• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tinggi Pasir Terhadap Penentuan Nilai Permeabilitas Pasir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Tinggi Pasir Terhadap Penentuan Nilai Permeabilitas Pasir"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Tinggi Pasir Terhadap Penentuan Nilai

Permeabilitas Pasir

Dewi Chandra RG, Dadang Mh B Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta

Abstract

A mold with sand casting consists activities such as placing a pattern in the sand to form the cavity, making the canal system, filling the cavity with molten metal which is still able to be solidified, dismantle mold casting product containing and cleaning castings. Until now, the sand mold casting process is still the first choice of foundry industries especially for small industries, the products are widely used for cylinder blocks and drain pipes, the quality of the casting is influenced by permeability. Permeability is the measure of whether a medium pore easily passed by the fluid. Permeability of the sand indicates the ability of sand in the water escape. The structure and texture as well as other organic elements took part in raising the rate of permeability of the sand. The sand with high permeability increase infiltration rate and thus, reduce the rate of water flow. In making this sand permeability test equipment used design concept consisting U. Tube Manometers Instrument Stand Pipe compactor, speciment Holder, Flowmeter, Air Pressure Regulator, Frame, Hose Connector, Hose Connector to the compressor, the air volume of 2000 liters given, test results showed that the greater height of the sand the greater the value of permeability. Any additional height by 1 cm sand, will increase the value of permeability of sand around 0.04 until 0.0693.

Keyword: Value of Permeability of Sand

Abstrak

Cetakan dengan pengecoran pasir melibatkan kegiatan seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga dengan pencetakan logam cair, yang memungkinkan logam cair untuk membekukan, membongkar cetakan pengecoran produk yang mengandung dan pembersihan coran. Sampai saat ini, proses pengecoran cetakan pasir masih merupakan andalan industri pengecoran terutama industri kecil, produk yang banyak digunakan untuk blok silinder dan pipa saluran, kualitas pengecoran dipengaruhi oleh permeabilitas. Permeabilitas adalah ukuran pori-pori media apakah mudah dilewati oleh fluida. Permeabilitas pasir menunjukkan kemampuan pasir di air keluar. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas pasir. Pasir dengan kenaikan permeabilitas laju infiltrasi yang tinggi dan dengan demikian, mengurangi laju aliran air. Dalam pembuatan alat uji permeabilitas pasir menggunakan konsep desain yang terdiri U. Tube manometer Stand Instrumen pemadat Pipa, spesimen Holder, flowmeter, Air Regulator Tekanan, Frame, Hose Connector, Hose Konektor ke kompresor, volume udara tahun 2000 liter yang diberikan, hasil tes menunjukkan bahwa tinggi lebih besar dari pasir besar nilai permeabilitas. Setiap ketinggian tambahan dengan pasir 1 cm, akan meningkatkan nilai permeabilitas pasir sekitar 0,04 sampai 0,0693.

Kata Kunci: Nilai Permeabilitas Pasir

I. PENDAHULUAN

Kualitas benda hasil produk pengecoran logam ditentukan oleh material cetakan, komposisi kimia logam cair maupun

(2)

Permeabilitas adalah ukuran mudah tidaknya suatu medium pori dilewati oleh fluida.

Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk cord an membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutam industri-industri kecil.

Produk pengecoran seperti cylinder block sering ditemui cacat yaitu antara lain terjadinya rongga udara (Blow hole) dan cacat cetakan rontok (droping mold), Cacat pengecoran berupa rongga udara disebabkan karena adanya gas-gas yang terjebak di dalam rongga cetak. Usaha untuk menguranginya dapat dilakukan dengan meningkatkan permeabilitas cetakan sehingga gas mudah keluar dari rongga cetak serta mengurangi kadar gas yang dihasilkan oleh campuran pasir cetak. Sedangkan cacat cetakan rontok disebabkan karena cetakan tidak mampu menahan tekanan dari logam cair saat mengisi rongga cetak. Untuk menguranginya dilakukan dengan meningkatkan kuat tekan dari pasir cetak. Sifat kuat tekan dan permeabilitas pasir cetak ditentukan oleh komposisi campuran pasir cetak, yaitu kadar air, kadar bahan pengikat (bentonit), dan ukuran butiran pasir.

Ada beberapa macam metoda untuk menguji permeabilitas pada proses pengecoran tersebut diantaranya adalah metoda Falling head, metoda Constant head, metoda Lea and Nurse dan metoda

Schonlin & Hillsdorf’ (Cabrera, 1999). Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa metoda Failling Head merupakan metoda yang paling cocok untuk uji permeabilitas pasir

dengan porositas yang kecil. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh ketinggian pasir terhadap nilai permeabilitas pasir. II. METODE PENELITIAN

Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda eksperimen, eksperimen dilkukan di bengkel teknik mesin PNJ. Tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Studi Literatur

2. Persiapan Umum

a. Menetapkan jadwal dan pembagian kerja diantara tim peneliti

b. Menetapkan disain penelitian c. Perancangan alat

3. Pelaksanaan Pembuatan alat.

Dalam proses pembuatan tool clamper proses-proses yang digunakan adalah sebagai berikut :

Proses Milling

Proses pemotongan benda kerja atau meratakan permukaan benda kerja dengan alat pisau potong atau cutter frais. Proses ini kami gunakan untuk meratakan memotong dan meratakan permukaan tool clamper.

Proses Turning

Proses turning atau pembubutan adalah proses pembentukan benda kerja berbentuk silinder atau meratakan permukaan benda kerja dengan pahat. Proses ini kami gunakan untuk membuat alur pada tool clamper.

Proses Drilling

Proses pembuatan lubang pada permukaan benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Proses drilling kami gunakan untuk membuat lubang untuk dudukan baut.

Proses Perakitan

(3)

Gambar 1 Alat Uji Permeabilitas Pasir

Keterangan : 1. Regulator 2. Gas Flowmeter

3. Selang ( Kompresor) 4. Landasan

5. Chasing

6. Selang (Pneumatik) 7. Pressure Manometer 8. Penjepit

Diagram alir penelitian

Gambar 2 Diagram alir penelitian

III.HASIL DAN PEMBAHASAN Alat uji permeabilitas pasir terdiri dari 7 komponen utama yaitu speciment holder, rangka, mika, manometer tabung U,

flowmeter, pemadat pasir dan regulator. Speciment Holder

Speciment Holder mempunyai bagian-bagian, diantaranya yaitu pipa pemadat,

sambungan pipa pemadat, dan penutup pipa.

Gambar 3 Speciment Holder

Pipa Pemadat

Pipa Pemadat terbuat dari pipa PVC

berdiameter 2” dengan panjang 120 mm,

130 mm, 140 mm, dan tebal 3 mm. Pemotongan pipa PVC dengan panjang tersebut memakan waktu sekitar 10 menit.

Setelah dipotong, ujung pipa dihaluskan selama 60 menit dengan mesin bubut. Setelah itu dibuat kasar pada bagian dalamnya dengan menggunakan penggores selama 20 menit.

Gambar 4. Pipa Pemadat

Sambungan Pipa Pemadat

Sambungan pipa pemadat berbentuk silinder yang terbuat dari PVC dan terdiri dari dua jenis yaitu sambungan pipa dengan ulir dalam dan ulir luar.

Gambar 5. Sambungan Pipa Pemadat

Penutup Pipa

Penutup pipa 2” berbentuk silinder yang

terbuat dari PVC. Rancangan alat uji

permeabilitas pasir

Proses pengelasan Proses Milling

Proses Turning

Proses Drilling

Kesimpulan Pegambilan data

(4)

Gambar 6 Penutup Pipa

Proses perakitan speciment holder

dilakukan setelah semua pipa 2” dibuat,

dan sambungan serta penutup pipa 2”

didapatkan.

Sambungan pipa jenis ulir dalam dan penutup pipa disambungkan dengan lem

khusus pipa. Kemudian pipa 2” dengan

panjang 120, 130 dan 140 dihubungkan dengan sambungan pipa jenis ulir luar dengan seal tape. Setelah itu, kedua sambungan pipa tersebut disatukan. Rangka

Rangka terdiri beberapa besi hollow 20 x 40 mm dengan sambungan las yang dipotong-potong berdasarkan ukuran sebesar 1000 x 450 x 700 mm dan memakan waktu sekitar 60 menit. Setelah itu, potongan-potongan tersebut disambung dan dilas dengan waktu sekitar 40 menit dan didinginkan selama 30 menit, lalu dilakukan pengecatan sekitar 30 menit, dan dibiarkan selama 2 jam hingga kering. Total waktu untuk pembuatan rangka tersebut adalah 4 jam 40 menit.

Gambar 6. Rangka

Manometer

Manometer yang digunakan yaitu manometer PUDAK jenis tabung U terbuka dengan spesifikasi sebagai berikut :

∆ H max = 20 [cm]

Ø tabung = 5 [mm]

Gambar 7 Manometer Tabung U

Flowmeter

Flowmeter yang digunakan yaitu flowmeter DWYER jenis rotameter dengan spesifikasi sebagai berikut : Q max = 5 𝑙 𝑚𝑖𝑛

P max = 100 [Psi] = 7 [bar]

Gambar 8. Flowmeter

Regulator Udara Bertekanan

Udara dari kompresor selanjutnya akan disalurkan ke regulator sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengatur besar kecilnya udara yang masuk, diperlukan keran udara yang terdapat pada regulator, sehingga udara yang disuplai sesuai dengan kebutuhan kerjanya. Adapun unit pengolahan udara dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 9. Regulator Udara Bertekanan

(5)

penyaring dengan spesifikasi sebagai berikut :

a. Berkapasitas P max = 20 [bar] b. 1 buah lubang pemasukan udara

yang dihubungkan dengan kompresor

c. 1 buah lubang pengeluaran tekanan udara yang dihubungkan dengan Flow meter

Pemadat Pasir

Pemadat pasir terdiri 2 bagian yaitu alas dan penumbuk yang terbuat dari kayu. Ukuran alas yaitu Ø 2” x 75 mm sedangkan untuk ukuran penumbuknya adalah Ø 2” x 137 mm.

Gambar 10. Pemadat Pasir

Manometer yang digunakan yaitu manometer PUDAK jenis tabung U terbuka dengan ∆ H max = 20 cm dan Ø tabung = 5 mm.

Dudukan instrument

Dudukan instrument terbuat dari mika berukuran 1000 x 500 x 5 mm yang berfungsi sebagai tempat meletakkan instrument.

Perakitan Alat

Setelah komponen utama selesai dibuat, maka dilakukan proses perakitan alat yaitu sebagai berikut:

1. Dudukan instrument yang terbuat dari mika, dibor dengan menggunakan bor tangan sesuai dengan ukuran yang ditentukan. 2. Rangka di bor sesuai dengan lubang

pada dudukan instrument.

3. Memasang dudukan instrument pada rangka dengan menggunakan sekrup. 4. Memasang regulator, flowmeter,

manometer, dan speciment holder

pada dudukan instrument yang telah dibor dengan baut sesuai dengan rancangan.

5. Memasang nipple pada regulator, flowmeter dan speciment holder. 6. Menghubungkan

instrument-instrument yang telah dipasang pada dudukan instrument dengan menggunakan selang pneumatik. Proses perakitan ini memakan waktu 3 jam.

Deskripsi Pengujian

Pengujian alat uji permeabilitas pasir cetak ditujukan untuk mengetahui Nilai Permeabilitas Pasir. Pada penelitian ini, dapat ditentukan waktu dan perbedaan

ketinggian (∆H) pada manometer tabung

U sehingga melalui perhitungan di dapatkan nilai permeabilitas pasir.

Prosedur Pengujian

1. Menimbang pasir cetak sesuai dengan berat yang ditentukan.

2. Pasir yang telah ditimbang diletakkan pada spiciment holder

kemudian dipadatkan sesuai dengan ketinggian yang ditentukan.

3. Mengisi manometer tabung U dengan cairan sampai keadaan sama tinggi.

4. Menyalakan kompressor.

5. Menyambungkan selang spiral pada kompressor, sebelum itu pastikan regulator dalam keadaan tertutup sehingga tekanan pada kompressor menunjukkan angka 0.

6. Membuka katup tekanan pada regulator.

7. Membuat beda ketinggian manometer 10 [cm] dengan mengatur debit pada flowmeter.

8. Mencatat debit pada flowmeter kemudian hitung waktu berdasarkan rumus 𝑄 =𝑉

𝑇

𝑐𝑚3 𝑠 .

(6)

𝜌1 = 𝑚 𝑉 =

170

𝜋4 5.4∙5.4∙5

= 1.4845 𝑔𝑟 𝑐𝑚3

Perbedaan tekanan pada manometer

𝑃𝐴 = 𝜌2∙ 𝑔 ∙ ℎ2 − 𝜌1∙ 𝑔 ∙ ℎ1 𝑃𝐴 = 981 𝑁 𝑚 −2 2.50155 𝑁 𝑚 2

𝑃𝐴 = 978.49845 𝑁 𝑚 2

Sehingga Permeabilitas dapat dihitung dengan rumus:

𝑃𝑁 = 𝑃∙𝐴∙𝑇𝑉∙𝐻

𝑃𝑁 = 0.4560

Tabel 1 Hasil Pengujian tinggi pasir 5 cm

∆ H

Dengan cara yang sama dilakukan untuk pengujian pada tinggi pasir 6 cm dan 7 cm. Pada tinggi pasir 6 cm massanya adalah 204 gram dan pada tinggi pasir 7 cm massanya 238 gram.

Hasil pengujian pada tinggi pasir 6 cm ditabulasikan pada tabel 2 berikut:

Tabel 2 Hasil Pengujian tinggi pasir 6 cm

∆ H

Tabel 3 Hasil Pengujian tinggi pasir 7 cm

∆ H

Nilai Permeabilitas untuk masing-masing tinggi pasir sebagai berikut:

Tabel 4 Nilai Permeabilitas Pasir pada masing-masing ketinggian pasir

Grafik hubungan Permeabilitas dengan tinggi pasir seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah ini:

Gambar 11 Grafik Hubungan Permeabilitas pasir dengan tinggi pasir

Pada Gambar 11 tersebut nampak bahwa peningkatan Nilai Permeabilitas pasir linier dengan penambahan ketinggian pasir. Semakin tinggi pasir maka Nilai Permeabilitasnya pun semakin meningkat. Setiap penambahan ketinggian pasir sebesar 1 cm, akan meningkatkan Nilai Permeabilitas Pasir sekitar 0.04 hingga 0.0693.

(7)

IV.KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kedudukan pasir maka Nilai Permeabilitasnya semakin meningkat.

Setiap penambahan ketinggian pasir sebesar 1 cm, akan meningkatkan Nilai Permeabilitas Pasir sekitar 0.04 hingga 0.0693.

V. DAFTAR PUSTAKA

J. G. Cabrera, A. R. Cusens, and C. J. Lynsdale.1999, Porosity and Permeability as Indicators of Concrete Performance. IABSE Report, Vol. 57/1, pp. 249-254 McWhorter, D. B. and D. K. Sunda,

1977. Ground-Water Hydrology and Hydraulics. Water Resources Publications. Fort Collins, CO. pg. 79-80.

P. C. Hewlett, and Y. N. Chan. 2001.

Assessment of Concrete Durability by Intrinsic Permeability. Durability of Building Materials and Components. Proceedings of the Fifth International Conference, held Nov 7-9, 1990, Brighton, UK; Ed. by J. M. Baker, P. J. Nixon, A. J. Majumdar, and H. Davies; E & FN Spon, London, pp. 503-513.

R. K. Dhir and E. A. Byars. 2003.

Pulverized Fuel-Ash Concrete Intrinsic Permeability. ACI Materials Journal, Nov-Dec, Vol 90, No. 6, pp. 571-580.

Surdia Tata and Chijiwa Kenji, 1992, Teknik Pengecoran Logam, Pradnya Paramita, Jakarta.

Gambar

Gambar 5. Sambungan Pipa Pemadat
Gambar 6. Rangka
Grafik hubungan Permeabilitas dengan tinggi pasir seperti ditunjukkan pada Gambar  dibawah ini:

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian uji daya antiinflamasi dan antibakteri dari ekstrak etanol akar sidaguri ( Sida rhombifolia L.) terhadap hewan model Peradangan Periapikal Akibat Induksi

Selanjutnya, dari gambar 2.2 dapat diketahui bahwa data time series tentang pendapatan pajak penjualan di atas apabila ditarik garis lurus menaik pada tengahtengah plot yang

Pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat..

didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. Jadi, tindakan dalam PTK adalah sebagai alat atau cara untuk memperbaiki

Konteks Sosio-Budaya Masyarakat Bali dalam kaitannya dengan Pendidikan IPS Pertanyaan-pertanyaan yang segera muncul dari jabaran konteks sosio-budaya masyarakat seperti

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus 2, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

tersebut terletak di jalan kolektor, dan berdasarkan RTRW Kota Semarang, kawasan Tembalang dan Banyumanik dapat memungkinkan terjadinya peningkatan konsentrasi gas

Penggunaan LKS berbasis HOTS yang berpengaruh terhadap motivasi belajar disebab- kan karena beberapa faktor: (1) LKS berbasis HOTS merangsang kemauan siswa dalam