• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Perancangan Sistem Ker

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Perancangan Sistem Ker"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran waktu kerja (Time Study) dikemukan oleh F.W. Taylor. Taylor melakukan penelitian terhadap rendahnya produktivitas pekerja -pekeja di tempatnya bekerja. Dia melihat para pekerja menghasilkan produk di bawah hasil sebenarnya yang mungkin dicapai. Anggapannya bahwa penyebab hal tersebut adalah pengukuran jam henti yang tidak baik. F.W. Taylor juga mengemukakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan hal itu terjadi yaitu lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat dan frekuensi istirahatnya. Dalam melakukan penelitiannya dia menggunakan pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study).

Stopwatch Time Study merupakan studi gerakan-gerakan yang digunakan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bagaimana pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efektif dan efisien sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mengetahui apakah pekerjaan dari pekerja tersebut berlangsung secara efektif atau tidak, maka diperlukan suatu metode untuk mengamati pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut.

(2)

1.2 Tujuan Penulisan

Dari praktikum ini diharapkan para praktikan:

1. Dapat memahami dan menerapkan studi gerakan kerja menggunkan Stopwatch Time Study

2. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus secara langsung dari suatu pekerjaan dengan menggunakan jam henti (stop watch) dan perhitunngan waktu baku.

3. Mampu melakukan pengukuran waktu siklus, waktu normal, waktu baku dari suatu pekerjaan.

4. Dapat menganalisis metode terbaik dari prinsip ekonomi gerakan dan studi gerakan. 5. Dapat membandingkan pengaruh metode trhadap efisien geraka kerja dalam upaya

perbaikan cara kerja.

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah pada praktikum Stopwatch Time Study adalah dibatasi pada pekerjaan dan elemen pekerjaan merakit piala yang terdiri dari 5 part. Percobaan terdiri dari 4 buah metode dengan masing-masing metode terdapat 2 variabel yang berubah, dan setiap metode terdiri dari max 30 kali percobaan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan praktikum Modul 3 tentang Stopwatch Time Study adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(3)

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang pengumpulan data yang terdiri atas deskripsi gerakan, part list benda, tabel rekap rwaktu operasi tiap metode, pengolahan data yang berisi uji kecukupan data, waktu normal, waktu baku, perhitungan allowance, dan output standart.

BAB IV ANALISIS

Berisi tentang analisis dari metode yang digunakan, perbandingan tiap metode berdasarkan waktu siklus, penentuan performance rating dan allowance, waktu normal, waktu baku, dan metode terbaik.

BAB V PENUTUP

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan oleh operator terlatih dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik. Pengukuran kerja dapat diartikan sebagai teknik untuk menyeimbangkan kegiatan manusia yang dilakukan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja dibagi menjadi dua bagian yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran waktu kerja secara tidak langsung. Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan dimana data yang diperoleh secara langsung dari suatu tempat yang diamati. Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan dengan tidak melakukan perhitungan secara langsung dan mengamati langsung tempat kerjanya melainkan hanya membaca tabel waktu yang ada dan mengerti jalannya pekerjaan melalui elem-elemen gerakan.

(Wignjosoebroto, Sritomo 2003)

2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Langsung

Pengukuran waktu kerja secara langsung adalah sebuah kegiatan pengamatan dimana data yang diperoleh secara langsung dari suatu tempat yang diamati. Dalam pengukuran waktu kerja langsung terdapat dua cara, yaitu dengan teknik sampling kerja atau memakai jam henti (Stop watch).

2.1.1.1Pengukuran Waktu dengan Jam Henti (Stop Watch Time Study)

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti merupakan suatu metode yang dapat optimal jika diaplikasikan pada pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repititive). Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan

(5)

jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk jumlah pengukuran dan lain-lain. Secara garis besar pelaksanaan metode ini adalah sebagai berikut:

1. Penetapan tujuan pengukuran yaitu menetapkan maksud dan tujuan kepada operator tersebut.

2. Melakukan penelitian pendahuluan

3. Memilih operator merupakan kegiatan untuk memilih jenis pekerjaan yang akan diukur dan siapa operator yang bersangkutan yang akan diukur.

4. Melatih operator (kondisi atau cara kerja yang tidak biasa) 5. Mengurangi pekerjaan atas elemen pekerjaan

6. Menyiapkan alat-alat pengukuran yang diperlukan 7. Mengamati waktu kerja operator

8. Menentukan siklus kerja yang akan diamati dengan penentuan tingkat ketelitian dan keyakinan

9. Menentukan Penyesuaian dan kelonggaran operator rate performance ini ditetapkan untuk semua elemen kerja yang ada.

10.Menghitung waktu baku

(Wignjosoebroto 2000)

2.1.1.2Sampling Pekerjaan (Work Sampling)

Sampling kerja adalah metode yang digunakan untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari operator. Ratio delay study atau random observation method, penggunaannya di dalam sampling kerja pengamatan terhadap suatu

objek yang ingin diteliti tidak perlu dilaksanakan secara menyeluruh, dapat dilaksanakan dengan pengambilan sampel secara acak. Banyaknya pengamatan dalam kegiatan sampling dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan. Aplikasi work sampling adalah penetapan waktu baku, penetapan waktu tunggu, dan disiplin kerja.

(6)

2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung

Pengukuran waktu kerja tidak langsung merupakan suatu kegiatan pengamatan dengan tidak melakukan perhitungan secara langsung dan mengamati langsung tempat kerjanya melainkan hanya membaca tabel waktu yang ada dan mengerti jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan. Pengukuran waktu kerja tidak langsung meliputi tentang metode standar data / formula, metode analisa regresi, predetermined motion time system.

2.1.2.1Pengukuran Kerja dengan Metode Standar Data Formula

Pengukuran waktu kerja dengan metode standard data formula merupakan pengukuran kerja sering dilakukan hanya untuk satu jenis operasi atau suatu pekerjaan tertentu saja, sehingga tidak akan dapat dimanfaatkan untuk operasi kerja lainnya. Metode ini dikhususkan untuk diaplikasikan pada elemen kegiatan konstan seperti set-up, loading/unloading, handling machine, dan sebagainya. Kelebihan metode ini adalah dapat

mempercepat proses yang diperlukan untuk penetapan waktu baku yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan serta dapat mengurangi aktivitas pengukuran kerja tertentu.

2.1.2.2Pengukuran Kerja dengan Metode Analisa Regresi

Pengukuran Kerja dengan Metode Analisa Regresi adalah metode analisa regresi berguna untuk menyederhanakan pengukuran waktu dengan metode standar data yang dibutuhkan apabila elemen kerja yang diukur tidak berupa variabel tertentu. Kasus-kasus yang sering terjadi dimana elemen kerja tidak berupa variabel-variabel yang sama dengan yang telah didefinisikan dalam formula.

2.1.2.3Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan

(7)

nilai waktu masing-masing berdasarkan waktu yang ada. Aplikasi sistem gerak yang telah dikerjakan tersebut, mengharuskan membagi-bagi secara detail operasi kerja yang akan diukur dalam gerakan-gerakan dasar (basic motion) sesuai dengan siatem yang akan dipakainya nanti.

(Sritomo, 1989)

2.2 Gerakan Fundamental (Therblig’s)

(8)

Elemen Therblig’s diklasifikasikan menjadi efektif dan inefektif:  Effective Therblig

 Physical Basic Divisions  Menjangkau (reach)  Membawa (move)  Melepas (release)  Memegang (grasp)

 Mengarahkan awal (Pre-position)  Objective Basic Divisions

 Memakai (use)  Merakit (Assamble)

 Melepas rakitan (diassemble)  Ineffective Therblig

 Mental atau Semi Mental Basic Divisions  Mencari (search)

 Memilih (select)

 Mengarahkan (position)  Memeriksa (inspect)  Merencakan (plan)  Delay

 Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay)  Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)

 Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatigue)  Memegang untuk memakai (hold)

Secara garis besar masing-masing Therbligh tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:

 Mencari (search)

(9)

 Memilih (select)

Gerakan kerja untuk menemukan suatu objek diantara dua atau lebih obbjek yang sama lainnya.

 Memegang (Grasp)

Elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja.

 Menjangkau / Membawa tanpa beban (Transport Empty)

Gerakan kerja tang yang menggambarkan berpindah posisi tanpa beban atau hambatan

 Membawa dengan beban (Transport Loaded)

Gerakan perpindahan tangan dengan tangan bergerak dalam kondisi membawa beban (obyek).

 Memegang untuk memakai (Hold)

Gerakan yang tangan memegang objeknya tetapi tangan tidak bergerak  Melepas (release load)

Gerakan melepas yang terjadi pada tangan operator melepaskan kembali terhadap obyek yang dipegang sebelumnya.

 Mengarahkan (Position)

Gerakan yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara tepat  Mengarahkan awal (Pre-Position)

Elemen kerja yang mengarahkan obyek pada suatu tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut degan mudah akan bisa dipegang dan dibawa kearah tujuan yang diinginkan

 Memeriksa (Inspection)

Elemen yang langka yaitu untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi syarat kualitas yang ditetapkan

 Merakit (assemble)

(10)

 Mengurai rakit (Dissembly)

Elemen gerak yang berupa kebalikan dari merakit (assemble)  Memakai (use)

Elemen gerakan yang salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai suatu alat atau obyek untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung.

 Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable Delay)

Kondisi keterlambatan kerja yang diakibatkan dnegan faktor diluar control dari operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung  Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)

Setiap waktu menganggur yang terjadi pada siklus kerja yang berlangsunb merupakan tanggung jawab operator baik secara sengaja maupun tidak disengaja.  Merencanakan (plan)

Proses dimana operator berhenti sejenak bekerja dan memikir untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dikerjakan selanjutnya

 Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome fatique)

Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja tetapi berlangsung secara periodik. (Wignjosoebroto, 1995)

2.3 Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan

Ekonomi gerakan merupakan prinsip yang digunakan pada badan pekerja saat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat diatur dengan prinsip ekonomi gerakan dan menjadikan gerakan-gerakan yang ekonomis.

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan tersebut adalah sebagai berikut:  Eleminasi Kegiatan

1. Eleminasi semua kegiatan yang memungkinkan, langkah atau gerakan-gerakan (dalam hal ini banyak berkaitan dengan aplikasi anggota badan, kaki, lengan, tangan).

(11)

4. Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak sebharusnya 5. Eliminasi waktu menganggur atau idle time

 Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja

1. Mengamati gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek dan terputus-putus. 2. Kombinasikan beberapa aktifitas yang mampu ditangani oleh peralatan kerja

yang membuat desain yg multi purpose

3. Sebaiknya distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja diantara kedua tangan.

 Penyederhanaan Kegiatan

1. Mengurangi kegiatan pada kegiatan mencari-cari objek

2. Menempatkan benda kerja pada jangkauan tangan yang normal

3. Melakukan kegiatan dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan minimal.

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya:

1. Tangan kanan dan tangan kiri tidak menganggur pada saat bekerja, kecuali pada saat istirahat

2. Tangan kanan dan tangan kiri saat memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama di saat bekerja

3. Gerakan kedua tangan harus bersifat simetris

4. Kurangi gerakan patah-patah, sebab akan terjadi kelambatan pada saat bekerja 5. Sebelumnya harus mempersiapkan rancangan kerja yang mudah

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja:

1. Bahan dan alat ditempatkan pada tempat yang tidak berpindah-pindah 2. Bahan dan alat ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau

(12)

1. Sebisa mungkin untuk menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai pekerjaan sekaligus

2. Kurangi aktivitas pekerjaan yang bersifat manual

(Wignjosoebroto, 2003)

2.4 Melakukan Pengukuran Waktu 2.4.1 Waktu siklus

Waktu siklus merupakan waktu penyelesaian satu satuan produksi mulai dari bahan baku hingga proses di tempat kerja sehingga menghasilkan produk yang merupakan jumlah dari tiap elemen kerja. Waktu yang diperlukan untuk melakukan elemen-elemen kerja pada dasarnya akan sangat berbeda dari suatu siklus ke siklus kerja yang lainnya, walaupun tenaga kerja berkerja pada kecepatan normal dan uniform. Waktu siklus dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

X=∑ ……….(2.1) Dimana:

X = Waktu Siklus x = Waktu Pengamatan

n = Jumlah pengamatan yang akan dilakukan

(Sritomo,1989)

2.4.2 Performance Rating dengan Metode Westing House dan Waktu Normal  Westing House

Perfomance rating menurut Westing House mencakup antara lain kecakapan

(skill) dan usaha (effort) yang dinyatakan oleh Bedeaux sebagai faktor yang mempengaruhi perfomansi manusia, lalu Westing House menambahkan faktor kondisi kerja (working condition) dan konsistensi (concistency) dari operator dalam melakukan kerja. Untuk mendukung ini Westing House membuat suatu tabel performance rating yang berisi nilai berdasarkan tingkatan yang ada untuk

(13)

Tabel 2.1 Perfomance Rating Sistem Westing House

Skill Effort

+0,15 A1 Superskill +0,13 A1 Superskill

+0,13 A2 +0,12 A2

+0,11 B1 Excellent +0,10 B1 Excellent

+0,08 B2 +0,08 B2

+0,06 C1 Good +0,05 C1 Good

+0,03 C2 +0,02 C2

0,00 D Average 0,00 D Average

-0,05 E1 Fair -0,04 E1 Fair

-0,10 E2 -0,08 E2

-0,16 F1 Poor -0,12 F1 Poor

-0,22 F2 -0,17 F2

Condition Concistency

+0,06 A Ideal +0,04 A Ideal

+0,04 B Excellent +0,03 B Excellent

+0,02 C Good +0,01 C Good

0,00 D Average 0,00 D Average

-0,03 E Fair -0,02 E Fair

-0,07 F Poor -0,04 F Poor

(Sritomo Wignjosoebroto, 2003)  Waktu Normal

Waktu Normal merupakan waktu yang diperlukan oleh pekerja / operator untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam keadaan wajar dengan kemampuan rata-rata. Waktu Normal dapat dirumuskan sebagai berikut:

WN = Waktu Pengamatan x

...(2.2)

(14)

2.4.3 Allowance

Allowance adalah waktu yang diberikan kepada operator yang berguna untuk

memberikan waktu kelonggaran pada saat bekerja. Waktu longgar yang dibutuhkan dan akan mempengaruhi proses produksi ini dapat diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatigue allowance, dan delay allowance

a. Personal Allowance

Pada dasarnya setiap pekerja/operator memiliki hak untuk mendapatkan kelonggaran waktu untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat pribadi.Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personil dapat ditetapkan dengan jalan melaksanakan aktivitas time study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja. Untuk waktu kerja 8 jam sehari tanpa jam istirahat yang resmi, maka personal allowance-nya adalah 2-5% (10-24 menit) setiap harinya

b. Fatigue Allowance

Merupakan kelonggaran waktu untuk pekerja/operator untuk melepaskan rasa lelah.Kelelahan fisik manusia pada umumunya disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah pekerjaan yang membutuhkan pikiran yang banyak yang dapat mengakibatkan lelah mental.Umumnya perusahaan memberikan satu kali periode istirahat pada pagi hari dan pada siang hari menjelang sore hari yang berkisar antara 5-15 menit.

c. Delay Allowance

Delay atau keterlambatan biasa disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak

dapat dihindarkan maupun yang dapat dihindarkan (avoidable dan unavoidable delay). Avoidable delay biasanya disebabkan oleh mesin, operator, maupun hal-hal

lain yang di luar control.Sedangkan unavoidable delay seharusnya dapat dieleminir agar tidak mengganggu jalannya lini produksi.

(15)

2.4.4 Waktu Baku

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal pada umumnya dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam system kerja terbaik saat itu dengan mempertimbangkan allowance

(Sritomo, 1989)

2.4.5 Output Standart

Waktu atau output standart dihasilkan oleh pengukuran waktu kerja. Output standart tersebut kemudian akan bermanfaat untuk:

- Man Power Planning

- Estimasi biaya-biaya untuk upah pekerja - Penjadwalan produksi dan penganggaran

- Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi pekerja yang berprestasi - Indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja

(16)

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Deskripsi Gerakan

a. Metode 1

Tabel 3.1 Deskripsi Gerakan Metode 1

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

1

Memasang badan 1 pada kepala

(17)

Lanjutan Tabel 3.1 Deskripsi Gerakan Metode 1

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

2

Memasang badan 2 pada kepala assembly

Merencanakan

(18)

Lanjutan Tabel 3.1 Deskripsi Gerakan Metode 1

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

4

Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

Tabel 3.2 Deskripsi Gerakan Metode 2

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

1

Memasang alas pada tumpuan Merencanakan

langkah pertama yang akan diambil.

Pn Menjangkau alas dan

tumpuan pada layout. RE Memegang alas dan

tumpuan agar bisa dibawa.

H Membawa alas dan

(19)

Lanjutan Tabel 3.2 Deskripsi Gerakan Metode 2

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

Mengarahkan alas

Memasang badan 1 pada kepala

Merencanakan

(20)

Lanjutan Tabel 3.2 Deskripsi Gerakan Metode 2

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

Membawa badan 2

(21)

c. Metode 3

Tabel 3.3 Deskripsi Gerakan Metode 3

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

1

Memasang badan 1 pada kepala piala

Merencanakan

(22)

Lanjutan Tabel 3.3 Deskripsi Gerakan Metode 3

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

Merakitdan

Memasang badan 2 pada kepala assembly

Merencanakan

dan kepala assembly H Membawa badan 2

(23)

Lanjutan Tabel 3.3 Deskripsi Gerakan Metode 3

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

Melepas dan

Tabel 3.4 Deskripsi Gerakan Metode 4

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

(24)

Lanjutan Tabel 3.4 Deskripsi Gerakan Metode 4

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

2

Memasang badan 1 pada kepala

Merencanakan

Memasang badan 2 pada kepala assembly

(25)

Lanjutan Tabel 3.4 Deskripsi Gerakan Metode 4

No Langkah Kerja Elemen Therblig Simbol

4

(26)

3.1.2 Part List Benda

Tabel 3.5 Part List Benda

No Nama Part Gambar Jumlah

1 Kepala Piala 3

2 Badan 1 3

3 Badan 2 3

(27)

Lanjutan Tabel 3.5 Part List Benda

No Nama Part Gambar Jumlah

5 Alas 3

3.1.3 Rekap Data Waktu Operasi tiap Metode Metode 1

Kombinasi : jarak, langkah, layout Penjelasan Metode :

1

15 cm

2 3

15 cm

4 5

20 cm

Langkah :

1. Memasang badan 1 pada kepala

2. Memasang badan 2 pada kepala assembly 3. Memasang alas pada tumpuan

(28)

Rekap Selisih Data :

No Langkah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Memasang badan 1

pada kepala 4.1 3.33 3.56 3.86 4.15 3.74 3.23 3.51 5.39 3.48 4.21 3.88 4.46 3.11 3.59 2 Memasang badan 2

pada kepala assembly 3.01 2.73 7.11 5.66 5.78 6.44 5.78 6.74 6.78 5.88 4.61 5.83 5.31 6.04 5.2 3 Memasang alas pada

tumpuan 5.85 3.06 2.96 3.28 2.84 3.1 3.05 3.21 3.38 2.71 2.86 2.96 2.71 3.23 3.01 4

Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

3.88 6.31 5.78 7.24 6.05 6.66 5.98 5.94 6.31 5.56 6.3 5.76 5.11 6.21 5.69

No Langkah 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ̅

1 Memasang badan 1

pada kepala 3.73 3.06 3.58 3.48 4.68 3.63 3.96 4.25 5.79 4.85 4.38 3.74 3.76 3.74 4.18 3.95 2 Memasang badan 2

pada kepala assembly 4.44 5.03 4.99 4.16 5.68 4.08 5.33 4.89 4.83 4.69 5.11 5.95 4.53 4.81 4.63 5.20 3 Memasang alas pada

tumpuan 3.73 3.24 3.03 3.2 3.36 3.03 2.91 2.94 3.43 2.88 2.98 2.96 2.61 2.85 3.28 3.16 4

Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

(29)

Metode 2

Kombinasi : jarak, langkah, layout Penjelasan Metode :

1

2 3

4 5

25 cm

10 cm

Langkah :

1. Memasang alas pada tumpuan 2. Memasang badan 1 pada kepala

3. Memasang badan 2 pada kepala assembly

(30)

Rekap Selisih Data :

No Langkah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Memasang alas

pada tumpuan 3,66 4,2 3,49 3,41 4,11 4,23 4,18 4,46 4,28 4,89 4,81 4,81 4,2 3,83 4,95 2 Memasang badan 1

pada kepala 5,08 6,25 5,09 4,48 4,73 4,95 4,78 4,19 4,68 4,68 5,39 5,46 4,83 5,2 5,91 3

Memasang badan 2 pada kepala

assembly

2,9 2,36 2,2 2,71 2,51 2,84 2,76 2,23 2,56 2,81 2,63 2,61 2,66 2,85 2,48

4

Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

3,16 3,84 3,38 3,25 3,88 3,43 3,33 3,04 3,3 3,6 4,26 3,18 3,33 3,34 3,36

No Langkah 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ̅

1 Memasang alas

pada tumpuan 4,14 5,08 4,08 3,9 4,21 3,86 4,88 4,59 4,04 3,59 4,13 3,95 4,33 4,88 4,24 4.25 2 Memasang badan 1

pada kepala 4,1 5,31 4,46 5,24 5 4,79 4,64 5,1 5,09 4,58 5,01 4,98 5,18 4,73 6,61 5.02 3

Memasang badan 2 pada kepala

assembly

2,86 2,71 3,03 2,93 2,41 2,66 2,61 3,44 2,63 2,73 2,58 2,81 2,63 2,43 2,63 2.67

4

Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

(31)

Metode 3

Kombinasi : jarak, langkah, layout Penjelasan Metode :

1

2 3

4 5

15 cm

Langkah :

1. Memasang badan 1 pada kepala piala 2. Memasang alas pada tumpuan

3. Memasang badan 2 pada kepala assembly

(32)

Rekap Selisih Data :

No Langkah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Memasang badan 1

pada kepala piala 4,53 4,59 6,27 5,21 5,28 5,37 4,44 3,23 5,97 5,16 5,78 5,41 4,49 6,43 4,07 2 Memasang alas pada

tumpuan 3,41 3,42 2,95 3,2 2,88 3,2 2,96 2,75 2,75 3,65 3,2 3,2 3,02 2,74 2,89 3 Memasang badan 2

pada kepala assembly 4,12 3,7 2,94 3,24 3,57 3,66 2,92 3,19 3,18 4,02 3,15 3,69 2,9 3,66 3,56 4

Memasang kepala assembly pada tumpuan assembly

3,78 2,98 3,19 2,56 3,55 3,72 3,87 2,8 3,33 3,96 3,43 3,6 2,58 3,2 3,78

No Langkah 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ̅

1 Memasang badan 1

pada kepala piala 4,27 4,51 5,11 4,88 5,36 4,32 4,69 4,8 6,23 4,33 4,64 4,24 2,75 3,35 3,34 4.77 2 Memasang alas pada

tumpuan 2,8 2,88 3,02 3,26 2,48 3,02 3,19 2,96 2,56 2,91 2,92 3,5 4,45 4,3 4,29 3.16 3 Memasang badan 2

pada kepala assembly 3,22 3,33 3,5 3,29 4,39 3,14 3,03 3,43 3,1 3,39 3 3,09 2,8 2,69 3,97 3.36 4

Memasang kepala assembly pada tumpuan assembly

(33)

Metode 4

Kombinasi : jarak, langkah, layout Penjelasan Metode :

1

4 5

2 3

20 cm

10 cm

Langkah :

1. Memasang alas pada tumpuan 2. Memasang badan 1 pada kepala

3. Memasang badan 2 pada kepala assembly

(34)

No Langkah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Memasang alas

pada tumpuan 3,33 3,81 3,88 3,71 3,11 3,71 3,04 3,56 2,88 3,36 3,36 4,45 3,78 3,8 3,39 2 Memasang badan 1

pada kepala 3,61 3,41 3 3,33 3,56 3,63 3,4 3,61 3,69 3,9 4,85 4,81 3,36 3,66 3,7 3

Memasang badan 2 pada kepala

assembly

2,56 2,45 2,48 2,56 2,25 2,44 2,46 2,69 2,23 2,28 2,73 2,31 2,65 2,51 2,7

4

Memasang tumpuan assembly pada kepala assembly

3,76 3,93 4,04 3,99 4,19 3,8 3,85 3,54 3,5 3,95 3,39 3,51 3,71 3,6 3,23

No Langkah 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 ̅

1 Memasang alas

pada tumpuan 3,44 3,71 4,03 3,08 3,49 4,19 4,54 4,4 3,48 3,43 3,43 3,95 3,83 4,28 4,66 3.70 2 Memasang badan 1

pada kepala 3,16 3,1 4,59 3,19 3,21 4,18 3,63 3,55 3,66 2,96 3,58 3,31 6,13 4,43 4,23 3.75 3

Memasang badan 2 pada kepala

assembly

2,51 2,74 2,34 2,44 2,58 2,54 2,39 2,71 2,68 2,71 2,2 2,53 2,56 2,46 2,18 2.50

4

Memasang

tumpuan assembly pada kepala assembly

(35)

3.2 Pengolahan Data 3.2.1 Uji Keseragaman Data

a. Metode 1  Langkah 1

̅ ∑

√∑ ̅ √

 Langkah 2

̅ ∑

√∑ ̅ √

 Langkah 3

̅ ∑

√∑ ̅ √

(36)

 Langkah 4

̅ ∑

√∑ ̅ √

b. Metode 2  Langkah 1

̅ ∑

√∑ ̅ √

 Langkah 2

̅ ∑

√∑ ̅ √

(37)

 Langkah 3

̅ ∑

√∑ ̅ √

 Langkah 4

̅ ∑

√∑ ̅ √

c. Metode 3  Langkah 1

̅ ∑

√∑ ̅

(38)

 Langkah 2

̅ ∑

√∑ ̅

 Langkah 3

̅ ∑

√∑ ̅

 Langkah 4

̅ ∑

√∑ ̅

(39)

d. Metode 4  Langkah 1

̅ ∑

√∑ ̅ √

 Langkah 2

̅ ∑

√∑ ̅ √

 Langkah 3

̅ ∑

√∑ ̅ √

(40)
(41)

d. Metode 4 Langkah 2

(

√ ∑ ∑ ∑

)

3.2.3 Perhitungan Waktu Normal

3.2.3.1Perhitungan Waktu Observasi Rata-Rata a. Metode 1

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

b. Metode 2

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

c. Metode 3

̅̅̅ ∑

(42)

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

d. Metode 4

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

̅̅̅ ∑

3.2.3.2Penentuan Performance Rating a. Metode 1

Subjektif

 Keterampilan = Good (C1) = +0.06

 Usaha = Good (C2) = +0.02

 Kondisi Kerja = Average (D) = 0.00

 Konsistensi = Good (C) = +0.01

Jumlah = +0.09

PR1 = 1 + 0.09 = 1.09

Objektif

Tabel 3.6 Performance Rating Objektif Metode 1

Keadaan Lambang Penyesuaian

ANGGOTA BADAN TERPAKAI

D 5

Lengan atas, lengan bawah, dst PEDAL KAKI

F 0

(43)

Lanjutan Tabel 3.6 Performance Rating Objektif Metode 1

Keadaan Lambang Penyesuaian

PENGGUNAAN TANGAN

H 0

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian KOORDINASI MATA DENGAN

TANGAN K 2

Konstan dan dekat PERALATAN

N 0

Dapat ditangani dengan mudah BERAT BEBAN

B-1 2

0.45 kg

JUMLAH 9

PR2 = 1 + 0.09 = 1.09

P = PR1 x PR2 = 1.09 x 1.09 = 1.19

b. Metode 2 Subjektif

 Keterampilan = Good (C1) = +0.06

 Usaha = Good (C1) = +0.05

 Kondisi Kerja = Average (D) = 0.00

 Konsistensi = Good (C) = +0.01

Jumlah = +0.12

PR1 = 1 + 0.12 = 1.12

Objektif

Tabel 3.7 Performance Rating Objektif Metode 2

Keadaan Lambang Penyesuaian

ANGGOTA BADAN TERPAKAI

D 5

Lengan atas, lengan bawah, dst

(44)

Lanjutan Tabel 3.7 Performance Rating Objektif Metode 2

Keadaan Lambang Penyesuaian

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu dibawah kaki

PENGGUNAAN TANGAN

H 0

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian KOORDINASI MATA DENGAN

Tabel 3.8 Performance Rating Objektif Metode 3

Keadaan Lambang Penyesuaian

ANGGOTA BADAN TERPAKAI

D 5

(45)

Lanjutan Tabel 3.8 Performance Rating Objektif Metode 3

Keadaan Lambang Penyesuaian

PEDAL KAKI

F 0

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu dibawah kaki

PENGGUNAAN TANGAN

H 0

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian KOORDINASI MATA DENGAN

TANGAN K 2

Konstan dan dekat PERALATAN

N 0

Dapat ditangani dengan mudah BERAT BEBAN

B-1 2

0.45 kg

JUMLAH 9

PR2 = 1 + 0.09 = 1.09

P = PR1 x PR2 = 1.06 x 1.09 = 1.16

d. Metode 4 Subjektif

 Keterampilan = Good (C1) = +0.06

 Usaha = Good (C2) = +0.02

 Kondisi Kerja = Average (D) = 0.00

 Konsistensi = Good (C) = +0.01

Jumlah = +0.09

(46)

Objektif

Tabel 3.9 Performance Rating Objektif Metode 4

Keadaan Lambang Penyesuaian

ANGGOTA BADAN TERPAKAI

D 5

Lengan atas, lengan bawah, dst PEDAL KAKI

F 0

Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu dibawah kaki

PENGGUNAAN TANGAN

H 0

Keadaan tangan saling bantu atau bergantian KOORDINASI MATA DENGAN

TANGAN K 2

Konstan dan dekat PERALATAN

N 0

Dapat ditangani dengan mudah BERAT BEBAN

B-1 2

0.45 kg

JUMLAH 9

PR2 = 1 + 0.09 = 1.09

P = PR1 x PR2 = 1.09 x 1.09 = 1.19

3.2.3.3Penentuan Waktu Normal a. Metode 1

(47)

b. Metode 2

c. Metode 3

d. Metode 4

3.2.4 Penentuan Waktu Baku 3.2.4.1Penentuan Allowance

Tabel 3.10 Penentuan Allowance

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN NILAI (%)

A. Tenaga yang Digunakan 1. Dapat Diabaikan

Bekerja di meja, duduk 1

B. Sikap Kerja

1. Duduk Bekerja duduk, ringan 1

C. Gerakan Kerja

(48)

Lanjutan Tabel 3.10 Penentuan Allowance

FAKTOR CONTOH PEKERJAAN NILAI (%)

D. Kelelahan Mata

2. Pandangan yang hampir terus menerus

Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 6

(49)

= 16.93 + (16.93 x 0.11) = 18.79 detik

Metode 4

Wb = Wn + (Wn x allowance) = 16.04 + (16.04 x 0.11) = 17.80 detik

3.2.5 Penentuan Output Standard Metode 1

Os = 1/Wb = 1/23.83

= 0.042 unit/detik = 151 unit/jam

Metode 2 Os = 1/Wb

= 1/20.91

= 0.048 unit/detik = 173 unit/jam

Metode 3 Os = 1/Wb

= 1/18.79

= 0.053 unit/detik = 191 unit/jam

Metode 4 Os = 1/Wb

= 1/17.80

(50)

3.2.6 Rekapitulasi Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku

Tabel 3.11 Rekapitulasi Waktu Siklus, Waktu Normal, dan Waktu Baku

Metode Waktu Siklus (s) Waktu Normal (s) Waktu Baku (s)

1 18.04 21.47 23.83

2 15.44 18.84 20.91

3 14.59 16.93 18.79

(51)

BAB IV ANALISIS

4.1 Analisis Metode yang Digunakan a. Metode 1

Pada metode 1 dilakukan percobaan dengan jumlah repetisi sebanyak 30 kali. Kombinasi yang digunakan pada metode 1 meliputi kombinasi jarak, langkah, dan layout. Pada metode ini, kelima part diletakkan ke dalam tiga wadah, yaitu part 1 diletakkan dalam satu wadah, part 2 dan 3 diletakkan dalam satu wadah, part 4 dan 5 diletakkan dalam satu wadah, yang kemudian disusun berdampingan dengan jarak 15 cm. Sedangkan jarak pallet dari benda kerja sebesar 20 cm. Langkah perakitan pada metode 1 dimulai dari memasang badan 1 pada kepala piala, memasang badan 2 pada kepala assembly, memasang alas pada tumpuan, dan memasang tumpulan assembly pada kepala assembly. Waktu yang dibutuhkan untuk merakit piala dengan 30 kali repetisi pada metode 1 adalah 9 menit. Akan tetapi terdapat satu data yang dibuang pada langkah 3 dikarenakan nilai waktu yang diperoleh terlalu ekstrim dan berada diluar batas atas dari persebaran data.

Tingkat kesulitan yang dialami operator pada metode 1 tidak terlalu tinggi karena jangkauan benda kerja masih berada pada jangkauan normal dengan urutan langkah kerja yang tidak membingungkan.

b. Metode 2

(52)

memasang tumpulan assembly pada kepala assembly. Waktu yang dibutuhkan untuk merakit piala dengan 30 kali repetisi pada metode 2 adalah 7.7 menit. Akan tetapi terdapat satu data yang dibuang pada langkah 3 dikarenakan nilai waktu yang diperoleh terlalu ekstrim dan berada diluar batas atas dari persebaran data.

Tingkat kesulitan yang dialami operator pada metode 2 tidak terlalu tinggi karena jangkauan benda kerja masih berada pada jangkauan normal dengan urutan langkah kerja yang tidak membingungkan.

c. Metode 3

Pada metode 3 dilakukan percobaan dengan jumlah repetisi sebanyak 30 kali. Kombinasi yang digunakan pada metode 3 meliputi kombinasi jarak, langkah, dan layout. Pada metode ini, kelima part diletakkan ke dalam satu wadah, yaitu part 1, 2, 3, 4 dan 5 diletakkan berurutan dalam satu wadah dengan jarak pallet dari benda kerja sebesar 15 cm. Langkah perakitan pada metode 3 dimulai dari memasang badan 1 pada kepala piala, memasang alas pada tumpuan, memasang badan 2 pada kepala assembly, dan memasang tumpulan assembly pada kepala assembly. Waktu yang dibutuhkan untuk merakit piala dengan 30 kali repetisi pada metode 3 adalah 7.3 menit. Tingkat kesulitan yang dialami operator pada metode 3 tidak terlalu tinggi karena jangkauan benda kerja masih berada pada jangkauan normal dengan urutan langkah kerja yang tidak membingungkan.

d. Metode 4

(53)

pada kepala piala, memasang badan 2 pada kepala assembly, dan memasang tumpulan assembly pada kepala assembly. Waktu yang dibutuhkan untuk merakit piala dengan 30 kali repetisi pada metode 4 adalah 6.8 menit. Akan tetapi terdapat satu data yang dibuang pada langkah 2 dikarenakan nilai waktu yang diperoleh terlalu ekstrim dan berada diluar batas atas dari persebaran data.

Tingkat kesulitan yang dialami operator pada metode 4 tidak terlalu tinggi karena jangkauan benda kerja masih berada pada jangkauan normal dengan urutan langkah kerja yang tidak membingungkan.

4.2 Analisis Perbandingan Tiap Metode Berdasarkan Waktu Siklus

Tabel 4.1 Perbandingan Waktu Siklus

No Metode Waktu Siklus 1 Metode 1 18.04 detik 2 Metode 2 15.44 detik 3 Metode 3 14.59 detik 4 Metode 4 13.48 detik

(54)

Dari keempat nilai waktu siklus tersebut, dapat dilihat bahwa metode 4 memiliki waktu siklus terpendek dibandingkan metode yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode 4 memiliki kombinasi metode yang lebih baik dibandingkan ketiga metode lainnya.

4.3 Analisis Penentuan Performance Rating dan Allowance 4.3.1 Analisis Performance Rating

a. Metode 1

Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Penilaian yang dilakukan terhadap metode 1 menghasilkan nilai keterampilan Good (C1) karena keterampilan dari operator dirasa baik, nilai usaha Good (C2) karena usaha yang dilakukan oleh operator sudah cukup baik, nilai kondisi kerja Average (D) karena proses perakitan dilakukan dengan peralatan dan tempat kerja yang seadanya, dan nilai konsistensi Good (C) karena operator melakukan kegiatan perakitan dengan lancar dan dalam tingkat konsistensi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode 1 tidak terlalu besar.

(55)

nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2. Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.

Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 1 didapatkan nilai performance rating sebesar 1.19.

b. Metode 2

Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Penilaian yang dilakukan terhadap metode 2 menghasilkan nilai keterampilan Good (C1) karena keterampilan dari operator dirasa baik, nilai usaha Good (C1) karena usaha yang dilakukan oleh operator dirasa baik, nilai kondisi kerja Average (D) karena proses perakitan dilakukan dengan peralatan dan tempat kerja yang seadanya, dan nilai konsistensi Good (C) karena operator melakukan kegiatan perakitan dengan lancar dan dalam tingkat konsistensi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode 2 tidak terlalu besar.

(56)

dengan sumbu dibawah kaki yang dilambangkan dengan huruf F dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Penggunaan tangan masuk ke dalam klasifikasi keadaan tangan salig bantu atau bergantian yang dilambangkan dengan huruf H dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Koordinasi mata dengan tangan tergolong konstan dan dekat yang dilambangkan dengan huruf K dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2. Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.

Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 2 didapatkan nilai performance rating sebesar 1.22.

c. Metode 3

Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Penilaian yang dilakukan terhadap metode 3 Good (C2) karena keterampilan dari operator sudah cukup baik, nilai usaha Good (C2) karena usaha yang dilakukan oleh operator sudah cukup baik, nilai kondisi kerja Average (D) karena proses perakitan dilakukan dengan peralatan dan tempat kerja yang seadanya, dan nilai konsistensi Good (C) karena operator melakukan kegiatan perakitan dengan lancar dan dalam tingkat konsistensi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode 3 tidak terlalu besar.

(57)

peralatan, dan berat beban. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan pada penentuan performance rating secara objektif, didapatkan hasil anggota badan yang terpakai dalam proses perakitan adalah lengan atas, lengan bawah, dst yang dilambangkan dengan huruf D dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 5. Penggunaan pedal kaki masuk ke dalam klasifikasi tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu dibawah kaki yang dilambangkan dengan huruf F dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Penggunaan tangan masuk ke dalam klasifikasi keadaan tangan salig bantu atau bergantian yang dilambangkan dengan huruf H dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Koordinasi mata dengan tangan tergolong konstan dan dekat yang dilambangkan dengan huruf K dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2. Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.

Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 3 didapatkan nilai performance rating sebesar 1.16.

d. Metode 4

Secara subjektif, terdapat empat hal yang dinilai dalam menentukan performance rating, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.

(58)

ini dibuktikan dengan waktu siklus dalam perakitan piala menggunakan metode 4 tidak terlalu besar.

Secara objektif, penilaian performance rating didasarkan pada penggunaan tubuh dari operator, yang meliputi penilaian terhadap anggota badan terpakai, pedal kaki, penggunaan tangan, koordinasi mata dengan tangan, peralatan, dan berat beban. Berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan pada penentuan performance rating secara objektif, didapatkan hasil anggota badan yang terpakai dalam proses perakitan adalah lengan atas, lengan bawah, dst yang dilambangkan dengan huruf D dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 5. Penggunaan pedal kaki masuk ke dalam klasifikasi tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu dibawah kaki yang dilambangkan dengan huruf F dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Penggunaan tangan masuk ke dalam klasifikasi keadaan tangan salig bantu atau bergantian yang dilambangkan dengan huruf H dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Koordinasi mata dengan tangan tergolong konstan dan dekat yang dilambangkan dengan huruf K dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2. Penggunaan peralatan tergolong dapat ditangani dengan mudah yang dilambangkan dengan huruf N dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 0. Dan berat beban tergolong kurang dari 0,45 kg yang dilambangkan dengan huruf B-1 dan memiliki nilai penyesuaian sebesar 2. Semua aspek tersebut menghasilkan nilai 9 yang menunjukkan bahwa performance rating dari operator lebih besar 0.09 dari yang seharusnya.

Nilai performance rating yang dihasilkan pada penilaian objektif ini dimaksudkan untuk lebih mengobjektifkan pengukuran performance rating terhadap operator. Total nilai performance rating didapatkan dengan mengalikan nilai performance rating subjektif dan objektif. Untuk metode 4 didapatkan nilai performance rating sebesar 1.19.

4.3.2 Analisis Allowance yang Digunakan

Allowance adalah waktu yang diberikan kepada pekerja/operator yang bertujuan

(59)

akan mempengaruhi proses produks ini dapat diklasifikasian menjadi personal allowance, fatigue allowance, dan delay allowance

Faktor-faktor yang mempengaruhi allowanceadalah tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja, gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperature tempat kerja, keadaan atmosfer, keadaan lingkungan yang baik, dan kebutuhan pribadi.

Untuk tenaga yang dikeluarkan dengan nilai 1%, hal ini karena operator tidak membutuhkan banyak tenaga. Sikap kerja diberi nilai 1%, hal ini karena sikap kerja (duduk) tidak memberikan beban yang besar bagi operator sehingga hanya membutuhkan allowance yang minim. Gerakan kerja diberi nilai 0% karena gerakan yang dilakukan normal sehingga tidak ada allowance yang diberikan. Kelelahan mata diberi nilai 6% karena pandangan mata operator adalah fokus dan terus menerus sehingga menyebabkan kelelahan yang cukup besar.Keadaan temperatur tempat kerja diberi nilai 1% karena temperatur kerja adalah normal dan mendukung pekerjaan operator sehingga allowancenya kecil. Keadaan atmosfer diberi nilai 0% karena atmosfer tempat operator bekerja adalah baik sehingga tidak memberi beban besar dan allowancenya tidak ada.Keadaan lingkungan yang baik diberi nilai 0% karena keadaan

lingkungan tempat operator bekerja adalah baik dan mendukung pekerjaan operator sehingga allowancenya tidak ada. Kebutuhan pribadi diberi nilai 2% karena allowance yang diberikan disamakan dengan allowance pada wanita, hal tersebut memberikan kelonggaran yang lebih besar bagi operator yang bisa jadi seorang wanita atau seorang pria.Total allowance yang diberikan kepada operator adalah 11%.

Allowance wanita digunakan dalam pekerjaan karena tenaga yang dikeluarkan

wanita relative tidak sekuat oleh pria dan keutuhan wanita lebih banyak daripada pria, sehingga allowance pria dapat menyesuaikan dengan allowance wanita.

4.4 Analisis Penentuan Waktu Normal dan Waktu Baku

Waktu normal merupakam suatu waktu yang diperlukan seseorang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam kondisi yang pantas yang disesuaikan dengan performance rating. Dengan adanya waktu normal maka dapat diketahui waktu yang

(60)

Tabel 4.2 Perbandingan Waktu Normal Tiap Metode

Metode Waktu Normal

1 21.47 detik

2 18.84 detik

3 16.93 detik

4 16.04 detik

Dari keempat metode diatas, dapat dilihat bahwa metode yang terbaik dengan waktu normal yang paling kecil adalah pada metode 4. Penentuan waktu normal didapat dengan cara mengalikan waktu siklus dengan performance rating yang sudah ditentukan sebelumnya secara objektif dan subjektif. Waktu siklus yang didapat dari metode 4 adalah 13,48 dengan performance rating sebesar 1.19. Performance rating diperoleh dari hasil perkalian subjektif dengan objektif. Penentuan besarnya nilai yang didapat dilihat dari hasil tabel westing house. Waktu normal yang didapatkan sebesar 16.04 detik. Waktu normal tersebut yang nantinya akan digunakan untuk penentuan waktu baku.

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal/pada umumnya dalam menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan dalam system kerja terbaik saat itu dengan mempertimbangkan allowance.

Tabel 4.3 Perbandingan Waktu Baku Tiap Metode

Metode Waktu Baku

1 23.83 detik

2 20.91 detik

3 18.79 detik

4 17.80 detik

(61)

adalah metode terbail dalam hal merangkai piala akan memiliki waktu baku yaitu sebesar 17.80 detik.

4.5 Analisis Metode Terbaik

Tabel 4.4 Perbandingan Waktu Baku Tiap Metode

Metode 1 2 3 4

Waktu Baku 23.83 detik 20.91 detik 18.79 detik 17.80 detik

Metode terbaik ditentukan berdasarkan waktu baku terkecil, karena pengertian dari waktu baku itu sendiri adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh operator untuk menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan dalam sistem kerja atau metode terbaik pada saat itu. Dari waktu baku yang sudah dicari didapatkan sebesar 17.80 detik. Yang berarti waktu operator melakukan pekerjaannya sebesar 17.80 detik. Waktu baku pada metode 4 merupakan waktu baku yang paling singkat daripada waktu baku metode lain. Ini disebabkan beberapa faktor, jika diperhatikan waktu baku dari metode 1 sampai metode 4 semakin lama semakin rendah, ini bisa saja disebabkan karena operator sudah terbiasa melakukan elemen-elemen pekerjaan.

(62)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pratikum pada modul 3 ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari pratikum stopwatch time study ini dapat memahami penerapan prinsip ekonomi gerakan yang sangat dibutuhkan terutama dalam melakukan suatu pekerjaan, contohnya yaitu tentang gerakan kerja perakitan piala yang dilakukan oleh kelompok kita dalam melakukan pengukuran waktu agar didapatkan metode yang lebih efisiensi dalam melakukan gerakan kerja. Konsep stopwatch time study ini terutama dapat diterapkan dalam lini assembly dalam suatu proses produksi.

2. Waktu Siklus adalah waktu pengerjaan satu unit produk dari bahan awal sampai bahan tersebut diproses, dimana dilakukan secara langsung pada suatu pekerjaan dengan menggunakan stopwatch. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan pekerjaan yang dikerjakan dalam suatu sistem kerja atau metode terbaik pada saat itu. Dari pratikum yang sudah dilakukan, waktu baku yang diperoleh sebesar 17,644 detik.

3. Pada pratikum ini dapat melakukan pengukuran waktu dari waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku dari suatu pekerjaan. Penentuan waktu normal didapat dengan cara mengalikan waktu siklus dengan performance rating yang sudah ditentukan sebelumnya secara objektif dan subjektif. Waktu normal yang didapatkan yaitu 16,04 detik. Waktu normal tersebut yang nantinya akan digunakan untuk penentuan waktu baku. Penentuan waktu baku yang didapat dengan cara menjumlahkan waktu normal dengan waktu normal dikali allowance. Waktu baku yang didapatkan sebesar 17,644 detik.

(63)

5. Metode efisien gerakan kerja tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jarak , penggunaan penglihatan, berat beban, dan ketelitian. Kita sangat memperhatikan faktor-faktor tersebut sehingga mendapakatkan efisiensi ekonomi gerakan yang baik untuk perbaikan cara kerja pada kelompok kita.

5.2 Saran

1. Sebaiknya letak kotak alas piala, tumpuan piala dan badan 1 piala tidak terlalu dekat dengan tepi meja karena pada saat tangan operator bergerak dengan cepat dapat berisiko besar menyenggol kotak alas tersebut dan membuatnya jatuh ke dasar lantai.

2. Sebaiknya pratikan yang akan menjadi operator berlatih terlebih dahulu supaya terbiasa dalam melakukan perakitan piala.

Gambar

Gambar 2.1 Gerakan Fundamental
Tabel 2.1 Perfomance Rating Sistem Westing House
Tabel 3.1 Deskripsi Gerakan Metode 1
Tabel 3.2 Deskripsi Gerakan Metode 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian seperti [2], [3], dan [4] menunjukkan hasil yang mengejutkan, beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa tanpa adanya modifikasi pada SCTP, maka

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses interaksi guru, siswa dan materi ajar dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada intinya,

In the treatment with lotus fixation, in the first dyeing process, the color was greenish brown, while in the last one with lotus fixation, the color changed to greenish dark

a) Potensi bahaya: kontaminasi mikroba patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene. b) Potensi cacat mutu: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan. c) Tujuan: mendapatkan

Untuk menjawab pertanyaan penelitian terakhir atau keempat, yaitu metode manakah yang lebih akurat untuk penetapan pengukuran cadangan klaim asuransi kendaraan bermotor

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan cara pengolahan terhadap data yang diperoleh dari sekolah dan dilakukan analisis data secara deskriptif

Kerugian yang di derita oleh konsumen timbul akibat menggunakan jasa pengiriman barang yang bermasalah, yang semula konsu- men mengharapkan barang yang dikirimnya

3 Menguasai bidang tugas, dan hal yang berhubungan dengan tugas mengajar 4 Mempunyai keterampilan yang baik dan.. pengalaman yang luas mengenai