• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AUDIT ATAS SALDO UTANG Disusun U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH AUDIT ATAS SALDO UTANG Disusun U"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

AUDIT ATAS SALDO UTANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah

: Auditing II

Dosen Pengampu

: Sutapa, SE. M.Si

Oleh :

1. Satrio Budi Utomo

2011001040

2. Andi Setiawan

2011001054

3. Maulana Achmaddin

2011001073

4. M. Faizal Firdaus

2011001075

5. Rifat Sauqi Baiquni

2011001086

STIE MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menghadapi persaingan bisnis, suatu badan usaha haruslah benar-benar memperhatikan hal yang sangat fundamental yaitu berkenaan dengan permodalan. Suatu perusahaan diharapkan dapat proaktif dalam menghadapi persaingan yang ada. Pihak perusahaan harus memberikan perhatian penuh dalam masalah penggunaan dana. Penyediaan dana dapat berasal dari sumber internal yang meliputi laba ditahan dan sumber eksternal yang meliputi hutang jangka panjang, hutang jangka pendek dan modal saham. Dalam kondisi tertentu perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan mengutamakan sumber dana yang berasal dari dalam, namun karena adanya pertumbuhan perusahaan, maka mengakibatkan kebutuhan dana makin besar, sehingga dalam memenuhi sumber dana tersebut, perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari luar perusahaan yaitu hutang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan utang?

2. Apa saja yang termasuk prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian utang?

3. Apa saja tujuan audit terhadap saldo utang?

4. Prosedur apa saja yang ada pada pengujian subtantif terhadap saldo utang?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian utang

2. Mengetahui prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian utang 3. Mengetahui tujuan audit terhadap saldo utang

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Menurut FASB (Financial Accounting Standard Board), hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yangg timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Secara umum, ada dua jenis utang, yaitu : 1. Utang Lancar (Current Liabilities)

Utang lancar adalah semua utang-utang atau kewajiban-kewajiban perusahaan kepada pihak lain kecuali pemilik perusahaan, yang harus dipenuhi atau dilunasi dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun).

2. Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)

Utang jangka panjang adalah meliputi semua utang atau kewajiban keuangan yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi terhitung sejak tanggal laporan keuangan (neraca).

B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian UtangUtang Lancar

3. Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

4. Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah netto.

(4)

Utang Jangka Panjang

1. Utang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca. Setiap jenis utang jangka panjang harus disajikan secara terpisah didalam neraca dan diberi catatan kaki yang cukup jika hal ini perlukan 2. Umumnya utang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok,

yaitu:

a. Utang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis. Contoh : utang bank dan utang obligasi

b. Utang jangka panjang yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis. Contoh : pengkreditan yang ditangguhkan (deferred credit), jaminan dari pelanggan (customers deposits), dan utang garansi produk.

3. Utang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya, dan dicantumkan pula tanggal jatuh temponya serta tarif bunganya. Alternatif lain adalah utang obligasi disajikan pada nilai nominalnya ditambah dengan premi obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto obligasi yang belum diamortisasi.

4. Obligasi yang dilunasi, yang dibeli dengan treasury bond dan yang belum dikeluarkan lagi harus disajikan dalam neraca sebagai pengurang jumlah obligasi yang yang diijinkan untuk dikeluarkan (authorized bond) sebesar nilai nominal. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.

C. Tujuan Audit Terhadap Saldo Utang

Tujuan Pengujian Substantif terhadap Hutang Usaha

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan hutang usaha.

2. Membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang usaha yang dicantumkan di neraca.

3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo hutang usaha yang disajikan di neraca. 4. Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.

(5)

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Utang Jangka Panjang

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.

2. Membuktikan asersi keberadaan dan keterjadian utang jangka panjang dicantumkan dineraca. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini :

a. Pengujian analitik

b. Pemeriksaan bukti pendukung transasksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga

c. Review terhadap otorisasi dan kontrak penarikan utang jangka panjang

d. Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee.

3. Membuktikan asersi kelengkapan utang jangka panjang yang dicantumkan dineraca. Auditor melakaukan berbagai pengujian substantif berikut :

a. Pengujian analitik

b. Pemeriksaan bukti pendukung transasksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga

c. Review terhadap perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya

d. Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee.

4. Membuktikan asersi klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca. Untuk membuktikan klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini:

a. Pemeriksaan bukti pendukung transasksi yang berkaitan dengan utang jangka panjang dan biaya bunga

b. Review terhadap perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya

c. Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee.

5. Membuktikan asersi penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan dineraca. Auditor melakukan pengujian substantif berikut ini :

(6)

b. Review terhadap perjanjian utang jangka panajang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya

c. Konfirmasi dari kreditur dan bond trustee d. Penghitungan kembali biaya bunga

6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang dineraca.

a. Review terhadap perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya

b. Pemeriksaan terhadap klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo didalam neraca

c. Pemeriksaan terhadap pengungkapan yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.

D. Perancangan Pengujian Substantif

Perancangan Pengujian Substantif Atas Saldo Utang Usaha

1. Prosedur awal

Pengujian audit dimulai dengan mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industry klien. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa, serta untuk mengembangkan daftar jumlah yang terhutang pada tanggal neraca.

2. Prosedur analitis

(7)

3. Pengujian rincian transaksi

a. Menelusuri hutang yang dicatat ke dokumentasi pendukung. Dalam pengujian ini, ayat jurnal kredit pada hutang usaha akan ditelusuri ke dokumentasi pendukung dalam file klien seperti voucher, faktur penjualan, laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Pendebetannya akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas seperti buku pengeluaran cek atau memo dari penjual menyangkut retur pembelian dan pengurangan harga.

b. Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian. Pengujian pisah batas pembelian mencakup penentuan bahwa transaki pembelian yang terjadi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan menelusuri tanggal-tanggal laporan penerimaan ke ayat jurnal register voucher dan memvouching ayat jurnal yang dicatat ke dokumentasi pendukungnya. Pengujian ini biasanya mencakup periode antara 5-10 hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal neraca. Dalam memeriksa dokumentasi harus diberikan pertimbangan khusus atas barang yang masih dalam perjalanan per tanggal neraca.

c. Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Bukti tentang pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui observasi langsung dan review atas dokumentasi internal. Pisah batas yang tepat atas transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun sangat penting untuk penyajian kas dan hutang usaha yang benar pada tanggal neraca.

d. Melakukan pencarian hutang yang belum tercatat. Pencarian hutang usaha yang belum tercatat terdiri dari prosedur-prosedur yang dirancang secara khusus untuk mendeteksi kewajiaban signifikan yang belum dicatat pada tanggal neraca.

4. Pengujian rincian saldo.

(8)

rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang relatif besar atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok utama yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak dalam tahun berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan. b. Merekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan

pemasok. Para pemasok biasanya mengirimkan laporan bulanan yang bisa dijumpai dalam file klien. Jumlah yang terhutang pada pemasok menurut daftar hutang klien dapat direkonsiliasi dalam laporan tersebut. Bukti yang diperoleh dari prosedur ini kurang dapat diandalkan karena laporan pemasok telah dikirimkan kepada klien dan bukan langsung kepada auditor. Selain itu laporan ini mungkin tidak tersedia dari pemasok tertentu.

5. Pembandingan penyajian laporan dengan GAAP. Hutang usaha harus diidentifikasi dan diklasifikasikan secara tepat sebagai kewajiban lancar. Jika saldo hutang usaha mencakup pembayaran di muka yang material kepada beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa di masa depan maka jumlah semacam itu harus di reklasifikasi sebagai uang muka kepada pemasok dan dicatat sebagai aktiva. Pengungkapan juga perlu dilakukan atas penjaminan dan hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa, komitmen pembelian serta kewajiban kontinjen.

Perancangan Pengujian Substantif Atas Saldo Utang Jangka Panjang

1. Prosedur Audit Awal

Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut.

a. Usut saldo utang jangka panjang yang tercantum didalam neraca ke saldo akun

b. Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang didalam buku besar

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun jangka panjang

(9)

e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang kedalam jurnal yang bersangkutan.

2. Pengujian Analitik

a. Hitung ratio berikut ini :

 Utang dengan total aktiva

a. Usut penerimaan uang dari penarikan utang jangka panjang

b. Mintalah konfirmasi mengenai utang jangka panjang dari bank dan trust company.

c. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga d. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok

g. Periksa kepatuhan klien terhadap batasan-batasan yang dikenakan oleh kreditur

h. Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond

i. Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto, dan utang bunga obligasi

4. Pengujian Terhadap Akun Rinci

a. Minta atau buatlah daftar utang jangka panjang

b. Minta dan pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan kredit jangka panjang.

(10)

d. Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi. 5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

a. Periksa klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo didalam neraca

b. Mintalah perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang tedapat didalamnya

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut FASB (Financial Accounting Standard Board), hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

Menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yangg timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

Secara umum, ada dua jenis utang, yaitu : 1. Utang Lancar (Current Liabilities)

Utang lancar adalah semua utang-utang atau kewajiban-kewajiban perusahaan kepada pihak lain kecuali pemilik perusahaan, yang harus dipenuhi atau dilunasi dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun).

2. Utang Jangka Panjang (Long Term Debt)

Utang jangka panjang adalah meliputi semua utang atau kewajiban keuangan yang jatuh temponya lebih dari satu periode akuntansi terhitung sejak tanggal laporan keuangan (neraca).

B. Saran

1. Auditor hendaknya meninjau dan melakukan tindak lanjut audit untuk memastikan apakah tindakan perbaikan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam audit sudah dilaksanakan oleh manajemen.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/786860/

http://bobbywicaksoul.blogspot.com/2013/06/konsep-hutang.html

http://wildanzindi.blogspot.com/2010/01/current-liabilities-utang-lancar-utang.html

http://magussudrajat.blogspot.com/2010/11/pengujian-substantif-hutang-usaha.html

http://hermanghunawan.blogspot.com/

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi hasil ini berbeda untuk metode oven, yang menghasilkan kadar protein terlarut pada kontrol 1 (tanpa inkubasi dan tanpa enzim) lebih besar

EFL PRE- SERVICE TEACHERS’ RE FLECTION: A CASE STUDY IN AN INDONESIAN INSTRUCTIONAL CONTEXT.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

1. Pada saat pemasangan keramik kamar mandi khususnya, pekerja perlu dibekali lampu penerangan jika dibutuhkan agar area tempat mereka bekerja cukup terang

Dalam konstruktivistik, belajar dapat dilihat sebagai suatu proses yang aktif, dan pengetahuan tidak dapat diterima dari luar mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya

Penelitian ini penting dilakukan dan berbeda dari penelitian sebelumnya karena akan membahas wisata alam berbasis kearifan lokal di Desa Sungai Rutas Kabupaten

(Murid-murid dapat menanggapinya secara bebas dan Anda seharusnya memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap tanggapan mereka itu.) Marilah kita membaca mengenai

Saintis Muslim sebagai peneliti alam empirik (terutama dunia mineral, tumbuhan, binatang dan manusia) harus menyadari bahwa alam diharapkan dapat ciptaan dan manifestasi Allah

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka secara umum dapat disimpulkan melalui penggunaan media berbasis objek lingkungan belajar dapat meningkatkan pengetahuan