• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muntoha Demokrasi Dan Negara dan Demokrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Muntoha Demokrasi Dan Negara dan Demokrasi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3. NEGARA DAN DEMOKRASI

A. KONSTITUSIONALISME

1. Gagasan tentang Konstitusionalisme

Konstitusi atau undang-undang dasar negara mengandung dan

menetapkan kekuasaan negara efektif untuk kepentingan rakyat, serta tercegah dari penyalahgunaan kekuasaan. Konstitusi dianggap sebagai jaminan yang paling efektif bahwa kekuasaan pemerintah tidak akan disalahgunakan dan hak-hak warga negara tidak dilanggar.

Isi daripada konstitusi negara bercirikan dua hal pokok ini:

a. Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warganya.

b. Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara.

Konstitusi atau undang-undang dasar dianggap sebagai perwujudan dari hukm tertinggi yang harus ditaati oleh negara dan pejabat-pejabat negara sekalipun. Hal ini sesuai dengan dalil “goverment by law, not by men” (pemerintahan berdasarkan hukum, bukan oleh manusia)

2. Negara Konstitusional

Konstitusionalisme merupakan gagasan bahwa konstitusi suatu negara harus mampu memberi pembatasan kekuasaan pemerintahan, serta memberi perlindungan dan jaminan pada hak-hak dasar warga negara.

B. KONSTITUSI NEGARA

1. Pengertian Konstitusi

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Perancis “constituer” yang artinya membentuk. Pemakaian istilah konstitusi dimaksudkan untuk pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu negara.

Sedangkan menurut K.C. Wheare mengartikan konstitusi sebagai “keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara, berupa kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur, atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara.

Konstitusi dapat diartikan secara luas dan sempit sebagai berikut:

a. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.

b. Konstitusi (hukum dasar) dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis, yaitu undang-undang dasar. Dalam pengertian ini, undang-undang dasar merupakan konstitusi atau hukum dasar yang tertulis

Di negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi

konstitusional, undang-undang dasar mempunyai fungsi khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat semena-mena.

(2)

Konstitusi merupakan kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara karena konstitusi meliputi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa yang sarat dengan buki sejarah perjuangan para pendahulu. Selain itu, konstitusi juga merupakan ide-ide dasar yang digariskan oleh the founding fathers, serta memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang mereka pimpin.

Jimmy Asshiddiqie (2010) dengan mengutip pendapat William Andrews, menyatakan bahwa konsensus yang menjamin tegak konstitusionalisme negara modern pada umumnya bersandar pada tiga elemen kesepakatan (consensus), yaitu:

a. Kesepakatan pertama, berkenaan dengan tujuan dan cita-cita bersama (the general goal of society or general acceptance of the same philosoopy of goverment) dan sangat menentukan tegaknya konstitusi di suatu

negara.

b. Kesepakatan kedua, adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.

c. Kesepakatan ketiga, berkenaan dengan (1) bangunan organ negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaannya, (2) hubungan satu sama lain antar organ negara, serta (3) hubungan antara organ-organ negara itu dengan warga negara.

Konstitusi secara umum berisi hal-hal yang mendasar dari suatu negara. Hal-hal mendasar itu adalah aturan-aturan atau norma-norma dasar yang dipakai sebagai pedoman pokok bernegara.

Meskipun konstitusi yang ada di dunia ini berbeda-beda, baik dalam hal tujuan, bentuk, atau isinya, tetapi umumnya mereka mempunyai kedudukan formal yang sama, yaitu sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi.

a. Konstitusi sebagai hukum dasar

Konstitusi berkedudukan sebagai hukum dasar karena ia berisi aturan dan ketentuan tentang hal-hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara, secara khusus konstitusi memuat aturan-aturan tentang badan-badan pemerintahan (lembaga-lembaga negara), dan sekaligus memberikan kewenangan kepadanya.

b. Konstitusi sebagai hukum tertinggi

Konstitusi lazimnya juga diberi kedudukan sebagai hukum tertinggi dalam tata hukum negara yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa aturan-aturan yang terdapat dalam konstitusi, secara hierarkis mempunyai kedudukan lebih tinggi (superior) terhadap aturan lainnya.

3. Isi, Tujuan, dan Fungsi Konstitusi Negara

Gagasan konstituionalisme menyatakan bahwa konstitusi di suatu negara memiliki sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak dasar warga negara. Sejalan dengan sifat membatasi kekuasaan pemerintah maka konstitusi secara ringkas memiliki 3 tujuan, yaitu;

a. Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik, b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri, dan

(3)

Selain itu, konstitusi negara bertujuan menjamin pemenuhan hak-hak dasar warga negara. Konstitusi negara memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut (Jimly Asshididqie);

a. Fungsi penentu atau pembatas kekuasaan negara.

b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara.

c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antara organ negara dengan warga negara.

d. Fungsi pemberi atau sumber legimitasi terhadap kekuasaan negara ataupun kegiatan penyelenggaraan kekuasaan negara.

e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan asli (dalam demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.

f. Fungsi simbolik, yaitu sebagai sarana pemersatu 9symbol of unity),

sebagai rujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation), serta sebagai center of ceremony.

g. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control) baik dalam arti sempit, yaitu bidang politik dan arti luas mencakup bidang sosial ekonomi

h. Fungsi sebagai sarana perekayasaan dan pembaruan masyarakat (social engineering atau social reform)

C. UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIA

Konstitusi negara Indonesia adalah UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 dan diundangkan dalam Berita Republik Indonesia No. 7 Tahun 1946. Sekarang ini, setelah dilakukan perubahan undang-undang dasar dengan cara “addendum”, kita memiliki 5 naskah resmi UUD 1945, yakni;

1. Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekritt Presiden pada tanggal 5 Juli 1959, serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

2. Naskah perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil sidang umum MPR tahun 1999)

3. Naskah perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil sidang umum MPR tahun 2000)

4. Naskah perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil sidang umum MPR tahun 2001)

5. Naskah perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil sidang umum MPR tahun 2002)

1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia

Dalam sejarahnya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang, di Indonesia telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat periode, yaitu:

(4)

b. Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 menggunakan UUD RIS. UUD RIS terdiri dari 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.

c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 menggunakan UUDS 1950 yang terdiri dari 6 bab, 146 pasal, dan beberapa bagian,

d. Periode 5 Juli 1959 hingga sekarang kembali menggunakan UUD 1945. 2. Proses Amandemen UUD 1945

Amandemen (Bhs. Inggris, amendment) artinya perubahan. Mengamandemen artinya mengubah atau mengadakan perubahan.

UUD 1945 dengan amandemen atau perubahan dilakukan pertama kali oleh MPR pada sidang umum MPR tahun 1999 dan mulai berlaku sejak tanggal 19 Oktober 1999. Amandemen UUD 1945 dilakukan sebanyak 4 kali, sebagai berikut;

a. Amandemen pertama terjadi pada Sidang Umum MPR tahun 1999 , dan disahkan 19 Oktober 1999.

b. Amandemen kedua terjadi pada Sidang Tahunan MPR tahun 2000, dan disahkan 18 Agustus 2000.

c. Amandemen ketiga terjadi pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001, dan disahkan 10 November 2001.

d. Amandemen ketiga terjadi pada Sidang Tahunan MPR tahun 2002, dan disahkan 10 Agustus 2002.

Dengan amandemen tersebut maka konstitusi negara Indonesia UUD 1945 menjadi lebih lengkap dan bertambah jumlah pasal-pasalnya. Jumlah

keseluruhan pasal yang dirubah dari perubahan pertama hingga keempat ada 73 pasal.

3. Isi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945 sekarang ini hanya terdiri atas dua bagian, yaitu bagian

pembukaan dan bagian pasal-pasal. Hal ini didsasarkan atas Pasal II Aturan Tambahan Naskah UUD 1945 Perubahan Keempat yang menyatakan “Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan Pasal-Pasal"

D. SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

1.Bentuk Negara Kesatuan

Indonesia menetapkan bentuk sususan negara adalah kesatuan bukan serikat atau federal. Negara kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal. Suatu bentuk negara yang tidak terdiri atas negara-negara bagian atau negara yang didalamnya tidak terdapat daerah yang bersifat negara. Didalam negara kesatuan, kekuasaan mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintahan pusat.

Untuk itu, di dalam negara hanya terdapat seorang kepala negara, satu Undang-Undang Dasar Negara yang berlaku untuk seluruh warga negaranya, satu kepala pemerintahan, dan satu parlemen.

Negara kesatuan dengan asas desentralisasi menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah-daerah yang ada di wilayah negara tersebut. Daerah tersebut menjadi otonom dalam arti memiliki kekuasaan dan wewenang sendiri untuk mengelola penyelenggaraan pemerintahan di daerah itu.

(5)

Indonesia menetapkan bentuk pemerintahannya adalah Republik, bukan monarki atau kerajaan. Dasar penetapan ini adalah UUD 1945 pasal 1 Ayat 1 yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.” Berdasar pasal tersebut dapat diketahui bahwa kesatuan adalah bentuk negara, sedangkan republik adalah bentuk pemerintahan.

3.Sistem Pemerintahan Presidensial

Dalam sistem pemerintahan Presidensial, badan eksektuif dan legislatif memiliki kedudukan yang independe. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh raktar secara terpisah.

Adapun ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut. a. Penyelenggaraan negara berada di tangan presiden.

b. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. c. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen.

d. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen, seperti dalam sistem parlemen.

e. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.

f. Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.

4. Sistem Politik Demokrasi

Sistem politik yang dianut negara Indonesia adalah sistem politik demokrasi. Hal ini secara jelas dinyatakan dalam Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”

(6)

BAB 4 DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI

A. HAKIKAT DEMOKRASI

1. Pengertian Etimologis Demokrasi

Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani, yaitu

demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Jadi, secara bahasa demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.

2. Pengertian Terminologis Demokrasi

Sedangkan menurut Harris Soche menyatakan bahwa “Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekuasaan pemerintah itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak, dan merupakan hak bagi rakyat atau orang

banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan dan perkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.

3. Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan

Secara klasik pembagian bentuk pemerintahan menurut Plato dibedakan sebagai berikut.

a. Monarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.

b. Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi. c. Aristoraksi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh

sekelompok orang yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan rakyat banyak.

d. Oligarki, yaiu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekolompok orang yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.

(7)

f. Mobokrasi/Okhlokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat, tetapi rakyat tidak tahu apa-apa, rakyat yang tidak

berpendidikan, yang akhirnya pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak.

Klasifikasi bentuk pemerintahan seperti di atas sekarang ini tidak dianut lagi oleh banyak negara. Menurut Niccolo Machiavelli (1461-1527) bentuk

pemerintahan yang dianut atau diterima dewasa ini adalah klasifikasi bentuk pemerintahan modern.

Machiavelli membedakan ada dua bentuk pemerintahan, yaitu:

a. Monarki adalah bentuk pemerintahan yang bersifat kerajaan. Pemimpin negara umumnya bergelar raja, ratu,kaisar, atau sultan.

b. Republik adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden atau perdana menteri.

4. Demokrasi Sebagai Sistem Politik

Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan secara berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

5. Demokrasi Sebagai Sikap Hidup

Menurut Nurchoish Madjid, demokrasi sebagai proses berisikan norma-norma yang menjadi pandangan hidup bersama. Demokrasi adalah proses menuju dan menjaga civil society yang menghormati dan berupaya merealisasikan nilai-nilai demokrasi. Demokrasi sebagai way of life dalam seluk beluk sendi kehidupan bernegara baik oleh rakyat maupun pemerintahan.

B. DEMOKRATISASI

Demokratisasi adalah penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah

terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan demokrasi. Demokrasi merujuk pada proses perubahan menuju pada sistem pemerintahan yang lebih

demokratis.

Demokratisasi melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahapan pertama adalah pergantian dari penguasaan nondemokrasi ke penguasa demokrasi

2. Tahap kedua adalah pembentukan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasi

3. Tahap ketiga adalah konsolidasi demokrasi

4. Tahap keempat adalah praktik demokrasi sebagai budaya politik bernegara

1. Nilai (Kultur) Demokrasi

Nurcholis Majdid dalam Tim ICCE UIN Jakarta (2003) menyatakan bahwa ada 7 norma atau pandangan hidup demokratis sebagai berikut.

(8)

c. Adanya pertimbangan moral d. Pemufakatan yang jujur dan adil e. Pemenuhan segi-segi ekonomi f. Kerja sama antar warga

g. Pandangan hidup demokrasi sebagi unsur yang menyatu dengan sistem pendidikan

2. Lembaga (Struktur) Demokrasi]

Menurut Mirriam Budiarjo (1977) bahwa untuk melaksanakan nilai-nilai demokrasi perlu diselenggarakan lembaga-lembaga, antara lain;

a. Pemerintahan yang bertanggung jawab

b. Suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan dan kepentingan dalam masyarakat yang dipilih melalui pemilihan umum yang bebas dan rahasia. Dewan ini melakukan pengeawasan terhadap pemerintah

c. Suatu organisasi politik yang mencakup lebih dari satu partai (sistem dwipartai atau multi partai). Partai menyelenggarakan hubungan yang kontinu dengan masyarakat

d. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat e. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak asasi manusia dan

mempertahankan keadilan

3. Ciri Demokratisasi

Demokratisasi sebagai proses menuju demokrasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Berlangsung secara evolusioner

Demokratisasi berlangsung dalam waktu yang lama. Berjalan secara perlahan, bertahap, dan bagian demi bagian.

b. Proses perubahan secara persuasif bukan koersif

Demokratisasi dilakukan bukan dengan paksaan, kekerasan, atau tekanan.

c. Proses yang tidak pernah selesai

Demokratisasi merupakan proses yang berlangsung terus menerus, Demokrasi adalah sesuatu yang ideal tapi tidak dapat dicapai.

C. DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Demokrasi Desa

Demokrasi desa memiliki 5 unsur atau anasir, yaitu: a. Rapat,

b. Mufakat,

c. Gotong-royong,

d. Hak mengadakan protes bersama, dan e. Hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut

2. Demokrasi Pancasila

Nilai-nilai demokrasi yang terjabar dari nilai-nilai Pancasila tersebut adalah sebagai berikut

a. Kedaulatan rakyat b. Republik

(9)

d. Pemerintahan yang konstitusional e. Sistem perwakilan

f. Prinsip musyawarah g. Prinsip ketuhanan

Demokrasi pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit sebagai berikut.

a. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang

didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial.

b. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

3. Perkembangan Demokratisasi Indonesia

Membicarakan pelaksanaan demokrasi tidak lepas dari periodisasi demokrasi yang pernah ada dan berlaku di sejarah Indonesia. Mirriam Budiarjo (2008) menyatakan bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah, demokrasi Indonesia hingga masa Orde Baru dapat dibagi dalam 4 masa, yaitu:

a. Masa Republik Indonesia I (1945-1959), yang dinamai masa demokrasi konstitusional yang menonjolkan peranan parlemen dan partai-partai dan karena itu dinamakan Demokrasi Parlementer.

b. Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa demokrasi Terpimpin yang banyak aspek menyimpang dari Demokrasi Konstitusional yang secara formal merupakan landasannya dan menunjukan beberapa aspek demokrasi rakyat.

c. Masa Republik Indonesia III (1965-1998), yaitu masa demokrasi Pancasila yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial.

d. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang), yaitu masa reformasi yang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap prakik-praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III

D. SISTEM POLITIK DEMOKRASI

1. Landasan Sistem Politik Demokrasi di Indonesia

Landasan negara Indonesia sebagai negara demokrasi terdapat dalam: a. Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke 4 yaitu “... maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara RI yang terbentuk dalam suatu susunan Negara RI yang berkedaulatan rakyat ...” b. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan bahwa kedaulatan di tangan

rakyat dan dilakukan menurut ketentuan UUD

2. Sendi-Sendi Pokok Sistem Politik Demokrasi Indonesia

Adapun sendi-sendi pokok daripada sistem politik demokrasi di Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Ide kedaulatan rakyat

b. Negara berdasar atas hukum c. Bentuk republik

(10)

e. Pemerintahan yang bertanggung jawab f. Sistem perwakilan

g. Sistem pemerintahan presidensial

3. Mekasnisme dalam Sistem Politik Demokrasi Indonesia Pokok-pokok dalam sistem politik Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Merupakan bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas b. Bentuk pemerintahan republik, sedangkan sistem pemerintahan

presidensial

c. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan

d. Kabinet atau menteri diangkat oleh Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden

e. Parlement teriri dari dua kamar, yaitu DPR dan DPD

f. Pemilu diselenggarakan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, anggota DPD, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kab/Kota, dan kepala daerah

g. Sistem multipartai

h. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan

peradilan di bawahnya, yaitu peradilan tinggi dan pengadilan negeri serta sebuah Mahkamah Konstitusi

4. Masa Depan Demokrasi

Masa depan demokrasi Indonesia sesungguhnya telah mendapat pijakan kuat atas keberhasilan orde baru memajukan pendidikan dan kesehatan warga negara. Tingkat pendidikan dengan semakin banyaknya kelas menengah terdidik membawa harapan bagi demokasi di Indonesia, setidaknya memberi basis bagi berkembangnya tradisi dan nilai-nilai demokrasi di masyarakat. Harapan lain adalah semakin kuatnya peranan media massa dalam proses pendidikan politik dan kontrol negara, tingkat urbanisasi dan mobilitas tinggi warga negara yang memungkinkan terjadinya plurarisasi dan heterogenisasi.

E. PENDIDIKAN DEMOKRASI

1.

Membangun Kultur Demokrasi

Perilaku atau kultur demokrasi merujuk pada berlakunya nilai-nilai demokrasi di masyarakat. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang perilaku hidup baik keseharian dan kenegaraannya dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.

2.

Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Pendidikan Demokrasi Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai

demokrasi agar dapat diterima dan dijalankan oleh warga negara. Pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan oleh negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negara agar memahami, menghayati,

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan disparitas pendapatan memiliki hubungan yang negatif, artinya semakin rendah tingkat pendidikan penduduk Gerbangkertosusila

rumah tangga hanya mempunyai satu telepon. Cara ini memudahkan orang tua memonitor telepon yang masuk maupun ke luar dari masing-masing anggota keluarga. Sementara keluarga

[r]

Secara lebih khusus, penelitian ini akan melihat: (1) di mana posisi relatif pemangku kepentingan perempuan tersebut vis-a-vis proses pembuatan kebijakan tentang

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi. Objek penelitian yang diteliti yaitu Sari Good Bakery

Guru melakukan observasi secara langsung kepada siswa selama melakukan proses pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA pada matapelajaran

Beberapa sub pokok kajian yang akan penulis jelaskan antara lain : pengertian pendidik, subjek-subjek pendidik yang tertuang dalam al- Qur an berikut tafsir

Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama berjalan lancar. Setelah penyampaian materi dan diskusi tentang teknik PORPE, mahasiswa melakukan aktivitas pembelajaran dengan