• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan Larva Kerapu Sunu Turunan Ketiga (F-3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemeliharaan Larva Kerapu Sunu Turunan Ketiga (F-3)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

# Ko r esp o n d e n si: Balai Be sar Riset Bu d id aya Lau t d an Pe n yu lu h an Pe r ikan an . Jl. Br. Go n d o l Ke c. Ge ro kg ak Kab . Bu le le n g , Po . Bo x 1 4 0 , Sin g ar aja 8 1 1 5 5 , Bali, In d o n e sia. Te l. + (0 3 6 2 ) 9 2 2 7 8

E-m ail: gondol i sme@ yahoo.com

Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra

PERTUM BUHAN DAN SINTASAN LARVA DAN BENIH IKAN KERAPU SUNU

Plectropomus leopardus TURUNAN KETIGA (F-3) DARI INDUK HASIL SELEKSI

Ahmad M uzaki#, Sari Budi M oria Sembiring, Ida Kom ang Wardana, dan Haryanti

Balai Besar Riset Bu didaya Laut dan Penyu luhan Pe rikanan

(Naskah dit erima: 9 Desember 2016; Revisi final: 4 Sept ember 2017; Diset ujui publikasi: 4 Sept ember 2017)

ABSTRAK

Pertumbuhan dan sintasan larva dan benih kerapu sunu turunan ketiga (F-3) dari induk turunan kedua (F-2) hasil seleksi telah diamati di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol. Induk F-2 diseleksi menggunakan marka indikator tumbuh cepat PL-03 (alel tunggal berukuran 370 bp). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaan pertumbuhan dan sintasan larva dan benih kerapu sunu F-3 serta pewarisan sifat tumbuh cepat dari induk kerapu sunu (F-2) kepada benih kerapu sunu F-3. Pembenihan menggunakan induk kerapu sunu F-2 dengan sifat tumbuh cepat (membawa marka PL-03) dan tanpa sifat tumbuh cepat. Telur dan larva yang dihasilkan dipelihara sebagai turunan F-3 hingga berukuran benih dan dibesarkan selama 10 bulan pemeliharaan. Hasil pengamatan sintasan larva kerapu sunu F-3 dari induk membawa marka PL-03 adalah sebesar 10,6% ± 9,1%; sedangkan larva F-3 dari induk yang tidak membawa sifat tumbuh cepat hanya sebesar 2,7% ± 1,7%. Benih F-3 dari induk membawa marka PL-03 dapat dipanen saat mencapai ukuran 2,5-3,0 cm pada umur 38 ± 2 hari, sedangkan benih F-3 dari induk tanpa marka PL-03 pada umur 40 ± 1 hari. Selanjutnya benih kerapu sunu F-3 dari induk yang mempunyai marka PL-03 yang dipelihara selama 10 bulan memiliki laju pertumbuhan harian lebih baik (3,11%) dibandingkan benih kerapu sunu F-3 tanpa marka PL-03 (3,01%). Sintasan benih kerapu sunu F-3 dengan marka PL-03 tidak berbeda nyata dengan yang tidak mempunyai marka PL-03. Persentase benih F-3 turunan dari induk F-2 dengan sifat tumbuh cepat yang membawa marka PL-03 sebesar 45%.

KATA KUNCI: pertumbuhan; sintasan; larva; benih; kerapu sunu turunan ketiga (F-3); marka indikator tumbuh cepat

ABSTRACT: The growth and survival rate of the third generation (F-3) larvae and fry produced from genetically selected coral trout (Plect ropomus leopardus) broodstock. By: Ahmad M uzaki, Sari Budi M oria Sembiring, Ida Komang Wardana, and Haryanti

The growt h and survival rat e of t he t hird generat ion (F-3) of coral t rout grouper larvae and fry from t he genet ically select ed broodst ock were observed at t he Inst it ut e for M aricult ure Research and Development , Gondol. The F-2 broodst ock were select ed using t he fast -growing marker indicat or, PL-03 (single allele of 370 bp in size). The aim of t his st udy was t o det ermine t he growt h performance and survival rat e of larvae and fry of F-3 coral t rout groupers, as well as inherit ance of fast growt h t rait from t he F-2 broodst ock t o t he F-3. The eggs and larvae of F-3 produced from F-2 broodst ock wit h fast growt h t rait (having PL-03 marker) and wit hout fast growt h t rait were reared t o reach fry st age for 10 mont hs. The result s showed t hat t he survival rat e of t he F-3 larvae from broodst ock wit h PL-03 marker was 10.6% ± 9.1%, while F-3 larvae from t he broodst ock wit hout fast growt h t rait only reached 2.7% ± 1.7%. Fry (F-3) wit h PL-03 marker reached t he opt imum harvest size of 2.5-3.0 cm at 38 ± 2 days old, while t he F-3 fry of broodst ock wit hout PL-03 marker t ook relat ively longer t o reach t hat size (40 ± 1 days age). The F-3 from t he broodst ock wit h 03 marker reared for 10 mont hs had bet t er growt h rat e (3.11%) compared t o F-3 fry wit hout 03 marker (3.01%). The survival rate of F-3 fry wit h 03 marker was not significantly different t o F-3 fry wit hout PL-03 marker. The percent age of F-3 fr y from t he broodst ock of F-2 wit h fast growt h t rait was 45%.

(2)

PENDAHULUAN

Tingginya permint aan pasar t erhadap ikan kerapu su n u m e n ye b ab kan se m akin in t e n sifn ya ke giat an penangkapan di alam yang berakibat pada penurunan po pu lasinya di alam. Pengem bangan b udidaya ikan kerapu sunu merupakan alt ernat if so lusi yang dapat dilakukan unt uk mengurangi kegiat an penangkapan d an m e m e n u h i p e r m in t aa n p a sa r. Na m u n d a la m p erkem b angann ya m asih m e ne m ui ke n dala d alam k e t e r s e d ia a n b e n ih . Un t u k m e n g a t a s i m a s a la h t e r s e b u t , d ip e r lu k a n p e n ye d ia a n b e n ih ya n g m e n c u k u p i b a ik d a r i s e g i k u a lit a s m a u p u n kuant itasnya. Sejak tahun 2005, penelit ian kerapu sunu telah dilakukan dimulai dengan pemijahan induk kerapu sunu pada bak pemeliharaan (Suwir ya, 2005).

Balai Besar Penelit ian dan Pengembangan Budidaya Laut , Go ndo l t elah melakukan upaya perbaikan sifat genetik ikan kerapu sunu untuk meningkatkan kualit as benih melalui aplikasi marka indikat o r t umbuh cepat (lo kus PL-03 berukuran 370 bp) menggunakan met ode micro sat elit /SSRs (Simple Sequence Repeat s) (Sembiring et al., 2 012). Pe nggunaan marka ind ikat o r t umb uh cepat tersebut kemudian diaplikasikan lebih lanjut pada induk-induk ikan kerapu sunu hasil budidaya (t urunan pert ama dan kedua) sehingga akhirnya diperoleh benih ikan kerapu sunu dengan sifat feno t ipe dan geno t ipe yan g le b ih b aik . Pa d a t a h u n 2 0 1 4 t e lah b e rh a sil menghasilkan benih ikan kerapu sunu t urunan ket iga (F-3) dengan sint asan lar va (D-40) masih rendah yait u 0%-4% (Sembiring et al., 2014). Oleh karena it u dat a dan info rmasi t ent ang benih kerapu sunu F-3 masih sangatlah terbatas, sehingga perlu dilakukan penelitian lan ju t an u n t u k m e n d ap at kan d at a d an in fo rm asi t ent ang lar va dan benih kerapu sunu t urunan ket iga.

Penelit ian ini merupakan penelit ian lanjut an dari t ahun sebelumnya yait u penggunaan marka t umbuh cep at (lo ku s PL-03) pada indu k hasil b udid aya dan evaluasi repro duksi induk kerapu sunu t urunan kedua (Sem biring et al., 2 01 4; 2 01 5). Pada p en elit ian in i dilakukan pengamatan terhadap larva dan benih kerapu t urunan F-3 yang induknya t elah diseleksi berdasarkan marka t umbuh cepat. Beberapa penelitian kerapu sunu yang telah dilakukan adalah pengaruh intensit as cahaya t e rh a d ap p e rt u m b u h a n d an p e rke m b a n ga n lar va (Yo seda et al., 2008), perkembangan awal saluran cerna lar va ke r a p u s u n u (Qu et al ., 2 0 1 2 ), p e m b e ria n karo t e no id (Ku sumawat i et al., 2 015 ), pe nggunaan induk induk hasil budidaya F-1 (Suwir ya et al., 2009).

Tujuan penelit ian ini adalah unt uk mengevaluasi keragaan pert umbuhan dan sint asan lar va dan benih kerapu sunu F-3 sert a penurunan sifat t umbuh cepat dari induk kerapu sunu (F-2) kepada benih kerapu sunu F-3 .

BAHAN DAN M ETODE

Kegiat an ini dilaksanakan di Balai Besar Penelit ian dan Pengembangan Budidaya Laut , Go ndo l-Bali pada Januari-No vember 2015. Met o de penelit ian meliput i pemeliharaan lar va dan benih ikan kerapu sunu F-3, dan analisis marka t umbuh cepat .

Hewan Uji

Penelit ian ini menggunakan t elur hasil pemijahan alami induk-induk kerapu sunu t urunan kedua (F-2) baik yang mempunyai sifat maupun tanpa sifat t umbuh cepat (PL-03), sedangkan benih yang digunakan dalam ke giat an in i m e ru p akan h asil p e m e lih araan lar va kerapu sunu t urunan ket iga (F-3). Induk kerapu sunu F-2 yang dipijahkan berumur 4 t ahun dengan ukuran 49,3 ± 4 ,8 cm dan 2,7 ± 0,7 kg un t uk induk F-2 dengan sifat t umbuh cepat dan ukuran 47,6 ± 3,9 cm dan 2,3 ± 0,5 kg unt uk induk F-2 t anpa sifat t umbuh cepat .

Pemeliharaan Larva Kerapu Sunu Turunan Ket iga (F-3)

In d u k ke r a p u s u n u F-2 m e m b a w a d a n t id a k membawa sifat t umbuh cepat (marka PL-03) masing-masing dipelihara pada bak berbeda. Induk kerapu sunu F-2 m emb awa marka PL-03 seb anyak 5 6 e ko r, d an induk kerapu sunu F-2 yang t idak membawa marka PL-03 sebanyak 31 eko r. Pemijahan induk dilakukan secara alami set iap bulan pada fase bulan gelap/mat i. Pemanenan t elur dilakukan eso k hari set elah induk 25 hari. Pakan awal lar va set elah mulut t erbuka yait u pada umur 3 hingga 5 hari diberikan ro t ifer dengan kepadat an awal 5-6 ind/ml dan meningkat 7-10 ind./ mL ro t ifer pada umur 7-14 hari dan sekit ar 15 ind/ml ro t ifer pada umur 15-30 hari. Ro t ifer diberikan dua kali sehari pada pagi dan so re dan jumlah pemberian disesuaikan dan dipertahankan sesuai dosis pemberian ro t ife r. Pa ka n b u a t a n b e r u p a m ik ro p e le t m u la i diberikan set elah lar va berumur 8 hari. Pakan buat an ko mersial yang berukuran kecil dengan ukuran part ikel

200-400 µm, pakan ditaburkan ke permukaan air dalam

jumlah 2-3 g. Ukuran pakan meningkat menjadi

400-800 µm pada umur 30-45 hari. Pakan buatan diberikan

4-6 kali sehari.

(3)

berumur 35 hari yang diberikan 2 kali sehari (pagi dan so re). Set elah berumur 30 hari, lar va diberi rebo n 2-5 in d ./L s e t ia p p a gi d an s o re h ar i. Pe n ja r a n g a n dilakukan apabila larva dalam bak pemeliharaan terlihat t erlalu padat dengan cara memindah lar va kerapu sunu F-3 secara hat i-hat i ke bak pemeliharaan lainnya yang t e lah dipe rsiapkan seb elum nya. Lar va kerap u su nu t u r u n a n k e t ig a (F -3 ) d a p a t d ip a n e n s e t e la h b e r m e t am o r fis is s e m p u r n a m e n ja d i b e n ih ya n g berukuran sekit ar 2,5-3,0 cm.

Paramet er yang diamat i adalah t ingkat penet asan (%), sint asan lar va dan benih (%), jumlah benih yang dipanen (eko r), umur panen (hari), sert a bo bo t t ubuh dan panjang t o t al benih ikan kerapu sunu F-3 pada saat panen.

Pem eliharaan Benih Kerapu Sunu Turunan Ket iga (F-3)

Benih hasil pemelih araan lar va kerapu sunu F-3 selanjut nya dipindahkan ke dalam bak pembesaran dengan kepadatan 1.000 eko r/bak. Bak yang digunakan ad alah b ak fib e r vo lu m e 6 m3 se b an yak 1 0 b u ah (masing-masing 5 buah bak untuk pemeliharaan benih yang mempunyai dan t idak mempunyai sifat t umbuh cepat (marka PL-03) yang dilengkapi dengan 4 t it ik a e r a s i, p ip a p e m a s u k a n d a n p e n g e lu a r a n a ir. Pembesaran benih menggunakan sist em sirkulasi air, dengan pergant ian air sebanyak 200% per hari. Pakan yang diberikan adalah pelet ko mersial kadar pro t ein 40% dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari pada pagi dan so re. Pakan diberikan sampai sekenyangnya. Se t ia p 2 m in gg u s e k ali b e n ih ik an k e r a p u s u n u ditreat men menggunakan 50 ppm larutan formalin 37% selama 15 menit dan dibilas dengan air t awar unt uk menghilangkan parasit yang menempel di t ubuh ikan. Sampling pertumbuhan (panjang total dan bobot tubuh) d ilaku kan p ad a 2 0 e ko r ikan se t iap b u lan sekali. Pemeliharaan benih kerapu sunu F-3 pada kegiat an penelitian ini dilakukan selama 10 bulan pemeliharaan. Pada akh ir pemeliharaan diamat i laju pert umbuhan h a ria n d a n s in t asa n b e n ih ikan ke r ap u su n u F-3 (Effendie, 1997).

Analisis M arka Indikat or Tum buh Cepat

Analisis marka t umbuh cepat PL-03 dilakukan pada 20 eko r benih kerapu sunu t urunan ket iga dari induk kerapu sunu F-2 yang mempunyai sifat t umbuh cepat . An alisis sifat t u mb uh ce pat m enggu nakan me t o de mikro sat elit /SSRs (Simple Sequence Repeat s) pada lo kus PL-03 (Sembiring et al., 2012). Ekst raksi geno me DNA d ila k u k a n m e n g ik u t i m e t o d e Ove n d e n (2 0 0 0 ). Ko n firm as i m ar ka t u m b u h ce p at d iawa li d e n g an a m p lifik a s i PCR p a d a t a r g e t b e r u k u r a n 3 7 0 b p

(Sembiring et al., 2012). Hasil amplifikasi kemudian dise parasi menggunakan mesin Sequencer ABI Pr ism yang dilakukan di 1st

Base Singapore. Paramet er yang d iam a t i ad ala h p e r se n t as e in d ivid u d e n ga n sifat t umbuh cepat pada benih kerapu sunu t urunan ket iga (F-3 ).

Analisis Dat a

Dat a-dat a p en et asan t elu r, sin t asan lar va, lam a pemeliharaan lar va, pert umbuhan, dan sint asan benih ikan kerap u sunu F-3 d ianalisis me nggunakan uji t pada t araf kepercayaan 95% unt uk membandingkan a n t a r a b e n ih ke r a p u s u n u F -3 d a r i in d u k ya n g mempunyai dan t idak mempunyai sifat t umbuh cepat (marka PL-03). Dat a disajikan dalam bent uk t abel dan grafik.

HASIL DAN BAHASAN

Keragaan Pertum buhan dan Sintasan Larva Kerapu Sunu Turunan Ketiga

Dat a pemeliharaan lar va kerapu sunu turunan ket iga disajikan pada Tabel 1. Dari 8 kali siklus pemeliharaan lar va ke rap u su n u F-3 se lam a t ah u n 20 1 5 , han ya perio de penebaran bulan Januari yang menghasilkan benih kerapu sunu F-3, yait u 3 bak menghasilkan benih kerapu sunu F-3 dari induk F-2 yang mempunyai lo kus ind ikat o r t u m bu h cep at (m arka PL-0 3 ), d an 2 bak menghasilkan benih kerapu sunu F-3 dari induk F-2 t id a k m e m p u n yai lo ku s in d ikat o r t u m b u h ce p at . Tingkat penet asan t elur kerapu sunu F-3 membawa dan tidak membawa marka t idak berbeda nyata dengan F-3 dengan lokus indikat o r t umbuh cepat sebesar 62,7 ± 35,4% dan F-3 t anpa lo kus indikat o r t umbuh cepat pemeliharaan induk kerapu sunu F-2 (Set iadharma et al., 2008). Kualitas pakan induk yang digunakan sangat berpengaruh t erhadap proses pemat angan go nad dan kualitas telur yang dihasilkan (Wat anabe, 1985; 1988).

(4)

et al., 2 0 1 2 ). De n g a n m e n g g u n a k a n t e lu r ya n g berkualit as dan met o de pemeliharaan yang baik dapat meningkatkan keberhasilan pemeliharaan larva kerapu sunu. Sint asan lar va kerapu sunu F-3 pada penelit ian tahun ini lebih baik bila diibandingkan dengan sintasan lar va F-3 pada pe nelit ian seb elumn ya yan g han ya menghasilkan sint asan 0,3%–4,0% (Sembiring et al., 2014).

Um u r p a n e n la r va k e r a p u s u n u F -3 s a n g a t d ip e ngaru h i o le h p e rt um b uh an d an me t am o rfo sis lar va. Lar va dipanen ket ika bermet amo rfo sis secara sempurna menjadi benih ikan kerapu sunu berukuran sekit ar 2,5–3 cm. Umur panen benih kerapu sunu F-3 dengan sifat t umbuh cepat t idak berbeda nyat a dengan F-3 t anpa sifat t umbuh cepat , namun benih kerapu sunu f-3 dengan sifat t umbuh cepat dapat dipanen lebih cepat pada umur 38 ± 2 hari dibandingkan dengan benih F-3 t anpa sifat t umbuh cepat yang dipanen pada umur 40 ± 1 hari. Hal ini menunjukkan bahwa lar va ke r a p u s u n u F-3 m e m b aw a s ifa t t u m b u h ce p a t bermet amo rfo sis menjadi benih dengan wakt u yang lebih pendek dibandingkan dengan lar va kerapu sunu F-3 t id ak sifat t u m b u h ce p at . Pe rt um b u h an lar va kerapu sunu F-3 yang bersifat t umbuh cepat juga lebih baik dibandingkan dengan pert umbuhan lar va kerapu sunu F-3 t anpa sifat t umbu h cepat , sepert i t erlihat pada Gambar 1. Gambar 1 menunjukkan bahwa bo bo t tubuh (0,24 g) dan panjang t otal (2,28 cm) benih kerapu sunu pada saat panen (umu r 40 hari), dengan sifat t umbuh cepat lebih baik bila dibandingkan dengan benih kerapu sunu F-3 yang t anpa sifat t umbuh cepat .

Keragaan Pert umbuhan dan Sintasan Benih Kerapu Sunu Turunan Ketiga (F-3)

Dat a laju pert umbuhan d an sint asan benih ikan ke rap u su n u t u ru nan ke t iga (F-3) yan g d ip e lih ara selama 10 bulan t ersaji pada Tabel 2.

Hasil an alisis uji t t erhadap pert umbuh an benih ke r ap u su n u F-3 se la m a 1 0 b u lan p e m e lih ar aa n menunjukkan hasil yang b erbeda nyat a. Be nih ikan kerapu sunu F-3 dengan sifat t umbuh cepat memiliki laju pe rt u m b uh an h arian le bih baik d iban din gkan dengan benih ikan kerapu sunu t anpa sifat t umbuh cepat . Penelit ian sebelumnya juga menyat akan bahwa ind uk kerap u su nu F-2 de ngan sifat t umbu h ce pat memiliki pert umbuhan bo bo t yang lebih baik (7,2%) dibandingkan dengan induk kerapu sunu F2 tanpa sifat t u m b u h ce p a t (Se m b ir in g et a l ., 2 0 1 4 ). Ha l in i menunjukkan bahwa sifat t umbuh cepat pada lo kus PL-03 dapat diaplikasikan dalam menghasilkan benih-b e n ih ika n k e r a p u s u n u t u m benih-b u h ce p a t . Se le k s i me nggu nakan m arka t u mbu h cepat le bih baik bila dib andingkan de ngan sele ksi berdasarkan karakt er fen o t ipik at au se cara ko n ven sio nal yang me miliki beberapa kelemahan diantaranya: 1. Memerlukan waktu yang cukup lama; 2. Kesulit an memilih dengan t epat g e n -g e n ya n g m e n ja d i t a r g e t s e le k s i u n t u k diekspresikan pada sifat -sifat mo rfo logi; 3. Rendahnya frekuensi individu yang diinginkan yang berada dalam po pulasi seleksi yang besar sert a 4. Feno mena paut an gen ant ara sifat yang diinginkan dengan sifat yang t idak diinginkan sulit dipisahkan khususnya saat melakukan persilangan. Oleh karena it u pemanfaat an marka DNA sebagai alat bant u seleksi lebih mengunt ungkan (lebih t epat , cepat dan relat if lebih hemat biaya dan wakt u) (Ho lland, 2005). Sint asan benih kerapu sunu F-3 t idak berbeda nyat a ant ara benih F-3 dengan marka PL-03 dan t anpa marka PL-03. Pemberian pakan yang baik dan cukup sert a kualit as air pemeliharaan yang o pt i-mal mendukung t ingginya sint asan benih kerapu sunu selama 10 bulan pemeliharaan. Selanjutnya benih-benih ikan ke rapu su n u F-3 d en gan sifat t um b u h ce p at dip elih ara hingga me ncapai st adia indu k yang siap digunakan unt uk pembenihan ikan kerapu sunu. Tabel 1. Keragaan t ingkat penet asan t elur, sint asan, dan lama pemeliharaan lar va ikan kerapu sunu P.

leopardus t urunan ket iga (F-3) dari induk t urunan F-2 hasil seleksi

Table 1. Performance of hat ching rat e, sur vival rat e, and rearing period of coral t rout grouper (P. leopardus) of t he t hird generat ion (F-3) derived from (F-2) select ed broodst ock

Param et er (Parameter)

Benih t urunan F-3 dengan m arka PL-03

Thir d gener ation F-3

larvae with PL-0 3

marker

Beni h t urunan F-3 t anpam arka PL-03

Thir d generation F-3

larvae without PL-0 3

m ar ker

(5)

Analisis M arka Indikat or Tum buh Cepat

Hasil analisis sifat t umbu h cep at den gan marka lo kus PL-03 t erhadap ikan kerapu sunu F-3 t urunan dari induk F-2 yang mempunyai sifat dan t anpa sifat t umbuh cepat dit unjukkan o leh Gambar 3. Marka PL-03 merupakan marka alel t unggal yang berukuran 370 bp (Sembiring et al., 2014).

Hasil analisis lo kus indikat o r t umbuh cepat PL-03 pada ben ih F-3 t u run an in duk F-2 yang me mbawa marka menunjukkan sebanyak 45% benih (9 sampel) masih membawa sifat t umbuh cepat yang dit urunkan dari induk F-2 dan 55% (11 sampel) menunjukkan t anpa sifat t umbuh cepat . Teramat inya marka t umbuh cepat PL-0 3 p a d a b e n ih k e r a p u s u n u t u r u n a n k e t ig a me mbu kt ikan bah wa sifat t umb uh cep at ini masih diwariskan o leh induknya yait u kerapu sunu t urunan

ked ua (F-2 ). Nam u n t e rjadi p en u ru nan pro se nt ase marka PL-03 pada kerapu sunu F-3 dibandingkan pada kerapu sunu F-2. Pada kerapu sunu t urunan kedua, sebanyak 63,3% (dari 90 eko r sampel) yang t eramat i membawa marka PL-03 (Sembiring et al., 2014). Pada p e n e lit ia n s e b e lu m n ya , Ha r ya n t i et al. (2 0 1 2 ) m en ggu nakan p en yan di t u m bu h cep at pada lo cu s Pm MS-1 1 A (1 4 4 b p ) d e n gan m e t o d e m ikro sat e lit t eramat i sebanyak 60% pada benih t urunan pert ama u d a n g w in d u Penea us m on odon. Pe w a r is a n g e n pert umbuhan dipengaruhi o leh banyak fakt o r yait u diant aranya adalah fakt o r lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Falaki et al. (1997), yang menyatakan bahwa pert umbuhan merupakan sifat yang diko nt ro l o leh banyak gen, dengan demikian ekspresi dari set iap in dividu yang t u mb u h ce p at d it e n t u kan o le h t iga k o m p o n e n u t a m a m e n ca k u p fa k t o r g e n e t ik , Gambar 1. Bo bo t t ubuh dan panjang t o t al benih kerapu sunu F-3 pada

saat panen (umur 40 hari) dari induk yang membawa marka PL-0 3 (F-3 m arka), d an t idak m emp unyai marka (F-3 n o n marka).

Figure 1. Body weight and t ot al lengt h of F-3 coral t rout fry at harvest (40 days age) from broodst ock wit h PL-03 marker (F-3 marka) and wit hout PL-03 marker (F-3 non marka).

Tabel 2. Laju pert umbuhan harian dan sint asan benih kerapu sunu F-3 pada akhir pemeliharaan

Table 2. Growt h rat e and survival rat e of coral t rout fry at t he end of experiment 0.24

2.28

0.13

2.01

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

1 2

Series1

Series2

F-3 marka (marker)

F-3 t anpa marka (non marker)

Bo bo t t ubuh (Body weight) Pan jang t o t al (Tot al lengt h)

Kerapu sunu F-3

F-3 coral tr out

Laj u pert um buhan hari an Growt h rat e (%)

Si nt asan Survi val rat e (%)

F-3 d en g an marka PL-0 3

F3 with PL -0 3 marker 3 ,1 1 ± 0 ,0 3

a

8 5,6 ± 2,3a

F3 tan p a mar ka tu mb u h cep at

F3 without PL – 0 3 marker 3 ,0 1 ± 0 ,0 4

b

(6)

lin g ku n ga n d an in t e ra ksi a n t ara k e d u an ya . Sifat kodo minan pada lokus yang mengindikasikan t umbuh ce p at se h aru s n ya t e rd ap at p a d a ke d u a a le l yan g diekspresikan pada individu het ero zigo t . Pada kasus do minan penuh, ket urunan yang didapat pada F-2 akan me nunjukkan p erbandin gan fen o t ip e d o min an d an resesif 3:1 at au perbandingan geno t ipe 1:2:1. Namun, dari hasil penelit ian yang dipero leh bahwa pewarisan sifat t umbuh cepat t idak mengikuti segregasi Mendel. Hal in i didu ga t e rjad i pe nyim pan gan se mu h ukum Me n d e l o le h a d a n ya in t e r a k s i g e n , s e h in g g a menghasilkan rasio feno t ipe yang berbeda dari dasar hukum Mendel. Ke depan, agar dapat dihasilkan benih secara massal dengan sifat t umbuh cepat (marka PL-03), maka diperlukan pula induk kerapu sunu dengan jumlah yang lebih banyak (100 pasang induk) dengan sifat t umbuh cepat. Dengan demikian dapat dipero leh pewarisan sifat yang sesuai secara feno t ipe maupun g e n o t ip e . Pe n g g u n a a n g e n p e n a n d a ya n g mengendalikan suatu karakt er akan sangat membant u d a la m e fe k t ivit a s d a n e fis ie n s i p r o s e s s e le k s i, sehingga pro duk dan wakt u seleksi dapat lebih valid dan singkat (Gupt a & Varshney, 2000) t erut ama dalam pembenihan kerapu sunu. Banyak gen t erident ifikasi m e m p u n ya i p o t e n si se b ag ai p e n ciri ge n e t ik at au M arker-assist ed Select ion (MAS) yang akan bermanfaat d a la m m e m p e r ce p a t k e g ia t a n s e le k si d a r i s ifa t pro duksi dan bernilai eko no mis. Gen-gen penyandi t umbuh cepat merupakan kandidat ut ama marka DNA unt uk analisis pautan dengan Quantitat if Traits Loci (QTL) disebabkan signifikansi pengaruh bio logisnya t erhadap sifat -sifat bernilai eko no mis. Pemet aan QTL dengan

menggunakan mikro sat elit unt uk sifat pert umbuhan p ad a be b erap a he wan vert eb rat a t e lah dilap o rkan s e ju m la h p e n e lit i s e p e r t i Ma s k u r et al . (2 0 0 7 ), Ge ldermann et al. (2006 ), Zhang et al. (2 00 9), d an Chao ui et al. (2012).

KESIM PULAN

Ke rap u su n u (Plect r ophomus leopar dus) t uru n an ket iga (F-3) yang m em bawa marka PL-03 (t um bu h ce pat ) m enu nju kkan p ert umb uhan yang le bih baik dibandingkan dengan yang t anpa marka.

UCAPAN TERIM A KASIH

Penelitian ini dibiayai dari anggaran DIPA Balai Besar Penelit ian dan Pengembangan Budidaya Laut Go ndo l t ahun 2015. Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelit ian ini t erut ama rekan-rekan teknisi litkayasa di pemeliharaan in d u k , p e m b e n ih a n la r va k e r a p u s u n u , d a n Labo rat o rium Bio t ekno lo gi BBPPBL.

DAFTAR ACUAN

Chao ui, L, Gagnaire, P.A., Guinand, B., Quignard, J.P., Tsigeno po ulo s, C., Kara, M.H., & Bo nho mme , F. (201 2). Micro sat ellit e le ngt h variat io n in candi-dat e genes co rrelat es wit h habit at in t he gilt head sea bream Sparus aurat a. M olecular Ecology, 21(22), 5497-5511.

Falaki, M., Gen gler, N., & Sneye rs, M. (199 7). Re la-t io nships o f po lymo rphisms fo r gro wla-t h ho rmo ne re ce p t o r ge n e wit h milk pro d u ct io n t rait s fo r Gambar 3. Hasil analisis marka indikat o r t umbuh cepat pada benih kerapu sunu

F-3 menggunakan met o de mikro sat elit SSR

Figure 3. The result of fast grow t h marker indicat or on F-3 coral t r out fry using microsat elit e/SSR method

Tan pa marka PL-03

Wit hout PL-03 marker

55%

Memb awa marka PL-03 Wit h PL-03 mar ker

(7)

It alian Ho lst ein-Friesian bulls. Journal Dairy Science. 79,1446-1453.

Geldermann, H., Mer, M.R., Kuss, W., & Bart enschlager, H. (20 06). OLA-DRB1 micro sat e llit e varian t s are asso ciat ed wit h o vine gro wt h and repro duct io n t rait s. Genet ics Select ion Evolut ion. 38, 431-444.

Gu p t a , P. K. & Va r s h n e y, R.K. (2 0 0 0 ). Th e develo pment and use o f micro sat ellit e markers fo r genet ic analysis and plant breeding wit h empha-sis o n bread wheat . Euphyt ic,. 113, 163-185. M anual on Advances in M arker-Asist ed Select ion Work-shop, 21-24 Februar y, IRRI, Lo s Bano s, Filipina.

Ku su m aw at i, D., Is m i, S., Asih , Y.N., Mu za ki, A., Ha r ya n t i, & Gir i, N. A. (2 0 1 5 ). Pe n g g u n a a n karo t e n o id se b agai su m b e r p igm en t asi warn a m e r a h p a d a lar va ke r ap u s u n u (Plect r opomus leopardus). Laporan Teknis Akhir Kegiat an Anggaran 2015. Balai Besar Penelit ian dan Pengembangan Budidaya Laut Go ndo l. Unpublish, 15 hlm. Maskur, Mu lad n o , & Tap p a, B. (20 0 7). Id en t ifikasi chondria DNA. Molecular Fisheries Laboratory. Sout h-ern Fisheries Cent re, 36 pp.

Se mbirin g, S.B.M., Har yan t i, Su wir ya, K., Wardan a, I.K., Sut armat , T., & Yudha, H.T. (2012). Penggunaan penand a genet ik t umbuh cepat unt uk pro duksi calo n induk kerapu sunu, Plect ropomus leopardus dalam pro gram seleksi. Jurnal Riset Akuakult ur, 7(1), 01-09.

Sembiring, S.B.M., Har yant i, Muzaki, A., Wardana, I.K., & Se t ia w a t i, K.M. (2 0 1 4 ). Ka r a k t e r is a s i d a n evaluasi penyandi gen cepat t umbuh pada induk kerapu sunu, Plectropomus leopardus turunan kedua (2008). Manajemen pakan induk kerapu macan, Epi nephel us f uscog ut t at us u n t u k p e n in g k a t a n pemijahan dan kualitas t elur. Jurnal Riset Akuakult ur, 3(1), 13-18.

Sugama, K., Rimmer, M.A., Ismi, S., Ko eshar yani, I., Su wir ya, K., Giri, I N.A., & Alava, V.R. (2 0 1 2 ). Ha t c h e r y m a n a g e m e n t o f t ig e r g r o u p e r (Epinephelus fuscogut t at us): a best -pract ice manual. ACIAR. Canberra, 66 pp.

Suwir ya, K. (2005). Spawning and lar val rearing o f co ral t ro u t at Go n do l. SPC Live Reef Fish Infor mat ion S.B.M., Hut apea, J.H., & Har yant i. (2009). Performa calo n induk kerapu sunu, Plect ropomus leopardus h asil se le ksi dari b ud id aya. Lapor an Hasil Riset Depart ment of Aquatic Bioscience. To kyo, p. 191-233.

Gambar

Table 1.Performance of hatching rate, survival rate, and rearing period of coral trout grouper (P
Gambar 1.Bobot tubuh dan panjang total benih kerapu sunu F-3 padasaat panen (umur 40 hari) dari induk yang membawa markaPL-03 (F-3 marka), dan tidak mempunyai marka (F-3 nonmarka).Figure 1.Body weight and total length of F-3 coral trout fry at harvest (40days age) from broodstock with PL-03 marker (F-3 marka) andwithout PL-03 marker (F-3 non marka).
Gambar 3.Hasil analisis marka indikator tumbuh cepat pada benih kerapu sunu

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri

Berdasarkan hasil uji-t diperoleh ketiga variabel pengaruh secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha jual beli motor bekas di Manna

Terpotong adalah bentuk lain dari perlukaan yang disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur dan dalam, perdarahan cukup banyak, apalagi kalau ada pembuluh darah

bassiana yang diaplikasikan pada batang pisang semu dengan menggunakan minyak atau air hanya dapat menyebabkan mortalitas hama penggerek bonggol paling rendah, yaitu berkisar antara

Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

 Penyimpanan 25.000 titik  USB support memory stick  kualitas tinggi Nikon optik  perangkat lunak yang kuat Intuitif

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran biologi

Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus