PEMANFAATAN ZAT WARNA BRAMBANG DAYAK
(Eleutherine palmifolia L)
SERTA UJI IDENTIFIKASI
DAN ORGANOLEPTIK SEBAGAI BAHAN PEWARNA
ALAMI PRODUK KULIT
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Nilai Dalam Matakuliah Kimia Organik
DOSEN PENGAMPU: ENTIN DARMAWATI
Disusun oleh :
ENNIETA PIRYANA (140201028) TPK C
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA
PEMANFAATAN ZAT WARNA BRAMBANG DAYAK
(Eleutherine palmifolia L)
SERTA UJI IDENTIFIKASI
DAN ORGANOLEPTIK SEBAGAI BAHAN PEWARNA
ALAMI PRODUK KULIT
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Nilai Dalam Matakuliah Kimia Organik
DOSEN PENGAMPU: ENTIN DARMAWATI
Disusun oleh :
ENNIETA PIRYANA (140201028) TPK C
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh nilai dalam matakuliah bahasa indonesia dan telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pengampu pada tanggal 12 Januari 2015.
Judul Makalah : “Pemanfaatan Zat Warna Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L) Serta Uji Identifikasi Organoleptik Sebagai Bahan Pewarna
Alami Produk Kulit” Penulis
a. Nama Lengkap : Ennieta Piryana
b. Prodi : Teknologi Pengolahan Kulit c. Konsentrasi : Teknologi Penyamakkan Kuli d. NIM : 140201028
Yogyakarta , Januari 2015
Menyetujui,
Dosen Pengampu Penulis
ENTIN DARMAWATI ENNIETA PIRYANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa diucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa bahwa makalah yang berjudul ” Pemanfaatan Zat Warna Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L) Serta Uji Identifikasi Organoleptik Sebagai Bahan Pewarna Alami Produk Kulit “ dapat diselesaikan dengan baik.
Hal ini merupakan hasil penelitian yang didasarkan pada kepustakaan, eksperimen, dan observasi sehingga diperoleh data baru. Ini dapat selesai dengan rencana dan berkat bantuan dari semua pihak, untuk itu pada kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Entin Darmawati, selaku pembimbing kami yang telah memberikan waktunya untuk memberikan masukan, kritikan, pemikiran dan ilmunya demi terselesainya penyusunan makalah ini. 2. Asisten dosen matakuliah kimia organik, yang telah memberikan ilmu
dan waktunya dalam kelancaran praktikum kimia organik.
3. Teman-teman, yang telah mendukung dalam pelaksanaan praktikum dan pembuatan makalah.
4. Pembaca, yang telah memberikan sebagian waktunya untuk memberikan kritik dan saran.
Disadari bahwa ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Yogyakarta, Januari 2015
Penulis
Halaman
DAFTAR GAMBAR ………... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Praktikum ………... B. Latar Belakang ………... 1
C. Rumusan Masalah ………... 2
D. Tujuan Penulisan ………... 2
E. Manfaat Penulisan ………... 2
F. Definisi Operasional ………... 3
BAB II LANDASAN TEORI A. Brambang Dayak ………... 4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM A. Jenis Praktikum ………... 6
B. Waktu dan Tempat Praktikum ………... 6
C. Metode Praktikum ………... 6
D. Teknik Pengambilan Sampel ………... 6
E. Instrumen Praktikum ………... 7
F. Teknik Pengumpulan Data ………... 10
G. Teknik Analisa Data ………... 10
BAB III PEMBAHASAN A. Cara Membuat Ekstrak Zat Warna Brambang Dayak ………... 11
B. Hasil Organoleptik Dan Identifikasi Tanin Brambang Dayak ………... 12
C. Hasil Organoleptik Dan Identifikasi Tanin Brambang Dayak ………... 13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 16
B. Saran ………... 16
DAFTAR PUSTAKA ………... 17
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Botani Brambang
Dayak (Eleutherine palmifolia L )
... 4
Tabel 3.1 Nama alat, dan jumlah proses pembuatan ekstrak
... 7
Tabel 3.2 Bahan-bahan Praktikum proses pembuatan ekstrak
... 7
Tabel 3.3 Nama alat, dan jumlah proses identifikasi zat tanin
... 8
Tabel 3.4 Bahan-bahan Praktikum proses identifikasi zat tanin
... 8
Tabel 3.5 Nama alat, dan jumlah penerapan kulit
... 9
Tabel 3.6 Bahan-bahan Praktikum proses penerapan kulit
Tabel 4.1 Perbandingan Warna Kulit Kras dan Perkamen
... 13
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Tanaman Brambang Dayak
(Eleutherine palmifolia L )
... 4
Gambar 4.1 Proses Pembuatan Ekstrak Pewarnaan Brambang Dayak
... 11
Gambar 4.2 Perbedaan ektrak setelah diidentifikasi
... 12
Gambar 4.3 Penerapan pada kulit crust ... 14 Gambar 4.4 Penerapan pada kulit
percament wayang
... 14
Gambar 4.5 Penerapan pada kulit percament
... 14
Gambar 4.6 Hasil semua penerapan pada kulit
BAB I PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Praktikum
Pengambilan senyawa tannin dari tanaman Brambang Dayak
(Eleutherine palmifolia L ) dengan metode eksperimen, serta penerapannya pada kulit crust kambing/domba.
B. Latar Belakang Praktikum
Perkembangan penggunaan pewarna alami sebagai pewarna tekstil belakangan ini semakin meningkat. Hal tersebut terkait dengan standar lingkungan dan larangan penggunaan pewarna sintetis yang mengandung gugus azo, seperti di Jerman dan Belanda yang masyaratkan penggunaan bahan pewarna tekstil yang ramah lingkungan dan tidak menghendaki pemakaian pewarna sintetis. Dengan pelarangan penggunaan pewarna sintetis yang mengandung gugus azo tersebut merupakan moment yang tepat untuk mengenalkan kembali pewarna alam yang telah lama ditinggalkan.
udara dan dampak langsung bagi manusia seperti kanker kulit, kerusakan otak dan lain-lain. Terdapat pewarna alami pada awal pewarnaan dan proses pewarnaan tidak menggunakan logam berat, besi, bahan kimia toksin dan garam. Disamping itu bahan pewarna dapat diekstrak dari bagian tumbuhan hanya memerlukan air sebagai pelarutnya, dan sisa limbah padat yang dihasilka dapat didegradasi alam atau dapat digunakan sebagai kompos.
Pewarna alam dapat dihasilkan dari tumbuhan, seperti dari bagian batang, akar, daun, bunga, kulit batang dan sebagainya. Menurut Heyne (1987) terdapat sekitar 150 jenis tanaman yang intensif menghasilkan pewarna alam. Warna yang dihasilkan meliputi warna dasar (merah, biru, kuning) dan warna-warna kombinasi seperti coklat, jingga, dan nila. Dari keseluruhan jenis tumbuhan yang digunakan sebagai pengahasil zat warna alam, belum semuanya sudah diuji ketahanan lunturnya.
Pada Praktikum ini digunakan umbi tanaman Brambang Dayak
(Eleutherine palmifolia L ) yang dapat menghasilkan warna merah hati. Kelemahan dari pewarna alami yaitu ketahanan lunturnya yang lebih rendah dari pewarna sintetis. Untuk memperoleh ketahanan luntur yang tinggi perlu dilakukan proses fiksasi (pembangkitan warna) yang bertujuan untuk mempertajam warna dan supaya tidak mudah luntur. Pada Praktikum ini akan dibahas cara pembuatan ekstrak brambang dayak, hasil identifikasi zat tanin, dan perbandingan hasil warna pada penerapan kulit crus dan kulit percament.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada Praktikum ini adalah :
1. Bagaimana cara membuat ekstrak zat warna brambang dayak?
2. Bagaimana hasil organoleptik dan identifikasi tanin brambang dayak?
3. Bagaimanakah perbandingan hasil dari pencelupan ke ekstrak zat warna menggunakan kulit crust dan percament?
D. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui cara membuat ekstrak zat warna brambang dayak 2. Untuk mengetahui bagaimana hasil organoleptik dan identifikasi tanin
3. Untuk mengetahui perbandingan hasil dari pencelupan ke ekstrak zat warna menggunakan kulit crust dan percament.
E. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diambil dari Praktikum ini adalah:
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan cara penulisan Laporan Praktikum dan memberikan informasi bahwa zat warna alami Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L )dapat diaplikasn dalam produk kulit. 2. Bagi pengrajin kulit dan bahan tekstil dapat memanfaatkan dan
menerapkan menggunakan pewarnaan Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L ) karena lebih ramah lingkungan, dan dapat menjadi sumber usaha baru yang potensial.
3. Bagi Kementerian Republik Indonesia dapat mensosialisasikan dan memprogramkan untuk bahan pewarnaan produk kulit dan tekstil agar menggunakan pewarna alami seperti Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L )
F. Definisi Operasional
1. Bawang dayak atau bawang hantu (Eleutherine palmifolia (L.) merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah, tanaman ini sudah secara turun temurun dipergunakan masyarakat Dayak sebagai tanaman obat, tanaman ini memiliki warna umbi merah dengan daun hijau berbentuk pita dan bunganya berwarna putih dan umbi bawang dayak terkandung senyawa fitokimia yakni alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan tannin. 2. Tannin dapat difenisikan sebagai fenol polihidrtat majemuk yang besar
dan bentuk molekulnya memungkinkan dapat larut dalam air. Satu dua komponen kimia dasar yang dijumpai pada tanin selain gula adalah asam galat (gallic acid) dan asam elegat dinier (dinier ellagie acid), flavanoid
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L )
Bawang dayak berasal dari Amerika Tropik tetapi di Indonesia sudah lama ditanam. Semula dipelihara sebagai tanaman hias, kemudian berubah menjadi tanaman liar. Banyak terdapat di daerah pegunungan antara 600 sampai 1500 m di atas permukaan laut, misalnya di perkebunan-perkebunan teh, kina dan karet, serta di tepi-tepi jalan. Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat terbuka yang tanahnya kaya dengan humus dan cukup lembab. Untuk menanam biasanya digunakan umbinya. Tumbuhan ini di Jawa jarang sekali berbuah dan dipelihara sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini mudah dibudidayakan, penanamannya tidak tergantung musim dan dalam waktu 2 hingga 3 bulan setelah tanam sudah dapat dipanen.
Gambar 2.1 Tanaman Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L )
2.1 Tabel Klasifikasi Botani Brambang Dayak (Eleutherine palmifolia L )
Regnum Plantae
Divisio Spermatophyta Sub divisio Angiospermae Classis Monocotyledonae Ordo Liliales
Genus Eleutherine
Species Eleutherine palmifolia Merr. Regnum Plantae
a. Pemanfaatan Brambang Dayak
Brambang dayak mempunyai berbagai manfaat untuk kesehatan. Air rebusan dari brambang dayak dipakai sebagai obat terhadap penyakit kuningdan penyakit kelamin. Umbi yang ditumbuk beserta adas pulasari, digunakan sebagai obat terhadap mencret darah, air rebusannya sebagai obat dalam. Daun-daunnya yang digerus dengan dibubuhi ramuan-ramuan lain diminumkan kepada wanita nifas. Umbi (tunggal) untuk menyembuhkan disentri. Sup yang dibuat dengan mendidihkan umbi merah dengan ayam dapat digunakan untuk meningkatkan sel darah merah (Megawati,2005, hal 6).
b. Kandungan Kimia Brambang Dayak
Umbi bawang dayak mengandung senyawa-senyawa turunan anthrakinon yang mempunyai daya pencahar, yaitu senyawa-senyawa eleutheurin, isoeleutherin dan senyawa-senyawa sejenisnya; senyawa-senyawa lakton yang disebut eleutherol dan senyawa turunan pyron yang disebut eleutherinol. Adapun kandungan yang terdapat dalam bawang dayak terdiri dari senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid, tannin, kuinon dan steroid yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat (Megawati,2005, hal 6).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
H. Jenis Praktikum
Jenis Praktikum pada Laporan ini didasarkan pada eksperimen (percobaan) yang dilakukan, dimana penulis melakukan sebuah percobaan dan mencari sumber pustaka dari internet, dan buku-buku terkait dengan laporan yang dibahas ini.
I. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Waktu Praktikum
Praktikum dalam pembuatan Laporan Praktikum ini dilaksanakan dari tanggal 20 Desember 2014 sampai 12 Januari 2015
2. Tempat Praktikum
Praktikum pada Laporan Praktikum ini dilaksanakan di Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta Kabupaten Bantul
J. Metode Praktikum
Metode Penulisan ini pada Laporan Praktikum ini didasarkan pada metode ekperimen, dimana data diperoleh berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan peneliti, serta dibahas dengan menggunakan literatur yang relevan untuk dapat ditarik kesimpulan.
K. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam Praktikum ini, sampel yang digunakan kulit crust dan kulit percament, yang setiap kulit tersebut dicelupkan dalam ekstrak yang dibuat dari ekstrak brambang merah dengan cara direbus, lalu kemudian disaring dan didinginkan.
L. Instrumen Praktikum
a. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada Praktikum ini, terdapat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Nama alat, dan jumlah proses pembuatan ekstrak
No Nama Alat Jumah
1. Kompor 1 buah
2. Pengaduk 1 buah 3. Saringan 1 buah 4. Wadah untuk ekstrak brambang dayak 2 buah
5. Panci 1 buah
b. Bahan-Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada Praktikum ini, dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Bahan-bahan Praktikum proses pembuatan ekstrak
N o
Bahan Banyak
1. Brambang dayak 50 gram 4 Aquades 250 ml
c. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam Praktikum ini, yaitu : a) Disiapkan alat dan bahan,
b) Direbus bahan sampai mendidih, c) Disaring ektrak brambang dayak, d) Didinginkan ekstrak brambang dayak.
2. Praktikum Proses Identifikasi Zat Tanin Brambang Dayak a. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada Praktikum ini, terdapat pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Nama alat, dan jumlah proses identifikasi zat tanin
d. Bahan-Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan pada Praktikum ini, dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Bahan-bahan Praktikum proses identifikasi zat tanin
N o
Bahan Banyak
1. Ekstrak brambang dayak 4 ml
2. H2SO4 1 ml
3. NaOH 1ml
4. FeCL3 1ml
5. KMnO4 1ml
e. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam Praktikum ini, yaitu : a) Disiapkan alat dan bahan,
b) Dimasukkan 1 ml atau 15 tetes ekstrak brambang dayak pada 4 buah tabung reaksi,
c) Dimasukkan cairan kimia H2SO4 sebanyak 1ml atau 15 tetes pada tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
d) Dimasukkan cairan kimia NaOH sebanyak 1ml atau 15 tetes pada tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
e) Dimasukkan cairan kimia KMnO4 sebanyak 1ml atau 15 tetes pada tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
f) Dimasukkan cairan kimia FeCl3 sebanyak 1ml atau 15 tetes pada tabung reaksi 1 diamati perubahan warnanya,
g) Catat hasil dari identifikasi zat tanin brambang dayak.
3. Proses Praktikum Penerapan Kulit Pada Ekstrak Brambang Dayak a. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada Praktikum ini, terdapat pada tabel 3.5 Tabel 3.5 Nama alat, dan jumlah penerapan kulit
No. Nama Alat Jumah 1. Wadah untuk pencelupan 1 buah 2. Stopwatch 1 buah 3. Pipet tetes 1 buah 4. Indikator pH 1 buah 5. Beumeter 1 buah 6. Tatakan/dudukan tabung reaksi 1 buah
Bahan yang digunakan pada Praktikum ini, dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Bahan-bahan Praktikum proses penerapan kulit
N o
Bahan Banyak
1. Ekstrak brambang dayak 200 ml 2. Kulit percament 2 buah 3. Kulit Crust 1 buah
c. Prosedur Praktikum
Prosedur dalam Praktikum ini, yaitu : a) Disiapkan alat dan bahan,
b) Dicelupkan kulit percament, diamati setiap 30 menit sekali sampai warna yang diinginkan,
c) Dicelupkan kulit crust sambil diremas-remas lalu diamati setiap 1 jam sekali sampai warna diinginkan,
d) Angkat dan keringkan kuilt,
e) Catat dan simpan kulit untuk laporan
M. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penulisan dan Praktikum Laporan Praktikum ini adalah :
1. Metode Ekperimen
Metode eksperimen adalah metode yang dipergunakan oleh penulis terhadap sampel dengan jalan mengadakan eksperimen-eksperimen.
2. Kepustakaan
Kepustakaan yaitu teori-teori, hasil Praktikum, dan kajian-kajian yang diperoleh penulis untuk menganalisa dan mendukung data yang diperoleh. Kepustakaan ini diperoleh melalui internet dan buku-buku.
3. Wawancara
Wawancara yaitu pertanyaan langsung yang diberikan penulis terhadap subyek Praktikum dalam Laporan Praktikum ini untuk mendukung data yang ada. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara langsung, dimana penulis atau peneliti langsung bertanya dengan sampel dalam Praktikum ini. (Arikunto.2004:46)
N. Teknik Analisa Data
digunakan diperoleh dari internet, buku-buku, laporan hasil Praktikum, dan sumber lain yang relevan. Dari permasalahan yang ada, kemudian penulis mengumpulkan data dengan melakukan eksperimen, menggunakan studi pustaka, dan wawancara, lalu dianalisa sehingga akan diperoleh kesimpulan dari analisa yang telah dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Cara Membuat Ekstrak Zat Warna Brambang Dayak
Untuk membuat ekstrak brambang dayak maka dibutuhkan 50 gram brambang dayak kering,dan 250 ml aquadest.Adapun langkah-langkah dalam pembuatan ekstrak pewarna indigo adalah sebagai berikut:
a) Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, b) Disiapkan brambang dayak kering,
c) Disiapkan aquadest
d) Dicampurkan semua bahan dan dipanaskan dengan suhu 1000 C, e) Diaduk terus hingga mendidih dan separuh bagian dari air sebelumnya, f) Diangkat dan disaring ekstrak dari ampasnya,
g) Didiamkan hingga dingin dan ada endapannya, h) Dicelupkan kulit crust dan kulit perkamen, i) Lihat dan amati.
B. Hasil Organoleptik Dan Identifikasi Tanin Brambang Dayak
Uji identifikasi ini menggunakan 1 ml ekstak dan juga menggunakan 1ml senyawa kimia yang terdiri dari H2SO4, KMnO4, NaOH, dan FeCl3 yang dimasukkan menggunakan pipes tetes pada 4 buah tabung reaksi.
Hasil pengamatan secara organoleptik ekstraksi tanin dari kulit brambang dayak dan identifikasinya.
1.Hasil organoleptik dan identifikasi senyawa tanin 1) Warna larutan : merah hati
2) pH : 6
3) Pelarut : air (aquadest) 4) Kepekatan : 4 derajat Be 5) Kandungan : tanin
6) Struktur Kimia : zat penyamak tanin
2.Hasil identifikasi pereaksi warna
1) Pada 1 ml ekstrak tambahakan 1ml asam sulfat P, terjadi warna perubahan warna kuning keorangean dan tidak terdapat endapan.
2) Pada 1ml ekstrak dan tambahkan 1ml larutan NaOH P 5% b/v dalam Etanol, terjadi perubahan warna merah pekat dan tidak terdapat endapan.
3) Pada 1ml ekstrak tambahkan 1ml KMnO4, terjadi perubahan warna merah kehitaman dan tidak terdapat endapan.
4) Pada 1 ml ekstrak tambahkan 1ml larutan besi (III) klorida LP 5% b/v terjadi warna hijau kecoklatan dan tidak terdapat endapan.
Gambar 4.2 Perbedaan ektrak setelah diidentifikasi
3. Perbandingan Hasil Dari Pencelupan Ke Ekstrak Zat Warna Menggunakan Kulit Crust Dan Percament
Pewarnaan pada produk kulit baik itu kulit crust maupun kulit percament tidak hanya menggunakan bahan pewarna sintetik. Bahan pewarna alami memberikan efek warna yang indah. Brambang dayak menghasilkan warna merah, tetapi tergantung kepekatan yang dihasilkan dari ekstrak brambang dayak. Semakin tinggi kepekatan ekstrak brambang dayak semakin pekat warnah yang didapatkan, dan semakin rendah kepekatan ekstrak brambang dayak semakin mudah kulit hasil penerapannya.
Tabel 4.1 Perbandingan Warna Kulit Crust dan Perkamen No Nama
Kulit
Lama Pencelupan
Sebelum Pencelupan Setelah pencelupan
1. Percament 6 jam
2. Crust 24 jam
3. Percament 3 jam
Gambar 4.3 penerapan pada kulit crust
Dari tabel dan gambar di atas bahwa kulit percament dominan lebih mudah menyerap dibandingkan dengankulit crust. Pada kulit crust untuk waktu perendaman dua jam pertama, bagian grain berwarna merah kehijauan dan bagian flesh sudah membentuk warna merah. Pewarnaan menggunakan brambang dayak adalah bagian flesh setelah itu bagian grain. Semakin lama proses perendaman maka semakin pekat warna dihasilkan.
Gambar 4.5 Penerapan pada kulit percament
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil Praktikum yang telah dilakukan dalam Praktikum penerapan ekstrak brambang merah pada produk kulit, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Cara pembuatan disiapkan alat dan bahan yang diperlukan, disiapkan brambang dayak kering, disiapkan aquadest, dicampurkan semua bahan dan dipanaskan dengan suhu 1000 c, diaduk terus hingga mendidih dan separuh bagian dari air sebelumnya, diangkat dan disaring ekstrak dari ampasnya, didiamkan hingga dingin dan ada endapannya, dicelupkan kulit crust dan kulit perkamen,
3. Perbandingan menggunakan kulit crust dan prekamen adalah kulit crust lebih mudah meresap dan lebih mudah diaplikasikan daripada kulit perkamen.
B. Saran
1. Diharapkan dengan Praktikum yang telah dilakukan, masyarakat pengrajin kulit dan tekstil dapat memanfaatkan zat warna alami dari brambang dayak sebagai bahan pewarnanya yang ramah lingkungan
2. Kepada Kementerian Perindustrian Republik dapat mensosialisasikan dan memprogramkan untuk bahan pewarnaan produk kulit dan tekstil agar menggunakan pewarna alami seperti brambang dayak.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2004. Praktikum Kuntitatif.Jakarta: Rhineka Cipta.
Darmawati, Entin. 2014. Petunjuk Praktikum Kima Organik Karbohidrat-Aromatik. Yogyakarta: Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.