LATENT-PATH MODELINGGUNA MEMPREDIKSI HUBUNGAN KAUSAL DARI KETERSEDIAAN SUMBERDAYA, PERILAKU TERENCANA,
DAN KESEDIAAN AKUNTAN PUBLIK MEMBERIKAN LAYANAN
CONTINUOUS ONLINE AUDITING
F.X. Kurniawan Tjakrawala1), Rika Mandasari2)
1
Prodi S1 Akuntansi, FE Universitas Tarumanagara, Jakarta
2
KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja (Afiliasi EY Indonesia), Jakarta E-mail: ktjakrawala@tarumanagara.ac.id
Abstract
The purpose of this study to obtain empirical evidence that can predict causal relationships that occur among constructs as follows:enabling resources, issues of planned behavior (perceived behavior control, subjective norm, behavioral attitude), issue of technology acceptance model (perceived usefulness), and willingness of public accountant to provide continuous online auditing. Some 140 questionnaires were released to the respondents consisted of supervisors, managers, and partner who work in public accountant firms located at Jakarta as listed on the IAPI website. This study implements a latent-path modeling. Due to relatively few sample (N=70), this study’s only allowed to conduct the component-based SEM in testing the hypotheses. The seven hypotheses tested by the technique of Partial Least Squares (PLS) using SmartPLS v.2. The results of hypotheses testing proved able to predict that enabling resources significantly influence the perceived behavior control; subjective norm; behavioral attitude, respectively. The study also proved that perceived behavior control; subjective norm;behavioral attitude; and perceived usefulness, respectively is significantly able to predict that the public accountant’s willingness to provide continuous online auditing.
Keywords: continuous online auditing, enabling resources, planned behavior, perceived usefullness, latent-pathmodeling,component-based6(0,partialleastsquare
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris guna memprediksi hubungan kausal yang terjadi antar konstruk seperti:enabling resources,issuplanned behavior (perceived behavior control, subjective norm, behavioral attitude), issu technology acceptance model (perceived usefulness), dan willingness akuntan publik untuk memberikan layanancontinuous online auditing.Sejumlah 140 kuesioner ditujukan pada responden yang terdiri dari supervisor, manajer, serta partner yang bernaung pada KAP yang berlokasi di Jakarta sebagaimana terdaftar dalam laman IAPI. Penelitian ini menerapkan latent-path modeling. Relatif sedikitnya sampel (N=70), memungkinkan pengujian hipotesis hanya menggunakan pendekatan component-based SEM. Adapun tujuh hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan teknik partial least square (PLS), menggunakan program aplikasi SmartPLS v.2. Hasil uji hipotesis terbukti mampu memprediksi bahwa faktor enabling resources berpengaruh signifikan terhadap perceived behavior control; subjective norm;behavioral attitude. Penelitian ini juga terbukti mampu memprediksi bahwa perceived behavior control; subjective norm; behavioral attitude; dan perceived usefulness, masing-masing berpengaruh signifikan terhadap willingnessakuntan publik untuk memberikan layanan continuous online auditing.
KataKunci:continuousonlineauditing,ketersediaansumberdaya,perilakuterencana,perceived usefullness,latent-pathmodeling,component-based6(0,partialleastsquare
P
R
di JakartaJakarta
g. g. RelatifRelatif
ekatankatan comcom rtial least titude),itude) ii
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi telah sampai pada kondisi yang memungkinkan
suatu organisasi dapat membuat informasi keuangan yang terstandarisasi secara
real-timedan pada basisonline.Kegiatanreal-timemembutuhkan perangkat teknologi yang
canggih serta dukungan staf yang trampil dalam menjalankan teknologi tersebut.
Munculnyareal-time accountingataucontinuous accountingdipicu oleh meningkatnya
kepentingan para pemegang saham akan informasi atas laporan keuangan (Ashcroft &
Smith, 2010). Keberadaan real-time accounting mendesak akuntan publik/auditor
independen untuk ikut serta menyediakan jasaauditsecarareal-timeuntuk memberikan
assurance yang berkelanjutan tentang kualitas dari informasi keuangan (Warren &
Smith, 2006). Tuntutan layanan continuous online auditing semakin meningkat seiring
dengan persaingan ketat antar perusahaan. Kantor Akuntan Publik (KAP) pun telah
menyediakan jasa continuous auditing ini sebagai salah satu layanan assurance yang
dapat diberikan, namun belum menjadikannya sebagai layanan inti (Omoteso, et al.,
2008).
Relatif sulitnya menemukan hasil penelitian akuntansi di Indonesia yang
mengangkat isu perilaku akuntan publik terkait dengan kesediaan memberikan layanan
continuous online auditing, memotivasi berlangsug penelitian ini guna memberikan
sumbangsih pemikiran kepada para akademisi akuntansi maupun praktisi (dalam hal ini
dimaksudkan bagi profesi akuntan publik) melalui hasil penelitian ini. Penelitian ini
mengadaptasi hasil penelitian Benford, et al. (2009) dan Omoteso, et al. (2008), yang
mengangkat issu-issu planned behavior (perceived behavior control, subjective norm,
sertabehavioral attitude) dan issu technology acceptance model (perceived usefulness)
dengan mempertimbangkan dukungan enabling resources terhadap sikap willingness
akuntan publik untuk menyediakan layanancontinuous online auditing(COA).
Rumusan masalah penelitian ini adalah: a) seberapa besar causal-predictive dari
faktor enabling resources mempengaruhi perceived behavior control, subjective norm,
sertabehavioral attitude akuntan publik atas penerapan COA; b) seberapa besar
causal-predictive dari perceived behavior control, subjective norm, behavioral attitude,
maupun perceived usefulness mempengaruhi sikap willingness akuntan publik untuk
menyediakan layanancontinuous online auditing(COA). Tujuan penelitian ini yaitu: a)
mendapatkan bukti empiris untuk dapat memprediksi hubungan kausal yang terjadi dari
P
R
O
P
E
R
T
Y
su-suvioral at vioral a
n memp n memp
kuntan pu kuntan p
Ru R
fa fa
O
F
l peneli l peneissu issu
K
U
R
N
IA
W
A
N
sebag sebag
il penel il pene
ublik ter ublik ter
emotivas emotivas
ada parada para
esi akun esi aku
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
atnyashcroft & shcroft &
publik/aud publik/au
ntuk mem ntuk me
keuangan keuangan
emakin m emakin
ntan Publ ntan Pub
alah satu alah sat
ai la
faktor enabling resources terhadap perceived behavior control, subjective norm, serta
behavioral attitudeakuntan publik atas penerapan COA; b) mendapatkan bukti empiris
untuk dapat memprediksi hubungan kausal yang terjadi dariperceived behavior control,
subjective norm, behavioral attitude, maupun perceived usefulness terhadap sikap
willingness akuntan publik untuk menyediakan layanan continuous online auditing
(COA).
KAJIAN LITERATUR
Continuous Online Auditing. Dibidang auditing, Continuous online auditing
diartikan sebagai proses elektronik yang bersifat komprehensif yang memungkinkan
auditor/akuntan publik untuk memberikan suatu derajat assurance secara bersamaan
dengan/atau dalam waktu sangat singkat setelah pengungkapan informasi yang
berlangsung melalui sistem akuntansi real-time. Proses tersebut juga mencakup ketiga
layanan yang umum diberikan oleh akuntan publik/auditor independen yaitu:assurance,
atestasi, dan audit (Rezaee et al., 2002). Unsur-unsur pokok dari Continuous Online
Auditing meliputi: pengauditan secara kontinyu pada aplikasi basis data; prosedur
perolehan data; audit sistem, dan prosedur analitis secarareal-time(Koganet al., 1996
dalam Omoteso, et al., 2008). Kendati dalam praktek, lebih dikenal dengan sebutan
Continuous Auditing saja, nama penelitian ini memakai sebutan Continuous Online
Auditing dengan mengacu pada sebutan yang digunakan dalam penelitian Omoteso et
al.(2008).
Theory of Planned Behavior (TPB). TPB dimaknai oleh Ajzen (1991) sebagai
teori yang didesain untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia dalam
konteks yang spesifik. Individu yang menunjukkan perilaku tertentu ditentukan oleh
tujuannya dalam berperilaku. Tujuan perilaku ditentukan oleh tiga faktor yaitu attitude
toward the behavior, subjective norm, dan perceived behavioral control. TPB
dikembangkan untuk memprediksi perilaku-perilaku yang sepenuhnya tidak di bawah
kendali individu.
Technology Acceptance Model(TAM). TAM menjadi salah satu model yang biasa
digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaaan
penggunaan teknologi komputer. Davis (1989) menyatakan bahwa TAM merupakan
teori tindakan yang beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seseorang
P
R
O
P
E
R
T
Y
didesa dideyang spe yang spe
annya da annya da
oward oward
dikem dike
O
F
anned B
anned
in
K
U
R
N
IA
W
A
N
ur-unsur ur-unsuontinyu ontinyu
edur anadur an
endati da endati d
ma pene ma pen
u pada sepada se
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
nline aud nline au
ng memu ng mem
ancence secase
ungkapan ungkapa
tersebut jersebut
uditor ind uditor in
terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. Reaksi dan
persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan mempengaruhi sikapnya dalam
penerimaan terhadap teknologi tersebut. Tujuan model ini untuk menjelaskan
faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi, yaitu:
perceived ease of use,perceived usefulness,attitude toward using,behavioral intention
to use,actual system use.
Pengaruh Enabling Resources terhadap Perceived Behavioral Control.
Berkenaan dengan continuous online auditing, Benford, et al. (2009) memaknai
Enabling Resources sebagai suatu kondisi ketersediaan sumberdaya (berupa teknologi,
softwareaudit, SDM yang trampil, panduan yang lugas mengenai pelaksanaan aktivitas)
yang dimiliki oleh akuntan publik yang memungkinkannya untuk melakukan suatu
tindakan secara rasional. Akuntan publik dituntut untuk memanfaatkan sumber daya
yang ada pada saat menerima penugasan audit dari klien. Di sisi lain—mengacu pada
theory of planned behavior—perceived behavioral control (PBC) diartikan sebagai
persepsi seseorang atas kemudahan atau kesulitan dalam melakukan sebuah tindakan,
yang merefleksikan pengalaman masa lalu (Ajzen, 1991). Dalam penelitian ini, PBC
terkait dengan sejauh mana persepsi auditor tentang tingkat kemudahaan dalam
pelaksanaan jasa continuous auditing. Hasil penelitian Benford, et al. (2009)
menunjukkan terdapat hubungan positif antara enabling resources dengan perceived
behavioral control auditor terkait dengan penyediaan jasa continuous auditing. Hal ini
mendasari pengembangan hipotesis pertama sebagai berikut:
H1. Enabling Resources berpengaruh positif terhadap Perceived Behavioral Control
akuntan publik terkait penyediaan jasaContinuous Online Auditing.
Pengaruh Enabling Resources terhadap Subjective Norm.Subjective Norm (SN) mengacu pada pemahaman atas tekanan sosial untuk mengikat atau tidak dalam perilaku (Ajzen, 1991). Dalam penelitian ini, SN menunjukkan bagaimana akuntan publik
mempersepsikan pentingnya pelaksanaan jasa continuous auditing kepada para pemangku kepentingan lainnya. Hasil penelitian Benford, et al. (2009) menunjukkan bahwa enabling resources berhubungan positif dangan persepsi atas subjective norm
yang dianut oleh auditor terkait penyediaan jasacontinuous auditing. Hal ini mendasari pengembangan hipotesis kedua sebagai berikut:
P
R
O
P
E
R
T
Y
ik terk ik te
aruh aruh En
gacu pad gacu pad (Ajzen,Ajzen, mem mem
O
F
nga ngasources
sources
kaitit
K
U
R
N
IA
W
A
N
itan dal itan dalu (Ajzen u (Ajzen
i auditoaudit
uditing. uditing.
gan posi gan pos
r terkait r terkait
n hipo n hipo
K
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
ntrol
ntrol.
memakna memak
rupa tekno rupa tekn
aksanaan aksanaan
untuk mel untuk m
memanfaat memanfa
en. Di sisn. Di si
control contro
H2. Enabling Resources berpengaruh positif terhadap Subjective Norm akuntan publik
terkait penyediaan jasaContinuous Online Auditing.
PengaruhEnabling Resourcesterhadap Behavioral Attitude.Behavioral Attitude
mengacu evaluasi atas dampak positif atau negatif seseorang apabila melakukan
perilaku tertentu, dimana kinerja dari perilaku akan dinilai positif atau negatif (Ajzen,
1991). Dalam penelitian ini behavioral attitude terkait dengan faktor penentu bagi
auditor independen dalam membuat evaluasi untuk penyediaan jasa continuous
auditing, apakah akan menguntungkan atau merugikan dengan didasarkan pada hasil
yang diharapkan. Hasil penelitian Benford, et al. (2009) menunjukkan bahwa enabling
resources berhubungan positif dengan behavioral attitude auditor terkait penyediaan
jasa continuous auditing. Hal ini mendasari pengembangan hipotesis ketiga sebagai
berikut:
H3. Enabling Resources berpengaruh positif terhadap Behavioral Attitude akuntan
publik terkait penyediaan jasaContinuous Online Auditing.
Pengaruh Perceived Behavioral Control terhadap Willingness penyediaan jasa
Continuous Online Auditing. Willingness mengacu pada bagaimana persepsi seorang auditor untuk menyediakan jasa continuous auditing. Apakah penyediaan jasa
continuous auditing dianggap hal yang mudah atau sebaliknya (Benford, et al., 2009). Hasil penelitian Benford, et al. (2009) menunjukkan bahwa perceived behavioral control berhubungan positif dengan willingness auditor terkait penyediaan jasa
continuous auditing. Hal ini mendasari pengembangan hipotesis keempat sebagai berikut:
H4. Perceived Behavioral Control berpengaruh positif terhadap Willingness akuntan
publik untuk memberikan jasaContinuous Online Auditing.
Pengaruh Subjective Norm terhadap Willingness penyediaan jasa Continuous Online Auditing. Hasil penelitian Benford,et al.(2009) menunjukkan bahwasubjective normberhubungan positif denganwillingnessauditor terkait penyediaan jasacontinuous auditing. Hal ini mendasari pengembangan hipotesis kelima sebagai berikut:
H5. Subjective Norm berpengaruh positif terhadap Willingness akuntan publik untuk
memberikan jasaContinuous Online Auditing.
P
R
O
P
E
R
T
Y
d BeB
ntuk mem ntuk mem
Pengaruh Pengaru
Online A Online A
norm
nor
O
F
H H
hav
K
U
R
N
IA
W
A
N
terhada terhada
mengac mengac
ontinuountinuo
yang mu yang mu
al.
al. (20(20 sitif de sitif de al ini al ini
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
nuous nuouspada hasi pada ha
ahwa ahwa enaen
terkait pe terkait p
ipotesis k ipotesis
K
R
p BehavioBehav
diting
diting.
PengaruhBehavioral AttitudeterhadapWillingnesspenyediaan jasaContinuous
Online Auditing. Hasil penelitian Benford, et al. (2009) menunjukkan bahwa
behavioral attitude berhubungan positif dengan willingness auditor terkait penyediaan
jasa continuous auditing. Hal ini mendasari pengembangan hipotesis keenam sebagai
berikut:
H6.Behavioral Attitudeberpengaruh positif terhadap Willingnessakuntan publik untuk
memberikan jasaContinuous Online Auditing.
Pengaruh Perceived Usefulness terhadap Willingness penyediaan jasa
Continuous Online Auditing. Mengacu pada technology acceptance model yang dicetuskan oleh Davis (1989),perceived usefulnessbermakna tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan sistem akan memberinya kebebasan berusaha (Venkatesh & Davis, 2000). Hasil penelitian Omoteso, et al. (2008), menunjukkan bahwa persepsi auditor tentang kegunaan pelaksanaan continuous auditingni berhubungan positif dengan kesediaan auditor dalam menyediakan jasa continuous auditing. Hal ini mendasari pengembangan hipotesis ketujuh sebagai berikut:
H7. Perceived Usefulness berpengaruh positif terhadap Willingness akuntan publik
untuk memberikan jasaContinuous Online Auditing.
Ketujuh hipotesis tersebut di atas dapat disimak dalam suatu Model Penelitian yang ditampilkan padaGambar 1.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data primer dengan menerapkan metode survei melalui pengiriman kuesioner kepada sejumlah responden dengan teknik purposive sampling. Kriteria sampel adalah responden pada seluruh jenjang manajerial—low, middle, top— berprofesi akuntan publik/auditor independen, serta berlokasi di Jakarta. Populasi dalam
P
R
O
P
E
R
T
Y
O
U
R
N
IA
W
A
N
j agai ber agai ber ositif ter ositif te
line Audine Aud
dapat d dapat d
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
aan jasa aan j
e model
e model
t dimana s t dimana berusaha ( berusah enunjukkan enunjukk
auditingditinggni sa
sa conticon
k
C
A
penelitian ini adalah supervisor, manajer, serta partner pada Kantor Akuntan Publik
yang berlokasi di Jakarta. Data populasi mengacu pada laman Institut Akuntan Publik
Indonesia (www/iapi.or.id).
Jumlah angket kuesioner sebanyak 140 buah yang disebar melalui pos maupun
pengiriman langsung. Sebanyak 85 kuesioner yang kembali, namun terdapat 15 buah
tidak terisi lengkap, sehingga hanya 70 kuesioner yang dapat diolah (response-rate
50%).Tabel 1menyajikan tabulasi statistik deskriptif responden dalam penelitian ini.
Tabel 1
Rangkuman Statistik Deskriptif Responden
Karakteristik Responden Frequency Valid Percent
Cumulative Percent
JENIS KELAMIN
Laki-laki 30 42,86% 42,86% Perempuan 40 57,14% 100,00%
7RWDO ʊ
RENTANG USIA
21-30 55 78,57% 78,57% 31-40 9 12,86% 91,43% > 40 6 8,57% 100,00%
7RWDO ʊ
MASA KERJA
WDKXQ
6-10 tahun 13 18,57% 87,14% >10 tahun 9 12,86% 100,00%
7RWDO ʊ
JABATAN
Supervisor 51 72,86% 72,86% Manajer 15 21,43% 94,29% Partner 4 5,71% 100,00%
7RWDO ʊ
STRATA PENDIDIKAN
S1 63 90,00% 90,00% S2 7 10,00% 100,00%
7RWDO ʊ
Penelitian ini menerapkan latent-path modeling dengan metode analisis Partial Least Square (PLS). Metode PLS cocok untukcausal-predictive analysis. Oleh karena pendekatan PLS adalah distribution free, maka tidak mengasumsikan uji normalitas (Ghozali 2011). Dengan karakteristik tersebut, PLS dapat dimaknai sebagai prosedur
“soft modeling” dari Structural Equation Modeling yang berbasiscovariance (Chin & Nested, 1999). Program aplikasi yang dipakai guna menerapkan metode PLS adalah SmartPLS v.2.
Penelitian ini memuat dua konstruk eksogen (Enabling Resources(=ER) dan
Perceived Uselfulness(=PU)), serta empat konstruk endogen (Perceived Behavioral Control (=PBC), Subjective Norm(=SN), Behavioral Attitude(=BA), serta Willingness to provide Continuous Online Auditing(=W)). Baik konstruk eksogen maupun endogen
P
R
“soft modsoft mod
diukur menggunakan skala Likert dengan rentang satu sampai lima, dimana 1: Sangat
Tidak Setuju; 2: Tidak Setuju; 3: Netral; 4: Setuju; 5: Sangat Setuju. Indikator reflektif
dipakai guna menjelaskan konstruk eksogen maupun endogen. Penelitian ini
memposisikan skala Likert ke dalam kategori Skala Interval sebagaimana juga
dinyatakan antara lain oleh McBride (2010), Jogiyanto (2010), Lyons (2009), Vander
stoep & Johnston (2009), serta Sirkin (2006).
Dalam menentukan item-item indikator reflektif atas konstruk eksogen maupun
endogen, penelitian ini mengacu pada hasil penelitian Benford, et al. (2009) serta
Omoteso, et al. (2008).Tabel 2 berikut ini menampilkan tabulasi variabel operasional
dalam penelitian ini.
Tabel 2
Tabulasi Variabel Operasional
Konstruk Eksogen / (Endogen)
Kode Variabel Manifest (Indikator) Skala
ENABLING RESOURCES
ER1 Saat ini, ketersediaan teknologi menjadi faktor penting untuk menjalankancontinuous online auditing
Interval
ER2 Terdapat panduan yang cukup mengenai pelaksanaan jasa continuous online auditing
Interval
ER3 Saat ini,continuous online auditingmasih sulit untuk dilakukan terkait kekurangan infrastruktur teknologi KAP
Interval
ER4 Saat ini,continuous online auditingmasih sulit untuk dilakukan terkait kekurangan infrastruktur teknologi klien
Interval
PERCEIVED USEFULNESS
PU1 Continuous online auditing dapat membantu Anda dalam mencegah terjadiyafraud.
Interval
PU2 Continuous online auditing dapat membantu Anda dalam mendeteksi adanyafraud.
Interval
PU3 Continuous online auditing dapat membantu Anda dalam menginvestigasi adanyafraud.
Interval
PU4 Continuous online auditing dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat pemegang saham atau partner dalam organisasi Anda berdasarkan informasi keuangan.
Interval
PU5 Continuous online auditing dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat atas informasi keuangan bagi analisis investasi.
Interval
PU6 Continuous online auditing dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat calon investor berdasarkan informasi keuangan.
Interval
PU7 Continuous online auditing dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat pihak yang berkepentingan dalam pajak berdasarkan informasi keuangan.
Interval
PU8 Continuous online auditing dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat karyawan dalam organisasi Anda berdasarkan informasi keuangan.
Interval
Konstruk Eksogen / (Endogen)
Kode Variabel Manifest (Indikator) Skala
(PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL)
PBC1Memungkinkan bagi perusahaan saya untuk menyediakan jasa continuous online auditingsaat ini.
Interval
PBC2Memungkinkan bagi kantor saya untuk menyediakan jasa continuous online auditingsaat ini.
Interval
PBC3Penyediaan jasa continuous online auditing masih sulit untuk disediakan bagi anggota profesi akuntan saat ini.
Interval
(SUBJECTIVE NORM)
SN1 Permintaan terhadap jasacontinuous online auditing didukung oleh regulator.
Interval
SN2 Permintaan terhadap jasacontinuous online auditing didukung oleh investor.
Interval
SN3 Permintaan terhadap jasacontinuous online auditing didukung oleh stakeholder yang lain.
Interval
SN4 Permintaan terhadap jasacontinuous online auditing didukung oleh manajemen senior klien.
Interval
SN5 Permintaan terhadap jasacontinuous online auditing didukung olehauditorindependen.
Interval
(BEHAVIORAL ATTITUDE)
BA1 Biaya atas penyediaan jasacontinuous online auditing masih tergolong mahal.
Interval
BA2 Dalam pelaksanaan jasacontinuous online auditing diperlukan tim audit yang cukup besar.
Interval
BA3 Continuous online auditing akan membutuhkan keterlibatan partner dengan intensitas yang tinggi.
Interval
BA4 Continuous online auditing akan mengarahkan untuk pengurangan jumlah keseluruhan staf professional di KAP anda.
Interval
BA5 Continuous online auditing akan meningkatkan pengungkapan perkara hukum perusahaan di pengadilan.
Interval
BA6 Continuous online auditingakan mengurangi biaya perusahaan untuk perkara hukum di pengadilan.
Interval
BA7 Continuous online auditing akan membantu auditor ekstenal untuk mengevaluasi dan melaporkan secara berkala tentang efektifitasInternalControl terhadap pelaporan keuangan.
Interval
W1 Saya bersedia untuk menyediakancontinuous assurance untuk operasi efektif dari kontrol terhadap sistem atau proses atas database klien yang dapat diakses oleh umum.
Interval
W2 Saya bersedia untuk menyediakan continuous assurance pada operasi efektif dari control terhadap sistem dan proses dari database klien yang tidak dapat diakses oleh umum.
Interval
W3 Saya bersedia untuk menyediakan continuous assurance atas laporan keuangan yang tersedia dalam permintaan.
Interval
Pengujian hipotesis berlangsung dalam dua tahap yaitu Uji Model Pengukuran (Outer Model Test) serta Uji Model Struktural (Inner Model Test). Outer Model pada penelitian dengan indikator reflektif diuji dengan menggunakan kriteria Convergent Validity untuk Uji Validitas, serta Composite Reliability untuk Uji Reliabilitas. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai loading-factor > 0,70. Namun demikian demi keperluan tahap pengembangan skala, loading-factor sebesar 0,50 hingga 0,60 masih dapat diterima. Suatu konstruk memliki tingkat reliabilitas yang baik jika nilai
Composite Reliability Inner Model dievaluasi dengan mengamati nilai R2
P
R
(OuterOute
pe iting akanakan
sahaan diahaan di
e auditingauditing hukum di
fitasitasInterInter ya bersedi
g IntervalInterv
dukung
dukung In
ngg didukungdiduku
(dengan cut-off 0,67; 0,33; 0,19 guna mengindikasikan bahwa model tersebut baik;
moderat; lemah) serta signifikansi t-statistik—melalui prosedurbootstraping—atas nilai
original sample. Besaranoriginal sample akan mencerminkanpath coefficient dari pola
asosiasi kausal prediktif antar konstruk terkait. Prosedur bootstraping juga diterapkan
pada saat menilai signifikansi indikator reflektif terhadap konstruk latennya (Ghozali,
2011; Tenenhaus,et al, 2005; Chin, 1998).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Konstruk. Tabel 3 menyajikan hasil statistik deskriptif yang
memuat kisaran teoretis; kisaran aktual; rerata; serta deviasi standar atas enam konstruk
yaitu Enabling Resources(=ER); Perceived Uselfulness(=PU); Perceived Behavioral
Control (=PBC); Subjective Norm(=SN); Behavioral Attitudes(=BA), dan Willingness
to provide Continuous Online Auditing(=W) yang menjadi obyek penelitian ini.
Tabel 3
Stastistik Deskriptif Konstruk
Konstruk Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Mean Std. Deviasi
ER 3—15 6—15 3,59 0,73
PBC 5—25 10—25 3,46 0,63
SN 7—35 14—35 3,65 0,67
BA 4—20 8—20 3,65 0,62
PU 9—45 18—45 3,66 0,68
W 3—15 6—15 3,50 0,70
P
R
O
P
E
R
T
Y
O
F
K
U
R
N
IA
W
A
N
Konstru
Konstru
isaran A isaran A
A
N
6—
6—
W
11A
200
—45
—45
3—15
3—15
U
R
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
deskriptif deskripti
atas enam atas enam
Perceive Percei
deses(=BA)(=BA
adi obyek pi obyek
k
Tabel 4
Rangkuman Hasil Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Signifikansi Indikator, dan R2
Konstruk Indikator Loading
Factor
Composite
Reliability t-statistik Nilai R
2
ER ER1 0,7520 0.7199 16,1943*** —
ER2 0,5776 4,4602*** ER3 0,5000 3,6367*** ER4 0,6612 6,1949***
PBC PBC1 0,8067 0.7564 10,6676*** 0,4133 PBC2 0,7195 5,9175***
PBC3 0,6062 6,2779***
SN SN1 0,5401 0.7968 5.4696*** 0,4550 SN2 0,7650 15.2781***
SN3 0,6925 8.7733*** SN4 0,5611 5.6103*** SN5 0,7418 10.1759***
BA BA1 0,5162 0.7826 4,7339*** 0,5765 BA2 0,5472 5,4829***
BA3 0,5622 4,7606*** BA4 0,5334 5,1108*** BA5 0,5637 4,5273*** BA6 0,7117 12,9017*** BA7 0,6362 8,9950***
PU PU1 0,6828 0.8791 12.3287*** —
PU2 0,6677 9.8412*** PU3 0,6908 12.6007*** PU4 0,6217 7.38918*** PU5 0,6306 7.3577*** PU6 0,6614 8.0734*** PU7 0,6957 11.5933*** PU8 0,6362 7.2870*** PU9 0,7260 13.4517***
W W1 0,7653 0.8780 10,6985*** 0,7647 W2 0,8574 22,8868***
W3 0,8940 38,3381*** Note: *** t-stat > 2.58, sig. pada p < 0.01
Pengujian Model Pengukuran (Outer Model Test). Hasil Uji Validitas dengan
convergent validity tercermin pada nilai faktor loading-nya sebagimana ditampilkan dalam Tabel 4 danGambar 2. Oleh karena tidak terdapat nilai faktor loading < 0,50, dengan demikian semua indikator reflektif telah memiliki validitas yang baik. Setelah melalui teknik bootstrap, tampak bahwa seluruh indikator dapat menjelaskan konstruk terkait secara signifikan, sebagaimana ditampilkan dalamTabel 4danGambar 3. Hasil Uji Reliabilitas dengan composite reliability menunjukkan bahwa seluruh konstruk
GDODP SHQHOLWLDQ LQL PHPLOLNL UHOLDELOLWDV \DQJ EDLN GHQJDQ QLODL \DQJ GDSDW
diamati padaTabel 4.
P
R
A
0.87910.8791N
Pengujian Model Struktural (Inner Model Test). Hasil olah data dengan menu
PLS Algoritma memberikan nilai R2 untuk konstruk Perceived Behavioral Control
(=PBC) sebesar 41,33%; konstruk Subjective Norm (=SN) sebesar 45,50%; konstruk Behavioral Attitude(=BA) sebesar 57,65%; konstrukWillingness(=W) sebesar 76,47%
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa: a) konstruk ER mampu menjelaskan secara
moderat atas variabilitas konstruk endogen PBC, SN, BA; b) konstruk PBC, SN, BA,
dan PU mampu menjelaskan secara baik terhadap variabilitas konstruk endogen W.
Tabel 4danGambar 2menampilkan nilai R2dari setiap konstruk terkait.
Pengujian Hipotesis Satu. Nilai original sample (path coefficient) sebesar 0,6429
menandakan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif. Nilai t-statistik sebesar
11,0851 signifikan pada p < 0,01. Secara statistik, penelitian ini berhasil menolak H0.
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Benford,et al. (2009). Dengan terdukungnya H1 maka penelitian ini berhasil secara signifikan memprediksi bahwa Enabling
Resources berpengaruh positif terhadap Perceived Behavioral Control akuntan publik terkait penyediaan jasaContinuous Online Auditing.
Pengujian Hipotesis Dua. Nilai original sample (path coefficient) sebesar 0,6746 menunjukkan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif. Nilai t-statistik sebesar 8,9834 signifikan pada p < 0,01. Secara statistik, cukup bukti untuk menolak H0. Hasil
ini konsisten dengan hasil penelitian Benford, et al. (2009). Dengan terdukungnya H2
maka penelitian ini mampu memprediksi secara signifikan bahwa Enabling Resources
berpengaruh positif terhadap Subjective Norm akuntan publik terkait penyediaan jasa
Continuous Online Auditing.
Pengujian Hipotesis Tiga. Nilai original sample (path coefficient) sebesar 0,7593 menunjukkan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif. Nilai t-statistik sebesar 15,6420 signifikan pada p < 0,01. Secara statistik, penelitian ini berhasil menolak H0.
Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Benford,et al. (2009). Dengan terdukungnya H3 maka penelitian ini berhasil secara signifikan memprediksi bahwa Enabling
Resources berpengaruh positif terhadap Behavioral Attitude akuntan publik terkait penyediaan jasaContinuous Online Auditing.
Pengujian Hipotesis Empat. Nilai original sample (path coefficient) sebesar 0,2035 menunjukkan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif. Nilai t-statistik sebesar 2,2801 signifikan pada p < 0,05. Secara statistik, cukup bukti untuk menolak
n Hip
n H
kkan kau kkan kau 420 sign 420 sign Hasil ini Hasil ini H H33
O
F
erh erh
ne Auditine Audit
ott
K
U
R
N
IA
W
A
N
ting
ting..
nal samp
nal samp
onstruk onstruk Secara sta Secara st nelitian B nelitian pu mempu memp adap adap
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
en W. en W.sebesar 0, sebesar
t-statistik t-statist
ni berhasil ni berha
K
R
009). Den 009). De mempredi mempre
Behaviora
Behavio
H0. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Benford, et al. (2009). Dengan
terdukungnya H4 maka penelitian ini mampu memprediksi secara signifikan bahwa
Perceived Behavioral Control berpengaruh positif terhadapWillingness akuntan publik untuk memberikan jasaContinuous Online Auditing.
Pengujian Hipotesis Lima. Nilaioriginal sample (path coefficient) sebesar 0,1743 menandakan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif. Nilai t-statistik sebesar 2,2613 signifikan pada p < 0,05. Secara statistik, cukup bukti untuk menolak H0. Hasil
ini konsisten dengan hasil penelitian Benford, et al. (2009). Dengan terdukungnya H5
maka penelitian ini mampu memprediksi secara signifikan bahwa Subjective Norm
berpengaruh positif terhadap Willingness akuntan publik untuk memberikan jasa
Continuous Online Auditing.
Pengujian Hipotesis Enam. Nilaioriginal sample(path coefficient) sebesar 0,3913 menandakan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif. Nilai t-statistik sebesar 6,2326 signifikan pada p < 0,01. Secara statistik, cukup bukti untuk menolak H0. Hasil
ini konsisten dengan hasil penelitian Benford, et al. (2009). Dengan terdukungnya H6
maka penelitian ini mampu memprediksi secara signifikan bahwa Behavioral Attitude
berpengaruh positif terhadap Willingness akuntan publik untuk memberikan jasa
Continuous Online Auditing.
Pengujian Hipotesis Tujuh. Nilaioriginal sample(path coefficient) sebesar 0,2110 menandakan kausal prediktif antar konstruk bersifat positif. Nilai t-statistik sebesar 2,4919 signifikan pada p < 0,01. Secara statistik, cukup bukti untuk menolak H0. Hasil
ini konsisten dengan hasil penelitian Omoteso, et al. (2008). Dengan terdukungnya H7
maka penelitian ini mampu memprediksi secara signifikan bahwaPerceived Usefulness
berpengaruh positif terhadap Willingness akuntan publik untuk memberikan jasa
Continuous Online Auditing.
Rekapitulasi seluruh hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dapat disimak pada
Tabel 5, serta Gambar 2 & 3. Besaranoriginal sample yang mencerminkan nilaipath coefficient dalam asosiasi kausal antar konstruk pada Tabel 5 dapat diamati pada Gambar 2, yang memuat output menu PLS Algoritma. Sedangkan nilai t-statistik dari setiap original sample pada Tabel 5, dapat ditelusuri pada Gambar 3, yang memuat output menubootstrap.
P
R
O
P
E
R
T
Y
ian inan ruh pos ruh pos
tinuous Oinuous O
Reka Reka
Tab Tab
O
F
a p a gan hasi gan has
m
K
U
R
N
IA
W
A
N
et alt al. (2. ( secara si secara si
gnessness aka
uh
uh. Nilai. Nilai iktif antaktif ant < 0,0 < 0,0
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
Hasil Hasil ungnya Hngnya
bjective N
bjective
memberi membe
coefficien
coeffici
positif. Nositif. N kup bukt kup buk
0
C
A
Tabel 5
Rangkuman Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis C a u s a l P r e d i k t i v e a n t a r K o n s t r u k
Original
Sample t – statistik Hasil Uji Hipotesis
H1 (5ĺ3%& Menolak H0
H2 (5 ĺ 61 Menolak H0
H3 (5ĺ%$ Menolak H0
H4 3%&ĺ: Menolak H0
H5 61ĺ: Menolak H0
H6 %$ĺ: Menolak H0
H7 38ĺ: Menolak H0
Note: ** t-stat > 1,96, sig. pada p < 0,05; *** t-stat > 2,58, sig. pada p < 0,01
SIMPULAN DAN SARAN
Dengan ditolaknya H0pada hipotesis H1, H2, H3, H4, H5, H6, serta H7, maka secara
empiris hasil penelitian ini telah berhasil memprediksi bahwa konstruk enabling resources, memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap konstruk perceived behavioral control; subjective norm; maupun behavioral attitude. Disamping itu, penelitian juga dapat memprediksi bahwa konstruk perceived behavioral control;
subjective norm; serta behavioral attitude memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap konstrukwillingnessakuntan publik untuk memberikan jasacontinuous online auditing. Terdukungnya H1, H2, H3, H4, H5, H6, serta H7, mengindikasikan bahwa
rumusan masalah dan tujuan penelitian ini dapat terverifikasi.
Penelitian ini tidak luput dari sejumlah hal yang menjadi limitasi penelitian ini yaitu: a) Tidak seperti Covariance-Based SEM pada umumnya, teknik partial least square tidak menuntut data harus normal, sehingga uji normalitas data pun tidak dilakukan terhadap data sampel yang berjumlah relatif sedikit (N= 70). Oleh sebab itu, tidak menutup kemungkinan bahwa data yang telah diolah tersebut ternyata tidak normal; b) Penelitian ini tidak menerapkan pola klaster untuk responden pada KAP big-four dan non big-four; c) Selaras dengan yang dikemukakan Ghozali (2011), oleh karena penelitian ini menggunakan teknik PLS, maka hasil yang diperoleh hanya sebatas mampu memprediksi saja, dan belum pada tahap dapat mengkonfirmasi teori; d) Penelitian ini tidak memperhitungkan non response-bias test.
Relatif sulitnya menemukan penelitian yang mengulas hubungan Continuous Online Auditing dengan aspek keperilakuan, memungkinkan hasil penelitian ini
berkontribusi memberi ruang pengetahuan baru bagi penelitian akuntansi, khususnya
P
R
O
P
E
R
T
Y
hadap had nutup k nutup k al;
al;b) Peb) Pe
fourour dandan karen kare
O
F
ti ti nuntut d nuntut
p da p da
K
U
R
N
IA
W
A
N
onstruknstruk memilik memilik publik un publik u H
H33, H, H44
enelitiannelitian uput dar uput dar
Covar
Covar
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
0
0
L
A
, serta H , serta H7
bahwa kahwa n terhadapterhad
havioral
haviora
pada bidang auditing dan juga akuntansi keprilakuan. Bagi praktisi akuntan publik, hasil
penelitian ini berkontribusi setidaknya sebagai rujukan dalam menyikapi fenomena
Continuous Online Auditingsebagai suatu peluang dan/atau tantangan bisnis.
Belum adanya penelitian dengan topik sejenis di Indonesia, memberi keleluasaan
dalam riset melalui replikasi dan/atau adaptasi dengan tetap menggunakan teknik PLS
yang tergolong dalam pendekatan Component-based SEM. Upaya menambah data
sampel ke tingkat yang memadai sehingga memungkinkan pengolahan data dan
pengujian hipotesis dengan pendekatanCovarian-Based SEM. Karakteristik yang tentu
saja berbeda antara KAP big-four dan non big-four, menyebabkan perlunya dilakukan
klasterisasi responden pada penelitian lanjutan guna memperoleh data persepsi perilaku
akuntan publik yang lebih segmented dan representatif. Penelitian selanjutnya dapat
menyertakan dan mengeksplorasi konstruk-konstruk lain dalam ranah Technology
Acceptance Model seperti: perceived ease of use, behavioral intention, sebagai faktor
anteseden terhadap konstruk kesediaan akuntan publik memberi layanan continuous
online auditing. Sedemikian canggihnya teknologi informasi berdampak pada praktik
audit seyogyanya tidak menafikan faktor resiko. Oleh karena itu, pada penelitian
selanjutnya, perlu mempertimbangkan issu perceived risks (seperti: performance risk;
strategic risk; financial risk) sebagai konstruk anteseden terhadap konstruk kesediaan
akuntan publik memberi layanancontinuous online auditing.
P
R
O
P
E
R
T
Y
O
F
K
U
R
N
IA
W
A
N
ologi inf ologi inr resiko. r resiko.
n issuissu pep
gai kons gai kons
an ancontinconti
T
J
A
K
R
A
W
A
L
A
,
a dan a danyang tentu yang te
unya dilak unya dila
a persepsi a persep
itian selan itian se
dalam r dalam
vioral intioral in
blik mem blik m
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and Human Dcision Processes,50, 179–211.
Ashcroft, P.A., & Smith, L.M. (2010). Real value for real-time accounting and reporting. Internal Auditing,25(5),20–27.
Benford, T., Lynch, A.L., & Flagg, J.C. (2009). Independent auditor’s willingness to provide continuous auditing service: a theory of planned behavior approach. Working Paper, 1–46. (retrieved at http://business.fiu.edu/soa/lectures/2009_ 2010/docs/Lynch_ContinuousAuding_TPB_Lynch.pdf)
Chin, W.W. (1998). The partial least squares approach for structural equation modeling. In G.A. Marcoulides (Ed.), Modern Methods for Business Research. London: Lawrence Erlbaum Associates, 295–336.
& Newsted, P.R. (1999). Structural equation modeling analysis with small
samples using partial least squares. In R.H. Hoyle (Ed.), Statistical Strategies for Small Sample Research(pp.307–341).Thousand Oaks, C.A.: Sage Publications. Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of
information technology.MIS Quarterly,13(3), 319–340.
Ghozali, Imam. (2011).Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square(Edisi Ketiga). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. H.M., Jogiyanto. (2010).Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman(Edisi Pertama). Yogjakarta: BPFE.
Lyons, J.S.(2009). Communimetrics: A Communication Theory of Measurement in Human Service Settings. New York: Springer.
McBride, Dawn M. (2010). The Process of Research in Psychology. Thousand Oaks,
C.A.: Sage Publications.
Omoteso, K., Patel, A., & Scott, P. (2008). An investigation into the application of continuous online auditing in the U.K. The International Journal of Digital Accounting Research (8),23–44.
Rezaee, Z., Sharbatoghlie, A., Elam, R., & Mcmickle, P.L. (2002). “Continuous Auditing: Building Automated Auditing Capability”, Auditing: A Journal of Practice Theory,21(1), 147–164.
Sirkin, R. Mark (2006). Statistics for the Social Sciences. (3rd ed.). Thousand Oaks, C.A.: Sage Publications.
Tenenhaus, M., Vinzi, V.A., Chatelin, Y-M, & Lauro, C. (2005). PLS path modeling.
Computational Statistics and Data Analysis, 48(1), 159–205.
Vanderstoep, S.W. & Johnston, D.D. (2009). Research Methods for Everyday Life: Blending Qualitative and Quantitative Approaches. San Fransisco: John Wiley & Sons, Inc.
Venkatesh, V. & Davis, F.D. (2000). A theoretical extension of the technology acceptance model: four longitudinal field studies. Management Science, 46 (2),
186–204.
Warren, J. D. & Smith, L.M. (2006). Continuous auditing: an effective tool for internal auditors.Internal Auditing,21 (2),27–35.
: BuB