ANALISIS PENCEMARAN LINGKUNGAN AIR DAN TANAH DI
SEKITAR KAMPUS UNY SERTA ANALISIS BERDASARKAN
SWOT
Nama : Dwi Nur Fajriati
NIM : 14416241029
Mata Kuliah : Manusia dan Lingkungan
Dosen Pengampu : Satriyo Wibowo, S.Pd
Pembangunan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di kompleks Padukuhan Karangmalang di Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta membawa dampak besar terhadap aktivitas dan kehidupan masyarakat serta interaksi masyarakat sekitar dengan lingkungan alamnya. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan guna lahan menjadi kawasan pemukiman, perdagangan, maupun jasa. Pesatnya
perkembangan dan perubahan guna lahan tentunya akan berdampak terhadap
keseimbangan ekosistem di wilayah sekitar kampus yang tidak memperhatikan fungsi lahan sebagai resapan air sehingga berdampak pada penyediaan drainase, sanitasi, maupun hygiene yang kurang baik.
beberapa titik selokan bila diperhatikan terlihat moncong-moncong pipa pembuangan air dari rumah warga yang tentunya membuat pencemaran. Pencemaran yang jelas terjadi adalah pencemaran air, tanah, bahkan udara.
Gambar 1. Pipa-pipa pembuangan limbah rumah tangga di Selokan Mataram. Jika disusuri, Gang Alamanda, Mrican, Gejayan yang lokasinya berada di selatan Fakultas Teknik UNY akan dijumpai selokan-selokan yang tertutup aspal maupun yang terbuka. Apabila ditelurusi, saluran-saluran tersebut akan bermuara ke Selokan Mataram. Seperti yang diketahui bahwa Selokan Mataram adalah sebuah saluran irigasi dengan panjang 30,8 km dan mampu mengairi areal pertanian sekitar 15.000 ha (sumber : Kompas).
akan diiringi dengan semakin banyaknya usaha-usaha yang dibangun dan dapat dipastikan akan terjadi pencemaran lingkungan.
Gambar 2. Lokasi: Gang Alamanda, Mrican, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta
Pencemaran lingkungan adalah perubahan lingkungan yang tidak
menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika dan kimia, dan jumlah organisme. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda-benda, perilaku dalam apresiasi dan rekreasi di alam bebas (Sastrawijaya, 1991:57)
pastinya akan menimbulkan dampak negatif bagi tanah tersebut, seperti berkurangnya kesuburan tanah, air resapan tanah akan terkontaminasi dan matinya unsur-unsur hara dalam tanah.
Pesatnya pembangunan usaha kos-kosan, rumah makan, laundry dan usaha lain-lain tersebut tidak diimbangi dengan tersedianya saluran drainase yang memadai dan kurang terawatnya saluran drainase tersebut sehingga sering dijumpai saluran pembuangan limbah rumah tangga yang dibuang ke parit atau selokan yang merupakan saluran drainase pertama yang fungsi utamanya sebenarnya adalah sebagai tempat limpahan air hujan telah beralih fungsi sebagai tempat pembuangan limbah.
Gambar 3. Selokan yang berisi air bekas cucian dari warung makan di tepi jalan. Air berwarna gelap dan berbau tidak sedap.
Secara teknis, drainase dimaksudkan untuk menahan aliran limpasan air hujan dari luar agar tidak masuk ke dalam area timbunan sampah. Sehingga dapat
ketika musim penghujan tiba, debit air di saluran drainase tersebut meningkat dan akan menyumbat saluran tersebut sehingga akan menimbulkan genangan air hujan yang telah bercampur limbah rumah tangga tersebut dan akan menyebabkan genangan yang tentunya berbau tidak sedap, busuk, dan memiliki kandungan racun yang sangat berbahaya bagi kelangsungan dan keseimbangan ekosistem.
Makhluk hidup seperti manusia selalu mencemari lingkungan karena tingkah lakunya, karena membuang kotoran akibat proses pencemaran dan metabolismenya. Sebagai makhluk sosial, ia memindahkan benda dari lingkungan dan menambah sisa-sisa makanan, pakaian, perumahan, atau keperluan sebagainya. Jika populasi manusia (mahasiswa) terus meningkat dan rekayasa teknologi untuk mengurangi pencemaran lingkungan tidak dapat lagi menanggulangi kepesatan laju penduduk maka akan menimbulkan dampak negatif yang sangat besar baik dampak terhadap manusia itu sendiri maupun lingkungan alamnya.
Analisis SWOT
A. Strength (Kekuatan)
Dengan adanya kampus yang berdiri di lingkungan kota membuat banyak menjamurnya bisnis kos-kosan yang sengaja didirikan oleh
masyarakat asli daerah sekitar UNY yang bertujuan untuk pemasukan bagi orang yang memiliki kamar atau lahan untuk disewa oleh pendatang serta juga bertujuan untuk menunjang kemudahan bagi para pendatang yang akan melanjutkan studinya di UNY.
B. Weakness (Kelemahan)
Pembangunan bisnis kos-kosan terus berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa tiap tahunnya tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung. Contohnya saja, di Gang Alamanda sendiri terdapat banyak kos-kosan yang setiap harinya pasti menghasilkan limbah, namun limbah yang dihasilkan setiap harinya ini tidak diolah dengan baik. Seharusnya limbah yang dihasilkan dibuang ke drainase milik pemilik usaha, akan tetapi banyak yang dibuang sekenanya yaitu dibuang ke parit atau selokan yang merupakan saluran drainase pertama yang fungsi utamanya sebenarnya adalah sebagai tempat limpahan air hujan telah beralih fungsi sebagai tempat pembuangan limbah.
Pembuangan limbah sampah berupa botol minum, plastic bekas makanan, atau kantong keresek juga banyak yang dibuat selokan karena kurang banyaknya tempat sampah yang disediakan. Jika terdapat tempat sampah, tempeh sampah yang ada pun hanya satu buah tempat sampah dan tidak ada pemisahan antara sampah basah dan sampah kering sehingga sering tercium bau busuk ketika melewati jalan yang terdapat tempat sampah
tersebut.
C. Opportunity (Kesempatan)
Secara tidak langsung hal ini akan mengurangi tingkat pengangguran
masyarakat yang tinggal di dekat kampus dan akan mendatangkan keuntungan yang besar.
Dengan pembangunan kampus pasti di dalamnya membutuhkan tenaga kerja dari masyarakat untuk dipekerjakan baik sebagai office boy atau staff-staff yang dibutuhkan oleh kampus itu sendiri. Tenaga kerja tersebut bisa mengambil dari masyarakat sekitar kampus, sehingga akan mampu menyerap tenaga kerja dan sebagai usaha timbal balik kepada masyarakat sekitar
kampus tersebut.
D. Threat (Tantangan)
Tantangan yang dihadapi dengan menjamurnya bisnis kos-kosan yang diiringi dnegan menjamurnya warung makan, jasa fotokopi, rental serta laundry dikhawatirkan akan menimbulkan pencemaran. Pencemaran bisa berupa pencemaran tanah maupun air, karena ketika ada limbah cair yang masuk ke tanah, otomatis tanah tersebut akan terkontaminasi limbah tersebut dan akan menyebabkan banyak permasalahan lingkungan.
Dengan semakin meningkatnya pembangunan, akan bisa
menyebabkan dampak pengiring yang tidak diinginkan seperti terjadinya pencemaran lingkungan yang akhirnya bisa berbahaya bagi kesehatan. Dampaknya dapat berupa berkurangnya kualitas air, timbulnya kebisingan kota, hiruk-pikuknya transportasi, tingginya tingkat pertumbuhan penduduk akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan (Daryanto:131).
Tantangan lain di masa depan yang akan terjadi seiring dengan pencemaran lingkungan adalah semakin berkurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah. Dikhawatirkan masyarakat pada masa yang akan datang cenderung mengesampingkan masalah pengelolaan limbah, karena masyarakat hanya ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan keadaan lingkungannya.
Dari analisis secara umum dan analisis berdasarkan SWOT di atas terdapat solusi-solusi yang dapat diterapkan yang tujuannya untuk
pencemaran lingkungan air dan tanah. Solusi yang harus dilakukan
sebenarnya dapat dilakukan dari diri sendiri, yaitu menumbuhkan kesadaran-kesadaran untuk hidup lebih bijkasana dalam memanfaatkan lingkungan. Hal-hal kecil yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan air secara
bijaksana. Sebaiknya pergunakanlah air dengan secukupnya saja agar air tidak terbuang secara sia-sia. Selain itu, ketika mencuci baju, gunakanlah detergen yang memiliki kandungan-kandungan kimia yang cepat terurai di dalam tanah. Karena, ketika air sudah terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia otomatis ketika air tersebut masuk ke tanah akan membuat tanah juga tercemar. Beberapa upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan
menggunakan prinsip 4R, yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), dan Replace (mengganti).
Pemanfaatan sumber daya alam harus didasarkan atas kebijaksanaan dalam memelihara keselarasan, keindahan, dan keseimbangan kingkungan agar lingkungan tetap lestari dan kualitas lingkungan yang baik dapat terus terjaga sehingga dapat dinikmati oleh seluruh makhluk hidup yang ada di lingkungan tersebut.
Sumber bacaan:
Daryanto. 1995. Masalah Pencemaran Lingkungan. Bandung:Penerbit Tarsito.
Sastrawijaya, Tresna. 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta:Rineka Cipta.
Zulkifli, Arif. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta:Salemba Teknika.
Daeng, Muhammad Finan dkk. 2010. “Ironi Kemakmuran Mataram Modern.” Diunduh pada 3 Agustus 2015 dari http://regional.kompas.com