• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal ilmiah PENGARUH DOSEN PERFEKSIONI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal ilmiah PENGARUH DOSEN PERFEKSIONI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DOSEN PERFEKSIONIS TERHADAP MOTIVASI SEMANGAT BELAJAR DAN TINGKAH LAKU MAHASISWA

Oleh:

Faizal Bahri Hayat, Moch. Alvin Firmansyah, Moh. As’ad Muzaqi, Arief Nurrahman, Tri Leksono, Agung Putra, Eko Prasetyo Nugroho, Ilham Kurniawan Akbar, Esyad Imanuddin,

Danang Setiawan, Moh. Andi Rosyadi, Agus Santoso, Rizal Fajar Subkhi

Abstraksi

Pengaruh adalah suatu hal yang dapat merubah karakteristik, prilaku, watak dan pola fikir seseorang. Pengaruh dosen perfeksionis terhadap motivasi belajar dan tingkah laku mahasiswa terbagi menjadi 2 antara lain sisi positif dan sisi negatif, sisi positifnya dapat membuat mahasiswa termotivasi dan menjadi lebih disiplin, sedangkan sisi negatifnya bagi mahasiswa yang belum terbiasa dengan dosen perfeksionis mereka akan merasa tertekan. Dalam hal ini kesalahan tidak bisa dilimpahkan ke pada satu sisi saja, akan tetapi keduanya harus instropeksi diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh dan peran dosen penting untuk membangun motivasi belajar dan tingkah laku mahasiswa didiknya. Dalam hal ini kita menggunakan angket sebagai bahan penelitian.

Kata kunci: Sosial, pendidikan, perngaruh antar individu, masalah belajar dan bimbingan.

Latar Belakang

Pembangunan sektor pendidikan tidak pernah akan mencapai tujuan akhir yang sempurna dan final. Hal ini disebabkan konteks dan cara berpikir belajar di Indonesia sering menjadi penyebab naik turunnya kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu kurikulum pendidikan di Indonesia yang selalu dinamis dan berubah-ubah serta tidak konstan, sering menjadi salah satu dampak terpuruknya pendidikan di Indonesia.

Pengembangan dan perubahan pada sektor pendidikan sepertinya tidak bisa terlepas dari pengaruh sosial budaya. Dalam kaitan ini terjadi hubungan timbal balik yaitu : perubahan sosial budaya yang mempengaruhi pendidikan dan pendidikan mempengaruhi sosial budaya. Salah satu contoh hubungan timbal balik tersebuut disuatu lingkungan perkuliahan atau Perguruan Tinggi adalah hubungan antara dosen pengajar dan mahasiswa.

(2)

Metode Penelitian

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.

Kami disini menggunakan metode angket atau kuisioner karena kami ingin mengetahui bagaimana jawaban dari narasumber yang banyak. Jika menggunakan metode wawancara di butuhkan waktu yang lama dan kurang efisien. Penjenisan penelitian kami dengan menggunakan pendekatan dan data yang kami kumpulan yaitu menggunakan penelitian kualitatif. Disini kami menganalisis data menggunakan statistik atau angka untuk memperoleh data akurat dari sampel narasumber. Dari banyaknya narasumber tersebut kami mendapatkan jawaban yang berbeda-beda, kami mengelompokkan jawaban berdasarkan kriteria jawaban dan membuat diagram presentase untuk mengetahui berapa banyak jawaban yang memenuhi kriteria atau tidak.

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai

wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

 Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.

 Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.

 Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau tertutup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:

 Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.

 Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.

(3)

dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang.

Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.

Deskripsi Hasil Penelitian (Angket)

Positif Negatif Golput 0

10 20 30 40 50 60 70

Hasil Angket Penilaian Mahasiswa terhadap Dosen Perfeksionis

Jumlah suara

Dari hasil angket yang didapatkan dari 101 responden mahasiswa yang dilakukan di lingkungan kampus Politeknik Negeri Jember Program studi Teknik Komputer angkatan 2014 didapatkan:

1. Total 23 mahasiswa di lingkungan kampus Politeknik Negeri Jember Program studi Teknik Komputer angkatan 2014 memberikan penilaian positif terhadadap dosen perfeksionis.

2. Total 63 mahasiswa di lingkungan kampus Politeknik Negeri Jember Program studi Teknik Komputer angkatan 2014 memberikan penilaian negatif terhadadap dosen perfeksionis.

3. Total 5 mahasiswa di lingkungan kampus Politeknik Negeri Jember Program studi Teknik Komputer angkatan 2014 tidak mengisi angket.

(4)

Alasan & saran penilaian negatif mahasiswa terhadap dosen perfeksionis:

1. “Karena sebagian dari mereka (mahasiswa) akan tertekan dan tidak mungkin dapat berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran tersebut. Saran saya sebaiknya lebih sabar dan jangan terlalu serius dalam mengajar.”

2. “Karena tidak bisa melakukan pendekatan terhadap dosen, bosen.”

Alasan & saran penilaian positif mahasiswa terhadap dosen perfeksionis:

1. “Karena dalam hal ini dosen memberikan kita pelajaran akan kedisiplinan. Dan ketika disiplin maka kita akan mudah dalam meraih kesuksesan.”

2. “Karena dosen yang demikian memiliki sisi kebaikan tersendiri yang dapat memotivasi bahkan menginspirasi mahasiswa.”

Kajian Teori

Perfeksionis (Perfeksionisme) Perfeksionisme adalah keyakinan bahwa seseorang harus menjadi atau mencapai kondisi terbaik pada aspek ataupun non-materi. Perfeksionis adalah orang yang memiliki pandangan perfeksionisme.

Perfeksionisme dapat menyebabkan seseorang memiliki perhatian berlebih terhadap detail suatu hal kecil, sensitif terhadap kritik, memiliki ego yang tinggi. Hal-hal yang dapat menghambat

keberhasilan dalam hal apapun. Orang yang potensial namun perfeksionis akan terhambat

kemampuannya. Hasrat

menciptakan konten terbaik adalah hal yang perlu, namun seorang perfeksionis akan menemukan banyak rintangan yang sama sekali tidak perlu.

Sisi positif sifat perfeksionisme:

1. Termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar,

2. Termotivasi untuk memperbaiki diri sendiri dan orang lain,

3. Memperhatikan segala

sesuatu secara

mendetail,

4. Tidak mudah menyerah,

meski harus

menanggung beban yang berat.

Sisi negatif sifat perfeksionisme:

1. Menuntut orang lain seperti dirinya, sehingga cenderung mencari-cari kesalahan orang lain, 2. Over sensitif terhadap

berbagai kesalahan, 3. Sering kali beranggapan

bahwa banyak orang tidak tahu apa yang harus diperbuat, sehingga menuntut setiap orang berbuat seperti dirinya.

Watak

(5)

yang sesungguhnya merupakan hasil olah tempramen, yang sudah dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan, agama, budaya, kebiasaan-kebiasaan serta tekanan dan tantangan hidup yang kita lalui. Watak seseorang dapat dibagi menjadi 4 macam yaitu

1. Berjiwa sebagai pemimpin (koleris yang kuat)

2. Berjiwa perfeksionist, dan suka menganalisa berbicara, bersikap kekanak-kanakan (sanguinis yang popular)

Prilaku

Adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Prilaku berkaitan dengan etika, ada beberapa etika pada manusia,

1. Etika deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku

adalah cara yang digunakan untuk memikirkan sesuatu; yakni cara mengeluarkan keputusan hukum tentang sesuatu, berdasarkan kaidah tertentu yang diimani dan diyakini seseorang. Untuk membentuk pola pikir yang berkembang di lingkungan kita, kita harus memberi pengaruh bagi orang lain karena sebagian besar pola pikir terbentuk dari lingkungan.

Pola fikir positif adalah cara berfikir seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih baik, missal aku punya ketrampilan / kemampuan yang hebat maukah kau bekerja sama denganku.Pola fikir negatif adalah cara berfikir yang tidak baik, missal kita terlahir dari seseorang yang hidupnya kekurangan dan kita selalu menyalahkan keadaan. Itu semua terjadi karna kita tidak mau mencoba untuk menjadi lebih baik.

Karakter

adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.

Dilihat dari sudut

(6)

sebagai suatu tindakan yang terjadi

Melihat kondisi angket di atas yang didominasi dengan penilaian negatif bukan berarti setiap perilaku dosen yang perfeksionis merupakan suatu tindakan yang tak bermanfaat dalam hubungan sosial antara dosen pengajar dan mahasiswa. Semuanya kembali kepada mental dan cara berfikir mahasiswa sebagai pelajar. Apakah mereka siap atau tidak itu hanyalah sebuah fatamorgana dalam pengembangan hubungan sosial dalam pendidikan.

Sebagai mahasiswa baru, mereka mungkin masih menyimpan suatu tindakan yang biasa mereka lakukan di sekolah menengah. Positifnya jika mereka sudah terbiasa dengan batasan yang tinggi dalam kedisplinan dan pengajaran terhadapa guru mereka, maka tindakan dosen yang perfeksionis merupakan tindakan biasa yang sudah mereka dapat. Namun negatifnya, jika dalam sekolah menengah pun mereka sudah terbiasa untuk menentang tindakan guru mereka yang bersifat abnormal menurut mereka. Maka jika mereka melanjutkan kedalam Perguruan tinggi dan bertemu dosen pengajar yang perfeksionis kemungkinan ada dua hal yang mempengaruhi tingkah laku mahasiswa yang memiliki cara pandang berbeda; yang pertama adalah mereka sangat terinspirasi dan menganggap tindakan dosen pengajar tersebut akan berdampak positif kepadanya di kemudian hari saat keluar menuju dunia kerja. Namun yang kedua, mahasiswa tersebut akan merasa tertekan dan apabila kemungkinan terparah adalah saat tidak adanya hubungan interaksi dengan temannya yang berbeda pikiran dengannya maka akan berdampak pada pemikiran

mahasiswa tersebut bahwa dirinya merasa di diskriminasi atau dikucilkan. Dalam kondisi ini, teman sekampus adalah solusi terbaik untuk merubah cara berpikir mahasiswa tersebut menuju arah yang positif atau malah menjadi negatif.

1. Interaksi antar mahasiswa. Interaksi antar mahasiswa sangat penting karena akan

mempengaruhi dan

memberikan sugesti pada fikiran mengenai kabar, berita, atau cerita yang diceritakan oleh temannya. Hal ini sangat mempengaruhi motivasi belajar serta mempengaruhi prestasi belajar yang menjadi salah satu tolak ukur atau indikator

keberhasilan proses

pembelajaran. Jika seorang

mahasiswa sedang

menceritakan mengenai perilaku seorang dosen yang dalam mengajar bisa dikatakan sangat tegas dan merujuk ke sisi ribet, maka sebelum ia bertatapan dengan dosen tersebut tanpa mengetahui sifat dosen itu maka ia akan mengecap dosen tersebut seperti yang dikatakan atau di ceritakan oleh temannya. Kebalikannya jika seorang menceritakan bahwa dosen pengajar salah satu matakuliah tersebut sangat mudah dipahami, maka ia sebelum bertemu dan mengetahui dosen tersebut ia akan mengecap dosen tersebut seperti apa yang diceritakan oleh temannya.

a. Dampak positif interaksi antar mahasiswa.

Dampak

(7)

membuktikan kepada dosen bahwa dia akan memberikan prestasi akademik yang terbaik dan dapat mengalahkan teman-temannya dalam mata kuliah yang diajarkan dosen pengajar bersangkutan. Dalam hal tingkah laku, mahasiswa tersebut akan semakin kritis dengan apa yang di

ajarkan dosen

bersangkutan. Serta memberikan rasa haus pengembangan kepada tingkah laku mahasiswa

sebelumnya merasa tertekan menjadi

mahasiswa yang

mempunyai motivasi semangat belajar yang abnormal atau keluar dari zona nyaman menjerumuskan mereka semakin jauh dengan dapat menghancurkan masa depan mahasiswa tersebut.

(8)

berkomunikasi dengan baik kepada para pelajarnya.

2. Kesiapan dan motivasi mahasiswa itu sendiri.

Dalam dunia pendidikan, karakter siswa ataupun mahasiswa berbeda-beda. Mulai dari yang individual, maupun yang membutuhkan teman ataupun sahabat. Pada waktu siswa mulai berganti tingkatan dari yang kecil ke yang lebih besar, contohnya dari SMA/MA/SMK masuk ke perguruan tinggi. Yang semula diatur oleh guru pada waktu sekolah di SMA/MA/SMK, dan sekarang mereka harus bisa mengatur dirinya sendiri (mandiri) pada waktu di perguruan tinggi.

Di perguruan tinggi mereka akan hidup mandiri dengan bertanggung jawab atas dirinya sendiri, dan juga faktor lingkungan dan teman sangat mempengaruhi pemikiran mereka. Dengan faktor tersebut pemikiran mereka atau mahasiswa terhadap dosen berbeda-beda, ada yang berfikiran negatif ataupun positif. Dengan perubahan yang awalnya diatur oleh guru ataupun sekolah menjadi bertanggung jawab atas dirinya sendiri ataupun mandiri, seharusnya mahasiswa bisa mengerti sifat dosen.Karena

dosen tidak akan

menjerumuskan mahasiswanya kedalam kegagalan justru sebaliknya, dosen ingin

mahasiswanya menjadi lebih baik dari dirinya.

Motivasi didefinisikan sebagai kondisi internal yang membangkitkan seseorang untuk bertindak, mendorong seseorang menuju tujuan tertentu, dan membuat seseorang tetap bertahan dalam kegiatan tertentu. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal maupun eksternal dalam diri seseorang, melalui indikasi adanya hasrat serta minat untuk melakukakan kegiatan, adanya dorongan serta kebutuhan untuk melakukan kegiatan, adanya harapan dan cita-cita,

penghargaan maupun

penghormatan atas diri, kondusifitas lingkungan, dan adanya kegiatan yang menarik.

Jadi, motivasi sangat

berpengaruh dalam

pembelajaran mahasiswa, jika mahasiswa tidak termotivasi dalam pembelajaran mata kuliah maka ia enggan untuk antusias dan tertarik dalam pengajaran mata kuliah yang diterangkan oleh dosen. Hal ini menyebabkan mahasiswa tak tertarik dan dan melakukan penolakan kepada mata kuliah dan dosen pengajar.

3. Keterkaitan dosen terhadap semangat mahasiswa

(9)

berbeda-beda. Walaupun

berbeda-beda dalam

karakteristik, dosen memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah diamanatkan di tri dharma perguruan tinggi mencangkup: pendidikan dan pengajaran, penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Demikian pula halnya dengan kemampuan yang perlu dimiliki dosen ditentukan dengan tugas yang diemban, yang meliputi tugas melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Berkenaan dengan kemampuan penguasaan materi bahan ajar,Kemampuan sosial meliputi kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tujuan kerja dan lingkungan sekitar sewaktu menjalankan tugas sebagai pengajar, Kemampuan personal meliputi penampilan sikap positif atas situasi kerja sebagai pengajar dan situasi pendidikan, dan sebagai motivator untuk semangat belajar para mahasiswa.

4. Kondusifitas keadaan, ruangan dan lingkungan saat mengajar.

Kondusifitas keadaan sangat penting dalam pembelajaran mata kuliah. Jika keadaan suasana saat

pembelajaran mata kuliah berlangsung tidak ramai dan kondusif, maka materi yang disampaikan dosen akan mudah diserap oleh mahasiswa yang memperhatikannya. Keadaan tersebut sangatlah bagus dalam pembelajaran, mahasiswa bias fokus memperhatikan dan dosen juga dapat fokus mengajar tanpa ada mahasiswa yang celometan sehingga dapat mengganggu pembelajaran. Dosen tidak marah-marah, mahasiswa pun serius serta

termotivasi untuk

memperhatikan pembelajaran mata kuliah yang diterangkan oleh dosen.

5. Iktikad baik dosen perfeksionis. Sifat perfeksionis itu tidak selalu buruk. Terdapat banyak sisi positif atas sifat perfeksionis. Seperti melatih mahasiswa didiknya agar konsisten, melatih mahasiswa untuk disiplin, bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan, menghargai

waktu dan mengajari

(10)
(11)

Kesimpulan

Dosen adalah salah satu komponen yang esensial di perguruan tinggi keberadaan dosen menjadi sangat penting terkait dengan peran, tugas, tanggungjawab untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk menuju tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan Dosen yang Profesional, hal tersebut sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dimana dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kualitas mengajar harus didukung oleh dasar pengetahuan kuat, mood mendukung, tahu apa yang diketahuinya dan mempunyai kompetensi intelektualitas yang bagus. Pengajar yang baik mengembangkan kemampuan merasakan kebutuhan emosional peserta didik,latar belakang sosial, perkembangan kognitif, serta ketertarikan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pengajar itu harus

Kinerja dosen dan motivasi belajar mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil untuk meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor -faktor tersebut lebih berpengaruh untuk mewujudkan aktifitas untuk mencapai suatu tujuan terutama dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Kinerja dosen dan motivasi belajar siswa yang tinggi akansemakin menguatkan atau meneguhkan seseorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam mencapai apa yang diinginkan sehingga seseorang mahasiswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar sehingga

diperoleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya kinerja dosen yang kurang profesional didalam proses belajar mengajar maka akan menurunkan semangat belajar mahasiswa sehingga tidak ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian suatu hasil yang baik.

Daftar Pustaka

Arikunto S. 2008. Dasar - dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Atkinson. 2003. Pengantar Psikologi, Edisi kedelapan, University of California,

`San Diego, Stanford

University.Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hamalik M. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Cetakan Ketujuh, Bandung :

Sinar Baru

Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Handoko M. 2007. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Cetakan Keempat,

Yogyakarta : Kanisius.

Hidayat T. 2004. Masalah Belajar dan Bimbingan. Edisi III, Surakarta :

Depdikbud. RI

Mustakim. 2001. Psikologi Pendidikan.Surakarta : PT. Pustaka Belajar.

Nabhani. 2007. Hubungan Antara Minat Dan Motivasi Dengan Prestasi Belajar

Pada Mahasiswa. Bandung: Media Salemba

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar,

(12)

Neoleka A, 2006. Pengantar Penelitian Pendidikan. Jakarta : Takindo Utama.

Sardiman AM. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Perkasa.

Setho H. 2007. Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Sifat dan Pengajaran Dosen Dengan Motivasi Dan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa. Jakarta: Reka Sosial

Siagian P. 2004.Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Peran teknologi informasi untuk mendukung perusahaan mencapai keunggulan kompetitif antara lain: teknologi informasi membantu perusahaan membangun bisnis yang

Untuk melihat kinerja algoritma koloni lebah buatan pada sistem dalam menghasilkan nilai optimal kadar asupan energi harian dengan carbing untuk penderita DM,

Dengan tingkat harga sarana produksi perlu juga diperhatikan dalam menentukan suatu keuntungan petani, serta pengalaman bertani, tingkat pendidikan petani yang dapat

Seluruh data atau informasi yang telah terkumpul kemudian dioleh atau dianalisis dan disusun untuk mendapatakan hasil akhir yang dapat memerikan solusi

Mereka diberi tayangan dan bahan bacaan (melalui Whattsapp group, Zoom, Google Classroom, Telegram atau media daring lainnya) terkait materi Penyelesaian sistem

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا.Namun, dalam transliterasikata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Triwahyuni dkk (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Karyawan Terbaik Carrefour Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

Sedangkan perlakuan yang memiliki nilai rerata luas daun dan bobot kering rendah pada perlakuan P1 Hal ini terlihat dari hasil pengamatan pada luas daun dan bobot kering total