•
Tingkat objektivitas yang tinggi
penelitian ilmiah mensyaratkan
penggunaan prosedur pengumpulan
data yang
akurat
dan
terpercaya.
•
Pada pendekatan penelitian
kuantitatif
hasil penelitian hanya
akan dapat diinterpretasikan dengan
tepat
bila kesimpulannya
didasarkan pada data yang diperoleh
lewat suatu proses pengukuran yang
selain
tinggi validitas dan
•
Pengukuran
didefnisikan sebagai proses
kuantifkasi suatu atribut.
•
Pengukuran yang diharapkan akan
menghasilkan data yang valid dilakukan
secara sistematik.
•
Berbagai macam alat ukur fsika : timbangan
berat badan, speedometer, termometer.
•
Validitas, reliabilitas dan objektivitas hasil
pengukuran di bidang fsik tidak banyak lagi
menjadi sumber kekhawatiran dan tidak
• Pengukuran di bidang non fsik – khususnya di bidang psikologi masih berada dalam taraf
perkembangan yang mungkin tidak akan pernah mendekati kesempurnaan. Beberapa tes dan
skala psikologi yang standard (standard measures) dan yang telah distandardkan
(standardized measures) kualitasnya belum dapat dikatakan optimal.
• Berbagai kemajuan pesat di bidang teori pengukuran psikologi (psikometri) justru
menyingkap sisi lemah dari banyak tes dan skala psikologi yang sudah ada dan sudah lama
digunakan untuk meningkatkan usaha mencapai keberhasilan yang optimal dalam
Alasan :
1. Atribut psikologi bersifat latent, yang
eksistensinya ada secara konseptual.
•
Artinya, objek pengukuran psikologi merupakan
konstrak yang artinya tidak dapat teramati
secara langsung melainkan hanya dapat
diungkap secara tidak langsung melalui banyak
indikator keperilakuan yang operasional.
•
Merumuskan indikator keperilakuan secara
•
2. Aitem-aitem dalam skala psikologi
ditulis berdasarkan indikator
keperilakuan yang jumlahnya pasti
terbatas.
•
Keterbatasan itu dapat
mengakibatkan hasil pengukuran
psikologi menjadi tidak cukup
komprehensif
sedangkan bagian
dari indikator keperilakuan yang
•
3. Respon yang diberikan oleh subjek
terhadap stimulus dalam skala
psikologi
sedikit-banyak
dipengaruhi oleh variabel-variabel
yang tidak relevan
suasana hati
subjek, gangguan kondisi dan situasi
di sekitar dan semacamnya.
•
4. Atribut psikologi yang terdapat
dalam diri manusia stabilitasnya tidak
tinggi.
•
Banyak yang mudah berubah sejalan
•
5. Interpretasi terhadap hasil alat
ukur psikologi hanya dapat dilakukan
secara normatif.
•
Berbagai keterbatasan dalam bidang
pengukuran psikologi inilah yang
menjadikan prosedur konstruksi skala-skala
psikologi lebih rumit
harus dilakukan
dengan penuh perencanaan dan sistematik
sehingga sumber eror yang mungkin ada
dapat ditekan sesedikit mungkin.
•
Permasalahan validitas pengukuran sudah
harus diperhitungkan dan diusahakan
untuk dicapai sejak dari langkah yang
paling awal sampai pada langkah
Atribut Psikologi sebagai Objek Ukur
• Objek pengukuran dapat berupa atribut fsik atau atribut psikologi. Dibanding atribut psikologi,
kelebihan utama atribut fsik adalah dapat diukur sampai pada tingkat skala rasio yaitu angka
interval yang memiliki harga nol mutlak sehingga satuan ukur (unit of measurements) dalam
pengukuran fsik menjadi jelas.
• Atribut psikologi hanya dapat diukur sampai
tingkat skala ordinal. Sekalipun hasil ukur skala psikologi dapat dinyatakan secara interval
melalui suatu proses penskalaan, namun tetap tidak memiliki satuan ukur yang jelas
•
Atribut potensial dikonsepkan sebagai
modal dasar dalam bentuk peluang
(probabilitas) teoretik individu untuk
berkembang mencapai performansi yang
optimal.
•
Potensi individu terbentuk tanpa
tergantung pada faktor lingkungan akan
tetapi hanya dapat berkembang dalam
bentuk performansi bila ada stimulus dari
lingkungan dan pelatihan.
•
Potensi merupakan batas performansi
•
Satu bentuk potensi kognitif adalah
kapasitas intelektual dalam pemecahan
permasalahan secara umum yang
popular dengan nama Intelegensi.
•
Bentuk yang lainnya adalah kapasitas
intelektual dalam berbagai bidang khusus
(bakat) seperti bakat verbal, bakat
mekanikal, bakat seni dll.
•
Kemampuan kognitif bersifat stabil dan
• Atribut aktual dikonsepkan sebagai realisasi keberhasilan usaha belajar dalam wujud
performasi yang mampu diperlihatkan oleh individu.
• Ada individu yang memiliki potensi tinggi namun tidak mampu memperlihatkan performasi yang maksimal yang semestinya dapat dicapai dan ada individu yang mempu mengaktualisasikan potensi yang dimiliki secara penuh.
• Tingkat pencapaian performasi disebut dengan Prestasi yang merupakan paduan interaktif
•
Atribut psikologi yang bukan kemampuan
kognitif kadang-kadang disebut sebagai
atribut kepribadian
dan sebagai atribut
afektif
.
•
Menyangkut metoda penyusunan
instrument, atribut bukan kemampuan
dikenal (mengikuti defnisi Cronbach, 1970)
sebagai
performasi tipikal
(
typical
performance
).
•
Performansi tipikal inilah yang menjadi
Karakteristik Skala Psikologi
• Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik
khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk
instrument pengumpulan data yang lain seperti angket (questionnaire), daftar isian, inventori dan lain-lainnya.
• Meskipun dalam percakapan sehari-hari biasanya
istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrument ukur –
Karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi yaitu :
• 1. Stimulus atau aitem dalam skala psikologi berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap perilaku dari atribut yang
bersangkutan.
• Meskipun subjek dapat dengan mudah memahami isi aitemnya namun tidak mengetahui arah jawaban
yang diberikan subjek akan banyak tergantung pada interpretasinya terdahap isi aitem.
•
2. Dikarenakan atribut psikologi diungkap
secara tidak langsung lewat
indikator-indikator perilaku sedangkan indikator-indikator
perilaku diterjemahkan dalam bentuk
aitem-aitem maka skala psikologi selalu
berisi banyak aitem.
•
Jawaban subjek skala psikologi selalu berisi
banyak aitem. Jawaban subjek terhadap
satu aitem baru merupakan sebagian dari
banyak indikasi mengenai atribut yang
diukur sedangkan kesimpulan akhir sebagai
suatu diagnosis diperoleh berdasarkan
•
3. Respon subjek tidak
diklasifkasikan sebagai jawaban
“benar” atau “salah”. Semua
jawaban dapat diterima sepanjang
diberikan secara jujur dan
sungguh-sungguh.
•
Skor yang diberikan hanyalah
•
Karakteristik tersebut menjadi ciri pengukuran
terhadap
performansi tipikal
yaitu atribut
yang manifestasinya menjadi karakter tipikal
seseorang dan cenderung dimunculkan secara
sadar atau tidak sadar dalam bentuk respon
terhadap situasi-situasi tertentu yang dihadapi.
•
Dalam penggunaannya sebagai alat
psikodiagnosa dan penelitian psikologi,
skala-skala performansi tipikal digunakan untuk
pengungkapan aspek-aspek afektif seperti
minat, sikap, dan berbegai variabel kepribadian
lain seperti semisal
agresiftas
,
self-esteem
,
Perbedaan skala dan angket
• 1. Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang
diketahui oleh subjek sedangkan data yang diungkap oleh skala psikologi adalah deskripsi mengenai aspek kepribadian individu.
• Data mengenai riwayat pendidikan , jumlah anggota
keluarga, pilihan metode KB, penghasilan rata-rata per bulan, jenis flm yang disukai, opini atau pendapat
mengenai suatu isyu dan semacamnya merupakan data yang dapat diungkap oleh angket.
• 2. Pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak diungkap.
• Data termaksud berupa fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Asumsi dasar
penggunaan angket yaitu bahwa responden
merupakan orang yang paling mengetahui tentang diri sendiri. “Sejak kapankah anda berhenti
merokok”? merupakan contoh pertanyaan dalam angket.
• Aitem pada skala psikologi berupa penerjemahan dari indikator keperilakuan guna memancing
jawaban yang tidak secara langsung
menggambarkan keadaan diri yang bersangkutan. Pertanyaan yang diajukan memang dirancang
untuk mengumpulkan sebanyak mungkin indikasi dari aspek keperilakuan yang akan diungkap.
Pertanyaan seperti : “Apakah yang akan anda
•
3. Responden terhadap angket tahu
persis mengenai apa yang ditanyakan
dalam angket dan informasi apa yang
dicari oleh pertanyaan yang
bersangkutan.
•
Responden terhadap skala psikologi,
sekalipun sangat memahami terhadap
isi pertanyaannya namun tidak
menyadari arah jawaban yang
dikehendaki dan kesimpulan apa yang
sesungguhnya diungkap oleh
•
4. Respon yang diberikan subjek terhadap
angket tidak dapat diberi skor (dalam arti
harga atau nilai jawaban) melainkan diberi
angka coding sebagai identifkasi atau
klasifkasi jawaban. Respon terhadap skala
psikologi diberi skor melalui proses
penskalaan (
scaling
).
•
5. Satu perangkat angket dirancang untuk
mengungkap data dan informasi
•
6. Karakteristik yang disebutkan pada poin
2 dan poin 4 menyebabkan data hasil
angket tidak perlu diuji lagi reliabilitasnya
secara psikometrik.
•
Reliabilitas hasil angket tergantung pada
terpenuhinya asumsi bahwa responden
akan
menjawab dengan jujur seperti
adanya
. Pada sisi lain, hasil ukur skala
•
7. Validitas angket lebih ditentukan oleh
kejelasan tujuan dan kelengkapan
informasi yang hendak diungkapnya
sedangkan validitas skala psikologi
ditentukan oleh ketepatan operasional
konstrak psikologi yang hendak diukur
menjadi indikator keperilakuan dan
aitem-aitemnya.
Ada perbedaan dalam cara penyusunan,
cara pengujian kualitas, cara