• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skala Psikologi sebagai Alat Ukur - Lanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Skala Psikologi sebagai Alat Ukur - Lanjutan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Faktor-faktor yang Melemahkan Validitas

Validitas : ketepatan dan kecermatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukurnya.

Artinya validitas menunjuk pada sejauh mana skala itu mampu

(3)

Beberapa faktor yang dapat

mengancam validitas skala

psikologi.

Konsep Teoretik Tidak Cukup Difahami

Untuk mengukur “sesuatu” maka sesuatu

itu harus dikenali terlebih dahulu dengan baik.

Bila konsep mengenai atribut yang hendak

diukur tidak dikenali dengan baik maka perancang skala mungkin hanya memiliki gambaran yang tidak komprehensif atau bahkan keliru mengenai atribut yang

(4)

Aspek keperilakuan Tidak Operasional.

Kejelasan konsep mengenai atribut yang

hendak diukur beserta konstraknya

memudahkan dalam perumusan indikator-indikator keperilakuan yang juga jelas dan mudah difahami oleh penulis aitem.

Indikator keperilakuan diciptakan berdasar

bantuan konseptual mengenai atribut

(5)

Penulisan Aitem Tidak Mengikuti kaidah

Aitem yang sukar dimengerti maksudnya oleh fhak

responden karena terlalu panjang atau karena

kalimatnya tidak benar secara tata bahasa, aitem yang mendorong responden untuk memilih jawaban tertentu saja, aitem yang memancing reaksi negatif dari fhak responden, aitem yang mengandung

muatan social desirablility tinggi dan aitem yang memiliki cacat semacamnya hampir dapat

dipastikan adalah hasil dari proses penulisan aitem yang mengabaikan kaidah-kaidah penulisan yang standard.

Aitem-aitem seperti itu tidak akan berfungsi

(6)

Administrasi Skala Tidak berhati-hati

Skala yang isinya telah dirancang dengan baik dan aitem-aitemnya

sudah ditulis dengan prosedur yang benar namun disajikan atau

diadministrasikan kepada responden dengan cara sembarangan dapat

(7)

Kehatian-hatian administrasi

Penampilan skala (validitas tampang)

Dari segi penampilan, skala harus dikemas dalam

bentuk yang berwibawa sehingga mampu menimbulkan respek dan apreasiasi dari fhak respondennya.

Sekalipun harus tetap tampil sederhana, namun skala

psikologi perlu dikemas indah, dicetak jelas dengan

pilihan huruf yang tepat dengan tata-letak (layout) yang menarik serta menggunakan desain lembar jawab yang dapat memudahkan subjek dalam memberikan jawaban.

Penampilan skala yang sederhana tapi anggun dapat

lebih memotivasi subjek untuk memberikan jawaban dengan serius sehingga diharapkan akan dapat

(8)

Situasi Ruang

Situasi ruang menunjuk pada kondisi di dalam

tempat pelaksanaan penyajian atau administrasi skala.

Ruang perlu dipersiapkan dengan baik, ruang

harus cukup nyaman, cukup pencahayaan dan tidak bising.

Sedapat mungkin masing-masing subjek duduk

menghadap satu meja yang leluasa untuk membaca dan memahami isi skala dan

meresponnya. Tidak boleh ada gangguan atau kehadiran orang ketiga yang dapat

(9)

Kondisi subjek.

Skala psikologi hanya boleh disajikan pada subjek yang kondisinya baik

secara fsik maupun psikologis memenuhi syarat. Jangan

mengharapkan jawaban yang valid apabila responden harus membaca dan menjawab skala dalam keadaan sakit, lelah, tergesa-gesa, tidak

(10)
(11)

Pemberian Skor Tidak cermat

Sekalipun disediakan kunci skor, namun

kadang-kadang masih dapat terjadi kesalahan dari fhak pemeriksa

dikarenakan salah dalam penghitungan skor atau keliru cara penggunaan kunci jawaban.

Pada skala yang menggunakan konversi

(12)

Keliru Interpretasi

Penafsiran terhadap hasil ukur merupakan bagian penting dari proses diagnosis psikologi.

Bagaimana pun bagusnya kualitas psikometrik skala yang digunakan apabila diinterpretasikan secara tidak benar tentu akan sia-sia dan

(13)
(14)

Langkah-langkah dasar

Konstruksi

Awal kerja penyusunan suatu skala psikologi dimulasi dari melakukan

identifkasi tujuan ukur yaitu memilih suatu defnisi, mengenali dan

(15)

Kemudian dilakukan pembatasan

kawasan (domain) ukur berdasarkan konstrak yang didefnisikan oleh teori yang dipilih.

Pembatasan domain tersebut

dilakukan dengan cara menguraikan konstrak teoretik atribuat yang

diukur menjadi beberapa rumusan dimensi atau aspek keperilakuan

(16)

Dimensi keperilakuan, sekalipun sudah

lebih jelas konsep keperilakuannya

biasanya masih konseptual dan belum terukur sehingga perlu dioperasionalkan ke dalam bentuk keperilakuan yang lebih konkret sehingga penulis aitem akan

memahami benar arah respon yang harus diungkap dari subjek.

Operasionalisasi ini dirumuskan ke

(17)

Himpunan indikator-indikator

(18)

Penulisan aitem harus selalu memperhatikan

kaidah-kaidah penulisan yang sudah ditentukan.

Pada tahap awal penulisan aitem, umumnya

dibuat aitem yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada jumlah yang direncanakan dalam

skala spesifkasi skala yaitu sampai sekitar tiga kali lipat dari jumlah aitem yang anti akan

digunakan dalam skala bentuk fnal.

• Hal ini dimaksudkan agar nanti penyusun skala

(19)

Menurut pengalaman, bagi penulis-penulis

aitem yang belum berada pada tahap

kecakapan yang tinggi, angka mortalitas (mortality rate) aitem sangat besar.

• Hanya sebagian kecil saja aitem yang ditulis oleh penulis yang belum terlatih yang akan selamat melewati proses seleksi psikometrik. 

Review pertama harus dilakukan oleh penulis

aitem sendiri yaitu dengan selalu memeriksa setiap aitem yang barus saja ditulis apakah telah sesuai dengan indikator perilaku yang

(20)

Apakah semua aitem telah ditulis, review

dilakukan oleh beberapa orang yang

berkompeten (sebagai panel). Kompetensi yang diperlukan dalam hal ini meliputi

penguasaan masalah konstruksi skala dan masalah atribut yang diukur.

Selain itu pengusaan bahasa tulis standard

sangat diperlukan. Semua aitem yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan harus

(21)

Ketentuan meloloskan aitem dalam tahap

evaluasi kualitatif oleh panel para ahli tersebut adalah kesepakatan mereka

(expert judgment) bahwa isi aitem yang bersangkutan adalah logis untuk

mengungkap indikatornya (logical validity).

Sampai pada tahap ini, kerja sistematik

(22)
(23)

Kumpulan aitem yang telah berhasil melewati proses review kemudian

(24)

Reaksi-reaksi responden berupa

pertanyaan mengenai kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam aitem merupakan pertanda kurang

komunikatifnya kalimat yang ditulis dan itu memerlukan perbaikan.

Hal ini sangat mungkin terjadi

mengingat apa yang sudah jelas bagi penulis aitem dapat saja belum

(25)

• Evaluasi terhadap fungsi aitem yang biasa dikenal dengan istilah analisis aitem

merupakan proses pengujian aitem secara kuantitatif guna mengetahui apakah aitem memenuhi persyaratan psikometrik untuk disertakan sebagai bagian dari skala.

Parameter aitem yang diuji paling tidak

adalah daya beda aitem atau daya

diskriminasi aitem yaitu kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek yang

(26)

• Hasil analisis aitem menjadi dasar dalam seleksi aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi

persyaratan psikometrik akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari skala.

Sebaliknya, aitem-aitem yang telah memenuhi

persyaratan pun tidak dengan sendirinya disertakan ke dalam skala.

• Proses kompilasi akan menentukan mana diantara aitem tersebut yang akhirnya terpilih. Di samping memperhatikan parameter aitem, kompilasi skala harus dilakukan dengan mempertimbangkan

(27)

Komputasi koefsien reliabilitas sebagaimana

estimasi terhadap reliabilitas skala dilakukan bagi kumpulan aitem-aitem yang telah terpilih yangbanyaknya disesuaikan dengan jumlah

yang telah dispesifkasikan oleh blue-print.

Apabila koefsien reliabilitas skala ternyata

belum memuaskan maka penyusun skala dapat kembali ke langkah kompilasi dan merakit ulang skala dengan lebih

(28)

Kumpulan aitem yang memiliki daya

diskriminasi tinggi akan dapat

meningkatkan koefsien reliabilitas skala secara proposional dengan (bilamana

perlu) menurunkan sedikit kriteria

seleksi aitem asalkan sisa aitem masih cukup tersedia.

Hal tersebut dilakukan terutama bila

jumlah seluruh aitem dalam skala belum begitu banyak. Secara umum,

penambahan jumlah aitem akan

(29)

Validasi skala pada hakikatnya merupakan

suatu proses berkelanjutan. Pada skala-skala yang hanya akan digunakan secara terbatas memang pada umumnya dicukupkan

dengan validiasi isi yang dilakukan melalui proses review aitem oleh para ahli (expert

judgement) namun sebenarnya semua skala

psikologi harus teruji konstraknya.

Skala yang secara isi sudah sesuai dengan

kisi-kisi indikator perilaku tetap perlu

(30)

• Format fnal skala dirakit dalam tampilan yang menarik namun tetap memudahkan bagi

responden untuk membaca dan menjawabnya.

• Dalam bentuk fnal, berkas skala dilengkapi

dengan petunjuk pengerjaan dan mungkin pula lembar jawaban yang terpisah.

Ukuran kertas yang digunakan perlu disesuaikan

dengan panjangnya skala sehingga jangan

sampai berkas skala tampak sangat tebal yang menyebabkan responden kehilangan motivasi.

• Pemilihan ukuran huruf perlu juga

mempertimbangkan usia responden jangan sampai memakai huruf berukuran terlalu kecil sehingga responden yang agak lanjut usia

(31)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

After the application of loads equal to 50, 100, and 150 % of the pile design load for tests on individual piles or 50 and 100 % of the group design load for tests on pile groups,

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI NANOKOMPOSIT KARET ALAM/ORGANOBENTONIT MENGGUNAKAN CETILTRIMETILAMONIUM BROMIDA, POLIETILEN GLIKOL DAN SODIUM DODESIL SULFAT SEBAGAI.

- Bahwa Jaksa / Penuntut Umum berkeberatan terhadap putusan Pengadilan Negeri Kuningan Nomor 77/Pid.B/2014/PN.Kng., tanggal 21 Agustus 2014 yang telah menjatuhkan pidana

Disisi lain, kenaikan Ib pada bulan Mei 2015 ini disebabkan karena terjadi perubahan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga naik sebesar 0.13 persen relatif lebih cepat

penelitian yang dilakukan oleh Cintia Ery Deprika (2017) yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan usia ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Peran sertamasyarakat dalam pariwisata dibagi menjadi dua, yaitu : (1) partisipasi aktif : partisipasi yang dilakukan secara langsung baik secar perorangan

kegagalan.. Pengelolaan Penerimaan Peserta Didik Baru Pada SMP Negeri 2 Wonogiri. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tujuan penelitian ini: 1) Mendeskripsikan rencana sosialisasi, 2)