!" #$%&"'"(& )*+
! "# !$!%
& '()*++',+
- . %
& / .
0 / 1
0
0
2
0 )' 2 ,'++
1 %
! $
0
- . ($"( /& %&%/!"("% ( $"01& "% 2 $(" &3&! "2 #"% 4!4 "0/# "(& " "0 $"!(&! &2&!" $5"2&2 &2647 $8 "$%&%/ "3" "( $& 4!4! $"! &%/!"$ "3" 0 2( $ "2" " #% "9"$"%
:-& '()*++',+
- %
2
0 )' 2 ,'++
1 %
! $
0
- . ($"( /& %&%/!"("% ( $"01& "% 2 $(" &3&! "2 #"% 4!4 "0/# "(& " "0 $"!(&! &2&!" $5"2&2 &2647 $8 "$%&%/ "3" "( $& 4!4! $"! &%/!"$ "3" 0 2( $ "2" " #% "9"$"%
:-& '()*++',+
- %
2
! " # $
$ % & '(())*'()'
& '()*++''4
5 1 %
6 % 71 ! " &! %
0 8!
44 1
! " 0
/ %
6 % 70 5
5 9 1
: 5
! "
; *,0,(
*+0)* < *=04=
(,0(, < 1 - 0 ;
(,0,( / >'0>'
<1
+71
! "
/ 1 ,71
5 5
2
β
)ì
Β
£è
9
##£
„∩∉∪
6?1 1 !
0 *7
ωρ9θ)
?
“
$±
9’Τ
)
≅
ã$ù
9≡
Œ#‰î
∩⊄⊂∪
;
@
A
6?1 1 ! ;
5
,)7
;
0
;
2
Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa
bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan
penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan
segala kerendahan hati aku persembahkan skripsi ini
untuk :
! ;
1
! / 0 0 / ;/ 0
1 0
1
/ 0 2
1
0
; 2
! $
:% !
&! % B
! ! $
C
ﻢﻴﺣﺮﻟﺍ ﻦﲪﺮﻟﺍ ﷲﺍ ﻢﺴﺑ
! $%0 0 0 5
;
& !$0 0 0
; 1
. ($"( /& %&%/!"("% ( $"01& "% 2 $(" &3&! "2 ; #"% 4!4 "%/# "(& " "0 $"!(&! &2&!" $5"2&2 &2647 $8 "$%&%/ "3" "( $& $"! &%/!"$ "3" 0 2( $ "2" " #% "9"$"% .
;+ %
-% % ! $ 1
0
/
+1 1 B 0 &1 ! 0 % !
$ 0
1
,1 - D 0 &1 & 5 0 &1
0 0
1
)1 0 0 / 2
% ! $ 1
41 1 ! # &! %
E 1
=1 / 0 1 5 &! % 0
C
*1 ! / 0 0
0 2 1
(1 2 B
F1 ; ; :% ! $
2 1
>1
1 ;
0 !
0 5 30
; 5
/ 1
/ 1
5
/ 1 !
0 * ,'++
C
:!9!&! -" "9 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 # !%!! ! 9 ! 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 !:! 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 G%! &D &D 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 2 !D %#! 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 2 &G%%G 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 2
# &D!:! 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 2 !%! ! %!# 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 C
! %!# 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 C ! %!# 9!& #! 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 C ! %!# #! 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 C 2 ! %!# %!D 9111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 C2
+1+ 9 D 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 + +1, 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ) +1) # & 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 4 +14 % & 5 1111111111111111111111111111111111111111111111111 4
,1+1 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 * ,1,1 9 % 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 F ,1)1: % 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,,
)1+1 - 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,) )1,1 % $ 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,) )1)1 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,) )141 # / 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,) )1= & ! 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 ,F
)1* % H1HHHHHHHHHH111111111111 ,>
)1( 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 )'
C
)1> 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 )F
41+1 5 % HHHHHHHHH1 )>
41+1+ HHHHHHHHHH1111HHHHHHH )>
41+1,1 HHHHHHHHHHH111HHHHHHH 4'
41+1) HHHHHHHHHHHHHHHHHH 4*
41,1 ! % HHHHH11HHHHHHHHH1 =+
41,1+ HHHHHHHHHH1111HHHHHHH =+
41,1,1 HHHHHHHHHHH111HHHHHHH =,
41,1) HHHHHHHHHHHHHHHHHH =4
<
=1+1 HHHHH11HHHHH11HHHHHHHHH1 =(
=1+1 HHHHH11HHHHH11H11HHHHHHHHH1 =(
=1+1 HHHHH11HHHHH11HHHHHHH11HH1 =F
C
9 + 5 11111111111111111111111111111111111111111111111111H11 =>
9 , HHHHHHHHHHHHHHHHH1111111111 *+
9 ) # HHHHHHHHHHHHHHHHH1111111111111 *4
9 4 9 69 7 + , H 11111 *F
9 = % 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 (, 9 * / - " J 1111111111111111111111111111111111111111 (4
9 ( % K #
" J 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 (F
9 F J K 11111111111111111111111111111111111 (F
C 2
5 41+ ; H 44
5 41,
HHHHHHHHHHHHHHHHH1111111111 44
5 41) ; 0
HHHHHHHHHHHHHHHHH11111 =' 5 414
HHHHHHHHHHHHHHHHHH =+
5 41= ;
HHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH =4 5 41*
HHHHHHHHHHHHHHHHHH111 =4
5 41( ;
HHHHHHHHHHHHHHH ==
5 41F ;
C2
% 41+ : D H111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 )>
% 41, - HHHHHH11111111111111111111111111111111 4'
% 41) : D 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 44 % 414 : D 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 4* % 41= : D 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 =' % 41* : D 111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 =, % 41( : D 11111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111 =)
!
"
& ' '
#$ % ' ( $
)
*+ %
' '
, , $
$
$
&
-( $ ./ &
0 123 '
++# 12
#
&
'
- ' ' " ! $ 4 #$
# '
&
5 + ' #$ # ' #
7 "
#$ %
8 ,
! " #
$ % &'(()&'(&*
8
,
'
&
4
7
9
7
+ , - ./ - 0 1 + 21+ + 1 , 1
) , 8 : &22; &
9
" 5 .2 3 ,
9 7
.
9 % #
% # %
' 1
"
, =$
( $ #$ &2 6&2 &>
! " #
, 8
#$
% ( $
&2 6&2 & 8
( $
.
+ , - ./ - 0 1 + 21+ + 1 , 1
;&
1
. 8
8
& #
,
" #$ %
'
" % #$ %
-'
6
Pada dasarnya kajian penelitian mengacu terhadap penelitian yang telah
ada, mengenai kelebihan dan kekurangan sekaligus sebagai bahan
perbandingan terhadap kajian yang terdahulu. Berikut ini ada beberapa
penelitian yang sudah teruji kesahihannya diantaranya meliputi:
2.1.1Penelitian Muchsin, 2008, Mahasiswa UNNES, Fak MIPA, Nim
1108/P/0284 dengan judul skripsi” Discovery Based Learning Sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Kalor Siswa Kelas X.8 SMA
Negeri 1 Rembang Tahun Pelajaran 2008/2009”. Dari hasil penelitian ini
didapatkan nilai rata.rata awal kegiatan praktikum saat memakai metode
ceramah dan diskusi pada 40 Siswa di kelas X8 sebesar 62 dan nilai rata.
rata akhir praktikum disaat memakai metode discovery based learning sebesar 70, maka dapat disimpulkan kelas X.8 menggunakan metode
discovery based learning hasilnya lebih tinggi dari pada hasil sebelumnya. Dari analisis akhir yang diperoleh dari hasil penelitian
discovery based learning ini, memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat menempatkan kembali hakikat ilmu fisika.
Dengan menempatkan kembali hakekat ilmu fisika, maka fisika
merupakan pelajaran yang menyenangkan dan selalu ditunggu.tunggu
kehadirannya oleh siswa. Karena dengan model pembelajaran discovery based learning, siswa terlibat langsung dalam proses pencarian dan penemuan sehingga seolah.olah dirinya sebagai ilmuwan yang sedang
meneliti dan menemukan konsep.konsep baru. Selain itu dapat dilihat
dari nilai rata.rata kelas. Dari hasil penelitian di atas, penulis mencoba
memberikan pemecahan masalah yang terjadi dalam kelas dengan
7 Rembang dalam penelitiannya meningkatkan pemahaman konsep, untuk
meningkatkan motivasi belajar dan peningkatan kerjasama.
2.1.2 Skripsi yang disusun oleh Evy Citra Wijayanti (NIM: 410145004 ) pada
tahun 2009, mahasiswa Universitas Negeri Semarang Fakultas MIPA
jurusan Matematika, dengan judul “ Keefektifan pembelajaran dengan
Model Problem BasedLearning (PBL) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Pokok Segitiga Peserta Didik MTS AL.
IMAN Kelas VIII Semester 2 Tahun Ajaran 2008/2009.” Dengan jumlah
siswa 43 anak, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh thitung = 8,391 >
ttabel = 2,071 maka Ho diterima. Sehingga materi pokok segitiga terhadap
kemampuan pemecahan masalah Matematika peserta didik menggunakan
PBL adalah efektif.
2.1.3 Skripsi Aini Lutpiah yang berjudul “ Penerapan Model GuidedDiscovery Learning pada Materi Getaran dan Gelombang untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas V111 SMP Negeri
1 Dempet Tahun Ajaran 2008/2009” peneliti menggunakan model guided discovery learning dalam pembelajaran fisika, untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir
kreatif kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok control.
Peningkatan hasil belajar kognitif kelompok eksperimen sebesar 0,55
dengan kriteria sedang. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif
kelompok eksperimen sebesar 0,04 dengan kriteria rendah. Peningkatan
kemampuan berpikir kreatif kelompok kontrol sebesar 0.01 dengan kriteria
rendah.
Kajian pada tiga skripsi di atas berbeda dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah (1) peneliti menerapkan pembelajaran dengan satu kelas
sebagai kelompok eksperimen dengan menggunakan pendekatan discovery
learning untuk mengetahui tingkat keterampilan peserta didik; (2)
8 Penelitian mengambil tempat di SMA TUAN SOKOLANGU Pati tahun
pelajaran 2011/2012.
Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.1 Sedangkan menurut Hilgard
dan Bower, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan
mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti
dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.2
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan
memahami kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami
alam sekitar ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu“ dan
“berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang ilmu pengetahuan alam.
Dalam agama Islam, perintah untuk mempelajari alam sekitar telah
tersebut dalam Al.Qur’an, seperti firman Allah yang berbunyi:
È≅è% bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul"rasul yang memberi peringatan bagi orang"orang yang tidak beriman”. (Q. S. Yunus: 101)3.
1
C. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Cet. I, hlm. 34
2
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010) hlm. 13
3
9 Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar,
terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi.
1) Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.4
2) Menurut Clifford T. Morgan berpendapat bahwa “Learning may be defined as any relatively permanent change in behaviour which occurs as a result of experience or practice”,5 belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai akibat dari pengalaman atau latihan.
Dari definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar
adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan yang ditampakkan dalam peningkatan
kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir,
dan kemampuan lain, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya, dimana perubahan tersebut harus relatif menetap.
Diantara ciri.ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut
Slameto adalah sebagai berikut.
1) Perubahan terjadi secara sadar, ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu sekurang.kurangnya ia merasakan telah
terjadi perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, ini berarti bahwa
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan
berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, positif maksudnya dalam
perubahan belajar senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu
yang lebih baik dari sebelumnya. Aktif artinya bahwa perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
4
Slameto, Belajar dan Faktor"faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), Cet. 3, hlm. 2.
5
10 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, ini berarti bahwa tingkah
laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 6
Dalam perspektif keagamaan (dalam hal ini Islam), belajar atau menuntut
ilmu merupakan kewajiban bagi setiap orang Islam. Seperti sabda Nabi
“Dari Anas bin Malik r.a. berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu adalah fardhu (kewajiban) bagi tiap"tiap muslim...” (HR. Imam Ibnu Majah)
!
Secara umum strategi mempunyai pengertian Suatu garis"garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan,8 suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Model discovery adalah guru memberikan suatu kebebasan pada peserta didik untuk menemukan agar
peserta didik lebih mandiri dan bisa mengembangkan bakat dan keterampilan
yang mereka miliki sehingga mereka bebas untuk berkreasi dan memahami apa.
apa yang telah mereka pelajari.
Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan
memahami kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami
alam sekitar ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk “mencari tahu“ dan
“berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang ilmu pengetahuan alam.
6
Slameto, Belajar dan Faktor"faktor yang Mempengaruhinya, Cet. 3, hlm.3.4.
7
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Mesir : Darul Fikr, t.t.), hlm. 81.
8
11
" # $
Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun
sains yang mempelajari tentang benda.benda fisik. Menurut Thomson, “Physic is the study of matter, interaction, and change“9(fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang benda.benda, interaksi, dan perubahan). Oleh karena itu
mempelajari fisika adalah dengan cara mengamati benda melalui interaksi dari
hasil perubahan yang telah dideteksi.
% # $
Berdasarkan kamus Besar Bahasa Indonesia, kegiatan praktikum adalah
bagian dari pengajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan
untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dari
teori.”10 Sedangkan menurut S. Nasution, kegiatan praktikum adalah salah satu
bentuk mengajar yang menghadapkan peserta didik dengan benda.benda dan
peristiwa.peristiwa.11
Kegiatan praktikum tidak lepas dengan laboratorium, Laboratorium adalah
tempat yang digunakan orang untuk mempersiapkan sesuatu atau untuk
melakukan suatu kegiatan ilmiah.12
Pada saat praktikum fisika, maka peserta didik dapat mempelajari fisika
melalui pengamatan langsung terhadap gejala.gejala maupun proses sains, dapat
melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan
sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui
metode ilmiah dan sebagainya. Dengan demikian, dalam proses pembelajaranya
peserta didik akan melaksanakan proses belajar yang aktif, akan memperoleh ilmu
pengetahuan yang statis dan otoriter, melainkan memperoleh kesempatan untuk
9
Thomson, Phyisic Algebra/Trig,(USA:Eugene Hect, 2003), 3rdEd., p 1.
10
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm.1102.
11
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000) hlm. 201.
12
12 mengembangkan berbagai kegiatan ilmiah, menghayati prosedur ilmiah dan sikap
ilmiah, sehingga dapat disimpilkan bahwa sebenarnya ilmu itu bersifat dinamik.13
&
Piaget menyatakan bahwa anak menjadi tahu dan terhadap pembelajaran
sains khususnya fisika adalah bahwa guru harus memberikan kesempatan
sebanyak mungkin kepada peserta didik untuk berfikir dan kebebasan kepada
mereka untuk mengembangkan keterampilan yang mereka memiliki, memecahkan
teori.teori yang ada maupun bereksperimen. Dengan kata lain, peserta didik tidak
dijadikan sebagai obyek pasif dengan hanya melihat teori.teori dan panduan dari
LKS saja tanpa mempraktikkannya secara langsung. Peserta didik akan lebih
berkembang keterampilannya jika peserta didik diberi kebebasan untuk
memecahkan suatu persoalan dan menemukan sesuatu dari ide.ide mereka sendiri,
karena dengan itu keterampilan yang mereka miliki bisa tersalurkan. Ilmu fisika
atau ilmu alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta.fakta, konsep.konsep atau prinsip.prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.14
& ' ( '
Sebuah benda bergerak pada garis lurus jika gaya total yang ada padanya
bekerja pada arah gerak benda tersebut atau sama dengan nol. Jika gaya total
bekerja dengan membentuk suatu sudut terhadap arah gerak pada setiap saat,
benda akan bergerak dalam lintasan yang berbentuk kurva.15Sedangkan menurut
kamus lengkap fisika gerak melingkar di sini diartikan gerak zarah melalui
lintasan berupa lingkaran karena zarah tersebut mengalami kakas (gaya) memusat
(sentripetal) yang memberinya percepatan memusat sebesar atau R, disini adalah
13
Subiyanto, Strategi Belajar" MengajarIlmu Penetahuan Alam,hlm. 91
14
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstrutivistik dan Menyenangkan,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 12
15
13 kecepatan linear zarah tersebut dan R adalah jari – jari (radius) lingkaran itu.16
Untuk dapat bergerak suatu benda dapat melakukan gerak translasi dan gerak
rotasi. Untuk melakukan semua itu gerak melingkar terbagi atas:
a. Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Jika benda yang menempuh lintasan melingkar dengan laju linear
konstan, maka benda dikatakan menempuh gerak melingkar beraturan (disingkat GMB).17 Untuk besaran.besaran dalam gerak melingkar terdiri dari: periode, frekuensi, sudut tempuh, kelajuan linear dan kecepatan sudut.
1) Periode (T)
Frekuensi adalah banyaknya gerak melingkar yang dilakukan oleh
sebuah titik materi dalam selang waktu tertentu. Jika dalam waktu t sebuah
benda melakukan n kali gerak melingkar, maka besar frekuensi ƒ
Abdul Kahfi Assidiq, Kamus Lengkap Fisika, (Jogyakarta : Panji Pustaka, 2008/2009), hlm. 142
17
Ir.Martin Kanginan, M.Sc.”Fisika 1 untuk SMA Kelas X” PT Gelora Aksara Ptarama. hml.92
18
14 Keterangan :
f = frekuensi (Hz)
n = banyaknya gerak melingkar
t = waktu total (s) 3) Sudut Tempuh (=)
Sudut halnya gerak lurus, ketika sebuah benda bergerak melingkar
terdapat besaran yang menyatakan besar perpindahan sudut yang ditempuh
sebuah titik dan dinyatakan dalam o (derajat) atau rad (radian).
1 putaran = 360 o = 2 π rad
1 rad = 360o/2π
1 o )2 *360 = rad
180 π
4) Kelajuan Linear (v)
Sama halnya dengan definisi dari kelajuan pada gerak lurus, bahwa
kelajuan linear didefinisikan sebagai jarak persatuan waktu, dimana dalam
satu kali gerak melingkar jarak yang ditempuh sama dengan keliling
lingkaran dan waktu untuk menempuh satu kali getaran yang disebut
periode, maka kelajuan linear dinyatakan sebagai berikut :
v = ω . r r
T . 2π
Keterangan :
v = kelajuan linear (m/s) r = jari.jari gerak melingkar (m)
T = periode (s) 5) Kecepatan Sudut (ω)
Besar sudut yang ditempuh oleh sebuah titik yang bergerak
melingkar dalam selang waktu tertentu disebut dengan kecepatan sudut.
Secara matematis besar kecepatan sudut dinyatakan dengan persamaan :
ω = T
π 2
15 6) Percepatan Sentipetal (as)
Pada gerak melingkar beraturan terdapat percepatan yang besarnya
selalu tetap dan menuju pusat lingkaran yang disebut dengan percepatan
sentipetal atau percepatan radial.
as = r v
, satuan dari sentripetal dalam SI adalah m/s2.19
b. Persamaan Gerak Melingkar Beraturan (GMB)
Pada gerak melingkar beraturan besaran yang menyatakan besar sudut
yang ditempuh θ kecepatan sudut ω dan waktu tempuh t. Secara matematis
hubungan antara 3 (tiga) besaran tersebut adalah sebagai berikut :
Keterangan:
θ = Sudut tempuh (rad) ω = Kecepatan (rad/s) t = Waktu tempuh (s)
c. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)
Gerak melingkar berubah beraturan adalah gerak melingkar yang tiap
selang waktu mengalami perubahan kelajuan sudut secara tetap atau konstan
(α). Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut: 20
α =
Discovery Learning adalah Model pengajaran dimana guru memberikan kebebasan peserta didik untuk dapat mengerti lebih dalam. Dengan menemukan
sendiri, peserta didik akan sampai pada pengalaman.21 Menurut Suryobroto,
19
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X, hlm. 97
20
Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas XI, hlm. 72
21
16 metode penemuan diartikan sebagai cara mengajar yang mementingkan
pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain.lain percobaan, sebelum
generalisasi umum. Metode penemuan adalah metode dimana dalam proses
belajar peseta didik diperkenankan menemukan sendiri informasinya. Maka
keaktifan peserta didik sangat penting.
Discovery learning dalam sistem belajar mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik diberi peluang
untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik
pendekatan pemecahan masalah.
Faktor.faktor yang mempengaruhi peningkatan keterampilan peserta didik
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern dan ekstern. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik
itu sendiri, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar diri peserta
didik.22
a. Faktor Internal
Faktor internal dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian.
bagiannya atau bebas dari penyakit.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Keadaan cacat tubuh juga
mempengaruhi kegiatan praktikum..23
3) Faktor psikologis
(1) Intelegensi
intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang
22
Drs. Syaiful Bahari Djamarah dan Drs. Aswan Zain, Srategi Belajar Mengajar ,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 19.
23
17 baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep.
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat.24
(2) Minat
Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi
pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu.25
Beberapa ayat yang diwahyukan kepada Rosulullah, yang
mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu dan pentingnya membaca,
pena dan ajaran untuk manusia. Ayat tersebut adalah surat Al.Alaq
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Sejak turunnya wahyu yang pertama kepada Muhammad SAW.
Islam telah menekankan perintah untuk belajar. Ayat pertama juga
menjadi bukti bahwa Al.Quran memandang penting belajar agar
manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada di sekitarnya,
sehingga meningkatkan rasa syukur dan mangakui akan kebesaran
Allah. Sedangkan ayat yang menyebutkan bahwa Allah menempatkan
orang.orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi, adalah
surat Al.Mujadilah ayat 11.
24
Slameto, Belajar dan Faktor"Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. 4, hlm. 56.
25
18
Hai orang"orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang"lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu" Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang"orang yang beriman di antaramu dan orang"orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi terhadap hasil belajar, dapat
dikelompokkan menjadi tiga fator, yaitu :
1) Faktor keluarga
2) Faktor sekolah, dan
3) Faktor masyarakat.26
Upaya meningkatkan keterampilan praktik fisika pada peserta didik
dengan menggunakan Discovery Learning untuk materi gerak melingkar
dilakukan setelah dalam beberapa periode sebelumnya. Dimana guru
menggunakan metode ceramah dan demonstrasi dalam penyampaian dan hanya
memperkenalkan alat dan bahan pada kegiatan praktik minat atau bakat
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik tidak tersalurkan dan hanya menjadi
sebuah angan.angan. Ini dapat dilihat saat siswa tidak memperhatikan penjelasan
guru karena dalam praktik guru hanya menyampaikan secara lisan dengan
menggunakan buku panduan yaitu LKS, sehingga mereka menganggap bahwa
kegiatan praktik membosankan.
Dalam proses atau kegiatan praktikum agar siswa dapat meningkatkan
keterampilannya maka diperlukan sebuah strategi dan kejelian guru dalam
mengelola dan mengembangkan kegiatan praktik fisika. Beberapa faktor yang
26
19 dipandang memiliki pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik adalah
penggunaan metode pengajaran dan strategi yang akan digunakan.
Pada saat praktikum fisika, maka peserta didik dapat mempelajari fisika
melalui pengamatan langsung terhadap gejala.gejala maupun proses.proses sains,
dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan dan
mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai
masalah baru melalui metode ilmiah, dan lain sebagainya. Dengan demikian,
dalam proses pembelajarannya peserta didik akan melaksanakan proses belajar
yang aktif, akan memperoleh pengalaman langsung dan tidak akan pernah
memperoleh ilmu pengetahuan yang statis dan otoriter, melainkan memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah, menghayati
prosedur ilmiah dan sikap ilmiah, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
ilmu itu dinamik.27
Menurut Wartono, setidaknya ada lima hasil yang diperoleh dari kegiatan
praktikum, yaitu :
a. Membangkitkan dan memelihara daya tarik, sikap, kepuasan, keterbukaan dan
rasa ingin tahu terhadap sains.
b. Mengembangkan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah.
c. Meningkatkan berpikir ilmiah dan metode ilmiah.
d. Mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan intelektual.
e. Mengembangkan kemampuan praktikum.28
Langkah.langkah dalam kegiatan praktikim :
Peserta Langkah.langkah umum dalam kegiatan praktikum
a. didik membaca petunjuk yang dibuat guru.
b. Peserta didik mulai melakukan percobaan.
c. Peserta didik membuat laporan.
27
Subiyanto, Strategi Belajar MengajarIlmu Pengetahuan Alam, (Malang : IKIP Malang, 2000 ), hlm.90.
28
20 Langkah.langkah yang harus dikerjakan peserta didik dalam kegiatan
praktikum, peserta didik sendiri atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan
(praktik) sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru. Ada baiknya
kelompok dibuat kecil sehingga peserta didik sungguh.sungguh melakukan
percobaan dan bukan hanya melihat percobaan teman atau hanya membaca buku
panduan saja. Dalam percobaan atau praktik fisika, tindakan yang dilakukan
peserta didik antara lain :
a. Membaca petunjuk percobaan penelitian.
b. Mencari alat yang diperlukan.
c. Merangkai alat.alat sesuai dengan skema percobaan.
d. Mulai mengamati jalannya percobaan.
e. Mencatat data yang diperlukan .
f. Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dari data yang
ada
g. Membuat laporan percobaan dan menyimpulkan
h. Mempresentasikan percobaannya di depan kelas.
1. Model pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan satu komponen
penting di dalam pendekatan konstruktivisme, Siawa didorong untuk belajar
sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka dengan konsep.konsep, atau
prinsip.prinsip.29Pendekatan discovery learning memiliki beberapa
keuntungan antara lain membangkitkan keingintahuan, memotivasi mahasiswa
untuk melanjutkan dengan penelitian sehingga mereka menemukan
jawabannya, belajar memecahkan masalah secara mandiri dan berpikir kritis.
a. Proses Discovery itu meliputi:
1) Mengamati, peserta didik mengamati gejala atau persoalan yang
dihadapi.
29
21 2) Menggolongkan, peserta didik mengklasifikasi apa.apa yang ditemukan
dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas.
3) Memprediksi, peserta didik diajak untuk memperkirakan mengapa gejala
itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.
4) Mengukur, peserta didik melakukan pengukuran terhadap yang diamati
untuk memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan.30
b. Urutan Model Discovery
1) Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan yang harus
dicari pemecahannya oleh peserta didik. Misalnya: Apa yang akan terjadi
bila anda mengendarai sepeda motor dengan cepat di jalan yang
melingkar ?
2) Peserta didik memecahkan persoalan. Peserta didik sendiri ataukah
berkelompok mulai.
3) Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu
ditambahkannya sehingga pengertian peserta didik menjadi lebih
lengkap.
c. Keuntungan Belajar dengan discovery
Ada banyak keuntungan dan penggunaan discovery dalam belajar fisika. Keuntungan.keuntungannya dapat disebutkan antara lain sebagai
berikut :
1) Mengembangkan potensi intelektual
2) Mengembangkan motivasi intrinsik
3) Discovery juga menimbulkan keingintahuan peserta didik dan motivasi siswa untuk terus berusaha menemukan sesuatu sampai
ketemu
4) Melatih keterampilan memecahkan persoalan sendiri dan melatih
peserta didik untuk dapat mengumpulkan dan menganalisis data
sendiri.31
30
22 d. Macam.macam Discovery
Menurut Weimer sebagaimana yang dikutip oleh Paul Suparno
mengidentifikasi adanya 6 tipe Discovery, yaitu :
1) Discovery, proses menemukan sesuatu sendiri. Prosesnya lebih bebas, yang terpenting adalah orang menemukan sesuatu hukum, proses,
atau pengertian sendiri.
2) Discovery Teaching, model mengajar dengan cara menemukan sesuatu. Discovery Teaching lebih digunakan guru untuk mengajar siswa dengan cara penemuan.
3) Inductive Discovery, penemuan sesuatu dengan pendekatan induktif, yaitu dari pengamatan banyak data, lalu disimpulkan. Prosesnya
lengkap seperti metode ilmiah.
4) Semi.inductive Discovery, penemuan dengan pendekatan induktif,
tetapi tidak lengkap. Ketidak lengkapan bias berupa data yang
diambil hanya sedikit, prosesnya yang disederhanakan, dll.
5) Unguided or Pure Discovery atau Discovery murni, siswa diberi
persoalan dan harus memecahkan sendiri dengan sedikit sekali
petunjuk dari guru.
6) Guided Discovery, siswa diberi soal untuk dipecahkan sedangkan
guru menyediakan hint (petunjuk ), dan arahan bagaimana cara
memecahkan persoalan itu.32
" , !
Berdasarkan pada latar belakang dan kerangka berfikir diatas, maka
dirumuskan sebuah hipotesis yaitu ”ada peningkatan keterampilan peserta didik
kelas X.A semester gasal SMA Tuan Sokolangu Pati tahun pelajaran 2011/2012
dalam praktik fisika berbasis Discovery Learning pada materi gerak melingkar.”
31
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstrutivistik & Menyenangkan
(Yogyakarta Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm.75
32
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,
23
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian tindakan kelas
peneliti menggunakan .
Penelitian ini dilakukan di kelas X A SMA Tuan Sokolangu Pati.
Penelitian dilakukan pada tanggal 8 September 2011 sampai tanggal 15
Oktober 2011. Subyek pelaku tindakan adalah peneliti dipandu dengan guru
fisika. Sedangkan subyek penerima tindakan adalah peserta didik kelas X A
dengan jumlah 42 peserta didik yang terdiri dari 26 peserta didik perempuan
dan 16 peserta didik laki laki.
! " "
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas peneliti perlu melakukan
segala langkah penelitian secara bersama sama (kolaborator) dari awal hingga
akhir. Kegiatan perpaduan (kolaborasi) dilakukan agar dapat meringankan dan
membantu guru mencari jalan keluar permasalahan dalam pelaksanaan
tugasnya sehari hari melalui penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian
tindakan kelas ini yang bertindak sebagai kolaborator adalah peneliti sendiri
(Eka Kurniawati).
# $ % &
Dalam penelitian ini menggunakan model pendekatan
, dengan menggunakan rancangan penelitian yang berbasis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Yang mana dalam penelitian ini dapat peningkatan
potensi dan keaktifan serta kekreatifan siswa dalam pelaksanaan praktikum di
Laboratorium. Untuk lebih jelasnya rancangan penelitian dapat dilukiskan
seperti skema berikut ini
Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan model
24 Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas (modifikasi Zainal Aqib)
" ' (
• Pembelajaran monoton berpusat pada guru/ ceramah, kurang melibatkan siswa, kurang memanfaatkan laboratorium.
• Hasil belajar belum optimal
• Kemampuan dalam memecahkan masalah kurang terlatih meningkatkan hasil belajar peserta didik.
& (
Pengamatan dan perekaman seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi 1
(
Menganalisis data hasil tes siklus 1, lembar observasi dan angket respon peserta didik
$ ) (
• Peserta didik perlu beradaptasi dengan guru (peneliti) dan model pembelajaran yang dilaksanakan
• Pemberian motivasi
• Pembimbingan secara merata
" % (
Perumusan model pembelajaran Discovery Learning untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik
(
Pelaksanaan pembelajaran
disertai perbaikan untuk mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi pada siklus I
Belum terselesaikan
& (
Pengamatan seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi III.
(
Menganalisis data hasil tes siklus III, lembar observasi dan angket respon peserta didik
$ ) (
• Peserta didik telah beradaptasi dengan guru (peneliti) dan model pembelajaran yang dilaksanakan
• Indikator keberhasilan penelitian tercapai
*
+
*
& (
Pengamatan seluruh proses belajar mengajar oleh peneliti, kemudian dievaluasi untuk dijadikan landasan refleksi II.
(
Menganalisis data hasil tes siklus II lembar observasi dan angket respon peserta didik peserta didik
$ ) (
• Peserta didik mulai beradaptasi dengan guru (peneliti) dan model pembelajaran yang dilaksanakan
• Peningkatan dalam pemberian motivasi
" % (
Perumusan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
(
Pelaksanaan model pembelajaran Discovery Learning disertai perbaikan untuk mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi pada siklus II
Belum terselesaikan
*
+
25 Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (PTK) atau sering disebut
Classroom Research. Penelitian tindakan kelas merupakan pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.1 Langkah langkah yang dilakukan
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
" *
Pada pelaksanaan pra siklus ini penelitian belum memberikan metode yang
akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pembelajaran yang digunakan
masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih menggunakan metode
konvensional yaitu metode ceramah dan metode demonstrasi. Hal ini dilakukan
sebagai dasar untuk membandingkan model pendekatan pada
siklus 1 dan siklus 2.
Hasil analisis data siklus I digunakan sebagai refleksi untuk perbaikan
pada siklus II. Dan hasil analisis data siklus II di gunakan sebagai refleksi untuk
perbaikan pada siklus III.2
*
a. Perencanaan ( )
Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:
1) Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui
wawancara dengan guru IPA (Fisika).
2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran (membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran) dan mempersiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
3) Menyusun angket untuk mengetahui respon siswa dan tingkat kemampuan
keterampilan peserta didik dengan menggunakan model pendekatan
dalam praktik fisika.
4) Menyusun alat evaluasi.
1
Suharsimi Arikunto, dkk, , (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 2.
2
Zaenal Aqib, , (Bandung: Yrama Widya, 2006),
26
b. Pelaksanaan Tindakan ( )
Tindakan yang dilakukan pada kegiatan praktik adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan atau memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan
kepada peserta didik.
2) Guru merencanakan langkah langkah percobaan.
3) Guru mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
4) Guru memberikan masukan kepada peserta didik.
5) Guru membantu jalannya praktikum.
6) Guru membantu peserta didik dalam menarik kesimpulan dari percobaan
yang dilakukan.
7) Bila siswa membuat laporan , maka peserta guru harus memeriksanya.
8) Guru mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar
kerja sehingga memudahkan peserta didik untuk bekerja atau melakukan
praktik.
9) Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok peserta didik.
10) Bila ada salah satu anggota yang kurang paham atau mengalami kesulitan ,
maka anggota yang lain merupakan tanggung jawab bagi kelompok
tersebut untuk menjelaskan kepada anggota yang belum faham tersebut.
11) Membuat dan menyimpulkan hasil praktikum.
c. Pengamatan ( )
Yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui
penerapan dengan indera.3 Data yang dihasilkan dari data observasi meliputi:
1) Peneliti mengamati aktivitas kelompok peserta didik dan keberhasilan
peserta didik dalam kegiatan praktikum.
2) Peneliti mengamati jalannya proses praktikum.
3) Mengamati peserta didik dalam merangkai alat.
4) Mengamati atau mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya, dan
dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
3
27
d. Refleksi ( )
Semua data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan dan proses
observasi dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi oleh peneliti dan guru
untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan. Hasil
refleksi ini dijadikan acuan untuk memperbaiki kinerja dan melakukan revisi
terhadap perencanaan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
*
Pada prinsipnya semua kegiatan siklus II sama dengan kegiatan pada
siklus I. siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama didasarkan atas hasil
refleksi pada siklus I.
a. Tahapannya tetap perencanaan , tindakan, pengamatan dan refleksi.
b. Materi pelajaran berbeda yaitu siklus I dengan materi gerak melingkar
beraturan, dan siklus II dengan materi gerak melingkar berubah beraturan.
c. Diharapkan kemampuan keterampilan peserta didik dalam kegiatan praktik
fisika lebih meningkat.
d. Akhir kegiatan atau siklus, guru memberikan tes praktik terakhir.
1. Indikator Keberhasilan
Adanya peningkatan kemampuan keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik dalam praktik fisika yang ditandai dengan :
a. Semua peserta didik ikut terlibat dalam kegiatan praktikum.
b. Banyaknya peserta didik yang berani bertanya dan menunjukkan kemampuan
keterampilan mereka dengan berani menunjukkan hasil penemuan mereka di
depan kelas.
c. Persentase aktivitas belajar peserta didik lebih dari 75%.
d. Kedua meningkatnya kemampuan keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didik dalam kegiatan praktikum fisika khususnya pada materi Gerak
Melingkar.
e. Terjadi peningkatan dalam keterampilan dan kerja sama antara siswa dengan
guru maupun siswa dengan siswa.
28 g. Dengan menggunakan strategi peningkatan kemampuan keterampilan peserta
didik dalam praktik fisika dari keseluruhan peserta didik X A mengalami
pengembangan dan peningkatan.
,
Metode analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan metode
analisis deskriptif kualitatif, dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan
aktivitas dan kemampuan peserta didik dalam keterampilan praktik fisika serta
hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dari setiap siklus dalam kegiatan
praktikum. Tahapan tahapan analisis data sebagai berikut ;
a. Analisis lembar observasi untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar
peserta didik. Dengan menggunakan analisis persentase sebagai berikut:4
Dalam penelitian ini digunakan empat kategori yaitu : Aktif, sangat aktif,
kurang aktif, dan tidak aktif. Peserta didik yang memiliki skor:
4 : Untuk kategori sangat aktif
3 : Untuk kategori aktif
2 : Untuk kategori kurang aktif
1 : Untuk kategori tidak aktif
b. Data tentang hasil belajar (kognitif) peserta didik dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
c. Ketuntasan tes hasil belajar
Analisis ketuntasan tes hasil belajar peserta didik bertujuan untuk
mengetahui tingkat ketuntasan belajar peserta didik yang diperoleh tiap
siklus. Peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 60 dinyatakan
mengalami kesulitan belajar peserta didik yang memperoleh nilai lebih
dari atau sama dengan 60 dinyatakan telah tuntas belajar.
4
29 Untuk mengetahui ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus:
Ketuntasan klasikal dinyatakan berhasil jika persentase peserta didik yang
tuntas belajar atau peserta didik yang mendapat nilai >60 jumlahnya lebih
besar atau sama dengan 85% dari jumlah seluruh peserta didik dalam kelas.
- &
Dasar tercapainya suatu penelitian ini, maka diperlukan data yang
mempunyai validitas yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa metode yaitu:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal hal atau
variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.5
b. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode atau cara cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.6 Metode ini
digunakan dalam rangka mengamati proses belajar mengajar, termasuk sistem
dan metode pembelajaran yang digunakan dan pengelolaan kelas.
c. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.7 Tes pada
umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa,
5
Suharsimi Arikunto, ! (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006), hlm. 231.
6
M. Ngalim Purwanto, "# " , (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1997), hlm. 149.
7
30 terutama hasil belajar psikomotorik yang berkenaan dengan penguasaan bahan
praktikum sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam penelitian ini digunakan tes objektif yaitu sebuah tes yang
dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif.8 Tes yang digunakan
adalah jenis tes pilihan ganda dengan pilihan 4 alternatif jawaban.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat tes
dari mata pelajaran yang disajikan, yaitu materi gerak melingkar. Perangkat
tes ini digunakan untuk mengungkapkan hasil belajar yang dicapai peserta
didik pada pembelajaran.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tes keterampilan.
Tentunya dalam penelitian ini tes akan menunjukkan kemampuan
keterampilan dan hasil olah fikir mereka dalam praktik fisika.
. "
Sebelum alat tes digunakan dalam penelitian terlebih dahulu diadakan uji
coba untuk mengetahui kualitas item soal yang digunakan. Untuk mendapatkan
perangkat tes yang berkualitas, syarat yang harus dipenuhi adalah validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan derajat kesukaran.
/
Suatu alat tes disebut valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa
yang hendak dan sekaligus diukur. “Validitas adalah suatu ukuran untuk
menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.9
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitastinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Rumus yang
digunakan untuk menentukan validitas skor (item) adalah dengan rumus
koefisien korelasi point biserial.
8
Suharsimi Arikunto, # !(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 164
9
31
" = Koefisien korelasi point biserial
" = Mean skor dari subyek yang menjawab betul item yang dicari
korelasinya
= Mean skor total (skor rata rata seluruh pengikut tes)
$ = Deviasi standar dari skor total
= Proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut
% = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)
Kriteria item
"
>
" : valid" ≤ " : invalid
Dari hasil perhitungan validitas item itu kemudian dikonsultasikan
dengan harga r tabel, jika r hasil lebih besar dari pada r tabel, maka korelasi
tersebut signifikan, berarti soal tersebut valid. Apabila r hasil lebih kecil dari r
tabel maka korelasi tersebut tidak signifikan, berarti item tersebut tidak
valid.10
! $ !
Item soal dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan alat
tersebut adalah sama atau tetap jika pengukuran tersebut dilakukan pada
subyek yang sama pada waktu yang berbeda atau pada subyek yang berbeda
dengan waktu yang sama Untuk menguji reliabilitas tes menggunakan teknik
pendekatan konsistensi internal. Rumus KR 20 yaitu
&& = reliabilitas tes secara keseluruhan
10
Suharsimi Arikunto, $ , (Jakarta: Rineka
32
" = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
% = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)
Σ"% = jumlah hasil perkalian antara p dan q
= banyaknya item
Vt = deviasi standar dari tes
Setelah diperoleh harga && kemudian dikonsultasikan dengan tabel
harga r produk momen. Apabila && > table dikatakan instrumen tersebut
reliabel.
% 0 !
Daya pembeda suatu tes adalah bagaimana kemampuan item soal itu
untuk membedakan siswa siswa yang termasuk kelompok atas (upper group)
dengan siswa siswa yang termasuk kelompok bawah (lower group). Untuk
menentukan daya pembeda tiap item soal digunakan rumus,11
'
= daya pembeda suatu pokok uji
' = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
'
' = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
( = banyaknya peserta kelompok atas
(' = banyaknya peserta kelompok bawah
dengan kriteria :
0,00 ≤ D ≤ 0,20 = item soal dengan daya pembeda jelek
0,20 ≤ D≤ 0,40 = item soal dengan daya pembeda sedang
0,40 ≤ D ≤ 0,70 = item soal dengan daya pembeda baik
0,70 < D = item soal dengan daya pembeda baik sekali
D: negatif, item soal dengan daya pembeda tidak baik. Semua soal dengan
D negatif dibuang. Soal yang digunakan adalah item soal dengan D positif.
11
33
& "
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut
indeks kesulitan (difficulty indeks). Untuk menentukan tingkat kesulitan tiap
item digunakan rumus12:
$
'
" =
dengan ketentuan:
" = indeks kesulitan
' = banyaknya siswa yang menjawab benar
($ = jumlah seluruh siswa peserta tes
Penggolongan tingkat kesukaran suatu item soal tes adalah sebagai
berikut :
Soal dengan p ; 0,00 ≤ p < 0,30 = item soal termasuk sukar
Soal dengan p ; 0,30 ≤ p < 0,70 = item soal termasuk sedang
Soal dengan p ; 0,70 ≤ p < 1,00 = item soal termasuk mudah
1
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan cara
membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil belajar
peserta didik pada tiap siklus. Dalam menganalisis data digunakan beberapa
rumus sebagai berikut :
2 3
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar nilai
kognitif. Hasil evaluasi peserta didik diperoleh dari nilai tes akhir setiap
siklus. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif
dengan menghitung ketuntasan individu dan persentase ketuntasan klasikal.
1) Ketuntasan individu
Ketuntasan belajar individu untuk mengetahui hasil belajar setiap
peserta didik. Dengan indikator keberhasilan peserta didik dikatakan tuntas
12
34 belajar jika peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung analisis
deskriptif ketuntasan individu peserta didik, yaitu :13
100
2) Ketuntasan klasikal
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar
nilai kognitif. Dengan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan berhasil jika
persentase peserta didik memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 65, dan sekurang kurangnya 85% dari jumlah
seluruh peserta didik di kelas.14
Dari data yang diperoleh pada tiap siklus dianalisis secara
deskriptif kualitatif dengan menghitung persentase ketuntasan belajar
secara klasikal. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:15
%
Data hasil observasi proses pembelajaran adalah dengan menghitung
jumlah skor pengamatan dari penilaian lembar observasi afektif dan
psikomotorik peserta didik. Dalam penilaian hasil belajar afektif dan
psikomotorik digunakan skala dengan rentang dari 4 sampai dengan 1. Dengan
demikian jika dari penelitian ada 5 aspek yang harus diamati maka skor
maksimum adalah 20 dan skor minimum adalah 4. Data hasil observasi
penilaian afektif dan psikomotorik dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut : 16
13
Purwanto, + ' !(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 207.
14
E. Mulyasa, ' " ! , " ,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 99.
15
Zaenal Aqib dkk, !(Bandung : CV. Yrama Widya, 2009), hlm. 41.
16
35
dengan kriteria penilaian keberhasilan sebagai berikut :17
1. Nilai 10 29 : sangat kurang
Indikator yang digunakan untuk mengukur aktivitas peserta didik :
1) Aspek afektif
a) Sikap menerima dengan baik segala aktivitas kelas dengan
memperhatikan penjelasan, bertanya atau menjawab
Skor 4 : Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab
benar
Skor 3 : Peserta didik memperhatikan, ditanya menjawab tapi
salah
Skor 2 : Peserta didik memperhatikan, diam, ditanya tidak
menjawab
Skor 1 : Peserta didik tidak memperhatikan
b) Berpendapat/ sikap dalam diskusi
Skor 4 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif dari
awal sampai akhir
Skor 3 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan aktif setelah
mendapat peringatan dari guru
Skor 2 : Peserta didik mengikuti diskusi dengan pasif dari
awal sampai akhir
Skor 1 : Peserta didik tidak mengikuti diskusi
17
36 c) Sikap memecahkan masalah
Skor 4 : Peserta didik memperhatikan masalah, punya
pemecahan
Skor 3 : Peserta didik memperhatikan masalah, mengikuti
pendapat orang lain
Skor 2 : Peserta didik memperhatikan masalah
Skor 1 : Peserta didik tidak memperhatikan masalah
d) Mengungkapkan ide untuk memecahkan masalah
Skor 4 : Peserta didik mengungkapkan ide 4 kali atau lebih
Skor 3 : Peserta didik mengungkapkan ide 2 kali atau lebih
Skor 2 : Peserta didik mengungkapkan ide 1 kali
Skor 1 : Peserta didik sama sekali tidak mengungkapkan ide
e) Bekerjasama dalam kelompok
Skor 4 : Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan
aktif dari awal sampai akhir
Skor 3 : Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan
aktif setelah mendapat peringatan dari guru.
Skor 2 : Peserta didik bekerja sama dalam diskusi dengan
pasif dari awal sampai akhir
Skor 1 : Peserta didik tidak bekerja sama dalam diskusi
2) Aspek psikomotorik
a) Mempersiapkan alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai
dalam LKS dan tanpa memerlukan bantuan guru
Skor 3 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai
dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru
(sekali)
Skor 2 : Dapat menyiapkan alat dan bahan percobaan sesuai
dalam LKS dengan memerlukan bantuan guru (lebih
dari sekali)
37 b) Merangkai alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS
tanpa memerlukan bantuan guru
Skor 3 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS
dengan memerlukan bantuan guru (sekali)
Skor 2 : Dapat merangkai alat percobaan sesuai dalam LKS
dengan memerlukan bantuan guru (lebih dari sekali)
Skor 1 : Tidak dapat merangkai alat percobaan.
c) Melakukan pengamatan dan analisis data
Skor 4 : Dapat melakukan pengamatan dan analisis secara
aktif
Skor 3 : Dapat melakukan pengamatan secara aktif tetapi
tidak dapat menganalisis
Skor 2 : Tidak dapat melakukan pengamatan tetapi dapat
menganalisis
Skor 1 : Tidak aktif dan tidak dapat menganalisis hasil
percobaan
d) Merapikan kembali alat dan bahan percobaan
Skor 4 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan
dengan tersusun rapi
Skor 3 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan
tetapi masih ada 1 alat yang tidak tersusun rapi
Skor 2 : Dapat mengembalikan dan merapikan alat dan bahan
tetapi masih ada 2 alat yang tidak tersusun rapi
Skor 1 : Tidak dapat mengembalikan dan merapikan alat dan
bahan dengan rapi
e) Mempresentasikan hasil percobaan
Skor 4 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator serta dapat menjawab pertanyaan
kelompok lain dengan benar hanya 2 kali
38 indikator serta dapat menjawab pertanyaan
kelompok lain dengan benar hanya 1 kali
Skor 2 : Dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan
kelompok lain
Skor 1 : Tidak dapat mempresentasikan kesimpulan sesuai
indikator
5 " ! "'
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi
peningkatan hasil belajar fisika dan aktivitas peserta didik kelas X A SMA Tuan
Sokolangu Pati. dapat dikatakan
meningkatkan keterampilan praktik dan aktivitas belajar peserta didik apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Peningkatan hasil keterampilan peserta didik yang dilihat dari hasil praktikum
dan persentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai siswa. Keberhasilan
peserta didik untuk aspek kognitif dapat dilihat dari praktikum, jika hasil
praktikum peserta didik mencapai nilai minimal 62,27 secara individu dan
minimal 61,36% secara klasikal.
b. Terjadi peningkatan keaktifan dan kekreatifan peserta didik serta aktivitas
! " !
# $%& !'& !" " (
#
" " ) " #
" " "
% # "
"
* ! &
%
" " + *
,
# !
-" . # " ( &(
/ ( # 0
/ ( # 0
1 % ( 2 0
,5
" ) ( #
%
2 0 2 24
" %
!
" #
6
' 1 "
7
7
7
' #
' " ) 6
# (
"
, / ( ! 6
# $$ % &
'
8 ! 5 9 ,5: % ' #
"
% '
"
, #
. < 8 ! 5
= 50 55%5 55
' % ' # "
% '
"
# ( "
# # (
!
# "
"
" "
!
# ( & =
! # "
# " #
"
5 " "
" " " , " "
" 3 ! " "
# ' %
> " 7 !
% " " "
,
! " " " #
#
! " "
! #
" " #
# #
% !
#
- #
! " "
#
" " #
!
(
) !
# # ( "
. < ! 5
= 50 55 % 5 55
' ;) !
+ ( # # (
! ? #
@A ! # ( ? ! BA ! # ( ? !
# % @A ?
, +
" " )
" " 3 "
) " $%&
, ( ,5
# " ) ! (
# #
) #
# (
! $ &
. "
7
"
7
# " "
(
7
7 (
. )
7 +
7 + " " .
" ( # 1
,,
. # " ! (
" ( )
( # 6
"
,
. # ! 6
-" . # " ( &( ! 6
/ ( # 0
/ ( # 0
1 % ( 2 0 23 ,3
, 2 24 0 0 4
- %
+ , %
#
+ , # 6
60 61 62 63 64 65 66
P ra S iklus S iklus I
54,00% 56,00% 58,00% 60,00% 62,00% 64,00% 66,00% 68,00% 70,00% 72,00% 74,00%
,3
(
!
%
7 + " # "
"
<"
7 + % " "
7 '
,7 '
37 ' " "
27 . # "
"
66 %
6
7 + # # " #
66
7 +
7 + " ) #
,7 + " )
#
37 +
27 .
,2
)
!
"
# 66
7 ' 1 "
7 '
7 ' "
7 ' "
7 ' #
7 ' " ) 66 # (
"
. 6 # ( #
# 66 . %
6 66
, ,
! 66
# $$ % &
'
! 0
! 5
9 ,5: ' "
" "
" % "
' '
' "
' "
! 5
,0 #
. < ! 0 ! 5
= 50 ,5% 5 55 =6
' % # " % "
% ! (
% ! ( "
%
# ( "
# # ( +
" # , !
# "
) + " "
# ( %
!
5 " " 0 " " " ,
" " " , !
" " # ' %
> " 7 , #
# # # #
, ! # % " "
" # # ! "
# #
! " " " # #
#