• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SINGAPURA DI DALAM MEMBUKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN SINGAPURA DI DALAM MEMBUKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN SINGAPURA DI DALAM MEMBUKA KERANGKA KERJASAMA ASEAN+3

Abstraksi

Singapura memang telah digolongkan sebagai negara yang maju secara ekonomi, jauh meninggalkan negara-negara satu kawasannya di ASEAN. Tingkat GDP pendapatan per kapita Singapura mencapai 52.900 dollar AS dengan tingkat pengangguran sebesar 2,2% saja (data tahun 2008)1. Singapura, sesuai dengan

arah kebijakan luar negerinya, saat ini melakukan dua hal yang saling bertentangan, di satu sisi melakukan bandwogening dengan China dalam sektor ekonomi, namun tetap melakukan bandwogening dengan AS dalam sektor pertahanan dan militer2. Hal ini sungguh menarik karena pada akhirnya kita bisa

melihat sisi pragmatis dari Singapura. Di sektor ekonomi, Singapura secara lebar-lebar pintu negaranya untuk terciptanya perdagangan bebas yang sempurna, namun di satu sisi, Singapura masih memikirkan bagaimana mendapatkan back up kekuatan militer yang kuat demi menjaga pusat perekonomian negaranya bila suatu saat mendapat serangan dari negara lain. Sebagai state-led-development country Singapura tetap menjamin kesejahteraan warganya bisa tercapai secara maksimal melalui kontrol penuh pemerintah di dalam sistem perdagangan liberal yang diikutinya.

Keywords : Landasan bagi Singapura, FTA, Sekuritisasi Ekonomi, Inisiasi Singapura, Benefit bagi Singapura

Landasan bagi Singapura

Pada tahun 2004 dalam The Annual Meeting of Southeast Asian Finane Ministers, Deputi PM Lee Hsien Loong dalam pidatonya, berusaha untuk mengajak negara ASEAN lainnya untuk secepatnya mendorong negara anggota

1 http://www.economywatch.com/economic-review/singapore.html.

2 See Seng Tan. Riding the Chinese Dragon: Singapore’s Pragmatic

Relationship with China. Diakses dari

(2)

ASEAN lainnya untuk membuka pasar dalam negeri mereka secara luas dalam kerangka rencana penjalinan kerjasama perdagangan dengan China dan juga India. Ia juga berpendapat bahwa dengan menjalin kerjasama perdagangan dengan negara-negara tetangga di sekitar ASEAN maka pada akhirnya akan menguntungkan bagi seluruh negara ASEAN. Selain untuk membuka pangsa pasar yang lebih luas3 juga sebagai sarana untuk mempermudah investasi dari

China ke ASEAN maupun sebaliknya serta untuk meningkatkan jumlah turis yang datang ke berbagai tempat wisata4 di ASEAN.

Menurut Luttwak, saat ini negara yang dikategorikan sebagai negara hegemon adalah negara yang kuat secara ekonomi dan menguasai sistem perdagangan5. Negara hegemon bukan lagi dilihat sebagai negara yang kuat dalam

segi militer (jumlah angkatan perang, jet tempur, persenjataan). Dan Singapura merupakan negara hegemon di Asia Tenggara karena bila dilihat secara kapasitas ekonomi, negara Singapura menjadi satu-satunya negara yang telah dikategorikan sebagai negara maju di dunia sejajar dengan Jepang. Sehingga, ketika negara-negara di Asia Tenggara berusaha untuk membahas mengenai cara bagaimana meningkatkan keuntungan dalam kerangka kerjasama ekonomi, maka setiap usulan dan ide yang diberikan oleh Singapura yang berkaitan dengan ekonomi

3 Jika hanya melihat jumlah penduduk yang berada di China saja, maka ASEAN

akan memiliki pangsa pasar baru sebesar 1,32 Milyar. Belum lagi bila ditambah dengan Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan dan India yang kerangka kerjasamanya pun juga tengah dibahas. Sumber :

http://www.china.org.cn/english/en-shuzi2004/sh/sh.htm.

4 Jumlah wisatawan yang datang ke ASEAN berjumlah lebih dari 37juta orang.

Bila saja kerangka kerjasama yang lebih komprehensif dengan negara-negara sekitar ASEAN maka akan semakin banyak wisatawan yang akan datang ke ASEAN mengingat pintu imigrasi dari negara tersebut ke ASEAN juga akan semakin dibuka lebar-lebar. Sumber : UNSD/UNWTAO Workshop on Tourism Statistics for South East Asian Countries, Vientiane 2009.

5 Jean-Francois Gagne. 200. Geopolitics in a Post-Cold War Context: From

(3)

akan diikuti oleh negara lainnya di Asia Tenggara. Karena mereka melihat keberhasilan yang telah dicapai oleh Singapura saat ini, yakni akibat dari kooperatifnya sistem ekonomi di Singapura terhadap berbagai bentuk kerjasama ekonomi dengan negara lain. Berkaitan dengan pandangan dari Luttwak, maka negara Singapura secara jelas dan meyakinkan telah menjadi negara hegemon di Asia Tenggara karena memiliki kekuatan ekonomi, industri serta penguasaan teknologi yang lebih maju bila dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Oleh karena itu Singapura kemudian memiliki power/kekuatan yang lebih besar bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Hal ini berkaitan dengan pencapaian negosiasi yang lebih besar, kemampuan untuk penyusunan agenda-setting yang lebih besar, kemampuan yang lebih besar untuk menggerakkan masyarakat untuk berfikir tentang suatu isu tertentu maupun kemampuan yang lebih besar untuk meletakkan perwakilannya dalam berbagai posisi kekuasaan birokrasi OI.

(4)

dengan power besar (negara-negara lemah tersebut seperti Laos, Kamboja, ataupun Myanmar)6.

Selain itu juga, sebenarnya Singapura telah menjalin kedekatan dengan China sejak 1980an dimana Singapore menanamkan investasi yang besar di masa-masa awal China melakukan modernisasi ekonominya7. Singapura berharap

bahwa dengan terjalinnya kerjasama dengan China akan menghasilkan kondisi perekonomian yang lebih stabil di Asia karena China saat ini menjadi motor penggerak ekonomi Asia sehingga dibutuhkan adanya kerangka kerjasama yang komprehensif. Dalam kunjungan Hu Jintao, Presiden China, ke Malaysia dan Singapura pada April 2002, ia meyakinkan bahwa ekspansi ekonomi yang dilakukan oleh China pada akhirnya akan membuat Asia menjadi lebih stabil dan kuat secara ekonomi, terlebih ketika China yang pada saat itu belum menjadi anggota WTO dan kemudian menjadi anggota WTO, maka akan menambah kapabilitas produksi dan distribusi komoditas China ke seluruh penjuru dunia. Hal ini lah yang pada akhirnya membuat Thailand mengambil sikap yang sama dengan Singapura8, dimana Thailand juga mendorong negara ASEAN lainnya

agar segera menandatangani perjanjian kerjasama dengan China9.

Free Trade Agreement (FTA)

Singapore memang selalu selangkah lebih maju dari negara-negara ASEAN lainnya, contohnya ketika menandatangani perjanjian FTA dengan Jepang dan

6 Evelyn Goh. 2004. Singapore’s Reaction to Rising China: Deep Engagement

and Strategic Adjustment. Singapore: Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University. hlm 2.

7 Ibid. hlm 7

8 Thailand pada bulan Juni 2003 menandatangani perjanjian FTA dengan China

(5)

Australia, masing-masing pada Januari 2002 dan Juli 200310. Penandatanganan

Japan and the Republic of Singapore for a New-Age Economic Partnership Agreement (JSEPA) antara Jepang dan Singapura merupakan perjanjian FTA pertama yang dilakukan oleh Jepang11. Bandingkan dengan Indonesia yang baru

memulai perundingan dengan Jepang pada bulan November 2004 dalam APEC Summit Meeting di Chili. Dan kemudian pada Agustus 2008 baru dihasilkan kesepakatan untuk mengadakan Australia and New Zealand for a Free Trade Agreement dengan ASEAN12. Banyak negara yang saat ini menawarkan kerangka

kerjasama dengan ASEAN dan ASEAN sudah barang tentu akan dengan terbuka mereka itu semua. Kawasan ASEAN memiliki jumlah penduduk terbesar ketiga di Asia, setelah China dan India dengan jumlah 570 juta orang13. Sehingga ASEAN

merupakan pangsa pasar yang sangat potensial bagi negara-negara sekitarnya, baik itu China, India, Jepang bahkan Korea Selatan sekalipun.

Singapura saat ini merupakan negara di ASEAN yang paling agresif di dalam mengadakan perjanjian kerjasama FTA dengan negara lain. Selain dengan ASEAN+3, AS, EU, Panama, India dan Jordan, Singapura juga sedang dalam proses negosiasi dengan Mexico, Kanada, Pakistan, Peru, Sri Lanka, Mesir, Bahrain, Qatar, Kuwait dan UAE14. Mengapa demikian? Singapura sebagai negara

paling maju dengan posisi yang sangat strategis, sebagai pintu masuk menuju

10 Evelyn Goh. 2005. Great Powers and South and Southeast Asian Regional

Security Strategies: Omni-Enmeshment, Balancing and Hierarchical Order. Singapore: Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University. hlm 6.

11 http://www.fta.gov.sg/fta_jsepa.asp?hl=7

12 http://www.dfat.gov.au/trade/fta/asean/

13 Ibid.

14 Dick K. Nanto. 2008. East Asian Regional Architecture: New Economic and

(6)

kawasan Asia Tenggara, menjadikannya sebagai negara yang paling diuntungkan dan memiliki nilai sangat besar bagi negara mitra FTA nya. Singapura berlokasi sangat dekat dengan jalur kapal yang mendistribusikan barang dari dan ke berbagai negara, seperti jalur trans-Pasifik, jalur Asia-Eropa, jalur intra-Asia, Southeast Asia-Australasia. Singapura menghubungkan lebih dari 250 pelabuhan di 123 negara di dunia15.

Inisiasi Singapura

Singapura lagi-lagi menjadi inisiator, dimana Singapura, pada tahun 1995, merupakan negara pertama yang menginisiasikan untuk mengundang Jepang, China dan Korea Selatan untuk hadir dalam ASEAN Summit, dan pada akhirnya ketiga negara tersebut benar-benar hadir dalam ASEAN Summit pada tahun 1997. Dan lagi, pada tahun 1994 Perdana Menteri Singapura, Goh Chok Tong, mengusulkan diadakannya Informal Europe-East Asia Summit saat kunjungannya ke Perancis. Ini lah yang kemudian melahikan ASEM (Asia-Europe Meeting) pada tahun 1996 di Bangkok16.

Lagi, Singapura pun memimpin diskusi untuk membantu negara-negara ASEAN lainnya (tidak termasuk Thailand, karena sama halnya dengan Singapura, Thailand telah lebih dulu membangun kerjasama FTA dengan China) untuk mencapai konsensus dalam penciptaan FTA. Akhirnya, Jepang dan Singapura berhasil memaksa negara-negara ASEAN lainnya untuk merubah ASEAN+3 menjadi EAS (East Asia Summit) dimana Jepang, China dan Korea Selatan juga berhak menjadi chairman pada pertemuan-pertemuan selanjutnya (dimana saat

15 Mee Leng Goh, dkk. 2002. Competition between Ports of Singapore and

Malaysia. Singapore & Atlanta: The Logistics Institute-Asia Pacific, National University of Singapore & Georgia Institute of Technology. hlm 2 – 3

16 Sanae Suzuki. 2004. Chairmanship in ASEAN+3: A Shared Rule of Behavior –

(7)

masih ASEAN+3 yang bisa menjadi chairman hanya negara-negara ASEAN saja). Meskipun awal mula ide pembentukan EAS berasal dari Malaysia17. Tujuan awal

pembentukan ASEAN+3 yakni untuk membantu seluruh anggota ASEAN agar bisa merasakan secara nyata globalisasi serta keuntungan dari pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN itu sendiri18, negara-negara seperti Laos, Kamboja,

Vietnam ataupun Myanmar yang masih baru beranjak sedikit dari kursi ‘self sufficiency, restriction for non-ASEAN countries’. Sehingga dengan didorongnya kerangka kerjasama FTA dengan berbagai negara di luar kawasan ASEAN, maka bisa semakin mendorong terciptanya pemerataan keuntungan bagi semua negara-negara di ASEAN, bukan hanya keuntungan bagi negara-negara-negara-negara pemain besar di ASEAN seperti Singapura, Malaysia ataupun Thailand.

Terkait adanya ketumpang tindihan peraturan dari WTO dengan FTA di ASEAN, Singapura juga secara aktif menjadi agenda negosiator diantara keduanya terkait gap peraturan. Singapura juga berusaha untuk bisa merangkul dan penengah serta bertindak secara adil terhadap masing-masing kelompok yang terlibat dalam negosiasi tersebut, yakni antara kelompok negara yang maju dengan kelompok negara yang less-developed. Meskipun ASEAN telah menjadi kelompok negara yang memiliki kapabilitas ekonomi cukup baik, namun negara Singapura merasa bahwa ASEAN masih terlalu kecil untuk bisa bermain secara baik dalam level keuangan dan perdagangan internasional. ASEAN dinilai Singapura masih kurang bisa mempengaruhi perdagangan dan keuangan internasional secara signifikan.

17 Ibid. hlm 18

18 Yum K. Kwan dan Larry D. Qiu. 2010. The ASEAN+3 Trading Bloc. Hongkong:

(8)

Sekuritisasi Ekonomi

Alasan yang masuk akal mengapa Singapura pada akhirnya mendorong ASEAN (dan negara-negara di dalamnya) untuk lebih terlibat dalam kerangka kerjasama FTA dengan negara lain, yakni alasan stabilitas kawasan ASEAN itu sendiri. ASEAN meskipun dikatakan sebagai kawasan yang banyak memiliki kesamaan dan perasaan serumpun pada kenyataannya masih sering mengalami konflik internal seperti halnya konflik antara Indonesia-Malaysia dan Kamboja-Thailand yang terlibat masalah perbatasan. Dengan menyibukkan negara-negara yang ada dengan menyodorkan berbagai kerangka kerjasama dengan keuntungan yang sangat menjanjikan, pada akhirnya negara-negara ASEAN tidak akan lagi memikirkan masalah perang (usaha memutus mata rantai konflik agar tidak berlanjut menjadi perang terbuka). Ketika negara-negara ASEAN telah bisa merasakan hasil dari berbagai kerjasama yang ada, dalam artinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil, maka tidak akan ada lagi negara yang mengurusi masalah konflik yang terjadi, dan hanya fokus menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik setiap tahunnya.

Hal di atas sejalan dengan perspektif liberal-peace dimana adanya inter-dependensi dalam kerangka ekonomi maka akan menurunkan atau bahkan menghilangkan efek negatif dari sistem internasional yang disebut oleh pandangan realis sebagai sistem yang anarki. Serta adanya usaha untuk mengesampingkan permasalahan politik internasional dan menggantinya dengan sistem perdagangan dunia19. Ketika stabilitas keamanan di ASEAN telah bisa terjamin maka sudah

19 Jorn Dosch. 2007. Managing Security in ASEAN-China Relations: Liberal

Peace of Hegemonic Stability. Asian Perspective Vol.1. London: British

(9)

tentu negara Singapura akan bisa semakin fokus untuk menggerakan pertumbuhan ekonomi negaranya. Selain itu Singapura juga tidak akan lagi dipusingkan dengan negosiasi yang harus dihadirinya (meskipun Singapura tidak terlibat secara langsung namun sudah barang tentu akan menyita waktu dan terbuang waktunya yang seharusnya bisa dipergunakan untuk fokus di dalam proses negosiasi kerangka kerjasama FTA dengan negara-negara lainnya).

Kemudian juga posisi Singapura yang bisa dibilang tidak memungkinkan dimana terletak di antara Indonesia dan Malaysia, yang mana memiliki sejarah kurang baik terkait hubungan keduanya dengan China ataupun warga non-chinese. Seperti yang telah saya kemukakan sebelumnya bahwa Singapura berusaha menciptakan sebuah kemakmuran bagi negara-negara di Asia Tenggara guna mencegah pecahnya konflik serius yang berujung pada perang. Karena bila suatu saat terjadi konflik/kontak senjata, maka Singapura yang posisi/letak negaranya yang berada di tengah/jantung ASEAN akan juga terkena imbas. Terutama ketika konflik tersebut terjadi antara Indonesia dengan Malaysia.

Dengan demikian, Singapura bersama-sama dengan Indonesia dan Malaysia membangun sebuah grup ekonomi sub-regional yang dikenal dengan nama Golden Triangle, dimana terdiri atas Singapura-Johor-Riau. Hal ini lagi-lagi dimaksudkan untuk menciptakan kondisi perpolitikan yang stabil di dalam kawasan Asia Tenggara melalui kerangka kerjasama intra-regional maupun ekstra-regional20. Karena ketika kondisi keamanan dan perpolitikan di

negara-negara sekitar Singapura bergejolak, maka investor asing yang ingin datang ke Singapura akan menarik keinginannya untuk berinvestasi.

20 John Wong, dkk. A Study on Singapore’s Experience in Regional Cooperation.

(10)

Ketakutan akan kondisi yang tidak aman dari investor asing pada akhirnya akan memberikan dampak negatif bagi perekonomian Singapura pada khususnya. Terlebih ketika banyak bermunculan pusat-pusat keuangan dunia yang baru (seperti di Hong Kong, Seoul-Korea Selatan, Mumbai-India), maka kondisi Singapura di dalam sistem perekonomian dan keuangan dunia akan semakin terancam. Oleh karena itu kerangka kerjasama intra maupun ekstra regional harus semakin dikuat demi terjaminnya kondisi perekonomian Singapura yang akan tetap stabil.

Benefit bagi Singapura

Hal itulah yang kemudian mendorong Singapura mendorong ASEAN untuk bisa melebarkan sayap ekonominya untuk bisa merangkul pemain-pemain besar di kawasan Asia yakni Jepang, China dan Korea Selatan. Karena Singapura kemudian beranggapan bahwa dengan dirangkulnya China, Jepang dan Korea Selatan kedalam kerangka kerjasama ekonomi ASEAN secara lebih komprehensif, maka kemudian ASEAN+3 akan memiliki kapabilitas yang lebih baik lagi di dalam mempengaruhi sistem perdagangan dan keuangan dunia21. Singapura yang

juga sebagai penghubung jalur perdagangan dunia pada akhirnya membuat Singapura memiliki daya tarik sendiri bagi investor yang ingin berinvestasi di Singapura. Karena melalui linkage yang berusaha dibangun oleh Singapura (melalui berbagai kerangka kerjasama ekonomi dengan banyak negara) maka Singapura memiliki keuntungan lebih banyak dari tersedianya beragam mitra dagang dan pangsa pasar yang ditawarkan oleh negara Singapura22.

21 Ibid. hlm 42 – 43

(11)

Segala kelebihan yang dimiliki oleh Singapura tersebut terkait upaya aktifnya untuk menciptakan sistem perekonomian yang ideal tidak hanya di negara Singapura sendiri namun juga di ASEAN, maka Singapura dijadikan contoh nyata bagi negara-negara ASEAN lainnya dalam hal bagaimana suatu negara bisa menjadi sedemikian maju (becoming role-model).

FTA yang dilakukan ASEAN juga bisa dikatakan sebagai upaya dari Singapura (yang kemungkinan juga mendapatkan pengaruh dari Amerika Serikat) dalam rangka menghapuskan jejak-jejak sosialisme dan komunisme di kawasan Asia Tenggara. Saat ini negara-negara seperti Laos, Kamboja dan Vietnam, yang dulu sangat terkenal karena ketiganya sebagai salah satu contoh dari teori ‘domino’23, telah membuka sistem perdagangan mereka kearah yang lebih liberal.

Meskipun kontrol negara masih kuat, namun saat ini ketiga negara tersebut secara perlahan telah benar-benar membuka diri bagi masuknya investasi asing di negara mereka. Terdapat peningkatan tingkat pendapatan di negara-negara ASEAN rata-rata sebesar 5,23% sebagai hasil dari adanya ASEAN+324. Dengan peningkatan

tingkat pendapatan terendah yakni 1,20% di Kamboja dan peningkatan tingkat pendapatan tertinggi yakni 12,10% di Thailand.

Sesungguhnya telah nyata bahwa ASEAN+3 yang berawal dari ide PM Malaysia yang kemudian di dorong oleh negara Singapura, telah memberikan peningkatan ekonomi yang positif bagi keseluruhan negara di ASEAN.

23 Efek domino ialah sebuah konsep/teori yang diciptakan atas kekhawatiran

Amerika Serikat dalam perang dingin, terhadap pengaruh perkembangan komunisme di Asia, yang beranggapan jatuhnya suatu rezim/negara akan berpengaruh pada negara lainnya yang berdekatan seperti halnya domino jatuh.

24 Masahiro Kawai Dean dan Ganeshan Wignaraja. 2007. 2007. ASEAN+3 or

(12)

Namun yang menjadi pertanyaan banyak pihak, kenapa pada akhirnya FTA yang muncul kebanyakan lebih mengacu pada FTA negara per negara, seperti Jepang-Singapura, China-Thailand, Korea-Singapura, New Zealand-Singapura, dan sebagainya? Karena pada kenyataan, sifat realism di masing-masing negara yang terlibat di dalam berbagai kerangka kerjasama FTA tersebut masih dominan. Mereka pada akhirnya hanya memikirkan bagaimana caranya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat di negaranya masing-masing.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Dean, Masahiro Kawai dan Ganeshan Wignaraja. 2007. ASEAN+3 or ASEAN+6: Which Way Forward. Geneva: Conference on Multilateralising Regionalism.

Dosch, Jorn. 2007. Managing Security in ASEAN-China Relations: Liberal Peace of Hegemonic Stability. Asian Perspective Vol.1. London: British Academy’s Southeast Asia Committee and the Universities China Committee.

Gagne, Jean-Francois. 2007. Geopolitics in a Post-Cold War Context: From Geo-Strategic to Geo-Economic Considerations?. Quebec: Raoul Dandurand Chair of Strategic and Diplomatic Studies, University of Quebec at Montreal.

Goh, Mee Leng, dkk. 2002. Competition between Ports of Singapore and

Malaysia. Singapore & Atlanta: The Logistics Institute-Asia Pacific, National University of Singapore & Georgia Institute of Technology

Goh, Evelyn. 2004. Singapore’s Reaction to Rising China: Deep Engagement and Strategic Adjustment. Singapore: Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University

Goh, Evelyn. 2005. Great Powers and South and Southeast Asian Regional Security Strategies: Omni-Enmeshment, Balancing and Hierarchical Order. Singapore: Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University.

Nanto, Dick. K. 2008. East Asian Regional Architecture: New Economic and Security Arrangements and U.S Policy. Washington D.C: Congressional Research Service Report for Congress.

Kwan, Yum K. & Larry D. Qiu. 2010. The ASEAN+3 Trading Bloc. Hongkong: Journal of Economic Integration.

Suzuki, Sanae. 2004. Chairmanship in ASEAN+3: A Shared Rule of Behavior – Discussion Paper No.09. Chiba: Institute of Developing Economies.

Tan, See Seng. Riding the Chinese Dragon: Singapore’s Pragmatic Relationship

with China. Sumber website:

http://www.nids.go.jp/english/publication/joint_research/series4/pdf/4-1.pdf Wong, John, dkk. A Study on Singapore’s Experience in Regional Cooperation.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa jika ada suatu pembangkit daya yang membangkitkan putaran, dan putaran tersebut dapat dikopel pada generator, maka besarnya daya putar pada rotor generator adalah sama

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu bid- ask spread, market value, risk of return, dan dividend payout ratio secara simultan terhadap

Penerapan model pembelajaran tipe Team Games Tournament yang telah dilakukan ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran manajemen

Dengan penerapan strategi pembelajaran active learning terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq di SMP Al-Islam 1 Surakarta.

Hal ini berarti bahwa penerimaan peternak gurami pada kolam sempit dan kolam luas tidak sama dengan total biaya yang dikeluarkan pada kolam sempit dan kolam

Dari sini keluar suatu konsep sehat masyarakat, yaitu bahwa sehat adalah orang yang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari dan keluar konsep sakit, dimana

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Diagnosis Status Hara Menggunakan Analisis Daun untuk Menyusun Rekomendasi Pemupukan pada Tanaman Manggis ( Garcinia Mangostana L.)

Dalam arti kata, penciptaan suasana religius ini dilakukan dengan cara pengamalan, ajakan ( persuasif ) dan pembiasaan-pembiasaan sikap agamis baik secara