• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi Serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan Menurut Perundang-Undang yang Berlaku di Indonesia Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Struktur Organisasi Serta Tugas dan Wewenang Kejaksaan Menurut Perundang-Undang yang Berlaku di Indonesia Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

omsKtm

oaa,\ai8A32 s^hta xao

m

dab w&&sahq

KSJAKOAWI KgffiJBR PSHOHBAUG * QBDABGAH

M I L I K PT RI 'L STAKAAN "UNI VERS'1 AS AI R LANGGA*

S I ’ H A B A Y A

02SKTOJUI i

U2I2TOR8Z?AS AIHLAHGGA ftUtttmS llUKtt;

PSHGttTl GKHIPSIrJOHOi5AH HtEttS; KDAHA

SABO BS3LAKU PI IM05DS3IA

( J.S. 0AB3*AK )

(2)

STEDKXOH 0RGANISA3I SERTA TUGAS DAM WEWENANG

KEJAKSAAN MEHOBUT PBKOHDAHG - UNDANGAH

XAHG H3HLAKU DI IHDOMESIA

DISST0JUI ;

UNIVEH3ITAS AIRLANGGA FAKULTAS HUKUM

PENGUJI SKRIPSI JURUSAN HUKUM PIDAHA

< HARXOHO MBfTAROEM SH )

(3)

SraOKTUR ORGANISASI SSBTA TUGAS DAK WSWENANG

k ej aks aan menor ui pebxtodang

-

tjndangan

YANG BERLAKU DI INDONESIA

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MSLSNC&API PAN MEMKWUHI SXARAX-

SYARAT GUNA MENCAPAI GELAB SARJANA HUKUM

OLEH t

S O B D A R T I

Nonor pokok s 5 7 0 6 F2

JURUSAN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM UNIVSRSITA3 AIRLANGGA

S U R A B A U

(4)

m

^ » RUS3X JAI4 E232a Cj* I7/JL?

O U H A D A T A *

gcnngra iravggAax trm <~**3 r^rt nv7r?Ar3

ir^^v? r^rriT? :crT^.*.^vra*mq?

tAg%

m r s m m

rrrriu

S A ? 4 F C U C A : * ? AS *

0 A B

X

I J E a O i l l U L U A D .

d a s

tt

* m a c a u o

xzrzxz*

jk'f&wtmu..

U* £31 JA334*

h a s

n r

i Smyrna o & r e s x

z s t m m *

a

*

j a o

3 mr©n a 3 ,

b*

*izm tarczxx

c x x a u .

S A S

X?

t tOR*3 CASTtixsnr^cs £Z^UC3Aitfr»

3

a

a

7

« s c o i n p o u i j *

samxt* &> zsc^o 1974

tttssruro acr t

c

t m m t r x m m

rr "Ann, fljr*)

(5)

S

A T A, FfiJl

, S k A J L X J U L

Seorang mahasiswa yang hendak mengakhirl pandi

-dikannya pada suatu F*kultas guna raencapoi .

keaarjana-annya aebagaimana lazimrjya* vajib monyusun suatu

skripsi sasuai dengan Jurusan yang dipilihnya* Quna meleng

-kapi ujian akhir pada jurusan hukum pidana, dlsusunlah

sltripsi ini*

Dalam - aaengakhiri skripsl ini penulis menyam

-paikan uoapan terima kasih kopada para dosen dan assis*

tan ffofcultaa Hukum 'Ohiversitas Airlangga yang tolah

&e-ngasuh penulis* Demikian pula ingin pula penulis

sampaikan ucapan terima kasih kepada para pejabat dari in$

-tan si yang telah sudi memberl bantuan pada waktu panu

-11s mencarl bahan yang dlperlukan untuk aonyusun skrip­

sl Ini. Semoga amal mereka dit arista oleh Tuhan Yang

Ma-ha Ssa.

Berfcubung masih kurangnya me keoampuan dan

penga-laman serta pioiknya pengetahuan penulis, aaka penulis

an skripsi ini jauh dari pada sempuma. Oleh karena Itu

masih banyak kekurangan dan kesalahan, balk dltinjau da­

ri sudut ilmiah, maupun tohnik pergrusunannya. Untuk hal

tersebut penulis tutup dengan beribu-ribu maaf, dengan

harapan sonoga uraian yang belum memadal ini ada kegu

-naannya bagi para pombaca.

(6)

1 0 1

Hf

tlftlftH?!

f P -H P

3

0

D

0

L . . . i l l

a A H 0 X A ... . ...

XV

S A T A M S Q A H X A a . . . . .

v

,

d a f t a b

... vi

B A B

X

i P S H D A B U L t J A S

. . .

1

S A B U I PiUlGSBHAH KEJAKOAAB... 6

A. BEJAIUHHXA . . . . ... 6

u,

m i s m \

. . .

v?

B A B I I I

1

Q tK O K O T l OROAJ

1

I S A D I KEJ AX

3

M

3

. .

20

A . JAH AH I

11

H D U B

3

U H P A . . . . ,

20

B.

J M M H

3

PVBLIK XHDOaZBlA . . .

2

b

9

A

0

27

I C T

0

A

3

DAH

W

3

W

2

HA

30

KSJAX3AAU

. .

>*0

B A B

7

I K B O X H P U & A B . . . .

$2

I.AKPI&UUMMi’IIUH ... 5V

(7)

B A B I

EJSJIP A l l I* U .A__H .

Dalaa paabahaaan akripai penulis nemberlkan sakjft

dar gonbaran dari aalah aatu alat parlengkapan n agara-

yaitu kejaksaan, Adapun judulnya tentang n SXRUKTUR -

ORGAHISASI SSfCTA TUGAS BAH VGSWEtfAHG KEJAJCSAAH KSHURUT-

PERUWDAIJCUUHDAHGAM XAHG BSRLAKU DX INDONESIA %

Alasan-alaaan aafclngga ponulis aaotllh judul ini

adalab karcna i

a)* aatarlqya, aepengatafauan penulis balua par -

nab dikupaa*

b). adanya parubahan atruktur organises! dalasi *

leabaga kejaksaan yang fundaaentll aesuai

ngan perkciabangan dan kabutuhan masyarakat.

Bardaaarkan alaaan^alasan itulah menggugah hati penu *

U s untuk aengadakan pambahaaan dan auabangan pikiran-

dalaa skripal ini*

Adapun bahan-bahan yang akan parmlia komukakan -

antara lain

*

(8)

* S

istim Pemerintahan Negara yang ditogaskan da -

lam tfridang~Bhdang Dasar ialah Negara Indonesia

berdasar atas Hukum, tidak berdasar atas keku -

asaan belaka n*

2* Ketetapan MaJells Pernusyavaratan Bakyat Hepublik

Indonesia Nomor XV/MPH/J973 tentang Garis Gar

Is Be-

sar Saluan Negara, Bab IV Pola

Vmum

Pelita II dalara

bidang Ekkum anfcara lain menyatakan s

” Peabangunan dibldang Eukum dal

a® Negara Hukum

Indonesia ialah berdasarkan atas landasan Xer-

tib Hukum Negara jiaitu cifca-eita yang terkan -

dung pada pandangan hidup, kasadaran dan cita *

cita hukura serta cita-cita moral yang

luhur

yang meliputi suasana kejiwaan serta vatak dari

bangsa Indonesia yang dipadatkan dalam Pane a -

ails dan tfndang tfadang Dasar 19W 1*

3* Ifadang Uhdang Nomor 15 £ahun 1961* Lembaran Negara

Bepublik Indonesia Tahun 1961 Homor 25Wf yaitu Un •

dang-^ndang tentang "Kotentuan Ketentuan Pokok K© -

djaksaan Hepublik Indonesia" di dalara pasal 1 ayat

1 nya menyatakan s

*

Kedjaksaan Hepublik Indonesia selanjutnfa dise-

but Kedjaksaan, ialah alat negara penegak hukura

*yang terutama bertugas sebagai penuntut u

m m u

(9)

p* i; !>VSTAK.AAN :( M \ i AI R LAN GGA’

v i B A Y A

“ Kedjaksaan dalaa fungsinya selalu nebjunjung -

tlnggi hak-hak asaai rakyat dan faukua negara °

Uhdang IZndang Noaior 1** Tahun 1970, Lombaran Nogara-

Bepublik Indonesia fabun 197<>» toaor 7^t yaitu Ifaden*

todang tentang 19 K*tentuan-Ketentuan Pokok Bekuaea*

an Keha&Laan % di dalaa pasal 15 ayat **nya

mortja

-

takan babwa *

* Dalam parkara pidana we

jib pula eoorang penun-

tut

m m 9

ketjuali apablla ditontukan lain 4a

ngan undang * Undang "•

?asal 33 ay«t 1 nya menyetakan :

" Pelakoanaan pfltusan pengadilan dalaa perkara •

pldana dilakukan oleh djaksa

£• Beglemon Indonesia Tang Uperbaharui ( R I B ) Staat

blad Xahun 19^1 Komor

hh

di dalaa pasal 83 1 aenyata

takan babwa s

" Djika nenurut tlisbangan djaksa perkara itu so*

dab c tjukup diporikaa dan nasuk peaariksaan *

pengadilan negari maka aekalian sarat diserab*

karmya kepada kofcua pengadilan negeri yang di*

enggapnya berbakr dan dalaa hal dituntut tupa*

ya perkara itu dlparlkaa dalaa sidang pengadi-

lan da

ngan stenerangkan eeksama-seksaaiaiiya

atau

oeimnjukkan perbuatanp-perbuatan tentang aana-

tertuduh dituntut *•

(10)

ny

a yaitu Bab Ilt dibabas tentang pcngartian kajakaaan

yang peninjauannya dari s a« aajarahnara, b, arti jaksa

Bab ini parlu dikatabul aabab kajafcaaan aebagai salab-

satu alat parlengkapan nagara penegak hukua, mangalaal

p8rksnbangan sesuai dongan parkatabangan masyarakat* Efc

ngan danikian kajaksaan pada oulanya tldaklah aeaaa -

puma saparti sekarang lnl,

gecudlan dalam Bab IIXf akan dibahas tantong

atruktur organisaai feeJakoaaru Peabahaaan mana ditin -

jau dalam dua aacaat yaitu * a. Jaaan Hlndia BeXandav

b* jaman Hepublik Indonesia* Pada jaman Hlndla Belanda

Jakaa Agung manjadi puouk pimpinan

kajakaaan

dan kapo-

lialam Prlnslp yang dwatkian Ini tardapat dalaa pasal

ISO Recbtarlljke Qrganiaatie* yaitu babwa Jakaa Agung*

aangapalal aaluruh kapoliaian-kehakiman di seluruh

In­

donesia* Sadangkan pada jaman Bapublik Indonesia prln-

sip yang danlkian talab dilapaakan, diganti dangan *

prlnslp baru9 yaitu babva kajaksaan dan kapoliaian o -

Itu saaing-naaing aarupakan daparteaen yang bardiri -

aacara oandlri* Dalam arti babwa Kejakaaan dan Kepoli-

aian

nagara Itu aorupakan leabaga sandirl~ aandirl dlba

(11)

5

L

onbaran Hegara Hapublik Indonesia Tahun 1961 Nomor 25

yaitu uodang*undang tentang 11 Kat

entuan-Xot entuan Po •

kok Kadjaksaan n dan bersaaaan dengan itu dikeluarkan-

Juga Ondang Uhdang Nomor

23

tahun 1961, Lembaran Nega-

ra Republik Indonesia,

Uamr

2**5 Tahun 1961, yaituun-

dang-undang tentang

*

Ketontuan Pokok Kapolisian Naga-

ra Itepublik Indonesia

Hengenai tugas dan wawenang kejaksaan akan diba*

has dalaa Bab IV* Pembabasan dalaa Bab ini dititik be-

ratkan pada tugas dan wewanang kejaksaan sotolah pro *

klanasi ksmerdekaan. Dangan demiklan aaka sesuai da -

ngan Jaman kemardekaan Indonasie tugas dan vewonangnya

aagala tindakan kejaksaan baruslab ditujukan untuk ■«&

JunJung tinggi bak-bak asaai rakyat dan faukua nagara*

Bab V nerupakan bab yang tarakhir, dianggap seb£

gai penutup dari ekripsi ini* Dalaa bab ini hanyalab -

be

rial kesiapulan-kesiiapulan dari bab-bab yang terdablL

lu. Adanya uraian yang sedertoana Ini dibarepkan handak

lab tiap-tiap pembentukan suatu alat perlengkapan na *

1/

(12)

B

A B II

ffSSKOSBTI

AH K&JAKSAAN

A. S K J A H A HJti ^ A *

Sejak lahir di dunia manusia telah berhubungan «

dongan manusia lain di dalam suatu vadah yang disetut-

aaeyarakat. tfula-mula la b»rhubungan dongan orang tua-

nya dan semakin meningkat umurnya seraakin luas pula c&

kup pergaulannya dengan manusia lain di dalasi masyara-

katu

Manurut Ihamaa Hobbes* pada awalnya di dalam ke~

adaaxi tanpa uegara yang dinamakan keadaan alamiah ada-

peperangan ontara seaeorang dongan orang lain, diaana-

sotiap orangm meaperlihatkan keinginan-keinglnannya *

yang sangat egoistis itu. 351. situ fcidak dapat difeeda -

kan antara adil dan fcidak adilf karena nafsu-nafau aanu

(13)

sa-7

m

a lain. Balk penguasaan maupun perj anjian dapat menuju

kepada sruatu penghldupan bennasyarakat. Penghldupan beiv

masyarakat ini dapat dltiinbulkan oleh sentua anggota,

akan tetapl dapat juga oleh paksaan dari seorang pengu-

asa.^

Berbeda dengan pendapat dari John Locke yang nong

anggap keadaan alamlyah Itu memang mendaftulul

negara

juga, akan tetapl Ini tldak berartl bahva keadaan Itu

a&alah tanpa aturan-aturan kemasyarakatan, DI situ ada

perdanalan dan akal piklran sepertl dalaa nagara*

Selanjutnya bellau menyatakan bahwa perbedaan antara

keadaan alaraiyah dan negara terletak dalam negara untuk

menetapkan dan melaksanakan huicum alanu Negara dlclp

-takan karena suatu perjanjlan keaasyarakatan dlantara

rakyat* Tujuan dari perj anjian Itu Ialah untuk melln *

dungl hak oillk, hak hldup dan kebebasan, balk terha

-dap bahaya dari dalam maupun bahaya dari luar*

Orang

orang menyerahkan hak-hak alaraiyah kepada masyarukat to

2)

tap! tldak scsrua hak-haknya*

Henurut Jean Jacquo3 Housseau, manusla itu yang

asalnya balk telah dlrubah oleh peradaban. Bagalnana

(14)

hal itu Msa terjadl,

bahva

manusia yang awalnya aerda

ka aekarang hldup dalam kekuaaaan nagara* domlklanlah-

la berfcanya pada dlrlnya* Dalam pada Itu perhatlan lien

daknya jangan dl tujukan pada kekuasaan negara, melaln

kan kepada tata tertib maayarakat* ini adalah daaar -

yang tldak fcarfadl menurut kodrat alam, akan tetapl -

harus baroumber pada suatu perjanjlaiu Qloh karena Itu

parjanjlan sebagal hukm yang benar. Jadi karananya *e

tlap orang dlbatasl dalam kemerdekaannya karena porjan

njlan itu* sehlngga la telah aezigadakan perjanjlan Itu

menjadl kurang merdeke. Karena perallhan dari keadaan-

alamlyah kepada keadaan baxnagara* nalurl manusia ta -

lah dlgantl dengan keadllan, dan tlndakan-tlndakannya-

mengandung kesusllaan* Saba

gal gantloya kamerdekaan -

alaalyah dan kamerdekaan tanpa bat

as, la kini telah -

mervdapat kemerdakaan yang dlbatasl olah keraauan urauau

Selanjutnya bellau menyatakan bahva,

oleh

par -

janjlan

telah dlclptakan negara* akan tetapl

sekarang-nagara maslh harus menyatakan kehendaknya untuk bar -

garaky Ini dllakukan oleh perundang-undangan yang bezv

tujuan

(15)

9

Perj

anjian keoasyarakatn dari ajaran Jean Jacqu­

es Kousaeau

adalah perjanjian dua belah plhak yaitu -

adanya perjanjian antara anggota naayarakat dengan no*

gars* Adapun hak untuk aenjatuhkan pidana ada pada

na-gara, karena negaralah sebagal pelaksana perjanjian -

antara Indiridu dengan negara, apabila perjanjian dl -

langgar* Dengan nelakukan suatu perbuatan pidana sase-

orang telah menodai perjanjiannya sendlri yang la tolah

aenjadl anggota nasyarakat justru karena perj anjian Itu

JUclbat pertwatannya Itu la dlkuellkan oleh aasyarakat,

la dap^t Menjadi anggota masyarakat kaabali apabila

-la mengadakan perjanjian baxu dengan denda atau pidana

k\

sesual dengan kesalahanqya*

'

Apakah dasar hukumnya tindakan peaidanaan Itu?

Dalaa aetlap pergaulan hidup meabutuiikan daya upaya -

untuk menelihara dan xsempertahankan danar^daaar k$hi *

dupannya

%

Segala perbuatan yang dapat manggoncangkan-

OQObahayakan, atau aeruntuhkan daaar-dasar kohidupan -

masyarakat harus diborantas, guna menyolamatkan kapeifc*

tingan-kepentlngan hidup dalam mas&rarakat* Ufctuk melin

dungl kepentlngan-kepentlngan hidup teraebut

harualah-k\

/Boo9lan fialfth, "Kullfth Uram ffiikiim Pldnnn" pada tang-

gal

1 2

Junl

197

1*-.

(16)

dljatuhkan pidana terhadap pavjm® ai&pa yang melakukan

perbuatan yang dapat membahayakan kepentingan-kepenting

an hidup dalam nasyarakat. Palara ha,l yang demikian tim-

bullah anggapan bahwa dasamya dari peaberian pidana

itu tldak lain adalah suatu tindakan pembalasan*

Teori ini nerupakan teori pembalasan atau teori rautlak

Memirut L.J. Van Apeldoorn, teori outlak ialah

teori yang raombenarkan adanya pemldanaan seinata-nata a*

tas dasar perbuatan pidana yang dilaltukan, Dljatuhkannya

pidana adalah karena adanya perbuatan pidana yang dila-

kukan seseorang. Pemldanaan adalah akibat mutlak dari

suatu perbuatan pidana, pemldanaan adalah sebagai balas

an dari pada perbuatan pidana yang dilakukannya* Teori**

rautlak atau teori pembalasan ini diutarakan sangat tajam

oleh Immanuel Kant*^ Menurut Immanuel Kant dalasi kea­

daan yang tercela ada dasar untuk menj atuhkan pidana, -

oleh karena l$u adanya perbuatan pidana segera disu -

sul oleh peaidanaan dengan menberikan kesengsaraan pada

si

pelaku dari perbuatan pidana,ini oarupakan syarat yang ti-

_____ Ini merupakan

(17)

dak dapat ditavar-tavar lagl*^

Biaaaping

teorl nrutlak atau teorl pembalaaan

adasuatu teorl yang dlsebut teorl relatip* Teorl relatip

-oencarl

peabenar pemidanaan

<31

luar perbuatan pldana •

itu sondlrl, yaitu dl dalaa tujuan yang harus dlcapai

-dengan Jalan ancaman pldana dan pemberlan pldana*

Teo-ri ini mancarl tujuan peaidanaan dalam usaha untuk meja

pexbaiki penJahat. Jadi peaidanaan harusloh mendidik

-agar

dl

pelaku pldana menjadl balk dalam pergaulan hi

-dap dl dalam masyarakat* Kini biasanya orang lain leblh

aemberikan tekanan pada perlindungan masyarakat terha

-dap kejahatan yang tentunya sama sekall tidakoonutup *

kemungklnnn bahva peoldanaan akan memberi daya aendidlk

7)

dan nembuat orang Jera/

Selaln darl dua teorl tersebut diatas ada suatu -

teorl lagi yang dlsebut teorl persatuan atau teorl coo-

puran. Teorl persatuan atau teorl campuran, meneoba

menyatukan pokok pandangan darl teorl nutlak dan teorl-

relatip, dan aengoJ arkan peaidanaan dlberikan balk fcaia

na orang nelakukan pldana atau maupun aupaya orang ja

-11

t

pada tanggal

12

Juni

197

^*

(18)

ng

an aampai aelakukan perbuatan pidana.*^

Adapun tujuan pemldanaan berdasar Hancangan Kltab

Pndang Undang ftikum Pidana, sosuai dangan keadaan di Ifl

donesla naka pemldanaan aenpunyai tujuan untuk *

1* mfincegah dllakukarmya tindak pidana deal pengayoaan-

nogara, aasyarakat , dan penduduk*

2* mezablmblng agar terpldana lnsyaf dan menjadl anggota

aasyarakat yang berbudi balk dan berguna*

3* raenghilangkan noda-noda yang dlaklbatkan oleh tlndak

pidana*

Berganaan dengan tuabubnya Leabaga poradilan di -

dalaa aaayarakat Itu, sobenaxnya juga tumbuh lenbaga pa

nuntut umua dalaa sajarah Indonesia maslh dalam bentuk-

yang aamar-samar* Sebab aaaih di satu tangan yaitu di ~

tangan seseorang penguasa* Kemudian bentuk sorts susun-

nannya tergantung pada tlngkat serta keaajuan aasyara *

katnya, Sal yang deaikian dapat dillhat apabila mesbuka

kitab-rkitab dan peninggalon nenek-aoyang, jabatan jakaa

itupun telah lama dikonal*

Balsa sejarah Indonesia dikenal orang

akan

-

Go

jab Hada. Gajah Hada adalah oahapatih dari

(19)

13

M

ajapahit pada tabuu

1 3 3 1

sampal tahun 136k. Orang kuat

m i sobagai adyak.ua ( jokea ) aanyalenggarakan segala -

shltl narendran ( undang-undang raja ) dan sebagal asta

padha raja* la aenberlkan pada raja mengsnai segala pex

adllan parkara rang sullt-sulltdiaanplng itu Gajafc -

Mada naalh mesa

gang baberapa jabatan lalnnya sepertl *

niaaliya sebagal wakll-kota, perdana aanterl dan pang -

lima parang*

Keadaan peralihan pada sekitar abad ke tujuh be -

las, juga aaalh naopak adanya suatu garis peolsah di -

antara paradilan raja dan paradilan yang dilakukan atas

naoa raja olah paJabat-pajabat tertantu*

Parkara-perkara yang menjadi urusan paradilan raja di -

sabut parkara pradata* Perkara-parkara yang tldak oenja

dl urusan paradilan raja dlsebutnya parkara padu* Tang

taraasuk parkara pradata umuanya adalah parkara-parkara

yang dapat aeabahayakan aahkota, yang mambahayakan kaa-

manan dan ketartlban nagara, alsalnya neablkin karusuh-

an dalaa nagerl, pembunuhan, dan Iain-lain yang aifat •

kejabatan tarhadap kepantlngan urna#**^

9)Susuaadi Pudjo«M*ojo, faiaan gttlafljarnn Tata fttina In

d a w l » T OniTsrsitas, Jogftkarta, 196a, hal.H9.

u \

(20)

Perfe

araperkara yang dooikian tadl diadili oleh raja

-pribadiy Adapun perkara pada pada umuanya yaitu perkara

perkara yang aelalu mengenai kepentingan rakyat porseox

rangan , seportl mlaaliQra perseliaihan diantara

rakyat-yang tldak dapat didamaikan secara kekeluargaan oleh ha

kia perdanaian dl dalaa wllayahnya Qaslngmaslng* Per

-ti)

kara sonipa Ini cukup hanya diadili oleh jakaa*

Pada usramnya

penjajahan

Belanda dl Indonesia, tu­

gas jakaa menjadi berkurang, Walaupun dalaa pasal 62 -

Rechterlijke

Organlsatle disebutkan bahwa pekerjaan

Openbaar

ainieterle

dl

pengadilan-pengadilan negerl dl*

lakukan oloh jakaa, tetapl dalaa prakteknya tldaklah -

demlkian. Sebab kedudukan jaksa sedenikian sehlngga

aereka

*

a. Tldak aempunyai hak untuk aenuntut, tebab yang boleh

aenuntut Itu hanya asslsten resident saja;

b* Dl dalaa sldang pengadilan.tldak raempuqyai hak untuk

nemlnta pidana akan tetapl .hanya dapat aengajukan *

pendapatnya saja ( pasal 292 1.8* )

e» Tldak aempunyai hak untuk aenjalankan aesuatu putua-

an dari pengadilan, yang demlkian ini hanya asslsten

rosiden saja ( pasal

32

?

)

(21)

m i l i k

P r m ' S TA K A A N

*r N n ‘f ■ • AI R LAN GGA'

! - A Y A

15

Jadi nyata sekall dalam segala-galanQra jaksa Itu*

hanya aenjadi kaki tangan asaisten resident* la tidak

-12

)

mempuEyai kekuasaan sendiri*

Pada jaman penjajahan Jepang dladakan perubahan -

secara beaar-besaran dalam hal kedudukan jaksa* Sanua *

assisten resident yang tadinya aenjadl majlkannya para

jaksa dengan sekaligus dihapuskan* Sejak porbuatan ini

maka pakerjaan jaksa dengan peraturan dari DJawa Qunde-

ikan bulan ffopember tahun 26Q*t> maka semua jaksa dengan

sendirinya manjadi jaksa seperti yang dimaksud dalam -

pasal

k6

darl Harsiona Inlandch Beglemant (

H*I.H*

).

Dalam Osanu Sirei Bomor 49 ditegaskan bahwa yang dlmak

sud dengan pekerjaan jaksa dalam undang-undang ialah -

osncarl kejahatan* manuntut parkara , dan memerintahkan

aupaya dtjalankan putuaan pengadilan dalam parkara kri-

m^nii dan juga mengurus pekerjaan lain yang berhubungan

dangan kewajibannya.**J/

Gejak terbentukigra negara Hepublik Indonesia, maka

oleh pemerintah Indonesia diusahakan mengerabalikan ke *

wibaamgra jaksa seperti sebelum datangnya para penjajah

(22)

di Indonesia* Oleh pemerintah Indonesia dikeluarkan

peraturan-peraturan tebagai berikut 3

1* tJndang Undang Homo

r 7

Tahun 19**7t pasal 3 Aya menya-

takan bahwa *

* DJaksa Agung nolakukan pengawasan terhadap pan

dan poliai didalan menj alankan pengueutan"

2* Koputusan Preaiden Boaor 22 Tahun 19**7, oeneiapkan -

bahwa I

* Poliai Bepublik Indonesia diteaapatkan dibavab -

perdana menteri dengan perantaraan Djaksa Agung"

3* Penetapan Preaidan Ifomor 5 Tahun 1955, pasal I nya -

■enyatakan bahwa *

n DJakga Agung / Djaksa Tentara Agung bervenang *

untuk selaku ponagak hukum dan penuntut umum -

baik dalam kopoliaian preventif maupun kepoli -

Bian represif atas nama Preaiden Pangliraa Ter -

tinggi Angkatan Perang member! perintah langsung

kepada tenaga-tenaga kepolisian negara dan ang-

gota-anggota kepolisian Angkatan Perang''*

Undang Undang Homor

lb

Tahun 1970, Lembaran Negara -

Bepublik Indonesia Tahun 1970, nomor 7*f dalaa pasal-

1? ayat

b

nya menyatakan s

(23)

I?

dengan undang-undang

J.Instrukai Presiden Hepublik Indonesia Naaor 9 Tahun -

197*ft tentang Tata Cara Tlndakan Xepolislan Xerhadap -

Pimpinan / Anygauta Devan Pervakilant Hakyat Daerah Ti%

kat X dan Ungkat II, dale® lampiran

Instruksl

presidsn

ini antara lain bahwa mengenai pelaksanaan tlndakan ka-

poli3ian

yang disebtetfidalaa instrusi ini

hanya dapat

-dilakukan oleb petugas-petugas negara yang dltunjuk

oleh

jaksa tinggls atau ol*h pervira penyorah perkarti,-

sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku#

b.

m i m t *

Dalam pasal 55

Rechterlijke

Organisatle ditentu -

lean bahva penuntut uraua khusmsnya ditugaskan senegakkan

undang-undang dan ketontuan kuasa umum, menuntut semua-

ke

jabatan dan neaerintahkan pelaksanaan putusan pldana.

Dengan demikian dalam Rachterlljke Organisatle tidak -

ada rumusan aengenai jaksa, sebab hanya didapatkan adanya

iatilah penuntut

umum.

Bebenaxnya penuntut

m m

itu adalah jaksa pada -

pengadilan negerl. Dongan dealkian aaka selain jaksa, -

dikenal perkataan penuntut umum. Kedua perkataan ini

sebenarnya adalah terjemahan darl bahasa Belanda. Jaksa

(24)

penuntut uznum heraaal dari ter^eraahan openbaar minis-

terle*

Sojak Republic Indonesia diproklamirkan sampal

gaat sekarang maka oleh karena perkaiaan openbaar mi -

niateri© ini pada tlap pengadilan nagerl di} alankan oleh

magistraat, dengan sendirinya seniua perkataan magistraat

dapat difcantl dengan perkataan jaksa. Jadl jaksa pada

vaktu ini lalah openbaar ministerle yang dimaksud dalaa

pasal M> Herziene Inlandch Reglesent.^ Untuk dapat

lebih Jelasnya, maka pengertian Jaksa yang terdapat da-

lam pasal

k6

Herziene Inlandch ,Reglement dinyatakan do-

mlkian ;

w 1* Pegawai-pegawai penuntut umum pada pengadil­

an negerl diwajibkan karena Jabatannya seper

ti dengan seksama sekalian kejahatan dan pe-

langgaran dan menuntutnya, yaitu jang masuk

pemeriksaan pengadilan negerl*

2. Kalau tldak ditentukan orang yang lain* maka

jang dikatakan pegawai-pegawai penuntut uraum

dalam fleglement ini lalah jaksa-Jaksa penga­

dilan negerl*

Kalau tidak ditentukan orang yang lain, dima

na dikatakan jaksa dalam reglement lnif yang

dimaksud lalah djaksa pada pengadilan negerl "•

(25)

Deng

an aingkat si fat tugaa kewajiban dan kedudukan Jak»

sa bias

a adalah berdasar atas Herziene Indlandch Hsgle-

aent.

Jaksa adalah orang yang bertugas lebagai penuntut

Xmas*

Jikalau disebut istilah le&baga penuntut

vmm9

-

itu bararfci kejakaaan* Dengan demikian berarti bahwa •

jakaa adalah orangnya atau petugaanya yaitu orang yang

molakukan penuntutan* Dalam pengertian yang lebih luaa-

arti penuntut umum identik dengan penegak hukum, ini *

sudah Jelas. Sebab terhadep sotiap pelanggaran atau ke-

Jahatan tanpa adanya penuntutan, tidaklan raungkin hokum

Itu sendiri ditaatinya serfca dihoraati oleh raaayerakat.

Sctiap pelanggaran faukuia sebagai konsekwenainya -

dijatuM atau dibebani neatapa bagi pelanggarnya*

Beret

ringannya naotapa atau aanksi ditentukan oleh sifat pe­

langgaran atau kejahatan yang dilakukan oloh si pelaku;

dalam hal inilali jaksa sebagai penuntut umusi sangat di-

(26)

B

A B III

SXHPKjETO QHGAllISASX m r M S A M

A- JAMAIfr TOIPIA BBLAUDA#

Susunan pengadilan-pongadilan gufcemeinent tidak -

serupa untuk seluruh daerah Hindia Belanda# akan tetapi

ada perbedaan antara Java dan Madura dl satu pifiak dan-

daorah*-daerah di luor Java dan Madura dilain plhak.

Bum

Bunan pengadilan^pengadllan idl Java dsn Madura diatur-

dalaa Begleaant op de Bechtljke an hat Belaid dor Jus-

titio in Hederland ~ Indio darl tahun 10*6, ataathlad-

l8W noaor 33 yang fcarlaku pada tanggal 1 Mel 10+8 (un

tuk solanjutnya cukup dlsingkat fiechtorjke Organisatle)

dan yang sejak itu berkali-koll diufcah. Susunan penga-

dllan-pengadilan guberncment di daerah fcuar Java dan

Madura pada pokokn/a diatur dalam Bech&rffclsiuent Bulten

gewasten dari tahun 1927 izoaor 227 yang niulal barlaku *•

pada tonggal 1 Jull tahun 1927 ( untuk selanjutnya di *

singkat R,B$.

Didalaa aeapelajari katontuan-ketentuan dalam —

Bschterlijka

Organlaatie*

mengenai kejaksaan* Benurut

(27)

21

fl

istim yang digunakan dijaaan Hindia Belanda ada dua ma

can penuntut rnma yaltu

t

Pert

ana , penuntut

unua

yang dilakukan oleh pegawaipo

-gavai orang Bclanda disobut "Qfficier van Justitie

*

gu

na delay

ani pangadilanpengadiian untuk orang Bropah

-dan pengadilan Laandraad untuk mana borlaku Herziene In

o\

landcb Seglement . /Dengan keputusan Gubemur Jendral-

pada tanggal 12 April tahun

19bl

nomor 12 dimuat dalam*

Staatblad tahun 19^1 Uoaor 99? »aka oleh Gubemur Jen-

dral ditunjuklah Landrad - landrad untuk mana berlaku *

Herziene Inlandch Heglement maliputi i

1. Landraad di Bandung, Bogor, Circbon, Jakarta, dan -

Tangerang.

2. Landraad di Magelang, Pakalingan, Salatiga, Scmnrang

Surakarta, dan Yogyakarta*

3. Landraad di Gersik, Kediri, Malang dan Surabaya*^

Kedua, yaitu penuntut umum yang dilakukan oleh pegawai-

pegawai orang Indonesia, yaitu jaksa, kadang*kadang di*

sabut juga Inlandsch Qffioier Van Justitie, guna mola *

yani pengadilanpengadilan landraad selainnya yang di

-2\

#B# Trasna, Poradilan dl Indonaala dari Abad

ka

Abad -

Versluya, Amsterdam Djakarta, 1957* bal.

lb$,

(28)

sobut tadi.

Pada vaktu Itu jaksa temasuk korpa pamong -praja

yang diangkat dan diberhentikan olch Qubernur Jendral dan

k\

oleh karena Itu berada di batfah perintah r*siden*

Mermrut pasal 180 Kechterjke Organisatle ditentukan

bahwa

i

*

1. DJaksa Agung mengepalai seluruh

kepolisian -

kehaklman diseluruh Indonesia. 9 dan selaku -

itu berkovejlban raeoelihara agar supaya keten

tuan-ketcmtuan raengenai hal tersabut dalan -

p

o rundang-undangan hukum atJara pldana dllafc

sanakan dengan tjepat dan tegas*

2» Dengan dikotjualikan apa yang terssbut dalam

pasal 56 Hechterjka Organisatle, maka soma*

pegawai openbaar ministerie s«mata-mata dan-

dengan langsung ada dibawah perintahnya. rt

Dengan demikian, prlnsip darl pasal 180 Bachterlljke -

Organisation ialah Jaksa

Agung

oenjadl pucuk pimpinan*

kejaksaan dan kapolisian*^ Sebagaiaana dlketahui bah-

va seluruh penuntut umum yang diterapatkan pada pelbagal

pongadilan secara kfcusus langsung berada di bawah perln

tah jaksa agung* Hal yang demikian Ini tidak mengurangi

ketentuan di dalam pasal 56 BechterUjke Organisatle di

(29)

23

mam

ditentukan bahva secxua pejabat kejaksaan divajib -

Han «en;J alankan perintah Qubornur Jondral di dalaa rang

ka jabetannya masing-masing* Oleh karena itu sebagai ke

pala kepolisian kehakiman Jaksa Agung wenang untuk mem*

berikan inetruksi-inatruksi kepada pegawai-pegawai ad*

ainistrasi yang aenjalankan kepolisian, ape yang dipan*

dang perlu guna pengusutan, pcncsgahan ter^adinya sega*

la macam kejahatan atau pelanggaran dan untuk aemeliha-

ra ketertiban dan ketenteraiaan

i m m

deal kepcntingan *

justitie. ^

Peneapatan dari pada para penuntut uraua pada ber*

nacam-macca pengadilan diatur dalam pada

Bochterljke

Organisation susunan lenbaga penuntut umum tersebut ada

l

ab deoikian *

1. Pada Hoogarechtsho

ft

yang nemegang jabatan sabagai *

penuntut umum, ialah Pokrol Jendral Jaksa Agung,

2, Pada Haad Van Justitie yang aemegang jabatan penun *

tut usum lalah para Qfficier dan Xnatitut Qfficier *

Van Juatitie*

3* Policie rechtar yang meaegang jabatan pegawai penun­

tut umum#

tf* landgarencht tldak ada jabatan penuntut uaunu

(30)

keku

asaan ©xecutlef, yang berpusat pada Gubemur Jen •

droit

B.

JAMAH

R^FUBLIK IHDOHKSIA.

ICegiatan penegak hukum pertama-taaa ditujukan un-

tuk raeningkatkan ketertiban dan kapastian hukmn di da -

% m

taasyarakat* Balam usaha ini maka perlu diadakan pe-

nyempumaan slstira koordinasi sorta penyerasian tugas

antara inatansi-lnstansi penegak hukum. Hal ini dilaku

kan antara Iain dengan menertlbkan fungsl* tugas, koku-

asaan dan wewenang lembaga-lenbaga yang bertugas mene -

gakkan hukum nenurut proporsi ruang lingkup masing-ma -

sing* didasarkan atas sistim kerja soma yang balk.

Dengan berdirinya negara Hepublik Indonesia, maka

dikeluarkan maklumat pemerintah Hepublik Indonesia terfc

tanggal 1 Oktober

19b$t

maka segenap kantor kejaksaan

yang tadlnya dipiaahkaa darl departemen kehaklman dan

ditempatkan dibawah Chiambu, rnlal 1 Oktober 19W5 dl*

plndahkan lag! dari Chiambu

ke

departemen Iehakiaan,ini

berartl bahwa kejaksaan masih belum menjadi satu dengan

iapartenen kehaklman, dl dalam badan-badan kehaklman

ini

(31)

25

X

aoudian pada tahun 19^7

1

dikeluarkan Undang -

t&idang Honor 7 Tahun 19**7» yang aengatur

n

Summan Sage

ta Kekuasaan Mahkaman Agung Dan Susunan Kejaksaan Agung

Serta Kekuasaan QJaksa Agung", aenurut undang-undang •

ini kedudukan kejaksaan Juga aaslh belua aerupakan lea

baga yang berdiri aondirl. H*l ini dapat dllihat ada -

nya kojaksaan agung pada nahkaaah agung, kejakaaan Tir^g

gl pada pengadilan tinggi, kejakaaan negerl pada pang*

dilan nagerly Kejakaaan telah diketahui bahva <11 dalaa

t&idang-I&idang Daaar 19**5 tldak ada pengaturannya aaaa

sekall, oleh karena Itu perla dladakan daaar hukun •

yang aangatumya.

Uhdang-Uhdang Jfoaor

7

Tahun

19^7

yang dimaksud -

adalah

n

undang undang yang aengatur*1 Susunan Serta Ke

kuasaan Kahkaaan Agung Dan teaman Kejakaaan Agung Ser

ta Kekuaaaan Jakaa Agung " yang berkedudukan do dl To-

gyakarta* Keaudian pada tahun 1950 dengan dlbentukngra

Mj»hfrqmah Agung ft I S dl Jakarta, dengan Uhdang-Uhdang-

Nomor 1 tahun 1950, leabaran Hegara Hepubllk Indonesia

Tahun

1950

Honor

30,

aaka hapuslah Mahkamah Agung di-

logsrakarta, yang berartl bahva Undang Ubdang Hoaor 7

Tahun

19**7

teraebut audah tldak berlaku lagi* Persoal-

lannya aekarang lalah aengapa Undang Ubdang Rooor

7

Ta

(32)

da hal fconsiderans Uhdang Itodang Nomor 1 Xjihun 1950, -

Lembaran ffegara Hepublik Indonesia Tahun 1950 Honor 30*

tidak dinyatakan bahwa Uhdang Uhdang Noaor

?

Tahun 19*f?

itu dieabut? Manjavab parsoalan demikian ini menyang •

Icut pengertian tentang bagoimana sikap

50

suatu peratuc

an hokum* peraturan hukum yang baru terhadap peraturan

hukum yang lama itu bagaioana. Mangenai sikap sesuatu-

peraturan hukum yang baru terhadap peratutan hukum

yang lama itu ada tiga macaa sikap, yaitu t

- sikap perfcaaa* paraturan hukum baru saqjratakan

ber-laku surut terhadap peraturan hukum yang lama do

ngan batas vaktu tertcntu.

- sikap keduat peraturan hukua baru menghormati pera -

turan hukum lama*

- sikap

ketigay borsikap ekluaip, yang berarti bafe*a -

sejak adanya peraturan hukura baru yang mengatur aat&

ri yang sama9 maka peraturan yang lama dengan sendt-

rlnya tidak berlaku lagi*^

ipabtla

ada

peaaturan haltua yang fcaru aedang ma-

torlnya pamah dlatur oleh peraturan huScun yang

.

saka ada peraturan peralihannya, Oleh karena

tfo.

(33)

-27

dang Undang Hoaor 1 Tahun 1950, Lembaran Hegara Repu •

fcnie Indonesia Tahun 1950 Noaor 30, sudah ada aturan

§

peralihannya yaitu dl dalaa Bab

IX

pasal 135 dari Un *

dang Undang Honor 1 Tahun 1950 yang menyatakan s

n Segala perkara yang masih dalam pemeriksaan -

oleh Mahkamah Agung Bepublik Indonesia dan oleh

Boogerechtshof dan dldjalankan dan dlseleaal -

kan oleh Mahkamah Agung Indonesia dengan pe •

ngertian bahva dalaa menghitung tenggang waktu

yang ditentukan tiiak dlhltung antara 27 Beset

ber 19^9 sampal mulai berlakur^a undang undang

ini". Maka sesuai dengan aturan peralihan tei^

■abut ini mencermlnkan sikap eklusipnya peraturan hukun

baru terhadap peraturan hukum yang lama, dengan flaniki

an maka berartl Undang Undang Honor 1 Tahun 1950, Lemfc

baran Hegara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Honor

30adalah undang undang yang berlaku dengan tldak mau

-tahu adanya undang-undang Homor

7

Ta

ham 19^7

yang kemu

dian dengan iendirinya sudah tldak berlaku lagi,

Pada Tahun 1963 dengan Surat Keputusan Presiden-

Bepublik Indonesia Homor 32 Tahun 1963 tertanggal 13 -

Hopember 1963, dltetapkan susunan baru kabinet kerja.

Surat Keputuaan Preaiden teraebut oonampatkan kejaksa-

an dalam konparteoen hukum dalam negerl.

(34)

3.9^5 tidak dlsebutkan dl dalam pasal-paaslnya tentang

lsmbaga kejakaaan. Ini Ini berarti bahwa lembaga kojaK-

aaan dlatur diluar ketentuan Unclang Undang Dagar 19^5.

Pi dalaa Xetetapan M P B 6 Hoaor XIV/MPBS

/ 1 9 6 6

yaitu

ketetapan tentang Pembentukan Panltla Panitla Ad Hooke

H P H a yang bertugas melakukan penelitian lembaga

lembaga negara, penyusunan bagan peiabaglan kekuasaan dl

antara lembaga no gar

a menurut sistiia tfndang Uhdang Da -

#ar 19^5, penyusunan rencann penjelasan pelangkap Uh -

dang Undang Dasar 19^5, dan penyusunan porinclan hak •

hak asa3l raanusla* Dt dalam pasal 3 darl Ketetapan

M P R S Homor XIV/MPRS

/ 1966

dlnyatakan bahwa ;

“ Pekerdjaan panitla dalam penjelidikan kagiatan

lembaga lembaga negara jang diadakan dlluar ke­

tentuan Undang Ifoadang Dasar 19^5 audah harus se

lesai selarabat-lambarnja 3 bulan terhitung ae •

djak tanggal Ketetapan ini, dan melaporkan ha -

eil^hasil pekerdjaannya kepada pimpinan M P R S

dengan ketentuan, Panitla member! pengutamaan

pada penjelidlkan kegiatan-kegiatan Front Ha -

sional."

Persoalan

yang kemudlan timbul ialah oleh karena

kejak-

aaan

termasuk lembaga negara

Jang

diadakan dl luar keton

tuan tfndang Undang Dasar 19^5, apakah Juga perlu dlseli

(35)

29

3 dari Ketetapan MPB3 Boaor XIV/MPRS/ 1966 Itu justru •

pengutaaaan pada kegiataxv-kegiatan Front Hasional? H e m

rut kenyataan kejakaaan adalah toraasuk juga salah

satu dari leabaga lembaga negara yang dladakan di luar

-ketentuan Undang Undang Dasar 19**5 seperti yang dimak­

sud oleh pasal 3 Ketetapan MPRS Honor XIV/MPRS/ 1966

-oleh karena itu keglatan leabaga kejakaaan juga

perlu-diselidikl oleh Panitia Ad Hosko tersebut*

Dengan keputusan Wakll Perdana Menteri bidang Per

tahan&n Dan Keaiaanan Nomor Kep/A/16/I/1966 tertanggal

20 Mei 1966 yang aengatur tentang pokok-pokok organise

si kejaksaan, maka kejakaaan diberi status

kementriandan berdasar atas Keputusan Presidium Kabinet Ampsra

-Honor 26/U/Kep/9/1966 tertanggal 6 September 1966 ten

tang status Kejakaaan Agung* aenetapkan Kejakaaan seba

gai suatu lerabaga diluar kabinet* Dengan adanya Kepu

-tusan Wakll Pertama Menteri Bidang Pertahanan dan

Keaaanan Nomor Kep/Vl6/1/1966 tertanggal 20 Mei 1966

-tentang Pokok-Pokok Organisasi Kedjaksaan, yang

meabe-rikan atatus kedj aksaan berdiri aendiri seperti suatu^

keaenterian kejaksaan^ apokah secara hleraxftiies dapat*

dibenarkan untuk aenghapuskan H#I*R* dalaa

bentuknya-sebagai organisasi, sebab dengan keputusan Wakll Perta

(36)

kejaksa-an diberl status sebagai depart ement yang berdirl

uen-dirl, terlapas darl kementerian kehakiman? Untuk aenje

laskan naailah tersebut terlebih dabulu akan dltinj

au-Ketetapan H P R S Booor XX/MPRS/ 1966 tentang Keoorandua

BPR-GR mengenal Suaber Tertib Hukum Hepublik Indonesia

dan Tata Urutan Perundangan Hepublik Indonesia

dinana-dinyatakan bahwa tata uruton peraturan perundangan

Re-publik In<2one»ia, menurut Dhdang ttadang Dasar

sa-

bagal berikut

t

" 1* Uhdang Undang Dasar Hepublik Indonesia 2* Ketetapan H P H

3*

Ehdang Undang / Peraturan Penerintab

Penggen

ti Undang Undang*

W* Peraturan Pemerlntab

5* Keputusan Presiden

6* Peraturan Peraturan Pelaksanaan lainnya

se-Sesual dengan prinsip teraebut dlataa maka suatu

negara hukua peraturan perundangan harus berdasar dan-

bersuaber pada peraturan perundangan yang lebllt tlnggl

tingkatannya* Adapun yang bezvanang untuk aenyatakan -

tidak syahnya suatu peraturan perundangan dari fringkat

yang leblh rendang dari undang-undang atas alaaan

ber-pertl

(37)

31

tentangan dengan paraturan pexundang-undangan yang le*

bib tinggi adalah mahkaman agung* Wewenang raahkamah as

agung yang demiklan Ini tercerrain dalam pasal 26 ayat*

1

dari Undang Undang Hocsor l*fr Tahun

1970

t

I*embaran Me* gara Hojublik Indonesia Tahun 1970 Hozaor

?b9

tentang *

Ketentuan Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiaan. Oleh Ka

rona itu w b e n a m y a aecara hierarchies tldak dapat ha*

nya dengan suatu surat keputusan sudah bisa menghapus*

kan dalam b&ntuknya sebagai

suatu

ordonansi*

Hal ini adalah merupakan apa yang dinamakah ada gap *

peraturan* sebab untuk menghapuskan suatu poraturan *

yang berbentuk ordonansi, haruslah dihapus oleh suatu*

peraturan perundangan yang sederajat tingkatannya de *

ngan poraturan yang menghapuskannya* Apabila gap pera­

turan yang demiklan itu berlangsung torus 9 tertlb

hw-2)

kum tarsentuh yang du ditugikan oleh masyarakat | sell

bab lalu kepastian hukum tldak terjamln*

Bartalian dengan dikeluarkan Undang Undang Nocior

15 Tahun 1961, Lembaran Negara Bepublik Indonesia Ta *

bun 1961 Homor

25

^t yaitu undang undang tentang Keton

(38)

tuan Ketentuan Pokok Kejaksaan, dikeluarkan pula undang

undang tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Kepolislan He

fare, yaitu Uhdang Uhdang Somor 13 Tahun

19

61,

lembar-an Negara Hepublik Indonesia Tahun 1961 Nomor 2**5, ylembar-ang

kedua undang undang itu adalah merupakan

pasangannya,-aaalng-maslng merupakan alat negara penegak hukum,

*

yang pertama bertugas sebagai penuntut unma, dan yang

kedua terutasia bertugas nsaelihara keamanan dalaa neg&

ri. Adanya kedua undang-undang torsebut, maka

prinaip-pasal 180 BechNrlijke Organisatle yaitu bahva Jaksa*

Agu

ng

aanjadi pucuk pimplnan kejaksaan dan

kepolisiantelah ditepaskan diganti dengan prinsip banup karena

-balk kojaksaan

eaupun kepolislan masing-aaslng

merupa­

kan doparfcemen

dengan

seorang msnterl

yang

bertanggung

jawab secara

politis* Kopala dari

seluruh kojakcaan ya

itu jaksa

agung yang marangkap

ipenteri

dari departemen

Kejaksaan*

sedang kepala kepolislan negara

yaitu pang**

lima angkatan

kepolislan

adalah

juga

menteri depart©

-men kepolislan negara^*

Menganai.syarat syarat untuk menjadi jaksa agung

ditentukan dalam Undang-Undang Hooor 1 Tahun 1950, Lea

^Moeljatao, Kalinh Hukum. At.lara Pldaon It ( saksl fepl

danaan Fakultas Hukum Qajah Hadaf Yogyakarta, hal.

(39)

33

baran Hegara Bepublik Indonesia Tahun 1950

Kotov

30 » yaitu s

1. Untuk menjadi jaksa agung orang harus mempu -nyai ijaaah penghabisang perguruan tlnggi ba-gian hukunt, kecuall jika preslden meroberl dl£ pensasi ( padal

b

Undang Uhdang Honor 1 Tahun 1950, Lembaran Negara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Homor 30 )*

2* Jakaa agung harus orang varga negara Indonesia ( pasal 5 Undang Undang Honor 1 Tahun 1950, -Lembaran Negara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Honor 30)*

3* Jafcaa agung dlangkat oleh presiden ( pasal 6-Ifodang Undang Nomor 1 Tahun 1950, Lembaran He gara Bepublik Indonesia Tahun 1950 Honor 30*

S ummon dan organises! depefrteaen Kejakaaan dl

-atur dengan keputusan presiden, oleh karena Itu pada *

tahun 1971 dengan keputusagPreslden Bepublik, Indonesia

Tahun 1971 Homor 29 ©aka dladakanlah penyespumaan po­

kok-pokok organlaasl dan tata kerja kejakaaan agung *

dan kejakaaan daeral^* Sfcbagai pelaksanaan keputusan •

presiden tersebutyp maka dikeluarkan Surat Keputusan *

Jaksa Agung Bepublik Indonesia Nomor Kep,* 022/D

A

/$

/

1971, yai$u surat keputusan tentang kelengkapan

susun-an orgsusun-anises! , tata kerja dsusun-an perincisusun-an tugas kojaksa

(40)

15

Tahun

1961,

Lembaran Negara Tahun

1961

Noraor

25V,

bahwa Jaksa Agung memegang pimpinan pclaksanaan tugas

kejaksaan. Di dalam melakukan tugasnya diperlukan ada-

nya dinas-dinas yang mesbantu Jaksa Agung, Dalam pelak-

sanaan tugasnya, kejaksaan terbagl-bagi atas keaatuan -

kesatuan kerja yang pada tingkat kejaksaan agung diteiv

diri dari Dlrektorat/Inspektorat, Bagian, Seksl dan Sub

sekoi* sedangkan pada tingkat kejaksaan daerab terdirl

dari Bagian dan Sekei ( pasal 1 dari Surat Keputuaan

Jaksa Agung Homor Kep.

022/D

A /5/1971)#

Departemen Kejaksaan diplmpin oleh nentori / Jak­

sa Agung yang dibantu oleh pembantu menteri yaitu para

Jaksa Agung Muda, Jaksa Agung Muda tersobut aeliputi I

Jaksa Agung muda bidang intelligence, Jaksa agung nuda

bldang operasi, jaksa agung nruda bidang peabinaan,

jak-aa agung muda bidang pengawasan u»um#

Jaksa Agung Muda memim&in dan mengkoordinaaikan

direktorat / inspektorat yang dipimpin oleh seorang

kepala ditektorat / kepala, inspektorat*

w*

Ad any a lembaga kejakaaan tinggi adalah merupakan

(41)

3$

kej

afcsaan agung dl puaat« tfcstuk keaempurnaan susunan *

lembaga kejaksaan* maka dibentuklah lembaga kejakaaaiv

tlngglf untuk keperluan itu maka dlkelnarkanlah Undang

itodang Komor 16 Tahun 1961, ienbaran Negara Bepublik -

Indonesia Tahun

1961

Honor

25?f

yaitu undang undang -

tentang Pembontukan Kejakaaan Tinggi. Sebenamya ten -

tang Leabaga Kejakaaan Tinggi ini pada tahun

19^

p e m

nah ada* perkataan demikian ini adalah searuai dengan*

penjelasan umum dari Hndang Onlang Komor

16

Tahun

1961,

yang termuat dalam Tambahan Lembaran Negara Bepublik *

Indonesia Tahun

1961

Hozsor

255

yang antara lain Benya*

takan bahwa *

** lembagan Kejakaaan Tinggi ini pada tahun 19WJ-p e m a h ada sebagai mana diatur dalam Uhdang Un dang Homor 19 Tahun 19^81 tentang susunan dan kekuasaan badan^badan kohakinan dan kejakaaan* Akan tetapl dengan Gndang Undang Barurat Eomor 1 Tahun 1951 tentang Xindakan Tindakah Sementa ra untuk Menjelenggarakan . Keputusan Susunan,-Kekuasaan dan Atjara Pengadilan Pengadilan Si* pil* Kejakaaan Tinggi ini ditiadakan. Ini

ber-

akibat hubungan antara daerah dan pueat menja* di torlantar* komudlan Djaksa Agung oengambiltindakan dengan dibentuknya leobaga Pengavas -Kadjakaaan disetiap Propinsi. I^mbaga ini se * benamya tldak diatur dalam suatu poraturan * perundang-undangan" *

(42)

tinggi Itu merupakan jembatan antara kajaksaan

negeri-dl daerahndan kejaksaon agung negeri-dl pusat* aaka segala *

porsoalah dl daerah hukum kajaksaan tinggi

dllaporkan-oleh jaksa tinggi atau pengganti pada tlaptiap 3 bu

-lan sekali atau tlap kali dlminta ( pasal 6 ayat

2

da­

ri t&dang Undang Homo* 16 Tahun 1961, Lembaran

Hagara-Hepublik Indonesia Tahun 1961 Romor 255 )t Mengonai ke

dudukan kajaksaan tinggi ialah bahwa pada tlaptiap

-pengadilan tinggi ada satu ltejaksaan tinggi yang daarah

hukumnya sama,

Kojaksaan Tinggi dalaa pembagian menurut kelacnya

ada dua yaitu : Kajaksaan Tinggi Kelaa IA* IB, dan

Kt-jaksaan Tinggi kelaa II,

Adapun syarat penontuan kalas

kejaksaan Tinggi

ditan -

tukan

oleh t

• Langkap tl&aknya alat perlengkapan negara

di-- daerab tingkat I.

- Intansitas parkara

- Fakt02>3?akt0r Denografis* sosio gsografis,

po-

lotis, dan okononis,

Syaratsyarat penentuan kelas kejaksaan tinggi yang

-tersabut diatas raemang secara togas ditentukan

aacara-togas tspdapat dalam pasal 3 ayat 1 darl Keputusan Jak

(43)

-37

tentang Ketentuan Syarat Syarat Klasifikasi Kedjaksaan

Daerah*

Mengen

al prosedur penentuan kolas kejakaaan dae­

rah juga Status dalaa Keputusan Jaksa Agung Bepublik -

Indonesia Homor oaS/W3A972f yaitu bahva permohonan-

penentuan kelas kejaksaan daerah diajukan oleh kopala-

tiejaksaan tinggi atau jaksa tinggi disertoi alasan -

alasan selongkapnya ( pasal II ayat 1 dari Kap.022/

DA/3/1972 ) .

Pada tiap kejakaaan tinggi terdlrl atas

seorangjaksa tinggi sebagai kepala9 dan seorang atau lebih

-jaksa tinggi pengganti, adapun mengenai jumlahnsya Jak­

sa tinggi penggantl pada kejakaaan tinggi dltetapkan

-oleh nanteriy sedangkan pembagian pekerjaan antara pa

ra jaksa tinggi penggantl pada kejaksaan tinggi, diatur

oleh kepala kejaksaan tinggi ( pasal 1 Jo.pasal 3 dari

UbdangaBndang Honor 16 Tahun 1961, Lembaran Hegara Be­

publik Indonesia Tahun 1961 Homor 255 )•

Dalam pelakaaan tugaanya* kejaksaan tinggi terba

gi atas kesatuan kerja yang terdlrl dari baglan dan

-seksl* Seorang djaksa tinggi dalam tugas sehari

harlaombawahi asslstenattsten f asslsten aeaiapin dafc

(44)

bagian memimpln dan mengkoordinasikan seksl-seksl yang

dipimpln kopala saksl.

m m *

Mengenal pembentukan Itabaga kejaksaan negerl san

pal sekarang Ini belum ada undangundang pembentukan

-nya, sedangkan berdasarkan pasal 6 ayat

2

d*$i

UhdongUhdang Honor 15 lafaun 1961, Lembaran flegara Republlk

-Indonoela Tahun 1961

H

omor

25V, undang-undang tentang* Kaputusan Keputusan

Fokok

Kejaksaan, diijyatakan bahwa*

* Blsamping tlap-tiap pengadllan negari ada sate kajaksaan negerl dengan daerah hukua yang sama Jang susunannya dlatur dengan undangun -dang "*

Pennasalahan

yang

demikian bisa

segera

dlataal opablla

pasal 6

ayat

2

dari Uhdang Undang

Homor

15 Tahun 1961, Lembaran Negara Republlk Indonesia Tahun 1961 Jfomor 25V

t *

itu segers dllkutl undang undang organiknya* Oleh kare

na Undang Uhdang Homor 15 Tahun 1961, Lembaron

Negara-Republlk Indonesia Tahun 1961 Homor 25V Itu

marupakan-undang marupakan-undang pokok kejakaaan* maka sebagai marupakan-undang~un^

dang yang hanya aengatur pokok-pokoknya saja perlu se­

gera dllkutl undang-undang pelaksanaany*a • Sabab apa

(45)

akan-39

k >

terjamin, yang dirugikan tidak lain adalah nasyarakat

Kejaksaan negerl sebagaiaana yang ditentukan

di-rtftian pasal

2

ayat

2

dari keputusan jaksa agung

Booor-Kap *

022/VA/3/19?2

, tentang Ketentuan Syarat-Syarat Kla

siflkasi Kejaksaan Daerah, terdlrl atas * Kejaksaan

negerl kelas IA,10,10, kejaksaan negerl kelas II, ke

-jaksaan negerl kelas III, dan porwakilan ke-jaksaan nege

rl, adapun penentuan kelas kejaksaan negerl ditentukan

oleh klasifikasi kejaksaan tinggi.

Mengenai pervakilan kejaksaan negerl dlbentuk da

las daerah hukum kejaksaan negerl, apabila hordasarkan

pertimbangan Jakia Agung dipandang perlu (pasal 10 da­

ri Keputusan Jaksa Agung Nomor 022/DA/3/1972 ).

(46)

B

A B X?

MQASJPAH M W B NAHO KEJAKSAAN

Kejaksaan* seperti halnya dengan alat-alat

keku-asaan negara lainnya adalah alat pembangunan dalam rang

lea pembangunan naaional sepesta berencana untuk raenuju

nasyarakat adil dan makraur* berdasarkan Pancasila. Ka­

rena negara Indonesia adalah negara hukum maka

segala-tindakan segala-tindakan yang dilakukan kejaksaan semuanya di

tujukan untuk aenjunjung tinggi hakhak azaai rakyat

-dan hukum negara.^ Ini bar art! bahva kejaksaan

mempu-nyai tugas untuk mempertahankan dan menjaga kevibavaan

hukum disaaping itu juga bertugas untuk memberantas ok

num-oknua yang malanggar hukum negara.

Dengan adanya Undang Uhdang Nomor

7

Tahun

19^7

-antara lain raenyatakan bahva s

" Djaksa Agung melakukan pengavasan terhadap para (jaksa dan poll si dalam menjalankan pengusutan at as kedjahatan dan pelanggaran*.

Karena itu maka segala kelakuan dan perbuatan dari pa*

ra jaksa dan polls! diawasi dengan cermat oleh jaksa

-agung. Untuk itu jaksa agung guna kopentingan

jawatan-berhak member! peringatarwperingatan, tegoran -tegoran

dan petunjuk-petunjuk yang dipandang porlu dan berguna

(47)

-Ittjn itu jaksa agung barkuasa meminta segala ketarangan

pertimbangan, dan nasehat darl aegenap lembaga kejaksa

an dan dari kepolislan serta darl pegawai-pegawai lain

yang diserahi menj alankan pengusutan atas kejahaten dan

pelanggaran.

Dalam Undang Undang Booor

1

tahun

1950

,

Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun

19JO

Bomor

30,

yaitu

*

tJndang Undang tentang susunan, kckuasaan dan

jalannya-pengadllan mahkamah agung dalam pasai- .pasalnya xaenyang

fcut pula pekerjaan jaksa agung* Berhubung tugasnya mah

kamah agung itu raengawasi berjalannya pengadllan seba*

gal pengawasan tertinggi, maka mahkamah agung berkuasa

seminta segala keterangan, perfcimbangan, dan nasehat *

darl jaksa agung, dan dari segenap pengadllan juga penga

dilan tentara, dan para hakim, begitu pula darl para

-pegawai lainnya yang diserchi penuntutan parkara

pida-na ( lihat pasal 12 ayat

h

dari Undang Undang Homor 1

Tahun

1950,

Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun •

1950

Homor

30 )*

Apabila ada permohonan kasasi, maka pernohonan

-kaaasi ,itu dapat dilakukan atas pernohonan plhak yang

barkepentingan atau atas pertnohonan kopala kej

(48)

pengertian bahwa kasasi atas pernohonan pihak

kejaksa-an hkejaksa-anya semata-mata untuk kepentingkejaksa-an hukum* dongkejaksa-an *

tidak merugikan pihak yang berkepentingan, hal yang

demikian ini memang sesuai dengan bunyi dari pasal 17

Undang Undang Nomor 1 tahun 1950t Lembaran Negara Ha

-publik Indonesia Tahun 1950 Homor 30.

Dalam pasal 18 darl Undang Undang Homor 1 Tahun

1950, Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun 1950 No

oor 30, memuat mengenai alasan-alasan yang dapat dipa*

kai untuk melafcukan kasasi Ialah karena

%

n

1* Apakah peraturan hukum tidak dilaksanakan atau ada kekeliruannya.

2. Apabila tidak dilaksanakan tjara melakukan peradilan yang harus diturut menurut undang undang".

Apabila ada persellslhan tentang kekuaaaan menga

dill perkara pldana, jaksa agung mengutarakan pendapat

nya tentang slapa sebenarnya yang berwenang raengadili,

atas permintaan mahkamah agung, dan kemudian jaksa agung

momberitahukan putusan mahkamah agung pada terdakwa dan

kejaksaan ( pasal 107 darl Undang Undang Nomor I Tahun

1950* Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun 1950 No

mor 30 )• Jaksa agung haruslah menj alankan putusan mah

(49)

Mengenai hukun

acara yang

dipakai pada pengadilan

negeri,

kejaksaan

pada pengadilan negeri, dan pengadil­

an tinggi» dalam praktek diturut aturan aturan didalam

H I R . Adapun dasar

hukumnya ialah

pasal 6

Undang Un­

dang Barurat Nomor 1 Tahun 1950,

yang antara

lain

me -

nyatakan bahwa Reglenen Indonesia yang dibaharui ( Her

ciene

Indonesisch Reglement Staatblad 19^1 Honor Mf )

seberapa mungkin

harus

diambil sbbagai pedoman*

de -

ngan beberapa perkecualian*

Menurut H I H tidak hanya jalannya perkara di mu

ka sidang pengadilan saja yang diatur, tetapi juga di­

atur bagaimana perkara pidana nelewati banyak fase ya­

itu t,

1# Femeriksaan permulaan,

2f

Fenuntutan

3* Femeriksaan di muka sidang pengadilan,

b*

Sxecutie ( pelaksaan putusan hakim) ^

Fase pertama dilakukan oleh kejaksaan dan pada»

unumnya oleh pegawai-pegawai polisi atau pegawai pamon®

praja selaku pembantu jaksa atas petunjuk-petunjuk

jak-y

3 a .

(50)

Tugas pexaoriksaan permulaan ini dibagi dua yaitu *

penguautanf dalam Undang Undan* Honor 15 Tahun 1961,

Lem

baran

Negara Hepublik Indonesia ?ahun 1961 Ncaaor 25*S

dlpakai istilah penyidik} dan penyelesaian peaeriksaan

peraulaan, yang dalam Ohdang Undang Honor 15 1'aftun 1961

Lembaran Negara Hepublik Indonesia Tahun 196I Honor

2$k

dinaaakan penyidikan lanjutan* Perbedaan antara penyi4

dikan dan penyidikan lanjutan tidak itu banyak pada

jenianya pekerjaan^ akan tetapi pada banyaknya vsvo

nang dalam nelakukan pekerjaan, artinya pejabatpeja

-bat yang hanya bertanggung jawab atau bertugas dalan

penyidik* vewenangnya lebih sedikit dari pada yang ber

tugas penyidikan ianjutan^. Mereka yang hanya dise *

rahi penyidikan saja dinamakan ” opspoming anbterna *

ran1* yaitu pejabat penyidik biasa aedangkan yang

bo-leh aenj alankan penyidikan lanjutan adalah para peja *

bat kepolislan, pamong praja atasan sebagai pembantu *

jaksa* dan para jaksa^*

Siapa saja yang ditun juk sebagai penyidik biasa

dapat diketahui berdasarkan pasal 39 Heglonien Indonesia

yang dlperbaharui ( H X H ) , mereka ialah

t

2)ae»cit, hal.1 6

(51)

1# Kepala-kepala desa dibanfcu dengan pollsinya desa,

2. Wodana* oanat dan manteri poll3i pamong praja

seja-uh aasih diberi tugas pekorjaan ini,

3* Anggauta-anggauta kepolisian negara,

I*.

Jaksa-jaksa pada pengadilan negeri,

5. Mereka yang dengan peraturan undang undang yang khu

sus, disurub memegang peraturan itu, atau supaya

peraturan itu dituru orang, dan yang disuruh

menca-ri perbuatan yang dapat dlpidana yang dimaksud

di-dalan peraturan itu; aisalnya pegawai-pegawai pajak

bea dan cukai, koxatrollr lalu lint as, polls! kehu

-tanan, dan sebagainya.

6. Polisi-polioi yang tidak dapat gaji, yang diangkat

sebagai polls! dengan mengingat peraturan yang akan

ditetapkan dengan peraturan pemerintah, oisalrjya po

lisi perkebunan.

Mereka in! dapat digolongkan digolongkan dalam

dua golongan yaitu s

1# mereka yang raempunyai wewenang penyidik umua,yaitu

mereka yang tersebut dalam nonor 1 sanpai dsngan no

mor

b

dari pasal

39

Heglemen Indonesia Xang Piper *

baharai ( B I B )

2* Mereka yang mempunyai wewenang penyidikan terbatas,

karena terbatas pada jenisnya kejahatan atau pelang

(52)

garan yang tertentu saja, tersebut dalaa nonor Jdan

6 dari pasal 39 Reglea*nt Indonesia yang Diperbaharui

(

a i

b

)w

Adapun yang ditunjuk sebagai peabantu jaksa ada*

lah vedana, camat, anggota-anggota kepolisian negara

yang paling sedlklt mempunyai pangkat mantrl pollslfdan

pegawai-pegawai kepolisian lalnnya yang dltunjuk

khu-s u b oleh Jaksa

agttng

dengan persetujuan gubemur ma

-sing-masing untuk wllayah jabatannya sendlri-sendirl

(pasal 53 Reglemen Indonesia yang Diperhaharul ).

Dalaa hal penyldikan sebenarpya adalah tugas

ke-5)

hakiaan^ , tetapl deal keseapurnaan penyelesaian su

-atu perkara pidana balk nengonai perkara itu sendiri

maupun mengenal cara penyelesalan ataupun harus menj adi

pedoaan bagi para pejabat dalaa aengerjakan perkara itu

dari perkara itu nula-mula diungkap, maka untuk ke

sen-p u m a a n sen-pemerlksaan sen-perkara dalaa keseluruhannya yang

pada hakekatnya dltujukan pada pekorjaan penuntutan per

kara Itu pada sldang pengadilan jaksa neapunyai vewe

-nang penyidlkan* Quna raenjamin lancariya penyidlkan dan

Hlbiil., hal,

Referensi

Dokumen terkait

penyusunan arsip di rak yang baik, yaitu dengan cara menyandarkan arsip dalam keadaan tegak lurus, tidak bertumpu pada bagian punggung folder arsip karena menyebabkan teks

Perlakuan daun gambir untuk mendapatkan tanin meliputi pengeringan, penghalusann (blender), pengayakan, pengekstrakan dengan sokletasi sehingga diperoleh rendemen gambir.

semua bagian struktur lereng tanpa counterweight lebih besar. Maka dapat disimpulkan lereng tanpa counterweight memiliki konstruksi yang kurang aman. 2)

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian terhadap daftar fungsi aplikasi yang telah dijabarkan pada Bab III dan terhadap tujuan dibuatnya aplikasi ini, yakni melakukan

〔商法二〇二〕約束手形の支払期日の変造と手形法二〇条一項但書 の適用東京地裁昭和五〇年六月二五日判決 米津, 昭子Yonetsu, Teruko

Oleh karena itu berdasarkan hasil uji kimia untuk kadar karbohidrat, lemak, dan protein pada 5 (lima) jenis gula, yaitu gula siwalan Kristal (GI), gula siwalan

Pada era globalisasi saat ini, sistem informasi manajemen berbasis tehnologi sangat dibutuhkan sebuah institusi, terkhusus dalam hal peningkatan aliran informasi,

Sekolah biasa mengklasifikasikan siswa ke dalam suatu ruangan belajar yang berbeda-beda dengan harapan agar proses instruksional yang terjadi dapat berjalan dengan baik