omsKtm
oaa,\ai8A32 s^hta xao
m
dab w&&sahq
KSJAKOAWI KgffiJBR PSHOHBAUG * QBDABGAH
M I L I K PT RI 'L STAKAAN "UNI VERS'1 AS AI R LANGGA*
S I ’ H A B A Y A
02SKTOJUI i
U2I2TOR8Z?AS AIHLAHGGA ftUtttmS llUKtt;
PSHGttTl GKHIPSIrJOHOi5AH HtEttS; KDAHA
SABO BS3LAKU PI IM05DS3IA
( J.S. 0AB3*AK )
STEDKXOH 0RGANISA3I SERTA TUGAS DAM WEWENANG
KEJAKSAAN MEHOBUT PBKOHDAHG - UNDANGAH
XAHG H3HLAKU DI IHDOMESIA
DISST0JUI ;
UNIVEH3ITAS AIRLANGGA FAKULTAS HUKUM
PENGUJI SKRIPSI JURUSAN HUKUM PIDAHA
< HARXOHO MBfTAROEM SH )
SraOKTUR ORGANISASI SSBTA TUGAS DAK WSWENANG
k ej aks aan menor ui pebxtodang
-
tjndanganYANG BERLAKU DI INDONESIA
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MSLSNC&API PAN MEMKWUHI SXARAX-
SYARAT GUNA MENCAPAI GELAB SARJANA HUKUM
OLEH t
S O B D A R T I
Nonor pokok s 5 7 0 6 F2
JURUSAN HUKUM PIDANA
FAKULTAS HUKUM UNIVSRSITA3 AIRLANGGA
S U R A B A U
m
^ » RUS3X JAI4 E232a Cj* I7/JL?
O U H A D A T A *
gcnngra iravggAax trm <~**3 r^rt nv7r?Ar3
ir^^v? r^rriT? :crT^.*.^vra*mq?
tAg%
m r s m m
rrrriu
S A ? 4 F C U C A : * ? AS *
0 A B
X
I J E a O i l l U L U A D .
d a s
tt
* m a c a u o
xzrzxz*
jk'f&wtmu..
U* £31 JA334*
h a s
n r
i Smyrna o & r e s x
z s t m m *
a
*
j a o3 mr©n a 3 ,
b*
*izm tarczxx
c x x a u .
S A S
X?
t tOR*3 CASTtixsnr^cs £Z^UC3Aitfr»
3
aa
7
« s c o i n p o u i j *
samxt* &> zsc^o 1974
tttssruro acr t
c
t m m t r x m mrr "Ann, fljr*)
S
A T A, FfiJl
, S k A J L X J U LSeorang mahasiswa yang hendak mengakhirl pandi
-dikannya pada suatu F*kultas guna raencapoi .
keaarjana-annya aebagaimana lazimrjya* vajib monyusun suatu
skripsi sasuai dengan Jurusan yang dipilihnya* Quna meleng
-kapi ujian akhir pada jurusan hukum pidana, dlsusunlah
sltripsi ini*
Dalam - aaengakhiri skripsl ini penulis menyam
-paikan uoapan terima kasih kopada para dosen dan assis*
tan ffofcultaa Hukum 'Ohiversitas Airlangga yang tolah
&e-ngasuh penulis* Demikian pula ingin pula penulis
sampaikan ucapan terima kasih kepada para pejabat dari in$
-tan si yang telah sudi memberl bantuan pada waktu panu
-11s mencarl bahan yang dlperlukan untuk aonyusun skrip
sl Ini. Semoga amal mereka dit arista oleh Tuhan Yang
Ma-ha Ssa.
Berfcubung masih kurangnya me keoampuan dan
penga-laman serta pioiknya pengetahuan penulis, aaka penulis
an skripsi ini jauh dari pada sempuma. Oleh karena Itu
masih banyak kekurangan dan kesalahan, balk dltinjau da
ri sudut ilmiah, maupun tohnik pergrusunannya. Untuk hal
tersebut penulis tutup dengan beribu-ribu maaf, dengan
harapan sonoga uraian yang belum memadal ini ada kegu
-naannya bagi para pombaca.
1 0 1
Hf
tlftlftH?!
f P -H P
3
0
D
0
L . . . i l l
a A H 0 X A ... . ...
XV
S A T A M S Q A H X A a . . . . .
v
,
d a f t a b... vi
B A B
X
i P S H D A B U L t J A S
. . .
1
S A B U I PiUlGSBHAH KEJAKOAAB... 6
A. BEJAIUHHXA . . . . ... 6
u,
m i s m \
. . .
v?
B A B I I I
1
Q tK O K O T l OROAJ
1
I S A D I KEJ AX
3
M
3
. .
20
A . JAH AH I
11
H D U B
3
U H P A . . . . ,
20
B.
J M M H3
PVBLIK XHDOaZBlA . . .2
b9
A
0
27
I C T
0
A
3
DAH
W
3
W
2
HA
30
KSJAX3AAU
. .
>*0
B A B
7
I K B O X H P U & A B . . . .
$2
I.AKPI&UUMMi’IIUH ... 5V
B A B I
EJSJIP A l l I* U .A__H .
Dalaa paabahaaan akripai penulis nemberlkan sakjft
dar gonbaran dari aalah aatu alat parlengkapan n agara-
yaitu kejaksaan, Adapun judulnya tentang n SXRUKTUR -
ORGAHISASI SSfCTA TUGAS BAH VGSWEtfAHG KEJAJCSAAH KSHURUT-
PERUWDAIJCUUHDAHGAM XAHG BSRLAKU DX INDONESIA %
Alasan-alaaan aafclngga ponulis aaotllh judul ini
adalab karcna i
a)* aatarlqya, aepengatafauan penulis balua par -
nab dikupaa*
b). adanya parubahan atruktur organises! dalasi *
leabaga kejaksaan yang fundaaentll aesuai
ngan perkciabangan dan kabutuhan masyarakat.
Bardaaarkan alaaan^alasan itulah menggugah hati penu *
U s untuk aengadakan pambahaaan dan auabangan pikiran-
dalaa skripal ini*
Adapun bahan-bahan yang akan parmlia komukakan -
antara lain
** S
istim Pemerintahan Negara yang ditogaskan da -
lam tfridang~Bhdang Dasar ialah Negara Indonesia
berdasar atas Hukum, tidak berdasar atas keku -
asaan belaka n*
2* Ketetapan MaJells Pernusyavaratan Bakyat Hepublik
Indonesia Nomor XV/MPH/J973 tentang Garis Gar
Is Be-
sar Saluan Negara, Bab IV Pola
Vmum
Pelita II dalara
bidang Ekkum anfcara lain menyatakan s
” Peabangunan dibldang Eukum dal
a® Negara Hukum
Indonesia ialah berdasarkan atas landasan Xer-
tib Hukum Negara jiaitu cifca-eita yang terkan -
dung pada pandangan hidup, kasadaran dan cita *
cita hukura serta cita-cita moral yang
luhur
yang meliputi suasana kejiwaan serta vatak dari
bangsa Indonesia yang dipadatkan dalam Pane a -
ails dan tfndang tfadang Dasar 19W 1*
3* Ifadang Uhdang Nomor 15 £ahun 1961* Lembaran Negara
Bepublik Indonesia Tahun 1961 Homor 25Wf yaitu Un •
dang-^ndang tentang "Kotentuan Ketentuan Pokok K© -
djaksaan Hepublik Indonesia" di dalara pasal 1 ayat
1 nya menyatakan s
*
Kedjaksaan Hepublik Indonesia selanjutnfa dise-
but Kedjaksaan, ialah alat negara penegak hukura
*yang terutama bertugas sebagai penuntut u
m m u
p* i; !>VSTAK.AAN :( M \ i AI R LAN GGA’
v i B A Y A
“ Kedjaksaan dalaa fungsinya selalu nebjunjung -
tlnggi hak-hak asaai rakyat dan faukua negara °
Uhdang IZndang Noaior 1** Tahun 1970, Lombaran Nogara-
Bepublik Indonesia fabun 197<>» toaor 7^t yaitu Ifaden*
todang tentang 19 K*tentuan-Ketentuan Pokok Bekuaea*
an Keha&Laan % di dalaa pasal 15 ayat **nya
mortja
-
takan babwa *
* Dalam parkara pidana we
jib pula eoorang penun-
tut
m m 9
ketjuali apablla ditontukan lain 4a
ngan undang * Undang "•
?asal 33 ay«t 1 nya menyetakan :
" Pelakoanaan pfltusan pengadilan dalaa perkara •
pldana dilakukan oleh djaksa
£• Beglemon Indonesia Tang Uperbaharui ( R I B ) Staat
blad Xahun 19^1 Komor
hh
di dalaa pasal 83 1 aenyata
takan babwa s
" Djika nenurut tlisbangan djaksa perkara itu so*
dab c tjukup diporikaa dan nasuk peaariksaan *
pengadilan negari maka aekalian sarat diserab*
karmya kepada kofcua pengadilan negeri yang di*
enggapnya berbakr dan dalaa hal dituntut tupa*
ya perkara itu dlparlkaa dalaa sidang pengadi-
lan da
ngan stenerangkan eeksama-seksaaiaiiya
atau
oeimnjukkan perbuatanp-perbuatan tentang aana-
tertuduh dituntut *•
ny
a yaitu Bab Ilt dibabas tentang pcngartian kajakaaan
yang peninjauannya dari s a« aajarahnara, b, arti jaksa
Bab ini parlu dikatabul aabab kajafcaaan aebagai salab-
satu alat parlengkapan nagara penegak hukua, mangalaal
p8rksnbangan sesuai dongan parkatabangan masyarakat* Efc
ngan danikian kajaksaan pada oulanya tldaklah aeaaa -
puma saparti sekarang lnl,
gecudlan dalam Bab IIXf akan dibahas tantong
atruktur organisaai feeJakoaaru Peabahaaan mana ditin -
jau dalam dua aacaat yaitu * a. Jaaan Hlndia BeXandav
b* jaman Hepublik Indonesia* Pada jaman Hlndla Belanda
Jakaa Agung manjadi puouk pimpinan
kajakaaandan kapo-
lialam Prlnslp yang dwatkian Ini tardapat dalaa pasal
ISO Recbtarlljke Qrganiaatie* yaitu babwa Jakaa Agung*
aangapalal aaluruh kapoliaian-kehakiman di seluruh
In
donesia* Sadangkan pada jaman Bapublik Indonesia prln-
sip yang danlkian talab dilapaakan, diganti dangan *
prlnslp baru9 yaitu babva kajaksaan dan kapoliaian o -
Itu saaing-naaing aarupakan daparteaen yang bardiri -
aacara oandlri* Dalam arti babwa Kejakaaan dan Kepoli-
aian
nagara Itu aorupakan leabaga sandirl~ aandirl dlba
5
L
onbaran Hegara Hapublik Indonesia Tahun 1961 Nomor 25
yaitu uodang*undang tentang 11 Kat
entuan-Xot entuan Po •
kok Kadjaksaan n dan bersaaaan dengan itu dikeluarkan-
Juga Ondang Uhdang Nomor
23tahun 1961, Lembaran Nega-
ra Republik Indonesia,
Uamr
2**5 Tahun 1961, yaituun-
dang-undang tentang
*
Ketontuan Pokok Kapolisian Naga-
ra Itepublik Indonesia
Hengenai tugas dan wawenang kejaksaan akan diba*
has dalaa Bab IV* Pembabasan dalaa Bab ini dititik be-
ratkan pada tugas dan wewanang kejaksaan sotolah pro *
klanasi ksmerdekaan. Dangan demiklan aaka sesuai da -
ngan Jaman kemardekaan Indonasie tugas dan vewonangnya
aagala tindakan kejaksaan baruslab ditujukan untuk ■«&
JunJung tinggi bak-bak asaai rakyat dan faukua nagara*
Bab V nerupakan bab yang tarakhir, dianggap seb£
gai penutup dari ekripsi ini* Dalaa bab ini hanyalab -
be
rial kesiapulan-kesiiapulan dari bab-bab yang terdablL
lu. Adanya uraian yang sedertoana Ini dibarepkan handak
lab tiap-tiap pembentukan suatu alat perlengkapan na *
1/
B
A B II
ffSSKOSBTI
AH K&JAKSAAN
A. S K J A H A HJti ^ A *
Sejak lahir di dunia manusia telah berhubungan «
dongan manusia lain di dalam suatu vadah yang disetut-
aaeyarakat. tfula-mula la b»rhubungan dongan orang tua-
nya dan semakin meningkat umurnya seraakin luas pula c&
kup pergaulannya dengan manusia lain di dalasi masyara-
katu
Manurut Ihamaa Hobbes* pada awalnya di dalam ke~
adaaxi tanpa uegara yang dinamakan keadaan alamiah ada-
peperangan ontara seaeorang dongan orang lain, diaana-
sotiap orangm meaperlihatkan keinginan-keinglnannya *
yang sangat egoistis itu. 351. situ fcidak dapat difeeda -
kan antara adil dan fcidak adilf karena nafsu-nafau aanu
sa-7
m
a lain. Balk penguasaan maupun perj anjian dapat menuju
kepada sruatu penghldupan bennasyarakat. Penghldupan beiv
masyarakat ini dapat dltiinbulkan oleh sentua anggota,
akan tetapl dapat juga oleh paksaan dari seorang pengu-
asa.^
Berbeda dengan pendapat dari John Locke yang nong
anggap keadaan alamlyah Itu memang mendaftulul
negara
juga, akan tetapl Ini tldak berartl bahva keadaan Itu
a&alah tanpa aturan-aturan kemasyarakatan, DI situ ada
perdanalan dan akal piklran sepertl dalaa nagara*
Selanjutnya bellau menyatakan bahwa perbedaan antara
keadaan alaraiyah dan negara terletak dalam negara untuk
menetapkan dan melaksanakan huicum alanu Negara dlclp
-takan karena suatu perjanjlan keaasyarakatan dlantara
rakyat* Tujuan dari perj anjian Itu Ialah untuk melln *
dungl hak oillk, hak hldup dan kebebasan, balk terha
-dap bahaya dari dalam maupun bahaya dari luar*
Orang
orang menyerahkan hak-hak alaraiyah kepada masyarukat to
2)
tap! tldak scsrua hak-haknya*
Henurut Jean Jacquo3 Housseau, manusla itu yang
asalnya balk telah dlrubah oleh peradaban. Bagalnana
hal itu Msa terjadl,
bahvamanusia yang awalnya aerda
ka aekarang hldup dalam kekuaaaan nagara* domlklanlah-
la berfcanya pada dlrlnya* Dalam pada Itu perhatlan lien
daknya jangan dl tujukan pada kekuasaan negara, melaln
kan kepada tata tertib maayarakat* ini adalah daaar -
yang tldak fcarfadl menurut kodrat alam, akan tetapl -
harus baroumber pada suatu perjanjlaiu Qloh karena Itu
parjanjlan sebagal hukm yang benar. Jadi karananya *e
tlap orang dlbatasl dalam kemerdekaannya karena porjan
njlan itu* sehlngga la telah aezigadakan perjanjlan Itu
menjadl kurang merdeke. Karena perallhan dari keadaan-
alamlyah kepada keadaan baxnagara* nalurl manusia ta -
lah dlgantl dengan keadllan, dan tlndakan-tlndakannya-
mengandung kesusllaan* Saba
gal gantloya kamerdekaan -
alaalyah dan kamerdekaan tanpa bat
as, la kini telah -
mervdapat kemerdakaan yang dlbatasl olah keraauan urauau
Selanjutnya bellau menyatakan bahva,
oleh
par -
janjlan
telah dlclptakan negara* akan tetapl
sekarang-nagara maslh harus menyatakan kehendaknya untuk bar -
garaky Ini dllakukan oleh perundang-undangan yang bezv
tujuan
9
Perj
anjian keoasyarakatn dari ajaran Jean Jacqu
es Kousaeau
adalah perjanjian dua belah plhak yaitu -
adanya perjanjian antara anggota naayarakat dengan no*
gars* Adapun hak untuk aenjatuhkan pidana ada pada
na-gara, karena negaralah sebagal pelaksana perjanjian -
antara Indiridu dengan negara, apabila perjanjian dl -
langgar* Dengan nelakukan suatu perbuatan pidana sase-
orang telah menodai perjanjiannya sendlri yang la tolah
aenjadl anggota nasyarakat justru karena perj anjian Itu
JUclbat pertwatannya Itu la dlkuellkan oleh aasyarakat,
la dap^t Menjadi anggota masyarakat kaabali apabila
-la mengadakan perjanjian baxu dengan denda atau pidana
k\
sesual dengan kesalahanqya*
'
Apakah dasar hukumnya tindakan peaidanaan Itu?
Dalaa aetlap pergaulan hidup meabutuiikan daya upaya -
untuk menelihara dan xsempertahankan danar^daaar k$hi *
dupannya
%
Segala perbuatan yang dapat manggoncangkan-
OQObahayakan, atau aeruntuhkan daaar-dasar kohidupan -
masyarakat harus diborantas, guna menyolamatkan kapeifc*
tingan-kepentlngan hidup dalam mas&rarakat* Ufctuk melin
dungl kepentlngan-kepentlngan hidup teraebut
harualah-k\
/Boo9lan fialfth, "Kullfth Uram ffiikiim Pldnnn" pada tang-
gal
1 2Junl
1971*-.
dljatuhkan pidana terhadap pavjm® ai&pa yang melakukan
perbuatan yang dapat membahayakan kepentingan-kepenting
an hidup dalam nasyarakat. Palara ha,l yang demikian tim-
bullah anggapan bahwa dasamya dari peaberian pidana
itu tldak lain adalah suatu tindakan pembalasan*
Teori ini nerupakan teori pembalasan atau teori rautlak
Memirut L.J. Van Apeldoorn, teori outlak ialah
teori yang raombenarkan adanya pemldanaan seinata-nata a*
tas dasar perbuatan pidana yang dilaltukan, Dljatuhkannya
pidana adalah karena adanya perbuatan pidana yang dila-
kukan seseorang. Pemldanaan adalah akibat mutlak dari
suatu perbuatan pidana, pemldanaan adalah sebagai balas
an dari pada perbuatan pidana yang dilakukannya* Teori**
rautlak atau teori pembalasan ini diutarakan sangat tajam
oleh Immanuel Kant*^ Menurut Immanuel Kant dalasi kea
daan yang tercela ada dasar untuk menj atuhkan pidana, -
oleh karena l$u adanya perbuatan pidana segera disu -
sul oleh peaidanaan dengan menberikan kesengsaraan pada
si
pelaku dari perbuatan pidana,ini oarupakan syarat yang ti-
_____ Ini merupakan
dak dapat ditavar-tavar lagl*^
Biaaaping
teorl nrutlak atau teorl pembalaaan
adasuatu teorl yang dlsebut teorl relatip* Teorl relatip
-oencarl
peabenar pemidanaan
<31luar perbuatan pldana •
itu sondlrl, yaitu dl dalaa tujuan yang harus dlcapai
-dengan Jalan ancaman pldana dan pemberlan pldana*
Teo-ri ini mancarl tujuan peaidanaan dalam usaha untuk meja
pexbaiki penJahat. Jadi peaidanaan harusloh mendidik
-agar
dl
pelaku pldana menjadl balk dalam pergaulan hi
-dap dl dalam masyarakat* Kini biasanya orang lain leblh
aemberikan tekanan pada perlindungan masyarakat terha
-dap kejahatan yang tentunya sama sekall tidakoonutup *
kemungklnnn bahva peoldanaan akan memberi daya aendidlk
7)
dan nembuat orang Jera/
Selaln darl dua teorl tersebut diatas ada suatu -
teorl lagi yang dlsebut teorl persatuan atau teorl coo-
puran. Teorl persatuan atau teorl campuran, meneoba
menyatukan pokok pandangan darl teorl nutlak dan teorl-
relatip, dan aengoJ arkan peaidanaan dlberikan balk fcaia
na orang nelakukan pldana atau maupun aupaya orang ja
-11
t
pada tanggal
12Juni
197^*
ng
an aampai aelakukan perbuatan pidana.*^
Adapun tujuan pemldanaan berdasar Hancangan Kltab
Pndang Undang ftikum Pidana, sosuai dangan keadaan di Ifl
donesla naka pemldanaan aenpunyai tujuan untuk *
1* mfincegah dllakukarmya tindak pidana deal pengayoaan-
nogara, aasyarakat , dan penduduk*
2* mezablmblng agar terpldana lnsyaf dan menjadl anggota
aasyarakat yang berbudi balk dan berguna*
3* raenghilangkan noda-noda yang dlaklbatkan oleh tlndak
pidana*
Berganaan dengan tuabubnya Leabaga poradilan di -
dalaa aaayarakat Itu, sobenaxnya juga tumbuh lenbaga pa
nuntut umua dalaa sajarah Indonesia maslh dalam bentuk-
yang aamar-samar* Sebab aaaih di satu tangan yaitu di ~
tangan seseorang penguasa* Kemudian bentuk sorts susun-
nannya tergantung pada tlngkat serta keaajuan aasyara *
katnya, Sal yang deaikian dapat dillhat apabila mesbuka
kitab-rkitab dan peninggalon nenek-aoyang, jabatan jakaa
itupun telah lama dikonal*
Balsa sejarah Indonesia dikenal orang
akan
-
Go
jab Hada. Gajah Hada adalah oahapatih dari
13
M
ajapahit pada tabuu
1 3 3 1sampal tahun 136k. Orang kuat
m i sobagai adyak.ua ( jokea ) aanyalenggarakan segala -
shltl narendran ( undang-undang raja ) dan sebagal asta
padha raja* la aenberlkan pada raja mengsnai segala pex
adllan parkara rang sullt-sulltdiaanplng itu Gajafc -
Mada naalh mesa
gang baberapa jabatan lalnnya sepertl *
niaaliya sebagal wakll-kota, perdana aanterl dan pang -
lima parang*
Keadaan peralihan pada sekitar abad ke tujuh be -
las, juga aaalh naopak adanya suatu garis peolsah di -
antara paradilan raja dan paradilan yang dilakukan atas
naoa raja olah paJabat-pajabat tertantu*
Parkara-perkara yang menjadi urusan paradilan raja di -
sabut parkara pradata* Perkara-parkara yang tldak oenja
dl urusan paradilan raja dlsebutnya parkara padu* Tang
taraasuk parkara pradata umuanya adalah parkara-parkara
yang dapat aeabahayakan aahkota, yang mambahayakan kaa-
manan dan ketartlban nagara, alsalnya neablkin karusuh-
an dalaa nagerl, pembunuhan, dan Iain-lain yang aifat •
kejabatan tarhadap kepantlngan urna#**^
9)Susuaadi Pudjo«M*ojo, faiaan gttlafljarnn Tata fttina In
d a w l » T OniTsrsitas, Jogftkarta, 196a, hal.H9.
u \
Perfe
araperkara yang dooikian tadl diadili oleh raja
-pribadiy Adapun perkara pada pada umuanya yaitu perkara
perkara yang aelalu mengenai kepentingan rakyat porseox
rangan , seportl mlaaliQra perseliaihan diantara
rakyat-yang tldak dapat didamaikan secara kekeluargaan oleh ha
kia perdanaian dl dalaa wllayahnya Qaslngmaslng* Per
-ti)
kara sonipa Ini cukup hanya diadili oleh jakaa*
Pada usramnya
penjajahan
Belanda dl Indonesia, tu
gas jakaa menjadi berkurang, Walaupun dalaa pasal 62 -
Rechterlijke
Organlsatle disebutkan bahwa pekerjaan
Openbaar
ainieterle
dl
pengadilan-pengadilan negerl dl*
lakukan oloh jakaa, tetapl dalaa prakteknya tldaklah -
demlkian. Sebab kedudukan jaksa sedenikian sehlngga
aereka
*
a. Tldak aempunyai hak untuk aenuntut, tebab yang boleh
aenuntut Itu hanya asslsten resident saja;
b* Dl dalaa sldang pengadilan.tldak raempuqyai hak untuk
nemlnta pidana akan tetapl .hanya dapat aengajukan *
pendapatnya saja ( pasal 292 1.8* )
e» Tldak aempunyai hak untuk aenjalankan aesuatu putua-
an dari pengadilan, yang demlkian ini hanya asslsten
rosiden saja ( pasal
32?
)
m i l i k
P r m ' S TA K A A N
*r N n ‘f ■ • AI R LAN GGA'
! - A Y A
15
Jadi nyata sekall dalam segala-galanQra jaksa Itu*
hanya aenjadi kaki tangan asaisten resident* la tidak
-12
)
mempuEyai kekuasaan sendiri*
Pada jaman penjajahan Jepang dladakan perubahan -
secara beaar-besaran dalam hal kedudukan jaksa* Sanua *
assisten resident yang tadinya aenjadl majlkannya para
jaksa dengan sekaligus dihapuskan* Sejak porbuatan ini
maka pakerjaan jaksa dengan peraturan dari DJawa Qunde-
ikan bulan ffopember tahun 26Q*t> maka semua jaksa dengan
sendirinya manjadi jaksa seperti yang dimaksud dalam -
pasal
k6
darl Harsiona Inlandch Beglemant (
H*I.H*
).
Dalam Osanu Sirei Bomor 49 ditegaskan bahwa yang dlmak
sud dengan pekerjaan jaksa dalam undang-undang ialah -
osncarl kejahatan* manuntut parkara , dan memerintahkan
aupaya dtjalankan putuaan pengadilan dalam parkara kri-
m^nii dan juga mengurus pekerjaan lain yang berhubungan
dangan kewajibannya.**J/
Gejak terbentukigra negara Hepublik Indonesia, maka
oleh pemerintah Indonesia diusahakan mengerabalikan ke *
wibaamgra jaksa seperti sebelum datangnya para penjajah
di Indonesia* Oleh pemerintah Indonesia dikeluarkan
peraturan-peraturan tebagai berikut 3
1* tJndang Undang Homo
r 7
Tahun 19**7t pasal 3 Aya menya-
takan bahwa *
* DJaksa Agung nolakukan pengawasan terhadap pan
dan poliai didalan menj alankan pengueutan"
2* Koputusan Preaiden Boaor 22 Tahun 19**7, oeneiapkan -
bahwa I
* Poliai Bepublik Indonesia diteaapatkan dibavab -
perdana menteri dengan perantaraan Djaksa Agung"
3* Penetapan Preaidan Ifomor 5 Tahun 1955, pasal I nya -
■enyatakan bahwa *
n DJakga Agung / Djaksa Tentara Agung bervenang *
untuk selaku ponagak hukum dan penuntut umum -
baik dalam kopoliaian preventif maupun kepoli -
Bian represif atas nama Preaiden Pangliraa Ter -
tinggi Angkatan Perang member! perintah langsung
kepada tenaga-tenaga kepolisian negara dan ang-
gota-anggota kepolisian Angkatan Perang''*
Undang Undang Homor
lb
Tahun 1970, Lembaran Negara -
Bepublik Indonesia Tahun 1970, nomor 7*f dalaa pasal-
1? ayat
b
nya menyatakan s
I?
dengan undang-undang
J.Instrukai Presiden Hepublik Indonesia Naaor 9 Tahun -
197*ft tentang Tata Cara Tlndakan Xepolislan Xerhadap -
Pimpinan / Anygauta Devan Pervakilant Hakyat Daerah Ti%
kat X dan Ungkat II, dale® lampiran
Instrukslpresidsn
ini antara lain bahwa mengenai pelaksanaan tlndakan ka-
poli3ian
yang disebtetfidalaa instrusi ini
hanya dapat-dilakukan oleb petugas-petugas negara yang dltunjuk
oleh
jaksa tinggls atau ol*h pervira penyorah perkarti,-
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku#
b.
m i m t *
Dalam pasal 55
Rechterlijke
Organisatle ditentu -
lean bahva penuntut uraua khusmsnya ditugaskan senegakkan
undang-undang dan ketontuan kuasa umum, menuntut semua-
ke
jabatan dan neaerintahkan pelaksanaan putusan pldana.
Dengan demikian dalam Rachterlljke Organisatle tidak -
ada rumusan aengenai jaksa, sebab hanya didapatkan adanya
iatilah penuntut
umum.
Bebenaxnya penuntut
m m
itu adalah jaksa pada -
pengadilan negerl. Dongan dealkian aaka selain jaksa, -
dikenal perkataan penuntut umum. Kedua perkataan ini
sebenarnya adalah terjemahan darl bahasa Belanda. Jaksa
penuntut uznum heraaal dari ter^eraahan openbaar minis-
terle*
Sojak Republic Indonesia diproklamirkan sampal
gaat sekarang maka oleh karena perkaiaan openbaar mi -
niateri© ini pada tlap pengadilan nagerl di} alankan oleh
magistraat, dengan sendirinya seniua perkataan magistraat
dapat difcantl dengan perkataan jaksa. Jadl jaksa pada
vaktu ini lalah openbaar ministerle yang dimaksud dalaa
pasal M> Herziene Inlandch Reglesent.^ Untuk dapat
lebih Jelasnya, maka pengertian Jaksa yang terdapat da-
lam pasal
k6
Herziene Inlandch ,Reglement dinyatakan do-
mlkian ;
w 1* Pegawai-pegawai penuntut umum pada pengadil
an negerl diwajibkan karena Jabatannya seper
ti dengan seksama sekalian kejahatan dan pe-
langgaran dan menuntutnya, yaitu jang masuk
pemeriksaan pengadilan negerl*
2. Kalau tldak ditentukan orang yang lain* maka
jang dikatakan pegawai-pegawai penuntut uraum
dalam fleglement ini lalah jaksa-Jaksa penga
dilan negerl*
Kalau tidak ditentukan orang yang lain, dima
na dikatakan jaksa dalam reglement lnif yang
dimaksud lalah djaksa pada pengadilan negerl "•
Deng
an aingkat si fat tugaa kewajiban dan kedudukan Jak»
sa bias
a adalah berdasar atas Herziene Indlandch Hsgle-
aent.
Jaksa adalah orang yang bertugas lebagai penuntut
Xmas*
Jikalau disebut istilah le&baga penuntut
vmm9
-
itu bararfci kejakaaan* Dengan demikian berarti bahwa •
jakaa adalah orangnya atau petugaanya yaitu orang yang
molakukan penuntutan* Dalam pengertian yang lebih luaa-
arti penuntut umum identik dengan penegak hukum, ini *
sudah Jelas. Sebab terhadep sotiap pelanggaran atau ke-
Jahatan tanpa adanya penuntutan, tidaklan raungkin hokum
Itu sendiri ditaatinya serfca dihoraati oleh raaayerakat.
Sctiap pelanggaran faukuia sebagai konsekwenainya -
dijatuM atau dibebani neatapa bagi pelanggarnya*
Beret
ringannya naotapa atau aanksi ditentukan oleh sifat pe
langgaran atau kejahatan yang dilakukan oloh si pelaku;
dalam hal inilali jaksa sebagai penuntut umusi sangat di-
B
A B III
SXHPKjETO QHGAllISASX m r M S A M
A- JAMAIfr TOIPIA BBLAUDA#
Susunan pengadilan-pongadilan gufcemeinent tidak -
serupa untuk seluruh daerah Hindia Belanda# akan tetapi
ada perbedaan antara Java dan Madura dl satu pifiak dan-
daorah*-daerah di luor Java dan Madura dilain plhak.
Bum
Bunan pengadilan^pengadllan idl Java dsn Madura diatur-
dalaa Begleaant op de Bechtljke an hat Belaid dor Jus-
titio in Hederland ~ Indio darl tahun 10*6, ataathlad-
l8W noaor 33 yang fcarlaku pada tanggal 1 Mel 10+8 (un
tuk solanjutnya cukup dlsingkat fiechtorjke Organisatle)
dan yang sejak itu berkali-koll diufcah. Susunan penga-
dllan-pengadilan guberncment di daerah fcuar Java dan
Madura pada pokokn/a diatur dalam Bech&rffclsiuent Bulten
gewasten dari tahun 1927 izoaor 227 yang niulal barlaku *•
pada tonggal 1 Jull tahun 1927 ( untuk selanjutnya di *
singkat R,B$.
Didalaa aeapelajari katontuan-ketentuan dalam —
Bschterlijka
Organlaatie*
mengenai kejaksaan* Benurut
21
fl
istim yang digunakan dijaaan Hindia Belanda ada dua ma
can penuntut rnma yaltu
t
Pert
ana , penuntut
unua
yang dilakukan oleh pegawaipo
-gavai orang Bclanda disobut "Qfficier van Justitie
*
gu
na delay
ani pangadilanpengadiian untuk orang Bropah
-dan pengadilan Laandraad untuk mana borlaku Herziene In
o\
landcb Seglement . /Dengan keputusan Gubemur Jendral-
pada tanggal 12 April tahun
19bl
nomor 12 dimuat dalam*
Staatblad tahun 19^1 Uoaor 99? »aka oleh Gubemur Jen-
dral ditunjuklah Landrad - landrad untuk mana berlaku *
Herziene Inlandch Heglement maliputi i
1. Landraad di Bandung, Bogor, Circbon, Jakarta, dan -
Tangerang.
2. Landraad di Magelang, Pakalingan, Salatiga, Scmnrang
Surakarta, dan Yogyakarta*
3. Landraad di Gersik, Kediri, Malang dan Surabaya*^
Kedua, yaitu penuntut umum yang dilakukan oleh pegawai-
pegawai orang Indonesia, yaitu jaksa, kadang*kadang di*
sabut juga Inlandsch Qffioier Van Justitie, guna mola *
yani pengadilanpengadilan landraad selainnya yang di
-2\
#B# Trasna, Poradilan dl Indonaala dari Abad
ka
Abad -
Versluya, Amsterdam Djakarta, 1957* bal.
lb$,
sobut tadi.
Pada vaktu Itu jaksa temasuk korpa pamong -praja
yang diangkat dan diberhentikan olch Qubernur Jendral dan
k\
oleh karena Itu berada di batfah perintah r*siden*
Mermrut pasal 180 Kechterjke Organisatle ditentukan
bahwa
i*
1. DJaksa Agung mengepalai seluruh
kepolisian -
kehaklman diseluruh Indonesia. 9 dan selaku -
itu berkovejlban raeoelihara agar supaya keten
tuan-ketcmtuan raengenai hal tersabut dalan -
p
o rundang-undangan hukum atJara pldana dllafc
sanakan dengan tjepat dan tegas*
2» Dengan dikotjualikan apa yang terssbut dalam
pasal 56 Hechterjka Organisatle, maka soma*
pegawai openbaar ministerie s«mata-mata dan-
dengan langsung ada dibawah perintahnya. rt
Dengan demikian, prlnsip darl pasal 180 Bachterlljke -
Organisation ialah Jaksa
Agung
oenjadl pucuk pimpinan*
kejaksaan dan kapolisian*^ Sebagaiaana dlketahui bah-
va seluruh penuntut umum yang diterapatkan pada pelbagal
pongadilan secara kfcusus langsung berada di bawah perln
tah jaksa agung* Hal yang demikian Ini tidak mengurangi
ketentuan di dalam pasal 56 BechterUjke Organisatle di
23
mam
ditentukan bahva secxua pejabat kejaksaan divajib -
Han «en;J alankan perintah Qubornur Jondral di dalaa rang
ka jabetannya masing-masing* Oleh karena itu sebagai ke
pala kepolisian kehakiman Jaksa Agung wenang untuk mem*
berikan inetruksi-inatruksi kepada pegawai-pegawai ad*
ainistrasi yang aenjalankan kepolisian, ape yang dipan*
dang perlu guna pengusutan, pcncsgahan ter^adinya sega*
la macam kejahatan atau pelanggaran dan untuk aemeliha-
ra ketertiban dan ketenteraiaan
i m m
deal kepcntingan *
justitie. ^
Peneapatan dari pada para penuntut uraua pada ber*
nacam-macca pengadilan diatur dalam pada
Bochterljke
Organisation susunan lenbaga penuntut umum tersebut ada
l
ab deoikian *
1. Pada Hoogarechtsho
ft
yang nemegang jabatan sabagai *
penuntut umum, ialah Pokrol Jendral Jaksa Agung,
2, Pada Haad Van Justitie yang aemegang jabatan penun *
tut usum lalah para Qfficier dan Xnatitut Qfficier *
Van Juatitie*
3* Policie rechtar yang meaegang jabatan pegawai penun
tut umum#
tf* landgarencht tldak ada jabatan penuntut uaunu
keku
asaan ©xecutlef, yang berpusat pada Gubemur Jen •
droit
B.
JAMAHR^FUBLIK IHDOHKSIA.
ICegiatan penegak hukum pertama-taaa ditujukan un-
tuk raeningkatkan ketertiban dan kapastian hukmn di da -
% m
taasyarakat* Balam usaha ini maka perlu diadakan pe-
nyempumaan slstira koordinasi sorta penyerasian tugas
antara inatansi-lnstansi penegak hukum. Hal ini dilaku
kan antara Iain dengan menertlbkan fungsl* tugas, koku-
asaan dan wewenang lembaga-lenbaga yang bertugas mene -
gakkan hukum nenurut proporsi ruang lingkup masing-ma -
sing* didasarkan atas sistim kerja soma yang balk.
Dengan berdirinya negara Hepublik Indonesia, maka
dikeluarkan maklumat pemerintah Hepublik Indonesia terfc
tanggal 1 Oktober
19b$t
maka segenap kantor kejaksaan
yang tadlnya dipiaahkaa darl departemen kehaklman dan
ditempatkan dibawah Chiambu, rnlal 1 Oktober 19W5 dl*
plndahkan lag! dari Chiambu
ke
departemen Iehakiaan,ini
berartl bahwa kejaksaan masih belum menjadi satu dengan
iapartenen kehaklman, dl dalam badan-badan kehaklman
ini
25
X
aoudian pada tahun 19^7
1dikeluarkan Undang -
t&idang Honor 7 Tahun 19**7» yang aengatur
n
Summan Sage
ta Kekuasaan Mahkaman Agung Dan Susunan Kejaksaan Agung
Serta Kekuasaan QJaksa Agung", aenurut undang-undang •
ini kedudukan kejaksaan Juga aaslh belua aerupakan lea
baga yang berdiri aondirl. H*l ini dapat dllihat ada -
nya kojaksaan agung pada nahkaaah agung, kejakaaan Tir^g
gl pada pengadilan tinggi, kejakaaan negerl pada pang*
dilan nagerly Kejakaaan telah diketahui bahva <11 dalaa
t&idang-I&idang Daaar 19**5 tldak ada pengaturannya aaaa
sekall, oleh karena Itu perla dladakan daaar hukun •
yang aangatumya.
Uhdang-Uhdang Jfoaor
7
Tahun
19^7
yang dimaksud -
adalah
n
undang undang yang aengatur*1 Susunan Serta Ke
kuasaan Kahkaaan Agung Dan teaman Kejakaaan Agung Ser
ta Kekuaaaan Jakaa Agung " yang berkedudukan do dl To-
gyakarta* Keaudian pada tahun 1950 dengan dlbentukngra
Mj»hfrqmah Agung ft I S dl Jakarta, dengan Uhdang-Uhdang-
Nomor 1 tahun 1950, leabaran Hegara Hepubllk Indonesia
Tahun
1950
Honor
30,
aaka hapuslah Mahkamah Agung di-
logsrakarta, yang berartl bahva Undang Ubdang Hoaor 7
Tahun
19**7
teraebut audah tldak berlaku lagi* Persoal-
lannya aekarang lalah aengapa Undang Ubdang Rooor
7
Ta
da hal fconsiderans Uhdang Itodang Nomor 1 Xjihun 1950, -
Lembaran ffegara Hepublik Indonesia Tahun 1950 Honor 30*
tidak dinyatakan bahwa Uhdang Uhdang Noaor
?
Tahun 19*f?
itu dieabut? Manjavab parsoalan demikian ini menyang •
Icut pengertian tentang bagoimana sikap
50suatu peratuc
an hokum* peraturan hukum yang baru terhadap peraturan
hukum yang lama itu bagaioana. Mangenai sikap sesuatu-
peraturan hukum yang baru terhadap peratutan hukum
yang lama itu ada tiga macaa sikap, yaitu t
- sikap perfcaaa* paraturan hukum baru saqjratakan
ber-laku surut terhadap peraturan hukum yang lama do
ngan batas vaktu tertcntu.
- sikap keduat peraturan hukua baru menghormati pera -
turan hukum lama*
- sikap
ketigay borsikap ekluaip, yang berarti bafe*a -
sejak adanya peraturan hukura baru yang mengatur aat&
ri yang sama9 maka peraturan yang lama dengan sendt-
rlnya tidak berlaku lagi*^
ipabtla
ada
peaaturan haltua yang fcaru aedang ma-
torlnya pamah dlatur oleh peraturan huScun yang
.
saka ada peraturan peralihannya, Oleh karena
tfo.
-27
dang Undang Hoaor 1 Tahun 1950, Lembaran Hegara Repu •
fcnie Indonesia Tahun 1950 Noaor 30, sudah ada aturan
§
peralihannya yaitu dl dalaa Bab
IX
pasal 135 dari Un *
dang Undang Honor 1 Tahun 1950 yang menyatakan s
n Segala perkara yang masih dalam pemeriksaan -
oleh Mahkamah Agung Bepublik Indonesia dan oleh
Boogerechtshof dan dldjalankan dan dlseleaal -
kan oleh Mahkamah Agung Indonesia dengan pe •
ngertian bahva dalaa menghitung tenggang waktu
yang ditentukan tiiak dlhltung antara 27 Beset
ber 19^9 sampal mulai berlakur^a undang undang
ini". Maka sesuai dengan aturan peralihan tei^
■abut ini mencermlnkan sikap eklusipnya peraturan hukun
baru terhadap peraturan hukum yang lama, dengan flaniki
an maka berartl Undang Undang Honor 1 Tahun 1950, Lemfc
baran Hegara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Honor
30adalah undang undang yang berlaku dengan tldak mau
-tahu adanya undang-undang Homor
7
Ta
ham 19^7
yang kemu
dian dengan iendirinya sudah tldak berlaku lagi,
Pada Tahun 1963 dengan Surat Keputusan Presiden-
Bepublik Indonesia Homor 32 Tahun 1963 tertanggal 13 -
Hopember 1963, dltetapkan susunan baru kabinet kerja.
Surat Keputuaan Preaiden teraebut oonampatkan kejaksa-
an dalam konparteoen hukum dalam negerl.
3.9^5 tidak dlsebutkan dl dalam pasal-paaslnya tentang
lsmbaga kejakaaan. Ini Ini berarti bahwa lembaga kojaK-
aaan dlatur diluar ketentuan Unclang Undang Dagar 19^5.
Pi dalaa Xetetapan M P B 6 Hoaor XIV/MPBS
/ 1 9 6 6yaitu
ketetapan tentang Pembentukan Panltla Panitla Ad Hooke
H P H a yang bertugas melakukan penelitian lembaga
lembaga negara, penyusunan bagan peiabaglan kekuasaan dl
antara lembaga no gar
a menurut sistiia tfndang Uhdang Da -
#ar 19^5, penyusunan rencann penjelasan pelangkap Uh -
dang Undang Dasar 19^5, dan penyusunan porinclan hak •
hak asa3l raanusla* Dt dalam pasal 3 darl Ketetapan
M P R S Homor XIV/MPRS
/ 1966dlnyatakan bahwa ;
“ Pekerdjaan panitla dalam penjelidikan kagiatan
lembaga lembaga negara jang diadakan dlluar ke
tentuan Undang Ifoadang Dasar 19^5 audah harus se
lesai selarabat-lambarnja 3 bulan terhitung ae •
djak tanggal Ketetapan ini, dan melaporkan ha -
eil^hasil pekerdjaannya kepada pimpinan M P R S
dengan ketentuan, Panitla member! pengutamaan
pada penjelidlkan kegiatan-kegiatan Front Ha -
sional."
Persoalan
yang kemudlan timbul ialah oleh karena
kejak-
aaan
termasuk lembaga negara
Jang
diadakan dl luar keton
tuan tfndang Undang Dasar 19^5, apakah Juga perlu dlseli
29
3 dari Ketetapan MPB3 Boaor XIV/MPRS/ 1966 Itu justru •
pengutaaaan pada kegiataxv-kegiatan Front Hasional? H e m
rut kenyataan kejakaaan adalah toraasuk juga salah
satu dari leabaga lembaga negara yang dladakan di luar
-ketentuan Undang Undang Dasar 19**5 seperti yang dimak
sud oleh pasal 3 Ketetapan MPRS Honor XIV/MPRS/ 1966
-oleh karena itu keglatan leabaga kejakaaan juga
perlu-diselidikl oleh Panitia Ad Hosko tersebut*
Dengan keputusan Wakll Perdana Menteri bidang Per
tahan&n Dan Keaiaanan Nomor Kep/A/16/I/1966 tertanggal
20 Mei 1966 yang aengatur tentang pokok-pokok organise
si kejaksaan, maka kejakaaan diberi status
kementriandan berdasar atas Keputusan Presidium Kabinet Ampsra
-Honor 26/U/Kep/9/1966 tertanggal 6 September 1966 ten
tang status Kejakaaan Agung* aenetapkan Kejakaaan seba
gai suatu lerabaga diluar kabinet* Dengan adanya Kepu
-tusan Wakll Pertama Menteri Bidang Pertahanan dan
Keaaanan Nomor Kep/Vl6/1/1966 tertanggal 20 Mei 1966
-tentang Pokok-Pokok Organisasi Kedjaksaan, yang
meabe-rikan atatus kedj aksaan berdiri aendiri seperti suatu^
keaenterian kejaksaan^ apokah secara hleraxftiies dapat*
dibenarkan untuk aenghapuskan H#I*R* dalaa
bentuknya-sebagai organisasi, sebab dengan keputusan Wakll Perta
kejaksa-an diberl status sebagai depart ement yang berdirl
uen-dirl, terlapas darl kementerian kehakiman? Untuk aenje
laskan naailah tersebut terlebih dabulu akan dltinj
au-Ketetapan H P R S Booor XX/MPRS/ 1966 tentang Keoorandua
BPR-GR mengenal Suaber Tertib Hukum Hepublik Indonesia
dan Tata Urutan Perundangan Hepublik Indonesia
dinana-dinyatakan bahwa tata uruton peraturan perundangan
Re-publik In<2one»ia, menurut Dhdang ttadang Dasar
sa-
bagal berikutt
" 1* Uhdang Undang Dasar Hepublik Indonesia 2* Ketetapan H P H
3*
Ehdang Undang / Peraturan PenerintabPenggen
ti Undang Undang*W* Peraturan Pemerlntab
5* Keputusan Presiden
6* Peraturan Peraturan Pelaksanaan lainnya
se-Sesual dengan prinsip teraebut dlataa maka suatu
negara hukua peraturan perundangan harus berdasar dan-
bersuaber pada peraturan perundangan yang lebllt tlnggl
tingkatannya* Adapun yang bezvanang untuk aenyatakan -
tidak syahnya suatu peraturan perundangan dari fringkat
yang leblh rendang dari undang-undang atas alaaan
ber-pertl
31
tentangan dengan paraturan pexundang-undangan yang le*
bib tinggi adalah mahkaman agung* Wewenang raahkamah as
agung yang demiklan Ini tercerrain dalam pasal 26 ayat*
1
dari Undang Undang Hocsor l*fr Tahun1970
t
I*embaran Me* gara Hojublik Indonesia Tahun 1970 Hozaor?b9
tentang *Ketentuan Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiaan. Oleh Ka
rona itu w b e n a m y a aecara hierarchies tldak dapat ha*
nya dengan suatu surat keputusan sudah bisa menghapus*
kan dalam b&ntuknya sebagai
suatu
ordonansi*Hal ini adalah merupakan apa yang dinamakah ada gap *
peraturan* sebab untuk menghapuskan suatu poraturan *
yang berbentuk ordonansi, haruslah dihapus oleh suatu*
peraturan perundangan yang sederajat tingkatannya de *
ngan poraturan yang menghapuskannya* Apabila gap pera
turan yang demiklan itu berlangsung torus 9 tertlb
hw-2)
kum tarsentuh yang du ditugikan oleh masyarakat | sell
bab lalu kepastian hukum tldak terjamln*
Bartalian dengan dikeluarkan Undang Undang Nocior
15 Tahun 1961, Lembaran Negara Bepublik Indonesia Ta *
bun 1961 Homor
25^t yaitu undang undang tentang Keton
tuan Ketentuan Pokok Kejaksaan, dikeluarkan pula undang
undang tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Kepolislan He
fare, yaitu Uhdang Uhdang Somor 13 Tahun
19
61,
lembar-an Negara Hepublik Indonesia Tahun 1961 Nomor 2**5, ylembar-angkedua undang undang itu adalah merupakan
pasangannya,-aaalng-maslng merupakan alat negara penegak hukum,
*
yang pertama bertugas sebagai penuntut unma, dan yang
kedua terutasia bertugas nsaelihara keamanan dalaa neg&
ri. Adanya kedua undang-undang torsebut, maka
prinaip-pasal 180 BechNrlijke Organisatle yaitu bahva Jaksa*
Agu
ng
aanjadi pucuk pimplnan kejaksaan dankepolisiantelah ditepaskan diganti dengan prinsip banup karena
-balk kojaksaan
eaupun kepolislan masing-aaslng
merupakan doparfcemen
dengan
seorang msnterlyang
bertanggungjawab secara
politis* Kopala dari
seluruh kojakcaan yaitu jaksa
agung yang marangkap
ipenteridari departemen
Kejaksaan*
sedang kepala kepolislan negara
yaitu pang**lima angkatan
kepolislan
adalahjuga
menteri depart©-men kepolislan negara^*
Menganai.syarat syarat untuk menjadi jaksa agung
ditentukan dalam Undang-Undang Hooor 1 Tahun 1950, Lea
^Moeljatao, Kalinh Hukum. At.lara Pldaon It ( saksl fepl
danaan Fakultas Hukum Qajah Hadaf Yogyakarta, hal.
33
baran Hegara Bepublik Indonesia Tahun 1950
Kotov
30 » yaitu s1. Untuk menjadi jaksa agung orang harus mempu -nyai ijaaah penghabisang perguruan tlnggi ba-gian hukunt, kecuall jika preslden meroberl dl£ pensasi ( padal
b
Undang Uhdang Honor 1 Tahun 1950, Lembaran Negara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Homor 30 )*2* Jakaa agung harus orang varga negara Indonesia ( pasal 5 Undang Undang Honor 1 Tahun 1950, -Lembaran Negara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Honor 30)*
3* Jafcaa agung dlangkat oleh presiden ( pasal 6-Ifodang Undang Nomor 1 Tahun 1950, Lembaran He gara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Honor 30*
S ummon dan organises! depefrteaen Kejakaaan dl
-atur dengan keputusan presiden, oleh karena Itu pada *
tahun 1971 dengan keputusagPreslden Bepublik, Indonesia
Tahun 1971 Homor 29 ©aka dladakanlah penyespumaan po
kok-pokok organlaasl dan tata kerja kejakaaan agung *
dan kejakaaan daeral^* Sfcbagai pelaksanaan keputusan •
presiden tersebutyp maka dikeluarkan Surat Keputusan *
Jaksa Agung Bepublik Indonesia Nomor Kep,* 022/D
A
/$
/1971, yai$u surat keputusan tentang kelengkapan
susun-an orgsusun-anises! , tata kerja dsusun-an perincisusun-an tugas kojaksa
15
Tahun
1961,
Lembaran Negara Tahun
1961
Noraor
25V,
bahwa Jaksa Agung memegang pimpinan pclaksanaan tugas
kejaksaan. Di dalam melakukan tugasnya diperlukan ada-
nya dinas-dinas yang mesbantu Jaksa Agung, Dalam pelak-
sanaan tugasnya, kejaksaan terbagl-bagi atas keaatuan -
kesatuan kerja yang pada tingkat kejaksaan agung diteiv
diri dari Dlrektorat/Inspektorat, Bagian, Seksl dan Sub
sekoi* sedangkan pada tingkat kejaksaan daerab terdirl
dari Bagian dan Sekei ( pasal 1 dari Surat Keputuaan
Jaksa Agung Homor Kep.
022/D
A /5/1971)#
Departemen Kejaksaan diplmpin oleh nentori / Jak
sa Agung yang dibantu oleh pembantu menteri yaitu para
Jaksa Agung Muda, Jaksa Agung Muda tersobut aeliputi I
Jaksa Agung muda bidang intelligence, Jaksa agung nuda
bldang operasi, jaksa agung nruda bidang peabinaan,
jak-aa agung muda bidang pengawasan u»um#
Jaksa Agung Muda memim&in dan mengkoordinaaikan
direktorat / inspektorat yang dipimpin oleh seorang
kepala ditektorat / kepala, inspektorat*
w*
Ad any a lembaga kejakaaan tinggi adalah merupakan
3$
kej
afcsaan agung dl puaat« tfcstuk keaempurnaan susunan *
lembaga kejaksaan* maka dibentuklah lembaga kejakaaaiv
tlngglf untuk keperluan itu maka dlkelnarkanlah Undang
itodang Komor 16 Tahun 1961, ienbaran Negara Bepublik -
Indonesia Tahun
1961
Honor25?f
yaitu undang undang -
tentang Pembontukan Kejakaaan Tinggi. Sebenamya ten -
tang Leabaga Kejakaaan Tinggi ini pada tahun
19^
p e m
nah ada* perkataan demikian ini adalah searuai dengan*
penjelasan umum dari Hndang Onlang Komor
16
Tahun
1961,
yang termuat dalam Tambahan Lembaran Negara Bepublik *
Indonesia Tahun
1961
Hozsor
255
yang antara lain Benya*
takan bahwa *
** lembagan Kejakaaan Tinggi ini pada tahun 19WJ-p e m a h ada sebagai mana diatur dalam Uhdang Un dang Homor 19 Tahun 19^81 tentang susunan dan kekuasaan badan^badan kohakinan dan kejakaaan* Akan tetapl dengan Gndang Undang Barurat Eomor 1 Tahun 1951 tentang Xindakan Tindakah Sementa ra untuk Menjelenggarakan . Keputusan Susunan,-Kekuasaan dan Atjara Pengadilan Pengadilan Si* pil* Kejakaaan Tinggi ini ditiadakan. Ini
ber-
akibat hubungan antara daerah dan pueat menja* di torlantar* komudlan Djaksa Agung oengambiltindakan dengan dibentuknya leobaga Pengavas -Kadjakaaan disetiap Propinsi. I^mbaga ini se * benamya tldak diatur dalam suatu poraturan * perundang-undangan" *tinggi Itu merupakan jembatan antara kajaksaan
negeri-dl daerahndan kejaksaon agung negeri-dl pusat* aaka segala *
porsoalah dl daerah hukum kajaksaan tinggi
dllaporkan-oleh jaksa tinggi atau pengganti pada tlaptiap 3 bu
-lan sekali atau tlap kali dlminta ( pasal 6 ayat
2
dari t&dang Undang Homo* 16 Tahun 1961, Lembaran
Hagara-Hepublik Indonesia Tahun 1961 Romor 255 )t Mengonai ke
dudukan kajaksaan tinggi ialah bahwa pada tlaptiap
-pengadilan tinggi ada satu ltejaksaan tinggi yang daarah
hukumnya sama,
Kojaksaan Tinggi dalaa pembagian menurut kelacnya
ada dua yaitu : Kajaksaan Tinggi Kelaa IA* IB, dan
Kt-jaksaan Tinggi kelaa II,
Adapun syarat penontuan kalas
kejaksaan Tinggiditan -
tukanoleh t
• Langkap tl&aknya alat perlengkapan negara
di-- daerab tingkat I.
- Intansitas parkara
- Fakt02>3?akt0r Denografis* sosio gsografis,
po-
lotis, dan okononis,Syaratsyarat penentuan kelas kejaksaan tinggi yang
-tersabut diatas raemang secara togas ditentukan
aacara-togas tspdapat dalam pasal 3 ayat 1 darl Keputusan Jak
-37
tentang Ketentuan Syarat Syarat Klasifikasi Kedjaksaan
Daerah*
Mengen
al prosedur penentuan kolas kejakaaan dae
rah juga Status dalaa Keputusan Jaksa Agung Bepublik -
Indonesia Homor oaS/W3A972f yaitu bahva permohonan-
penentuan kelas kejaksaan daerah diajukan oleh kopala-
tiejaksaan tinggi atau jaksa tinggi disertoi alasan -
alasan selongkapnya ( pasal II ayat 1 dari Kap.022/
DA/3/1972 ) .Pada tiap kejakaaan tinggi terdlrl atas
seorangjaksa tinggi sebagai kepala9 dan seorang atau lebih
-jaksa tinggi pengganti, adapun mengenai jumlahnsya Jak
sa tinggi penggantl pada kejakaaan tinggi dltetapkan
-oleh nanteriy sedangkan pembagian pekerjaan antara pa
ra jaksa tinggi penggantl pada kejaksaan tinggi, diatur
oleh kepala kejaksaan tinggi ( pasal 1 Jo.pasal 3 dari
UbdangaBndang Honor 16 Tahun 1961, Lembaran Hegara Be
publik Indonesia Tahun 1961 Homor 255 )•
Dalam pelakaaan tugaanya* kejaksaan tinggi terba
gi atas kesatuan kerja yang terdlrl dari baglan dan
-seksl* Seorang djaksa tinggi dalam tugas sehari
harlaombawahi asslstenattsten f asslsten aeaiapin dafc
bagian memimpln dan mengkoordinasikan seksl-seksl yang
dipimpln kopala saksl.
m m *
Mengenal pembentukan Itabaga kejaksaan negerl san
pal sekarang Ini belum ada undangundang pembentukan
-nya, sedangkan berdasarkan pasal 6 ayat
2
d*$iUhdongUhdang Honor 15 lafaun 1961, Lembaran flegara Republlk
-Indonoela Tahun 1961
H
omor
25V, undang-undang tentang* Kaputusan KeputusanFokok
Kejaksaan, diijyatakan bahwa** Blsamping tlap-tiap pengadllan negari ada sate kajaksaan negerl dengan daerah hukua yang sama Jang susunannya dlatur dengan undangun -dang "*
Pennasalahan
yang
demikian bisasegera
dlataal opabllapasal 6
ayat
2
dari Uhdang UndangHomor
15 Tahun 1961, Lembaran Negara Republlk Indonesia Tahun 1961 Jfomor 25Vt *
itu segers dllkutl undang undang organiknya* Oleh kare
na Undang Uhdang Homor 15 Tahun 1961, Lembaron
Negara-Republlk Indonesia Tahun 1961 Homor 25V Itu
marupakan-undang marupakan-undang pokok kejakaaan* maka sebagai marupakan-undang~un^
dang yang hanya aengatur pokok-pokoknya saja perlu se
gera dllkutl undang-undang pelaksanaany*a • Sabab apa
akan-39
k >
terjamin, yang dirugikan tidak lain adalah nasyarakatKejaksaan negerl sebagaiaana yang ditentukan
di-rtftian pasal
2
ayat2
dari keputusan jaksa agungBooor-Kap *
022/VA/3/19?2
, tentang Ketentuan Syarat-Syarat Klasiflkasi Kejaksaan Daerah, terdlrl atas * Kejaksaan
negerl kelas IA,10,10, kejaksaan negerl kelas II, ke
-jaksaan negerl kelas III, dan porwakilan ke-jaksaan nege
rl, adapun penentuan kelas kejaksaan negerl ditentukan
oleh klasifikasi kejaksaan tinggi.
Mengenai pervakilan kejaksaan negerl dlbentuk da
las daerah hukum kejaksaan negerl, apabila hordasarkan
pertimbangan Jakia Agung dipandang perlu (pasal 10 da
ri Keputusan Jaksa Agung Nomor 022/DA/3/1972 ).
B
A B X?
MQASJPAH M W B NAHO KEJAKSAAN
Kejaksaan* seperti halnya dengan alat-alat
keku-asaan negara lainnya adalah alat pembangunan dalam rang
lea pembangunan naaional sepesta berencana untuk raenuju
nasyarakat adil dan makraur* berdasarkan Pancasila. Ka
rena negara Indonesia adalah negara hukum maka
segala-tindakan segala-tindakan yang dilakukan kejaksaan semuanya di
tujukan untuk aenjunjung tinggi hakhak azaai rakyat
-dan hukum negara.^ Ini bar art! bahva kejaksaan
mempu-nyai tugas untuk mempertahankan dan menjaga kevibavaan
hukum disaaping itu juga bertugas untuk memberantas ok
num-oknua yang malanggar hukum negara.
Dengan adanya Undang Uhdang Nomor
7
Tahun19^7
-antara lain raenyatakan bahva s" Djaksa Agung melakukan pengavasan terhadap para (jaksa dan poll si dalam menjalankan pengusutan at as kedjahatan dan pelanggaran*.
Karena itu maka segala kelakuan dan perbuatan dari pa*
ra jaksa dan polls! diawasi dengan cermat oleh jaksa
-agung. Untuk itu jaksa agung guna kopentingan
jawatan-berhak member! peringatarwperingatan, tegoran -tegoran
dan petunjuk-petunjuk yang dipandang porlu dan berguna
-Ittjn itu jaksa agung barkuasa meminta segala ketarangan
pertimbangan, dan nasehat darl aegenap lembaga kejaksa
an dan dari kepolislan serta darl pegawai-pegawai lain
yang diserahi menj alankan pengusutan atas kejahaten dan
pelanggaran.
Dalam Undang Undang Booor
1
tahun1950
,
Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun19JO
Bomor30,
yaitu*
tJndang Undang tentang susunan, kckuasaan danjalannya-pengadllan mahkamah agung dalam pasai- .pasalnya xaenyang
fcut pula pekerjaan jaksa agung* Berhubung tugasnya mah
kamah agung itu raengawasi berjalannya pengadllan seba*
gal pengawasan tertinggi, maka mahkamah agung berkuasa
seminta segala keterangan, perfcimbangan, dan nasehat *
darl jaksa agung, dan dari segenap pengadllan juga penga
dilan tentara, dan para hakim, begitu pula darl para
-pegawai lainnya yang diserchi penuntutan parkara
pida-na ( lihat pasal 12 ayat
h
dari Undang Undang Homor 1Tahun
1950,
Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun •1950
Homor30 )*
Apabila ada permohonan kasasi, maka pernohonan
-kaaasi ,itu dapat dilakukan atas pernohonan plhak yang
barkepentingan atau atas pertnohonan kopala kej
pengertian bahwa kasasi atas pernohonan pihak
kejaksa-an hkejaksa-anya semata-mata untuk kepentingkejaksa-an hukum* dongkejaksa-an *
tidak merugikan pihak yang berkepentingan, hal yang
demikian ini memang sesuai dengan bunyi dari pasal 17
Undang Undang Nomor 1 tahun 1950t Lembaran Negara Ha
-publik Indonesia Tahun 1950 Homor 30.
Dalam pasal 18 darl Undang Undang Homor 1 Tahun
1950, Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun 1950 No
oor 30, memuat mengenai alasan-alasan yang dapat dipa*
kai untuk melafcukan kasasi Ialah karena
%
n
1* Apakah peraturan hukum tidak dilaksanakan atau ada kekeliruannya.2. Apabila tidak dilaksanakan tjara melakukan peradilan yang harus diturut menurut undang undang".
Apabila ada persellslhan tentang kekuaaaan menga
dill perkara pldana, jaksa agung mengutarakan pendapat
nya tentang slapa sebenarnya yang berwenang raengadili,
atas permintaan mahkamah agung, dan kemudian jaksa agung
momberitahukan putusan mahkamah agung pada terdakwa dan
kejaksaan ( pasal 107 darl Undang Undang Nomor I Tahun
1950* Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun 1950 No
mor 30 )• Jaksa agung haruslah menj alankan putusan mah
Mengenai hukun
acara yang
dipakai pada pengadilannegeri,
kejaksaan
pada pengadilan negeri, dan pengadilan tinggi» dalam praktek diturut aturan aturan didalam
H I R . Adapun dasar
hukumnya ialahpasal 6
Undang Undang Barurat Nomor 1 Tahun 1950,
yang antara
lainme -
nyatakan bahwa Reglenen Indonesia yang dibaharui ( Her
ciene
Indonesisch Reglement Staatblad 19^1 Honor Mf )seberapa mungkin
harus
diambil sbbagai pedoman*de -
ngan beberapa perkecualian*
Menurut H I H tidak hanya jalannya perkara di mu
ka sidang pengadilan saja yang diatur, tetapi juga di
atur bagaimana perkara pidana nelewati banyak fase ya
itu t,
1# Femeriksaan permulaan,
2f
Fenuntutan3* Femeriksaan di muka sidang pengadilan,
b*
Sxecutie ( pelaksaan putusan hakim) ^Fase pertama dilakukan oleh kejaksaan dan pada»
unumnya oleh pegawai-pegawai polisi atau pegawai pamon®
praja selaku pembantu jaksa atas petunjuk-petunjuk
jak-y
3 a .
Tugas pexaoriksaan permulaan ini dibagi dua yaitu *
penguautanf dalam Undang Undan* Honor 15 Tahun 1961,
Lem
baran
Negara Hepublik Indonesia ?ahun 1961 Ncaaor 25*Sdlpakai istilah penyidik} dan penyelesaian peaeriksaan
peraulaan, yang dalam Ohdang Undang Honor 15 1'aftun 1961
Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun 196I Honor
2$k
dinaaakan penyidikan lanjutan* Perbedaan antara penyi4
dikan dan penyidikan lanjutan tidak itu banyak pada
jenianya pekerjaan^ akan tetapi pada banyaknya vsvo
nang dalam nelakukan pekerjaan, artinya pejabatpeja
-bat yang hanya bertanggung jawab atau bertugas dalan
penyidik* vewenangnya lebih sedikit dari pada yang ber
tugas penyidikan ianjutan^. Mereka yang hanya dise *
rahi penyidikan saja dinamakan ” opspoming anbterna *
ran1* yaitu pejabat penyidik biasa aedangkan yang
bo-leh aenj alankan penyidikan lanjutan adalah para peja *
bat kepolislan, pamong praja atasan sebagai pembantu *
jaksa* dan para jaksa^*
Siapa saja yang ditun juk sebagai penyidik biasa
dapat diketahui berdasarkan pasal 39 Heglonien Indonesia
yang dlperbaharui ( H X H ) , mereka ialah
t
2)ae»cit, hal.1 6
1# Kepala-kepala desa dibanfcu dengan pollsinya desa,
2. Wodana* oanat dan manteri poll3i pamong praja
seja-uh aasih diberi tugas pekorjaan ini,
3* Anggauta-anggauta kepolisian negara,
I*.
Jaksa-jaksa pada pengadilan negeri,
5. Mereka yang dengan peraturan undang undang yang khu
sus, disurub memegang peraturan itu, atau supaya
peraturan itu dituru orang, dan yang disuruh
menca-ri perbuatan yang dapat dlpidana yang dimaksud
di-dalan peraturan itu; aisalnya pegawai-pegawai pajak
bea dan cukai, koxatrollr lalu lint as, polls! kehu
-tanan, dan sebagainya.
6. Polisi-polioi yang tidak dapat gaji, yang diangkat
sebagai polls! dengan mengingat peraturan yang akan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah, oisalrjya po
lisi perkebunan.
Mereka in! dapat digolongkan digolongkan dalam
dua golongan yaitu s
1# mereka yang raempunyai wewenang penyidik umua,yaitu
mereka yang tersebut dalam nonor 1 sanpai dsngan no
mor
b
dari pasal39
Heglemen Indonesia Xang Piper *baharai ( B I B )
2* Mereka yang mempunyai wewenang penyidikan terbatas,
karena terbatas pada jenisnya kejahatan atau pelang
garan yang tertentu saja, tersebut dalaa nonor Jdan
6 dari pasal 39 Reglea*nt Indonesia yang Diperbaharui
(
a i
b)w
Adapun yang ditunjuk sebagai peabantu jaksa ada*
lah vedana, camat, anggota-anggota kepolisian negara
yang paling sedlklt mempunyai pangkat mantrl pollslfdan
pegawai-pegawai kepolisian lalnnya yang dltunjuk
khu-s u b oleh Jaksa
agttng
dengan persetujuan gubemur ma-sing-masing untuk wllayah jabatannya sendlri-sendirl
(pasal 53 Reglemen Indonesia yang Diperhaharul ).
Dalaa hal penyldikan sebenarpya adalah tugas
ke-5)
hakiaan^ , tetapl deal keseapurnaan penyelesaian su
-atu perkara pidana balk nengonai perkara itu sendiri
maupun mengenal cara penyelesalan ataupun harus menj adi
pedoaan bagi para pejabat dalaa aengerjakan perkara itu
dari perkara itu nula-mula diungkap, maka untuk ke
sen-p u m a a n sen-pemerlksaan sen-perkara dalaa keseluruhannya yang
pada hakekatnya dltujukan pada pekorjaan penuntutan per
kara Itu pada sldang pengadilan jaksa neapunyai vewe
-nang penyidlkan* Quna raenjamin lancariya penyidlkan dan