• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Aspek Hukum Dan Anti Korupsi dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Aspek Hukum Dan Anti Korupsi dalam"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

ASPEK HUKUM

DAN

INTEGRITAS

ANTI-KORUPSI

DALAM PEMBANGUNAN

Emma Lidya Pasaribu

F 111 13 049

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Kementerian Pekerjaan Umum dan Tim Investigasi Nasional telah menemukan

penyebab utama ambruknya Jembatan Mahakam II yang lebih dikenal sebagai Jembatan

Tenggarong di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada 26 November lalu. Menurut

anggota Tim Investigasi dari Institut Teknologi Bandung, Bambang Boediono, penyebab

utamanya adalah masalah pada clamp (klem) atau pengait kabel gantung dengan kabel

utama jembatan. “Masalah klem itu ternyata bom waktu. Kami akan cari tahu di mana

awal masalahnya,” katanya kepadaTempo, Kamis, 15 Desember 2011. Petaka dipicu oleh klem nomor dua atau tiga dari menara (pylon). “Setelah clamp putus, jembatan langsung

ambruk dalam waktu 20 detik,” ujar Bambang. Maka hari ini, pengusutan untuk mencari

penanggung jawab kecelakaan itu mulai dilakukan. Fokus pengusutan dimulai dari pengait

yang menjadi sumber bencana tadi. “Yang jelas, ada kesalahan teknis.” Bambang

menjelaskan, siang nanti akan diadakan rapat di kantor Kementerian Pekerjaan Umum

yang dihadiri seluruh perencana, pembangun, dan pemelihara Jembatan Tenggarong

bersama dengan konsultan masing-masing. Banyak yang harus diurai dari temuan Tim

Investigasi Nasional yang terdiri para pakar dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi

Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya.

Selama dua pekan terakhir, Bambang menerangkan, tim berada di lokasi reruntuhan

jembatan untuk mencari bukti-bukti dan fakta. Tim Investigasi menemukan klem lain dalam

(3)

negeri,” ujarnya. Jembatan Tenggarong roboh pada 26 November sekitar pukul 16.00

waktu setempat. Ambruknya jembatan ini di jam-jam sibuk menewaskan lebih dari 20

orang, sementara puluhan lainnya luka-luka. Jembatan sepanjang 710 meter itu dibangun

sejak 1995 dan diresmikan pada 2001 dengan biaya mencapai Rp 150 miliar. Soal dugaan

korupsi, menurut Bambang, Tim Investigasi Nasional tak akan membahasnya. Namun, hasil

pengusutan bisa dikembangkan untuk mengetahui siapa yang harus bertanggung jawab.

“Bisa saja ada beda spesifikasi klem dari perencanaan dengan pelaksanaan pembangunan

jembatan.” katanya. (nasional.tempo.co)

Penggalan berita diatas merupakan salah satu dari banyak contoh kasus

kegagalan konstruksi yang terjadi di Indonesia. Sejak tahun 1999 sudah terbit

Undang-Undang Jasa Konstruksi namun sampai sekarang masih saja terjadi proyek

yang mengalami kegagalan. Dikatakan terjadi kegagalan bangunan bila tidak

berfungsinya bangunan baik sebagian maupun secara keseluruhan setelahFinal

Hand Over (FHO) diatur pada UU 18/1999 pasal 1 ayat 6 dan PP.No. 29/2000 pasal

34 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Dalam UU No.18/1999 tentang Jasa

Konstruksi, Pasal 1:“Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak berfungsi

baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang

(4)

faktor karena bersifat sistem. Sumber kegagalan konstruksi seringkali dipengaruhi

oleh faktor alam dan perilaku manusia (Pranoto,1997). Faktor alam dicontohkan

sebagai kegagalan yang terjadi akibat perubahan dinamik dari alam, seperti letusan

gunung berapi, banjir, gelombang laut dan gempa bumi. Oyfer (2002) menyatakan

construction defects” di Amerikadisebabkan oleh faktor manusia (54%), desain (17%), perawatan (15%), material (12%), dan hal tak terduga (2%).

Dari segi tanggung jawab, kegagalan bangunan dapat dikenakan kepada

institusi maupun perseorangan, apaun unsur yang terkait yaitu : (1) menurut

Undang-undang No. 18 tahun 1999, pasal 26, ketiga unsur utama proyek yaitu:

Perencana, Pengawas dan Kontraktor (pembangun). (2) menurut pasal 27, jika

disebabkan karena kesalahan pengguna jasa/bangunan dalam pengelolaan dan

menyebabkan kerugian pihak lain, maka pengguna jasa/bangunan wajib

bertanggungjawab dan dikenai ganti rugi.

Dalam makalah ini, penulis mengambil salah satu kasus dari kegagalan

banguna yang terjadi di Indonesia, tepatnya Jembatan Mahakam II Tenggarong

yang terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur. Serta

dalam makalah ini dipaparkan bagaimana kronologis kasus kegagalan bangunan,

analisa dari kasus tersebut, tanggungjawab dari pihak-pihak yang bersangkutan,

(5)

b. Tujuan

Adapun tujuannya sebagai berikut :

1. Mengetahui serta menganalisa suatu kasus kegagalan bangunan

2. Mengetahui indikator-indikator yang menyebabkan kegagalan bangunan

c. Lokasi Proyek/Identitas Proyek

 Jembatan Mahakam II Tenggarong, lokasi : Kutai Kertanegara, Kalimantan

Timur

 Deskripsi Jembatan :

Jembatan Mahakam II Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kaltim mulai

dibangun pada Tahun 1995 dan diresmikan pada Tahun 2001.

- Kontraktor Pelaksana : PT Hutama Karya

- Konsultan Perencana : PT Perencana Djaja

- Konsultan Pengawas : PT PCI Consultant.

- Biaya konstruksi : 120 M

Pendanaan berasal dari : APBD Kabupaten, APBD Propinsi; APBN SPL

OECF, APBN 1999/2000; DAK Pemeliharaan : 2005, 2008, 2011;

(6)

BAB II

ISI

A. Kronologis Kasus

Jembatan yang merupakan tipe Gantung (Suspension Bridge) ini memiliki

panjang total 710 m. Keruntuhan terjadi pada tanggal 26 November 2011

sekitar sepuluh tahun setelah diresmikan. Informasi awal saat kejadian :

• Terdapat aktivitas persiapan perbaikan (Rehabilitasi Jembatan) satu sisi badan jembatan yang dilakukan oleh 6 orang pekerja dari PT. Bukaka.

• Kegiatan dilaksanakan tanpa melakukan penutupan lalu-lintas kendaraan di jembatan.

• Informasi dari Pemda Kabupaten Kutai Kartanegara, ada berita acara akan dilakukan penutupan jembatan selama 21 hari kegiatan pemeliharaan.

• Kegiatan Penutupan Jembatan belum dilaksanakan karena masih dinyatakan sebagai Tahap Persiapan.

• Item pokok kegiatan perbaikan adalah pengecekan, penggantian dan pengencangan baut yang kendor.

• Diindikasikan pada saat terjadi pengencangan baut jembatan, dan beban lalu-lintas kendaraan tetap bekerja, tiba-tiba alat sambung kabel penggantung di

bentang tengah lepas dari kabel utamanya.

(7)

• Data korban dilaporkan 4 orang meninggal, dan kurang lebih 40 orang hilang.

Gambar 1. Kondisi setelah jembatan runtuh

Yang terjadi setelah jembatan runtuh :

1. Kabel penggantung utama kondisisnya masih utuh

(8)

2. Blok ujung dan angkur strans kabel utama di dekat abutment tidak jebol.

Gambar 3. Blok ujung dan angkur strans kabel utama tidak rusak

3. Dua buah portal pylon baja (arah Samarinda dan Tenggarong) masih berdiri

walaupun baseplate pada kaki portal baja ada yang sudah sudah tergeser

atau terangkat sebagian dari kolom pedestalnya.

Gambar 4. Portal pylon arah Samarinda Gambar 5. Portal pylon arah Tenggarong

4. Kolom beton pedestal di bawah kaki portal pylon rata-rata masih utuh hanya

ada sedikit bagian yang mengalami spalling selimut beton pada bagian

(9)

5. Pondasi tiang pancang baja dan pilecap-nya masih kelihatan kokoh berdiri

menyangga kaki kolom portal pylon beton.

6. Seluruh konstruksi rangka (truss) jembatan jatuh beserta kabel penggantung

vertikalnya (hanger).

Gambar 6. Seluruh truss jembatan jatuh

7. Hampir semua alat sambung kabel penggantung vertikal ke kabel utama

(unit sadle dan clamps) rusak dan terlepas dari kabel utamanya dan hanya

ada satu yang tersisa yaitu yang terletak dekat portal pylon arah ke

Samarinda dengan kondisi kabel vertikal (hanger) masih tergantung pada

(10)

8. Tidak dijumpai kabel penggantung vertikal (hanger) yang putus di bagian

kabelnya tetapi hampir semua alat sambung kabel penggantung vertikal ke

kabel utama (unit sadel dan klem) rusak atau patah dan puing-puingnya

banyak dijumpai di lapangan.

Gambar 7. Kabel penggantung vertikal yang lepas

(11)

9. Portal baja pylon arah ke Samarinda, salah satu kakinya terangkat sekitar 5

cm pada sisi luar baseplat.

Gambar 9. Kondisi kaki portal pylon baja arah samarinda

10. Kondisi kaki pylon portal baja arah Tenggarong bergeser sekitar 50-60 cm

dari kedudukannya.

Gambar 10. Kondisi kaki portal pylon baja arah Tenggarong

B. Analisis Kasus dan Tanggung Jawab Pihak-pihak yang terlibat

(12)

sambung penggantung kabel vertikal ke kabel utama (unit sadel dan klem)

adalah seperti Gambar 11.

Gambar 11. Gambar alat sambung kabel penggantung ke kabel utama

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan alat sambung ini mengalami

kegagalan diantaranya:

 Kurang baiknya perawatan jembatan yang menyebabkan konstruksi alat

penggantung kabel vertikal tidak berfungsi dengan baik dan tidak terdeteksi

kemungkinan adanya kerusakan dini.

Kelelahan (fatigue) pada bahan konstruksi alat penggantung kabel vertikal

akibat kesalahan desain dalam pemilihan bahan atau sering terjadi kelebihan

beban rencana (over load) yang mempercepat proses terjadinya degradasi

(13)

 Kualitas bahan konstruksi alat sambung kabel penggantung ke kabel utama

yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar perencanaan yang

ditetapkan.

 Kesalahan prosedur dalam pelaksanaan perawatan konstruksi atau kesalahan

dalam menyusun standar operasional dan perawatan konstruksi yang

direncanakan.

 Kemungkinan terjadinya penyimpangan kaidah teknik sipil dalam

perencanaan karena seharusnya konstruksi alat penyambung harusnya lebih

kuat daripada kabel penggantung yang disambungkan dalam kabel utama.

 Kesalahan desain dalam menentukan jenis bahan/material untuk alat

penyambung kabel penggantung vertikal yang dibuat dari besi tuang/cor

(Cast Iron) atau kesalahan dalam menentukan jenis atau kapasitas kekuatan

alat tersebut.

Untuk informasi tambahan dalam laporan hasil investigasi, Bupati Kutai

Kertanegara mengatakan :

1) Kontraktor pekerjaan rehabilitasi jembatan adalah PT. Bukaka.

2) Ada berita acara penutupan jembatan selama 21 hari selama masa

(14)

5) Kegiatan SAR tidak dihentikan, kecuali penyelaman disekitar lokasi

Jembatan, karena adanya kekhawatiran akan robohnya portal pylon baja

yang kakinya sudah tergeser.

6) Kegiatan investigasi belum selesai dilaksanakan.

7) Evakuasi kurban terus diupayakan.

8) Dalam waktu 3 x 48 jam akan dilakukan pengamanan terhadap portal pylon

baja yang sudah tergeser agar tidak membahayakan Tim SAR yang

mengevakuasi korban

Dalam kasus kegagalan bangunan ini dimana umur rencana untuk Jembatan II

Mahakam ini adalah 50 tahun tetapi ambruk dalam masa 10 tahun. Ketua DPR

Marzuki Alie menegaskan, dalam kasus ambruknya jembatan Mahakam II di

Kutai Kartanegara (Kukar), pihak yang paling bertanggungjawab adalah

kontraktor yang membangun jembatan tersebut. Sebab, jembatan yang

dibangun dan baru berusia sekitar 10 tahun itu masih dalam masa pengawasan

dan pemeliharaan pihak kontraktor. “Masa pakai jembatan itu kan sekitar 50 tahun. sementara jembatan itu baru berusia sekitar 10 tahun. Jadi, saya kira

itu masih dalam kondisi tanggungjawab kontraktornya,” tegas Marzuki di

Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selasa (29\/11).

(news.detik.com)

Terkait rubuhnya Jembatan Kutai Kartanagera, Kementerian PU mengatakan

(15)

perencanaan pembangunan proyek Jembatan Kutai Kartanegara sudah sesuai

atau tidak. Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara menegaskan

Hutama Karya tidak ada hubungannya dengan peristiwa ambruknya Jembatan

Kutai Kartanegara. BUMN konstruksi itu telah menyerahkan pengelolaan

jembatan kepada Kementerian PU dan selanjutnya dikerjakan perusahaan lain.

Kasus ini tidak bisa hanya menyalahkan salah satu pihak. Dikarenakan semua

terangkai seperti sistem.

C. Solusi

Dalam pemaparan di laporan investigasi, ada beberapa hal yang perlu

dilakukan:

a. Perlu dilakukan uji kualitas material atau bahan konstruksi alat penggantung

kabel vertikal (unit klem dan sadel) yang menurut informasi diproduksi lokal

dari bahan besi tuang Cast Iron FC-25 (kuat tarik 25 kg/mm2) untuk bahan

sadel dan untuk bahan klem digunakan besi tuang Ductile Cast Iron FCD-60

(kuat tarik 60 kg/cm2).

b. Perlu dilakukan uji fatigue di laboratorium terhadap bahan konstruksi alat

sambung kabel penggantung ke kabel utama guna memprediksi umur pakai

(16)

mati dan beban lalu-lintas kendaraan yang terjadi dan bagaimana

pengaruhnya apabila salah satu atau lebih dari alat penggantung vertikal

tersebut tidak berfungsi dengan baik.

d. Perlu dilakukan analisis yang akurat dengan model struktur untuk simulasi

mekanisme keruntuhan struktur guna membuktikan penyebab keruntuhan

truss jembatan akibat kegagalan geser pada baut klem alat sambung kabel

penggantung vertikal ke kabel utama (clamps and sadle).

e. Perlu dibuktikan melalui analisis bahwa dimensi dan spesifikasi bahan alat

sambung kabel penggantung vertikal ke kabel utama (unit sadel dan klem)

telah sesuai dengan kekuatan yang disyaratkan dalam menahan beban

jembatan.

f. Perlu dikaji apakah penggunaan bahan untuk alat sambung yang terbuat dari besi tuang/cor (Cast Iron) yang menerima konsentrasi tegangan geser

itu sudah tepat, hal ini mengingat sifat bahan tersebut cenderung getas

(17)

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Dari kasus kegagalan bangunan, yaitu Jembatan II Mahakam di Kutai

Kertanegara Kaltim dapat disimpulkan bahwa keruntuhan tersebut disebabkan

oleh kelalaian pihak yang yang dipercayakan untuk melakukan pemeliharaan

(maintenance) pada jembatan tersebut. Tetapi, karena suatu kegagalan

bangunan adalah akumulasi dari keseluruhan kesalahan sejak proyek tersebut

direncanakan, tahap pelaksanaan hingga pada proses pemeliharaan setelah

Hand Over pertama maka semua pihak jelas bertanggung jawab atas kegagalan

bangunan ini. Ada tiga kaidah yang semestinya mendasari keputusan seorang

insinyur dalam pelaksanaan tugasnya. Pertama, bahwa ilmu keinsinyuran tidak

secara umum diketahui banyak orang. Banyak insinyur yang menjadi ekonom

atau politisi tetapi tidak sebaliknya. Kedua, karya insinyur harus

mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan manfaat sosial. Dan ketiga, bahwa

(18)

B. Rekomendasi

Sebagai Engineer yang terikat kode etik harusnya lebih peka untuk

masalah-masalah seperti ini sehingga tidak terjadi lagi kelalaian-kelalaian dalam

membuat karyanya. Kegagalan ditahun-tahun sebelumnya menjadi pelajaran

untuk bisa merubah pemikiran para engineer menjadi lebih baiik. Karena para

engineer adalah kaum intelektual dimana bekerja bukan untuk diri sendiri,

melainkan masyarakat umum. Hobert Hoveer, Presiden Amerika Serikat ke-31

mengatakan (tertulis dalam buku Pengantar Engineering):

Para Insinyur professional harus memiliki rasa tanggung jawab dan pelayanan

terhadap masyarakat. Harus bersedia mengikuti kode etik serta menajaga

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Investigasi Runtuhnya Jembatan II

Mahakam,(https://drive.google.com/file/d/0B8MXI8qVHnjKYzZrVndFQkdjaFk/vie

w?pli=1, 28 Oktober 2015)

(

http://nasional.tempo.co/read/news/2011/12/15/063371799/jembatan-tenggarong-ambruk-karena-klem-putus, 29 oktober 2015)

(

http://m.bola.viva.co.id/news/read/268073-dampak-jembatan-kuker-runtuh-bagi-kontraktor, 29 oktober 2015)

(

http://news.detik.com/berita/1778238/kontraktor-harus-bertanggungjawab-atas-runtuhnya-jembatan-kukar, 29 oktober 2015)

(

http://jiwapamungkas.blogspot.co.id/2015/01/kasus-kegagalan-konstruksi-di-indonesia.html, 28 oktober 2015)

Gambar

Gambar 2. Kabel penggantung utama masih untuh
Gambar 3. Blok ujung dan angkur strans kabel utama tidak rusak
Gambar 6. Seluruh truss jembatan jatuh
Gambar 7. Kabel penggantung vertikal yang lepas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional untuk menolong individu, kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi sosial

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengenathui nilai perhitungan Link Budget pada perencanaan dan implementasi system indoor pada dua system jaringan

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta

sistematis seperti dalam suatu buku pelajaran. Kurikulum ini tidak berpegang pada satu buku akan tetapi menggunakan segala macam sumber, tetapi hal itu tidak berarti

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini yaitu bagi: 1.. 1) Dapat mewujudkan suatu bentuk skripsi, sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah

BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Pengawasan dan Evaluasi Penguatan Perdamaian 6

Dana Pekerjaan 10 DINAS PERDAGANGAN DAN PASAR Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 1 SIM Pasar,Peralatan Kantor Rp.