HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2
TENTANG
VULVA HYGIENE
DENGAN KEPUTIHAN
DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK
–
BADAS
Sukatmi*, Nikmaturohmah.**
*) Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri **) Perawat Puskesmas Badas - Kediri
Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir yang menyerupai nanah. keputihan dibagi menjadi dua, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal. Dalam usaha untuk mencegah terjadinya keputihan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihanvaginaatauvulva hygieneyang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan antara pengetahuan remaja putri kelas 2 tentangvulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
Desain penelitian yang digunakan adalahcrossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas angkatan Tahun 2011. Sampelnya adalah remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek sebanyak 18 remaja putri karena pada penelitian ini menggunakan purposive sampling.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang vulva hygienekurang sebanyak 11 responden (61%) dan hanya sebagian kecil yang termasuk kategori baik hanya ada 1 responden (6%) dari total 18 responden, sedangkan yang keputihan sebanyak 15 responden (83%) dan hanya sebagian kecil yang tidak mengalami keputihan sebanyak 3 responden (17%) dari total 18 responden.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa responden yang berpengetahuan baik dapat dipengaruhi oleh faktor umur dan media informasi, sedangkan responden yang berpengetahuan cukup dan kurang kemungkinan belum mendapat pengetahuan tentang vulva hygiene, sedangkan responden yang keputihan dapat dipengaruhi olehvulva hygieneyang kurang.
Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja Putri,Vulva Hygiene, Keputihan
Latar Belakang
Dalam siklus kehidupan, masa remaja adalah masa keemasan. Pada masa ini terjadi banyak perubahan dan masalah, yang jika tidak cepat ditangani akan menjadi masalah yang berkepanjangan dan berdampak serius. Salah satu masalah remaja yang memerlukan perhatian adalah masalah kesehatan, dimana kesehatan merupakan elemen penting manusia untuk dapat hidup produktif. Karena masa depan individu, masyarakat, dan negara sangat ditentukan oleh individu-individu di masa remaja. Perlu disadari bahwa kesehatan reproduksi tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan kondisi prima dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh perilaku hidup bersih dan sehat (poltekes depkes Jakarta, 2010). Masalah kesehatan reproduksi pada remaja yang sering muncul adalah keputihan karena sebagian besar remaja putri mengalaminya. Keputihan adalah pengeluaran cairan dari organ reproduksi
wanita, biasanya agak kental, berbau amis atau menyengat, dan warnanya bening atau kekuningan. Untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan vagina. Namun kebersihan vagina sering diremehkan, akibatnya banyak perempuan yang justru tidak mengetahui cara menjaga dan merawat organ reproduksinya sendiri (Foezi CCE, 2012).
menderita keputihan paling sekali seumur hidup, 45% bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Dari data kejadianFluor Albusdi wilayah kerja Puskesmas Sukorame Kediri tahun 2008, dari 11 orang yang mengalamifluor albus, sebanyak 9 orang (81%) wanita usia subur mengalami fluor albus patologis. Pada tahun 2009, dari 56 orang yang mengalami fluor albus, sebanyak 51 orang (91%) wanita usia subur mengalami fluor albus patologis. Pada tahun 2010, dari 37 orang yang mengalamifluor albus, sebanyak 23 orang, (62,2%) wanita usia subur mengalami fluor albus patologis (Data KIA Puskesmas Sukorame, 20011 – 20113). Berdasarkan hasil survey pada tanggal 19 September 2013 yang dilakukan di MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas didapatkan studi pendahuluan sebanyak 10 siswi. Setelah diwawancarai didapatkan 9 siswi (90%) mengalami keputihan dan 1 siswi (10%) belum pernah mengalami keputihan, sedangkan 9 siswi (90 %) mempunyai pengetahuan kurang tentang vulva hygienedan 1 siswi (10 %) mempunyai pengetahuan cukup tentangvulva hygiene.
Di Indonesia membicarakan tentang vagina atau alat kelamin wanita masih dianggap tabu. Sehingga sangat sedikit informasi tentang cara merawat vagina yang bisa ditemukan. Padahal seperti yang diketahui bahwa vagina adalah salah satu alat vital yang peranannya sangat penting sebagai alat reproduksi. Dengan peranananya sebagai organ paling intim pada wanita, maka sudah sepantasnya berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan organ reproduksi ini, secara luas harus diketahui, khususnya bagi wanita. Sedikitnya informasi juga menyebabkan banyak wanita yang salah dalam membersihkan vagina
dengan benar, yaitu mendahulukan membersihkan
anusdari padavaginasetelah buang air besar maupun buang air kecil. Informasi yang salah juga dapat mempengaruhi wanita dalam menjaga kesehatan dan kebersihan vagina. Wanita juga seharusnya lebih sering mengganti pembalut saat menstruasi untuk menjaga vagina dari kelembapan dan tumbuhnya bakteri yang memungkinkan bakteri tersebut dapat masuk kedalam vagina sampai organ reproduksi bagian dalam. Namun banyak dari wanita yang jarang mengganti pembalutnya saat menstruasi. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina adalah sebuah hal yang mutlak dilakukan oleh setiap wanita. Namun kurangnya pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga kebersihan vagina, mengakibatkan vagina seringkali
mengalami infeksi bakteri atau jamur terutama keputihan. Keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, stress berat atau kelelahan yang ditandai cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuningan, tidak berbau dan tidak gatal. Karena keputihan yang normal inilah banyak wanita saat mengalami keputihan abnormal menganggapnya sebagai keputihan yang normal, yang mengakibatkan banyak wanita saat mengalami keputihan, sedikit yang memeriksakan diri ke dokter atau pelayanan kesehatan.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam menentukan tindakan seseorang (Overt Behaviort). Dalam upaya peningkatan pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene, para tenaga kesehatan harus memberikan penyuluhan dan menganjurkan remaja putri untuk mencari informasi dari buku, majalah atau internet mengenai vulva hygieneatau kesehatan reproduksi, mengikuti seminar tentang masalah reproduksi wanita dan penyakit-penyakit organ intim wanita. Dengan adanya tingkat pengetahuan diharapkan seorang individu akan cenderung berperilaku positif misalnya jika remaja putri telah mengalami keputihan dapat melakukan pencegahan terjadinya keputihan yang abnormal. Jika remaja putri mengalami keputihan yang abnormal segera memeriksakan diri ke dokter atau pelayanan kesehatan untuk menghindari dampak yang dapat mempengaruhi kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Mengingat begitu banyaknya angka kejadian keputihan pada wanita serta rendahya pengetahuan remaja putri tentangvulva hygiene yang benar, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini
dengan judul “Hubungan pengetahuan remaja putri
kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas KabupatenKediri”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri kelas tentangvulva hygiene 2 MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
b. Mengidentifikasi keputihan remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri.
c. Menganalisa hubungan pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene dengan keputihan di MTs Mashlahiyah Krecek Kabupaten Kediri.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain analitik ”cross sectional”. Terdapat dua variabel yaitu variabel
independennya pengetahuan remaja putri kelas tentang vulva hygiene, dan variabel dependennya adalah keputihan remaja putrikeputihan remaja putri, Populasi dalam penelitian ini adalah Siswi kelas 2 MTs Maslhahiyah angkatan 2011 berjumlah 24 siswa, sedangkan sampelnya berjumlah 18 siswi dengan purposive sampling. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang
vulva hygienedengan keputihan di MTs Mashlahiyah Desa Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Diagram 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Remaja Putri Kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014.
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 18 responden sebagian besar berumur 14 tahun 11 responden (61%), 13 tahun 4 responden (22%) dan
sebagian kecil berumur 15 tahun 3 responden (17%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Media Informasi
Diagram 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi yang Didapat Remaja Putri Kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014.
Diagram diatas menunjukkan bahwa dari 18 responden sebagian besar mendapat informasi dari guru, orang tua dll, 3 responden (17%) mendapat informasi dari media elektronik dan yang mendapat informasi dari media cetak 1 responden (5%). c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan
Diagram 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas 2 Tentang Vulva Hygiene di MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014.
d. Keputihan
Diagram 4 Responden dengan keputihan pada remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014.
Berdasarkan diagram diatas diketahui responden yang pernah mengalami keputihan sebanyak 15 responden (83%) dan yang tidak mengalami keputihan 3 responden (17%).
e. Tabulasi Silang
Tabel 1 Tabulasi Silang Pengetahuan Remaja Putri Kelas 2 Tentang
Vulva Hygiene Dengan Keputihan Di MTs Mashlahiyah Krecek Kecamatan Badas Kabupaten Kediri Tahun 2014
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 1 responden (6%) dengan pengetahuan baik dengan keputihan. Yang mempunyai pengetahuan cukup 6 responden (33%) dengan keputihan 4 responden (67%) dan tidak keputihan 2 responden (33%). Dan yang mempunyai pengetahuan kurang 11 responden (61%) dengan keputihan 10 (91%) responden dan tidak keputihan 1 responden (9%).
Pembahasan
1. Pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygiene
Berdasarkan tabel 1 penelitian yang telah dilakukan diperoleh hubungan antara pengetahuan remaja putri kelas 2 dengan keputihan dari responden didapatkan yang pengetahuan baik 1 responden. Berdasarkan data diatas dapat diketahui mayoritas pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang
vulva hygiene adalah kurang dengan jumlah 11 responden dari total 18 responden.
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene, sebagian besar responden masuk dalam kategori kurang. Hal ini mungkin karena adanya informasi yang kurang tentang vulva hygiene. Pengetahuan remaja tentangvulva hygienedi kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek Kabupaten Kediri hanya didapat dari pengalaman serta orang sekitar, dan hanya sekedar tahu. Sedangkan sosialisasi ataupun penyuluhan-penyuluhan tentang vulva hygiene atau kesehatan reproduksi dari pihak luar sekolah seperti dari dinas kesehatan, puskesmas dan pihak lain belum pernah dilakukan. Untuk itu menurut penelitian remaja harus mempunyai pengetahuan tentang vulva hygiene, maka remaja harus giat mencari informasi tentangvulva hygiene
seperti membaca buku, majalah, internet, mengikuti seminar-seminar atau penyuluhan kesehatan tentang vulva hygiene, serta diharapkan remaja dapat mengerti dan memahami tentang
vulva hygieneyang benar. 2. Keputihan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri kelas 2 yaitu 15 responden (83%) mengalami keputihan dan 3 responden (17%) tidak mengalami keputihan.
Keputihan ataufluor albusadalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir menyerupai nanah. Keputihan tidak selamanya merupakan penyakit karena ada juga keputihan yang normal. Oleh karena itu, keputihan dibagi menjadi dua, yaitu keputihan normal dan keputihan abnormal. Keputihan normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, mendapatkan rangsangan seksual, mengalami stress berat, sedang hamil atau mengalami kelelahan. Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuningan dan tidak berbau. Keputihan normal juga tidak terasa gatal dan perubahan warna. Keputihan semacam ini merupakan sesuatu yang wajar, sehingga tidak diperlukan tindakan medis tertentu. Berbeda dengan keputihan abnormal yang bisa
Pengetahuan Keputihan Jumlah Keputihan Tidak
Keputihan
Baik 1 0 1 (6%)
Cukup 4 2 6 (33%)
Kurang 10 1 11 (61%)
dikategorikan penyakit. Keputihan jenis ini ditandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah banyak. Selain itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan memiliki bau yang sangat menyengat. Wanita yang mengalami keputihan abnormal juga merasakan gatal dan terkadang nyeri (Hamid Bahari, 2012).
Menurut peneliti, orang yang telah mengalami
mentruasi akan cenderung pernah mengalami keputihan meskipun hanya satu kali. Hal ini desebabkan salah satu penyebab terjadinya keputihan adalah sebelum dan sesudah menstruasi dan pada masa ovulasi atau masa subur ketika sel telur siap dibuahi, vagina mengeluarkan lebih banyak cairan sehingga timbul keputihan. selain itu peneliti juga menemukan anggapan hampir seluruh remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah bahwa keputihan merupakan hal yang wajar karena semua wanita pasti mengalaminya. Hampir seluruh remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah juga beranggapan bahwa sering mengganti pembalut saatmenstruasi
akan mengakibatkan kanker yang akhirnya saat
menstrusi mereka jarang mengganti pembalut, padahal terjadinya keputihan yang abnormal salah satunya adalah karena vulva hygiene yang salah. Anggapan remaja putri bahwa keputihan adalah hal yang wajar inilah yang membuat mereka tidak pernah memeriksakan keputihan ke dokter ataupun pelayanan kesehatan sehingga mereka sendiri tidak tahu bahwa keputihan yang mereka alami adalah keputihan normal atau keputihan abnormal. Oleh karena itu semakin perempuan menjaga kebersihan dan kesehatan vagina maka perempuan bisa terhindar dari penyakit menular seksual salah satunya yang ditandai dengan keputihan abnormal. 3. Hubungan antara Pengetahuan remaja putri kelas 2
tentangvulva hygienedengan keputihan
Berdasarkan tabel 1 tabulasi silang pengetahuan remaja putri kelas 2 tentang vulva hygienedengan keputihan didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 11 responden (61%) dan sebagian responden pernah mengalami keputihan yaitu sebanyak 15 responden (83%). Dari hasil penelitian dengan menggunakan Uji statistik deskriptif croosstabulation, hal ini berarti bahwa semakin kurang pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene maka akan mengalami keputihan dan semakin baik pengetahuan remaja
putri tentangvulva hygiene maka tidak mengalami keputihan.
Seperti yang dikatakan Notoadtmodjo (2003) media massa mempunyai peranan penting terhadap peningkatan pengetahuan apa yang dibaca dan dilihat akan berpengaruh terhadap pengetahuan kepribadian dan intelektual seseorang. Dengan adanya media massa baik cetak maupun elektronik maka akan cenderung untuk mendapatkan informasi, semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan.
Adanya hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene dengan keputihan, hal ini terjadi karena pengetahuan merupakan salah satu aspek terbentuknya perilaku atau tingkah laku seseorang yang menyebabkan terjadinya akibat atau dampak dari tingkah laku tersebut baik berupa dampak positif maupun dampak negatif. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan adalah media massa dan penyuluhan. Media massa dan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri sehingga akan merubah sikap dan perilaku dalam menjaga kesehatan vagina yang akhirnya akan menghindarkan dari keputihan yang abnormal, sepanjang bahwa media massa dan penyuluhan tersebut berisi informasi-informasi penting untuk remaja putri.
Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek mayoritas kurang yaitu sebanyak 11 responden (61%), kategori cukup 6 responden (33%) dan pengetahuan baik 1 responden (6%).
2. Sebagian besar remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek mayoritas mengalami keputihan 15 responden (83%) dan yang belum pernah keputihan 3 responden (17%).
responden (33%) dan pengetahuan baik 1 responden (6%).
4. Sebagian besar remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek mayoritas mengalami keputihan 15 responden (83%) dan yang belum pernah keputihan 3 responden (17%).
Terdapat kecenderungan adanya hubungan antara pengetahuan remaja putri kelas 2 MTs Mashlahiyah Krecek dengan keputihan dimana semakin kurang pengetahuan remaja putri maka semakin banyak remaja putri yang keputihan.
Saran
1. Bagi Peneliti
Sebagai media belajar untuk tambahan pengetahuan, pengalaman dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh secara benar. 2. Bagi Remaja Putri
Peneliti menyarankan remaja putri untuk lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang vulva hygiene dan keputihan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, serta melakukan pencegahan yang serta segera memeriksakan ke dokter apabila mengalami keputihan.
3. Bagi Institusi Pendidikan AKPER Pamenang Karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan acuan tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang vulva hygiene
yang benar dan keputihan. 4. Bagi Tempat Penelitian
Tempat penelitian seharusnya mengadakan penyuluhan tentangvulva hygiene yang benar atau kesehatan reproduksi untuk menambah pengetahuan siswanya tentang vulva hygiene dan keputihan. Dan menyediakan toilet jongkok dalam upaya salah satu peencegahan terjadinya keputihan
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz, H. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta. : Salemba Medika
Aulia. (2012). Serangan Penyakit-penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi. Yogjakarta. Buku Biru
Bahari, Hamid. (2012).Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogjakarta : Buku Biru
Burhani, Fania. (2012). Buku Pintar Miss V Cara Cerdas Merawat Organ Intim Wanita. Yogyakarta : Araska
Eka S, Putri. (2011). Pengertian Vulva Hygiene. file:///C:User/Personal/Documents /Pengertian-vulva-hygiene.htm (Di download, 19 September 2012)
Elmart, Foezi C.C. (2012). Mahir Menjaga Organ Intim Wanita. Solo : Tinta Medina
Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Sari, Wening, dkk. (2012). Panduan Lengkap
Kesehatan Wanita. Jakarta : Penebar Plus+ Siswoyo, Heru. (2012). Gambaran Pengetahuan
Remaja Putri. file:///C:/User/Person
al/Documents/Gambaran-Pengetahuan-Remaja-Putri.htm (Di download,19 September 2012)
Suyanto. (2011). Metodologi & Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika Syaifudin. (2012). Angka Kejadian Keputihan.
file///C:/User/Personal/Documents/an gka-kejadian-keputihan.htm (Di download, 19 September 2012)
Tamsuri, MediAnas. (2006). Buku Ajar Riset Keperawatan Edisi Revisi I. pare-Kediri: Pamenang Press