di bagian tengah diambil sebanyak 20-25. Bersihkan lendir buah dengan meremas-remasnya dalam serbuk gergaji lalu dicuci dengan air dan direndam dengan fungisida. Benih dijemur di bawah sinar matahari. Benih yang baik memiliki daya kecambah sedikitnya 80%.

c. Teknik Penyemaian Benih Kakao

Lokasi bedengan persemaian dibersihkan dari pohon dan rumput serta batu dan kerikil. Ukuran bedengan 1,2 x 1,5 m panjang 10-15 m dan tinggi 10 cm arah utara-selatan. Tanah bedengan dicangkul 30 cm, setelah dirapikan diberi lapisan pasir 5-10 cm dan tepi bedengan diberi dinding penahan dari kayu/batu bata. Bedengan diberi naungan dari anyaman daun alang-alang, kelapa/tebu dengan tinggi atap di sisi Timur 1,5 m dan di sisi Barat 1,2 m.

Sebelum disemai benih dicelup ke dalam formalin 2,5% selama 10 menit. Benih dibenamkan (mata benih diletakkan di bagian bawah) ke dalam lapisan pasir sedalam 1/3 bagian dengan jarak tanam 2,5 x 5 cm. Segera setelah penyemaian, benih disiram. Penyiraman selanjutnya dilakukan dua kali sehari dan disemprot insektisida jika perlu. Keping biji terbuka tidak serentak sehingga perlu dibantu dengan tangan. Setelah 4-5 hari di persemaian benih sudah berkecambah dan siap dipindahtanamkan ke polybag.

d. Pemeliharaan Pembibitan Kakao

Media pembibitan berupa campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 2:1:1, kemudian media ini diayak dan dimasukkan ke dalam polybag 20 x 30 cm sampai 1-2 cm di bawah tepi polybag. Kecambah yang memenuhi syarat untuk dipindahkan ke dalam pembibitan berkecambah pada hari ke 4-5 dan akarnya lurus. Satu kecambah kakao dimasukkan ke dalam lubang sedalam telunjuk, lalu lubang ditutup dengan media. Polybag berisi kecambah disimpan di lokasi pembibitan dengan jarak 60 cm dalam pola segitiga sama sisi. Supaya tidak bergerak, polibag diletakkan di dalam alur sedalam 5 cm atau ditimbun dengan tanah secukupnya.

(10)

Pemindahan Bibit Setelah berumur 3 bulan, bibit dalam polybag dipindahkan ke lapangan dan naungan dikurangi secara bertahap. Bibit yang baik untuk ditanam di lapangan berumur 4-5 bulan, tinggi 50-60 cm, berdaun 20-45 helai dengan sedikitnya 4 helai daun tua, diameter batang 8 mm dan sehat. Dengan jarak tanam 3 x 3 m, kebutuhan bibit untuk satu hektar adalah 1250 batang termasuk untuk penyulaman.

D. Pengolahan Media Tanam

a. Tahap Persiapan

Lahan perkebunan coklat/kakao dapat berasal dari hutan asli, hutan sekunder, tegalan, bekas tanaman perkebunan atau pekarangan. Lahan yang miring harus dibuat teras-teras agar tidak terjadi erosi. Areal dengan kemiringan 25-60% harus dibuat teras individu.

b. Pembukaan Lahan

Cara penyiapan lahan dapat dengan cara pemberihan selektif dan pembersihan total. Alang-alang di tanah tegalan harus dibersihkan/dimusnahkan supaya tanaman kakao dan pohon naungan dapat tumbuh baik. Untuk memperlancar pembuangan air, saluran drainase yang secara alami telah ada harus dipertahankan dan berfungsi sebagai saluran primer. Saluran sekunder dan tersier dibangun sesuai dengan keadaan lapangan.

c. Pengapuran

Tanah-tanah dengan pH di bawah 5 perlu diberi kapur berupa batu kapur sebanyak 2 ton/ha atau kapur tembok sebanyak 1.500 kg/ha. d. Pemupukan

Pemupukan sebelum bibit ditanam dapat dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan bibit cokelat. Lubang-lubang tersebut perlu diberi pupuk dengan pupuk Agrophos sebanyak 300 gram/lubang atau pupuk urea sebanyak 200 gram/lubang, pupuk TSP sebanyak 100 gram/lubang. Pupuk-pupuk tersebut diberikan 2 (dua) minggu sebelum penanaman bibit cokelat, kemudian lubang tersebut ditutup kembali dengan tanah atas yang dicampur dengan pupuk kandang/kompos.

TAHAP PERSIAPAN

PEMBUKAAN LAHAN

PENGAPURAN

(11)

E. Teknik Penanaman

a. Penentuan Pola Tanam

Tanaman kakao mutlak memerlukan pohon pelindung yang ditanam sebagai tanaman lorong diantara tanaman-tanaman kakao. Terdapat dua macam pohon pelindung yaitu:

a) Pohon pelindung sementara.

Pohon ini diperlukan untuk melindungi tanaman kakao muda (belum berproduksi) dari tiupan angin dan sinar matahari. Jenis pohon yang dapat ditanam adalah pisang (Musa paradisiaca), turi (Sesbania sp.), Flemingia congesta atau Clotaralia sp.

b) Pohon pelindung tetap.

Pohon ini harus dipertahankan sepanjang hidup tanaman kakao dan berfungsi sebagai melindungi tanaman kakao yang sudah produktif dari kerusakan sinar matahari dan menghambat kecepatan angin. Jenis pohon yang cocok adalah Lamtoro (Leucena sp.), Sengon Jawa (Albizia stipula), Dadap (Erythrina sp.) dan Kelapa (Cocos nucifera). Pohon pelindung tetap ditanam dengan jarak tanam 6 x 3 m. Jarak tanam yang diajurkan adalah 3 X 3 m2 dengan kerapatan pohon 1.100 batang pohon/hektar. Jarak ini sangat ideal karena nantinya pohon akan membentuk tajuk yang seimbang sehingga tanaman tidak akan mudah tumbang.

b. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat 2-3 bulan sebelum tanam dengan ukuran:a) 40 x 40 x 40 cm untuk tanah bertekstur sedangb) 60 x 60 x 60 cm atau 80 x 80 x 80 cm untuk tanah bertekstur beratc) 30 x 30 x 30 cm untuk tanah bertekstur ringan Lubang dipupuk dengan Agrophos 300 gram/lubang atau campuran urea 200 gram/lubang dan Sp-36 100 gram/lubang. Tutup kembali lubang tanam.

c. Cara Penanaman Kakao

PENENTUAN POLA TANAM

PEMBUATAN LUBANG TANAM

CARA MENANAM

(12)

 Polybag disayat pada bagian sisi dan bawah, keluarkan bibit dan media dalam keadaan utuh.

 Lubangi lubang tanam yang telah ditutup lagi tersebut selebar diameter polybag. Letakkan bibit sehingga permukaan media sejajar dengan tanah.

 Masukkan kembali tanah galian dan padatkan tanah di sekeliling bibit.

 Topang batang bibit dengan dua potong kayu/bambu.

Untuk mencegah gangguan hewan, tanaman kakao harus diberi pagar pengaman dari bambu.

F. Pemeliharaan Tanaman

a. Penjarangan dan Penyulaman

Penyulaman dapat dilakukan sampai tanaman berumur 10 tahun.

b. Sanitasi Lingkungan

Sanitasi dilakukan dengan penyiangan, membersihkan bagian tanaman yang terinfeksi, membuang cangkang buah yang berserakan di bawah pohon. Untuk penyiangan dilakukan dengan membabat tanaman pengganggu sekitar 50 cm dari pangkal batang atau dengan herbisida sebanyak 1,5-2,0 liter/ha yang dicampur dengan 500-600 liter air.

Penyiangan yang paling aman adalah dengan cara mencabut tanaman pengganggu.Tujuan penyiangan/pengendalian gulma adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air dan unsur hara, untuk mencegah hama dan penyakit serta gulma yang merambat pada tanaman cokelat/kakao. Dalam pemberantasan gulma harus dikaukan rutin minimal satu bulan sekali, yaitu dengan menggunakan cangkul, koret/dicabut dengan tangan.

c. Pemangkasan

Tujuan pemangkasan adalah untuk menjaga/pencegahan serangan hama atau penyakit, membentuk pohon, memelihara tanaman dan untuk memacu produksi. Pemangkasan bentuk1. Fase muda. Dilakukan pada saat tanaman berumur 8-12 bulan dengan (percabangan) Pemangkasan pemeliharaan.Membuang tunas yang tidak diinginkan, cabang kering, cabang melintang dan ranting yang

menyebabkan tanaman terlalu rimbun.

Pemangkasan produksi. Bertujuan untuk mendorong tanaman agar memiliki kemampuan berproduksi secara maksimal. Pemangkasan ini dilakukan untuk mengurangi kelebatan daun.

d. Pemupukan

(13)

e. Penyiraman

Penyiraman tanaman cokelat yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan berpohon pelindung, tidak perlu banyak memerlukan air. Air yang berlebihan menyebabkan kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman pohon cokelat dilakukan pada tanaman muda terutama tanaman yang tak diberi pohon pelindung.

f. Penyerbukan Buatan

Dari bunga yang muncul hanya 5% yang akan menjadi buah, peningkatan persentase pembuahan dapat dilakukan dengan penyerbukan buatan. Bagian bunga yang mekar digosok denga bunga jantan yang telah dipetik sebelumnya, kemudian bunga ditutup dengan sungkup. Penggosokan dilakukan dengan jari tangan.

g. Rehabilitasi Tanaman Kakao

Tanaman dewasa yang produktivitasnya mulai menurun tidak diremajakan (ditebang untuk diganti tanaman baru), tetapi direhabilitasi dengan cara okulasi tanaman dewasa dan sambung samping tanaman dewasa. Cara yang kedua lebih unggul karena peremajaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, murah dan lebih cepat berproduksi. Entres (bahan sambungan) diambil dari kebun entres atau produksi yang telah diseleksi, berupa cabang berwarna hijau, hijau kekakaoan atau kakao, diameter 0,75-1,50 cm dan panjang 40-50 cm. Sambungan dapat dibuka setelah 3-4 minggu.

h. Panen Sering

Panen sering bertujuan untuk mengurangi jumlah OPT terutama PBK yang menyerang buah kakao.

Hama dan Penyakit Kakao:

 Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snell)  Kepik Penghisap Buah (Helopeltis sp.)

 Penggerek Batang atau Cabang (Zeuzera coffeae)  Ulat Api (Darna trima)

 Ulat Jengkal/Ulat Kilan (Hyposidra talaca)  Apogonia sp.

 Tikus (Rattus argentiventer Rob. & Kloss)  Penyakit Busuk Buah (Phytophthora palmivora)  Kanker Batang (Phytophthora palmivora)

 Vascular Streak Dieback (Oncobasidium theobromae)  Jamur Upas (Corticium salmonicolor)

 Penyakit Antraknose (Colletotrichum gloeosporioides)

G. Panen Kakao

a. Ciri dan Umur Panen

Buah cokelat/kakao bisa dipenen apabila perubahan warna kulit dan setelah fase usia 5 bulan. Ciri-ciri buah akan±pembuahan sampai menjadi buah dan matang dipanen adalah warna kuning pada alur buah; warna kuning pada alur buah dan punggung alur buah; warna kuning pada seluruh permukaan buah dan warna kuning tua pada seluruh permukaan buah.

(14)

kuning.b) Warna buah sebelum masak merah tua, warna buah setelah masak merah muda, jingga, kuning. Buah akan masak pada waktu 5,5 bulan (di dataran rendah) atau 6 bulan (di dataran tinggi) setelah penyerbukan. Pemetikan buah dilakukan pada buah yang tepat masak. Kadar gula buah kurang masak rendah sehingga hasil fermentasi kurang baik, sebaliknya pada buah yang terlalu masak, biji seringkali telah berkecambah, pulp mengering dan aroma berkurang.

b. Cara Panen

Untuk memanen cokelat digunakan pisau tajam. Bila letak buah tinggi, pisau disambung dengan bambu. Cara pemetikannya, jangan sampai melukai batang yang ditumbuhi buah. Pemetikan cokelat hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai buah tepat dibatang/cabang yang ditumbuhi buah. Hal tersebut agar tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya.

Pemetikan berada di bawah pengawasan mandor. Setiap mandor mengawasi 20 orang per hari. Seorang pemetik dapat memetik buah kakao sebanyak 1.500 buah per hari. Buah matang dengan kepadatan cukup tinggi dipanen dengan sistem 6/7 artinya buah di areal tersebut dipetik enam hari dalam 7 hari. Jika kepadatan buah matang rendah, dipanen dengan sistem 7/14.

c. Periode Panen

Panen dilakukan 7-14 hari sekali. Selama panen jangan melukai batang/cabang yang ditumbuhi buah karena bunga tidak dapat tumbuh labi di tempat tersebut pada periode berbunga selanjutnya.

Prakiraan Produksi Tanaman kakao mencapai produksi maksimal pada umur 5-13 tahun. Produksi per hektar dalam satu tahun adalah 1.000 kg biji kakao kering.

H. Pasca panen

a. Pengumpulan

Buah yang telah dipanen biasanya dikumpulkan pada tempat tertentu dan dikelompokkan menurut kelas kematangan. Pemecahan kulit dilaksanakan dengan menggunakan kayu bulat yang keras.

PENGUMPULAN

PENYORTIRAN

PENYIMPANAN

PENGEMASAN

(15)

b. Penyortiran

Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan dikelompokkan berdasarkan mutunya:a) Mutu A: dalam 100 gram biji terdapat 90-100 butir bijib) Mutu B: dalam 100 gram biji terdapat 100-110 butir bijic) Mutu C: dalam 100 gram biji terdapat 110-120 butir biji.

c. Penyimpanan

Biji kakao basah diperam (difermentasi) selama 6 hari di dalam kotak kayu tebal yang dilapisi aluminium dan bagian bawahnya diberi lubang-lubang kecil dengan cara sebagai berikut:a) Tumpukkan biji di dalam kotak dengan tinggi tumpukan tidak lebih dari 75.b) Tutup dengan karung goni atau daun pisang.c) Aduk-aduk biji secara periodik (1 x 24 jam) agar suhu naik sampai 500 C.

d. Pengemasan dan Pengangkutan

Biji-biji cokelat yang sudah kering dapat dimasukan dalam karung goni. Tiap goni diisi 60 kilogram biji cokelat kering. kemudian karung-karung yang berisi biji cokelat kering tersebut disimpan dalam gudang yang bersih, kering dan berfentilasi yang baik. Sebaiknya biji cokelat tersebut sudah segera bisa dijual dan diangkut dengan menggunakan truk dan sebagainya. Penyimpanan di gudang, sebaiknya tidak lebih dari 6 bulan, dan setiap tiga bulan harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya jamur atau hama yang menyerang biji cokelat.

2.

Lakukan identifikasi dan analisis permasalahan sistem budidaya tanaman dari praktek-praktek petani selama ini guna menuju pengembangan pertanian berbasis ekologi.

Jawab:

Berdasarkan hasil survei kami di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menunjukkan bahwa saat ini petani kakao telah banyak yang beralih menjadi petani jeruk. Para petani berpindah budidaya semenjak tahun 2012. Menurut Bapak Heri, selaku narasumber, mengatakan bahwa pada usia 1-2 tahun tanaman kakao menguntungkan. Namun setelah berusia 3 tahun produksi tanaman kakao semakin menurun. Hal ini dikarenakan serangan hama lalat buah. Lalat buah pada akhirnya menjadi penggerek buah kakao.

Saat ini Bapak Heri lebih memilih menjadi penjual bibit tanaman karena dirasa lebih menguntungkan daripada membudidayakan tanaman kakao. Tanaman kakao membutuhkan biaya produksi yang tinggi namun tidak sebanding dengan produksinya yang semakin menurun. Di desa tersebut terdapat gapoktan, tetapi Bapak Heri tidak menjadi anggota gapoktan tersebut dikarenakan beliau baru saja terjun ke dunia pertanian. Almarhum ayah dari Bapak Heri merupakan mantan ketua gapoktan dan salah satu petani kakao di desa tersebut. Pak Heri mengetahui budidaya tanaman khususnya tanaman kakao dari gapoktan tersebut ketika almarhum ayahnya berkumpul dengan petani lainnya.

(16)

Awalnya para petani di desa tersebut menggunakan pestisida untuk membasmi serangan hama yang menyerang tanaman kakao tetapi lama kelamaan mereka memilih untuk beralih menjadi petani jeruk dan berdagang, seperti Bapak Heri. Para petani kakao di sana merasa bahwa budidaya tanaman kakao kurang menguntungkan. Sehingga lebih memilih untuk membudidayakan tanaman jeruk, kopi, dan cengkeh serta berdagang.

Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang merupakan daerah dengan kondisi tanah yang kering dan berlereng. Sehingga para petani di desa tersebut memilih untuk menggunakan pupuk organik khususnya pupuk kandang yang berasal dari air seni lembu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan unsur hara tanaman dan mampu menyimpan air dalam kapasitas tinggi. Selain itu, pada budidaya tanaman kakao, ayah Pak Heri menggunakan tanaman lamtoro sebahgai tanaman pelindung. Tanaman lamtoro juga berfungsi sebagai pencegah erosi dan mampu menangkap unsur N dari udara.

4.

Solusi atas permasalahan yang terjadi pada petani Kakao. Jawab:

Pada umumnya sebagian besar petani kakao kurang memiliki pengetahuan serta keterampilan dalam teknis budidaya dan pasca panen kakao. Sebenarnya kakao memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dikelola dengan baik dan benar.

Pada contoh kasus yang terjadi pada Kabupaten Gunung Kidul dan Kulon Progo DI Yogyakarta permaslahan yang menjadi hambatan peningkatan produksi dan mutu kakao yaitu masalah keterbatasan Sumber daya manusia ,padahal 2 kabupaten ini memiliki potensi yang besar untuk komoditas kakao. Dengan demikian keterbatasan pengetahuan dan kesadaran petani dalam penerapan standar budidaya tanaman kakao perlu mendapatkan perhatian.

Sedangkan permasalahan yang terjadi pada kabupaten Luwu Utara adalah adalah kondisi tanaman yang sudah tua,serangan hama penggerek buah kakao (PBK) disamping itu permasalahan lainnya adalah beberapa areal produksi tergenang banjir sehingga banyak tanaman yang tidak dapat produksi bahkan mati. Kondisi tersebut menyebabkan produksi hasil kakao mengalami penurunan yang cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Lalu penurunan produktivitas kakao di Kabupaten Parigi Moutong disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

a. Belum diterapkannya teknologi budidaya kakao yang baik dan benar

b. Pemilihan varietas yang tidak unggul

c. Penggunaan bibit yang tidak berkualitas

d. Pemeliharaan tanaman (pemangkasan ,pemupukan ,irigasi ,pengendalian gulma) yang kurang sesuai

e. Penanganan yang belum sempurna mengenai konservasi tanah dan air

(17)

g. Pendapatan petani yang tidak memadai untuk membiayai tenaga kerja dan sarana produksi yang cenderung semakn meningkat harganya

h. Faktor SDM (pengetahuan dan keterampilan) untuk mengelola perkebunan kakao masih rendah.

Jadi dapat diketahui bahwa sebagian besar permasalahan yang terjadi dalam mengkaji beberapa contoh kasus dibeberapa daerah yaitu kurangnya kualitas sumber daya manusia dengan minimnya pengetahuan dan keterampilan petani kakao tentang teknis budidaya kakao. Permasalahan lainnya yang terjadi yaitu terganggunya fungsi ekosistem sehingga seringkali menimbulkan dampak buruk tahunan bagi masyarakat di sekitarnya. Terjadinya banjir dan sedimentasi telah menyebabkan kerugian baik fisik maupun ekonomi bagi masyarakatnya. Terganggunya ekosistem daerah tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya deforestasi (penebangan tutupan hutan dan konversi lahan secara permanen untuk berbagai manfaat lainnya) baik untuk lahan budidaya kakao dan permukiman.

Solusi mengenai permasalahan yang terjadi

a) Karena mengganasnya serangan hama Penggerek buah kakao (PBK), masih belum ditemukannya klon kakao yang tahan terhadap hama PBK. Guna mengatasi masalah mutu benih kakao, kementrian negara koperasi dan UKM telah melaksankan program bantuan perkuatan bibit kakao kepada masyarakat melalui koperasi. Program ini dimulai sejak tahun anggaran 2005 di kabupaten Temanggung provinsi jawa tengah melalui 2 koperasi sebanyak 2 juta batang bibit kakao (jurnal pengembangan budidaya dan pengolahan kakao,Direktorat jendral perkebunan departement pertanian RI)

Lalu menurut jurnal Pendampingan pengendalian hama terpadu dan penanganan pasca panen pada kelompok tani kakao desa mentaraman kecamatan donomulyo kabupaten malang usaha pengendalian hama yang dilakukan oleh mitra petani kakao masih ala kadarnya karena terbatasnya dana dan mahalanya pestisida terutama untuk kebun yang luas serta masih kurangnya pengetahuan petani dalam teknik pengendalian hama. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan dari pihak pemerintah supaya petani lebih mengetahui tentang teknik pengendalian hama sehingga petani dapat meningkatkan mutu dan harga jual biji kakao

(18)

telah tua (Limbongan dkk,1997). Guna mengatasi permasalahan tersebut salah satu upaya yang harus segera dilakukan adalah memperbanyak dan mengembangan jenis-jenis kakao yang memiliki potensi genetik unggul. Saat ini ditetapkan sejumlah klon-klon unggul Sulawesi Tengah, diantaranya Bulili palolo 2007 (BP 07) dan Sausu Peore 2007(SP 07). Klon tersebut digunakan dan di kembangkan sebagian petani dengan maksud untuk meningkatkan produksi dan produktifitas kakao di Sulawesi Tengah

c) Kemudian dalam jurnal evaluasi kesesuaian lahan tanaman kakao di kecamatan Babat kabupaten Lamongan Hambatan dalam pengembangan areal tanaman kakao di Indonesia adalah belum adanya informasi sumberdaya lahan yang sesuai untuk budidaya tanaman tembakau. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan adanya evaluasi lahan untuk tanaman kakao. Evaluasi kesesuaian lahan merupakan suatu kajian terhadap suatu wilayah, dalam hal ini daya dukung terhadap komoditi tanaman kakao. Kecamatan Babat meruapakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Lamongan dengan kelembaban 20 – 300 C dan rata-rata curah hujan 1.500 – 1.900

mm/tahun. Dengan kondisi iklim tersebut nantinya dapat dilihat apakah kawasan kecamatan babat sesuai atau cocok untuk pengembangan tanaman kakao.

Jadi dalam mengatasi permasalahan kesesuaian lahan perlu adanya kajian tentang kecocokan penanaman tanaman kakao terhadap tempat tersebut, apakah kondisi areal untuk tanaman kakao cocok atau tidak didaerah itu.

Tentu permasalahan yang terjadi atas rendahnya produktivitas tanaman kakao tentu disebabkan beberapa faktor diantaranya masih rendahnya pengetahuan petani mengetahui teknik budidaya tanaman kakao, tentu peran pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan

Perbaikan habitat kakao dipermukaan tanah / diatas tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Pelindung tanaman kakao

(19)

2. Pemangkasan tanaman kakao

Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau tidak dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan penyakit serta pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk terbuka hingga memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen kunci dalam pemangkasan tanaman kakao, antara lain pemangkasan bentuk (pemangkasan pucuk dan bentuk tajuk), pemangkasan tunas air/vertikal, pemangkasan sanitasi dan pemangkasan struktural.

 Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memangkas pucuk (3-6 bulan) dan bentuk tajuk (6-9 bulan). Tujuannya untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao yang memacu perkembangan cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah.

 Pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap, yaitu memangkas semua tunas setinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah; memangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang terbentuk; serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.

 Pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memangkas cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan tumpang tindih dengan jarak 20-40 m, ranting yang tidak produktif, memelihara cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral dan samping, dan membuang semua buah yang mengering.

 Terakhir, pemangkasan struktural adalah pemangkasan yang membatasi ketinggian tanaman, membersihkan permukaan tanah, dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan.

Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung pun akan memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya. Jumlah penaung yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak sehat dan muncul masalah gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu banyak akan meningkatkan masalah hama dan penyakit. Keduanya menyebabkan produksi kakao rendah. Jenis tanaman penaung beraneka macam, namun yang biasa ditemui adalah kelapa atau glirisidia ( Gliricidia sepium). Pemangkasan ini terdengar sepele, namun jika pemangkasan ini tidak di lakukan dengan benar / asal mangkas, maka hasil dari produksi tanaman kakao tersebut justru akan mengalami penurunan dari bulan ke bulan berikutnya. Terlebih lagi, jika terlalu rimbun, maka akan timbul parasit seperti lumut,benalu dll yang melekat di batang tanaman kakao.

Adapun beberapa cara pemangkasan yang di lakukan oleh para petani kakao pada umumnya yaitu sebagai berikut:

Pertama, Pangkaslah dahan-dahan yang terlihat bertumpuk dan tidak berproduksi lagi, untuk dahan yang menjulur ke samping, sisakan untuk 4 mata angin dengan tujuan agar ada hubungan antara 1ohon kakao dengan pohon kakao yang berada di sebelahnya.

(20)

dengan tujuan yang sama, yaitu agar ada hubungan antara 1 tanaman kakao dengan tanaman kakao yang berada di sebelahnya.

Ketiga , Dari kedua hal yang sangat penting diatas,maka tidak kalah pentingnya yaitu sinar matahari sebagai pengolah makanan tanaman kakao dengan proses fotosintesisnya. Maka dari itu, pemangkasan dan pemeliharaan tunas jangan sampai menghalangi sinar matahari yang akan menyinari tanah, batang dan daun. Sebab,jika tanah kurang terkena sinar matahari, maka produksi tanaman kakao akan kurang sempurna akibat penyerapan unsur hara oleh daun berkurang. Kurang lebihnya 20% tanah terkena sinar matahari.

3. Pengendali Hama/ Gulma

Pengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi hama dan penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman kakao. Gulma meliputi rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan merambat, tumbuhan lain yang tidak dikehendaki dan tumbuh pada blok kakao. Gulma di bawah pohon kakao akan menjadi pesaing unsur hara, sinar, air dan ruang, serta membantu penyebaran hama dan penyakit. Namun gulma dapat dihilangkan dari sekeliling pangkal batang kakao secara manual ataupun menggunakan bahan kimia. Pilihan pengendalian gulma tergantung pada sumberdaya yang tersedia, dan apakah akan mengusahakan kakao secara organik atau tidak.

Untuk pengendali hama pada tanaman kakao ini, para petani kakao masih lebih banyak menggunakan pestisida, namun hasilnya masih cukup mengecewakan, karena seperti yang kita ketahui, bahwa pestisida hanya mampu untuk jenis-jenis serangga seperti kupu-kupu, ulat, semut dll, namun untuk jenis tikus tentunya tidak berpengaruh, karena Hama yang paling menurunkan hasil para petani kakao adalah tikus. Yang mana tikus ini akan melubangi buah kakao, sehingga buah kakao tersebut bijinya berjatuhan dan membusuk. Untuk mengatasi hal ini,ada baiknya kita mengambil pengalaman, yaitu dengan memelihara semut hitam ataupun semut merah. Semut merah ini memiliki ukuran, bentuk tubuh dan air kencing yang sama dengan semut hitam. Jadi,selama tanaman kakao ini di penuhi dengan semut merah,maka hama tikus, ulat, kupu-kupu dll tidak akan ada lagi di tanaman kakao kita. Keuntungan memelihara semut merah di tanaman kakao. Beberapa hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari memelihara semut merah adalah tidak jauh dari keuntungan memelihara semut hitam oleh para petani kakao di Lampung. Adapun keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut:

a.Mengusir hama yang tidak menguntungkan seperti Tikus, Ulat, Kupu-Kupu dll.

b.Membantu penyerbukkan bunga tanaman kakao.

c.Tidak di perlukan lagi obat-obatan pestisida untuk menekan hama pada tanaman kakao.

(21)

 Biarkan daun-daun tanaman kakao tersebut berserakan di bawah tanaman kakao,hal ini untuk perkembangbiakkan semut merah itu sendiri.

 Dengan pemangkasan yang benar seperti yang telah di jelaskan di atas, maka semut merah ini dapat berjalan dari 1 tanaman kakao ke tanaman kakao yang lainnya tanpa harus turun ke tanah terlebih dahulu, jadi semut merah ini tidak terisolasi di 1 tanaman kakao saja. Hal ini dapat mempercepat perkembangbiakkan semut merah itu sendiri.

 Jangan menggunakkan obat-obatan pestisida untuk kepentingan apapun, karena hal ini dapat membuat semut merah terganggu dalam perkembangbiakkannya.

4. Sanitasi Blok

Sanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan hama kakao tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga memainkan peranan penting dalam siklus penyakit busuk buah (Phytophtora). Sanitasi akan memacu kebersihan pokok dan memperbaiki kesehatan tanaman. Bagian paling penting dalam sanitasi adalah memanen semua buah satu minggu sekali selama musim hujan, dan dua minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok terdiri atas kebersihan pohon dan permukaan tanah. Kebersihan pohon meliputi pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang dari blok kakao untuk mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya penyakit), bagian tanaman yang sakit/rusak (dipangkas mulai dari chupon/tunas vertikal, tunas baru, daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD) dan kanker (berupa bercak infeksi yang timbul).

5. Pengelolaan Penaung

Pemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan daun-daun kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan ini sebaiknya meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan pemangkasan pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan Desember (5-6 bulan sesudah pemangkasan struktural) dan selama putaran pemangkasan sanitasi normal. Pengurangan tajuk yaitu pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk mengurangi bobot tajuk glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya membuang kulit pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung permukaan pada tempat kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan pertumbuhan kembali dilakukan tiga bulan setelah pembuangan kulit batang, tumbuhkan dua atau tiga tunas dan buang sisanya. Enam bulan setelah pembuangan kulit batang, tinggalkan satu tunas pertama dan buang kulit pada tunas sisanya.

(22)

tersebut ke dalam tanah di 4 mata angin pada tiap-tiap tanaman kakao dan hal ini cukup di lakukan untuk 1 tahun 1 kali saja.

Untuk meletakkan pupuk kandang di dalam tanah, Kita bisa menggunakan bor tanah dengan diameter 3 - 4inch dengan kedalaman pengeboran antara 30cm-40cm dan jarak dari tanaman kakao antara 50cm-60cm. Pemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi. Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan ketahanan, serta memacu pertumbuhan vegetatif baru dan produksi bunga. Sedangkan pupuk kimia dan pupuk kandang menyediakan unsur hara ekstra untuk membentuk ketahanan dan memperbaiki kesehatan tanaman, sehingga mampu meningkatkan produksi. Pemakaian pupuk kimia sebaiknya pada akhir periode panen untuk memacu pembungaan. Saat ini pupuk kimia yang sering digunakan adalah urea dan NPK (nitrogen, fosfor, kalium). NPK membantu tanaman dewasa untuk memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang perkembangan buah sampai masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk kandang yang dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan

Untuk teknologi yang tepat digunakan dalam komoditas kakao adalah teknologi pada budidayanya. Karena Penerapan teknologi anjuran ini pada perkebunan kakao yang sudah menghasilkan contohnya di Desa Labuan Ratu IV Lampung, bisa meningkatkan pendapatan petani. Dimana teknologi budidaya tanaman kakao sebagai berikut:

Bahan Tanam

Varietas/klon anjuran antara lain: Klon ICS 13, Klon ICS 60, GC 7, Hibrida, RCC 70, RCC 71, RCC 72, RCC 73, TSH 858

Pembibitan

o Pilih lokasi dekat sumber air dan dekat calon lahan penanaman kakao.

o Siapkan dan campur media tanam yang terdiri dari: tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.

o Siapkan polybag ukuran 20x30 cm, beri lubang dengan diameter 1,0 cm sebanyak 18 lubang.

o Buat bedengan dengan atap dari daun kelapa atau daun tebu, tinggi atap bedengan sebelah timur 1,50 m, sebelah barat 1,20 m, lalu atur intensitas cahaya matahari yang masuk sekitar 30-50 %. o Susun polybag yang telah diisi media di bawah atap dengan jarak

antar polybag 15 cm x15 cm atau 15 cm x 30 cm.

o Lakukan penyiraman tiap hari atau sesuai kondisi cuaca, dan lakukan pemupukan tiap 2 minggu dengan pupuk Urea 2 gr/bibit. o Atap bedengan dibuka secara bertahap pada saat umur bibit 2

(23)

o Pindahkan bibit ke kebun bila bibit telah berumur 3-5 bulan, tinggi 40-60 cm, jumlah daun 12 lembar, dan diameter batang 0,7-1,0 cm.

- Populasi tanaman kelapa dalam yang optimum sebagai penaung kakao adalah 80-100 pohon/ha. Jika terlalu jarang maka pada tempat yang kosong dapat ditanami Glirisidia sp.

2) Pada areal kebun aneka tanaman,

- Siapkan/pilih tanaman sebagai penaung kakao yang bernilai ekonomis.

- Tajuk mudah diatur (tahan pangkas) dengan jarak antar penaung tanaman 6 x 6 m atau 8 x 8 m.

- Bersihkan lahan dari semua tanaman yang tidak berguna secara manual atau secara kimiawi.

3) Pada areal hutan sekunder bekas peladang berpindah (areal semak belukar dan alang-alang).

- Tebang pohon dan belukar.

- Buat ajir tempat penanaman pohon penaung.

- Selama persiapan lahan, di dalam lorong dapat diusahakan beberapa jenis tanaman semusim sesuai dengan kebutuhan petani, peluang pasar dan iklim mikro yang ada.

Jarak Tanam Persediaan sulaman 20% = 250 pohon. Jumlah keseluruhan 1.500 pohon.

Penanaman

Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm. Pembuatan lubang tanam dilakukan 6 bulan sebelum tanam. Isi lubang tanam tersebut dengan pupuk hijau dari hasil tebasan gulma atau pupuk kandang bila tersedia. Kemudian lubang tanam ditutup, 3 bulan sebelum bibit kakao ditanam.

Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Tanamlah bibit kakao bila pohon penaung telah berfungsi baik, dengan kriteria intensitas cahaya 30-50% dari cahaya langsung.

Siapkan alat berupa cangkul, pisau besar yang tajam, keranjang untuk mengangkut dan mengecer bibit. Masukkan kantong plastik ke dalam lobang yang digali, isi tanah ke lobang hingga kantong plastik berdiri tegak.

(24)

tanah dalam kantong plastik. Bibit yang sudah diangkut dan diecer harus selesai ditanam hari itu juga.

Bibit yang mati atau kerdil segera disulam, lakukan sampai umur 1 tahun. Lahan di sekitar bibit kakao muda harus bersih dari gulma antara lain dengan memberikan mulsa.

Pemupukan

Jenis pupuk yang lazim (biasa) digunakan adalah

Urea (46% N), ZA (21% N), TSP (46% P2O5), SP-36 (36% P2O5), KCl (60% K2O), Kiserit (27% MgO) dan Dolomit (19% MgO).

Dosis pupuk tentatif (disesuaikan dengan umur tanaman) untuk tanaman kakao yang penaungnya baik hujannya cukup, sifat fisika dan kimia tanahnya baik adalah seperti Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jenis, dosis pupuk yang tepat berdasarkan umur tanaman

Umur/Fase Satuan Urea TSP/SP-36

KCl Kieserit

Bibit gr/bibit 5 7 4 4

0-1 th gr/ph/th 25 33 20 40

1-2 th gr/ph/th 45 60 35 40

2-3 th gr/ph/th 90 120 70 60

3-4 th gr/ph/th 180 240 135 75

>4 th gr/ph/th 220 240 170 120

Sumber: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Standar Mutu Biji Kakao

Tabel 2. Syarat umum mutu biji kakao

No Karakterisasi Syarat

1. 2.

3. 4.

5.

Kadar air, % maksimum

Biji berbau asap dan atau abnormal dan atau berbau asing Serangga hidup

Kadar biji pecah dan atau pecahan biji dan atau pecahan kulit, % maksimum

Kadar benda-benda asing, % 7,5 Tidak ada

Tidak ada 3

(25)

maksimum

7. Tetapkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakuan dalam mengkonservasi biodiversitas dengan memperhatikan sepuluh prinsip konservasi biodiversitas dalam landscape pertanian di buku “Farming with Nature” (hal 158) yang ringkasnya tersaji di Tabel 3.

Jawab :

A. Konservasi in situ

Konservasi in situ berarti konservasi dari spesies target ‘di tapak (on site)’, dalam ekosistem alami atau aslinya, atau pada tapak yang sebelumnya ditempat oleh ekosistem tersebut. Khusus untuk tumbuhan meskipun berlaku untuk populasi yang dibiakkan secara alami, konservasi in situ mungkin termasuk regenerasi buatan bilamana penanaman dilakukan tanpa seleksi yang disengaja dan pada area yang sama bila benih atau materi reproduktif lainnya dikumpulkan secara acak.

Secara umum, metode konservasi in situ memiliki 3 ciri:

 Fase pertumbuhan dari spesies target dijaga di dalam ekosistem di mana mereka terdapat secara alami;

 Tataguna lahan dari tapak terbatas pada kegiatan yang tidak memberikan dampak merugikan pada tujuan konservasi habitat;

 Regenerasi target spesies terjadi tanpa manipulasi manusia atau intervensi terbatas pada langkah jangka pendek untuk menghindarkan faktor-faktor yang merugikan sebagai akibat dari tataguna lahan dari lahan yang berdekatan atau dari fragmentasi hutan. Contoh dari manipulasi yang mungkin perlu pada ekosistem yang telah berubah adalah regenerasi buatan menggunakan spesies lokal dan pengendalian gulma secara manual atau pembakaran untuk menekan spesies yang hewan (langka) dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau terancam dan menempatkannya atau bagiannya di bawah perlindungan manusia. Kebun botani (raya), arboretum, kebun binatang dan aquarium merupakan metode konservasi ex situ konvensional.

C. Konservasi Kandelia candel

Kandelia candel merupakan salah satu jenis mangrove yang langka di Indonesia. Konservasi laut merupakan pengelolaan sumberdaya alam hayati laut yang pemanfaatnya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya, serta merehabilitasi sumberdaya alam laut yang rusak.

D. Perlindungan Sistem Penyangga Kehidupan

(26)

kehidupan manusia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut Pemerintah menetapkan:

o wilayah tertentu sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan;

o pola dasar pembinaan wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan;

o pengaturan cara pemanfaatan wilayah pelindungan sistem penyangga kehidupan.

E. Pemanfaatan Secara Lestari Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya

Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan:

a. pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam; b. pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.

Yang dimaksud dengan kondisi lingkungan adalah potensi kawasan berupa ekosistem, keadaan iklim, fenomena alam, kekhasan jenis tumbuhan dan satwa, dan peninggalan budaya yang berada dalam kawasan tersebut.

F. Reboisasi

Penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul). Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbon dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya (terutama kayu).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Budidaya tanaman kakao di Desa Jombok, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang saat ini beralih menjadi budidaya tanaman jeruk, kopi, dan cengkeh serta berdagang sejak 2 tahun yang lalu. Hal ini dikarenakan para petani kewalahan dengan adanya serangan hama lalat buah. Selain itu biaya produksi yang tinggi tidak sebanding dengan hasil produksinya. Keadaan lahan yang yang kering membuat para petani menggunakan pupuk kandang. Para petani daerah tersebut menggunakan tanaman lamtoro sebagai tanaman pelindung dan sekaligus pencegah erosi.

3.2 Saran

(27)

LAMPIRAN

(28)

kegiatan survey lahan Bapak Heri

(29)

Keadaan tanah di lahan kakao kebun bapak Heri

DAFTAR PUSTAKA

Bisri,Zainuddin. 2009. Kajian metode perbanyakan klonal pada tanaman kakao. media Litbang:sulawesi tengah

Firdausil, dkk. 2008. Teknologi Budidaya Kakao. Lampung: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Goenadi, Didiek H; John Bako Baon; Herman; Adreng Purwoto. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembanga Pertanian Departemen Pertanian.

Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Hariyanto, M. 2010. Konservasi sumberdaya hayati dan ekosistemnya. http://blogmhariyanto.blogspot.com/2010/06/konservasi-sumber-daya-alam-hayati-dan.html (online). diakses 27 September 2014

Junardi, Dirland. 2013. Budidaya tanaman kakao yang baik untuk hasil yang

terbaik. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

(30)

Suwignyo, A Ruito. 2008. KONSERVASI Kandelia candel SEBAGAI UPAYA

MENJAGA BIODIVERSITAS HAYATI MANGROVE.

http://eprints.unsri.ac.id/1168/1/Seminar_Nasional_Biodiversitas_II_Unai r_2008-Rujito_et_al.pdf (online). diakses 27 September 2014

Gambar

Tabel 1. Jenis, dosis pupuk yang tepat berdasarkan umur tanaman

Referensi

Dokumen terkait

jumlah perjalanan minimum dan armada bus optimum yang dibutuhkan sehingga dapat memperbaiki sistem penjadwalan bus existing.Selanjutnya, penelitian ini fokus

Beberapa aturan tambahan tersebut misalkan pembagian shift yang merata tiap perawat, menghindari pola penjadwalan libur–masuk–libur, menghindari pola penjadwalan

Gyakori- ságukat jól érzékelteti, hogy már a középmagyar kor folyamán majdnem minden harma- dik embernek valamilyen foglalkozásra utaló családneve volt (H AJDÚ 2003: 800), s

 Paul B. Horton, sosiologi jilid1, penerbit eirlangga, jakarta, 1987, hlm.25..  banyak dan paling relevan dengan sosial kemasyarakatan adalah nilai spiritual yang

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kapasitas penyimpanan pesan rahasia ini lebih baik dari metode steganografi teks berbasis emoticon pada chat yang telah ada.. Hasil

3) Peningkatan keunggulan mutu pendidikan dan layanan kepada masyarakat yang berbasis riset.. Program Stratejik Organisasi dan Manajemen 1. Peningkatan efektivitas organisasi ITB.

Pada penelitian ini, paparan radiasi interna diukur melalui konsumsi ikan teri (Genus Stolephorus) dan kerang (Genus Codakia) yang merupakan bagian dari sumberdaya alam perairan

Karena waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki pompa hanya sebentar + 15 menit, Masinis jaga dan Juru Minyak jaga yang pada saat itu berada dalam kamar mesin