PERAN OKSIDENTALISME DI INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI DAN INFORMASI
Mu'asis Oksidentalisme adalah Hasan Hanafi. Oxido yang berarti peradaban, lebih menuju kepada pemikiran filsuf yunani kuno. Oksidentalisme, berarti konsep ilmu Islam dalam menanggapi pemikiran Barat. Barat, bukan dari segi geografis, namun dalam segi cara berfikir.
Banyak hal yang kini kita saksikan sebagai hasil dari pemikiran barat dan diaplikasikan dalam sistem kenegaraan, hukum, ekonomi, bahkan politik di Indonesia. padahal, seperti yang kita tahu, Indonesia adalah Negara Islam. Wujud hasil pemikiran barat tersebut, diantaranya adalah, LGBT, PSK, pemimpin kafir, dan sebagainya, yang banyak dari umat Islam sendiri, mulai memakluminya berdasarkan berbagai alasan. Tidak lain, keputusan untuk mendukung hal tersebut adalah buah pemikiran yang membarat.
Disini, ada 2 orientasi yang diharapkan dapat dicapai oleh muslim, khususnya muslim Indonesia:
Negasi: Umat muslim mampu menolak konsep barat secara tegas dan paksa. Avrimasi: Adanya usaha yang timbul dalam diri umat Islam dalam
mengidentifikasi masalah agama dalam konteks inti konsep Islam
Sebagai umat Islam, mengkaji pemikiran barat adalah tantangan, karena aqidah haruslah kuat sebelum terjun ke ranah tersebut. Dengannya, kajian Barat haruslah datang setelah kita menguasai kajian Islam. Tentunya dari prespektif Islam.
Mengapa?
ةسسسادق داسسقتعا و يحوسسلا قيرط نع ىقلتملا ي
ي هللا عرش
كسسلتل عوسسضخلا ىلع ل
ي دت يتلا تايكولسلا ةعومجم و تاذ
.ةبهرو ةبغر اابحو ل
ي ذ تاذلا
ISLAM, IMAN, DAN IHSAN
Dari makna tersebut. Islam adalah yang paling jelas dan logis untuk memenuhi kriteria tersebut. Sistem Keesaan Tuhan-nya jelas. Dan aspek pendukungnya juga jelas. Dari segi bagaimana turunnya kitab, sampai penetapan hukum-hukum bagi umat Islam. Di dalamnya, islam memiliki 3 tingkat: Islam, Iman, Ihsan. Tingkat ketaqwaannya dilihat dari bagaimana ia menganggap, apa itu ibadah?
Dikatakan orang Islam (muslim), adalah saat ia menganggap ibadah sebagai kewajiban yang harus dilakukan. Islamnya bersifat fisik. Ia mengerjakan shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Sedangkan, dikatakan orang beriman (mu'min), adalah saat ia tidak mengerjakan apapun, namun islamnya bersifat memfisik. Jadi, tanpa mengutamakan ibadah untuk dikerjakan tetapi ia beriman, ia mendapatkan one packet (keyakinan + perbuatan). Karena keberadaan iman sudah menjamin perbuatan ibadah. Namun, perbuatan ibadah belum tentu terdapat di dalamnya iman.
Selanjutnya, adalah Ihsan (muhsin), yang merupakan tingkat tertinggi dalam beribadah. Dalam ihsan, seseorang berbuat-berfikir/meyakini-merasa. Ihsan adalah keimanan yang begitu tinggi, dimana ia merasakan keberadaan Tuhannya dalam setiap inci perbuatan.
KONSEP PEMIKIRAN ISLAM