• Tidak ada hasil yang ditemukan

tata surya (2) Planet di tata surya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tata surya (2) Planet di tata surya"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan astronomi sangat pesat, sehingga banyak hal baru yang ditemukan berkaitan dengan keadaan alam semesta. Salah satunya adalah pengetahuan tentang asal-usul terbentuknya tata surya. Mataharisebagai salah satu bintang diantara berjuta bintang yang membentuk Galaksi Bima sakti. Matahari sangat penting bagi kehidupan di Bumi karena merupakan sumber cahaya (energi) bagi kehidupan di Bumi. Sistem tata surya dinamakan juga “Solar System”, anggotanya terdiri dari Matahari sebagai bintang pusat yang dikelilingi oleh Planet-planet, Satelit, Asteroid, Komet dan materi antara planet. Seluruh benda-benda langit tersebut berada dalam satu kesatuan karena pengaruh gravitasi Matahari. Benda-benda langit tersebut beredar mengelilingi Matahari secara konsentris pada lintasannya masing-masing.

B. PEMBAHASAN

1. Pengenalan

Kemungkinan setengah dari semua bintang adalah anggota sistem bintang biner atau sistem bintang ganda. Teori evolusi bintang menjadi masuk akal bahwa dua atau lebih bintang yang telah terbentuk dari awan debu dan gas, sistem planet dengan satu bintang bisa saja terbentuk.

Secara teoritis, jika tubuh sekunder yang cukup besar, menyatuh menjadi bintang di dalam sistem bintang biner atau sistem bintang ganda, jika tidak bintang-bintang berkembang menjadi planet-planet. Jumlah massa kritis yang dibutuhkan untuk cukup membuat tekanan dan temperatur menghasilkan sebuah bentuk tubuh bintang. Jika Jupiter, sebagai contoh, hanya beberapa kali lebih banyak massa yang dimiliki sekarang, hal itu akan menjadi bintang sekunderdi dalam sebuah sistem bintang biner tetap pada planet terbesar di dalam sistem tata surya kita.

(2)

(a)

(b)

(c)

(d)

terus menerus, rotasi meningkat karena kekekalan momentum sudut. Meskipun sebagian besar massa mengalami kondensasi di dalam pusat yang pada akhirnya menjadi bintang utama yaitu Matahari, diperkirakan bahwa akumulasi kondensasi kecil terjadi secara terpisah, berevolusi disekitar massa yang lebih besar. Terbentuk sebuah sistem tata surya (gambar 13.1) terjadi rotasi yang cepat di pusat secara bertahap ditransfer melalui proses "tarikan magnet" material yang ada di daerah tepi. Hal ini dijelaskan bahwa saat Matahari berotasi perlahan-lahan, bagian utama dari momentum sudut dari tata surya yang ditemukan di planet .

(3)

“Protoplanet” berotasisama cepatnya dengan yang lain, pada gilirannya akan mengkerut. Rotasi yang ada di dalam sistem cenderung merata pada material nebulake dalam satu bagian atau cakram. Satelit dari planet-planet itu terbentuk dari kondensasi yang lebih kecil dari materi di sekitar protoplanet. Satelit-satelit sebagian besar berevolusi dekat dengan bidang ekuator planet.

Teori ini menjelaskan mengapa orbit dari semua planet-planet letaknya hampir sama pada bidang dan mengapa mereka semua mengorbit Matahari dalam arah yang sama. Sebagian besar planet-planet berotasi pada arah yang sama dan sebagian besar satelitnya berevolusi disekitar planetnya dengan arah yang sama. Lebih besar, protoplanet yang terbentuk jauh dari Matahari, dikarenakan volumenya lebih besar dari ruang yang tersedia. Massa yang lebih besar gravitasinya juga lebih besar dari material asalnya. Terutama hidrogen dan helium. Inersia protoplanet seperti Bumi, luasnya terlalu kecil dan massa yang tahan gas ringan dan karena itu berkembang menjadi planet-planet dengan persentase jauh lebih tinggi dari elemen-elemen mineral.

Sesuatu yang aneh yang kita ketahui tentang evolusi bintang yang kemudian membentuk tata surya kita sendiri. Bagaimanapun, dalam dekade berikutnya, bentuk penyelidikan mencari lebih jauh dari sistem tata surya yang mungkin memberikan pemahaman yang lebih baik dari planet-planet dan asalnya. Penyelidikan paling ambisius yang direncanakan saat ini akan menjangkau jarak Pluto. Sebuah perjalanan hampir 7000kali lebih lama akan diperlukan dalam rangka untuk menempatkan tempat penyelidikan untuk bintang terdekat.

2. Anggota Tata Surya

(4)

Sun Mercury Venus Earth Mars

Jupiter’s orbit

Orbit Astreoid

Sun Earth

Jupiter

Saturnus

Uranus

Neptunus

Pluto The Inner planets(Planet-planet dalam)

The outer planets(Planet-planet luar) Orbit dari :

Orbit dari :

(5)

Kami mempunyai pengamatan 50 kali lebih cepat untuk melihat planet yang lebih besar, saat mendekati wilayah tersebut jauh di atas belahan bumi utara, akan terlihat semua planet-pelanet mengelilingi Matahari berlawanan arah jarum jam (dari barat ke timur) (Gambar 13.2). artinya jarak dari Matahari rata-rata antara 36 sampai 3670 juta mil. tetapi tiga dari sembilan planet paling sedikit mempunyai satu satelit atau satelit alami yang mengelilinginya. Meskipun satelit kita tidak besar dalam sistem tata surya, dibandingkan dengan planet yang lebih besar dengan planet utama. Pada kenyataannya sistem Bumi-Bulan biasa disebut sebagai “planet ganda”.

Di dalam sistem tata surya, disamping Matahari dan sembilan planet lain dengan 32 satelit yang diketahui, disana juga terdapat beribu-ribu planet minoritas atau asteroid. Yang terbesar hanya Ceres yang diametrnya kurang lebih 500 mil. Untuk sebagian besar, orbit asteroid terletak di antara Mars dan Jupiter.

Kelas lain yang berbeda dari anggota tata surya adalah komet. Mereka juga mengorbit Matahari tetapi dalam orbit yang sangat elips yang pada umumnya tidak berada dalam lintasan yang sama dengan planet. Komet adalah benda-benda kecil yang hampir berdekatan dengan Matahari. Kemudian radiasi Matahari menyebabkan komet terexpansi dan bersinar serta menjadi fenomena yang mengagumkan yang telah didokumentasikan dengan baik sepanjang sejarah.

(6)

Debu partikel dan atom gas berada di dalam ruang angkasa juga berada dalam antar ruang. Debu partikel yang berukuran mikrometeorid (melindungi bumi). Di daerah yang paling padat terlihat oleh cahaya sinar Matahari karena mereka cenderung berada disepanjang bidang tata surya, refleksi ini terlihat dari bumi yang dikenal sebagai zodiak, dan oleh karena itu disebut cahayazodiak. Frekuensi tampaknya hanya terlihat setelah senja atau sesaat sebelum fajar. Itu kadang-kadang disebut dalam literatur sebagai "fajar palsu". Ada juga yang berserakan tipis dari atom gas dalam ruang antar planet. Sebagian besar aliran partikel dari Matahari sebagai radiasicorpuscular. Ini disebut angin Matahari.

C. KESIMPULAN

Kesimpulan dari chapter Report ini adalah :

1. Sistem tata surya terbentuk dari kabut tebal atau awan debu dan gas-gas berdasarkan teori Nebula.

2. Matahari sebagai pusat tata surya yang dikelilingi oleh sembilan planet dengan arah evolusi yang sama yaitu berlawan dengan arah jarum jam pada orbitnya, diikuti dengan masing-masing satelitnya, asteroid, komet dan materi antara planet.

3. Berdasarkan orbit planet terbagi atas dua yaitu orbit planet bagian dalam antara lain : Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Orbit planet bagian luar diantaranya : Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto.

4. Diantara orbit planet dalam dan orbit planet luar terdapat ring asteroid.

5. Benda luar angkasa yang lain, selain planet, satelit, asteroid dan komet pada sistem tata surya, dinamakan meteoroid jika masih mengitari Matahari, jika benda itu masuk ke dalam Bumi dinamakan meteor atau (Bintang jatuh), dan bila meteor itu sudah sampai ke tanah dinamakan meteorit.

6. Refleksi cahaya Matahari yang menembus awan debu dan gas yang terlihat di Bumi dinamakan zodiak, Frekuensi tampaknya hanya terlihat setelahsenja atausesaat sebelumfajar atau disebut "fajar palsu".

(7)

Gambar

Gambar 13.1Konsep tentang bagaimana tata surya terbentuk: (a) awan besar dari debu dan gas
Gambar 13.2  Gambar skema dari orbit planet-planet yang ada di sistem tata surya. Dalamkenyataannya keseluruhan orbit-orbit berbentuk elips dari eksentrik yang sangat rendah

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dibagi menjadi dua tahap yaitu PPL I dan PPL II. Pada tahap awal PPL I praktikan melakukan observasi guna memperoleh gambaran

Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri, di wilayah jawa tengah, yang sebagian besar masyarakat mengharapkan di UNNES dapat

Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka dari itu peneliti berkeinginan untuk melihat pengaruh ekstrak daun panamar gantung ( Tinospora crispa L.) terhadap pertumbuhan

Teman-teman yuk kita nyanyi “ aku sayang ibu”, satu-satu aku sayang ibu, dua-dua juga sayang ayah,tiga-tiga sayang adik kakak, satu dua tiga

Beliau sangat berpengalaman dan berkompeten dalam bidang PLS, mampu membimbing mahasiswa praktikan dengan sabar, memiliki kemampuan berkomunikasi dan yang sangat

Zat yang terkandung dalam Tumbuhan Panamar Gantung ( Tinospora.. crispa

Pengujian kekerasan dan keausan pada sampel memberikan hasil bahwa sampel 5 dengan komposisi 60% arang kulit buah mahoni, 15% arang tempurung kelapa, dan 25% resin

Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Syah (2003) yang menyatakan bahwa kekurangan gizi yang terjadi pada usia 1-5 tahun akan