• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kota Selogiri pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gambaran Umum Kota Selogiri pdf"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kondisi Fisik Wilayah

1. Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah

Letak geografis Kota Selogiri cukup menguntungkan bagi perkembangan kota, karena terletak pada titik simpul prasarana transportasi yang menghubungkan antara Wonogiri – Selogiri – Sukoharjo – Surakarta – Jakarta. Kota Selogiri terletak di bagian utara wilayah Kabupaten Wonogiri. Kota Selogiri sebagai wilayah perencanaan secara administratif meliputi sebagian wilayah Kelurahan Kaliancar, Desa Gemantar dan Desa Nambangan. Batas kawasan Kota Selogiri adalah (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan lampiran 2) :

• Sebelah Utara : Kabupaten Sukoharjo • Sebelah Timur : Desa Sendangijo

• Sebelah Selatan : Desa Pare, Desa Singodutan dan Desa Keloran Kecamatan Selogiri

• Sebelah Barat : Desa Pule, Desa Jaten, dan Desa Jendi

Kecamatan Selogiri.

Kecamatan Selogiri memiliki luas 942,5555 hektar, terdiri dari 3 Desa/Kelurahan. Adapun wilayah desa terluas yang berada di Kota Selogiri adalah Desa Nambangan, yaitu 326,858 Ha. Sedangkan

(2)

luas wilayah kotanya sendiri adalah 253.61 Ha, meliputi sebagian Kelurahan Kaliancar 36.215 Ha (14.28%), sebagian Desa Gemantar 83.361 (32.87%) Ha, dan sebagian Desa Nambangan 134.032 Ha (52.85%) . Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Luas Wilayah Tiap Desa/ Kelurahan di Kota Selogiri Tahun 2007

No. Desa/Kelurahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Kaliancar 320,5 34.00

2 Gemantar 295,198 31.32

3 Nambangan 326,858 34.68

Jumlah 942,556 100.00

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka, Tahun 2007

2. Topografi

Topografi di Kota Selogiri terdiri dari daerah yang relatif datar dengan kemiringan lereng 0 - 2%. Pusat kota relatif berada di tengah-tengah wilayah pengamatan. Wilayah penelitian berada di ketinggian ±115 meter di atas permukaan laut, sehingga termasuk dalam daerah Tanah Usaha Utama. Tanah di sekitar kota yang bersifat non urban merupakan tanah budi daya yang produktif.

3. Penggunaan Tanah

(3)

yang dilakukan di atas tanah itu, seperti pemukiman, persawahan, industri, jasa, perdagangan dan lainnya sehingga terbentuk pola penggunaan tanah. Pola penggunaan tanah yang terdapat pada suatu daerah merupakan gambaran di dalam ruang yang merupakan gabungan hasil usaha, tingkat teknologi, jumlah penduduk/manusia dan keadaan fisik daerah.

Penggunaan tanah di Kota Selogiri selalu mengalami perubahan, sesuai dengan dinamika penduduk dan aktivitasnya. Akibat dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia maka terbentuk jenis-jenis penggunaan tanah yang mana hal ini menunjukkan bidang usaha apa yang ada di atas tanah tersebut. Dari kenyataan itu di Kota Selogiri terdapat beberapa jenis penggunaan tanah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4. Luas Penggunaan Tanah di Kota Selogiri Tahun 2007

Luas Penggunaan Tanah (Ha) No. Desa/Kelurahan

Tanah sawah Tanah Kering

Jumlah (Ha)

1 Kaliancar 111,877 208,623 320,5

2 Gemantar 122,502 172,696 295,198

3 Nambangan 177,65 149,208 326,858

Jumlah 412,029 530,527 942,556

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka.Tahun 2007

(4)

dan sawah tadah hujan seluas 239,029 Ha. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Luas Penggunaan Tanah Sawah Menurut Jenis Pengairan di Kota Selogiri Tahun 2007

Desa/Kelurahan

No. Jenis Penggunaan

Tanah Sawah Kaliancar

(Ha)

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka, Tahun 2007

Sedangkan untuk Luas tanah kering di Kota Selogiri adalah 530,527 Ha, meliputi: pekarangan dan bangunan 348,273 Ha, tegalan 108,358 Ha dan penggunaan tanah lainnya 73,896 Ha. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Luas Penggunaan Tanah Kering di Kota Selogiri Tahun 2007

Desa/Kelurahan No. Jenis Penggunaan

Tanah Kering Kaliancar (Ha)

130,646 98,544 119,083 348,273 65,64

2 Tegalan 45,478 58,8 4,08 108,358 20,43

3 Lainnya 32,499 15,352 26,045 73,896 13,93

Jumlah 208,623 172,696 149,208 530,527 100

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka, Tahun 2007

(5)

tanah untuk pekarangan & bangunan, tegalan, dan penggunaan lainnya.

B. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Dalam proses perencanaan kota maupun daerah tidak akan lepas dari jumlah penduduk dan pertumbuhannya, yang diperlukan untuk mengetahui ciri perkembangan daerah atau kota tersebut. Karena itu, perlu diketahui aspek penduduk secara keseluruhan. Hal tersebut dapat berpengaruh pula terhadap perkembangan penggunaan tanah serta perencanaan fisik kota dimasa yang akan datang. Data mengenai jumlah dan kepadatan penduduk di Kota Selogiri dapat dijelaskan melalui tabel 7 berikut :

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Selogiri Tahun 2007

No. Desa/Kelurahan

Jumlah

1 Kel.Kaliancar 5.956 3,205 2.858

2 Desa Gemantar 3.792 2,95198 1.284

3 Desa

Nambangan 5.151 3,26858 1.575

Jumlah 14.899 9,42556 1.580

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka, Tahun 2007

(6)

persegi (jiwa/km²). Wilayah yang memiliki luas terkecil terdapat di Desa Gemantar dengan jumlah penduduk 3.792 jiwa dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 1.284 jiwa/km². Luas wilayah terbesar dijumpai pada Desa Nambangan dengan jumlah penduduk sebanyak 5151 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 1.575 jiwa/km².

Jumlah penduduk, luas wilayah, dan kepadatan penduduk ini saling terkait, yang nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam memprediksi kemungkinan adanya penyimpangan bentuk penggunaan tanah di masa mendatang dan penentuan prioritas dalam rencana pengembangannya di masa mendatang.

2. Mata Pencaharian

Keadaan mata pencaharian penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi antara lain oleh sumber daya manusia yang tersedia dan kondisi sosial ekonomi meliputi: tingkat pendidikan, ketrampilan, lapangan kerja, dan modal yang tersedia.

(7)

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kota Selogiri Tahun 2007

Desa/Kelurahan No. Jenis Pekerjaan Kaliancar

(jiwa)

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka, Tahun 2007

Berdasarkan data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di atas maka dapat digambarkan seperti grafik sesuai dengan gambar 2 berikut ini.

0

Petani Buruh Tani Pengusaha Kecil Buruh Industri Buruh Bangunan

Pedagang Sopir Angkutan PNS/ TNI/ POLRI Lain-Lain

Gambar 2. Grafik Komposisi Penduduk Kota Selogiri Berdasarkan Mata Pencaharian

(8)

bahwa sektor perdagangan merupakan pekerjaan paling dominan di Kota Selogiri dibandingkan sektor lainnya. Hal ini disebabkan karena Kota Selogiri dilalui jalar transportasi yang menghubungkan antara Wonogiri – Selogiri – Sukoharjo – Surakarta – Jakarta.

3. Mobilisasi Penduduk

Mobilisasi merupakan kegiatan perpindahan penduduk yang dalam hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya faktor-faktor antara lain: kelahiran, kematian, datang/masuk dan keluar atau pindahnya penduduk. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10 berikut ini:

Tabel 9. Pertumbuhan Penduduk Alamiah di Kota Selogiri Tahun 2007

Kelahiran (jiwa) Kematian (jiwa)

No Desa/

Kelurahan Laki- Laki

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka, Tahun 2007

(9)

yang negatif, yaitu -13 orang dari jumlah kelahiran sebanyak 101 orang dan jumlah kematian sebanyak 114 orang.

Tabel 10. Jumlah Penduduk Datang dan Pergi di Kota Selogiri Tahun 2007

Datang (jiwa) Pindah (jiwa)

No Desa/

Kelurahan Laki- laki

Sumber : Kecamatan Selogiri Dalam Angka Tahun 2007

Jumlah penduduk yang datang ke Kota Selogiri lebih banyak daripada jumlah penduduk yang pindah. Jumlah penduduk yang datang sebanyak 209 orang sedangkan jumlah penduduk yang pindah sebanyak 136 orang.

4. Pendidikan

(10)

Tabel 11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Selogiri Tahun 2007

Desa/Kelurahan No. Tingkat Pendidikan Kaliancar

(jiwa)

Berdasarkan data jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan di atas dapat disajikan dalam grafiksesuai dengan gambar 3 berikut ini.

6%

Gambar 3. Grafik Komposisi Penduduk Kota Selogiri Berdasarkan Tingkat Pendidikan

C. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

(11)

SLTP sebanyak 1 buah. Adanya fasilitas pendidikan di Kota Selogiri dimaksudkan untuk menampung aktifitas penduduk agar dapat mengenyam pendidikan tingkat dasar, sedangkan untuk sekolah lanjutannya penduduk Kota Selogiri dapat meneruskan di luar Kota Selogiri dikarenakan hanya terdapat 1 buah fasilitas pendidikan SLTP.

Sementara itu fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Kota Selogiri meliputi : Puskesmas sebanyak 1 unit, Rumah Sakit 1 unit, Praktek Dokter 4 unit, dan Posyandu 21 unit.

(12)

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SELOGIRI... 39

A. Kondisi Fisik Wilayah... 39

1. Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah... 39

2. Topografi... 40

3. Penggunaan Tanah... 40

B. Kondisi Sosial Ekonomi... 43

1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk... 43

2. Mata Pencaharian... 44

3. Mobilisasi Penduduk... 46

4. Pendidikan... 47

C. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi... 48

Tabel 3. Luas Wilayah Tiap Desa/ Kelurahan di Kota Selogiri Tahun 2007... 40

Tabel 4. Luas Penggunaan Tanah di Kota Selogiri Tahun 200741 Tabel 5. Luas Penggunaan Tanah Sawah Menurut Jenis Pengairan di Kota Selogiri Tahun 2007... 42

Tabel 6. Luas Penggunaan Tanah Kering di Kota Selogiri Tahun 2007... 42

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Selogiri Tahun 2007... 43

Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kota Selogiri Tahun 2007... 45

Tabel 9. Pertumbuhan Penduduk Alamiah di Kota Selogiri Tahun 2007... 46

Tabel 10. Jumlah Penduduk Datang dan Pergi di Kota Selogiri Tahun 2007... 47

Tabel 11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Selogiri Tahun 2007... 48

Gambar 2. Grafik Komposisi Penduduk Kota Selogiri Berdasarkan Mata Pencaharian... 45

Gambar

Tabel 4.  Luas Penggunaan Tanah di Kota Selogiri Tahun 2007
Tabel 7.  Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Selogiri  Tahun 2007
Gambar 2.  Grafik Komposisi Penduduk Kota Selogiri Berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 9. Pertumbuhan Penduduk Alamiah di Kota Selogiri Tahun 2007
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Kesehatan Provinsi Banten menurut Pasal 31 ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi

Pada studi Jazz Gunung Bromo ini terjadi budaya hybrid atau Cultural Hybridity (Burke, 2012), terbentuknya akulturasi budaya dunia yaitu music Jazz bercampur dengan

Tujuan dari Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) adalah untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan dan meningkatkan penyelenggaraan pelayanan publik,

28 Klinik Utama Siti Chadijah Mampang Prapatan Jl Bangka XI

Data yang diambil pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas IV SDN Pasanggrahan baik yang memiliki keaktifan belajar tinggi maupun siswa yang memiliki

Antioksidan yang dipakai kemudian didaur ulang oleh antioksidan lain untuk mencegahnya menjadi radikal bebas (bagi dirinya sendiri) atau tetap dalam bentuk tersebut tetapi

Hanya gurunya yang aktif (berbicara), siswanya pasif. Jika siswa tidak dapat menangkap materi pelajaran, kesalahan cenderung ditimpakan kepada siswa. Dinding kelas dibiarkan

Berdasarkan pasal 120 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor