• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI AIRTANAH ANTARA KAWASAN KARST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POTENSI AIRTANAH ANTARA KAWASAN KARST"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI AIRTANAH ANTARA KAWASAN KARST

GUNUNGKIDUL DENGAN KAWASAN NON-KARST (WILAYAH

SEKITAR JETIS, BANTUL, DIY)

NovandaN. A. P.

Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Email: novanda.n@mail .ugm.ac.id

INTISARI

Airtanah merupakan salah satu sumberdaya alam yang bermanfaat, baik untuk kehidupan manusia maupun kehidupan makhluk hidup lainnya. Airtanah dapat diketahui keberadaanya pada suatu wilayah karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti faktor kondisi topografi, faktor jenis material, dan faktor-faktor lainnya. Pentingnya airtanah bagi sumber kehidupan membuat studi terkait airtanah semakin marak. Maka dari itu, tujuan analisis ini untuk mengetahui kondisi akuifer antara kawasan karst dengankawasan non-karst yaitu wilayah sekitar Jetis, Kabupaten Bantul, DIY. Manfaat analisis ini guna untuk memberikan informasi kepada penduduk ataupun pemerintah yang nantinya analisis dapat digunakan perencaan wilayah di kedua daerah ini. Data-data penelitian diperoleh dari berbagai sumber, seperti jurnal, prosiding, dan tugas akhir. Metode yang digunakan dari data penelitian yang diambil terkhusus berupa geolistrik konfigurasi schlumberger dan metode-metode lainnya. Hasil analisis bahwa material di kawasan karst Gunungkidul dan kawasan non-karst Jetis, Bantul, DIY sama-sama memiliki material yang lolos air. Hal ini menyebabkan airtanah melimpah. Karena data peneliti berupa data sekunder (tidak melaksanakan lapangan sendiri), maka dalam menganalisis masih kesusahan dan perlu banyak koreksi.

Kata Kunci : Karst, Geolistrik, Akuifer

PENDAHULUAN

Air tanah merupakan sumberdaya yang penting bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia dalam menjalankan kehidupannya. Air tanah yang terdapat pada formasi geologi dapat menyimpan dan melalukan air dalam jumlah yang besar, yang sering disebut dengan akuifer (Purnama, 2010). Keberadaan airtanah dapat ditinjau dari kondisi karakteristik akuifernya, menurut Nasution (2013) akuifer merupakan batuan atau lapisan batuan yang mempunyai suatu susunan yang dapat mengalirkan air yang cukup berarti di bawah kondisi lapangan, sedangkan karakteristik akuifer yang dimaksud, seperti tebal akuifer, muka air tanah, kemiringan muka airtanah, susunan akuifer, dan lain sebagainya. Klasifikasi air tanah berdasarkan dormasi yang dapat menyimpan dan mengalirkan air diklasifikasikan oleh Todd (1980), antara lain :

1. Akuiflud, adalah formasi yang dapat menyimpan air (Walton, 1970 dalam Purnama, 2010)

(2)

3. Akuifug,

Menurut Purnama, dkk (2007) bahwa potensi air tanah sebenarnya merupakan jumlah air yang tersedia dalam kurun waktu tahunan. Penentuan potensi air tanah selalu terkait oleh kualitas airtanah dan ketersediaan airtanah (Hidayat, 2008). Data air tanah dapat digunakan untuk pemerintah maupun penduduk, sebab airtanah memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan. Data potensi air tanah ini dapat digunakan untuk dasar perencaan maupun konservasi.

Akuifer biasa denga akuifer karst memiliki beberapa persamaan, seperti jenis akuifer, yakni akuifer tertekan, akuifer bebas, dan akuifer menggantung (Ford dan William, 2007). Karst merupakan bentuklahan yang memiliki sistem hidrologi yang unik. Hal ini dilihat dari kondisi topografi eksokarst seperti lembah karst, doline, uvala, polje serta berkembangnya sistem drainase bawah permukaan yang jauh lebih mendominasi dari pada sistem drainase atas permukaan (Haryono dan Adji, 2004 dalam Agniy, 2016). Untuk mengetahui kondisi airtanah, baik di kawasanan karst maupun kawasan non-karst dapat dilakukan dalam beberapa metode penelitian. Slah satunya dengan metode uji geolistrik. Geolistrik adalah metode geofisika dalam mengalirkan aliran listrik dari permukaan bumi menuju ke dalam bumi. Pendektesian ini meliputi pengukuran arus, beda potensial, dan elektromagnetiknya (Kanata dan Zubaidah, 2008). Metode ini sangatlah populer dala studi geohidrologi dikarenakan peralatannya yang mudah dibawa, biaya yang murah, serta hasil akurasi data yang baik (Purnama, 2010). Ada beberapa konfigurasi atau pendugaan lapisan permukaan tanah dengan metode geolistrik ini, seperti konfigurasi schlumberger, double di pole, dan lain sebagainya (Bisri, 1991). Setiap konfigurasi memiliki prosedur pengukuran yang berbeda-beda, hal ini karena setiap konfigurasi memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Tujuan menganalisa ”Potensi Airtanah Antara Kawsan Karst Dengan Wilayah Sekitar Jetis, Bantul, DIY” untuk mengetahui keterkaitan potensi airtanah yang ada di dua tempat tersebut, karena kedua tempat ini masih dalam provinsi yang sama. Manfaatnya yaitu nantinya hasil perbedaan ataupun persamaan yang di dapat bisa digunakan penduduk ataupun pemerintah dalam merencanakan pembangunan di sekitar Kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul. Penggunaan metode geolistrik untuk mengetahui jenis materialnya, karena metode geolistrik ini sangat populer dan menarik serta memiliki keakuratan daya yang baik pula. Keterkaitan antara kedua lokasi ini juga dapat digunakan untuk analisis wilayah lebih lanjut nantinya.

ISI

(3)

kawasan karst merupakan bentang alam yang terbentuk dari batuan yang mudah larut, seperti gamping, dolomit, dan batuan yang mudah larut lainnya. Karst juga disebut senuah ekosistem, baik ekosistem endokarst maupun eksokarst. Ekosistem endokarst merupakan ekosistem yang ada di bawah permukaan tanah kawasan karst, seperti gua, sedangkan ekosistem eksokarst merupakan bentukan yang ditemui diatas permukaan kawasan karst , antara lain polje dan uvala. Bentukan-bentukan tersebut merupakan hasil dari proses pelarutan. Batuan akan mudah larut jika mengandung gas karbondioksida. Berikut merupakan persamaan reaksinya : (Bloom, 1991)

CaCO3 + H2O + CO2  Ca2+ + 2HCO32- ………. (1)

Hasil dari pelarutan tersebut, seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa akan terbentuknya gua-gua. Gua ini akan menjadi sungai bawah tanah. Sungai bawah tanah ini yang merupakan adanya sumberdaya air di kawasan karst. Menurut Agniy (2016) jauhnya jarak sungai bawah tanah dengan permukiman warga membuat penyaluran air harus menggunakan pengelolaan secara teknis agar dapat dimanfaatkan dengan baik.Sungai bawah tanah yang ada di dalam gua ini menjadikan adanya potensi airtanah di kawasan karst. Hal ini menjadikan akuifer karst sangat melimpah.

Selain itu, menurut Maemuna, dkk (2017) bahwa akuifer karst dapat dibagi menajdi dua sistem, yaitu sistem conduit dan sistem diffuse. Sistem conduit merupakan kondisi aliran yang memiliki nilai permeabilitas kecil, sedangkan sistem diffuse merupakan aliran akuifer yang bergerak pada rekahan-rekahan kecil akibat batuan karbonat yang tidak mudah larut. Kedua sistem ini dapat saling kait-mengakitkan pada daerah kawasan karst. Untuk mengetahui kondisi akuifer di kawasan karst dapt dilakukan dengan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger. Menurut tugas akhir Adha (2010) dengan Judul Analisi Data Geolistrik Schkumberger Studi Kasus : Akuifer Karst Rongkop Gunungkdul didapatkan hasil dari metode geolistrik bahwa di daerah tersebut memiliki material batuan berupa batupasir tufan, batu gamping, dan tanah penutup. Namun, Adha (2010) menyatakan bahwa daerah ini terindikasi non akuifer. Selain itu, menurut tugas akhir Agniy (2016) dengan Judul Kajian Hidrogeologi Karst Sistem Gua Pindul, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, melalui hasil data bor mendapatkan material berupa batu gamping, serta material lainnya, seperti napal, tuff, lempung, breksi, dan batu pasir. Material-material yang dihasilakn dari hasil penelitian Adha (2010) dan Agniy (2016) merupakan material-material yang lolos akan air.

(4)

Gambar 1.1 Peta Cekungan Airtanah Yogyakarta-Sleman

Sumber : Hendrayana dan Vincente (2013). Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-6.

(5)

(2015) menggunakan metode geolistrik schlumberger di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta diperoleh beberapa hasil pengukuran. Melalui data titik VES 2 dan VES 3 pada Kelurahan Sumberagung diperoleh hasil sebagai berikut.

Gambar 1.2 Data VES Metode Geolistrik (Schlumberger) Kelurahan Sumberagung, Kabupaten Bantul, DIY

Sumber : Sumiati (2015)

Hasil data tersebut dapat diketahui bahwa material yang ada di Sekitar Wilayah Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DIY berupa batu pasir, tanah penutup, batu gravel, breksi, dan lempung. Berdasarkan informasi data yang diperoleh dari tugas akhir Sumiati (2015) maka menunjukkan kondisi airtanah Kelurahan Sumberagung, Kabupaten Bantul, DIY melimpah. Hal ini dikarenakan jenis materialnya merupakan material yang meloloskan air. Berdasarkan beberapa sampel data penelitian melalui beberapa sumber penelitian yang ada, terkait material yang ada di kawasan karst dan di kawasan non-karst (Cekungan Air Tanah) Yogyakarta-Sleman, menunjukkan sebagain besar material berupa batupasir dan tanah penutup. Material ini merupakan material yang meloloskan air. Hal ini mengakibatkan airtanah yang melimbah pada daerah tersebut. Maka antara kedua wilayah tersebut walaupun memiliki formasi geologi yang cukup berbeda dan kondisi topografi yang berbeda, tetapi memiliki akuifer yang cenderung mirip, yaitu kondisi akuifer yang melimpah.

PENUTUP

Kesimpulan yang diperoleh dalam analisis ini yaitu perbedaan lokasi, topografi, formasi geologi, dan lain-lain tidak membuat kedua wilayah memiliki potensi airtanah yang berbeda. Kawasan karst Gunungkidul dengan kawasan non-karst ( Wilayah Sekitar Jetis, Bantul, DIY) memiliki material yang hampir sama setelah melalui beberapa metode pengujian, salah satunya metode geolistrik konfigurasi schlumberger. Materil ini berupa material-material yang meloloskan air, yang membuat airtanah pada kedua daerah ini melimpah.

(6)

sumber, seperti jurnal, prosiding, tugas akhir, dan lain sebagainya. Karena data yang dihasilkan bukan data lapangan sendiri, maka penulis kesusahan dalam melakukan analisis. Analisis yang dibuat sangat masih membutuhkan koreksi. Penulis berharap tulisan ini dapat sebagai proses belajar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan paper ini tidak dapat berjalan dengan lancar jika tidak di dukung dari berbagai pihak. Kesempatan ini, penulis akan mengucapkan terimkasih atas bimbingan dan motivasi selama proses pembuatan paper ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Rer.nat Muh. Aris Marfa’i, M. Sc. Selaku Dekan Ffakultas Geografi 2. Prof. Dr. Ig. L. Setyawan Purnama, M. Si. , Dr. Tjahyo Nugroho Adji, S.Si., M. Sc.,

Tech., Ahmad Cahyadi, S.Si., M. Sc. Selaku dosen pengampu mata kuliah geohidrologi.

3. Indra Agus, S. Si. selaku koordinator praktikum geohidrologi

4. Mutiara Ayu M. H., S.Si. dan Egha Friyansari selaku asisten praktikum geohidrologi

5. Tema-teman praktikan geohidrologi

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Adha, Maya Nurlaela. 2017. Analisis Data Geolistrik Schlumberger Studi Kasus : Akuifer Karst Rongkop Gunungkidul. Laporan Penelitian. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Agniy, Romza Fauzan. 2016. Kajian Hidrogeologi Karst Sistem Gua Pindul, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Laporan Penelitian. Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada.

Andriyani, Satuti., Ari H. R., dan Sutarto. 2010. Metode Geolistrik Iimaging Konfigurasi Dipole-dipole Digunakan Untuk Penelusuran Sistem Ssungai Bawah Tanah Pada Kawasan Karst Di Pacitan, Jawa Timur. Jurnal Ekosains, Vol.II, No. 1, hal 46-47.

Bisri, N. 1991. Aliran Airtanah. Malang : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Bloom, A.L. 1991. Geomorphology : A systematic analysis of late Cenozoic landform, ed. 2. New Jersey: Prentice Hall.

Derana, I. 1981. Perbandingan Interpretasi Geolistrik: Aturan Wenners dan Schlumberger. Yogyakarta : Fakultas Teknik, UGM

Ford, D.C., dan Williams, P.W. 2007. Karst Geomorhology and Hydrology. London: Chapman and hall.

Hendrayana, Heru dan Victor A.de Sousa Vicente. 2013. Cadangan Air Tanah Berdasarkan Geometri dan Kkonfigurasi Sistem Akuifer Cekungan Air Tanah Yogyakarta-Sleman. Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-6, 11-12 Desember 2013. Yogyakarta : Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

Hidayat, Robi S. 2008. Potensi Air Tanah di Cekungan Air Tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, Jurnal Geologi Indonesia, Vol.3 No.4, hal 205-2016

Kanata, Bulkis dan Zubaidah. 2008. Pemodelan Fisika Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Sclumberger untuk Investigasi Keberadaan Airtanah. Jurnal Airtanah, vol.7 No.1

Maemuna, Sinta., Darsono, Budi Legowo. 2017. Identifikasi Akuifer di Sekitar Kawasan Karst Gombang Selatan Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumber. Jurnal Fisika dan Aplikasinya, vol 12, No. 2, hal.45.

(8)

Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Purnama, S. 2010. Hidrologi Airtanah. Yogyakarta: Kanisius.

Purnama, S., Suyono, dan Sulaswono, B. 2007. Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak. Jurnal Airtanah, Vol.21, No.2, Hal 111-122

Sumiati. 2015. Identifikasi Akuifer Dengan Metode Geolistrik Schlumber Di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Telford, W. N., Geldark L. P., and Sherrif, R. E. 1990. Applied Geophisics. Cambridge University Press : New York USA

Gambar

Gambar 1.1 Peta Cekungan Airtanah Yogyakarta-SlemanSumber  :  Hendrayana  dan  Vincente  (2013)
Gambar  1.2  Data  VES  Metode  Geolistrik  (Schlumberger)  Kelurahan

Referensi

Dokumen terkait

Thojib (1978: 437) dalam disertasi beliau mengatakan tentang kajian bahasa Perancis yang dituturkan oleh beberapa penutur Indonesia. Beliau menyimpulkan bahawa mereka

Routing default pada Sterling dan Waycross akan digunakan untuk rut eke semua paket yang ditujukan untuk jaringan yang tidak terhubung langsung.. Gambar 6.8 Jaringan yang

Hasil kajian menunjukkan bahwa dengan data hidrograf banjir dengan tinggi hujan 44,75 mm memiliki debit puncak sebesar 4,95 m 3 /det, efektifitas bangunan sabo dalam

All that parcel of Land together with the building thereon and appurtenances thereof situate at Jalan Wong King Huo, Sibu containing an area of 128.0 square metres, more or less

Menurut peneliti dengan menanamkan kebiasaan untuk tampil didepan umum seperti, ceramah, menghapal, menulis, diskusi adalah upaya yang sangat bagus yang dilakukan oleh

: Mata Kuliah Ini Membahas Tentang Falsafah,Perspektif dan Paradigmakeperawatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak, fokus utama pada

Keterangan anggota rumah tangga yang melakukan usaha penangkapan ikan dari jenis kapal/perahu terpilih yang utama: Apabila dalam 1 rumah tangga terdapat lebih dari 1 orang