• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI HARGA KUALITAS PELAYAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI HARGA KUALITAS PELAYAN"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI HARGA, KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DALAM

MEMBENTUK LOYALITAS PELANGGAN

(Studi Kasus pada Bus Pariwisata PO Putra Remaja)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persayaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Manajemen Univeristas Mercu Buana Jakarta

Nama : Nurlaela

NIM : 43114110201

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

(2)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurlaela

NIM : 43114110201

Program Studi : S 1 Manajemen

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah mumi hasil karya sendiri apabila saya mengutip dari

hasil karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbemya sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. Saya bersedia dikenai sanksi pembatalan skripsi ini apabila terbuki melakukan

tindakan plagiat (penjiplakan).

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Jakarta, Februari 2017

Nurlaela

NIM : 43114110201

(3)
(4)

This study aimed to analyze the influence of the perception of price and quality of service to customer satisfaction in the form of customer loyalty. Research type used is explanatory research (explanatory research) with quantitative approach. A sample of 125 respondents who are Customer PO Putra Remaja Tourism Bus using purposive sampling technique. Analysis of the data used is descriptive analysis and path analysis (path analysis). The results showed that: Service Quality variable direct and significant impact on the variable satisfaction; Service Quality variable direct and significant impact on the Customer Satisfaction; Perception variable price direct and significant impact on the Quality of Customer; Customer Satisfaction variables not significant effect on Customer Loyalty; Service Quality variable direct and significant impact on the Customer Loyalty. Accordingly, you should Putra Youth Tourism Bus PO Putra Remaja Jakarta continues to improve service quality. It will be able to influence customer satisfaction and make customers become loyal.

Keywords: Price, Quality of Service, Service Satisfaction, Customer Loyalty

(5)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dalam membentuk loyalitas pelanggan. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Sampel sebanyak 125 responden yang merupakan Pelanggan Bus Pariwisata PO Putra Remaja dengan menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap variabel Kepuasan; variabel Kualitas Pelayanan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan; variabel persepsi harga berpengaruh langsung dan signifikan terhadap kualitas pelanggan; variabel kepuasan pelanggan berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan; variabel kualitas pelayanan berpengaruh langsung dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. dengan demikian, sebaiknya bus pariwisata po putra remaja jakarta terus meningkatkan kualitas pelayanan. hal tersebut akan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan dan membuat pelanggan menjadi loyal.

Kata Kunci : Harga, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelayanan, Loyalitas Pelanggan

(6)

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Pengaruh Persepsi Harga, Kualias Pelayanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan Dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan Pada Penumpang Bus

Pariwisata PO Putra Remaja”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univeristas Mercu Buana.

Penulis menyadari sebagai manusia biasa dalam penelitian ini tidak lepas

dari kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta

pengalaman. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan

dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak, khususnya Bapak Dudi

Permana, MM.,Ph.D, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat, pengetahuan dan petunjuk yang sangat

bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis haturkan puji syukur atas

bantuan Tuhan YME yang telah mencurahkan anugerahnya dan ingin berterima

kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

terutama kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Arissetyanto Nugroho, MM selaku Rektor Universitas

Mercu Buana

2. Bapak Dr. Harnovinsah,Ak.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Mercu Buana

3. Bapak Dudi Permana, MM, Ph.D selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana

4. Bapak M. Soelton Ibrahem, S.Psi., MM selaku Sekretaris 1 Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana

(7)

5. Ibu Ryani Dhyan Parashakti, SE,MM selaku Sekretaris 2 Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana

6. Bapak Dudi Permana, MM, Ph.D selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyusun penelitian ini dari awal sampai

akhir penelitian ini selesai

7. Orang tua tercinta Bapak Ardawih dan Ibu Rohimah serta Suami Tercinta

Ibad Rachman Kamal yang telah memberikan doa, semangat dan

dukungan hingga menginpirasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat Seperjuangan ku Sari, Rina, Viviola, Gracia, Feby, ana, Vega

Hala dan Nicky dari D3 konversi tahun 2014 di Universitas Mercu Buana

kampus Menteng yang telah memberikan dukungan, semangat, bantuan,

serta bertukar pikiran dalam proses pembelajaran dan penyusunan skripsi

ini

9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima

kasih atas bantuan, motivasi serta doanya

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat dan

dapat menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada

umumnya. Akhir kata dengan segala ketulusan dan kerendahan diri, penulis

mohon maaf apabila ada kesalahan dan kelemahan dalam skripsi ini.

Jakarta, Maret 2017

Nurlaela

(8)

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...1

B. Rumusan Masalah Penelitian ...12

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian ...13

1. Tujuan Penelitian ...13

2. Kontribusi Penelitian ...13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKAN PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ...15

1. Manajemen Pemasaran ...15

2. Loyalitas Pelanggan ...15

3. Persepsi Harga ...24

4. Kualitas Pelayanan ...29

5. Kepuasan Konsumen ...32

6. Hubungan Antara Persepsi Harga terhadap Kepuasan Pelanggan ...43

(9)

7. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan terhadap

Kepuasan Pelanggan ...44

8. Hubungan Antara Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan ...45

9. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan ...46

10. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan ...46

11. Penelitian Terdahulu ...47

B. Kerangka Pemikiran Teoritis ...47

C. Hipotesis ...50

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ...51

B. Desain Penelitian ...51

C. Definisi Operasional Variabel ...52

D. Populasi dan Sampel Penelitian ...57

E. Teknik Pengumpulan Data ...59

F. Metode Analisis ...60

G. Teknik Pengolahan Data ...79

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ...64

B. Analisis Karakterisitik Profil Responden ...67

1. Deskripsi Responden Menurut Jenis Kelamin ...67

2. Deskripsi Responden Menurut Usia ...68

3. Deskripsi Responden Menurut Pendidikan ...70

4. Deskripsi Responden Menurut Jenis Pekerjaan ...71

5. Deskripsi Responden Menurut Pendapatan ...72

C. Analisis Karakteristi Jawaban Kuesioner ...74

(10)

1. Karakteristik Kuisioner Berdasarkan

Variabel Persepsi Harga ...74

2. Karakteristik Kuisioner Berdasarkan Variabel Kualitas Pelayanan ...75

3. Karakteristik Kuisioner Berdasarkan Variabel Kepuasan Pelanggan ...76

4. Karakteristik Kuisioner Berdasarkan Variabel Loyalitas Pelanggan ...76

D. Metode Analisis Data ...77

1. Evaluasi Measurement Model (Outer Model) ...77

a. Hasil Uji Validitas ...78

1) Hasil Uji Convergent Validity...79

2) Hasil Uji Discriminant Validity ...79

2. Evaluasi Structural Model (Inner Model) ...87

a. Hasil Uji Nilai R-Square (R2) ...87

b. Hasil Uji Nilai Predictive Relevance (Q2) ...88

c. Hasil Uji Nilai Goodness of Fit (Gof ...89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...97

B. Saran ...98

1. Praktis ...99

2. Teoritis ...99

DAFTAR PUSTAKA ...100

LAMPIRAN ...101

(11)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Tabel Perkembangan Jumlan Transport Darat

Dirinci Menurut Jenisnya Tahun 2010 - 2014 ...4

1.2 Tabel Daftar Top 10 Perusahaan Otobus Di Indonesia Tahun 2015 ...5

1.3 Tabel Data Jumlah Armada Bus PO Putra Remaja...7

1.4 Tabel Data Penjualan Bulanan PO Putra Remaja tahun 2013 – 2015...8

1.5 Tabel Data Member PO Putra Remaja ...10

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ...47

3.1 Tabel Variabel, Dimensi, Indikator Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan ...54

3.2 Tabel Cara Menghitung Sampel ...58

4.1 Tabel Responden Menurut Jenis Kelamin ...67

4.2 Tabel Deskripsi Responden Menurut Usia ...68

4.3 Tabel Deskripsi Responden Menurut Pendidikan ...69

4.4 Tabel Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan ...71

4.5 Tabel Deskripsi Responden Menurut Pendapatan ...72

4.6 Tabel Statistik Deskriptif Variabel Persepsi Harga ...73

4.7 Tabel Statistik Deskriptif Variabel Kualitas Pelayanan ...74

4.8 Tabel Statistik Deskriptif Variabel Kepuasan Pelanggan ...75

4.9 Tabel Statistik Deskriptif Variabel Loyalitas Pelanggan ...75

4.10 Tabel Hasil Uji Convergent Validity ...78

4.11 Tabel Hasil Uji Construct Reliability dan Validity ...80

4.12 Tabel Hasil Uji Convergent Validity (Cross Loading) ...81

4.13 Tabel Hasil Uji Construct Discriminant Validity (Fornell Larcker Criterion) ...82

4.14 Tabel Hasil Uji Discriminant Validity (Modifikasi) ...84

4.15 Tabel Hasil Uji Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha ...85

(12)

4.17 Tabel Hasil Uji Nilai R-Square (R2) ...86

4.18 Tabel Hasil Uji Hipotesis ...89

(13)

No. Keterangan Halaman

1.1 Grafik Penjualan bulanan PO Putra Ramaja Th. 2013 – 2015...9

(14)

No. Keterangan Halaman

2.1 Gambar Kepuasan Pelanggan ...33

2.2 Gambar Tingkat Kepuasan Konsumen ...38

2.3 Gambar Kerangka Pemikiran Hipotesis ...46

4.1 Gambar Struktur Organisasi ...66

4.2 Gambar Proporsi Responden Menurut Jenis Kelamin ...67

4.3 Gambar Proporsi Responden Menurut Usia ...68

4.4 Gambar Proporsi Responden Menurut Pendidikan...70

4.5 Gambar Proporsi Responden Menurut Pekerjaan ...71

4.6 Gambar Proporsi Responden Menurut Pendapatan ...72

4.7 Uji Convergent Validity ... 78

4.8 Hasil Uji Discriminant Validity (Fornell Larcker Criterion) ....82

4.9 Hasil Uji Discriminant Validity (Modifikasi) ...84

4.10 Hasil Uji Bootstrapping ...91

(15)

Keterangan Halaman

Lampiran 1 Kuisioner ...101

Lampiran 2 Hasil Kuisioner ...105

(16)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini sektor ekonomi dalam bidang pariwisata sangat berkembang

pesat dan menjadi sorotan bagi pemerintah Indonesia. Hal ini disebabkan karena

sektor pariwisata menjadi pemasukan devisa yang cukup besar bagi Negara di

luar non migas yang nantinya dapat menunjang pertumbuhan perekonomian

Indonesia, memberikan lapangan kerja, memperluas kesempatan usaha dan lain

sebagainya. Untuk meningkatkan pariwisata, diperlukan suatu penanganan

khusus dan juga diperlukan suatu manajemen yang baik (Alma, 2005)

Menurut Undang - undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan dijelaskan bahwa industri pariwisata adalah kumpulan usaha

pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa

bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

Usaha – usaha pariwisata yang dimaksudkan adalah daya tarik wisata, kawasan

wisata, jasa transportasi wisata, jasa perjalanan wisata, jasa makanan dan

minuman, penyediaan akomodasi, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan

rekreasi, usaha jasa impresariat, penyelenggaran pertemuan perjalanan insentif

konferensi dan pameran, jasa informasi pariwisata, jasa konsultasi pariwisata,

jasa pramuwisata, wisata tirta dan spa. Dalam perkembangan kepariwisataan

Indonesia tentu diikuti dengan perkembangan usaha - usaha industri pariwisata,

salah satunya adalah penyedia jasa transportasi. Penyedia transportasi adalah

(17)

usaha yang menyediakan pelayanan jasa angkutan yang nyaman dan aman.

Usaha penyedia transportasi dapat berupa pesawat, kapal laut, rental mobil, bus,

dan kereta api. Jasa transportasi sektor darat memiliki jumlah konsumen tertinggi

dibanding transportasi udara dan laut (dephub.go.id , 2013)

Di dalam aspek perekonomian, transportasi memiliki pengaruh yang sangat

besar. Semakin berkembangnya perekonomian menuju arah globalisasi menuntut

sebagian masyarakat melakukan mobilitas yang sangat tinggi, sehingga

masyarakat akan semakin jeli menentukan pilihannya. Banyak perusahaan

transportasi yang menawarkan dan berusaha merebut minat konsumen untuk

menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan dari sebuah perusahaan

transportasi. (Sayna, 2013)

Salah satu sarana transportasi yang masih banyak digunakan masyarakat

indonesia yakni bus, yang menawarkan berbagai alternatif jurusan. Alasan

memilih bus karena harga tiket yang masih terjangkau jika dibandingkan dengan

alat transportasi darat lainya, (Mardikawati dan Farida, 2013).Semakin ketatnya

persaiangan diantara perusahaan - perusahaan seperti saat ini, mau tidak mau

membuat manajemen perusahaan harus lebih cermat dalam menentukan

strateginya dalam bersaing dengan kompetitior ( Pradika, 2013 ).

Untuk mendapatkan loyalitas pelanggan perusahaan perlu melakukan

strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempengaruhi loyalitas pelanggannya.

Faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan dalam menggunakan jasa

transportasi, diantaranya adalah kualitas pelayanan yang diberikan, kepuasan yang

(18)

(2005), kualitas layanan atau kualitas jasa merupakan ukuran seberapa bagus

tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

Menurut Parasuraman dkk (dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2006) terdapat lima

dimensi dalam kualitas jasa yaitu berwujud (tangible), keandalan (reliability),

ketanggapan (responsiveness), jaminan dan kepastian (assurance), empati

(emphaty).

Loyalitas konsumen juga dapat terbentuk dari kepuasan yang dirasakan

oleh konsumen. Kotler dan Keller (2008), menyatakan bahwa kepuasan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingan

kinerja (atau hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang

diharapan. Dengan kata lain, seseorang merasa puas apabila hasil yang didapat

minimal mampu memenuhi harapannya sedangkan seseorang merasa tidak puas

apabila hasil yang didapat tidak mampu memenuhi harapannya. Kepuasan yang

dirasakan seseorang akan memberikan dampak terhadap perilaku penggunaan

kembali secara terus menerus sehingga terbentuklah loyalitas.

Selain itu, nilai yang dipikirkan pelanggan juga akan memberikan

pengaruh terhadap keloyalan seorang pelanggan terhadap produk atau jasa yang

digunakannya. Nilai yang dipikirkan pelanggan adalah selisih antara evaluasi

calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan

alternatif – alternatif lain yang dipikirkan (Kotler, 2006). Apabila nilai yang

ditawarkan suatu perusahaan relatif lebih tinggi dari pesaing akan mempengaruhi

tingkat loyalitas konsumen, semakin tinggi persepsi harga yang dikeluarkan oleh

(19)

(Alida, 2007). Untuk membentuk loyalitas pelanggan yang tinggi, maka suatu

perusahaan harus mampu memberikan nilai pelanggan yang tinggi pula.

Sarana transportasi yang memadai sejalan dengan mobilitas penduduk

yang semakin tinggi. Terlihat pada tabel dibawah ini, periode 2010 – 2014,

terdapat peningkatan jumlah kendaraan yang cukup tinggi yaitu 10,39% per

tahun. Peningkatan jumlah kendaraan terjadi pada semua jenis kendaraan setiap

tahunnya. Kenaikan jumlah kendaraan yang cukup tinggi terjadi pada sepeda

motor 11,08% pertahun diikuti kemudian oleh mobil penumpang, mobil barang

dan bis masing – masing 9,11% , 7,39%, dan 1,61% per tahun (bps, 2014)

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Transportasi Darat

Dirinci Menurut Jenisnya Tahun 2010 – 2014

Jenis Pertumbuhan

Kendaraa 2010 2011 2012 2013 2014 Pertahun

n (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Mobil

Penumpang 8.891.041 9.548.866 10.432.259 11.484.514 12.599.038 9.11

Bus 2.250.109 2.254.406 2.273.821 2.286.309 2.398.846 1.61

Mobil

Barang 4.687.789 4.958.738 5.286.061 5.615.494 6.235.136 7.39 Sepeda

Motor 61.078.188 68.839.341 76.381.183 84.732.652 92.976.240 11.08

Jumlah 76.907.127 85.601.351 94.373.324 104.118.969 114.209.260 10.39

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Transportasi Darat 2014

Dari Tabel 1.1 di atas disimpulkan bahwa transportasi sangat dibutuhkan

untuk menjamin terselenggaranya mobilitas penduduk maupun barang, sebagai

bagian dari sistem perekonomian. Perusahaan yang memberikan operasi jasa

(20)

atau tidak berwujud, seperti transportasi, hiburan, restoran dan pendidikan.

(Putri, 2010)

Untuk menunjang bisnis pariwisata maka dibutuhkan unit bus untuk

mengangkut para wisatawan agar lebih mempermudah perjalanan menuju tempat

wisata yang dituju, maka semakin banyak perusahaan - perusahaan baru yang

bermunculan dan bergerak dalam industri yang sama (Mardikawati dan Farida,

2013), hal tersebut dikarenakan adanya permintaan pasar yang menjanjikan.

Sebagaimana tabel di bawah ini memperlihatkan bahwa banyak perusahaan-

perusahaan yang terlibat dalam perusahaan otobus, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.2

Daftar Top 10 Perusahaan Otobus Di Indonesia Tahun 2015

NO NAM A PERUSAHAAN OTOBUS JUM LAH HASIL WAWANCARA KEPUASAN PELANGGAN (%)

1 PO Bejeu 92%

2 PO Raya 90%

3 PO Haryanto 82%

4 PO Putra Remaja 80%

5 PO NPM 75%

6 PO Kramat Djati 71%

7 PO Maju Lancar 68%

8 PO Shantika 59%

9 PO Gajah Mungkur 52%

10 PO Bandung Express 41%

Sumber : Bismania.com 2015

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, maka dapat diketahui bahwa persaingan

yang tarjadi antara perusahaan otobus di Indonesia cukup kompetitif. Data di

atas menunjukkan perkembangan pada perusahaan otobus putra remaja di

(21)

PO Putra Remaja dengan presentase hasil wawancara kepuasan pelanggan 80%

jumlah presentase paling banyak yaitu mencapai 92%, peringkat kedua dimiliki

oleh PO Raya dengan jumlah presentase sebanyak 90% dan disusulpada

peringkat ketiga oleh PO Haryanto 82%. Dari beberapa peringkat perusahaan

otobus yang ada, Hal ini menunjukkan tingginya perkembangan pangsa pasar

perusahaan otobus yang ada di Indonesia.(bismania.com, 2015).

Tingkat persaingan antar perusahaan semakin tinggi dan ketat, keadaan

tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk

mempertahankan kelangsungan hidup. Syarat yang harus dipenuhi suatu

perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan

untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono,2005). Signifikasi

loyalitas pelanggan sangat terkait dengan kelangsungan perusahaan dan terhadap

kuatnya pertumbuhan perusahaan dimasa datang, oleh karena itu mempertahankan

pelanggan yang ada saat ini lebih penting dibanding strategi agresif seperti

memperluas ukuran pasar dengan menggaet konsumen potensial (Lupiyoadi dan

Hamdani, 2006).

Salah satu perusahaan otobus dari Yogyakarta adalah Bus Putra Remaja,

dimana merupakan sarana transportasi yang sudah berdiri sejak tahun 1980, dan

setelah hampir berumur 30 tahun perusahaan otobus ini terus berkembang hingga

saat ini telah menjadi perusahaan Otobus terbesar di Yogyakarta. Pada saat awal

berdiri, PO Putra Remaja hanya melayani trayek bus malam, dengan modal awal

4 unit Bus dengan trayek pertama Jogja – Jakarta, sampai saat ini rute yang

(22)

provinsi sampai antar kota antar provinsi. Dengan armada Longchasis mesin

rangka dan karoseri terbaru PO Putra Remaja terus berusaha meningkatkan

kualitas layanan transportasi bus malam juga bus siang.

Seiring perkembangan sarana transportasi yang begitu besar, maka

PO Putra Remaja juga menyediakan bus pariwisata dengan armada bus medium

AC dan bus medium non AC serta armada bus pariwisata besar AC. Berikut

merupakan tabel jumlah bus yang dimilki oleh PO Putra Remaja

Tabel 1.3

Data Jumlah Armada Bus Po Putra Remaja

Jenis Armada Bus Jumlah Bus

Bus SCANIA 2 unit

Bus Mercedes-Benz OH-1526 2 unit

Bus Mercedes-Benz OH-1525 2 unit

Bus Mercedes-Benz OH-1521 4 unit

Bus HINO RK8/ R260 2 unit

Sumber: PO Putra Remaja, 2015

Dari Tabel 1.3 di atas terlihat bahwa PO Putra Remaja memiliki total 12

armada bus. Pada setiap jenis bus yang disewakan, PO Putra Remaja menerapkan

tarif harga sesuai dengan kondisi dan tujuan yang dipesan oleh pelanggan.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan dengan wawancara terhadap sejumlah

penumpang pelanggan Bus Pariwisata Putra Remaja juga dari data yang ada,

diketahui bahwa dari sekian banyak penumpang yang menjadi konsumen

(23)

Pariwisata Putra Remaja. Adapun beberapa jenis keluhan dari seperti segi

pelayanan dan juga berkaitan dengan persepsi atas harga yang dicantumkan pada

tarif penumpang Bus Pariwisata Putra Remaja.

Berikut ini merupakan data penjualan bulanan pada tahun 2013 sampai tahun

2015 beserta grafiknya.

Tabel 1.4

Data Penjualan Bulanan Po Putra Remaja di Tahun 2013 – 2015

(Dalam Rupiah)

Bulan 2013 2014 2015

Januari 170.300.400 145.478.500 154.812.500

Februari 123.762.500 137.813.500 142.706.500

Maret 92.613.100 100.793.550 100.954.700

April 101.857.250 91.260.400 92.030.100

Mei 96.137.800 90.657.700 92.174.500

Juni 93.108.500 96.145.800 99.069.350

Juli 92.019.350 97.342.150 148.551.700

Agustus 143.700.500 136.869.600 141.210.800

September 99.589.700 102.983.000 112.367.400

Oktober 91.057.100 94.206.500 94.100.150

Nopember 90.383.950 90.100.250 88.026.450

Desember 113.744.250 110.653.200 108.997.550

Jumlah 1.308.274.400 1.294.304.150 1.375.001.700

(24)

200000000

180000000

160000000

140000000

120000000

100000000

80000000

60000000

40000000

20000000

0

2013

2014

2015

Grafik 1.1

Grafik Pe njualan Bulanan Po Putra Remaja Tahun 2013 - 2015

Dari grafik 1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa ketidak puasan konsumen dalam

bentuk complain tersebut tentu menjadi catatan negative yang jika tidak segera

diatasi akan dapat berakibat pada menurunnya konsumen dan secara tidak

langsung akan mengancam kelangsungan usaha.

Dalam upayanya mempertahankan pelanggan, PO Putra Remaja membuat

promo. Promo ini merupakan program keanggotaan atau member dipersembahkan

khusus untuk pelanggan setia PO Putra Remaja. Dengan bergabung menjadi

member Putra Remaja akan memperoleh berbagai fasilitas Khusus seperti

potongan harga 10%, bonus tiket gratis, bisa pesan tempat atau booking di hari

(25)

Tabel 1.4

Data Member Po Putra Remaja

NO ID KARTU NAMA TGL DAFTAR

1 1109001 PT SENTRA MULYA 29/09/2015

2 1109002 PT DWI WARNA 29/09/2015

3 1109003 IBAD RACHMAN 15/10/2015

4 1109004 WISRI PUJO 15/10/2015

5 1109005 DION PIYO PRAKOSO 15/10/2015

6 1109006 MAHMALIA 21/10/2015

7 1109007 ANDRI SURYADILAGA 27/10/2015

8 1109008 PT LUBUK MATA KUCING 27/10/2015

9 1109009 PT INDAH SEJAHTERA 28/10/2015

10 1109010 HENDRA 02/11/2015

11 1109011 HILMAN PRASETIO 03/11/2015

12 1109012 CM KUSUMA WARDHANI 04/11/2015

13 1109013 ANANDI IEDHA RETNANI 11/05/2015

14 1109014 YULITA NURIHAYATI 11/11/2015

15 1109015 ANANG ISTIADI 13/11/2015

16 1109016 DIENAR ROSMELATI 15/11/2015

17 1109017 MICHAEL MAWI

HARTANTO

16/11/2015

18 1109018 LANNY LANAWATI 19/11/2015

19 1109019 LIEM LUKAS BUDI

WIJAYA

23/11/2015

20 1109020 YOSI RIZKI KURNIA

PUTRI

26/11/2015

(26)

Berdasarkan tabel 1.4. dapat terlihat bahwa jumlah member PO Putra

Remaja bulan Desember 2015 berjumlah 20 perusahaan/orang. Jumlah pelanggan

yang mendaftar menjadi member tergolong tidak banyak padahal jumlah

pengguna PO Putra Remaja banyak dan terus meningkat dari tahun 2008 hingga

tahun 2015 . Hal ini mengindikasikan bahwa loyalitas pada pelanggan PO Putra

Mandiri tidak terlalu tinggi. Dengan kata lain, para pengguna PO Putra Remaja

masih ada kemungkinan untuk menggunakan bus selain PO Putra Remaja.

Sekarang ini banyak bermunculan Bus Pariwisata dengan konsep seperti

PO Putra Remaja, antara lain PO Bejeu, PO Raya, PO Haryanto dan masih banyak

lagi. Para pesaing tersebut menawarkan fasilitas yang tidak kalah menarik dengan

PO Putra Remaja, dan beberapa diantaranya sudah terkenal di area luar Jawa.

Semakin banyak bus pariwisata yang beroperasi membuat pelanggan memiliki

lebih banyak pilihan dalam menentukan jasa transportasi yang akan digunakan.

Pilihan bus yang banyak dengan fasilitas yang relatif sama akan membuat

pelanggan mudah beralih dari penyedia jasa satu ke yang lainnya. Untuk itu

manajemen PO Putra Remaja perlu melakukan upaya - upaya agar dapat menjaga

serta meningkatkan loyalitas para pelanggannya, yaitu dengan cara memberikan

pelayanan yang berkualitas tinggi, memperhatikan nilai pelanggannya, serta

membangun kepuasan pada pelanggannya. Dengan memiliki pelanggan yang

loyal akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan.(Agustin, 2013)

Berpijak pada uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul :“Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan dan Kepuasan

(27)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan data penjualan yang diperoleh

menunjukkan suatu masalah bahwa terjadi penurunan penjualan dalam kurun

waktu 2013 sampai tahun 2015 pada PO Putra Remaja, maka menyebabkan

berkurangnya keputusan pembelian. Dari masalah penelitian tersebut maka

dimunculkan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi harga

terhadap kepuasan pelanggan menggunakan bus pariwisata PO Putra Remaja?

2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh kualitas

pelayanan terhadap kepuasan pelanggan menggunakan bus pariwisata PO

Putra Remaja?

3. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh positif dan signifikan antara terhadap

loyalitas Pelanggan PO Putra Remaja.

4. Apakah Persepsi Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas

Pelanggan bus pariwisata PO Putra Remaja?

5. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas Pelanggan bus

(28)

C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis apakah pengaruh persepsi harga terhadap kepuasan

pelanggan.

2. Untuk menganalisis apakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pelanggan.

3. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh kepuasan pelanggan dalam

membentuk loayalitas pelanggan.

4. Untuk menganalisis apakah terdapat persepsi harga terhadap loayalitas

pelanggan.

5. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap

loayalitas pelanggan.

2. Kontribusi Penelitian

Kontribusi Penelitian ini juga diharapkan memiliki kontribusi teoritis dan

praktis sebagai berikut :

a. Kontribusi teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk penelitian -

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan keputusan pembelian, harga,

kualitas pelayanan dan kepercayaan. Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi dan tambahan informasi bagi penelitian dengan topik

(29)

b. Kontribusi praktis

1. Bagi Konsumen

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi konsumen

dengan mempertimbangkan faktor – faktor yang menguntungkan atau

merugikannya saat bertransaksi memilih jasa bus pariwisata yang nyaman

dengan harga yang baik.

2. Bagi Pelaku Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak PO Putra

Remaja dalam mengetahui faktor yang mempengaruhi loyalitas terhadap

perusahaan menggunakan bus pariwisata sehingga dapat digunakan sebagai

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Manajemen Pemasaran

Menurut Sofyan Assauri (2007) Manajeman Pemasaran adalah permintaan

atau pembelian harga dan merupakan alat analisis, perencanaan, penerapan, dan

pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pasar sasaran

dengan maksud untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh

laba.

2. Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas

suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu, menurut lovelock dan wright

(2005) loyalitas pelanggan adalah keputusan pelanggan untuk secara sukarela

terus berlangganan dengan perusahaan tertentu dalam jangka waktu yang lama.

Pelanggan yang setia pada merek tertentu cenderung terikat pada merek tersebut

dan akan membeli produk yang sama lagi sekalipun tersedia banyak alternatif

lainnya (Tjiptono, 2008).

Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah mimpi

semua pemasar (Putri,Arifin dan Wilopo, 2016) Mencari pelanggan baru

membutuhkan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan mempertahankan

pelanggan lama. Menurut Gramer dan Brown (2006) memberikan definisi

mengenai Loyalitas (loyalitas jasa), yaitu derajat sejauh mana seorang konsumen

menunjukkan perilaku pembelian berulang dari suatu penyedia jasa, memiliki

suatu desposisi atau kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan

(31)

hanya mempertimbangkan untuk menggunakan penyedia jasa ini pada saat

muncul kebutuhan untuk memakai jasa ini. Dari definisi yang disampaikan

Gramer dan Brown, konsumen yang loyal tidak hanya seorang pembeli yang

melakukan pembelian berulang, tetapi juga mempertahankan sikap positif

terhadap penyedia jasa.

Menurut Sutisna (2005) Loyalitas konsumen dapat dikelompokkan kedalam

dua kelompok yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store

loyalty). Loyalitas konsumen dapat didefinisikan sebagai “sikap menyenangi

terhadap suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten

terhadap merek itu sepanjang waktu”.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas pelanggan

adalah kesetiaan pelanggan secara sukarela atas berlangganan yang berulang –

ulang dari suatu produk, barang maupun jasa tertentuterhadap merek atau

produk itu dalam jangka waktu yang lama dan juga mempertahankan sikap

positif terhadap penyedia barang atau jasa.

Loyalitas pelanggan merupakan ukuran yang dapat diandalkan untuk

memprediksi pertumbuhan penjualan dan loyalitas pelanggan juga

dapatdidefinisikan berdasarkan perilaku pembelian yang konsisten

(Griffin,2005).

Berikut ini ada lima karakteristik loyalitas konsumen yang perludiperhatikan

yaitu :

a. Melakukan pembelian ulang secara teratur

Konsumen melakukan pembelian secara contineu pada suatu produk tertentu.

bahkan tidak hanya membeli tetapi mereka juga mengeluarkanuang tambahan

(32)

b. Membeli antarlini produk dan jasa

Konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapikonsumen juga

membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yangsama.

c. Mereferensikan kepada orang lain.

Dimana konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut(word of

mouth) berkenan dengan produk tersebut

d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

Konsumen menolak untuk menggunakan produk atau jasaalternatif yang

ditawarkan oleh pesaing. Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi

perusahaan, hal ini dapat dilihat berdasarkan karateristik yang dimilikinya.

Oleh karena itu, loyalitas konsumen merupakan suatu yang bisa diandalkan

untuk memprediksi pertumbuhan dimasa yang akan datang bagi suatu

perusahaan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas suatu merk. Faktor –

faktor tersebut merupakan variabel yang dipertimbangkan pelanggan dalam

mengkonsumsi suatu produk barang dan jasa. Menurut peneliti terdahulu

hadiyani (2010), pendekatan atas pengukuran loyalitas pelanggan terhadap suatu

merk didasarkan pada pembangunan loyalitas yang terdiri biaya peralihan,

kepuasan, rasa suka dan komitmet.

Signifikasi loyalitas pelanggan sangat terkait dengan kelangsungan

perusahaan dan terhadap kuatnya pertumbuhan perusahaan di masa datang, oleh

karena itu mempertahankan pelanggan yang ada saat ini lebih penting dibanding

strategi agresif seperti memperluas ukuran pasar dengan menggaet konsumen

potensial (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Kajian-kajian loyalitas pelanggan

(33)

pendekatan sikap, dan pendekatan terintegrasi (Lupiyoadi dan Hamdani,2006).

Pendekatan perilaku berfokus pada perilaku konsumen purnapembelian dan

mengukur loyalitas pelanggan berdasarkan tingkat pembelian (frekuensi dan

kemungkinan membeli lagi). Pendekatan sikap menyimpulkan loyalitas

pelanggan dari aspek keterlibatan psikologis, favoritisme, dan sense of goodwill

pada jasa tertentu. Sementara itu pendekatan terintegrasi mengkombinasikan dua

variabel untuk menciptakan sendiri konsep loyalitas pelanggan yaitu kombinasi

sikap senang pelanggan dan perilaku pembelian ulang.

Swastha (2008) menyatakan bahwa loyalitas merupakan kondisi

psikologis yang dapat dipelajari dengan pendekatan attitudinal sebagai

komitmen psikologis dan pendekatan behaviorial yang tercermin dalam perilaku

beli aktual.

Terdapat empat tahapan loyalitas berdasarkan pendekatan attitudinal dan

behaviorial yaitu :

1. Loyalitas Kognitif

Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan

basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada satu merek atas

merek lainnya. Jadi loyalitas hanya didasarkan pada kognisi saja.

Sebagai contoh, sebuah supermarket secara konsisten selalu menawarkan

harga yang lebih murah atau rendah dari pesaing. Informasi ini cukup

memaksa konsumen untuk selalu berbelanja di supermarket tersebut.

Apakah ini merupakan bentuk loyalitas yang kuat. Dalam kenyataan

tidak karena pesaing dapat menawarkan informasi (harga produk) yang

lebih menarik sehingga konsumen beralih ke pesaing. Jadi pemasar harus

(34)

2. Loyalitas Afektif

Loyalitas tahap kedua didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap

merupakan kognisi atau pengharapan pada periode awal pembelian atau

masa pra konsumsi dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya plus

kepuasan di periode berikutnya atau masa pasca konsumsi. Loyalitas

tahap ini jauh lebih sulit dirubah karena loyalitasnya sudah masuk ke

dalam benak konsumen sebagai afek dan bukannya sendirian sebagai

kognisi yang mudah berubah.

3. Loyalitas Konatif

Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu

kearah suatu tujuan tertentu. Maka loyalitas konatif merupakan suatu

kondisi loyal yang mencakup komitmen mendalam untuk melakukan

pembelian. Jenis komitmen ini sudah melampaui afek. Afek hanya

menunjukkan kecenderungan motivasional, sedangkan komitmen untuk

melakukan menunjukkan suatu keinginan untuk melaksanakan tindakan.

Keinginan untuk membeli ulang atau menjadi loyal itu hanya merupakan

tindakan yang terantisipasi tetapi belum terlaksana.

4. Loyalitas Tindakan

Aspek konatif atau niat untuk melakukan mengalami perkembangan,

yaitu menjadi perilaku atau kontrol tindakan. Dalam runtutan kontrol

tindakan, niat yang diikuti oleh motivasi merupakan kondisi yang

mengarah pada kesiapan bertindak dan pada keinginan mengatasi

hambatan untuk mencapai tindakan tersebut. Hal ini menunjukkan

bagaimana loyalitas itu menjadi kenyataan yaitu pertama sebagai

(35)

akhirnya sebagai loyalitas tindakan atau loyalitas yang ditopang dengan

komitmen dan tindakan.

Menurut Griffin (2005) terdapat empat jenis loyalitas yaitu :

1. Tanpa Loyalitas

Keterikatan dengan suatu layanan dikombinasikan dengan tingkat

pembelian yang berulang yang rendah menunjukkan tidak adanya

loyalitas. Misalnya seseorang yang pergi kemana saja untuk memotong

rambutnya, asalkan ia hanya perlu membayar murah dan tidak perlu

mengantri dan ia jarang pergi ketempat yang sama dua kali berturut-

turut, baginya memotong rambut tidak ada bedanya tak peduli dimana.

2. Loyalitas yang Lemah

Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian yang berulang

yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah. Pelanggan ini membeli

karena terbiasa. Dengan kata lain, faktor nonsikap dan faktor situasi

merupakan alasan utama membeli.

3. Loyalitas Tersembunyi

Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian

berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi. Bila

pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan

bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang.

4. Loyalitas Premium

Loyalitas premium terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan

tingkat pembelian berulang yang juga tingi. Pada tingkat preferensi

(36)

menggunakan produk atau jasa tertentu dan senang membagi

pengetahuan mereka dengan rekan dan keluarga.

Konsumen yang loyal merek dapat diidentifikasi berdasar pola

pembeliannya, seperti runtutan pembelian (tiga atau empat kali pembelian merek

yang sama) atau proporsi pembelian (delapan dari sepuluh kali pembelian merek

yang sama (Swastha, 2005). Menurut Griffin (2005) loyalitas dapat

didefinisikan berdasarkan perilaku pembeli. Pelanggan yang loyal adalah orang

yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Melakukan pembelian secara berulang secara teratur

2. Membeli antar lini produk dan jasa

3. Merekomendasikan kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing atau tidak mudah

dipengaruhi oleh pesaing untuk pindah.

Griffin (2005) mengemukakan bahwa semakin lama loyalitas seorang

pelanggan, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan dari satu

pelanggan ini. Loyalitas yang meningkat dapat menghemat biaya perusahaan di

enam bidang antara lain :

1. Biaya pemasaran menjadi berkurang, karena biaya untuk menarik pelangan

baru lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan.

2. Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti biaya negosiasi kontrak dan

pemrosesan pesanan.

3. Biaya perputaran pelanggan menjadi berkurang karena lebih sedikit

(37)

4. Keberhasilan penjualan silang menjadi meningkat, menyebabkan pangsa

pasar yang lebih besar.

5. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif, dengan asumsi para

pelanggan yang loyal juga merasa puas.

6. Biaya kegagalan menjadi menurun seperti pengurangan pengerjaan ulang,

kalim garansi, biaya pergantian, dan sebagainya.

Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

loyalitaspelanggan adalah kesetiaan pihak yang menggunakan produk atau jasa

baik untuk keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak

lain untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka panjang,

dengan membeli dan menggunakan produk atau jasa secara berulang‐ulang dan

dengan suka rela merekomendasikan produk dan jasa perusahaan kepada rekan‐rekannya. Indikatornya adalah adanya pembelian ulang, penolakan

pesaing, tidak terpengaruh terhadap daya tarik barang lain, dan

merekomendasikan pada orang lain.

2.1. Dimensi Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelanggan menurut Timm (2005), dalam Gaffar menyatakan

bahwa loyalitas pelanggan merupakan susunan dari 5 (lima) dimensi, yaitu;

1. Keseluruhan kepuasan pelanggan, rendah atau ketidak teraturan dari

tingkat kepuasan membatalkan pelanggan bagi perusahaan untuk

mendapatkan loyalitas pelanggan.

2. Komitmen pelanggan untuk menciptakan pembelian berulang di dalam

sebuah hubungan dengan perusahaan.

(38)

4. Keinginan pelanggan untuk merekomendasikan perusahaan kepada orang

lain.

5. Daya tahan pelanggan untuk berpindah kepada pesaing.

Hidayat (2014) mengatakan bahwa loyalitas konsumen merupakan

komitmen seorang konsumen terhadap suatu pasar berdasarkan sikap positif

dantercermin dalam pembelian ulang secara konsisten. Adapun dimensi dari

loyalitaskonsumen tersebut adalah:

a. Trust merupakan tanggapan kepercayaan konsumen terhadap pasar.

b. Emotion commitmentmerupakan komitmen psikologi konsumen terhadap

pasar

c. Switching costmerupakan tanggapan konsumen tentang beban yang diterima

ketika terjadi perubahan

d. Word of mouthmerupakan perilaku publisitas yang dilakukan konsumen

terhadap pasar.

e. Cooperationmerupakan perilaku konsumen yang menunjukan sikap yang

bekerja sama dengan pasar.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi loyalitas

penumpang merupakan sebagian dari suatu pengalaman positif pelanggan yang

didapat ketika melakukan pembelian barang atau jasa secara berulang sehingga

terjadi kepercayaan terhadap suatu perusahaan akhirnya melakukan pembelian

berulang – ulang dan pelanggan merekomendasikan perusahaan kepada orang

(39)

3. Persepsi Harga

Persepsi harga adalah penilaian konsumen atas suatu barang atau jasa

jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh kombinasi sebuah produk dan

pelayanan yang menyertainya (Stanton, 2005). Persepsi harga merupakan salah

faktor yang mempunyai pengaruh kuat terhadap konsumen.

Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli, menurut Harini

(2008) harga adalah uang ditambah beberapa produk yang mungkin dibutuhkan

untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah

satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan

pelayanannya(www.pendidikanekonomi.com).

Harga merupakan unsur paling penting yang menentukan pangsa pasar

sebagai peranan dalam piihan pembeli. Harga menurut Kotler dan Keller (2009)

merupakan salah satu elemen dalam bauran pemasaran yang berfungsi untuk

sinyal agar dapat mengkomunikasikan nilai dari produk atau jasa serta tidak

hanya sebagai menentukan profitabilitas.

Pada dasarnya konsumen menilai harga suatu produk atau jasa tidak

hanya tergantung dari nilai nominal harga saja tetapi juga dari persepsi pada

harga. Persepsi harga merupakan keterlibatan konsumen agar mengg

unakan harga untuk memberikan penilaian dari kesesuaian manfaat produk atau

jasa.(Lovelock dan Wright, 2005)

Penetapan harga jasa dalam kegiatannya juga memainkan peranan yang

(40)

mempengaruhi penetapan harga jasa menurut Hamdani (2006) meliputi struktur

pada biaya, elastisitas terhadap permintaan, persaingan dari pesaing, sasaran

yang akan dicapai oleh perusahaan, letak posisi dari jasa yang ditawarkan,

sumber daya yang digunakan, daur hidup terhadap jasa, kondisi dari ekonomi.

Menurut Alma (2005) penetapan harga yaitu merupakan keputusan

tentang harga yang akan diikuti dalam jangka waktu tertentu untuk membuat

konsumen agar menjadi tertarik untuk melakukan pembelian. Menurut Tjiptono

(2006), menyatakan bahwa terdapat empat macam tujuan penetapan

harga, yaitu:

1. Tujuan mengacu terhadap laba, perusahaan akan memilih harga untuk dapat

menghasilkan laba yang tinggi.

2. Tujuan mengacu pada citra, perusahaan dapat menetapkan harga

tinggi dalam membentuk citra prestisius, dan harga tertentu citra nilai

tertentu.

3. Tujuan mengacu pada volume penjualan, menetapkan harga agar bisa

mencapai tingkat target volume penjualan.

4. Tujuan mengacu terhadap stabilitas harga, perusahaan mempertahankan

untuk hubungan yang stabil antara harga dari perusahaan dengan harga

pemimpin.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Artiningtyas, Minarsih dan

Hasiolan (2010), Hidayat dan Firdaus (2014) hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa persepsi harga ternyata berpengaruh positif signifikan terhadap Loyalitas

(41)

keinginan konsumen untuk membeli/memakai jasa tersebut. Menurut Kotler dan

Keller (2009) menjelaskan bahwa dalam pemasaran produk atau jasa memahami

aspekpsikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi, inferensi

kualitas berdasarkan harga, dan petunjuk harga. Hal ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Wardani, Paramita dan Minarsih (2016), serta

dari Putri, Arifin dan Wilopo (2016) menyatakan bahwa persepsi harga memiliki

pengaruh yang positif signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan.

Harga berkaitan dengan penilaian dari pelanggan mengenai suatu harga

produk itu sendiri. Harga dalam rangka pemikiran diatas diukur dengan 3

dimensi (Elliott, 2012):

1. Perkiraan harga; penilaian pelanggan tentang kisaran harga suatu produk

dengan melihat kualitas produk, serta kesesuaiannya dengan keinginan

pelanggan.

2. Kesesuaian pengorbanan; penilaian pelanggan tentang harga suatu produk

dilihat dari aspek manfaat yang akan diperoleh dengan membeli produk

tersebut

3. Kewajaran harga; penilaian pelanggan tentang harga suatu produk dengan

melihat keterjangkauan harga serta kewajaran harganya jika dibandingkan

dengan produk sejenis dari produsen yang berbeda.

Menurut Payne (2005), harga memainkan bagian yang sangat penting

dalam bauran pemasaran, karena penetapan harga memberikan penghasilan bagi

bisnis. Keputusan-keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam

(42)

penetapan harga yang dipakai harus diawali dengan pertimbangan mengenai

tujuan penetapan harga. Tujuan - tujuan tersebut meliputi:

a. Kelangsungan hidup: dalam kondisi pasar yang merugikan, tujuan

penetapan harga mungkin mencangkup tingkat profitabilitas yang

diinginkan untuk memastikan kelangsungan hidup.

b. Memaksimalkan keuntungan: penetapan harga untuk memastikan

maksimalisasi profitabilitas dalam periode tertentu.

c. Maksimalisasi penjualan: penetapan harga untuk membangun pangsa pasar.

Ini mungkin melibatkan penjualan dengan merugi pada awalnya dalam

upaya merebut pangsa pasar yang tinggi.

3.1. Dimensi dan Indikator Persepsi Harga

Menurut Zeithaml, Bitner dan Gremler (2007), dimensi dari persepsi harga

adalah :

1. Flexibility(Penetapan harga yang berbeda sesuai lokasi dan lain - lain)

2. Price Level( Tingkat harga )

3. Discount( Potongan Harga )

4. Alloances ( Pengurangan Harga )

Berdasarkan dimensi persepsi harga diatas bahwa setiap perusahaan

memiliki penetapan yang berbeda sesuai dengan lokasi, tingkat harga dari

kualitas barang yang didapat dan pengurangan harga dan potongan harga yang

dapat memancing konsumen agar membeli produk yang perusahaan tawarkan

(43)

a. Keterjangkauan harga.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

c. Daya saing harga.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat produksi.

e. Harga mempengaruhi daya beli beli konsumen.

f. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil analisa diatas, jadi harga adalah sejumlah uang yang

dibutuhkan atau ditukarkan kekonsumen untuk mendapatkan atau memiliki

suatu barang yang memiliki manfaat serta penggunaannya.

4. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan menjadi salah satu ukuran dan keberhasilan dalam

memberikan jaminan atas kepuasan bagi konsumen, melalui kualitas pelayanan

seorang konsumen dapat memberikan penilaian objektif dalam usaha

menciptakan kepuasan konsumen (Hardiyati, 2010) kualitas pelayanan adalah

keseluruhan ciri – ciri dan karakteristik – karakteristik dari suatu produk atau

jasa dalam hal kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang

telah ditentukan atau bersifat latin, dengan menekankan pada orientasi

pemenuhan harapan pelanggan untuk memperoleh kecocokan untuk pemakaian

(Tjiptono, 2005), kepuasan sendiri adalah perasaan seseorang mengenai

kesenangan atau kepuasan atau hasil yang mengecewakan dari membandingkan

penampilan produk yang telah disediakan (atau hasil) atau hubungan dengan

(44)

Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh

perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.

(www.pendidikanekonomi.com), menurut Wyckof dalam Wisnalmawati (2005)

berpendapat bahwa kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Apabila jasa yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa

dipersepsikan baik dan memuaskan.

Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan

satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun (Laksana, 2008). Dalam perspektif TQM

(Total Quality Management) kualitas dipandang secara lebih luas, yaitu tidak

hanya aspek hasil yang ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan

manusia. Chandra (2006) mendefinisikan kualitas sebagai suatu kondisi dinamis

yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.

Selain itu Tjiptono (2005) menerangkan bahwa apabila jasa yang

diterima melebihi harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal.

Jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas

jasa dianggap buruk. Mengacu pada pengertian kualitas layanan tersebut maka

konsep kualitas layanan adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang

diberikan perusahaan.

Menurut Tjiptono (2005) terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas pelayanan meliputi pelayanan yang diharapkan (expected experience)

dan pelayanan yang didapatkan (provide service), jadi kualitas pelayanan

(45)

atau tidaknya kualitas pelayanan tergantung dengan kemampuan penyedia

layanan untuk memenuhi harapan dari pelangggan.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa kualitas pelayanan yaitu

sebuah ciri dan karakteristik keseluruhan pada suatu produk atau jasa guna

memenuhi dan mengedepankan keunggulan pelayanan dimana hal tersebut

berpengaruh dengan produk, jasa dan manusia.

4.1. Dimensi Kualitas Pelayanan

Selanjutnya dimensi dari kualitas pelayanan menurut Zeithmal dan

Bitner (2006) menyatakan bahwa ada lima dimensi yang menentukan kualitas

pelayanan, yaitu:

1. Tangibles (bukti fisik), merupakan penampilan fasilitas fisik meliputi

gedung, ruangan, tempat parkir, kersihan dan kerapian, penampilan

karyawan dan kelengkapan peralatan komunikasi.

2. Reliability (reliabilitas), merupakan kemampuan perusahaan dalam

memberikan pelayanan sesuai dengan kesesuaian janji yang akan

ditawarkan.

3. Responsivenes (daya tanggap), merupakan kesigapan karyawan dalam

membantu serta memberi pelayanan yang cepat dan tanggap.

4. Assurance (jaminan), merupakan kemampuan pengetahuan dari karyawan

terhadap produk atau jasa secara tepat, kualitas keramahan, perhatian serta

(46)

5. Emphaty (empati), merupakan perhatian secara individual yang diberikan

oleh perusahaan kepada pelanggan meliputi kemudahan dalam menghubungi

perusahaan dan usaha dari perusahaan dalam memahami keinginan

pelanggan.

Dari dimensi kualitas dapat disimpulkan bahwa penentuan kualitas

Pelayanan meliputi bukti fisik, reabilitas yang merupakan kemampuan

perusahaan sesuai janji yang ditawarkan, kesigapan karyawan dalam membantu

memberi Pelayanan dan pengetahuan dari karyawan terhadap produk dan jasa

dalam memahami keinginan pelanggan.

Menurut Kotler dan keller(2012), kualitas pelayanan dapat ditingkatkan

dengan beberapa pendekatan yaitu:

1. Memperkecil kesenjangan antara pihak perusahaan dengan pelanggan

2. Perusahaan membangun komitmen bersama untuk menghasilkan visimisi.

3. Memberikan peluang kepada pelanggan untuk dapat menyampaikan keluhan

yang dihadapi.

4. Menerapkan serta mengembangkan accountable, proactive dan patner skip

marketing sesuai dengan kondisi pemasaran saat ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hadiyati (2010) menyatakan

hasil penelitiannya bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terbesar

terhadap loyalitas pelanggan pada objek penelitian. Artinya semakin baik

kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen maka akan semakin tinggi

(47)

5. Kepuasan Konsumen

Kepuasan merupakan salah satu unsur utama dalam upaya untuk

mempertahankan konsumen yang telah ada ataupun untuk menarik konsumen

yang baru. Lupiyoadi dan Hamdani (2006) menuliskan bahwa banyak peneliti

melakukan studi untuk memeperlihatkan manfaat dari mempertahankan

pelanggan ini, salahsatunya Rosenberg dan Czepiel (2005) yang

memperlihatkan bahwa biaya untuk memperoleh pelanggan baru sekitar lima

kali lipat dari biaya mempertahankan pelanggan yang ada melalui strategi

pemasaran relasional.

Menurut Howard dan Sheth (2005) mengungkapkan bahwa kepuasan

pelanggan adalah situasi kognitif pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau

ketidaksepadanan antar hasil yang didapatkan dibandingkan dengan

pengorbanan yang dilakukan. Swan, et al. (2006) mendefinisikan kepuasan

pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut

apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah kinerja produk

bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau pemakaiannya,

sedangkan Mowen (2005) merumuskan kepuasan pelanggan sebagai sikap

keseluruhan terhadap suatu barang atau jasa setelah perolehan dan

pemakaiannya (Tjiptono, 2008). Dengan kata lain, kepuasan pelanggan

merupakan penilaian evaluatif purnabeli yang dihasilkan dari seleksi pembelian

spesifik. Secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan seperti

(48)

Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Produk

Harapan Pelanggan Terhadap Produk

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Sumber : Tjiptono, 2008

Gambar 2.1

Konsep Kepuasan Pelanggan

Tse dan Wilton (dalam Tjiptono 2008) menyatakan bahwa kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap evaluasi

ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara harapan awal

sebelum pembelian dan kinerja aktual produk yang dipersepsikan setelah

pemakaian produk. Kotler dan Keller (2008), menyatakan bahwa kepuasan

adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingan kinerja (atau hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja

(atau hasil) yang diharapan. Dengan kata lain, seseorang merasa puas apabila

hasil yang didapat minimal mampu memenuhi harapannya sedangkan seseorang

merasa tidak puas apabila hasil yang didapat tidak mampu memenuhi

harapannya.

Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk atau

(49)

merasa puas, maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali

menggunakan produk atau jasa yang sama. Pelanggan yang puas juga cenderung

akan memberikan referensi yang baik terhadap produk atau jasa kepada orang

lain (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Tidak demikian dengan pelanggan yang

tidak puas. Ketidakpuasan pelanggan bisa menimbulkan sikap negatif terhadap

merek maupun produsen atau penyedia jasanya bahkan bisa pula distributornya,

berkurangnya kemungkinan pembelian ulang, peralihan merek, dan berbagai

macam perilaku komplain (Tjiptono, 2008). Realisasi kepuasan pelanggan

sangat penting dilakukan perusahaan karena seorang pelanggan yang tidak puas

dapat merusak citra perusahaan.

Pengukuran kepuasan pelanggan perlu dilakukan oleh perusahaan untuk

mengetahui kinerja perusahaan menurut sudut pandang konsumen. Menurut

Fornell (2007), meskipun belum ada konsensus mengenai cara mengukur

kepuasan pelanggan, sejumlah studi menunjukan bahwa ada tiga aspek penting

yang perlu ditelaah dalam kerangka pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Kepuasan general atau keseluruhan (overall satisfaction)

2. Konfirmasi harapan (confirmation of expectations), yakni tingkat kesesuaian

antara kinerja dengan ekspektasi

3. Perbandingan dengan situasi ideal (comparison to ideal), yaitu kinerja

produk dibandingkan dengan produk ideal menurut persepsi konsumen

Berdasarkan definisi diatas kepuasan konsumen dapat disimpulkan bahwa

sebuah penilaian yang menyangkut perasaan senang atau kecewa yang muncul

(50)

Menurut Natalia (2011) beberapa indikator kepuasan konsumen antara lain :

a. Overal Satisfaction, yaitu kepuasan secara keseluruhan konsumen setelah

mengkonsumsi produk.

b. Expectation Satisfaction, yaitu harapan kepuasan yang ingin diperoleh

konsumen setelah mengkonsumsi produk.

c. Experience Satisfaction, yaitu tingkat kepuasan yang dialami oleh konsumen

selama mengkonsumsi produk.

Dari indikator diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian kepuasan yang

diinginkan atau diharapkan konsumen setelah dan selama mengkonsumsi

suatu produk yang dipilih.

Kotler dan keller(2012) menyatakan ada empat metode yang banyak

digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Sistem keluhan dan saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan wajib memberikan

kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka.

2. Ghost Shopping

Salah satu metode untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost

shoppersuntuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan

pesaing. Mereka diminta melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan

pengalamannya mengenai kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan

(51)

mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan

spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan, dan menangani setiap

masalah atau keluhan pelanggan.

3. Lost costumer analysis

Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa

hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/

penyempurnaan selanjutnya.

4. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan

menggunakan metode survei, baik via pos, telepon, e-mail, maupun

wawancara langsung. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh

tanggapan dan umpan balik langsung dari pelanggan dan juga memberikan

sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap mereka.

Menurut Tjiptono (2008), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah

untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Tercipatanya kepuasan

pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara

perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang bik

bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu

rekomendasi komunikasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi

perusahaan.

disconfirmationparadigm dari Oliver dalam Engel, et al; Pawitra, yang

dikutip Tjiptono (2008), konsep kepuasan pelanggan ini dapat dilihat pada

(52)

TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN

Tujuan Perusahaan Kebutuhan dan keinginan

Produk

Nilai produk bagi pelanggan Harapan Pelanggan

Tingkat Kepuasan

Gambar 2.2

Tingkat Kepuasan Konsumen

Sumber : Tjiptono (2008)

Kegiatan pemasaran merupakan suatu kegiatan yang diusahakan

untukmemenuhi kebutuhan dan memuaskan konsumen (Handayani, 2010).

Mengingat konsumen yang ada bermacam - macam perilakunya, maka

kebutuhan mereka pun beragam dengan keinginan dan tingkat kepuasan yang

berbeda pula. Kunci untuk mempertahankan pelanggan terletak pada tingkat

kepuasanyang diperolehnya karena konsumen yang terpuaskan akan melakukan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.4
Grafik 1.1 Grafik Pe njualan Bulanan Po Putra Remaja Tahun 2013 - 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian menunjukkan bahwa (1) kualitas pelayanan dan harga berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan tamu namun lokasi berpengaruh negatif

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua dimensi dalam variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen di Stasiun Hall

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas pelayanan, kepercayaan dan kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pengguna jasa Event pada

Variabel kualitas pelayanan berpengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap variabel loyalitas pelanggan melalui variabel kepuasan pelanggan serta variabel kepuasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan, nilai nasabah dan citra produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah, Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: variabel Kualitas Pelayanan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan; variabel Kepuasan Pelanggan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen berdasarkan fungsi regresi variabel

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan pada Kopi Lain Hati Cabang