ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK TAHUN JAMAK
PADA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI
SUMATERA BARAT TAHUN 2011 - 2014
ARTIKEL
TUNTI ASPARINGGA
NPM. 1210018312046PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK TAHUN JAMAK
PADA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI
SUMATERA BARAT TAHUN 2011
–
2014.
Tunti Asparingga, Zaidir, Indra Yurmansyah.
Magister Teknik Sipil Program Pasca Sarjana Universitas Bung Hatta Padang Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Hatta
Email: tunti.asparingga@yahoo.com
ABSTRAK
Keberhasilan melaksanakan proyek kontruksi tepat pada waktunya adalah salah satu tujuan terpenting. Keterlambatan pekerjaan konstruksi akan menyebabkan kerugian baik moril maupun materil. Baik bagi pemilik maupun kontraktor keterlambatan adalah sebuah kondisi yang sangat tidak dikehendaki karena akan sangat merugikan kedua belah pihak dari segi waktu dan biaya. Tujuan penelitian ini adalah mengenal pasti fektor–factor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat tahun 2011-2014. Data penelitian ini diperoleh dari responden melalui kuisioner yang disebar kepada 10 kontraktor, dan owner yang terlambat. Hasil penelitian Diperoleh 9 faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 - 2014 yaitu Proyek, Pemilik, Konsul Pengawas/Supervisi, Kontraktor, Tenaga Kerja, Keuangan, Material, Peralatan, Eksternal. Dari 9 faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 - 2014 ditemukan lima faktor penting yang paling signifikan menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 - 2014 , yaitu 1. Aspek Material; 2. Aspek Kontraktor, Tenaga Kerja; 3. Aspek Peralatan; dan 4. Aspek Proyek.
Kata Kunci : Keterlambatan, faktor-faktor penyebab keterlambatan, proyek tahun jamak
PENDAHULUAN
Persaingan usaha dalam bidang konstruksi saat ini semakin ketat. Diperkirakan persaingan dunia usaha konstruksi ini akan semakin tinggi dan ketat pada masa-masa yang akan datang. Di Provinsi Sumatera Barat, perkembangan Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi tidak menunjukkan angka penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh program pemerintah dalam melakukan rekonstruksi pasca gempa di Propinsi Sumatera Barat.
Bermacam-macam masalah penyebab keterlambatan proyek, antara lain masalah pembebasan tanah oleh pihak owner yang dapat merugikan kontraktor dan tertundanya pekerjaan kontraktor, ketersediaan dana di instansi untuk proyek tahun jamak, ketersediaan bahan dilokasi pekerjaan misalnya: terlambatnya datangnya semen, pasir, kerikil dll, kurangnya tenaga kerja, tidak lengkapnya peralatan, kondisi keuangan kontraktor yang minin, faktor lingkungan yang tidak mendukung, dan masalah manajemen yang kurang baik (Gesti, 2008).
Di Propinsi Sumatera Barat khususnya di lingkungan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dimana sumber dananya berasal dari APBD dan APBN, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa kepala bidang dan Laporan Realisasi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat tahun 2014 diketahui bahwa sekitar 40% mengalami keterlambatan (wawancara pihak PU PSDA Prov. Sumbar).
Keterlambatan pekerjaan konstruksi akan menyebabkan kerugian baik moril maupun material. Pihak yang terkena dampak kerugian tersebut adalah pihak yang berhubungan lansung dengan proyek yaitu kontraktor. Kontraktor akan mengalami kerugian waktu dan biaya, karena keuntungan yang diharapkan oleh kontraktor, dan tidak mencapai target yang diharapkan bahkan tidak mendapatkan keuntungan sama sekali.
KAJIAN KEPUSTAKAAN Pengertian Proyek
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu dengan biaya yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai suatu tujuan / sasaran tertentu yang telah direncanakan, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan baik berupa barang atau jasa yang memiliki batasan waktu, biaya, mutu dan diikat oleh suatu kontrak/perjanjian (Sukanto,1991)
Proyek merupakan (Bakriem Management Services,1997):
• Suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
• Memiliki tujuan khusus yang telah ditetapkan sebelumnya.
• Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
• Dan di kendalikan oleh anggaran biaya dan sumber daya tertentu.
Jadi proyek kontruksi merupakan kegiatan dinamis, berisiko, dan bersifat multi kompleks yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Selain itu proyek ini juga bersifat unik karena setiap proyek memiliki karakteristik, spesifikasi dan kondisi yang berbeda (Asiyanto,2005).
Proyek Tahun Jamak menurut Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 Pasal 52 Ayat 2 dan 3 adalah kontrak tahun jamak merupakan kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 tahun anggaran atas beban anggaran yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan:
a) Mentri Keuangan untuk kegiatan diatas 10 milyar
b) Mentri atau Pimpinan lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan yang nilai kontraknya sampai dengan 10 milyar pada pemerintah daerah disetujui oleh kepala daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
Kontrak tahun jamak berpedoman pada Mentri Keuangan No. 193 tahun 2011 untuk dana APBN dan Peraturan Mentri dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 Pasal 54 A untuk Dana APBN.
Manajemen Proyek
Manajemen adalah suatu cara untuk dapat mengatur kegiatan atau segala sesuatunya, seperti mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia, uang, bahan dan alat dengan sebagaimana mestinya sehingga akan mendatangkan hasil yang bermanfaat (Donald,1987).
Dalam manajemen pelaksanaan, ada 3 batasan yang harus selalu dikendalikan dan terkait satu dengan yang lainnya, agar tujuan manajemen dapat dicapai :
1. Biaya
Pengestimasian biaya dalam menyelesaikan proyek dengan memperhatikan sumber daya yang ada (orang, peralatan, dan bahan) agar dapat dipastikan bahwa proyek dapat diselesaikan dalam anggaran yang disetujui, manajemen biaya proyek sering disebut siklus hidup biaya, dimana bersama-sama dengan nilai rekayasa teknik yang digunakan untuk mengurangi biaya waktu, meningkatkan kualitas dan kinerja, dan mengoptimalkan pengambilan keputusan 2. Mutu
Manajemen mutu proyek merupakan suatu proses untuk memberi jaminan bahwa hasil-hasil dari suatu proyek sesuai dengan standar atau sasaran yang telah ditetapkan. Ada 3 (tiga) proses penting dalam jaminan mutu yaitu 1). Perencanaan Mutu (mengidentifikasi standar mutu yang berkait dengan proyek dan bagaimana cara mencapainya), 2). Jaminan Mutu (mengevaluasi keseluruhan pencapaian proyek untuk memastikan proyek tersebut sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan), 3). Pengendalian Mutu (monitoring proyek secara khusus untuk memastikan bahwa pelaksanaan proyek telah memenuhi standar mutu serta untuk mengidentifikasi cara meningkatkan mutu secara keseleuruhan)
3. Waktu
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input. Manajemen waktu menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat dipastikan proyek selesai tepat waktu, terdiri dari penetapan aktifitas, pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian jadwal.
Dari gambar dapat di uraikan bahwa proses manajmen proyek di mulai dari kegiatan perencanaan hingga pengendalian yang didasarkan atas input-input serta tujuan dan sasaran proyek.
Gambar 1: Proses Manajemen Proyek
Sumber: Prawana Fekhy (2010)
Keterlambatan Pelaksanaan Proyek
Menurut Kusjadmikahadi (1999) bahwa, keterlambatan proyek konstruksi berarti bertambahnya waktu pelaksanaan penyelesaian proyek yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan sudah barang tentu kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan, baik berupa pembiayaan langsung yang dibelanjakan untuk proyek-proyek pemerintah, maupun berwujud pembengkakan investasi dan kerugian-kerugian pada proyek-proyek swasta.
Penyebab Keterlambatan Proyek
Menurut Assaf (1995) sering kali kontraktor mengalami kerugian, seperti yang disebabkan oleh keterlambatan proyek dan secara terperinci untuk mengetahui faktor–faktor terjadi dalam kontruksi dikelompokkan dalam 9 faktor yaitu: bahan pekerja peralatan, keuangan, situasi, perubahan, hubungan dengan pemerintah, kontrak, waktu, dan kontrol.
Menurut Andin at al (2003) secara umum faktor–faktor yang potensial untuk mempengaruhi waktu pelaksanaan kontruksi terdiri dari tujuh kategori, yaitu tenaga kerja, bahan (mat’erial), peralatan (equitment), kateristik tempat (site caracteristics), manajerial (managerial), keuangan (finansial), faktor–faktor
lainnya antara lain intensitas curah hujan, kondisi ekonomi dan kecelakaan kerja.
Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data dengan menggunakan teknik dan alat pengumpulan data. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kuantitatif. Metoda Kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi / sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Rancangan Penelitian
Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara mengukur faktor–faktor internal apa saja yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek tahun jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat.
Untuk mengukur elemen faktor–faktor yang diteliti, digunakan dua jenis data yakni data primer dan data sekunder. Data primer bersumber langsung dari responden penelitian dengan mengisi daftar pertanyaan (quesioner).
Untuk data sekunder bersumber dari jurnal–jurnal, penelitian terdahulu serta referensi yang relevan. Agar dapat diperoleh data yang cukup andal dan benar sehubungan dengan hakikat penelitian yang dilakukan, maka daftar pertanyaan (quesioner) disampaikan dan diedarkan pada orang–orang atau pihak–pihak yang terlibat langsung dalam proses pembangunan pekerjaan proyek.
Langkah–Langkah Penelitian
Langkah–langkah penelitian yang dikembangkan dapat dilihat pada dibawah ini :
Gambar 2: Kerangka berfiki penulisan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik atau metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan cara :
a. Wawancara
Cara yang digunakan dalam metode ini adalah wawancara langsung dengan pelaku pelaksanaan proyek tahun jamak di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat, hasil wawancara dapat diketahui jumlah permasalahan yang dihadapi setiap kegiatan pekerjaan proyek tersebut.
b. Quesioner
Quesioner dibuat untuk memperoleh data primer yang disusun berdasarkan parameter– parameter analisis yang dibutuhkan. Hal ini juga harus relevan sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Quesioner diberikan kepada orang–orang yang terlibat langsung dalam pelaku pelaksanaan proyek tahun jamak di Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat, dalam hal ini
Tinjauan Pustaka
Penentuan Lokasi dan Sampel Penelitian
Pengumpulan Data
Membuat Model Sistim Pengumpulan Data
Quesioner
Wawancara
Pemeriksaan Data
Analisa Data dan Evaluasi Tindakan Koreksi
Mulai
Identifikasi Masalah dan Penetapan Judul Penelitian
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
personil–personil kontraktor dan owner yang representatif berdasarkan tujuan penelitian.
Langkah–langkah penyusunan kuesioner diawali dengan menetapkan variabel atau elemen faktor mempengaruhi, tentukan sampel penelitian, mendisain kuesioner, lalu kuesioner disebarkan kepada responden 10 perusahaan kontraktor yang telak melaksanakan proyek tahun jamak di lingkungan Dinas Pengelolaan Sumber daya Air Propinsi Sumatera Barat, pada penelitian ini kuesioner disebar keresponden sebanyak 80 buah kuesioner (dari data ruang lingkup penelitian, kemudian dilakukan pengumpulan kuesioner dan kuesioner yang kembali, kemudian baru dibuat tabulasi data hasil kuesioner).
Populasi penelitian
Menurut Sugiono (2002) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dari hasil kutipan di atas dapat dijelaskan secara umum populasi merupakan sekumpulan orang, peristiwa atau sesuatu yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat dalam proyek tahun jamak yang mengalami keterlambatan pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat yaitu berjumlah 80 orang.
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagai bahagian dari populasi yang terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari elemen populasi (Sugiyobo, 1999). Responden dipilih karena keberadaan mereka pada waktu dan tempat dimana riset dilakukan.
Jumlah sampel yang akan diambil dapat ditentukan dengan menggunakan rumus slovin (Umar, 2007):
n = N / ( i + N (e)2) Dimana :
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = proses kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilam
sampel yang masih dapat ditelorir ( 5% -10 % ).
Sehingga:
n = 80 / (1+80(5%)2
= 66,667 dibulatkan menjadi 67 n = 67 responden
Jadi besar sampel minimum dalam populasi penelitian ini adalah 67 orang yang akan dijadikan responden.
Penentuan Variabel Penelitian
Variabel adalah penyebab atau hal – hal yang menjadi fokus penelitian untuk diamati. Berdasarkan hubungannya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain, biasanya diberi notasi X.
Tabel 1: Variabel-Variabel Penelitian
No. Faktor Indikator (Varia bel)
Pengalaman kontraktor yang kurang / tidak cukup
(X11) kerja yang ahli dan berpengalaman
Terjadinya hal - hal yang tak terduga
Sumber: Gesti 2008, Andi 2003,Proboyo 1999, Alifen 2000, Widiawati 2009.
Metoda Analisa Data
Metoda analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1). Pengujian Validitas Kuesioner
Pengujian Validitas Kuesioner merupakan langkah pertama dalam melakukan pemeriksaan terhadap tingkat kevalidan seluruh item-item pertanyaan dari masing-masing variabel faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Barat.
item-item atau variable indikator yang valid dari sebuah variabel yang nantinya dapat digunakan untuk mengukur elemen faktor dalam penelitian, salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengujian ini adalah Analisis Factor, untuk mengetahui nilai factor loadings dari semua item-item pertanyaan. Menurut widiyanto (2010) dimana sebuah item pertanyaan atau variabel dikatakan valid bila memiliki nilai factor loading besar atau sama (≥ 0,5 ) dan apabila nilai factor loading < 0,5 maka variabel tersebut dibuang.
2). Pengujian Reabilitas Kuesioner
Analisis Reabilitas adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan atau kekonsistenan dari data. Reabilitas yaitu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukurannya yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut realiable.
Pengujian reabilitas merupakan suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana hasil alat ukur tersebut dapat diandalkan dari kesalahan pengukuran. Metoda yang digunakan untuk mengukur keandalan pada penelitian ini adalah Alpha Cronbach untuk pengujian internal consistency. Harga koefisien berkisar antara 0 sampai dengan 1, makin besar nilai koefisien maka makin besar keandalan alat ukur yang digunakan. Menurut Nunnaly (1978) alat ukur dikatakan realiable bila nilai Cronbach Alpha≥ 0,6.
3). Analisis Faktor
Analisis faktor merupakan salah satu teknik analisa ketergantungan dimana semua variabel memiliki peranan yang sama, sehingga harus diperhatikan struktur hubungan secara menyeluruh antara variabel–variabel. . Menurut Chang (2002) dimana sebuah variabel dikatakan valid bila memiliki nilai factor loading besar atau sama (≥ 0,5 ) .
Alat yang digunakan untuk analisa data dilakukan secara statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS ( Statistical Product and Service Solution ) versi 15.0 yang merupakan program aplikasi komputer untuk menganalisa data–data statistik.
PEMBAHASAN
Objek penelitian adalah perusahaan – perusahaan kontraktor yang mengerjakan proyek
Tahun Jamak Pada Dinas Pengelolaan Sumber daya Air Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 -2014. Penelitian ini dibatasi pada proyek keairan yang telah dikerjakan tiga tahun terakhir dimana jumlah kuisioner yang disebar sebanyak delapan puluh buah, dan dengan berbagai alasan, maka yang kembali sebanyak tujuh puluh buah.
Responden dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek, diantaranya Direktur Prusahaan, Project Manager, Site Manager, Quality Control, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pengawas Teknis dan Konsultan pengawas. Dimana terdapat tujuh puluh responden yang mengisi dan mengembalikan kuisioner dalam penelitian ini. Untuk persentase dari pengalaman, pendidikan dan jabatan dalam perusahaan dari responden,
Tabel 2: Jumlah Kuisioner yang Dikirim
dan Diterima
Keterangan
Total
Dikirim
80
Diterima
70
% Diterima
87,5 %
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2015)
Pengujian Validitas Kuisioner
Dari hasil pengujian diatas didapatkan nilai faktor loading yang bervariasi di mana maksudnya adalah semakin besar nilai faktor loading dari sebuah variable atau item pertanyaan ≥ 0,5, maka dikatakan bahwa variabel indikator mampu mengukur atau menjelaskan variabel yang akan diukur, dimana seluruh variabel dari hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai faktor loadings ≥ 0,5 artinya 37 variabel bernilai valid.
Pengujian Reabilitas Kuisioner
Dari hasil pengujian diatas, didapatkan nilai Cronbach Alpha yang bervariasi maksudnya adalah semakin besar nilai Cronbach Alpha dari sebuah variabel atau item pertayaan ≥ 0,6 maka variabel yang digunakan semakin dapat diandalkan dan dipercaya dari kesalahan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai item – item pertanyaan atau variabel penyebab keterlambatan memiliki nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6. Ini berarti bahwa alat ukur realibel dan dapat digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil analisa faktor selanjutnya maka didapatkan 14 variabel atau indikator yang memiliki nilai faktor loadings ≥ 0,5 yang diperkirakan dapat mempengaruhi atau menjelaskan variabel keterlambatan proyek.
Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang cukup (sufficient correlation). Uji Bartlett of Sphericity merupakan uji statistik untuk menentukan ada tidaknya korelasi antar variabel. Uji lain yang digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO KSA). Nilai KMO KSA yang dikehendaki harus >0,5 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2011).
Table3: KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy. .634 Approx. Chi-Square 312.022
Df 91
Bartlett's Test of Sphericity
Sig.
.000
Hasil KMO KSA menunjukkan nilai 0,634, nilai ini lebih besar dari 0,5 begitu juga dengan nilai Bartlett test dengan Chi-squares = 312.022 dan signifikan pada 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan.
Hasil analisis komputer dari 14 faktor penyebab keterlambatan yang dianalisis dapat dilihat pada Total Variance Explained dan Rotated Component Matrix yang disederhanakan menjadi 5 faktor.
Tabel 4: Rotated Component Matrix
Component
1 2 3 4 5
X1 -.083 .241 .048 .023 .753
X9 .099 -.308 -.031 .023 .704 X16 -.056 .780 .009 .027 -.064 X18 .048 .836 -.049 -.034 .039 X19 -.002 .729 .095 .227 -.014 X20 .088 .104 -.064 .899 -.041
X22 .202 .075 .100 .881 .081
X23 .841 -.021 -.001 .059 -.044
X24 .857 .024 -.131 .071 .015
X26 .903 .063 .022 .099 .069
X29 .708 -.081 .112 .098 -.013 X30 .030 -.008 .854 .115 -.005
X32 .023 -.133 .658 -.078 .383 X34 -.036 .176 .863 -.032 -.167
Berdasarkan Tabel
5. kemudian
faktor penyebab keterlambatan tersebut
dikelompokkan menjadi 5 komponen dengan
melihat kepada nilai tertinggi dari
masing-masing faktor. Jika suatu faktor memiliki
nilai tertinggi berada pada komponen ke-5
maka faktor tersebut dikelompokkan ke
dalam komponen ke-5, demikian seterusnya
seperti yang disajikan pada Tabel 6
Tabel 6: Pengelompokkan berdasarkan
analisis faktor
Komponen Faktor Pembentuk
Komponen 1 Material
Komponen 2 Kontraktor, Tenaga Kerja Komponen 3 Peralatan
Komponen 4 Keuangan
Komponen 5
Proyek
1. Komponen 1: Aspek Material
Dari hasil analisis faktor terhadap 9 faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tahun Jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat terdapat 1 faktor penyebab keterlambatan yang terkelompok dalam komponen 1.
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa komponen 1 lebih difokuskan pada faktor material. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komponen 1 adalah material ini yang akan menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek.
2. Komponen 2: Kontraktor dan Tenaga Kerja
Dari hasil analisis faktor terhadap 9 faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tahun Jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat terdapat 2 faktor penyebab keterlambatan yang terkelompok dalam komponen 2.
proyek dengan baik disamping kualitas tenaga kerjanya yg baik.
3. Komponen 3: Aspek Peralatan
Dari hasil analisis faktor terhadap 9 faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tahun Jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat terdapat 1 faktor penyebab keterlambatan yang terkelompok dalam komponen 3.
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa komponen 3 lebih difokuskan Sumber Daya Peralatan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komponen 3 adalah Peralatan, dimana perusahaan mampu memiliki peralatan konstruksi yang mutakhir sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.
4. Komponen 4: Aspek keuangan
Dari hasil analisis faktor terhadap 9 faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tahun Jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat terdapat 1 faktor penyebab keterlambatan yang terkelompok dalam komponen 4.
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa komponen 4 lebih difokuskan pada Administrasi Proyek. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa komponen 4 adalah aspek keuangan dimana aspek Keuangan atau permodalan merupakan salah satu aspek yang akan menentukan agar terlaksananya suatu proyek dengan baik.
5. Komponen 5: Aspek Proyek
Dari hasil analisis faktor terhadap 9 faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tahun Jamak pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Profinsi Sumatera Barat terdapat 1 faktor penyebab keterlambatan yang terkelompok dalam komponen 5.
Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa komponen
5 lebih difokuskan pada Administrasi
Proyek. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
disimpulkan adalah aspek Proyek, dimana
aspek proyek merupakan aspek yang akan
menentukan bahwa proyek dapat diperoleh
oleh perusahaan, tanpa administrasi yang
lengkap sesuai dengan persyaratan tender,
mustahil suatu proyek akan didapatkan.
. KesimpulanDari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk identifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi
Sumatera Barat tahun 2011 - 2014, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Diperoleh 9 faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 -2014 yaitu Proyek, Pemilik, Konsul Pengawas/Supervisi, Kontraktor, Tenaga Kerja, Keuangan, Material, Peralatan, Eksternal.
2. Dari 9 faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 -2014 ditemukan lima faktor penting yang paling signifikan menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek tahun jamak pada dinas pengelolaan sumber daya air Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 - 2014 , yaitu 1. Aspek Material; 2. Aspek Kontraktor, Tenaga Kerja; 3. Aspek Peralatan; 4 Keuangan dan 5. Aspek Proyek.
Saran
Saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain sebagai berikut :
1.
Pada penelitian selanjutnya, dapat dikembangkan suatu penelitian yang lebih spesifik, sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat, dimana hasil yang diperoleh benar-benar merupakan penyebab yang dominan terjadi di lapangan.2.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan proyek tahun jamak tidak hanya di Profinsi Sumatera barat, tetapi juga untuk proyek lain dan dikota-kota lain secara umumnya selain faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, sehingga nantinya dapat dilakukan pencegahan serta tindakan terhadap permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga dampak yang terjadi akibat keterlambatan tersebut dapat diminimalisir.DAFTAR PUSTAKA
Alifen, R. S, Setiawan, R. S, Sunarto, A. 2000. Analisis “ What if” Sebagai Metode
Antisipasi Kertembatan Durasi Proyek, Teknik Sipil, Vol.2 No. 1, Maret.
Proyek Kontruksi. Tesis Udayana. 2009.
Arikunto S, Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta,1998.
Asiyanto, Construction Project Cost Manajement, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005.
Bakriem Management Services, Lokakarya Project Management Body of Knowledge, Jakarta 19– 20 Nopember 1997.
Barrie DS, Paulson, Profesional Contruction Management, 1992.
Chang, Tsung-Ling, Six Sigma, A Framework for Small and Medium-Sized Enterprises to Achieve Total Quality, Cleveland State University, Published PhD dissertation, 2002.
Dillon, W.R. and Goldstein, Multivariate Analysis Methods and Application, New York, : John Willey & Sons, 1984.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat, Data Sisa Dana Paket Pelaksanaan Pekerjaan Dana APBD Tahun Anggaran. 2010. Padang. Dipohusodo, Istimawan, Manajemen Proyek
dan Konstruksi. Jilid 1. Kanisius. Yogyakarta.1996.
Donald S Barie, Manajemen Konstruksi Profesional, Erlangga, 1987.
Gesti, Leonda, “ Studi keterlambatan Penyelesaian proyek konstruksi di
daerah Belitung.”. UII Yogyakarya.2008.
Kraiem, Z. M and Dickmann, JE, Concurrent Delays in Construction Project, Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, 1987.
Kusjadmikahadi. RA, 1999. Dalam Leonda, Gesti. “Studi keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di daerah Belitung.”. UII Yogyakarta.2007.
Koontz, Donall, Weihreich, Essential of Managemen, Me Graw-Hill Book Company, 1986.
Marliyus, Pengaruh Perencanaan Dalam Pelaksanaan Konstruksi Proyek Irigasi di Kabupaten Solok. Tesis UBH. Padang. 2009.
Murali S, Couses and Effect of Delay ini Malasyan Construction Industri, International Jurnal of Project Management, 2007.
Nunnaly, Jum C, Psychometric Theory, Mc Graw-Hill, New York, 1978.
Prianto M, Dharu Dewi, Joyosukarto, Sistim Pengendalian Proyek Konstruksi Faktor Penghambatan dan Pendukung, Yogjakarta, 2006
Proboyo, Budiman, Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi Dan Peringkat Dari Penyebab –
Penyebabnya, Tesis S2, UK Petra Surabaya,1999.
Rai Widhiawati. IA, “Analisa Faktor – Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi”, Teknik Sipil, Vol. 8 No.2 Juli– Desember. 2009.
Santoso S, SPSS - Mengolah Data Secara Professional, Elex Media Komputindo, Jakarta , 1999
Santoso, Analisa Overruns Biaya pada Beberapa Tipe Proyek Konstruksi, Tesis S2, UK Petra Surabaya, 2004 Subiyanto, Metodologi Penelitian, UPP AMP
YKPN, Yogjakarta, 2000. Sukanto R, Manajemen Proyek, 1991.
Soeharto, I Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta, Erlangga. 1995.
Wiguna, dkk, Studi Tentang Analisis Pembengkakan Biaya Dan Waktu Pada Proyek Konstruksi Real Estate, 2005, Bandung.
Wijayanthi, Shanty, Faktor – Faktor Penyebab Keterlambatan Waktu Pembangunan Proyek Gedung Negara di Lingkungan Pemerintah Kendiri, Tesis S2, ITS Surabaya, 2000.
PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 Pasal 52 Ayat 2 dan 3.