• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PENINGKATAN MUTU KINERJANYA : Deskripsi Analitik Pada SLTP Negeri Se-Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PENINGKATAN MUTU KINERJANYA : Deskripsi Analitik Pada SLTP Negeri Se-Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi."

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN

FUNGSIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP

PENINGKATAN MUTU KINERJANYA

(Deskripsi Analitik Pada SLTP Negeri Se-Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Sukabumi)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

&%oP&*

OLEH :

AS. IRIANA GUMILANG NIM. 009495

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN

UNTUK MENGIKUTI UJ1AN

Prof.Dr.HTbAbtaS&anisuddin M.,MA

Prof. Dr.

Nana Sudjana

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(3)

MENGETAHUI

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Program Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

AS. IRIANA GUMILANG "KONTRIBUSI SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT

JABATAN FUNGSIONAL

GURU DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP

PENINGKATAN MUTU KINERJANYA. (Deskripsi Analitik Pada SLTP Negeri

Se-Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu kinerja guru-guru yang

terutama dipengaruhi oleh sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional dan

motivasi kerja guru.

Hipotesis yang diujikan adalah (1). Terdapat hubungan yang signifikan antara

sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional dengan kinerja guru; (2). Terdapat

hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru; (3). Terdapat

hubungan yang signifikan antara sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional

guru dan motivasi kerja dengan kinerja guru.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah semua guru-guru sekolah lanjutan

tingkat pertama di kecamatan Sukaraja, meliputi SLTPN 1, SLTPN 2, SLTPN 3,

SLTPN4.

Instrumen penelitian untuk ketiga variabel didasarkan pada internal validity,

dengan pengujian melalui konsultasi ahli (construct validity), dan validitas eksternal

untuk pengujian taraf validasi dengan menggunakan rumus korelasi Pearson product

moment. Pengujian keterandalan instrumen didasarkan pada internal consistency

melalui formula Flanagan. Analisis data menggunakan rumus korelasi dan regresi.

Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : Pertama, terdapat

hubungan yang signifikan antara kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan

fungsional guru (Xi) dengan kinerja guru (Y) dengan persamaan regresi

Y=64,56 +0,36X15 dan koefisien korelasi ri=0,4812 signifikan pada a =0,05.

Kedua, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja

guru (Y) dengan persamaan regresi 7 =62,71 +0,361Z2, dan koefisien korelasi

r2=0,4598 signifikan pada a =0,05. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara

kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional guru (Xi) dan motivasi

kerja

(X2)

dengan

kinerja

guru

(Y)

dengan

persamaan

regresi

Y=55,30 +0,2381^ +0,2038,V2, dan koefisien korelasi R= 0,5218 signifikan pada

a =0,05.

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan kinerja

guru-guru sekolah lanjutan tingkat pertama di kecamatan Sukaraja melalui kontribusi

sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional guru dan motivasi kerja, yang pada

gilirannya dapat berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

(5)

ABSTRACT

AS. IRIANA GUMILANG THE CONTRIBUTION EVALUATION OF CREDIT

POINT SYSTEM AND

WORKING MOTIVATION

TO

THE

TEACHER'S

PERFORMANCE (Analitic Description of Yunior High School's in Sukaraja

district).

The aim of the research is to find out the teacher's performance which are

correlation byevaluation of credit point system and working motivation.

The hypothesis to be tested were : (1) there are significan correlation between

evaluation of credit point system and the teacher's performance. (2) there are

significan correlation between working motivation and the teacher's performance.(3)

there are significan correlation between evaluation ofcredit point system and working

motivation to the teacher's performance.

The research used descriptive method with quantitative aprroach. The

population of the research was yunior high school's teachers in Sukaraja district.

They were SLTPN 1, SLTPN 2, SLTPN 3, dan SLTPN 4.

The instrument of the research for the three variables have been taken it based

on internal validity and external validity. Internal validity has been chosen through

construct validity by asking some experts who were competence. External validity

has been used for validity level examination by using the corelation formula of

Person Product Moment. The instrument reliabilities were based on internal

consistency with Flanagan Formula. The correlation dan regresion formula has used

for data analysis.

The result of study were as follows : firstly, there are significant correlation

between evaluation of credit point system (Xi) and the teacher's performance (Y)

represented by the regression equation/= 64,56 +0,36^, correlation coeficient

n=0,4812 which is significant at a =0,05. Second, there are significant correlation

between working motivation (X2) and the motif of teacher's achievement (Y)

represented by the regression equationY =62,71 +0,36\X2, correlation coeficient r2

= 0,4598 which is significant at a = 0,05. thrid, there are significant correlation

between evaluation of credit point system (Xi) and working motivation (X2) to the

teacher's

achievement

(Y)

represented

by

the

regression

equation/ =55,30 +0,2381^, +0,2038X2, correlation coeficient R=0,5218 which is

significant at a = 0,05.

The result of this study are hoped to be usefull in the increasing the teacher's

performance was yunior high school's teacher's in Sukaraja district by following

evaluation of credit point system and working motivation, can be useful in the

increasingthe quality of graduation's.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN i

ABSTRAK Hi

ABSTRACT iv

KATAPENGANTAR v

PERNYATAAN vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR HISTOGRAM xii

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 14

D. Kerangka Berpikir 15

1. Paradigma Penelitian 15

2. Anggapan Dasar 16

E. Hipotesis Penelitian 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20

A. Konsep Administrasi Pendidikan 20

B. Deskripsi Jabatan Fungsional Guru 30

C. Deskripsi Motivasi kerja 41

D. Deskripsi Kinerja 54

E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan 71

(7)

BABm METODOLOGIPENELITIAN 74

A. Metode Penelitian 74

B. Populasi dan Sampel Penelitian 76

C.

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

79

D. Teknik Analisa Data dan Pengolahan Data 89

BAB TV HASIL PENELITIAN 96

A. Deskripsi Data 96

1. Persepsi guru tentang sistem penilaian

angka kredit jabatan fungsional 96

2. Motivasi kerja 108

3. Kinerj a guru 117

B. Pengujian Persyaratan Statistik 125

C. Pengujian Ffipotesis 128

D. Pembahasan 131

BABV KESIMPULAN, IMPLDCASI DAN REKOMENDASI 136

A. Kesimpulan 136

B. Implikasi 139

C. Rekomendasi 140

DAFTAR PUSTAKA 143

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen 85

2. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen 90

3. Koefisien Korelasi ( r ) 94

4. Distribusi frekuensi Variabel Sistem PAK jabatan fungsional

98

5. Pendidikan Terakhir saat Diangkat Menjadi Guru

100

6. Semangat Melanjutkan ke Jenjang yang Lebih Tinggi

101

7. Semangat Mengikuti Diklat 101

8. Membuat, menyajikan, evaluasi program perbaikan dan pengayaan

103

9. Melaksanakan Bimbingan dan Konseling

104

10. Kegiatan Guru dalam Pengembangan Profesi

106

11. Kegiatan Guru dalam Peningkatan PBM 108

12. Distribusi frekuensi Motivasi Kerja

109

13. Faktor Pendorong Menjadi Guru 112

14. Tujuan Guru dalam Meningkatkan Pendidikan 112

15. Tujuan Guru dalam Melaksanakan Tugas dan Pekerjaan

113

16. Keaktifan Guru-guru dalam Berorganisasi

114

17. Cita-cita dan Keinginan Guru-guru dalam Bekerja

116

18. Pendorong Guru-guru dalam meningkatkan Pendidikan

116

19. Pendorong Guru-guru dalam Bekerja

117

20. Hubungan Guru-guru dalam Bekerja 118

21. Distribusi Frekuensi Mutu Kinerja Guru 119

22. kegiatan Guru-guru dalam KBM 121

23. kegiatan Guru-guru dalam KBM 122

24. Kemampuan dalam Merencanakan, Melaksanakan dan meng

Evaluasi KBM 124

25. Kemampuan meningkatkan potensi 125

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian 16

2. Kedudukan Pengelolaan Sistem Angka Kredit Jabatan Guru

Dalam Lingkup Administrasi Pendidikan 26

3. Teori dan Aplikasi Kinerja Dalam Kegiatan Penelitian 52

4. Kriteria Keberhasilan Produktivitas Pendidikan 61

5. Desain Penelitian 77

6. Grafik Regresi Variabel Xi terhadap variabel Y 127 7. Grafik Regresi Variabel X2 terhadap variabel Y 128

(10)

DAFTAR HISTOGRAM

Histogram Halaman

1. Persepsi Guru tentang Sistem PAK Jabatan Fungsional

98

2. Motivasi Kerja 110

3. Mutu Kinerja Guru 119

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Jawaban Responden pada angket Persepsi sistem PAK

149

2. Data Jawaban Responden pada angket Motivasi Kerja

150

3. Data Jawaban Responden pada angket Mutu Kinerja Guru

151

4. Perhitungan Statistika Dasar Variabel Xi 152

5. Perhitungan Statistika Dasar Variabel X2 153

6. Perhitungan Statistika Dasar Variabel Y 154

7. Hasil Uji Normalitas Variabel Xi 155

8. Hasil Uji Normalitas Variabel X2 156

9. Hasil Uji Normalitas Variabel Y 157

10. Data Pengolahan uji Linieritasdan uji Signifikansi Regresi

158

11. Persamaan Regresi Y atas Xi 159

12. Persamaan Regresi Y atas X2 160

13. Uji Hipotesis Pertama 162

14. Uji Hipotesis Kedua 164

15. Uji Hipotesis Ketiga 166

16. Uji Hipotesis Keempat 167

17.DaftarRiwayatHdup 168

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, menegaskan bahwa " pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia,

dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara, berkelanjutan, berlandaskan

kemampuan nasional dengan memanfaatkan dan mernperhatikan tantangan kemajuan pengetahuan dan teknologi serta mernperhatikan tantangan perkembangan global. Penekanan secara tegas pada sumber daya manusia (SDM) tersebut merupakan tuntutan dari gelora gerak perkembangan pembangunan

nasional bangsa Indonesia diberbagai bidang kehidupan. Pembangunan manusia sebagai sumber daya pembangunan menetapkan manusia sebagai pelaku pembangunan yang memiliki etos kerja produktif, memiliki keterampilan,

kreativitas, disiplin, profesionaL serta memiliki kemampuan memanfaatkan potensi-potensi atau sumber-sumber yang tersedia, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang bervvawasan masa depaa

Mengingat pentingnya sumber daya manusia dalam pembangunan nasional, maka perlu diletapkan suatu kerangka kebrjaksanaan tujuan, sasaran dan program pembangunan sumber daya manusia, yakni pembangunan sumber daya

(13)

Pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia ini tidak hanya

dilakukan dalam kontek yang lebih jelas yakni nasional saja, akan tetapi harus

dilakukan pada lingkup unit kerja/lembaga, baik organisasi/lembaga pemerintah

maupun organisasi/lembaga non pemerintahan. Mengingat dalam suatu organisasi/

lembaga tersebut terdapat sumber-sumber daya termasuk didalamnya sumber daya manusia, maka keberadaan manusia sebagai elemen atau komponen penting dalam unit kerja/lembaga tersebut perlu adanya upaya pengembangan secara sistematis,

kontinyu, dan diperhatikan lebih serius serta dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Dengan memberdayakan sumber daya manusia yang ada seoptimal mungkin,

diharapkan sumber daya manusia tersebut mampu menggali dan mengembangkan

berbagai programyang bermutu yakni yang memiliki dampak yang dapat dirasakan

manfaatnya bagi masyarakat luas.

Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia tercermin dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 yaitu :

" Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan ".

(14)

yang serba global itu tanpa mengabaikan moral dan taqwa (Harian Republika 11

Maret 1999) dalam Rochmana (2000:2).

Bangsa Indonesia yang juga dapat dirasakan oleh negara-negara berkembang lainnya, tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh globalisasi yang melanda dunia, terutama dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi ini menyebabkan kehidupan manusia lebih dinamis dan penuh tantangan, cepat berubah dan bahkan penuh ketidak pastian. Untuk menghadapi situasi seperti itu diperlukan manusia yang mempunyai kemampuan untuk mengerti dan mengatasi situasi dan kondisi, mengantisipasi perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan, mengakomodasi dalam pengertian mengembangkan suatu sikap untuk tetap bisa menguasai perubahan dan tidak tenggelam dalam perubahan serta mereorientasi sikap dan nilai-nilai budaya yang berkembang demikian cepatnya yang akan membawa pengaruh dari globalisasi tersebut. (Makagiansar, 1990:5). Dengan kata lain kunci untuk menghadapi era

globalisasi tersebut adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas yang

dapat dijadikan sebagai modal dasar dan persyarat bagi kelancaran pembangunan, baik pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang.

Dampak yang nyata dari pengaruh globalisasi tersebut adalah derasnya

informasi sebagai dampak dari dominasi komunikasi yang digambarkan oleh Alvin

Toffler sebagai zaman gelombang ketiga atau The Third Wave (1972). Pengaruh

(15)

(1988) dalam Kama Husni (2001:1), menguraikan sepuluh kecenderungan perubahan arah kehidupan manusia sehubungan dengan globalisasi ini. Tiga diantara kesepuluh tersebut yang dilontarkan Nasibitt, yaitu munculnya pasar bebas dunia, kompetisi yang ketat dalam bidang ekonomi dan hubungan antara bangsa

serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru, mutlak hams diantisipasi

dan disikapi dengan langkah-langkah pro-aktif oleh setiap bangsa Bagi bangsa Indonesia sendiri, konsekuensi logis dari pembahan-pembahan yang timbul sebagai

dampak globalisasi saat ini telah mulai dirasakan. Dampak demikian itu terlihat amat menonjol dalam penampilan mutu sumber daya manusia Indonesia yang

belum mampu secara optimal mengjmbangi tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Untuk menyikapi kondisi permasalahan seperti tersebut diatas, bangsa Indonesia dituntut agar mampu mempersiapkan diri untuk melaksanakan secara bertahap dan konstitusional di segala bidang, antara lain reformasi dalam penyelenggaraan otonomi daerah yang mengatur kembali pola pemerintah pusat dan daerah (TAP MPR RI No, XV/MPR.1998) termasuk didalamnya otonomi pendidikan. Disektor pendidikan reformasi juga bergulir seiring dengan ams reformasi di sektor-sektor lainnya Salah satu isyu reformasi pendidikan dalam konteks kebijakan otonomi daerah yang luas yakni masih rendahnya mutu

pendidikan yang dihasilkan.

(16)

mengelola daerahnya sendiri, baik dalam menentukan perencanaan, tujuan maupun

pelaksanaan pembangunan. Peluang yang diperoleh bagi daerah sebagai-mana yang

dikemukakan Djam'an Satori (2001) dalam makalah Analisis kebijakan dalam

konteks Desentralisasi dan otonomi daerah, adalah bahwa " pemerintah daerah

diberi proporsi yang lebih besar untuk menentukan dan melaksanakan

pembangunan daerahnya "• Namun untuk menentukan dan melaksanakan

pembangunan tersebut masih jauh dari yang diharapkan, karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor-faktor diantaranya pemerintahan daerah belum memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sebagai penunjang pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang sangat pokok, dan hams mendapat perhatian yang serius dan sungguh-sungguh.

Salah salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia (SDM) adalah pendidikan. Webster's (1957) dalam Almanarsyah (1996:2) mengemukakan bahwa " the process of trainning and developing the knowledge, skill, mind, character, etc ". Dari uraian tersebut diatas dapat

diartikan bahwa pendidikan merupakan proses latihan dan pengembangan

pengetahuan, keterapilan, minat, karakter dan lain sebagainya Ahmad Sanusi (1989:45) dalam bukunya Produktivitas Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa " Pendidikan sebagai proses pengembang sumber daya manusia yang

(17)

tercermin dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa tujuan

pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

(UUSPN, 1989).

Selanjutnya Fakry Gaffar (1989) dalam Almanarsyah (1996:3)

mengemukakan bahwa:

" peranan pendidikan dalam pembangunan dan pengembangan sumberdaya manusia merupakan satu prioritas yang cukup penting yang memiliki kedudukan dan peratmya unik. Pendidikan bukan hanya mempakan sektor yang hams dibangun tetapi juga hams turut mendukung sektor lain ".

(18)

Untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas

diperlukan pendidikan yang berkualitas pula Salah satu upaya untuk memiliki

pendidikan yang berkualitas diperlukan sistem pengelolaan dan penyelenggaan

administrasi pendidikan yang kompeten dan profesional. Karena administrasi

pendidikan akan memiliki peranan danfungsi penting dalam penataan, pengelolaan,

dan penyelenggaraan pendidikan, apabila dilaksanakan secara profesional. Sistem

penataan, pengelolaan dan penyelenggaraan administrasi yang baik dan profesional

akan memudahkan dalam menentukan arah, tujuan serta menganalisa hasil yang

dicapai pendidikan, baik dalam bentuk kualitas, kuantitas maupun sebagai

pemenuhan tuntutan dan kebutuhan masayarakat. Secara gamblang pernyataan

tersebut dijelaskan dalam GBHN (1998-1999) bahwa " Pendidikan Nasional perlu

ditata, dikembangkan dan dimanfaatkan secara terpadu dan serasi, baik antar

berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antar sektor pembangunan

lainnya ". Implikasi tersebut mewujudkan suatu proses penataan pendidikan yang

berorientasi kepada kualitas dan tuntutan dunia kerja yang diharapkan oleh

"stakeholder", "customer", maupun untuk memenuhi tuntutan pembangunan.

(19)

tujuan pendidikan'. Sedangkan Oteng Sutisna (1989:19) mengemukak;

administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses dengan mana s

daya manusia dan material yangcocok dibuat tersedia dan efektif untuk

tujuan pendidikan secara efektif dan efisien ". Adapun fungsi-fungsi administrasi pendidikan sebagaimana dikemukakan Ngalim Purwanto (1993:22) adalah mencakup " perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, komunikasi,

supervisi, kepegawaian, pembiayaan, penilaian ".

Dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, swasta, mapun

masyarakat, sumber daya pegawai mempakan aset dan modal dasar dalam

pencapaian tujuan organisasi, begitu pula dalam organisasi pendidikan Agar sumber daya pegawai (tenagakependidikan) dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan, maka perlu adanyasuatu penataan dan pengelolaan ketenagaan yang sistematis. Fungsi administrasi pendidikan yang berfungsi dalam

penataan dan pengelolaan ketenagaan (pegawai) adalah fungsi kepagawaian atau

yang biasa disebut dengan administrasi kepegawaian. Mengingat sumberdaya

(20)

dikemukakan William B. Castetter(1996) mulai dari "perencanaan, rekrutmen, seleksi, induksi, penilaian, pengembangan, kompensasi, keadUan, kontinuitas,

penawaran, dan informasi ".

Mengingat keterbatasan waktu. ilmu pengetahuan dan wawasan dalam memahami fungsi administrasi kepegawaian sebagai mana yang diuraikan di atas. Maka dalam peneUtian ini penulis akan mengangkal dan mengungkap permasalahan dari salah satu fungsi administrasi pegawaian yang dianggap penting oleh penulis, yaitu fungsi penilaian. Dimana penilaian tersebut mempa fungsi penting untuk melihat bagaimanakinerjayang dilakukan pegawai selamaperiode tertentu.

Sistem penilaian yang berlaku untuk pegawai di lingkungan dinas pendidikan khususnya tenaga kependidikan (gum) adalah dengan ditetapkannya Sistem Penetapan Angka Kredit (PAK) Jabatan Fungsional guru yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian untuk kenaikan pangkat. Tujuan dengan ditetapkannya sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional : gum disamping untuk memberikan penghargaan atas produktivitas kerja, juga mempakan sebagai dasar dalam memotivasi agar mutu kinerja gum dapat

meningkat.

Tingkat pelaksanaan sistem penatapan angka kredit jabatan fungsional gum sebagai bagain yang memiliki pengaruh terhadap abilitas dan mutu kinerja gum baik yang bertugas sebagai tenaga kependidikan di tingkat SD, SLTP,

(21)

Fungsi penilaian adalah mempakan salah satu fungsi dari

kepegawaian yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui sejauh mana%uS^i7^*,VLj3

kegiatan telah dijalankan. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan pada saat suatu proses kegiatan sedang berlangsung atau pada akhir kegiatan.

Adapun pengertian penilaian itu sendiri, dalam Petunjuk Pelaksanaan Penilaian yang dikeluarkan oleh Deparatemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat Bidang Pendidikan Menengah Umum (1994:2) adalah:

" Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil ... yang telah dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan ".

Sedangkan indikator jabatan fungsional gum itu sendiri adalah

menunjuk pada rincian kegiatan yang terdapat pada SK Menpan Nomor 84/1993,

yang mana dengan berbagai pertimbangan tertentu dan kondisi kegiatan penelitian, pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional gum ini dilakukan dengan memfokuskan pada unsur kegiatan :

1). Pendidikan;

2). Pengembangan Profesi;

3). Proses Belajar Mengajar (PBM) dan Bimbingan

4). Kegiatan Penunjang Proses Belajar Mengajar dan Bimbingan

(22)

11

yang dikemukakan Maslow (1970:35) adalah " dorongan berbagai kebutuhan

hidup manusia dari mulai kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, penghargaan dan

akuntabilitas diri".

Berbagai fakta empirik menunjukkan bahwa tidak semua pekerja selalu

giat dalam bekerja dan mencapai kinerja yang diharapkaa Artinya selalu ada

kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang dilakukan

pegawai Upaya untuk mencapai kinerja yang baik memerlukan upaya perbaikan

atau peningkatan, Tanpa itu suatu organisasi tidak pernah mencapai tujuan

sebagaimanayang diharapkan.

Kinerja adalah bagian dari pada kemampuan unjuk kerja karena unjuk

kerja mempakan perbandingan keluaran kerja dan prilaku kerja Pengertian dari

kinerja, adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama satu

periode waktu tertentu (Bemandin & Russel) dalam Otjih, S (2000:37).

Sedangkan mengenai indikator dari kinerja diantaranya : 1). kehadiran

guru; 2). persiapan mengajar, 3). melakukan pengelolaan kelas, 4). mengelola

kegiatan belajar mengajar; 5).mengusai bahan pelajaran, 6). mengelola interaksi

belajar mengajar, 7). mengenai dan melaksanakan administrasi kelas, 8). tidak

melalaikan tugas dan tanggung jawa, 9). tekun dan sabar dalam bekerja Kinerja

seperti itu sejalan dengan pendapat Djam'an Satori (1999) dalam Otjih. S

(2000:94). Menurutnya kinerja gum dapat diamati dari beberapa faktor, yaitu 1).

kehadiran gum; 2). Bekerja tuntas 3). Tidak melalaikan tugas 4). Mengajar baik

(23)

12

murid tinggi. Selain dari pada itu menumt Abin Syamsudin (2001) bahwa kinerja gum dapat juga diamati pada faktor kompetensi, baik kompetensi personal, akademik, sosial, dan organisasi. Dalam kaitan itu juga Abin Syamsudin (2001) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang pegawai

(gum), diantaranya : 1). Kepemimpinan; 2). Pendidikan; 3). Pengetahuan/ kemampuan; 4). Motivasi; 5). Kepuasan kerja; 6). Lingkungan Kerja; 7).

Komepnasasi (tingkat kesejahteraan); 8). Penghargaan 9). Kenaikan Pangkat. Dalam sistem kenaikan pangkat yang ditetapkan pemerintah yang berlaku untuk gum pada saat ini, ditetapkan melalui sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum gum. Dimana setiap gum berhak dilakukan penilain mulai dari persiapan, proses sampai pada hasil kegiatan belajar mengajar. Sistem penetapan angka kredit sebagaimana disebutkan diatas, mempakan wujud motivasi dalam meningkatkan mutu produktivitas kerja guru, sehingga mutu kinerja gum tersebut

meningkat.

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja sebagaimana yang

dikemukakan Abin (2001) diantaranya adalah : 1). Kepemimpinan; 2).

(24)

13

Mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan dan waktu yang penulis miliki,

dengan ini penulis akan membatasi permasalahan penelitian tersbut pada masalah

Kenaikan pangkat gum dengan sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional

gum dan motivasi. Dimana kedua faktor tersebut dianggap penting menumt pnulis

untuk dilakukan penelitian, karena berhubungan dengan penghargaan dan

dorongan yang diberikan pada gum sebagai upaya peningkatan mutu kinerja gum.

Sejalan dengan permasalahan tersebut, dengan ini penulis merasa tertarik

dan ingin sekali meneliti tentang sistem penetapan angka kredit dan motivasi

tersebut memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu kinerja guru, dengan

rumusan permasalah di rumuskan dalam judul "Kontribusi Sistem Penilaian

Angka Kredit Jabatan Fungsional

Guru Dan Motivasi Kerja Terhadap

Peningkatan Mutu Kinerja Guru Se-Kecamatan Sukaraja".

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1) Bagaimana kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum

terhadap peningkatan mutu kinerja gum SLTPN Se Kecamatan Sukaraja ?

2) Bagaimana kontribusi motivasi kerja terhadap peningkatan mutu kinerja gum

SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja?

3) Bagaimana kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum

dan motivasi kerja terhadap peningkatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se

(25)

14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

secara umum peneliti bermaksud ingin mengidentifikasikan, mendiskripsikan, dan

menganalisa kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum dan

motivasi kerja terhadap peningkatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se

Kecamatan Sukaraja

Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini antara lain :

1). Ingin mengetahui kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum terhadap peningakatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se Kecamatan

Sukaraja

2). Ingin mengetahui kontribusi motivasi kerjaterhadap peningakatan mutu kinerja

gum SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja

3). Ingin mengetahui kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum dan motivasi kerja terhadap peningakatan mutu kinerja gum SLTP

Negeri Se Kecamatan Sukaraja.

2. Manfaat Penelitian

1). Manfaat penelitian secara teoritis

Manfaat penelitian secara teoritis ingin mengkaji lebih mendalam tentang kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum dan motivasi

kerja terhadap peningakatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se Kecamatan

(26)

15

2). Manfaat Penelitiansecara praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bergunabagi:

a) Kepala Sekolah dalam upaya memilih pendekatan yang dapat dijadikan

dasar dalam peningkatan mutu kinerja gum. Melalui sistem penetapan

angka kredit jabatan fungsional gum sebagai untuk kenaikan pangkat sebagai wujud pelaksanaan motivasi agar mutu kinerja gum dapat

meningkat.

b) Gum dapat meningkatkan mutu kinerjanya melalui pengumpulan poin-poin

yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian pada sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat. Dengan adanyasistem penetapan angka kredit tersebut diharapkan gum dapat termotivasi kerjanyasehinggamutu kinerja dapat meningkat. c) Perorangan yang memerlukan gambaran tentang pendekatan yang

dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kinerja gum di lingkungan pendidikan (sekolah).

D. KERANGKA BERPIKIR

1. Paradigma Penelitian.

Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel

(27)

16

Untuk memberikan gambaran hubungan antara variabel-variabel sebagai mana tersebut diatas, dengan ini penulis menggambarkan dalam paradigma /

kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1 PARADIGMA PENELITIAN INPUT 1. Kepemimpinan 2. Pendidikan 3. Pengetahuan/ kemampuan 4. Motivasi;

5. Kepuasan kerja;

6. Lingkungan p-Kerja; 7. Kompensasi (tingkat kesejahteraan); 8. Penghargaan 9. Kenaikan Pangkat PROSES Motivasi kerja Kenaikan Pangkat Melalui Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan

Fungsional OUPUT

V

V

MUTU KINERJA

2. Anggapan Dasar

Anggapan dasar mempakan landasan pemikiran dalam suatu penelitian

[image:27.595.85.456.147.510.2]
(28)

17

Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum Dan Motivasi Kerja Terhadap

Peningkatan Mutu Kinerja Gum " ini dilandasi beberapa anggapan dasar sebagai

berikut:

a. Hubungan Antara Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan

Fungsional Guru Dengan Peningkatan Mutu Kinerjanya.

Gum merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempunyai tugas

operasional dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. peranan gum

sangat strategis dalam upaya peningkaan kualitas pendidikan. tanpa mengabaikan

faktor-faktor lain, gum adalah faktor yang paling dominan dalam menentukan mutu

pendidikan.

Seperti dalam Menpan No.84 tahun 1993, Gum yang memiliki kinerja

tinggi adalah gum yang memiliki kesanggupan untuk memberikan berbagai

pendapat atau alternatif dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi

dengan cepat dan tepat, tanpa banyak merugikan orang lain, ciri lainnya adalah

memiliki tanggung jawab dan berani menanggung resiko terhadap apa yang

diperbuatnya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Banyak faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kinerja

guru, salah satu diantaranya adalah pemberian penghargaan (reward) kepada gum

yang menunjukkan prestasi kerja yang meningkat. Pemberian penghargaan yang

berjalan secara formal bagi gum antara lain melalui promosi jabatan dengan sistem

penilaian angka kredit dalam upaya meningkatkan golongan atau jabatan dan hal itu

(29)

18

Dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang disesuaikan dengan

permasalahan penelitian, dimana variabel penelitian disini ingin mengetahui

hubungan antara kontribusi sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum

dengan mutu kinerja dan ingin melihat hubungan antara motivasi kerja dan mutu

kinerja.

Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya fenomena-fenomena yang

muncul sekitar pengelolaan sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum

menarik perhatian.

b. Hubungan Antara Motivasi Kerja Guru Dengan Peningkatan Mutu

Kinerjanya.

Setiap gum sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda antara

yang satu dengan yang lainnya, Sikula (1992 : 176), mengemukakan bahwa setiap

gum adalah mempakan individu yang unik, artinya tidak ada dua atau lebih gum

yang memiliki perilaku yang persis sama, begitu pulapengalaman-pengalaman yang

mereka terima dalam kehidupan juga tidak sama Namun bagaimanapun,

bentuk-bentuk perilaku gum itu semuanya mempakan sesuatu yang termotivasi, dalam

pengertian bahwa semua jenis perilaku adalah dipengaruhi oleh motivasi.

Bila gum-gum secara keseluruhan berhasil dimotivasi, maka akan

(30)

19

dan 3). Kebutuhan akan prestasi (aach). Berdasarkan hasil penelitiannya, Mc

Clelland berkesimpulan bahwa orang yang mempunyai n-ach yang tinggi akan

mempunyai motivasi yang tinggi dalam lingkungan yang kompetitif. Dengan

demikian bila pada diri individu gum termotivasi maka pada diri mereka tumbuh

dan berkembang keinginan untuk menunjukkan prestasi kerjanya yang terlihat dari

situasi dimana gum-gum bekerja dengan tenang, lebih tekun, tugas dan tanggung

jawabnya dihadapi dengan senang hati, tidak mudah bosan atau putus asa

Jadi jelaslah bahwa motivasi kerja memiliki hubungan yang positif dengan

mutu kinerja, namun dalam penehtian yang akan dilakukan ini akan melihat

seberapa besar koefisien korelasi (hubungannya) dan koefisien determrnasiroa

(besar pengaruhnya). £. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan

diatas, maka yang menjadi hipotesis dalam peneUtian ini adalah

1. Terdapat hubungan yang siginifikan antara Sistem Penetapan Angka Kredit

Jabatan Fungsional dengan peningkatan mutu kinerja gum

2. Terdapat hubungan yang siginifikan antara motivasi kerja dengan

peningkatan mutu kinerja guru.

3. Terdapat hubungan yang siginifikan antara Sistem Penetapan Angka Kredit

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan metedologi penelitian, yaitu mulai dari : penentuan populasi dan sampel,

metodologi penelitian yang digunakan, pengujian validitas dan reliabilitas

instrumen, teknik pengumpulan data, analisa data sampai pada pengujian hipotesis

penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Sukabumi.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian pada dasarnya adalah mempakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian

itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akaL sehingga terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti bahwa cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan penelitian itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti bahwa proses yang digunakan dalam kegiatan penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB. I bahwa tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel Kontiibusi sistem

(32)

/

penetapan angka kredit jabatan fungsional gum (Xi) dan variabel motivasi kerja (X2) Dengan mutu kinerja (Y).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptifmelalui analisis korelasional

yaitu untuk memperoleh gambaran empirik mengenai fenomena yang sedang

berlangsung pada saat penelitian ini dilaksanakan. Selanjutnya data yang diperoleh

di lapangan dianalisis, secara kuantitatif berdasarkan informasi statistik maupun

kualitatif berdasarkan interpretasi terhadap hasil-hasil yang diperoleh dari data

hasil penelfriaa

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)

variabel, yaitu : variabel bebas (Xi dan X2, join effectvariabel X1X2) dan variabel

terikat (Y).

Untuk kebutuhan peneUtian ini faktor-faktor yang dijadikan variabel

penelitian dirumuskansebagai berikut:

1. Kontribusi Sistempenetapan angka kreditjabatan fungsisonal (Xi);

2. Motivasi kerja (X2);

3. Mutu kinerja (Y).

Kemudian untuk lebih memberikan gambaran terhadap arah penelitian yang akan dilakukan, dengan ini penulis membuat desain penelitian dan dapat

(33)
[image:33.595.90.450.65.492.2]

Gambar 5

DESAIN PENELITIAN

X!

1 *

Y

rxix2v

Tx2y

AV

x2

76

Keterangan:

Xi : Variabel Kontribusi SistemPAK Jabatan Fungsional Gum

Xj : Variabel Motivasi Kerja Y : Variabel Mutu Kinerja Gum

r xiy : Korelasi Xi dengan Y

r x2y : Korelasi X2 dengan Y

r xix2y : Korelasi X, dan X2 dengan Y

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1). Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999:72) dalam

bukunya Metode Penelitian Bisinis.

Pengertian populasi sebagai mana yang dikemukakan oleh Winarno

Surakhmad (1975:84), " populasi adalah sekelompok subyek penyelidik, baik

manusia, gejala-gejala, benda atau peristiwa yang ada hubungannya dengan suatu

(34)

77

Pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1986:5)

bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mempakan hasil perhitungan

ataupun pengukuran yang kuantitatif adari karakteristik tersebut mengenai obyek

yang lengkap dan jelas yang ingindipelajari.

Dari pendapat-pendapat sebagai mana yang dikemukakan para ahli tersebut diatas, akan dijadikan dasar, acuan atau pedoman untuk menentukan

populasi dalam peneUtianini.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah gum yang ada di SLTP Negeri se- Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

2). Sampel Penelitian

Menumt Sugiyono (1999:69) bahwa yang dimaksud sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dirrriUki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneUti tidak mungkin dapat mempelajari semuayang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan berlaku untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi hams benar-benar representatif artinya dapat

mewakiU dari populasi yang ditentukan.

Selanjutnya pengertian sampel sebagai mana yang dikemukakan

Sutrisno Hadi (1997:37) adalah :

(35)

78

Pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh

Moh AU (1987:84)

sampel adalah

"... Sebagian yang diambil dari keselumhan obyek yang diteUti

ang dianggap mewakiU populasi dan diambil dengan menggunakan teknik

tertentu.

Untuk mendapatkan sampel yang representatif dan dapat dipertanggung

jawabkan, hams ditempuh metode-metode yang benar-benar dalam setiap langkah

sehingga kesimpulan yang akan diambil tidak keUru,

Teknik penarikan sampling dalam peneUtian ini adalah teknik proportional

sampling, yaitu tekni penarikan sampel untuk tujuan tertentu, seperti yang

dikemukakan oleh ChoUs Narbuko dan Achmad (1991) bahwa: " Teknik sampling

proporsional menghendaki pengambilan sampel dari tiap populasi dengan

memperhitungkan besar kecilnya populasi sehingga dapat digunakan untuk

mengadakan generaUsasi".

Untuk mendapatkan ukuran samplel yang ideal, Bohar Soeharto (1996)

dalam Otjih. S (2000:70) memberikan pedoman sebagai berikut:

" Bila populasi cukup homogen (serba sama) terhadap populasi di

bawah 100 (seratus) dapat digunakan sampel sebesar 50 % dan diatas

1000 sampel yang digunakan sebesar 15 % ".

Dengan berpedoman kepada pendapat para ahU yang diuraikan

sebagaimana tersebut diatas, serta mengingat luasnya daerah kecamatan Sukaraja

Kabupaten Sukabumi. Dimana jarak dari SLTP Negeri yang satu ke SLTP Negeri

yang lainnya sangat berjauhan, maka yang dijadikan sampel dalam peneUtian ini

adalah SLTP Negeri I Sukaraja Kabupaten Sukabumi yang terdiri dari 31 orang

(36)

79

guru, yang mewakiU populasi sejumlah SLTP Negeri yang ada di Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

C. Teknik dan Alat (Instrumen) Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam peneUtian ini ada tiga teknik yang digunakan yang dijadikan

sebagai alat pengumpul data peneUtian, yaitu : 1). Studi kepustakaan, digunakan

untuk mengungkap dan mendalami konsep-konsep para ahh yang berhubungan

dengan permasalahan penelitian serta dengan teknik ini perlu diungkapkan

beberapa hasil telaah para ahU yang berhubungan dengan permasalahan peneUtian

ini.

2). Koesioner digunakan untuk mengungkap data mengenai kontribusi

sistem penetapan angka kredit, motivasi kerja dan mutu kinerja. 3). Dokumentasi,

digunakan untuk mengungkap data tentang mutu kinerja yang telah dilakukan

gum.

2. Alat Pengumpul Data

Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis peneUtian yang diajukan

dalam peneUtian ini, maka data yang dibutuhkan adalah skor dari variabel-variabel

peneUtian sebagai berikut:

1) Sistem penetapan angkakreditjabatan fungsional guru;

2) Motivasi kerja

3) Mutu kinerja

Untuk memperoleh skor variabel-variabel peneUtian tersebut, maka

disusun skala dalam bentuk skala likert (setuju, sangat setuju, ragu-ragu, tidak

(37)

II eft*

a. Variabel Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional gurtt: §

\ l

1). Unsur Pendidikan:

V^ ^^*i*r^ .*>

(a). Pendidikan terakhir *=*-•.=»*

(b). Upaya dalam mengembangkan pendidikan

(c). Upaya pendidikan danlatihan

2). Unsur Proses Belajar Mengajar atau bimbingan

(a). Menyusun program pengajaran

(b). Menyajikan program pengajaran

(c). Mengevaluasi hasU belajar mengajar atau praktik

(d). Menganalisis hasil evaluasi belajar mengajar dan praktik

(e). Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

(f). Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konsebng kelas

3). Unsur Pengembangan Profesi

(a). Membuat karya tuUs/ karya ilmiah dalam bidang pendidikan

(b). Menemukan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan

(c). Membuat alat peraga sederhana untuk proses belajar mengajar

(d). Mengikuti kegiatanpengembangan kurikulum

4). Unsur Penunjang Proses Belajar Mengajar dan Bimbingan

(a). Keikutsertaan dalam organisasiprofesi PGRI (b). Keaktifan dalam gugus sekolah

(38)

81

(f). Mengikuti kegiatan MGMP (g). Mengikuti kegiatan KKG b. Variabel Motivasi Kerja :

1). Motivasi Primer (primery motivies) :

(a). Dorongan fisiologis (phyologis drive)

(b). Dorongan Umum (Morgan's general drive)

(c). Dorongan dari lingkungan Sosial

(d). Dorongan dari lingkungan organisasi profesi

(e). Dorongan rasa ingin tahu

2). Motivasi Skunder(Scondary motivies) : (a). Memiliki rasa ingin diterima :

(b). Memiliki rasa ingin meingkatkan status : (c). MemiUki rasa ingin aman :

(d). Memihki rasaingin berhubungan dan pergaulan

c Variabel Mutu Kinerja :

1). Dalam Kegiatan Belajar Mengajar : (a). Merencanakan pengajaran :

(b). Melaksanakan KBM

(c). Penilaian Hasil Belajar

(39)

82

3. Mengukur Validitas Dan Rebabilitas Alat (Instrumen) Pengumpul Data

a Mengukur VaUditas Data PeneUtian

Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan anaUsis item, yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang mempakan jumlah tiap

skor butir tes. Dalam anaUsis item ini Masrun (1979) dalam Sugiyono (1998:106)

menyatakan " Teknik korelasi untuk menentukan vaUditas itemini sampai sekarang

mempakan teknik yang paling banyak digunakan ". Selanjutnya dalam memberikan

interpretasi terhadap koefisien korelasi, Masrun menyatakan " Item yang

mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasinya yang

tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai vaUditas yang tinggi".

Suatu instrumen dapat dikatakan baik jika instrumen tersebut memiliki

vaUditas tinggi Pengertian vaUditas menumt Scawin B. Anderson, dalam

Suharsini Arikunto (19991:63) adalah suatu alat tes tersebut vaUd, jika alat tes

tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Selanjutnya Subino (1987:119)

dalam RachmatuDoh (2001:119) menyatakan vaUditas adalah tingkat ketepatan

tes dalam mengukur apa yang hams diukur. Jadi suatu alat tes dapat dikatakan

validjika dapat mengukur apa yang seharusnyadiukur oleh alat tes tersebut. Instrumen yang baik hams memenuhi syarat-syarat validitasnya, antara lain: (1).VaUditas Internal (internal validity),

Yaitu menyangkut stmktur dan hasil pengukuran VaUditas internal akan

menjawab seberapa jauh alat ukur berhasil mengukur apa yang memang ingin

(40)

83

(a). VaUditas konstruksi (construct vaUdity),

Yaitu suatu validitas dimana peneUti mulai dengan menganalisis apakah

yang mempakan unsur-unsur suatu konstruk. Kalau instrumen itu dalam

bentuk skala maka dicarilah apa yang mempakan bagian dari skala itu. Dengan

menggunakan teori, bagian-bagian itu apakan logis untuk disatukan menjadi skala

yang akan mengukur suatu konstmk Selain itu, untuk pengujiannya penehti dapat

menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya

tentang instrumen yang telah disusua

(b).VaUditas Isi (content valUdity),

Yaitu vaUditas yang dapat dilakukan dengan cara membandingkan isi

instrumen dengan isi materi yang akan diteliti. Secara teknis pengujian validitas isi

maupun vaUditas konstruksi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi

instrumen.

(2).

VaUditas Eksternal (eksternal validity),

Eksternal vaUditas digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah hasil

pengukuran populasi dapat diterapkan kepada populasi lainnya yang sama ?

Pengujian taraf vaUdasi instrumen dilakukan dengan menggunakan

rumus teknik korelasi Product moment, sebagai berikut:

«X.\T-(VX)(Xr)

(41)

Keterangan:

n = Jumlah responden

ZXY= Jumlah perkalian XdanY

Zx = Jumlah skor tiap butir

ZY = Jumlahskor total

Zx2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir

Zy2 = Jumlahkuadrat skor total

84

[image:41.595.103.475.292.662.2]

Selanjumya seperti pada Singarimbun dkk, secara statistik angka korelasi

yang diperoleh hams dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r product moment. Apabila TUtms lebih besar dari r^i, ( rh > rh ) maka item soal

dianggap vaUd. Hasil uji cobavaUditas instrumen dapat dilihat padatabel berikut:

Tabel 1

Hasil uji coba vaUditasinstrumen

n = 30 dk=(n-2),a= 5% rt= 0,294

No

item Variabel Xi Variabel X2 Variabel Y

rxv Interpretasi rxv Interpretasi rxv Interpretasi

1 0.321 VaUd 0.305 VaUd 0.010 InvaUd

2 0.498 VaUd 0.430 VaUd 0.381 VaUd

3 0.332 VaUd 0.231 Invalid 0.378 VaUd

4 0.285 InvaUd 0.304 VaUd 0.380 VaUd

5 0.345 VaUd 0.329 VaUd 0.312 VaUd

6 0.310 VaUd 0.388 VaUd 0.379 VaUd

7 0.329 VaUd 0.432 VaUd 0.397 VaUd

8 0.283 InvaUd 0.360 VaUd 0.351 VaUd

9 0.357 VaUd 0.440 VaUd 0.302 VaUd

10 0.354 VaUd 0.325 VaUd 0.327 VaUd

11 0.665 VaUd 0.316 VaUd 0.396 VaUd

12 0.548 VaUd 0.299 VaUd 0.516 VaUd

13 0.353 VaUd 0.469 VaUd 0.359 VaUd

14 0.342 VaUd 0.350 VaUd 0.359 VaUd

15 0.382 VaUd 0.310 VaUd 0.399 VaUd

16 0.439 VaUd 0.312 VaUd 0.330 VaUd

17 0.344 VaUd 0.316 VaUd 0.170 InvaUd

(42)

85

19 0.394 VaUd 0.314 Valid 0.183 InvaUd

20 0.516 VaUd 0.491 VaUd 0.348 VaUd

21 0.345 VaUd 0.325 VaUd 0.297 VaUd

22 0.353 VaUd 0.258 Invalid 0.329 Valid

23 0.339 VaUd 0.303 VaUd 0.454 VaUd

24 0.324 VaUd 0.343 VaUd 0.356 VaUd

25 0.442 VaUd 0.310 VaUd 0.299 VaUd

26 0.389 VaUd 0.306 VaUd 0.304 VaUd

27 0.337 VaUd 0.339 VaUd 0.470 VaUd

28 0.342 VaUd 0.316 VaUd 0.304 VaUd

29 0.356 VaUd 0.376 VaUd 0.525 VaUd

30 0.342 VaUd 0.314 VaUd 0.306 VaUd

31 0.344 VaUd 0.491 VaUd 0.482 VaUd

32 0.446 VaUd 0.294 VaUd

33 VaUd 0.357 VaUd

Untuk item soal yang termasuk invaUd direvisi, untuk dijadikan soal

penelitian berikutnya

b. Uji ReUabiUtas Instrumen PeneUtian

Setelah tahap penyaringan terhadap pernyataan-pernyataan instrumen

penelitian, maka instrumen yang telah memiliki vaUditas, selanjutnya dicari

reUabiUtas instrumen secara keselumhaa Dalam pengujian reUabiUtas instrumen

tersebut menggunakan formula Flanagan, model gasal genap, dengan prosedur

sebagai berikut:

a. Membagi data variabel X, (Sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum) , variabel X2 (motivasi kerja) dan variabel Y (mum kinerja) menjadi 2 (dua) kelompok, misalnya X gasal, X kelompok genap dan Y.

b. Mengkorelasikan skor-skor genap dengan baik variabel X, atau Y dengan

(43)

86

1) Ex2

= £x2 -(Sy)2

n

2) Ey2

= Ey2 - (Ex)2

n

3) Z(x+y)2 = Zx2 - (Zx)2

n

(Anas Sudijono, 1996:236-239) dalam RachmatuUoh (2001:128).

c. Menentukanujicobakoefisien reUabiUtas, dengan rumus :

ru =2(1-^1)

Keterangan:

ru = reUabiUtas instrumen

Si = varians belahan pertama(varians skor butir ganjil)

s22 = varians belahan kedua (varians skor butir genap)

St2 = varians total

(Anas Sudijono, 1996:236-239) dalam RachmatuUoh (2001:128).

d. Menentukan interpretasi reliabiUtas item (butir) instrumen

Setelah melakukan penghitungan terhadap skor-skor genap dan ganjil. Maka kita perlu melakukan penilaian (interpretasi) instrumen, mengenai koefisien

korelasi terdapat antara -1,00 sampai 1,00. Karena dalam penghitungan selalu

ada pembulatan angka-angka dibelakang koma, maka koefisien dapat diperoleh

lebih dari 1,00. Koefisien negetif menunjukkan kebaUkan sedangkan koefisien positif menunjukan adanya kesejajaran untuk mengadakan interprestasi,

mengenai besamya koefisien korelasi adalah sebagai berikut : - Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi - Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi - Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup - Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah - Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(44)

87

4. Uji Coba Alat Pengumpul Data

Uji instrsumen peneUtian ini mempakan tahap awal yang sangat

menentukan. Kualitas instrumen penelitian sebagai data peneUtian. Uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui tingakat vaUditas dan reUabiUtas angket yang akan

digunakan untuk menjaring data dilapangaa sehingga dapat diketahui interprtetasi

dari angket tersebut.

Uji coba angket ini mempakan langkah yang sangat penting untuk

dilaksanakan seperti yang dikemukakan oleh Husain Umar (1996:77) bahwa "

Angket yang telah selesai disusun jangan disebarkan sebelum dilakukan uji

coba terlebih dahulu, untuk menilai keterbatasan serta kemungkinan

keterbatasan angket tersebut

Hal yang sama dikemukakan oleh Sanipah Faisal (1981:38) dalam Otjih S. (2000:78), bahwa :

" Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk

menggunaan yang sesungguhnya Sebeleum pemakaian yang

sesungguhnya sangat mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun

bahasa angket telah disusun ".

(45)

penetapan angka kredit jabatan fungsional gum 2). Variabel motivasi kerja, dan

3). Variabel Mutu Kinerja

Hasil dari uji cobatersebut diperoleh data sebagai berikut :

1). Variabel Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional gum (Xi)

Dari pertanyaan yang diajukan sebanyak 32 item peiyanyaan,

semuanya

dinyatakan vaUd. Sedangkantingkat reUabiUtas instrumen untuk variabel sistem

penetapan angka kreditjabatan fungsional gum ini dinyatakan Tinggi karena

nilai r hitung lebihbesardari nilai r tabel (0.6954 > 0.600).

2). Variabel Motivasi Kerja

Dari pertanyaan yang diajukan sebanyak 33 item peiyanyaan. Dari data hasil

uji coba tersebut dan dilakukannya uji vaUditas maka ke 33 item pertanyaan

ciirryatakan vaUd. Sedangkat tingkat reUabiUtas instrumen untuk variabel kompensasi dinyatakan Tinggi karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0.6957 > 0.600).

3). Variabel Mutu Kinerja

[image:45.595.81.467.238.638.2]
(46)
[image:46.595.88.487.73.182.2]

Tabel 2

HASIL UJI COBA RELIABILITAS

Variabel

a. Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional guru

b. Motivasi Kerja

c. Mutu Kinerja

Rhiihitung

0.6954

0.6957 0.6926

89

r Tabel

0,6000 0,6000 0,6000

5. Penyebaran Dan Pengumpulan Alat Pengumpul Data (Angket)

a. Penyebaran Angket

Setelah yakin bahwa angket yang akan digunakan dalam peneUtian ini

nilai vaUditas dan reUabiUtas yang memadai, maka angket disusun kembali sesuai

dengan tingkat

angket yang memiliki nilai vaUd untuk dijadikan sebagai alat

(instrumen) peneUtian Kemudian angket disebarkan pada tanggal 21 Agustus

2002 ke sejumlah gum negeri yang ada SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja

yang jumlahnya45 orang b. Pengumpulan Angket

Angket yang telah tersebar tersebut bam bisa terkumpul pada tanggal 28

Agustus 2002, karena angket tersebut sebagian besar diisi oleh gum dirumahnya

masing-masing.

D. Teknik Analisa Dan Pengolahan Data

1. Teknik Analisa Data

Menumt Nasution (1966) analisis data adalah proses menyusun data agar

(47)

90

menjelaskan pola atau katagoris, mencari hubungan antara berbagai konsep.

Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan penehti bukan kebenaran.

Kebenaran hasil penelitian masih hams dinilai oleh orang lain dan diuji dalam

berbagai situasi.

Berkaitan dengan peneUtian ini, teknik analisis yang digunakan adalah induksi anaUtik. Noeng Muhadjir (1996) dalam Riqki Maulana (2001:46) mengatakan bahwa : " induksi anUtik mempakan anUsis suatu pendekatan untuk mengumpulkan dan menganaUsis data, baik untuk mengembangkan maupun untuk

menguji teori ". Teknik ini bertolak dari problem atau pertanyaan atau isu spesipik

yang dijadikan fokus penelitiaa Data dikumpulkan dengan wawancara bebas,

observasi partisipan dan alisis dokumentasi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai

berikut :

a Pemeriksaan data, artinya memeriksa setiap jawaban responden terhadap

pertanyaan yang diajukan.

b. Klasifikasi data,

artinya menggolongkan setiap jawaban responden terhadap

pertanyaan yang diajukan berdasarkan masalah dan variabel peneUtian.

c. Tabulasi data dan interpretasi data sebagaimana adanya berdasarkan kepentingan peneUtian.

d. AnaUsis dan interpretasi data sebagaimana adanya berdasarkan kepentingan

penelitian.

(48)

91

Dalam kaitannya dengan anaUsis statistika, maka data yang digunakan

adalah berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden. Hasil jawaban

angket tersebut kemudian dianaUsis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menetapkannilai (skor) Jawaban responden

Menetapkan nilai (skor) atas jawaban yang telah diberikan oleh respon

den dari yang paling ideal kepada yang paling tidak ideal, maka datayang diperoleh

adalah jenis data interval atau ratio. Data tersebut masing-masing mempunnyai

jarak yang sama

Karena itu kriteria pemberian skor berdasarkan skala yang

digunakan (skala Likert), sebagai berikut:

Selanjutnyapemberianskor untuk ketiga variabel tersebut adalah :

a Tidak pernah sama sekali (skor 1)

b Jarang (skor 2)

c. Kadang-kadang (skor 3)

d. Sering (skor 4)

e. Selalu (skor 5)

b. Mentabulasi Data Jawaban Responden

Mentabulasi data jawaban responden, yakni memindahkan jawaban

responden yang mempakan data kuantitatif kedalam tabel.

2. Pengolahan Data

Untuk memperoleh estimasi serta signifikansi data yang diperoleh dilakukan dengan anaUsis statistik univariate dan bivariate. AnaUsis univariate

(49)

92

dapat disimpulkan erat tidaknya tingkat hubungan antara ketiga variabel termasuk

besar kecilnya kontribusi antara variabel tersebut.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu untuk mencari hubungan antara variabel gum tentang sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional gum dan motivasi kerja dengan mutu kinerja guru. Dalam menganaUsis data penulis menggunakan anaUsis statistika Korelasi Ganda (Multiple Correlation) dengan rumus product moment sebagaiberikut :

NExy . (Ex) (Zy)

rxy =

N

Exy

Ex

Ey

V{NEx2-(lx)n{NZy2-(Iy)2

(Sugiyono, (2000:148)

Keterangan:

Rxy

:

Koefisien korelasi variabel X dan viariabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

Jumlah responden

Jumlah hasil perkaUan antara skor x dan y

Jumlah seluruh sekor x

Jumlah seluruh sekor y

Untuk mencari nilai r, digunakan rumus :

Exy

rxy =

V(Ex2)(Zy2)

Sedangkan untuk menguji koefisien determinasinya (derajat keterkaitan)

dengan rumus :

kd = r2 x 100%

kd = koefisien determinasi (derajat keterkaitan)

(50)

94

Dalam menganalisa data yang sudah terkumpuL penuUs menggunakan statistik parametrik. Sugiyono (2000 : 112), mengemukakan bahwa statistik parametrik yaitu statistik yang digunakan untuk menguji parameter populasi

melalui statistik

1. Uji NormaUtas

Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa data yang akan dianaUsis hams berdistribusi normal, banyak cara pengujian normaUtas diantaranya melalui uji Lilifors, Chi Kuadrat, dan dengan kertas peluang normal. Penulis melakukan uji normaUUtas untuk mengetahui apakah suatu data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak, melalui uji Lilifors (santosa Murwani, 2000 : 20), dengan mencari nilai Lo sebagai berikut:

Selanjutnya, nilai Lo dikonversikan dengan nilai L tabel untuk tarap nyata 5%. Apabila Lo < Lt, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi

berdistribusi normal.

2. Uji Signifikansi dan Linieritas regresi

Regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dirubah. Sugiyono (2000 : 169)

(51)

95

variabel yang Iain secara konseptual mempunyai hubungan kausal atau fungsional

gum.

Ujisignifikansi regresi, dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut

Fh = JKjreg)

JK(S)/(n-2)

Harga Fh tersebut dibandingkan dengan Ft, apabila Fh > Ft, maka koefisien

regresi signifikan Dan pengujian linieritas regresi dilakukan dengan menggunakan

persamaan:

F„ =JK(TC)l(k-2)

JK(G)l(n-k)

kemudian hasil Fh dibandingkan dengan FL dan apabila Fh < Ft, maka koefisien regresi linier. Selanjutnya uji signifikansi regresi ganda dilakukan dengan

menggunakan persamaan:

Fh = JK(reg)/2 JK(S)/(n-3)

setelah Fh dikonsultasikan dengan Ft tabeL dan apabila Fh > Ft , maka koefisien

(52)

BABV

KESIMPULAN, IMPLDXASI DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dan hasil pengolahan data yang

dilakukan serta pengujian Dengan hipotesis yang diajukan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hubungan Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan

Fungsional Guru Dengan Mutu Kinerja Guru.

Dari hasil anaUsis korelasi Spearman Brown, didapat koefisien korelasi

antara variabel Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional

Gum Dengan Mutu Kinerja Gum sebesar 0,4812, berdasarkan tabel kriteria yang

diberikan oleh Suharsimi, harga tersebut termasuk dalam kategori hubungan

memadai, korelasi cukup, (0,400 - 0,600). Artinya koefisien korelasi antara

variabel Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum dan

variabel Mum Kinerja Gum adalah signifikan pada tingkat kepercayaan 95% atau

dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara Kontribusi Sistem

Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum dengan variabel Mum Kinerja

Gum.

Besamya koefisien determinasi (kd) variabel Kontribusi Sistem Penilaian

Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum dan variabel Mutu Kinerja Gum adalah

0,232. hal ini berarti hahwa 23,2% mutu kinerja gum sangat ditentukan oleh

(53)

137

kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum. Dan 76,8%

lainnya ditentukan oleh faktor yang lainnya

Beberapa unsur kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan

Fungsional Gum, meliputi; unsur pendidikan pada iimumnya berada dalam

kategori rendah, sedangkan unsur Proses belajar mengajar dan bimbingan, unsur

pengembangan profesi, dan unsur penunjang PBM rata-rata berada dalam kategori

sedang (memadai).

2. Hubungan Motivasi Kerja Guru Dengan Mutu Kinerjanya.

Berdasarkan analisis Spearman Brown, didapat korelasi antara Motivasi

Kerja Gum Dengan Mum Kinerjanya sebesar 0,4598, berdasarkan tabel kriteria

yang diberikan oleh Suharsimi, harga tersebut termasuk dalam kategori hubungan

memadai, korelasi cukup, (0,400 - 0,600). Artinya mum kinerja gum-gum

SLTPN di Kecamatan Sukaraja sangat ditentukan oleh motivasi kerja

guru-gurunya, atau dengan kata lain motivasi kerja gum-gum SLTPN di Kecamatan

Sukaraja mempunyai Hubungan yang cukup signifikan Dengan mum kinerjanya.

Koefisien determinasi (kd) variabel motivasi kerja dan variabel mum

kinerja adalah 0,211. hal ini dapat dikatakan bahwa 21,1% mum kinerja gum-gum

SLTPN di Kecamatan Sukaraja ditentukan oleh motivasi kerja gum-gumnya

(54)

138

3. Hubungan Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan

Fungsional Guru dan Motivasi Kerja Dengan Mutu Kinerja Guru

Berdasarkan anaUsis Spearman Brown, didapat korelasi antara kontribusi

sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan Motivasi Kerja

Dengan Motivasi Kerja Gum sebesar 0,5218, berdasarkan tabel kriteria yang

diberikan oleh Suharsimi, harga tersebut termasuk dalam kategori hubungan

memadai, korelasi sedang, (0,400 - 0,600). Artinya mutu kinerja gum-gum

SLTPN di Kecamatan Sukaraja ditentukan oleh persepsi mereka tentang sistem

penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi kerja mereka, atau

dengan kata lain persepsi gum-gum tentang sistem penilaian angka kredit jabatan

Fungsional Gum dan motivasi kerja gum-gum SLTPN di Kecamatan Sukaraja

mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan mutu kinerjanya.

Koefisien determinasi (kd) variabel kontribusi sistem penilaian angka

kredit jabatan Fungsional Gum dan variabel motivasi kerja Dengan mutu kinerja

gum adalah 0,272. hal ini dapat dikatakan bahwa 27,2% mum kinerja gum-gum

SLTPN di Kecamatan Sukaraja ditentukan oleh persepsi gum-gum tentang sistem

penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi kerja mereka

Secara umum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Ada hubungan yang signifikan antara kontribusi sistem penilaian angka

(55)

139

2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja gum dengan mutu

kinerjanya

3. Ada hubungan yang signifikan antara kontribusi sistem penilaian angka

kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi kerja gum secara bersama-sama

dengan mum kinerja gum.

B. IMPLDCASI

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas membawa implikasi sebagai berikut:

1. PeneUtian ini telah membuktikan bahwa sistem penilaian angka kredit jabatan

Fungsional Gum dapat mempengaruhi usaha gum untuk meningkatkan

kinerjanya Sistem promosi jabatan melalui penilaian angka kredit jabatan

Fungsional Gum yang memadai dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan kinerja gum.

Dengan demikian dalam melakukan promosi jabatan melalui penilaian angka

kredit jabatan Fungsional Gum guru, perlu meUbatkan gum-gum dalam

pelaksanaannya sehingga tidak menimbulkan kecembuman. Dengan demikian

kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum sangat

efektif untuk meningkatkan mum kinerjanya.

2. Motivasi kerja dari hasil peneUtian ini memperlihatkan bahwa masalah ini

temyata mempunyai hubungan positif terhadap kinerja gum. oleh karena im

dari hasil penelitian ini jelas mengungkapkan bahwa dengan meningkatkan

(56)

140

3. Hasil penelitian mengenai kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan

Fungsional Gum dan motivasi berprestasi gum secara bersamaan dengan

kmerja guru, temyata diperoleh hubungan yang positif antara kontribusi

sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi

berprestasi dengan kinerja gum. dengan pihak manajemen sekolah perlu tetap

membina dalam upaya menciptakan kondisi motivasi kerja gum yang optimal,

yang senantiasa dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis,

kondusif dan dinamis selanjutaya akan memberikan dampak terhadap kinerja

gum yang baik pula

Berdasarkan temuan empiris tersebut, maka hasil penelitian ini dapat

memberikan sumbangan bagi gum sebagai dorongan betapa pentingnya

peranan kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan

motivasi berprestasi dalam meningkatkan kinerja gum, karena keberhasilan

berprestasi bukanlah atas dasar dari perolehan hasil akhir tetapi lebih

ditiinjukkan oleh hasil proses belajar mengajar yang berkesinambungan serta

suasana kerja yang baik.

C. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil peneUtian yang mengungkapkan hasil bahwa kedua

(57)

yang seyogyanya dapat memberikan suam solusi dalam meningka

gum dewasa ini. Hal-hal yang perlu disampaikan antara lain-

\ \ ^ ^

1. Peningkatan mum kinerja gum dapat ditingkatkan lagi dengan upaya kepala

sekolah dalam menciptakan pemahaman tentang sistem penilaian angka kredit

jabatan Fungsional Gum yang dapat meningkatkan prestasi kerja mereka,

melalui usaha-usaha sebagai berikut:

- Memfasilitasi gum dalam memecahkan permasalahan pengajaran.

- Mengkoordinasikan seluruh usaha pengajaran sebagai perilaku edukatif

yang tenntegrasi dengan baik

- Menyelenggarakan program latihan dalam jabatan secara kontinyu

- Membangun usaha ilmiah dalam hal penilaian dan perbaikan program

pengajaran disekolah

Program

- Membangkitkan dan memelihara kegairahan gum dalam bekerja

- Membangun hubungan dan kerja sama yang baik.

2. Perlu pemahaman secara bersama-sama antara gum dengan kepala sekolah

mengenai motivasi kerja gum-gum Mengingat motivasi kerja mereka dari

hasil penelitian di SLTPN di kecamatan Sukaraja masih berada dalam

kategori sedang. Diantaranya hal-hal yang perlu menjadi perhatian adalah :

- Menyiasati kebutuhan gum dalam upaya meningkatkan motivasi kerja

- Memberikan perhatian secara holistik terhadap perilaku gum.

(58)

142

3. Semua pihak yang terkait dalam organisasi sekolah perlu diUbatkan dalam

setiap usaha me

Gambar

Gambar1
Gambar 5 DESAIN PENELITIAN
Tabel 1Hasil uji coba vaUditasinstrumen
tabel (0.6957 > 0.600).
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sifat formaldehida yang mudah terhidrolisis atau larut dalam air menyebabkan formaldehida yang seharusnya mengikat urea dan tanin agar daya rekat menjadi kuat lebih terikat atau

pertama dikenal sebagai periode kemajuan dan enam tahun berikutnya adalah periode kemunduran yang diawali dengan munculnya keresahan-keresahan akibat ketidak puasan

Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di Sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk

Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa beton yang ditambah dengan serat aluminium dan beton setelah dibakar pada suhu 500°C akan mengakibatkan nilai serapan dan

Terkait dengan karakteristik dari materi pencemaran lingkungan akan lebih cocok apabila diajarkan dengan strategi problem based learning dan untuk memberikan

Analisis SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi, dalam konteks ini ditujukan untuk menilai pola pemberdayaan ekonomi yang dilakukan

Seminar Sejarah Lokal Kedua pada tahun 1984 ini telah menarik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk memperkarsai sebuah seminar lain, yang secara sadar

Terdapat hubungan antara perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dengan kejadian ISPA pada BALITA di wilayah kerja