• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi pemberdayaan Pengadilan Tinggi Agama sebagai Kawal Depan MARI disampaikan oleh KPTA Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Materi pemberdayaan Pengadilan Tinggi Agama sebagai Kawal Depan MARI disampaikan oleh KPTA Kendari"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEBAGAI KAWAL DEPAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Pemberdayaan Pengadilan Tinggi Agama sebagai kawal depan Mahkamah Agung Republik Indonesia pada hakekatnya adalah pemeberdayaan Potensi Personal dan aparatur Pengadilan Tinggi Agama sebagai pelaku/pelaksana bukan lembaganya, Olehnya itu seluruh potensi yang dimiliki diharapkan Pimpinan, Hakim Tinggi, Pejabat Kepaniteraan , Pejabat Kesekretariatan, Pejabat Struktural /Fungsional dan seluruh staf harus memahami dan mengetahui apa yang harus dikerjakan dan yang paling utama bagaimana Hakim Tinggi dapat diberdayakan sebagai kawal depan MARI untuk menjembatani, mengontrol dari pelaksanaan kerja Pengadilan Tingkat Pertama, dan di samping itu menjadi pelaksana pembaharu Reformasi Birokrasi Peradilan (agen of Cange). Olehnya itu di dalam forum ini kami ingin memberikan pemahaman kembali dan mengingatkan “pelaksanaan program-program prioritas reformasi birokrasi di lingkungan Pengadilan Agama” sebagai akibat dari pada birokrasi reformasi secara nasional di mana Hakim Tinggi diharapkan menjadi ujung tombak dan menjadikannya sebagai kultur kinerja di dalam langkah ke depan untuk mewujudkan Visi dan Misi Mahkamah Agung “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung”.

Program-program prioritas tersebut : 1. Program Penyelesaian Perkara.

(2)

aplikasi SIADPA Plus bagi pimpinan pengadilan, Hakim, tenaga kepaniteraan maupun para administrator SIADPA Plus.

Hambatan yang paling harus diperhatikan dalam upaya peningkatan penyelesaian jumlah perkara di Pengadilan adalah penataan kembali penempatan dan penyebaran aparat non Hakim di satker-satker yang lebih professional dan untuk memanfaatkan Tegnologi Informasi sekaligus dituntut bagi semua Hakim Tinggi, dan Kepaniteraan untuk menguasai penggunaan Teknologi Informasi..

2. Program Manajemen Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data di Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama bahwa jumlah pegawai Peradilan Agama sebanyak 11.856 orang yang terdiri tenaga teknis 8.029 dan tenaga non teknis sebanyak 3.827 orang. Tenaga Teknis terdiri dari Hakim, 3.645, kepaniteraan 3.257 orang dan kejurusitaan 1.127 orang.

(3)

3. Program Pengelolaan Webside

Perkembangan webside yang pada mulanya hanya sebagai media informatif dengan alamat www.badilag.net. Kemudian menjadi media interaktif dan komunikatif. Sebagai contoh pemuatan jadwal sidang, pengaduan, publikasi putusan transparansi anggaran dan lain-lain yang semuanya bermuara kepada keterbukaan informasi peradilan sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang Keterbukaan Infomasi Publik dan SK.KMA Nomor 1-144 Tahun 2011.

Melalui sosialisasi dan orientasi tentang sistem informasi selama ini (2088-2010) Ditjen Badilag telah menggalakkan Webside dan untuk Msy. Aceh/PTA dan Msy.Aceh/PA se Indonesia yang telah mencapai 100 % yang memiliki webside pada tahun 2010. Dirjen Badilag juga telah memberikan penghargaan / AWARD kepada 5 Msy/PTA terbaik tingkat Nasional yaitu PTA Jogyakarta, PTA Surabaya, PTA Ambon, PTA Banjarmasin dan PTA Kendari dan kepada Msy/PA yaitu: PA Bantul, PA Jogyakarta, PA Sleman, PA Cianjur dan PA Wates. Kemudian Msy/PA yang terbaik ditingkat wilayah Msy Aceh/PTA dalam pengelolaan websidenya juga diberikan Webside AWARD sebanyak 29 PA termasuk di dalamnya PA Unaaha.

Kebutuhan publik akan informasi Peradilan Agama menuntut peningkatan kuantitas dan kualitas informasi yang disajikan, olehnya itu Ditjen Badilag telah menyikapi dengan langkah-langkah yang positif.

4. Program Pelayanan Publik dan Meja Informasi di Pengadilan

(4)

informasi di Pengadilan. Kemudian SK Penyempurnaan terakhir dari Ketua Mahkamah Agung RI Nomor 1.-144/KMA/SK/I/2011 tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan. Ditjen Badan Peradilan Agama sebagai institusi di bawah Mahkamah Agung RI melakukan pembinaan terhadap Peradilan Agama, memiliki komitmen penuh untuk mengimplementasikan pelayanan publik dan transparansi peradilan dengan melakukan sosialisasi, bimbingan dan monitoring dan terakhir surat Dirjen Badilag nomor: 0017/03.A/SK/VII/2011 tentang Pedoman Pelayanan Meja Informasi di lingkungan Peradilan Agama dengan tujuan untuk memberi pelayanan yang terbaik terhadap para pencari keadilan, yang secara tidak langsung membatasi hubungan antara aparat dan pencari keadilan dan penghindaran terhadap hubungan yang tidak proporsional dan meminimalisir tindakan penyelewengan aparat Peradilan Agama. Dalam hal ini telah disosialisasikan keseluruh Peradilan Agama dan memonitor secara langsung bahkan Ditjen Badilag berencana mengadakan penilaian dan memberikan pengharagaan terhadap lembaga Peradilan Agama yang memberikan pelayanan terbaik kepada publik melalui program “Publik Sivice award”.

5. Program Implementasi SIADPA

Untuk pemanfaatan Tegnologi Infomarasi pada proses administrasi Peradilan di Pengadilan Agama, Ditjen Badilag telah membuat suatu aplikasi yang diberi nama aplikasi SIADPA (System Administrasi Perkara Pengadilan Agama) dan SIADPTA (Sistem Administrasi Pengadilan Tinggi Agama).

(5)

Revisi tahun 2010 yang menegaskan bahwa aplikasi SIADPA menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan tugas Administrasi Peradilan Agama.

Aplikasi SIADPA sebagai suatu system manajemen perkara telah dirasakan manfaatnya di bidang administrasi peradilan. Pengolahan dokumen perkara dilakukan dengan lebih cepat, efektif dan efesien sehingga pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan bisa lebih ditingkatkan dan pengembangan aplikasi SIADPA diarahkan untuk terciptanya tata kerja di bidang keperkaraan yang lebih modern dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masykarakat.

6. Program “Justice for All”

Yaitu perkara Prodeo, sidang keliling dan Pos Bantuan Hukum (POSBAKUM). Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman pada pasal 56 dan pasal 60 b. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama menyebutkan bahwa setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum dan Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu. Pasal 57 UU Nomor 48 Tahun 2008 dan pasal 60 c UU Nomor 50 tahun 2009 mengatur bahwa disetiap pengadilan di bentuk POSBAKUM untuk pencari keadilan yang tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum dan selanjutnya disebutkan bahwa bantuan hukum tersebut diberikan secara cuma-cuma pada semua tingkat peradilan sampai putusan tersebut Memperoleh Kekuatan Hukum Tetap.

(6)

perkembangannya mengalami perubahan untuk memenuhi kebutuhan data yang lebih banyak, hanya saja dalam aplikasi yang baru ini terdapat hambatan pada akses in-put dan out-putnya. Antara out-put data aplikasi dan out-put data manual berbeda, hal ini disebabkan oleh in-put data yang dilakukan oleh masing-masing satker kemungkin tidak sesuai kenyataannya, oleh karena itu harus melakukan kross cek data aplikasi dengan manual ke Pengadilan Tingkat Banding dan memakan waktu yang lama. 7. Pengawasan

Tugas pengawasan adalah menjadi tugas pokok Badan Pengawasan MARI, pengawasan meliputi tugas-tugas pemeriksaan teknis peradilan, pemeriksaan administrasi peradilan dan pemeriksaan administrasi umum. Dalam melakukan pengawasan internal di lingkungan peradilan mencakup dua jenis, yaitu: pengawasan melekat dan rutin regular.

Pengawasan melekat meliputi kegiatan yang bersifat pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara prefentif dan refresif sedangkan pengawasan rutin dilakukan oleh Badan Pengawas Mahkamah Agung RI. Ketua tingkat pertama dan Ketua Pengadilan Banding sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan MARI Nomor KMA/096/SK/K/2006 tentang tanggung jawab Ketua Pengadilan Tingkat Banding dan Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dalam melaksanakan tugas pengawasan .

Dirjen Badilag, khusus Direktorat Pembinaan Tenaga Teknis Peradilan Agama sebagai Pembina Tenaga Teknis, ikut serta menerima pengaduan-pengaduan masyarakat, penanganan pengaduan adalah rangkaian proses penanganan atas pengaduan yang ditujukan terhadap instansi atas pelayanan publik, atau tingkah laku aparat peradilan. Dan yang menjadi kendala adalah kurangnya perhatian para pimpinan pengadilan untuk mendata pengaduan dan menindaklanjuti dan mempublikasikannya pada webside sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

(7)

Apa yang telah diuraikan terdahulu adalah keharusan bagi Hakim Tinggi untuk menguasai dan memahaminya sebagai alat panduan dalam melakukan tugas tugas baik sebagai Hakim Tinggi yang melaksanakan tugas pokok sebagai Hakim Peradilan Tingkat Banding dan sebagai Hakim Tinggi yang melaksanakan, pembinaan dan Pengawasan Daerah (HATIBINWASDA) dan Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawas Bidang (HATIBINWASBID).

Hakim Tinggi yang mempunyai tugas utama menangani perkara Banding harus diikutsertakan dalam pembinaan Pengadilan Agama di Wilayah Pengadilan Tinggi Agama, olehnya itu para Hakim Tinggi harus menjadi (Think-Thank) pemikir-pemikir, di samping itu pula para Hakim Tinggi harus menjadi Pembina yang langsung memberikan bimbingan, arahan dan pengawasan berkaitan dengan jalannya pengadilan dan kualitas SDM di Pengadilan Agama.

Diharapkan kedepan para Hakim Tinggi sudah lebih menguasai hukum acara/ hukum materil, system penggunaan IT dan memudahkan untuk menangani permasalahan lebih cepat dan tepat. Di beberapa Pengadilan Tinggi Agama termasuk PTA Kendari jumlah Hakim Tinggi lebih banyak dari perkara banding yang masuk, untuk tahun 2011 perkara banding hanya 30 perkara dan jumlah Hakim Tinggi 15 orang ditambah 2 orang pimpinan (Ketua dan Wakil Ketua). Olehnya itu suatu kebijakan yang ditempuh oleh PTA Kendari, mengisi waktu yang banyak itu dengan menciptakan lapangan tugas dengan pembinaan-pembinaan yang terdiri dari: Diskusi Hukum Acara, Pelatihan Penggunaan IT, Diskusi Hukum Materil tentang isu-isu terkini yang timbul di masyarakat dalam masalah hukum dan mencari bentuk pola pengawasan yang lebih akurat dalam melaksanakan tugasnya.

(8)

memilih menjadi ketua Pengadilan Agama dari pada menjadi Hakim Tinggi, bahkan ketua PA ada yang menolak untuk dihakim Tinggikan karena merasa kehilangan, jabatan (structural), kehilangan kekuasaan, Kehilangan Fasilitas bahkan mungkin merasa kehilangan pendapatan. Di samping itu mungkin pula merasa kehilangan prestise alias gensi, sekali lagi itu dulu dan sekarang sistem kepegawaian, penggajian dan pembinaan karir kini sudah jelas. Hakim Tinggi lebih Tinggi dari Ketua Pengadilan Agama dari segi jabatan dan hal tersebut sudah ada aturan main untuk itu dan telah diberlakukan secara ketat dalam rangka meningkatkan peran pengadilan Tinggi.

(9)

Agama Kendari sebagai masukan dalam RAKERDA ini, lebih dan kurangnya diucapkan Terima Kasih.

Wassalam

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi pada struktur sel epidermis, stomata, densitas dan kerapatan stomata pada 12 kultivar Brokoli (Brassica oleracea L.)

Maka dari itu, Penulis akan membuat Media Internal yang sesuai dengan kaidah-kaidah pembuatan media internal, yang berisi informasi maupun berita-berita yang sebaiknya

Bertolak dari uraian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa baik atau buruknya kepribadian siswa dapat diprediksi melalui faktor komunikasi dalam keluarga

Konsep kreatif dalam buku ini adalah memberikan konten edukatif yaitu memberikan pertanyaan–pertanyaan seputar cerita rakyat tersebut, memberikan halaman mewarnai,

Demikian pula dengan penelitian Mahmudah (2011), menyatakan kelainan kongenital mempunyai risiko 2,205 kali lebih besar untuk terjadinya kematian perinatal

ERAT dari ASEAN bertujuan untuk membantu organisasi-organisasi penanggulangan bencana nasional dalam tahap paling awal dalam satu keadaan darurat dalam berbagai bidang termasuk (a)

Pada setiap layanan tersebut, dirumuskan fungsional, kualitas, sumber daya, dan kemampuan layanan TI pada proses bisnis akademik, yang berbentuk dokumen katalog

POMPA AIR RUMAH TANGGA TYPE CENTRIFUGAL DAN