PENGARUH PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
OLAHRAGA DI SDN 10 KEMAYORAN Siti Maesaroh (1815150087)
Prodi PGSD Universitas Negeri Jakarta
Karakteristik anak usia SD berkaitan aktivitas fisik yaitu umumnya anak senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang praktik langsung (Abdul
Alim, 2009: 82).i Pendidikan jasmani
merupakan bagian integral dari kurikulum di sekolah dasar (SD)
yang menekankan pada
meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental,
emosional, dan faktor siswa.
Oleh karena itu pendidikan jasmani wajib diikuti oleh semua siswa, mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI, diberikan dengan waktu dua jam per minggu yang terdiri dari kegiatan
wajib dan kegiatan pilihan.
Pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan sesungguhnya sangat
menarik, dan sangat indah. Selain bertugas untuk mendidik, guru juga sekaligus mengasuh, dan membina, yang dibina ialah anak yang sedang tumbuh dan berkembang.Ibarat tanah liat, mereka siap di bentuk. Sikap khas anak-anak adalah ingin untuk
bermain. Melalui kegiatan ini mereka akan tumbuh dan berkembang secara subur, optimal, dan wajar. Dalam pendidikan jasmani.
Tujuan yang ingin dicapai bukan saja perkembangan aspek jasmani tetapi juga aspek mental lainnya yang mencakup sosial dan moral.
Pendidikan jasmani bagi siswa
sekolah dasar akan lebih
menyenangkan bila pelajaran
dilakukan dengan sebuah permainan, terlebih lagi bila dilakukan dengan bernyanyi atau mengikuti irama musik. Sebagaimana hakikatnya usia tingkat SD yang masih senang dengan keceriaan.Namun kondisi di lapangan masih banyak yang guru pendidikan jasmani yang belum mengemas pembelajaran menjadi menarik terutama pada materi pencak silat, penyampaian materi masih terfokus pada jurus baku.
sedemikian rupa untuk tridak hanya terpaku pada penyampaian jurus baku saja.
Sebelum lebi lanjut kita harus terlebih dahulu mengenal apa itu olahraga pencak silat .jadi asal mula ilmu bela diri di nusantara ini kemungkinan juga berkembang dari
keterampilan suku-suku asli
Indonesia dalam berburu dan
berperang dengan menggunakan
parang, perisai, dan tombak dengan
memanfaatkan benda-benda
sekeliling (Alexander., etc, 1972). Bela diri tersebut berfungsi sebagai pembelaan diri terutama serangan dari binatang buas dan serangan kelompok lain dalam mempere
butkan bahan makananii
Mengingat bahwa pencak silat merupakan hasil budaya negara kita, dan perlu diajarkan dari sekolah dasar sampai ke jenjang perguruan tinggi dan kemudian berdasarkan uraian di atas, maka sangat perlu adanya model pembelajaran pencak silat sebagai sarana untuk sumber belajar pembelajaran pendidikan jasamani, olahraga dan kesehatan, untuk itu solusi yang ditawarkan
melalui penelitian ini adalah
mengembangkan Model
pembelajaran pencak silat yang disusun sederhana mungkin untuk
membantu guru dalam proses
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
Menurut Mulyana (2013:89).
“Secara subtansial pencak silat
adalah suatu kesatuan dengan empat rupa catur tunggal seperti tercermin dalam senjata trusula pada lambang
IPSI, yang ketiga ujungnya
melambangkan seni, bela diri dan olahraga, dan gagangnya mewakili unsur mentalsepritual. Perwujudan
tiap-tiap aspek pencak silat
menggambarkan tujuan keberadaan yang satu sama lain merupakan satu kesatuan. secara subtansial pelajaran pencak silat terdiri dari empat aspek
mental, bela diri, seni dan olahragaiii
Aspek Olahraga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat sangatlah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah
tubuh. Olahraga dalam silat
merupakan tujuan utama dalam
meningkatkan kondisi fisik
seseorang. Kompetisi ialah bagian as pek ini yang bertujuan memupuk
semangat dalam meningkatkan
prestasi silat melalui olahraga. Aspek olahraga silat bukan hanya dapat bermanfaat bagi pribadi pesilat namun juga bermanfaat membawa
nama baik daerah bahkan
internasional. Aspek olahraga
meliputi pertandingan dan
yang dipertontonkan pada masyarakat umum nasional maupun masyarakat inter nasional. (Subroto dan Rohadi, 1996:6).
Kesehatan Olahraga terdapat dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Pasal 80 (1) Upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk
meningkatkan kesehatan dan
kebugaran jasmani masyara kat. (2) Peningkatan derajat kesehatan dan
kebugaran jasmani masyarakat
sebagai mana dimaksud pada ayat (1) merupakan upaya dasar dalam meningkatkan prestasi belajar, kerja, dan olahraga. (3) Upaya kesehatan
olahraga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui aktifitas fisik, latihan fisik, dan/atau olahraga.
Sintesa dari beberapa jurnal yang telah diambil ialah Berdasarkan
karakteristik anak usia sekolah dasar yang senang bermain, bergerak, menelompok, dan praktik langsung. Oleh karena itu dari pendidikan beladiri silat dapat meningkatkan fisik dan mental peserta didik yang berimplikasi pada produktivitas.
Dan juga bisa sekaligus mengenalkan warisan budaya,serta aktifitas Silat
merupakan simbol pemaknaan
identitas budaya melalui pendidikan untuk pemeliharaan kesehatan dan kemandirian.
Simbol seni beladiri silat merupakan sebuah jalan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai identitas budayanya. Memaknai identitas budaya tidak hanya sekedar pengetahuan tetapi silat dan praktek yang bermanfaat bagi pendidikan dan
pemeliharaan kesehatan setiap
generasi
i Erick Burhaein.2017.Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD. Vol 1 No 1
(2017
ii Mila Mardotillah,Dian Mochammad. Isu-Isu Sosial Budaya. Vol. 18 (2):121-133. Desember 2016
iii Widiastuti .2017. pengembangan model pembelajaran senam pencak silat.Volume 8.Edisi 2.Desember 2017
.
DAFTAR PUSTAKA
Mila Mardotillah.Dian Mochammad Zein. 2016.identitas budaya,pendidikan,seni bela
diri,dan pemeliharaan kesehatan.jurnal Antropologi.Vol. 18 (2):121-133_________ ISSN
1410-8356
Widiastuti. Pengembangan model senam berbasis pencak silat.Jurnal Pendidikan Dasar.Volume
Erick Burhaein.2017. Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan
Siswa SD.Journal of Primary Education Vol 1 No 1 (2017) 51-58