KONTRIBUSI SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN
FUNGSIONAL GURU DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
PENINGKATAN MUTU KINERJANYA
(Deskripsi Analitik Pada SLTP Negeri Se-Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister PendidikanProgram Studi Administrasi Pendidikan
&%oP&*
OLEH :
AS. IRIANA GUMILANG NIM. 009495
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DISETUJUI DAN DISYAHKAN
UNTUK MENGIKUTI UJ1AN
Prof.Dr.HTbAbtaS&anisuddin M.,MA
Prof. Dr.
Nana Sudjana
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
MENGETAHUI
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
AS. IRIANA GUMILANG "KONTRIBUSI SISTEM PENILAIAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL
GURU DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP
PENINGKATAN MUTU KINERJANYA. (Deskripsi Analitik Pada SLTP Negeri
Se-Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu kinerja guru-guru yang
terutama dipengaruhi oleh sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional dan
motivasi kerja guru.
Hipotesis yang diujikan adalah (1). Terdapat hubungan yang signifikan antara
sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional dengan kinerja guru; (2). Terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja guru; (3). Terdapat
hubungan yang signifikan antara sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional
guru dan motivasi kerja dengan kinerja guru.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah semua guru-guru sekolah lanjutan
tingkat pertama di kecamatan Sukaraja, meliputi SLTPN 1, SLTPN 2, SLTPN 3,
SLTPN4.
Instrumen penelitian untuk ketiga variabel didasarkan pada internal validity,
dengan pengujian melalui konsultasi ahli (construct validity), dan validitas eksternal
untuk pengujian taraf validasi dengan menggunakan rumus korelasi Pearson product
moment. Pengujian keterandalan instrumen didasarkan pada internal consistency
melalui formula Flanagan. Analisis data menggunakan rumus korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menyimpulkan hal-hal sebagai berikut : Pertama, terdapat
hubungan yang signifikan antara kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan
fungsional guru (Xi) dengan kinerja guru (Y) dengan persamaan regresi
Y=64,56 +0,36X15 dan koefisien korelasi ri=0,4812 signifikan pada a =0,05.
Kedua, terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja (X2) dengan kinerja
guru (Y) dengan persamaan regresi 7 =62,71 +0,361Z2, dan koefisien korelasi
r2=0,4598 signifikan pada a =0,05. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara
kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional guru (Xi) dan motivasi
kerja
(X2)
dengan
kinerja
guru
(Y)
dengan
persamaan
regresi
Y=55,30 +0,2381^ +0,2038,V2, dan koefisien korelasi R= 0,5218 signifikan pada
a =0,05.
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan kinerja
guru-guru sekolah lanjutan tingkat pertama di kecamatan Sukaraja melalui kontribusi
sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional guru dan motivasi kerja, yang pada
gilirannya dapat berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.
ABSTRACT
AS. IRIANA GUMILANG THE CONTRIBUTION EVALUATION OF CREDIT
POINT SYSTEM AND
WORKING MOTIVATION
TO
THE
TEACHER'S
PERFORMANCE (Analitic Description of Yunior High School's in Sukaraja
district).
The aim of the research is to find out the teacher's performance which are
correlation byevaluation of credit point system and working motivation.
The hypothesis to be tested were : (1) there are significan correlation between
evaluation of credit point system and the teacher's performance. (2) there are
significan correlation between working motivation and the teacher's performance.(3)
there are significan correlation between evaluation ofcredit point system and working
motivation to the teacher's performance.The research used descriptive method with quantitative aprroach. The
population of the research was yunior high school's teachers in Sukaraja district.
They were SLTPN 1, SLTPN 2, SLTPN 3, dan SLTPN 4.
The instrument of the research for the three variables have been taken it based
on internal validity and external validity. Internal validity has been chosen through
construct validity by asking some experts who were competence. External validity
has been used for validity level examination by using the corelation formula of
Person Product Moment. The instrument reliabilities were based on internal
consistency with Flanagan Formula. The correlation dan regresion formula has used
for data analysis.
The result of study were as follows : firstly, there are significant correlation
between evaluation of credit point system (Xi) and the teacher's performance (Y)
represented by the regression equation/= 64,56 +0,36^, correlation coeficient
n=0,4812 which is significant at a =0,05. Second, there are significant correlation
between working motivation (X2) and the motif of teacher's achievement (Y)
represented by the regression equationY =62,71 +0,36\X2, correlation coeficient r2
= 0,4598 which is significant at a = 0,05. thrid, there are significant correlation
between evaluation of credit point system (Xi) and working motivation (X2) to the
teacher's
achievement
(Y)
represented
by
the
regression
equation/ =55,30 +0,2381^, +0,2038X2, correlation coeficient R=0,5218 which is
significant at a = 0,05.
The result of this study are hoped to be usefull in the increasing the teacher's
performance was yunior high school's teacher's in Sukaraja district by following
evaluation of credit point system and working motivation, can be useful in the
increasingthe quality of graduation's.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN i
ABSTRAK Hi
ABSTRACT iv
KATAPENGANTAR v
PERNYATAAN vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR HISTOGRAM xii
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 14
D. Kerangka Berpikir 15
1. Paradigma Penelitian 15
2. Anggapan Dasar 16
E. Hipotesis Penelitian 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20
A. Konsep Administrasi Pendidikan 20
B. Deskripsi Jabatan Fungsional Guru 30
C. Deskripsi Motivasi kerja 41
D. Deskripsi Kinerja 54
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan 71
BABm METODOLOGIPENELITIAN 74
A. Metode Penelitian 74
B. Populasi dan Sampel Penelitian 76
C.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
79
D. Teknik Analisa Data dan Pengolahan Data 89
BAB TV HASIL PENELITIAN 96
A. Deskripsi Data 96
1. Persepsi guru tentang sistem penilaian
angka kredit jabatan fungsional 96
2. Motivasi kerja 108
3. Kinerj a guru 117
B. Pengujian Persyaratan Statistik 125
C. Pengujian Ffipotesis 128
D. Pembahasan 131
BABV KESIMPULAN, IMPLDCASI DAN REKOMENDASI 136
A. Kesimpulan 136
B. Implikasi 139
C. Rekomendasi 140
DAFTAR PUSTAKA 143
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen 85
2. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen 90
3. Koefisien Korelasi ( r ) 94
4. Distribusi frekuensi Variabel Sistem PAK jabatan fungsional
98
5. Pendidikan Terakhir saat Diangkat Menjadi Guru
100
6. Semangat Melanjutkan ke Jenjang yang Lebih Tinggi
101
7. Semangat Mengikuti Diklat 101
8. Membuat, menyajikan, evaluasi program perbaikan dan pengayaan
103
9. Melaksanakan Bimbingan dan Konseling
104
10. Kegiatan Guru dalam Pengembangan Profesi
106
11. Kegiatan Guru dalam Peningkatan PBM 108
12. Distribusi frekuensi Motivasi Kerja
109
13. Faktor Pendorong Menjadi Guru 112
14. Tujuan Guru dalam Meningkatkan Pendidikan 112
15. Tujuan Guru dalam Melaksanakan Tugas dan Pekerjaan
113
16. Keaktifan Guru-guru dalam Berorganisasi
114
17. Cita-cita dan Keinginan Guru-guru dalam Bekerja
116
18. Pendorong Guru-guru dalam meningkatkan Pendidikan
116
19. Pendorong Guru-guru dalam Bekerja
117
20. Hubungan Guru-guru dalam Bekerja 118
21. Distribusi Frekuensi Mutu Kinerja Guru 119
22. kegiatan Guru-guru dalam KBM 121
23. kegiatan Guru-guru dalam KBM 122
24. Kemampuan dalam Merencanakan, Melaksanakan dan meng
Evaluasi KBM 124
25. Kemampuan meningkatkan potensi 125
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian 16
2. Kedudukan Pengelolaan Sistem Angka Kredit Jabatan Guru
Dalam Lingkup Administrasi Pendidikan 26
3. Teori dan Aplikasi Kinerja Dalam Kegiatan Penelitian 52
4. Kriteria Keberhasilan Produktivitas Pendidikan 61
5. Desain Penelitian 77
6. Grafik Regresi Variabel Xi terhadap variabel Y 127 7. Grafik Regresi Variabel X2 terhadap variabel Y 128
DAFTAR HISTOGRAM
Histogram Halaman
1. Persepsi Guru tentang Sistem PAK Jabatan Fungsional
98
2. Motivasi Kerja 110
3. Mutu Kinerja Guru 119
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Jawaban Responden pada angket Persepsi sistem PAK
149
2. Data Jawaban Responden pada angket Motivasi Kerja
150
3. Data Jawaban Responden pada angket Mutu Kinerja Guru
151
4. Perhitungan Statistika Dasar Variabel Xi 152
5. Perhitungan Statistika Dasar Variabel X2 153
6. Perhitungan Statistika Dasar Variabel Y 154
7. Hasil Uji Normalitas Variabel Xi 155
8. Hasil Uji Normalitas Variabel X2 156
9. Hasil Uji Normalitas Variabel Y 157
10. Data Pengolahan uji Linieritasdan uji Signifikansi Regresi
158
11. Persamaan Regresi Y atas Xi 159
12. Persamaan Regresi Y atas X2 160
13. Uji Hipotesis Pertama 162
14. Uji Hipotesis Kedua 164
15. Uji Hipotesis Ketiga 166
16. Uji Hipotesis Keempat 167
17.DaftarRiwayatHdup 168
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1999, menegaskan bahwa " pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia,
dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara, berkelanjutan, berlandaskan
kemampuan nasional dengan memanfaatkan dan mernperhatikan tantangan kemajuan pengetahuan dan teknologi serta mernperhatikan tantangan perkembangan global. Penekanan secara tegas pada sumber daya manusia (SDM) tersebut merupakan tuntutan dari gelora gerak perkembangan pembangunan
nasional bangsa Indonesia diberbagai bidang kehidupan. Pembangunan manusia sebagai sumber daya pembangunan menetapkan manusia sebagai pelaku pembangunan yang memiliki etos kerja produktif, memiliki keterampilan,
kreativitas, disiplin, profesionaL serta memiliki kemampuan memanfaatkan potensi-potensi atau sumber-sumber yang tersedia, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang bervvawasan masa depaa
Mengingat pentingnya sumber daya manusia dalam pembangunan nasional, maka perlu diletapkan suatu kerangka kebrjaksanaan tujuan, sasaran dan program pembangunan sumber daya manusia, yakni pembangunan sumber daya
Pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia ini tidak hanya
dilakukan dalam kontek yang lebih jelas yakni nasional saja, akan tetapi harus
dilakukan pada lingkup unit kerja/lembaga, baik organisasi/lembaga pemerintahmaupun organisasi/lembaga non pemerintahan. Mengingat dalam suatu organisasi/
lembaga tersebut terdapat sumber-sumber daya termasuk didalamnya sumber daya manusia, maka keberadaan manusia sebagai elemen atau komponen penting dalam unit kerja/lembaga tersebut perlu adanya upaya pengembangan secara sistematis,
kontinyu, dan diperhatikan lebih serius serta dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Dengan memberdayakan sumber daya manusia yang ada seoptimal mungkin,diharapkan sumber daya manusia tersebut mampu menggali dan mengembangkan
berbagai programyang bermutu yakni yang memiliki dampak yang dapat dirasakanmanfaatnya bagi masyarakat luas.
Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia tercermin dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 yaitu :
" Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan ".
yang serba global itu tanpa mengabaikan moral dan taqwa (Harian Republika 11
Maret 1999) dalam Rochmana (2000:2).
Bangsa Indonesia yang juga dapat dirasakan oleh negara-negara berkembang lainnya, tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh globalisasi yang melanda dunia, terutama dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi ini menyebabkan kehidupan manusia lebih dinamis dan penuh tantangan, cepat berubah dan bahkan penuh ketidak pastian. Untuk menghadapi situasi seperti itu diperlukan manusia yang mempunyai kemampuan untuk mengerti dan mengatasi situasi dan kondisi, mengantisipasi perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan, mengakomodasi dalam pengertian mengembangkan suatu sikap untuk tetap bisa menguasai perubahan dan tidak tenggelam dalam perubahan serta mereorientasi sikap dan nilai-nilai budaya yang berkembang demikian cepatnya yang akan membawa pengaruh dari globalisasi tersebut. (Makagiansar, 1990:5). Dengan kata lain kunci untuk menghadapi era
globalisasi tersebut adalah tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas yang
dapat dijadikan sebagai modal dasar dan persyarat bagi kelancaran pembangunan, baik pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang.
Dampak yang nyata dari pengaruh globalisasi tersebut adalah derasnya
informasi sebagai dampak dari dominasi komunikasi yang digambarkan oleh Alvin
Toffler sebagai zaman gelombang ketiga atau The Third Wave (1972). Pengaruh
(1988) dalam Kama Husni (2001:1), menguraikan sepuluh kecenderungan perubahan arah kehidupan manusia sehubungan dengan globalisasi ini. Tiga diantara kesepuluh tersebut yang dilontarkan Nasibitt, yaitu munculnya pasar bebas dunia, kompetisi yang ketat dalam bidang ekonomi dan hubungan antara bangsa
serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru, mutlak hams diantisipasi
dan disikapi dengan langkah-langkah pro-aktif oleh setiap bangsa Bagi bangsa Indonesia sendiri, konsekuensi logis dari pembahan-pembahan yang timbul sebagai
dampak globalisasi saat ini telah mulai dirasakan. Dampak demikian itu terlihat amat menonjol dalam penampilan mutu sumber daya manusia Indonesia yang
belum mampu secara optimal mengjmbangi tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Untuk menyikapi kondisi permasalahan seperti tersebut diatas, bangsa Indonesia dituntut agar mampu mempersiapkan diri untuk melaksanakan secara bertahap dan konstitusional di segala bidang, antara lain reformasi dalam penyelenggaraan otonomi daerah yang mengatur kembali pola pemerintah pusat dan daerah (TAP MPR RI No, XV/MPR.1998) termasuk didalamnya otonomi pendidikan. Disektor pendidikan reformasi juga bergulir seiring dengan ams reformasi di sektor-sektor lainnya Salah satu isyu reformasi pendidikan dalam konteks kebijakan otonomi daerah yang luas yakni masih rendahnya mutu
pendidikan yang dihasilkan.
mengelola daerahnya sendiri, baik dalam menentukan perencanaan, tujuan maupun
pelaksanaan pembangunan. Peluang yang diperoleh bagi daerah sebagai-mana yang
dikemukakan Djam'an Satori (2001) dalam makalah Analisis kebijakan dalam
konteks Desentralisasi dan otonomi daerah, adalah bahwa " pemerintah daerah
diberi proporsi yang lebih besar untuk menentukan dan melaksanakan
pembangunan daerahnya "• Namun untuk menentukan dan melaksanakan
pembangunan tersebut masih jauh dari yang diharapkan, karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor-faktor diantaranya pemerintahan daerah belum memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sebagai penunjang pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan hal yang sangat pokok, dan hams mendapat perhatian yang serius dan sungguh-sungguh.
Salah salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) adalah pendidikan. Webster's (1957) dalam Almanarsyah (1996:2) mengemukakan bahwa " the process of trainning and developing the knowledge, skill, mind, character, etc ". Dari uraian tersebut diatas dapat
diartikan bahwa pendidikan merupakan proses latihan dan pengembangan
pengetahuan, keterapilan, minat, karakter dan lain sebagainya Ahmad Sanusi (1989:45) dalam bukunya Produktivitas Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa " Pendidikan sebagai proses pengembang sumber daya manusia yang
tercermin dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
(UUSPN, 1989).
Selanjutnya Fakry Gaffar (1989) dalam Almanarsyah (1996:3)
mengemukakan bahwa:
" peranan pendidikan dalam pembangunan dan pengembangan sumberdaya manusia merupakan satu prioritas yang cukup penting yang memiliki kedudukan dan peratmya unik. Pendidikan bukan hanya mempakan sektor yang hams dibangun tetapi juga hams turut mendukung sektor lain ".
Untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas
diperlukan pendidikan yang berkualitas pula Salah satu upaya untuk memiliki
pendidikan yang berkualitas diperlukan sistem pengelolaan dan penyelenggaan
administrasi pendidikan yang kompeten dan profesional. Karena administrasi
pendidikan akan memiliki peranan danfungsi penting dalam penataan, pengelolaan,
dan penyelenggaraan pendidikan, apabila dilaksanakan secara profesional. Sistem
penataan, pengelolaan dan penyelenggaraan administrasi yang baik dan profesional
akan memudahkan dalam menentukan arah, tujuan serta menganalisa hasil yangdicapai pendidikan, baik dalam bentuk kualitas, kuantitas maupun sebagai
pemenuhan tuntutan dan kebutuhan masayarakat. Secara gamblang pernyataan
tersebut dijelaskan dalam GBHN (1998-1999) bahwa " Pendidikan Nasional perlu
ditata, dikembangkan dan dimanfaatkan secara terpadu dan serasi, baik antar
berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan maupun antar sektor pembangunan
lainnya ". Implikasi tersebut mewujudkan suatu proses penataan pendidikan yang
berorientasi kepada kualitas dan tuntutan dunia kerja yang diharapkan oleh
"stakeholder", "customer", maupun untuk memenuhi tuntutan pembangunan.
tujuan pendidikan'. Sedangkan Oteng Sutisna (1989:19) mengemukak;
administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses dengan mana s
daya manusia dan material yangcocok dibuat tersedia dan efektif untuktujuan pendidikan secara efektif dan efisien ". Adapun fungsi-fungsi administrasi pendidikan sebagaimana dikemukakan Ngalim Purwanto (1993:22) adalah mencakup " perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, komunikasi,
supervisi, kepegawaian, pembiayaan, penilaian ".
Dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, swasta, mapun
masyarakat, sumber daya pegawai mempakan aset dan modal dasar dalam
pencapaian tujuan organisasi, begitu pula dalam organisasi pendidikan Agar sumber daya pegawai (tenagakependidikan) dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan pendidikan, maka perlu adanyasuatu penataan dan pengelolaan ketenagaan yang sistematis. Fungsi administrasi pendidikan yang berfungsi dalam
penataan dan pengelolaan ketenagaan (pegawai) adalah fungsi kepagawaian atau
yang biasa disebut dengan administrasi kepegawaian. Mengingat sumberdaya
dikemukakan William B. Castetter(1996) mulai dari "perencanaan, rekrutmen, seleksi, induksi, penilaian, pengembangan, kompensasi, keadUan, kontinuitas,
penawaran, dan informasi ".
Mengingat keterbatasan waktu. ilmu pengetahuan dan wawasan dalam memahami fungsi administrasi kepegawaian sebagai mana yang diuraikan di atas. Maka dalam peneUtian ini penulis akan mengangkal dan mengungkap permasalahan dari salah satu fungsi administrasi pegawaian yang dianggap penting oleh penulis, yaitu fungsi penilaian. Dimana penilaian tersebut mempa fungsi penting untuk melihat bagaimanakinerjayang dilakukan pegawai selamaperiode tertentu.
Sistem penilaian yang berlaku untuk pegawai di lingkungan dinas pendidikan khususnya tenaga kependidikan (gum) adalah dengan ditetapkannya Sistem Penetapan Angka Kredit (PAK) Jabatan Fungsional guru yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian untuk kenaikan pangkat. Tujuan dengan ditetapkannya sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional : gum disamping untuk memberikan penghargaan atas produktivitas kerja, juga mempakan sebagai dasar dalam memotivasi agar mutu kinerja gum dapat
meningkat.
Tingkat pelaksanaan sistem penatapan angka kredit jabatan fungsional gum sebagai bagain yang memiliki pengaruh terhadap abilitas dan mutu kinerja gum baik yang bertugas sebagai tenaga kependidikan di tingkat SD, SLTP,
Fungsi penilaian adalah mempakan salah satu fungsi dari
kepegawaian yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui sejauh mana%uS^i7^*,VLj3
kegiatan telah dijalankan. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan pada saat suatu proses kegiatan sedang berlangsung atau pada akhir kegiatan.
Adapun pengertian penilaian itu sendiri, dalam Petunjuk Pelaksanaan Penilaian yang dikeluarkan oleh Deparatemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat Bidang Pendidikan Menengah Umum (1994:2) adalah:
" Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil ... yang telah dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan ".
Sedangkan indikator jabatan fungsional gum itu sendiri adalah
menunjuk pada rincian kegiatan yang terdapat pada SK Menpan Nomor 84/1993,
yang mana dengan berbagai pertimbangan tertentu dan kondisi kegiatan penelitian, pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional gum ini dilakukan dengan memfokuskan pada unsur kegiatan :
1). Pendidikan;
2). Pengembangan Profesi;
3). Proses Belajar Mengajar (PBM) dan Bimbingan
4). Kegiatan Penunjang Proses Belajar Mengajar dan Bimbingan
11
yang dikemukakan Maslow (1970:35) adalah " dorongan berbagai kebutuhan
hidup manusia dari mulai kebutuhan fisik, rasa aman, sosial, penghargaan dan
akuntabilitas diri".
Berbagai fakta empirik menunjukkan bahwa tidak semua pekerja selalu
giat dalam bekerja dan mencapai kinerja yang diharapkaa Artinya selalu ada
kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang dilakukan
pegawai Upaya untuk mencapai kinerja yang baik memerlukan upaya perbaikan
atau peningkatan, Tanpa itu suatu organisasi tidak pernah mencapai tujuan
sebagaimanayang diharapkan.
Kinerja adalah bagian dari pada kemampuan unjuk kerja karena unjuk
kerja mempakan perbandingan keluaran kerja dan prilaku kerja Pengertian dari
kinerja, adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama satu
periode waktu tertentu (Bemandin & Russel) dalam Otjih, S (2000:37).
Sedangkan mengenai indikator dari kinerja diantaranya : 1). kehadiran
guru; 2). persiapan mengajar, 3). melakukan pengelolaan kelas, 4). mengelola
kegiatan belajar mengajar; 5).mengusai bahan pelajaran, 6). mengelola interaksi
belajar mengajar, 7). mengenai dan melaksanakan administrasi kelas, 8). tidak
melalaikan tugas dan tanggung jawa, 9). tekun dan sabar dalam bekerja Kinerja
seperti itu sejalan dengan pendapat Djam'an Satori (1999) dalam Otjih. S
(2000:94). Menurutnya kinerja gum dapat diamati dari beberapa faktor, yaitu 1).
kehadiran gum; 2). Bekerja tuntas 3). Tidak melalaikan tugas 4). Mengajar baik
12
murid tinggi. Selain dari pada itu menumt Abin Syamsudin (2001) bahwa kinerja gum dapat juga diamati pada faktor kompetensi, baik kompetensi personal, akademik, sosial, dan organisasi. Dalam kaitan itu juga Abin Syamsudin (2001) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang pegawai
(gum), diantaranya : 1). Kepemimpinan; 2). Pendidikan; 3). Pengetahuan/ kemampuan; 4). Motivasi; 5). Kepuasan kerja; 6). Lingkungan Kerja; 7).
Komepnasasi (tingkat kesejahteraan); 8). Penghargaan 9). Kenaikan Pangkat. Dalam sistem kenaikan pangkat yang ditetapkan pemerintah yang berlaku untuk gum pada saat ini, ditetapkan melalui sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum gum. Dimana setiap gum berhak dilakukan penilain mulai dari persiapan, proses sampai pada hasil kegiatan belajar mengajar. Sistem penetapan angka kredit sebagaimana disebutkan diatas, mempakan wujud motivasi dalam meningkatkan mutu produktivitas kerja guru, sehingga mutu kinerja gum tersebut
meningkat.
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja sebagaimana yang
dikemukakan Abin (2001) diantaranya adalah : 1). Kepemimpinan; 2).
13
Mengingat keterbatasan ilmu pengetahuan dan waktu yang penulis miliki,
dengan ini penulis akan membatasi permasalahan penelitian tersbut pada masalah
Kenaikan pangkat gum dengan sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional
gum dan motivasi. Dimana kedua faktor tersebut dianggap penting menumt pnulis
untuk dilakukan penelitian, karena berhubungan dengan penghargaan dan
dorongan yang diberikan pada gum sebagai upaya peningkatan mutu kinerja gum.
Sejalan dengan permasalahan tersebut, dengan ini penulis merasa tertarik
dan ingin sekali meneliti tentang sistem penetapan angka kredit dan motivasi
tersebut memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu kinerja guru, dengan
rumusan permasalah di rumuskan dalam judul "Kontribusi Sistem Penilaian
Angka Kredit Jabatan Fungsional
Guru Dan Motivasi Kerja Terhadap
Peningkatan Mutu Kinerja Guru Se-Kecamatan Sukaraja".
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1) Bagaimana kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum
terhadap peningkatan mutu kinerja gum SLTPN Se Kecamatan Sukaraja ?
2) Bagaimana kontribusi motivasi kerja terhadap peningkatan mutu kinerja gum
SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja?
3) Bagaimana kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum
dan motivasi kerja terhadap peningkatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se
14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
secara umum peneliti bermaksud ingin mengidentifikasikan, mendiskripsikan, danmenganalisa kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum dan
motivasi kerja terhadap peningkatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se
Kecamatan SukarajaSedangkan secara khusus tujuan penelitian ini antara lain :
1). Ingin mengetahui kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum terhadap peningakatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se Kecamatan
Sukaraja
2). Ingin mengetahui kontribusi motivasi kerjaterhadap peningakatan mutu kinerja
gum SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja
3). Ingin mengetahui kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum dan motivasi kerja terhadap peningakatan mutu kinerja gum SLTP
Negeri Se Kecamatan Sukaraja.
2. Manfaat Penelitian
1). Manfaat penelitian secara teoritis
Manfaat penelitian secara teoritis ingin mengkaji lebih mendalam tentang kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan fungsional gum dan motivasi
kerja terhadap peningakatan mutu kinerja gum SLTP Negeri Se Kecamatan
15
2). Manfaat Penelitiansecara praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bergunabagi:
a) Kepala Sekolah dalam upaya memilih pendekatan yang dapat dijadikan
dasar dalam peningkatan mutu kinerja gum. Melalui sistem penetapan
angka kredit jabatan fungsional gum sebagai untuk kenaikan pangkat sebagai wujud pelaksanaan motivasi agar mutu kinerja gum dapatmeningkat.
b) Gum dapat meningkatkan mutu kinerjanya melalui pengumpulan poin-poin
yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian pada sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat. Dengan adanyasistem penetapan angka kredit tersebut diharapkan gum dapat termotivasi kerjanyasehinggamutu kinerja dapat meningkat. c) Perorangan yang memerlukan gambaran tentang pendekatan yang
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu kinerja gum di lingkungan pendidikan (sekolah).
D. KERANGKA BERPIKIR
1. Paradigma Penelitian.
Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel
16
Untuk memberikan gambaran hubungan antara variabel-variabel sebagai mana tersebut diatas, dengan ini penulis menggambarkan dalam paradigma /
kerangka berpikir penelitian dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
Gambar 1 PARADIGMA PENELITIAN INPUT 1. Kepemimpinan 2. Pendidikan 3. Pengetahuan/ kemampuan 4. Motivasi;
5. Kepuasan kerja;
6. Lingkungan p-Kerja; 7. Kompensasi (tingkat kesejahteraan); 8. Penghargaan 9. Kenaikan Pangkat PROSES Motivasi kerja Kenaikan Pangkat Melalui Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan
Fungsional OUPUT
V
V
MUTU KINERJA2. Anggapan Dasar
Anggapan dasar mempakan landasan pemikiran dalam suatu penelitian
[image:27.595.85.456.147.510.2]17
Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum Dan Motivasi Kerja Terhadap
Peningkatan Mutu Kinerja Gum " ini dilandasi beberapa anggapan dasar sebagai
berikut:
a. Hubungan Antara Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Guru Dengan Peningkatan Mutu Kinerjanya.
Gum merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempunyai tugas
operasional dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. peranan gum
sangat strategis dalam upaya peningkaan kualitas pendidikan. tanpa mengabaikan
faktor-faktor lain, gum adalah faktor yang paling dominan dalam menentukan mutu
pendidikan.
Seperti dalam Menpan No.84 tahun 1993, Gum yang memiliki kinerja
tinggi adalah gum yang memiliki kesanggupan untuk memberikan berbagai
pendapat atau alternatif dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi
dengan cepat dan tepat, tanpa banyak merugikan orang lain, ciri lainnya adalah
memiliki tanggung jawab dan berani menanggung resiko terhadap apa yang
diperbuatnya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Banyak faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kinerja
guru, salah satu diantaranya adalah pemberian penghargaan (reward) kepada gum
yang menunjukkan prestasi kerja yang meningkat. Pemberian penghargaan yang
berjalan secara formal bagi gum antara lain melalui promosi jabatan dengan sistem
penilaian angka kredit dalam upaya meningkatkan golongan atau jabatan dan hal itu
18
Dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang disesuaikan dengan
permasalahan penelitian, dimana variabel penelitian disini ingin mengetahui
hubungan antara kontribusi sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum
dengan mutu kinerja dan ingin melihat hubungan antara motivasi kerja dan mutu
kinerja.Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya fenomena-fenomena yang
muncul sekitar pengelolaan sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum
menarik perhatian.b. Hubungan Antara Motivasi Kerja Guru Dengan Peningkatan Mutu
Kinerjanya.
Setiap gum sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda antara
yang satu dengan yang lainnya, Sikula (1992 : 176), mengemukakan bahwa setiap
gum adalah mempakan individu yang unik, artinya tidak ada dua atau lebih gum
yang memiliki perilaku yang persis sama, begitu pulapengalaman-pengalaman yang
mereka terima dalam kehidupan juga tidak sama Namun bagaimanapun,
bentuk-bentuk perilaku gum itu semuanya mempakan sesuatu yang termotivasi, dalam
pengertian bahwa semua jenis perilaku adalah dipengaruhi oleh motivasi.
Bila gum-gum secara keseluruhan berhasil dimotivasi, maka akan
19
dan 3). Kebutuhan akan prestasi (aach). Berdasarkan hasil penelitiannya, Mc
Clelland berkesimpulan bahwa orang yang mempunyai n-ach yang tinggi akan
mempunyai motivasi yang tinggi dalam lingkungan yang kompetitif. Dengan
demikian bila pada diri individu gum termotivasi maka pada diri mereka tumbuh
dan berkembang keinginan untuk menunjukkan prestasi kerjanya yang terlihat dari
situasi dimana gum-gum bekerja dengan tenang, lebih tekun, tugas dan tanggung
jawabnya dihadapi dengan senang hati, tidak mudah bosan atau putus asa
Jadi jelaslah bahwa motivasi kerja memiliki hubungan yang positif dengan
mutu kinerja, namun dalam penehtian yang akan dilakukan ini akan melihat
seberapa besar koefisien korelasi (hubungannya) dan koefisien determrnasiroa
(besar pengaruhnya). £. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
diatas, maka yang menjadi hipotesis dalam peneUtian ini adalah
1. Terdapat hubungan yang siginifikan antara Sistem Penetapan Angka Kredit
Jabatan Fungsional dengan peningkatan mutu kinerja gum
2. Terdapat hubungan yang siginifikan antara motivasi kerja dengan
peningkatan mutu kinerja guru.
3. Terdapat hubungan yang siginifikan antara Sistem Penetapan Angka Kredit
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan metedologi penelitian, yaitu mulai dari : penentuan populasi dan sampel,
metodologi penelitian yang digunakan, pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen, teknik pengumpulan data, analisa data sampai pada pengujian hipotesis
penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian pada dasarnya adalah mempakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akaL sehingga terjangkau oleh penalaran manusia Empiris berarti bahwa cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan penelitian itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti bahwa proses yang digunakan dalam kegiatan penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Sebagaimana telah dikemukakan pada BAB. I bahwa tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel Kontiibusi sistem
/
penetapan angka kredit jabatan fungsional gum (Xi) dan variabel motivasi kerja (X2) Dengan mutu kinerja (Y).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptifmelalui analisis korelasional
yaitu untuk memperoleh gambaran empirik mengenai fenomena yang sedang
berlangsung pada saat penelitian ini dilaksanakan. Selanjutnya data yang diperoleh
di lapangan dianalisis, secara kuantitatif berdasarkan informasi statistik maupun
kualitatif berdasarkan interpretasi terhadap hasil-hasil yang diperoleh dari data
hasil penelfriaa
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga)
variabel, yaitu : variabel bebas (Xi dan X2, join effectvariabel X1X2) dan variabelterikat (Y).
Untuk kebutuhan peneUtian ini faktor-faktor yang dijadikan variabel
penelitian dirumuskansebagai berikut:
1. Kontribusi Sistempenetapan angka kreditjabatan fungsisonal (Xi);
2. Motivasi kerja (X2);
3. Mutu kinerja (Y).
Kemudian untuk lebih memberikan gambaran terhadap arah penelitian yang akan dilakukan, dengan ini penulis membuat desain penelitian dan dapat
Gambar 5
DESAIN PENELITIAN
X!
1 *
Y
rxix2v
Tx2y
AV
x2
76
Keterangan:
Xi : Variabel Kontribusi SistemPAK Jabatan Fungsional Gum
Xj : Variabel Motivasi Kerja Y : Variabel Mutu Kinerja Gum
r xiy : Korelasi Xi dengan Y
r x2y : Korelasi X2 dengan Y
r xix2y : Korelasi X, dan X2 dengan Y
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1). Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999:72) dalam
bukunya Metode Penelitian Bisinis.
Pengertian populasi sebagai mana yang dikemukakan oleh Winarno
Surakhmad (1975:84), " populasi adalah sekelompok subyek penyelidik, baik
manusia, gejala-gejala, benda atau peristiwa yang ada hubungannya dengan suatu
77
Pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1986:5)
bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mempakan hasil perhitungan
ataupun pengukuran yang kuantitatif adari karakteristik tersebut mengenai obyekyang lengkap dan jelas yang ingindipelajari.
Dari pendapat-pendapat sebagai mana yang dikemukakan para ahli tersebut diatas, akan dijadikan dasar, acuan atau pedoman untuk menentukan
populasi dalam peneUtianini.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah gum yang ada di SLTP Negeri se- Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
2). Sampel Penelitian
Menumt Sugiyono (1999:69) bahwa yang dimaksud sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dirrriUki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneUti tidak mungkin dapat mempelajari semuayang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan berlaku untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi hams benar-benar representatif artinya dapat
mewakiU dari populasi yang ditentukan.
Selanjutnya pengertian sampel sebagai mana yang dikemukakan
Sutrisno Hadi (1997:37) adalah :
78
Pendapat lain, seperti yang dikemukakan oleh
Moh AU (1987:84)
sampel adalah
"... Sebagian yang diambil dari keselumhan obyek yang diteUti
ang dianggap mewakiU populasi dan diambil dengan menggunakan teknik
tertentu.
Untuk mendapatkan sampel yang representatif dan dapat dipertanggung
jawabkan, hams ditempuh metode-metode yang benar-benar dalam setiap langkah
sehingga kesimpulan yang akan diambil tidak keUru,
Teknik penarikan sampling dalam peneUtian ini adalah teknik proportional
sampling, yaitu tekni penarikan sampel untuk tujuan tertentu, seperti yang
dikemukakan oleh ChoUs Narbuko dan Achmad (1991) bahwa: " Teknik sampling
proporsional menghendaki pengambilan sampel dari tiap populasi dengan
memperhitungkan besar kecilnya populasi sehingga dapat digunakan untuk
mengadakan generaUsasi".
Untuk mendapatkan ukuran samplel yang ideal, Bohar Soeharto (1996)
dalam Otjih. S (2000:70) memberikan pedoman sebagai berikut:
" Bila populasi cukup homogen (serba sama) terhadap populasi di
bawah 100 (seratus) dapat digunakan sampel sebesar 50 % dan diatas1000 sampel yang digunakan sebesar 15 % ".
Dengan berpedoman kepada pendapat para ahU yang diuraikan
sebagaimana tersebut diatas, serta mengingat luasnya daerah kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi. Dimana jarak dari SLTP Negeri yang satu ke SLTP Negeri
yang lainnya sangat berjauhan, maka yang dijadikan sampel dalam peneUtian ini
adalah SLTP Negeri I Sukaraja Kabupaten Sukabumi yang terdiri dari 31 orang
79
guru, yang mewakiU populasi sejumlah SLTP Negeri yang ada di Kecamatan
Sukaraja Kabupaten Sukabumi.
C. Teknik dan Alat (Instrumen) Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan DataDalam peneUtian ini ada tiga teknik yang digunakan yang dijadikan
sebagai alat pengumpul data peneUtian, yaitu : 1). Studi kepustakaan, digunakan
untuk mengungkap dan mendalami konsep-konsep para ahh yang berhubungan
dengan permasalahan penelitian serta dengan teknik ini perlu diungkapkan
beberapa hasil telaah para ahU yang berhubungan dengan permasalahan peneUtian
ini.
2). Koesioner digunakan untuk mengungkap data mengenai kontribusi
sistem penetapan angka kredit, motivasi kerja dan mutu kinerja. 3). Dokumentasi,
digunakan untuk mengungkap data tentang mutu kinerja yang telah dilakukan
gum.
2. Alat Pengumpul Data
Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis peneUtian yang diajukan
dalam peneUtian ini, maka data yang dibutuhkan adalah skor dari variabel-variabelpeneUtian sebagai berikut:
1) Sistem penetapan angkakreditjabatan fungsional guru;
2) Motivasi kerja
3) Mutu kinerja
Untuk memperoleh skor variabel-variabel peneUtian tersebut, maka
disusun skala dalam bentuk skala likert (setuju, sangat setuju, ragu-ragu, tidak
II eft*
a. Variabel Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional gurtt: §
\ l
1). Unsur Pendidikan:
V^ ^^*i*r^ .*>
(a). Pendidikan terakhir *=*-•.=»*
(b). Upaya dalam mengembangkan pendidikan
(c). Upaya pendidikan danlatihan
2). Unsur Proses Belajar Mengajar atau bimbingan
(a). Menyusun program pengajaran(b). Menyajikan program pengajaran
(c). Mengevaluasi hasU belajar mengajar atau praktik
(d). Menganalisis hasil evaluasi belajar mengajar dan praktik
(e). Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan
(f). Menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konsebng kelas
3). Unsur Pengembangan Profesi(a). Membuat karya tuUs/ karya ilmiah dalam bidang pendidikan
(b). Menemukan teknologi tepat guna dalam bidang pendidikan
(c). Membuat alat peraga sederhana untuk proses belajar mengajar
(d). Mengikuti kegiatanpengembangan kurikulum4). Unsur Penunjang Proses Belajar Mengajar dan Bimbingan
(a). Keikutsertaan dalam organisasiprofesi PGRI (b). Keaktifan dalam gugus sekolah
81
(f). Mengikuti kegiatan MGMP (g). Mengikuti kegiatan KKG b. Variabel Motivasi Kerja :
1). Motivasi Primer (primery motivies) :
(a). Dorongan fisiologis (phyologis drive)
(b). Dorongan Umum (Morgan's general drive)
(c). Dorongan dari lingkungan Sosial(d). Dorongan dari lingkungan organisasi profesi
(e). Dorongan rasa ingin tahu2). Motivasi Skunder(Scondary motivies) : (a). Memiliki rasa ingin diterima :
(b). Memiliki rasa ingin meingkatkan status : (c). MemiUki rasa ingin aman :
(d). Memihki rasaingin berhubungan dan pergaulan
c Variabel Mutu Kinerja :
1). Dalam Kegiatan Belajar Mengajar : (a). Merencanakan pengajaran :
(b). Melaksanakan KBM
(c). Penilaian Hasil Belajar
82
3. Mengukur Validitas Dan Rebabilitas Alat (Instrumen) Pengumpul Data
a Mengukur VaUditas Data PeneUtian
Pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan anaUsis item, yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang mempakan jumlah tiap
skor butir tes. Dalam anaUsis item ini Masrun (1979) dalam Sugiyono (1998:106)
menyatakan " Teknik korelasi untuk menentukan vaUditas itemini sampai sekarang
mempakan teknik yang paling banyak digunakan ". Selanjutnya dalam memberikan
interpretasi terhadap koefisien korelasi, Masrun menyatakan " Item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasinya yang
tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai vaUditas yang tinggi".
Suatu instrumen dapat dikatakan baik jika instrumen tersebut memiliki
vaUditas tinggi Pengertian vaUditas menumt Scawin B. Anderson, dalam
Suharsini Arikunto (19991:63) adalah suatu alat tes tersebut vaUd, jika alat tes
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Selanjutnya Subino (1987:119)
dalam RachmatuDoh (2001:119) menyatakan vaUditas adalah tingkat ketepatan
tes dalam mengukur apa yang hams diukur. Jadi suatu alat tes dapat dikatakan
validjika dapat mengukur apa yang seharusnyadiukur oleh alat tes tersebut. Instrumen yang baik hams memenuhi syarat-syarat validitasnya, antara lain: (1).VaUditas Internal (internal validity),
Yaitu menyangkut stmktur dan hasil pengukuran VaUditas internal akan
menjawab seberapa jauh alat ukur berhasil mengukur apa yang memang ingin
83
(a). VaUditas konstruksi (construct vaUdity),
Yaitu suatu validitas dimana peneUti mulai dengan menganalisis apakah
yang mempakan unsur-unsur suatu konstruk. Kalau instrumen itu dalam
bentuk skala maka dicarilah apa yang mempakan bagian dari skala itu. Dengan
menggunakan teori, bagian-bagian itu apakan logis untuk disatukan menjadi skala
yang akan mengukur suatu konstmk Selain itu, untuk pengujiannya penehti dapat
menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Para ahli diminta pendapatnya
tentang instrumen yang telah disusua
(b).VaUditas Isi (content valUdity),
Yaitu vaUditas yang dapat dilakukan dengan cara membandingkan isi
instrumen dengan isi materi yang akan diteliti. Secara teknis pengujian validitas isi
maupun vaUditas konstruksi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen.(2).
VaUditas Eksternal (eksternal validity),
Eksternal vaUditas digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah hasil
pengukuran populasi dapat diterapkan kepada populasi lainnya yang sama ?
Pengujian taraf vaUdasi instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus teknik korelasi Product moment, sebagai berikut:
«X.\T-(VX)(Xr)
Keterangan:
n = Jumlah responden
ZXY= Jumlah perkalian XdanY
Zx = Jumlah skor tiap butir
ZY = Jumlahskor total
Zx2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir
Zy2 = Jumlahkuadrat skor total
84
[image:41.595.103.475.292.662.2]Selanjumya seperti pada Singarimbun dkk, secara statistik angka korelasi
yang diperoleh hams dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r product moment. Apabila TUtms lebih besar dari r^i, ( rh > rh ) maka item soaldianggap vaUd. Hasil uji cobavaUditas instrumen dapat dilihat padatabel berikut:
Tabel 1
Hasil uji coba vaUditasinstrumen
n = 30 dk=(n-2),a= 5% rt= 0,294
No
item Variabel Xi Variabel X2 Variabel Y
rxv Interpretasi rxv Interpretasi rxv Interpretasi
1 0.321 VaUd 0.305 VaUd 0.010 InvaUd
2 0.498 VaUd 0.430 VaUd 0.381 VaUd
3 0.332 VaUd 0.231 Invalid 0.378 VaUd
4 0.285 InvaUd 0.304 VaUd 0.380 VaUd
5 0.345 VaUd 0.329 VaUd 0.312 VaUd
6 0.310 VaUd 0.388 VaUd 0.379 VaUd
7 0.329 VaUd 0.432 VaUd 0.397 VaUd
8 0.283 InvaUd 0.360 VaUd 0.351 VaUd
9 0.357 VaUd 0.440 VaUd 0.302 VaUd
10 0.354 VaUd 0.325 VaUd 0.327 VaUd
11 0.665 VaUd 0.316 VaUd 0.396 VaUd
12 0.548 VaUd 0.299 VaUd 0.516 VaUd
13 0.353 VaUd 0.469 VaUd 0.359 VaUd
14 0.342 VaUd 0.350 VaUd 0.359 VaUd
15 0.382 VaUd 0.310 VaUd 0.399 VaUd
16 0.439 VaUd 0.312 VaUd 0.330 VaUd
17 0.344 VaUd 0.316 VaUd 0.170 InvaUd
85
19 0.394 VaUd 0.314 Valid 0.183 InvaUd
20 0.516 VaUd 0.491 VaUd 0.348 VaUd
21 0.345 VaUd 0.325 VaUd 0.297 VaUd
22 0.353 VaUd 0.258 Invalid 0.329 Valid
23 0.339 VaUd 0.303 VaUd 0.454 VaUd
24 0.324 VaUd 0.343 VaUd 0.356 VaUd
25 0.442 VaUd 0.310 VaUd 0.299 VaUd
26 0.389 VaUd 0.306 VaUd 0.304 VaUd
27 0.337 VaUd 0.339 VaUd 0.470 VaUd
28 0.342 VaUd 0.316 VaUd 0.304 VaUd
29 0.356 VaUd 0.376 VaUd 0.525 VaUd
30 0.342 VaUd 0.314 VaUd 0.306 VaUd
31 0.344 VaUd 0.491 VaUd 0.482 VaUd
32 0.446 VaUd 0.294 VaUd
33 VaUd 0.357 VaUd
Untuk item soal yang termasuk invaUd direvisi, untuk dijadikan soal
penelitian berikutnya
b. Uji ReUabiUtas Instrumen PeneUtian
Setelah tahap penyaringan terhadap pernyataan-pernyataan instrumen
penelitian, maka instrumen yang telah memiliki vaUditas, selanjutnya dicari
reUabiUtas instrumen secara keselumhaa Dalam pengujian reUabiUtas instrumen
tersebut menggunakan formula Flanagan, model gasal genap, dengan prosedur
sebagai berikut:a. Membagi data variabel X, (Sistem penetapan angka kredit jabatan fungsional gum) , variabel X2 (motivasi kerja) dan variabel Y (mum kinerja) menjadi 2 (dua) kelompok, misalnya X gasal, X kelompok genap dan Y.
b. Mengkorelasikan skor-skor genap dengan baik variabel X, atau Y dengan
86
1) Ex2
= £x2 -(Sy)2
n
2) Ey2
= Ey2 - (Ex)2
n
3) Z(x+y)2 = Zx2 - (Zx)2
n
(Anas Sudijono, 1996:236-239) dalam RachmatuUoh (2001:128).
c. Menentukanujicobakoefisien reUabiUtas, dengan rumus :
ru =2(1-^1)
Keterangan:
ru = reUabiUtas instrumen
Si = varians belahan pertama(varians skor butir ganjil)
s22 = varians belahan kedua (varians skor butir genap)
St2 = varians total
(Anas Sudijono, 1996:236-239) dalam RachmatuUoh (2001:128).
d. Menentukan interpretasi reliabiUtas item (butir) instrumen
Setelah melakukan penghitungan terhadap skor-skor genap dan ganjil. Maka kita perlu melakukan penilaian (interpretasi) instrumen, mengenai koefisien
korelasi terdapat antara -1,00 sampai 1,00. Karena dalam penghitungan selalu
ada pembulatan angka-angka dibelakang koma, maka koefisien dapat diperoleh
lebih dari 1,00. Koefisien negetif menunjukkan kebaUkan sedangkan koefisien positif menunjukan adanya kesejajaran untuk mengadakan interprestasi,mengenai besamya koefisien korelasi adalah sebagai berikut : - Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi - Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi - Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup - Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah - Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah
87
4. Uji Coba Alat Pengumpul Data
Uji instrsumen peneUtian ini mempakan tahap awal yang sangat
menentukan. Kualitas instrumen penelitian sebagai data peneUtian. Uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingakat vaUditas dan reUabiUtas angket yang akan
digunakan untuk menjaring data dilapangaa sehingga dapat diketahui interprtetasi
dari angket tersebut.Uji coba angket ini mempakan langkah yang sangat penting untuk
dilaksanakan seperti yang dikemukakan oleh Husain Umar (1996:77) bahwa "
Angket yang telah selesai disusun jangan disebarkan sebelum dilakukan uji
coba terlebih dahulu, untuk menilai keterbatasan serta kemungkinan
keterbatasan angket tersebut
Hal yang sama dikemukakan oleh Sanipah Faisal (1981:38) dalam Otjih S. (2000:78), bahwa :
" Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk
menggunaan yang sesungguhnya Sebeleum pemakaian yang
sesungguhnya sangat mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun
bahasa angket telah disusun ".
penetapan angka kredit jabatan fungsional gum 2). Variabel motivasi kerja, dan
3). Variabel Mutu Kinerja
Hasil dari uji cobatersebut diperoleh data sebagai berikut :
1). Variabel Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional gum (Xi)
Dari pertanyaan yang diajukan sebanyak 32 item peiyanyaan,
semuanya
dinyatakan vaUd. Sedangkantingkat reUabiUtas instrumen untuk variabel sistem
penetapan angka kreditjabatan fungsional gum ini dinyatakan Tinggi karena
nilai r hitung lebihbesardari nilai r tabel (0.6954 > 0.600).
2). Variabel Motivasi Kerja
Dari pertanyaan yang diajukan sebanyak 33 item peiyanyaan. Dari data hasil
uji coba tersebut dan dilakukannya uji vaUditas maka ke 33 item pertanyaan
ciirryatakan vaUd. Sedangkat tingkat reUabiUtas instrumen untuk variabel kompensasi dinyatakan Tinggi karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0.6957 > 0.600).
3). Variabel Mutu Kinerja
[image:45.595.81.467.238.638.2]Tabel 2
HASIL UJI COBA RELIABILITAS
Variabel
a. Sistem Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional guru
b. Motivasi Kerja
c. Mutu Kinerja
Rhiihitung
0.6954
0.6957 0.6926
89
r Tabel
0,6000 0,6000 0,6000
5. Penyebaran Dan Pengumpulan Alat Pengumpul Data (Angket)
a. Penyebaran Angket
Setelah yakin bahwa angket yang akan digunakan dalam peneUtian ini
nilai vaUditas dan reUabiUtas yang memadai, maka angket disusun kembali sesuai
dengan tingkat
angket yang memiliki nilai vaUd untuk dijadikan sebagai alat
(instrumen) peneUtian Kemudian angket disebarkan pada tanggal 21 Agustus
2002 ke sejumlah gum negeri yang ada SLTP Negeri Se Kecamatan Sukaraja
yang jumlahnya45 orang b. Pengumpulan Angket
Angket yang telah tersebar tersebut bam bisa terkumpul pada tanggal 28
Agustus 2002, karena angket tersebut sebagian besar diisi oleh gum dirumahnya
masing-masing.D. Teknik Analisa Dan Pengolahan Data
1. Teknik Analisa Data
Menumt Nasution (1966) analisis data adalah proses menyusun data agar
90
menjelaskan pola atau katagoris, mencari hubungan antara berbagai konsep.
Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan penehti bukan kebenaran.
Kebenaran hasil penelitian masih hams dinilai oleh orang lain dan diuji dalam
berbagai situasi.
Berkaitan dengan peneUtian ini, teknik analisis yang digunakan adalah induksi anaUtik. Noeng Muhadjir (1996) dalam Riqki Maulana (2001:46) mengatakan bahwa : " induksi anUtik mempakan anUsis suatu pendekatan untuk mengumpulkan dan menganaUsis data, baik untuk mengembangkan maupun untuk
menguji teori ". Teknik ini bertolak dari problem atau pertanyaan atau isu spesipik
yang dijadikan fokus penelitiaa Data dikumpulkan dengan wawancara bebas,observasi partisipan dan alisis dokumentasi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut :
a Pemeriksaan data, artinya memeriksa setiap jawaban responden terhadap
pertanyaan yang diajukan.
b. Klasifikasi data,
artinya menggolongkan setiap jawaban responden terhadap
pertanyaan yang diajukan berdasarkan masalah dan variabel peneUtian.
c. Tabulasi data dan interpretasi data sebagaimana adanya berdasarkan kepentingan peneUtian.
d. AnaUsis dan interpretasi data sebagaimana adanya berdasarkan kepentingan
penelitian.
91
Dalam kaitannya dengan anaUsis statistika, maka data yang digunakan
adalah berdasarkan angket yang disebarkan kepada responden. Hasil jawaban
angket tersebut kemudian dianaUsis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:a. Menetapkannilai (skor) Jawaban responden
Menetapkan nilai (skor) atas jawaban yang telah diberikan oleh respon
den dari yang paling ideal kepada yang paling tidak ideal, maka datayang diperoleh
adalah jenis data interval atau ratio. Data tersebut masing-masing mempunnyai
jarak yang sama
Karena itu kriteria pemberian skor berdasarkan skala yang
digunakan (skala Likert), sebagai berikut:
Selanjutnyapemberianskor untuk ketiga variabel tersebut adalah :
a Tidak pernah sama sekali (skor 1)
b Jarang (skor 2)
c. Kadang-kadang (skor 3)
d. Sering (skor 4)
e. Selalu (skor 5)
b. Mentabulasi Data Jawaban Responden
Mentabulasi data jawaban responden, yakni memindahkan jawaban
responden yang mempakan data kuantitatif kedalam tabel.
2. Pengolahan Data
Untuk memperoleh estimasi serta signifikansi data yang diperoleh dilakukan dengan anaUsis statistik univariate dan bivariate. AnaUsis univariate
92
dapat disimpulkan erat tidaknya tingkat hubungan antara ketiga variabel termasuk
besar kecilnya kontribusi antara variabel tersebut.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu untuk mencari hubungan antara variabel gum tentang sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional gum dan motivasi kerja dengan mutu kinerja guru. Dalam menganaUsis data penulis menggunakan anaUsis statistika Korelasi Ganda (Multiple Correlation) dengan rumus product moment sebagaiberikut :
NExy . (Ex) (Zy)
rxy =
N
Exy
Ex
Ey
V{NEx2-(lx)n{NZy2-(Iy)2
(Sugiyono, (2000:148)
Keterangan:
Rxy
:
Koefisien korelasi variabel X dan viariabel Y, dua variabel
yang dikorelasikanJumlah responden
Jumlah hasil perkaUan antara skor x dan y
Jumlah seluruh sekor x
Jumlah seluruh sekor y
Untuk mencari nilai r, digunakan rumus :
Exy
rxy =
V(Ex2)(Zy2)
Sedangkan untuk menguji koefisien determinasinya (derajat keterkaitan)
dengan rumus :
kd = r2 x 100%
kd = koefisien determinasi (derajat keterkaitan)
94
Dalam menganalisa data yang sudah terkumpuL penuUs menggunakan statistik parametrik. Sugiyono (2000 : 112), mengemukakan bahwa statistik parametrik yaitu statistik yang digunakan untuk menguji parameter populasi
melalui statistik
1. Uji NormaUtas
Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa data yang akan dianaUsis hams berdistribusi normal, banyak cara pengujian normaUtas diantaranya melalui uji Lilifors, Chi Kuadrat, dan dengan kertas peluang normal. Penulis melakukan uji normaUUtas untuk mengetahui apakah suatu data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak, melalui uji Lilifors (santosa Murwani, 2000 : 20), dengan mencari nilai Lo sebagai berikut:
Selanjutnya, nilai Lo dikonversikan dengan nilai L tabel untuk tarap nyata 5%. Apabila Lo < Lt, maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal.
2. Uji Signifikansi dan Linieritas regresi
Regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dirubah. Sugiyono (2000 : 169)
95
variabel yang Iain secara konseptual mempunyai hubungan kausal atau fungsional
gum.
Ujisignifikansi regresi, dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut
Fh = JKjreg)
JK(S)/(n-2)
Harga Fh tersebut dibandingkan dengan Ft, apabila Fh > Ft, maka koefisien
regresi signifikan Dan pengujian linieritas regresi dilakukan dengan menggunakan
persamaan:
F„ =JK(TC)l(k-2)
JK(G)l(n-k)
kemudian hasil Fh dibandingkan dengan FL dan apabila Fh < Ft, maka koefisien regresi linier. Selanjutnya uji signifikansi regresi ganda dilakukan dengan
menggunakan persamaan:
Fh = JK(reg)/2 JK(S)/(n-3)
setelah Fh dikonsultasikan dengan Ft tabeL dan apabila Fh > Ft , maka koefisien
BABV
KESIMPULAN, IMPLDXASI DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dan hasil pengolahan data yang
dilakukan serta pengujian Dengan hipotesis yang diajukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hubungan Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Guru Dengan Mutu Kinerja Guru.
Dari hasil anaUsis korelasi Spearman Brown, didapat koefisien korelasi
antara variabel Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional
Gum Dengan Mutu Kinerja Gum sebesar 0,4812, berdasarkan tabel kriteria yang
diberikan oleh Suharsimi, harga tersebut termasuk dalam kategori hubungan
memadai, korelasi cukup, (0,400 - 0,600). Artinya koefisien korelasi antara
variabel Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum dan
variabel Mum Kinerja Gum adalah signifikan pada tingkat kepercayaan 95% atau
dengan kata lain terdapat hubungan yang signifikan antara Kontribusi Sistem
Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum dengan variabel Mum Kinerja
Gum.
Besamya koefisien determinasi (kd) variabel Kontribusi Sistem Penilaian
Angka Kredit Jabatan Fungsional Gum dan variabel Mutu Kinerja Gum adalah
0,232. hal ini berarti hahwa 23,2% mutu kinerja gum sangat ditentukan oleh
137
kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum. Dan 76,8%
lainnya ditentukan oleh faktor yang lainnya
Beberapa unsur kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan
Fungsional Gum, meliputi; unsur pendidikan pada iimumnya berada dalam
kategori rendah, sedangkan unsur Proses belajar mengajar dan bimbingan, unsur
pengembangan profesi, dan unsur penunjang PBM rata-rata berada dalam kategori
sedang (memadai).
2. Hubungan Motivasi Kerja Guru Dengan Mutu Kinerjanya.
Berdasarkan analisis Spearman Brown, didapat korelasi antara Motivasi
Kerja Gum Dengan Mum Kinerjanya sebesar 0,4598, berdasarkan tabel kriteria
yang diberikan oleh Suharsimi, harga tersebut termasuk dalam kategori hubungan
memadai, korelasi cukup, (0,400 - 0,600). Artinya mum kinerja gum-gum
SLTPN di Kecamatan Sukaraja sangat ditentukan oleh motivasi kerja
guru-gurunya, atau dengan kata lain motivasi kerja gum-gum SLTPN di Kecamatan
Sukaraja mempunyai Hubungan yang cukup signifikan Dengan mum kinerjanya.
Koefisien determinasi (kd) variabel motivasi kerja dan variabel mum
kinerja adalah 0,211. hal ini dapat dikatakan bahwa 21,1% mum kinerja gum-gum
SLTPN di Kecamatan Sukaraja ditentukan oleh motivasi kerja gum-gumnya
138
3. Hubungan Kontribusi Sistem Penilaian Angka Kredit Jabatan
Fungsional Guru dan Motivasi Kerja Dengan Mutu Kinerja Guru
Berdasarkan anaUsis Spearman Brown, didapat korelasi antara kontribusi
sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan Motivasi Kerja
Dengan Motivasi Kerja Gum sebesar 0,5218, berdasarkan tabel kriteria yang
diberikan oleh Suharsimi, harga tersebut termasuk dalam kategori hubungan
memadai, korelasi sedang, (0,400 - 0,600). Artinya mutu kinerja gum-gum
SLTPN di Kecamatan Sukaraja ditentukan oleh persepsi mereka tentang sistem
penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi kerja mereka, atau
dengan kata lain persepsi gum-gum tentang sistem penilaian angka kredit jabatan
Fungsional Gum dan motivasi kerja gum-gum SLTPN di Kecamatan Sukaraja
mempunyai hubungan yang cukup signifikan dengan mutu kinerjanya.
Koefisien determinasi (kd) variabel kontribusi sistem penilaian angka
kredit jabatan Fungsional Gum dan variabel motivasi kerja Dengan mutu kinerja
gum adalah 0,272. hal ini dapat dikatakan bahwa 27,2% mum kinerja gum-gum
SLTPN di Kecamatan Sukaraja ditentukan oleh persepsi gum-gum tentang sistem
penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi kerja mereka
Secara umum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Ada hubungan yang signifikan antara kontribusi sistem penilaian angka
139
2. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja gum dengan mutu
kinerjanya
3. Ada hubungan yang signifikan antara kontribusi sistem penilaian angka
kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi kerja gum secara bersama-sama
dengan mum kinerja gum.
B. IMPLDCASI
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas membawa implikasi sebagai berikut:
1. PeneUtian ini telah membuktikan bahwa sistem penilaian angka kredit jabatan
Fungsional Gum dapat mempengaruhi usaha gum untuk meningkatkan
kinerjanya Sistem promosi jabatan melalui penilaian angka kredit jabatan
Fungsional Gum yang memadai dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan kinerja gum.
Dengan demikian dalam melakukan promosi jabatan melalui penilaian angka
kredit jabatan Fungsional Gum guru, perlu meUbatkan gum-gum dalam
pelaksanaannya sehingga tidak menimbulkan kecembuman. Dengan demikian
kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum sangat
efektif untuk meningkatkan mum kinerjanya.
2. Motivasi kerja dari hasil peneUtian ini memperlihatkan bahwa masalah ini
temyata mempunyai hubungan positif terhadap kinerja gum. oleh karena im
dari hasil penelitian ini jelas mengungkapkan bahwa dengan meningkatkan
140
3. Hasil penelitian mengenai kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan
Fungsional Gum dan motivasi berprestasi gum secara bersamaan dengan
kmerja guru, temyata diperoleh hubungan yang positif antara kontribusi
sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan motivasi
berprestasi dengan kinerja gum. dengan pihak manajemen sekolah perlu tetap
membina dalam upaya menciptakan kondisi motivasi kerja gum yang optimal,
yang senantiasa dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis,
kondusif dan dinamis selanjutaya akan memberikan dampak terhadap kinerja
gum yang baik pula
Berdasarkan temuan empiris tersebut, maka hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangan bagi gum sebagai dorongan betapa pentingnya
peranan kontribusi sistem penilaian angka kredit jabatan Fungsional Gum dan
motivasi berprestasi dalam meningkatkan kinerja gum, karena keberhasilan
berprestasi bukanlah atas dasar dari perolehan hasil akhir tetapi lebih
ditiinjukkan oleh hasil proses belajar mengajar yang berkesinambungan serta
suasana kerja yang baik.
C. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil peneUtian yang mengungkapkan hasil bahwa kedua
yang seyogyanya dapat memberikan suam solusi dalam meningka
gum dewasa ini. Hal-hal yang perlu disampaikan antara lain-
\ \ ^ ^
1. Peningkatan mum kinerja gum dapat ditingkatkan lagi dengan upaya kepala
sekolah dalam menciptakan pemahaman tentang sistem penilaian angka kredit
jabatan Fungsional Gum yang dapat meningkatkan prestasi kerja mereka,
melalui usaha-usaha sebagai berikut:
- Memfasilitasi gum dalam memecahkan permasalahan pengajaran.
- Mengkoordinasikan seluruh usaha pengajaran sebagai perilaku edukatif
yang tenntegrasi dengan baik
- Menyelenggarakan program latihan dalam jabatan secara kontinyu
- Membangun usaha ilmiah dalam hal penilaian dan perbaikan program
pengajaran disekolah
Program
- Membangkitkan dan memelihara kegairahan gum dalam bekerja
- Membangun hubungan dan kerja sama yang baik.
2. Perlu pemahaman secara bersama-sama antara gum dengan kepala sekolah
mengenai motivasi kerja gum-gum Mengingat motivasi kerja mereka dari
hasil penelitian di SLTPN di kecamatan Sukaraja masih berada dalam
kategori sedang. Diantaranya hal-hal yang perlu menjadi perhatian adalah :
- Menyiasati kebutuhan gum dalam upaya meningkatkan motivasi kerja
- Memberikan perhatian secara holistik terhadap perilaku gum.
142
3. Semua pihak yang terkait dalam organisasi sekolah perlu diUbatkan dalam