• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Media Interactive Simulation. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Efektivitas Media Interactive Simulation. pdf"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia merupakan suatu pengaruh untuk bangsa Indonesia

menjadi lebih maju dan berkembang. Indonesia Sebagai Negara yang masih

berkembang, pendidikan di Indonesia masih sangat kurang dan masih jauh

tertinggal di bandingkan Negara-Negara di Asia maupun Negara berkembang

lainnya. Programme for International Study Assessment (PISA) 2012

menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah

dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut terutama dilihat

dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca,

matematika, dan sains.

James Conant (Usman Samatowa, 2011) mendefinisikan sains sebagai suatu

deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain,

dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna

untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Oleh karena itu,

pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran sains adalah

memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains

dalam bentuk pengalaman langsung (Depdiknas, 2005). Pembelajaran ini

mengintegrasikan pembelajaran sains dengan pengalaman kegiatan

laboratorium dalam memahami konsep-konsep. Menurut (John W McBride,

2004) menjelaskan bahwa dengan menggunakan pengajaran inkuiri dapat

membantu mahasiswa meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan

proses sains. Pada dasarnya sains dan matematika sangatlah penting untuk para siswa yang masih bersekolah di Sekolah Menengah karena pasti akan di

gunakan sampai tua nanti, sains dan matematika pada siswa Sekolah

menengah akan selalu di ingat bahkan orang-orang berumur 40-an pun pasti

masih ingat dengan pelajaran sains dan matematika yang telah di ajarkan pada

awal Sekolah Dasar, namun dengan merosotnya mutu sains dan matematika

(2)

Asia, apalagi tingkat dunia, maka kurikulum yang berlakupun akan terus di

tambah dan diperbaiki.

Berdasarkan data hasil pra survei yang dilakukan terhadap keadaan siswa

kelas VIII diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Siswa kurang percaya diri (malu) untuk mengajukan pertanyaan pada saat

guru menyampaikan materi.

2) Siswa kurang bersemangat pada saat mengikuti proses belajar.

3) Kurangnya keterlibatan siswa pada saat proses pembelajaran.

4) Siswa kurang serius dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

5) Siswa sering ribut di kelas saat proses belajar.

Kondisi hasil belajar secara khusus dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1: Data Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 1 Purbolinggo Lampung Timur Semester Ganjil Tahun

Pelajaran 2011/2012.

Muhammadiyah 1 Purbolinggo Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.

Data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika kelas

VIII semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 masih rendah. Sejauh ini SMP

Muhammadiyah 1 Purbolinggo telah melakukan berbagai upaya yaitu dengan

memilih guru linier dengan bidangnya, melengkapi sarana dan prasarana

sekolah. Guru juga melakukan pendekatan kepada siswa guna untuk

mencapai tujuan yang diharapkan karena keberhasilan pendidikan juga sangat

dipengaruhi oleh siswa, namun hasil belajarnya belum sesuai dengan yang

(3)

Beberapa permasalahan yang teridentifikasi sebagai penyebab rendahnya

tingkat kelulusan dibidang sains antara lain:

1. Siswa kurang tertarik untuk mempelajari sains, karena sudah munculnya

image bahwa sains itu sulit.

2. siswa kurang menguasai konsep-konsep fisika dan matematika.

3. Siswa kurang memiliki daya imajinasi untuk membuat suatu gambar atau

pola dari suatu permasalahan.

5. siswa kurang mampu membuat sebuah model matematik.

6. Kurangnya suplemen bahan ajar guru yang bisa mendukung siswa dalam

meningkatkan kemampuan berimajinasi dan membuat model.

Metode pembelajaran pun dapat mempengaruhi tingkat kelulusan. Seperti

cara mengajar guru yang masih konvensional, yaitu mengandalkan

kemampuan berbicara, memakai handout, atau gambar-gambar yang dibuat

secara manual. Metode pembelajaran tersebut bagi siswa yang lambat

menangkap materi, tentu saja kurang efisien. Untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan di atas, diperlukan sebuah media pembelajaran alternatif yang

bersifat verbal, visual, dan interaktif. Program yang akan dikembangkan

didasarkan pada tampilan visual yang menarik dan interaktif. Tampilan

visual yang menarik diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan mahasiswa

terhadap materi yang diberikan dan dapat meningkatkan penguasaan siswa

terhadap materi yang diberikan. Tampilan visual dibuat dalam bentuk

animasi. Sedangkan tampilan interaktif berupa simulasi dapat meningkatkan

kemampuan logika dan penguasaan konsep. Dalam penguasaan konsep, siswa

dapat membuat ramalan, penjelasan dan pemahaman konsep lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan media nyata atau pembelajaran

konvensional.

Mengatasi keterbatasan tersebut, saat ini telah dekembangkan media-media

peraga berbasis simulasi komputer, pengembangan ini dimungkinkan katrena

begitu pesatnya technologi dan informasi baik dibidang hardware dan

(4)

diterapkan sebagai sarana untuk mempertajam pemahaman tentang fenomena

dalam menggunakan alat peraga tersebut. Begitupun dengan keberadaan

media Phet Simulations yang telah dikembangkan oleh University of

Colorado at Boulder guna untuk menungjang keberhasilan dalam pencapaian

pembelajaran tentang sains

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat keefektifan media phet simulations dalam

meningkatkan pemahaman konsep sains pada siswa SMP?

2. Bagaimana penerapan media phet simulations dalam meningkatkan

pemahaman konsep sains pada siswa SMP?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tingkat keefektifan media phet simulations dalam

meningkatkan pemahaman konsep sains pada siswa SMP?

2. Untuk mengetahui penerapan media phet simulations dalam meningkatkan

pemahaman konsep sains pada siswa SMP?

D. Manfaat penulisan

1. Manfaat teoritis

Bagi siswa: a. Memiliki alternatif metode belajar yang menyenangkan.

b. Memberikan persepsi baru pada siswa tentang metode

belajar dengan media simulasi.

c. Dapat meningkatkan kemampuan dan pemahaman

terhadap mata pelajaran sains.

Bagi guru: Dapat membantu guru dalam melakukan proses pembelajaran

di sekolah.

2. Manfaat praktis: Dapat menjadi masukan dalam bidang akademis serta

bahan masukan ataupun data untuk penulisan

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Phet Simulations

Media berasal dari kata “medius” yang artiya tengah, parantara atau

pengantar. Media adalah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan

(Bovee, 1997; dalam Rusman:2011). Sedangkan menurut (Scram, 1977;

dalam Rusman, 2011) media adalah technologi pembawa pesan yang

dimanfaatkan untuk pembelajaran.

Ada beberapa kriteria untuk menialai keefektifan sebuah media, (Hubbard,

1983; dalam Deni Kurniawan, 2011) mengusulkan Sembilan kriteria untuk

menilainya. Kriteria pertama adalah biaya. Biaya memang harus dinilai

dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaaan media itu. Kriteria

lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik, kecocokan

dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk diubah, waktu dan

tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan danyang terakhir

adalah kegunaan.

Menurut Sudjana dan Rivai (Azhar Arsyad, 2002) mengemukakan manfaat

media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pengajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga.

Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

(6)

Media memiliki multimakna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas,

AECT (association for education and communication technology) memaknai

media sebagai segala bentuk yang dimafaatkan dalam proses penyaluran

informasi. NEA (national education association) memaknai media sebagai

segala hal yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca dan dibicarakan

beserta instrument yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Multimedia

pembelajaran interaktif yang mempergunakan strategi simulasi membawa

siswa lansung dihadapkan pada lingkungan atau situasi yang menuntut

perannya atau menuntut siswa untuk mengambil tindakan.

Menurut (Wester’s Collegiate Dictionary, 2004; dalam Shaharuddin, 2011),

simulasi adalah “berpura-pura, untuk memperolehi intipati tanpa melalui

keadaan sebenar”.. Penggunaan simulasi berasaskan multimedia adalah

sebagai salah satu kaedah dalam pendidikan dan penggunaannya kian

meningkat dan popular.

Menurut (Alessi dan Trollip, 2001; dalam Shaharuddin, 2011) simulasi

dibahagi kepada dua kumpulan berdasarkan objektif utama pendidikan yaitu

ingin mengajar tentang sesuatu atau untuk mengajar bagaimana membuat

sesuatu. Simulasi bagi mengajar sesuatu dibahagikan pula kepada dua

subkategori iaitu Physical dan Iterative Simulation manakala bagaimana

membuat sesuatu juga dibahagian pada dua sub-kategori iaitu Procedural

dan Situational Simulation.

Ciri-ciri simulasi yang efektif adalah:

1. Belajar menjadi relatif lebih singkat dibandingkan metode lain,

2. Efektivitas belajar meningkat bila model atau simulasinya benar-benar

mendekati realita,

3. Belajar menjadi efisien karena targetnya pada kemajuan dan hasil

(7)

Berikut ini adalah tampilan awal dari media Phet Simulatins dilihat dari segi

design dan artistic media pembelajaran:

Tampilan awal dari media ini dimaksudkan untuk memberikan suat kesan yan

mampu menarik perhatian pengguna media ini terutama menarik perhatian

siswa yang diselingi dengan tampilan yang menarik dengan berbagai gambar

simulasi yang ditampilkan pada background dari media yang disajikan

dengan berbagai teks penggunaan media, tentang media Phet Simulations

serta panduan penggunaan pada guru dalam mengajarkan suatu materi

pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Disampimng itu, media

ini dapat diatur penggunaan bahasa yang ingin dipakai pengguna termasuk

bahasa indonesia yang mudah dimengerti leh guru maupun siswa dapat

memahaminya.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

media Phet simulations adalah salah satu media pembelajaran yang bertujuan

untuk memberikan pengalaman belajara yang lebih konkret dengan beerbagai

(8)

B. Hakikat Sains

Menurut (Surjani Wonorahardjo, 2010) dari sudut bahasa, sains atau Science

(Bahasa Inggris) berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata Scientia yang berarti

pengetahuan tentang, atau tahu tentang; pengetahuan, pengertian, faham yang

benar dan mendalam. Berbeda dengan pendapat Fisher (Ali Nugraha, 2005:

3) mendefinisikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh

dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan

dengan penuh ketelitian.

Sedangkan (James Conant, dalam Usman Samatowa, 2011) mendefinisikan

sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan

satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi,

serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Sejalan

dengan hal itu, dapat diketahui bahwa kegiatan sains memungkinkan anak

melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun

benda tak hidup yang ada di sekitarnya. Anak belajar menemukan gejala

benda dan gejala peristiwa dari benda-benda tersebut.

(Iskandar, dalam Patta Bundu, 2006) mengemukakan bahwa sains sebagai

disiplin ilmu disebut produk sains karena isinya merupakan kumpulan hasil

kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk

fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori sains.

1. Fakta sains

Fakta adalah pertanyaan dan pernyataan tentang benda yang benar-benar

ada atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah

dibuktikan secara objektif.

2. Konsep sains

Konsep adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta sains yang

saling berhubungan. Konsep adalah kosa kata khusus yang dipelajari

siswa. Siswa diharapkan dapat menjelaskan konsep yang dipelajari,

mengenai ilustrasi konsep, kesamaan suatu konsep, dan mengetahui

bahwa penggunaan konsep itu benar atau salah.

(9)

Prinsip adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep

sains.

4. Hukum sains

Hukum sains adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannya

yang meskipun sifatnya tentatif tetapi mempunyai daya uji yang kuat

sehingga dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama.

5. Teori sains

Teori sains sering disebut juga teori ilmiah merupakan kerangka

hubungan yang lebih luas antara fakta, konsep, prinsip, dan hukum,

sehingga merupakan model, atau gambaran yang dibuat para ilmuwan

untuk menjelaskan gejala alam.

Dari berbagai defenisi-defenisi tersebut telah tampak adanya berbagai

gambaran-gambaran penting tentang pembelajaran sains terutama pada siswa.

Kajian diatas dapat diartikan sebagai pemahaman tentang keterkaitan

program dan aplikasi sehingga dapat melibatkan serta mengimbangi

kemajuan dari tehnologi masa kini dengan berbasis pada model pembelajaran

yang tepat dalam meningkatkan pembelajaran dengan melihat dari sisi

software yang digunakan dalam media ini.

C.Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Pertama ( SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar

formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD)

atau yang sederajat. Sekolah Menengah Pertama dilaksanakan dalam kurun

waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Siswa kelas 9 diwajibkan

mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa.

Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan

lebih tinggi, yaitu pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah

menengah kejuruan (SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah

pertama umumnya berusia 13-15 tahun.

Sekolah Menengah Pertama ( SMP) termasuk wajib belajar bagi setiap warga

(10)

meliputi pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan

sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.

Sekolah Menengah Pertama ( SMP) diselenggarakan oleh pemerintah

maupun swasta. Pengelolaan sekolah menengah pertama negeri di Indonesia

yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini

menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota sejak

diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001. Sedangkan Departemen

Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar

nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama negeri

merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.

(11)

BAB III

METODE PENULISAN

A. Jenis Tulisan

Jenis tulisan dalam karya tulis ini adalah library research (kajian pustaka )

yang bersifat deskriptif, dengan mengkaji beberapa literatur yang berkaitan

dengan kepustakaan dan kemudian menghubungkannya dengan literatur yang

berkaitan dengan yang menggambarkan tentang efektivitas media phet

simulations dalam meningkatkan pemahaman konsep sains pada siswa SMP.

B. Objek Tulisan

Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah

adalah literatur yang berhubungan dengan judul. Selain itu dibutuhkan juga

informasi mengenai bagaimana media phet simulations sehingga dapat

diketahui dimana letak kekurangan cara kerja dan upaya-upaya yang telah

dilakukan tersebut dan dicari upaya lain untuk mengoptimalkannya. Salah

satunya adalah dengan mengefektivitaskan media phet simulations dalam

meningkatkan pemahaman konsep sains pada siswa SMP.

C. Tehnik Pengumpulan Data

Data-data yang diperoleh dalam karya tulis ini diperoleh dari berbagai

literatur-literatur ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan seperti : buku

dan referensi dari internet yang relevan sesuai dengan permasalahan yang

diangkat. Data-data tersebut diperoleh yaitu dengan melalui pemilihan

sumber yang relavan, menentukan bahan yang akan dimuat dan

mempersiapkan hal-hal dalam pembuatan karya tulis ini.

D. Teknik Analisis Data

Penulisan karya tulis ini diawali dengan menganalisis masalah-masalah yang

dihadapi oleh siswa mengenai pembelajaran sains. Dari analisis ini

(12)

yang berkaitan dengan hal tersebut yang selanjutnya memberikan solusi

(13)

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang

bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan

tiruan-tiruan bentuk pengalamanyang mendekati suasana sbenarnya dan

berlangsung dalam suasanayang tanpa resiko. Selain dari itu anak-anak tergolong

usia belajar ternyata lebih banyak menghabiskan waktu di depan computer dan

kurang waktunya untuk belajar, dalam hal ini pelajaran yang berkaitan dengan

pelajaran sains atau ilmu alam yang sering sekali mereka asumsikan adalah

pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari.

A. Tingkat Keefektifan Media Phet Simulations

Pembelajaran dengan menggunakan simulasi membuat siswa tertarik dan

semangat dalam melaksanakan prses pembelajaran sehingga menuntaskan

hasil belajar siswa serta memberikan kesan yang positif, menarik, dan

menghibur serta membantu penjelasan secara mendalam tentang suatu

fenomena oleh karena itu, siswa yang berlatih simulasi merasa senang dan

mudah untuk mempelajarinya.

Strategi pembelajaran interaktif simulasi dengan berbagai

pendekatan-pendekatan karena strategi yang yang dipakai dalam media ini sangat efektif

dibandingkan pembelajaran dengan demonstrasi dan ceramah, karena efektif

dalam penggunaan waktu dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan simulasi

dapat membantu siswa untuk lebih memahami persoalan yang dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari guna menbantahkan asumsi tentang sulitnya

belajar sains secara umum karena selain mengajarkan materi tentang aspek

kognitif, media ini juga mengajarkan nilai psikomotorik yang dapat

meningkatkan keterampilanilmiahdan sikap ilmiah.

Salah satu teknologi yang dapat mendukung proses pembelajaran adalah

(14)

Salah satu media simulasi yang sesuai digunakan pada pelajaran fisika adalah

Physics Education Technology atau biasa disebut dengan PhET. PhET yaitu

media simulasi yang dikeluarkan oleh University of Colorado dan sudah

teruji kebenarannya. Simulasi PhET merupakan virtual lab yang

menampilkan suatu animasi fisika yang abstrak atau tidak dapat dilihat oleh

mata telanjang, seperti: atom, elektron, foton, dan medan magnet.

Phet menyediakan menyenangkan, interaktif, berbasis penelitian simulasi

fenomena fisik secara gratis. Kami percaya bahwa kami berbasis penelitian

pendekatan-menggabungkan temuan dari penelitian sebelumnya dan kita

sendiri-pengujian memungkinkan siswa untuk membuat hubungan antara

fenomena kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya, memperdalam

pemahaman mereka dan apresiasi dari dunia fisik.

Untuk memastikan efektivitas pendidikan dan kegunaan, semua simulasi

secara ekstensif diuji dan dievaluasi. Tes ini meliputi wawancara mahasiswa

di samping pemanfaatan aktual dari simulasi dalam berbagai pengaturan,

termasuk ceramah, kerja kelompok, pekerjaan rumah dan kerja laboratorium.

Sistem penilaian kami menunjukkan apa yang tingkat pengujian telah selesai

pada simulasi masing-masing. Semua simulasi Phet tersedia secara bebas dari

situs Phet dan mudah digunakan dan memasukkan ke dalam kelas. Mereka

ditulis dalam Java dan Flash, dan dapat dijalankan menggunakan web

browser standar asalkan Flash

Aplikasi media Phet Simulations yang dikembangkan memiliki beberapa

menu, antara lain:

1. Menu Konsep.

Dalam menu ini terdapat rangkuman dari konsep – konsep dasar sains

terutama yang menyangkut materi fisika, kimia dan biologi beserta

persamaan-persamaan dasarnya. Untuk membantu meningkatkan

(15)

2. Menu Simulasi.

Menu ini dimaksudkan untuk membantu siswa mengembangkan imajinasi

siswa dalam menanggapi suatu fenomena.

3. Menu Permainan.

Menu permainan adalah contoh pengembangan model simulasi yang

berfungsi untuk melatih tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan yang

dimaksudkan menyenangkan dan menguji kemampuan analisis siswa. Gambar 4.1: Menu Konsep Phet Simulations

(16)

Dalam menentukan atau memilih media pembelajaran yang tepat dalam

mengajarkan suatu mata pelajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip dari

media tersebut, maka penulis menganalisis prinsip-prinsip dari media Phet

simulations sebagai berikut:

1. Relavan atau kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran atau sesuai

dengan karakteristik dan perkembangan siswa, serta dengan waktu yang

tersedia.

2. Penggunaan media memusatkan pada perhatian siswa dengan

penyampaian inti pesan yang dimaksud, penggunaan waktu yang relative

singkat dan tidak memerlukan banyak tenaga.

3. Media pembelajaran ini dipilih karena dapat digunakan atau diterapka

dalam proses belajar mengajar karena tinjauan tentang simulasi yang

berkaitan dengan fenomena atau gejala fisis yan penah dilihat oleh siswa

dalam kesehariannya yang dapat menambah pmahaman siswa dalam

mempelajarai konsep dasar sains.

4. Media ini mengedepankan aspek lingkungan siswa yang bersifat

kontekstual dengan mempertimbangkan aspek pengembangan life skill

yang dimiliki siswa

Pengaplikasian media Phet Simulations yang cukup efektif dengan tinjauan

(17)

baik bagi seorang tenaga pengajar dikarenakan dapat membantu dalam

pencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk melihat bagaimana pengaruh

hasil pembelajaran menggunakan aplikasi simulasi interaktif dilakukan

perbandingan antara metode pembelajaran konvensional (tanpa menggunakan

aplikasi simulasi interaktif) dengan metode pembelajaran menggunakan

aplikasi simulasi interaktif.

Langkah pengujian dilakukan sebagai berikut: langkah pertama, siswa

diberikan materi tentang knsep dasar pembelajaran sains seperti materi fisika,

kimia dan biologi, kemudian dilakukan evaluasi hasil proses belajar mengajar

untuk materi tersebut melalui quesioner dan quiz berupa

pertanyaan-pertanyaan konsep dan pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan

penggunaan model simulasi yang ditampilkan media.

Nilai dalam suatu media ini memiliki dampak yang cukup positif terhadap

peningkatan pembelajaran sains pada siswa, karena media ini dapat

mengembangkan kemampuan siswa bukan hanya soft skill akan tetapi juga

meningkatkan kemampuan hard skill yang dimiliki siswa. Selain itu, yang

menjadi pijakan utama dalam media ini sesuai dengan kebutuhan siswa yang

diseuaikan dengan karakteristik siswa. Artinya tidak semua materi yang

dimuat dalam media ini cocok untuk segala situasi, melainkan harus di

sesuaikan dengn kebutuhan siswa, usia siswa, interes siswa, tingkat dan

jenjang pendidikan siswa.

Terlepas dari kekurangan diatas, media interaktif simulasi memilki

keunggulan atau kelebihan disbanding dengan media lain. Kelebihan dari

media ini adalah sebagai berikut:

1. Menampilkan audio-visual (suara dan gambar)

2. Menarik perhatian siswa karena dalam media ini terdapat permainan yang

terkait dengan konsep pembelajaran fisika.

3. Siswa dapat mempelajari konsepnya dirumah.

(18)

5. Mengangkat contoh yang sesuai dengan dunia nyata yang diubah dalam

bentuk simulasi.

6. Setiap mata pelajaran tentang sains termuat dala media ini conth dalam

materi pembelajaran fisika yakni kelistrikan.

7. Media ini adalah salah satu medium yang menarik, modern, dan selalu siap

untuk diterima oleh siswa karena mereka mengenalnya sebagai sarana

pencapaian konsep sains.

B. Penerapan Media Phet Simulations

Media Phet Simulations kini telah banyak dipakai sebgai media pembelajaran

di kalangan mahasiswa terkhusus untuk mahasiswa FMIPA karena materi

dalam media memuat pelajaran tentang ilmu exact. Jika dikaji secara

tertimologi makna dari interaktif simulasi menekankan pada penggunakan

internet dan aplikasi yang merujuk pada penggunaan technologi internet untuk

memperbarui materi sains yang dibutuhkan dengan serangkaian solusi yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

1. Sistem Pembelajaran dengan Media Phet Simulations

a. Suplemen (Tambahan)

Media ini cukup mengurangi beban guru dalam pengajaran khususnya

tentang konsep fisika karena sumber belajar dalam media ini cukup

memuat materi ajar yang di butuhkan siswa dalam proses pembelajaran.

Selain dari itu siswa juga dapat belajar mandiri akan tetapi tetap dalam

pengawasan guru.

b. Komplemen (pelengkap)

Materi pembelajaran dari media ini diprogramkan untuk melengkapi

materi pembelajaran yang diterima siswa didalam kelas. Guna untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran siswa tentang pembelajaran yang

bersifat kontekstual kemudian siswa dapat menganalisis maupun

memahami fenomena yang terjadi terkait dengan materi simulasi yang

ditampilkan media.

(19)

Penggunaan media untuk pembelajaran berfungsi sebagai sumber

belajar yang monoton terhadap proses pembelajaran sekaligus menjadi

acuan guru dalam pembelajaran. berbagai metode yang sering dipakai

guru membuat pasif siswa, namun dengan adanya media semacam ini

dapat membuat siswa lebih aktif dan mudah untuk berinteraksi dengan

lingkungan.

2. Pola Pembelajaran Media Phet Simulations

Berikut adalah pola pembelajaran guru dan media phet Simulations

Pola pembelajaran seperti diatas memberikan gambaran bahwa peranan

guru hanya sebagai pembawa pesan atau materi ajar, guru tidak lagi

menjadi satu-satunya sumber belajar akan tetapi media juga berperan

dalam proses pembelajaran. Siswa dapat memperoleh informasi dari

berbagai sumber belajar. Dalam pemebelajaran dikelaas dengan

menggunakan pola seperti ini, media sebagai sumber belajar yang

memfasilitasi kegiatan belajar dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Siswa juga dapat membangun pengetahuan dan merefleksi pengetahuan

mereka yang dibantu oleh guru dengan memberikan umpan balik pada

siswa, hal seperti ini dapat memacu tingkat pemahaman siswa dalam

Tujuan

Fisika

Guru Media Phet

Simulation

(20)

menanggapi pembelajaran khususnya tentang pemahaman konsep-konsep

sains di SMP.

Berkenan dalam hal ini siswa semakin terpacu untuk belajar tentang sains

karena sistem penyampaian pembelajaran berbentuk simulasi sangat tepat

untuk siswa SMP kerena dilihat dari segi karakteristik murid SMP yang yang

identik dengan rasa penasaran dan kontekstualisasi yang dapat merangsang

tingkat pemikiran yang akan memberikan perubahan pada proses

penamkapan materi secara ideal.

Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan media ini mempunyai

teks, grafik, animasi, simulasi dan audio. selain dari itu media ini

menyediakan sarana permainan yang berfungsi untuk merefleksi pemahaman

siswa terhadap materi yang diajarkan dalam media interaktif simulasi

tersebut.

Tinjauan tentang isi materi dari media dapat dilihat dari ketiga aspek penilain,

guna untuk menjamin keefektifan untuk penerapan media ini sebagai berikut:

1. Pada aspek kognitif, siswa dapat mengetahui, mengenal atau memahami

konsep sains yaitu peningkatan teori dasar dan teori lanjutan dari meteri

yang dimuat dalam media interaktif simulasi.

2. Pada aspek afektif, siswa dapat bersikap kritis, kreatif karena dengan

menggunakan media simulasi yang dipakai dapat menbantu siswa dalam

mengatasi masalah yang kerap dialami siswa terkhusus untuk mata

pelajaran sains.

3. Pada aspek psikomotor, siswa dapat terampil dalam membuat atau dengan

kata lain mengetahui keterampilan dalam menanggapi gejala fisis yang

tergambar yang pada akhirnya akan dimuat dalam bentuk simulasi.

Penggunaan media phet simulations dalam pembelajaran di kelas dimana

guru lebih menekankan pada penggunaan teknologi. Adapun pemanfaatan

media yang dipakai tenaga pengajar dalam kelas yairu sebagai berikut:

1. Guru dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur

(21)

2. Guru harus mereview bahan ajar dimana siswa harus menggnakan media

ini dengan mengkndisikan keadaan kelas dan materi ajar yang akan

diajarkan yaitu dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan

materi sains.

3. Guru memberikan beberapa pertanyaan seputar materi tentang sains

dengan menggunakan keterampilan bertanya lanjut dan bervariasi setelah

memperlihatkan media simulasi agar siswa dapat merefleksi pemahaman

mereka dalam bentuk lisan maupun tulisan.

4. Guru mengadakan diskusi formal didalam kelas terkait materi simulasi

yang telah diperlihatkan guna melatih tingkat kekritisan siswa dalam

menanggapi suatu fenomena.

5. Guru meminta siswa untuk membuat suatu resume atau ringkasan materi

terhadap materi ajar berbentuk simulasi yang telah ditampilkan dari media

ini.

Terdapat beberapa macam pembagian pembelajaran berbasis media simulasi

dengan melakukan dua langkah yang harus dilakukan untuk menentukan

metode pemebalajaran inkuiri dengan diselingi media interaktif simulasi yang

dikondisikan.

Proses pembelajaran interaktif simulation sangat baik untuk diterapkan

kerana dalam proses pembelajaran siswa terasa belajar didunia mereka

sendiri. Selain itu, pembelajaran ini sangat efektif karena siswa berperan aktif

dalam pembelajaran sehingga siswa merasa senang dalam mengikuti mata

pelajaran tersebut. Maka dari itu guru dituntut harus kreatif dalam

menampilkan pembelajaran simulasi sehingga siswanya tidak merasa bosan

(22)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan sintesis penggunaan media Phet simulations

pada pembelajaran yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Media phet simulations dapat digunakan sebagai suplemen bahan ajar

untuk guru terutama dalam bidang ilmu sains. Guna meningkatkan

pemahaman siswa terhadap konsep dasar sains serta meningkatkan

ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran sains dalam hal ini dapat

mengurangi asumsi tentang sulitnya belajar sains

2. Media Phet simulations mudah untuk diterapkan dalam proses

pembelajaran karena penggunaan aplikasi mudah untuk dipelajari

pendidik.

B. Rekomendasi

1. Siswa diharapakan dalam lebih mendalami materi tentang ilmu sains yang

sering diasumsikan sulit dipelajari.

2. Guru diharapkan eningkatkan keprofesionalnya dalam menyesuaikan

dengan perkembangan ilmu penegatahuan dan tekhnologi.

3. Pemerintah diharapkan pula dapat meningkatkan mutu tenaga pendidik di

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nugraha. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini.

Dirjen Dikti Depdiknas: Jakarta

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada :Jakarta.

Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalamPembelajaran Sains. Depdiknas: Jakarta

Prihatiningtyas, S. Prastowo, T. Jatmiko, B. 2013.” Imlementasi Simulasi

Phet Dan Kit Sederhana untuk Mengajarkan Keterampilan Psikomotor Siswa pada Pokok Bahasan Alat Optik dalam Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2(1):19-20

Rusman. Kurniawan, D. dan Riyana, C. 2011. Pembelajaran Berbasis

Teknologi Informasi dan Komunikasi. Rajawali Pers : Jakarta.

Shaharuddin Salleh, S. Zaidatun, T. 2011. “Pembinaan Sistem Pembelajaran Berasaskan Simulasi Interaktif menerusi Web bagi Kursus Telekomunikasi dan Rangkaian” dalam Jurnal Teknologi Pendidikan Malaysia 1(1):51

Surjani Wonorahardjo. (2010). Dasar-dasar Sains Menciptakan Masyarakat Sadar Sains. Indeks: Jakarta.

Suryana, Ase.2008. Pengembangan Perangkat Lunak Simulasi Interaktif Kinematika. Prosiding Seminar Nasional Fisika: Jakarta

Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Depdiknas: Jakarta

Usman Samatowa. (2011) . Bagaimana Membelajarkan IPA di SD. Depdiknas: Jakarta

Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar. www.bukabuku.com (online) dikutip pada tanggal 23 April 2014 pukul 20.45 WITA

(24)

BIOGRAFI PENULIS

Hasrullah dilahirkan dari keluarga guru yang sederhana di Desa Garing pada

tanggal 26 Maret 1995 , suatu daerah yang sejuk dan tenang di Kabupaten Gowa.

Alamatnya sekarang di BTN Bumi Zaridah Blok J No.12 Pattallassang Gowa.

Hasrullah adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Saeru, S.pd dan

Nursiah. Kediaman orang tuanya berada di Desa Garing RT 001 RW 001 Gowa.

Dia termasuk orang yang pekerja keras dan selalu berusaha serta tergolong cerdas

dalam dunia akademik yang menamatkan sekolah dasarnya pada tahun 2006 di

SD Inpres Garing, kemudian SMP Negeri 1 Tompobulu pada tahun 2009 dan

pada tahun 2012 menamatkan jenjang pendidikan atasnya di SMA Negeri 1

Tompobulu, sekarang Hasrullah kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar

pada jurusan Pendidikan Fisika. Hasrullah sekarang aktif di berbagai lembaga

ataupun organisasi kampus maupun luar kampus.

Gambar

Tabel 1: Data Hasil Belajar Fisika Siswa  Kelas VIII SMP
Gambar 2.1: Tampilan awal Phet Simulations
Gambar 4.2: Menu Simulasi Phet Siulations
Gambar 4.3: Menu Permainan Phet Simulations

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara literasi ekomomi dan pengalaman prakerin terhadap minat

Berdasar hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: Tipe kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun budaya religius siswa di SD Negeri

Hal ini dikarenakan guru kurang jelas dalam menyampaikan langkah-langkah strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here yang akan dilaksanakan, sehingga ketika

[r]

Pelaksanaan PPL diawali dengan berkonsultasi dengan guru pembimbing, yaitu Ibu Erna Fermanti, S.Pd. dalam hal ini terkait semua hal yang harus dipersiapkan sebelum praktik

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

Pada metode penelitian ini terdapat 3 (tiga) perlakuan antara lain: perlakuan 1 (Limbah laundry saja (kontrol)), perlakuan 2 (Limbah laundry dan 3 tumbuhan

Kerang penghasil mutiara umumnya berasal dari famili Pteriidae, namun yang umum dikenal hanya jenis-jenis tertentu seperti gold atau silver-lip pearl oyster (kerang mutiara bibir