• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS ALAMSYAH ANDI MURNIATI SALOKO KAMAL ABSTRAK - ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT UNDANG-UNDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS ALAMSYAH ANDI MURNIATI SALOKO KAMAL ABSTRAK - ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT UNDANG-UNDANG "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

165 ASPEK PIDANA TERHADAP DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN

DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

ALAMSYAH

ANDI MURNIATI SALOKO KAMAL

ABSTRAK

Karya ilmiah ini membahas mengenai maraknya perbuatan yang dapat mengakibatkan diskriminasi rasa dan etnis, Permasalahan dalam penelitian ini Bagaimanakah pertanggungjawabkan secara pidana terhadap pelaku yang melakukan kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis dan bagaimanakah bentuk perlindungan korban tindak pidana diskriminasi ras dan etnis berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis. Meode penelitian yaitu normatif.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa, Pertanggungjawabkan secara pidana terhadap pelaku diskriminasi ras dan etnis yaitu orang perorangan dan korporasi yang dilakukan terhadap perkumpulan tertentu berdasarkan diskriminasi ras dan etnis kebangsaan, budaya, agama, jenis kelamin, dengan sanksi pidana terdiri sanksi pidana penjara dan pidana denda dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis dan, pemeritah memberikan perlindungan yang efektif kepada setiap warga negara yang mengalami tindakan diskriminasi ras dan etnis, adanya perlindungan yang diberikan oleh Komnas Hak Asasi Manusia dan adanya ganti rugi. Sehingga disarankan hendaknya perlu revisi terhadap Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis dengan memasukkan lembaga perlindungan saksi dan korban sebagai lembaga yang menangani korban bukan hanya Komnas Hak Asasi Manusia.

Kata Kunci: Pertanggungjawaban Pidana, Diskriminasi Ras Dan Etnis

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Adanya diskriminasi ras dan etnis dalam kehidupan bermasyarakat merupakan hambatan bagi hubungan kekeluargaan, persaudaraan, persahabatan, perdamaian, keserasian, keamanan, dan kehidupan bermata pencaharian di antara warga negara

(2)

166 Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.

Dalam setiap masyarakat terdiri dari berbagai ras, etnis, golongan, suku, agama dan kedudukan sosial, yang biasa disebut kelopok. Kelompok tersebut ada yang besar, dan kecil, kuat dan lemah, yang kecil dan lemah inilah yang biasa disebut sebagai minoritas yang rentan diposisikan sebagai obyek politik diskriminasi. Minoritas ini memiliki satu atau lebih ciri-ciri sebagai berikut1, 1. Adanya perbedaan ras; 2. Adanya perbedaan kebangsaan (nasionalitas); 3. Adanya perbedaan agama; dan 4. Adaya perbedaan adat-istiadat.

Kerusuhan rasial yang pernah terjadi menunjukkan bahwa di Indonesia sebagian warga negara masih terdapat adanya diskriminasi atas dasar ras dan etnis, misalnya, diskriminasi dalam dunia kerja atau dalam kehidupan sosial ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan,

1

Jahja Junus, Peranakan Idealis; dari Lie Eng Hok Sampai Teguh Karya, Gramedia, Jakarta, 2003, Hlm. 62.

perusakan, pembakaran, perkelahian, pemerkosaan dan pembunuhan. Konflik tersebut muncul karena adanya ketidakseimbangan hubungan yang ada dalam masyarakat, baik dalam hubungan sosial, ekonomi, maupun dalam hubungan kekuasaan.

Kejahatan yang berlandaskan politik diskriminasi ini berbeda dengan kejahatan pada umumnya, karena dampak dari rasa kebencian terebut bisa diwujudkan dalam bermacam-macam bentuk tindak kriminal. Banyaknya permasalahan yang timbul akibat rasa sentimen, benci / ketidak sukaan serta keinginan untuk mengucilkan suatu kaum, menjadi salah sati faktor yang mendasari sehingga perlu dibuat suatu ketentuan hukum seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pertanggungjawaban secara pidana terhadap pelaku yang melakukan kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis?

(3)

Undang-167 Undang Nomor 40 Tahun 2008

Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis?

II. PEMBAHASAN

A. Pertanggungjawaban Secara Pidana Terhadap Pelaku Yang Melakukan Kejahatan Terhadap Diskriminasi Ras Dan Etnis

Beberapa ahli hukum pidana memberikan pengertian tindak pidana dan pertanggungjawaban pidana, menurut Simons dalam Togat2 bahwa, Tindak pidana adalah tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu tindak pidana yang dapat dihukum.

Agar suatu tindak pidana dapat dihukum, maka hal tersebut harus memenuhi semua unsur-unsur tindak pidana seperti yang dirumuskan dalam undang-undang. Setiap tindak pidana dianggap sebagai pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang atau kewajiban menurut

2

Togat. Hukum Pidana Materiil, Cet kedua, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. 2002. Hlm.15

undang, pada hakekatnya merupakan suatu tindakan melawan hukum. Ada dua pandangan terhadap pengertian tindak pidana (strafbaar feit), yaitu pandangan dualisme dan pandangan monisme. Pandangan dualisme adalah pandangan yang memisahkan antara perbuatan dan orang yang melakukan tindak pidana. Pandangan monisme adalah pandangan yang tidak memisahkan antara unsur-unsur mengenai perbuatan dengan unsur-unsur mengenai orang yang melakukan tindak pidana.3

Pertanggungjawaban pidana adalah suatu perbuatan yang tercela oleh masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan pada si pembuatnya atas perbuatan yang dilakukan. Dengan mempertanggung jawabkan perbuatan yang tercela itu pada si pembuatnya, apakah si pembuatnya juga dicela ataukah si pembuatnya tidak dicela. Padahal yang pertama maka si pembuatnya tentu dipidana, sedangkan dalam hal yang

3

(4)

168 kedua si pembuatnya tentu tidak

dipidana4.

Hukum pidana Indonesia menganut asas kesalahan yang merupakan dasar untuk menerapkan pertanggungjawaban pidana kepada pelaku yang melanggar ketentuan hukum pidana. Artinya untuk dapat memidana pelaku delik, selain membuktikan unsur-unsur perbuatan yang menimbulkan celaan, dalam diri pelaku harus ada unsur kesalahan. Kesalahan merupakan keadaan jiwa dari si pembuat dan hubungan batin antara si pembuat dengan perbuatannya, keadaan jiwa dari seseorang yang melakukan perbuatan merupakan apa yang lazim disebut sebagai kemampuan bertanggung jawab, sedang hubungan batin antar si pembuat dengan perbuatanya itu merupakan kesengajaan, kealpaan serta pemaaf5.

Pasal 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis

4

Roeslan Saleh. Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982. Hlm. 75-76.

5

Muladi dan Dwidja Priyatno,

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Prenada Media Group, Jakarta, 2010. Hlm. 60

menegaskan bahwa Diskriminasi ras dan etnis adalah segala bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Etnis adalah penggolongan manusia berdasarkan kepercayaan, nilai, kebiasaan, adat istiadat, norma bahasa, sejarah, geografis, dan hubungan kekerabatan.

(5)

Undang-169 Undang Nomor 40 Tahun 2008

Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.

Salah satu perbuatan pidana yang harus dipertanggungjawabkan secara pidana adalah pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis yang memuat sanksi pidana yaitu Bab VIII Ketentuan Pidana Pasal 15 sebagai berikut:

Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Ketentuan Pasal 4 huruf a Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis, yang dimaksud di atas sebagai berikut, Tindakan diskriminatif ras dan etnis

berupa, memperlakukan pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Dalam ketentuan penjelasan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis, Pasal 4 Huruf a Pembatasan dalam ketentuan ini, misalnya pembatasan seseorang dari ras atau etnis tertentu untuk memasuki suatu lembaga pendidikan atau untuk menduduki suatu jabatan publik hanya seseorang dari ras atau etnis tertentu.

(6)

170 Pasal 16 Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis sebagai berikut: “Setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau

denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)”.

Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3 dalam ketentuan tersebut di atas yaitu yang berkaitan dengan membuat tulisan atau gambar untuk ditempatkan, ditempelkan, atau disebarluaskan di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dilihat atau dibaca oleh orang lain.

Selain itu, dapat berupa berpidato, mengungkapkan, atau melontarkan kata-kata tertentu di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat didengar orang lain; atau mengenakan sesuatu pada dirinya berupa benda, kata-kata, atau gambar di tempat umum atau tempat lainnya yang dapat dibaca oleh orang lain.

Menurut penulis, dari kedua pasal tersebut di atas dimana pada pasal tindakan yang dilarang adalah mengemukakan / menyiarkan / mendeklarasikan rasa kebencian / permusuhan terhadap golongan-golongan tertentu di Indonesia. Terhadap tindakan menyiarkan / mempertunjukkan/ menempelkan tulisan / lukisan yang mengandung rasa kebencian / permusuhan terhadap golongangolongan tertentu di Indonesia. Obyek tindakkan yang dilakukan secara oral / lisan, obyek tindakan tertulis / media cetak.

(7)

171 tentang komunitas-komunitas yang

dianggap membahayakan eksistensi kelompok mayoritas dan stabilitas nasional.

Pasal 17 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis sebagai berikut:Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 4, dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan ditambah dengan 1/3 (sepertiga) dari masingmasing ancaman pidana maksimumnya.

Ketentuan yang dilarang dalam Pasal 17 tersebut di atas yaitu melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis.

Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 pelaku dapat dijatuhi pidana tambahan

berupa restitusi atau pemulihan hak korban.

Pasal 19 UU No. 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis

(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17 dianggap dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang yang bertindak untuk dan/atau atas nama korporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun bersama-sama.

(2) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu korporasi, maka penyidikan, penuntutan, dan pemidanaan dilakukan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya.

(8)

172 Pasal 21 Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis

(1) Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dan Pasal 17.

(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha dan pencabutan status badan hukum.

Pelaku dalam hal ini bisa terdiri dari orang sebagai pribadi hukum (orang perseorangan) maupun orang sebagai badan hukum, baik publik maupun swasta (korporasi). Korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisasi baik yang merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.

Tindak pidana pada Pasal 16 dan 17 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis dianggap dilakukan oleh korporasi apabila

tindak pidana tersebut dilakukan oleh: orang-orang yang bertindak untuk dan/atau atas nama korporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut baik sendiri maupun bersama-sama. Oleh sebab itu, penyidikan, penuntutan, dan pemidanaan dilakukan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya.

Kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis merupakan kejahatan yang termasuk dalam pelanggaran hak asasi manusia yang diatur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis dan bagi pelakunya dapat dikenakan sanksi pidana penjara dan pidana denda. Ancaman sanksi pidana ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kejahatan terhadap kelompok minoritas dan apabila perbuatan itu telah terjadi upaya penegakan sanksi pidana dimaksudkan untuk memberikan efek jera bagi pelaku dan bagi pihak lain untuk tidak melakukan perbuatan yang sama.

(9)

173 tindak pidana khusus yang diatur

dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis. Kejahatan diskriminasi ras dan etnis merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia, sehingga memerlukan penanganan secara khusus termasuk prosedur hukum acara pidana yang berlaku dalam penyelesaian perkara ini. Hukum tindak pidana khusus ini diatur dalam undang-undang di luar hukum pidana umum. Penyimpangan ketentuan hukum pidana yang terdapat dalam undang-undang pidana merupakan indikator apakah undangundang pidana itu hukum tindak pidana khusus ataukah bukan, sehingga dapat dikatakan hukum tindak pidana khusus adalah undangundang pidana atau hukum pidana yang diatur dalam undang-undang pidana tersendiri6.

B. Bentuk Perlindungan Korban Tindak Pidana Diskriminasi Ras Dan Etnis

Perlindungan terhadap warga negara dari segala bentuk tindakan

6

Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet.1, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, Hlm. 12

diskriminasi ras dan etnis diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat, serta melibatkan partisipasi seluruh warga negara yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis , utuk penyelenggaraan perlindungan terhadap warga negara, pemerintah dan pemerintah daerah wajib:

1. Memberikan perlindungan yang efektif kepada setiap warga negara yang mengalami tindakan diskriminasi ras dan etnis dan menjamin terlaksananya secara efektif upaya penegakan hukum terhadap setiap tindakan diskriminasi yang terjadi, melalui proses peradilan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

(10)

174 3. Mendukung dan mendorong upaya

penghapusan diskriminasi ras dan etnis, dan menjamin aparatur negara dan lembaga-lembaga pemerintahan bertindak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan 4. Melakukan tindakan yang efektif

guna memperbarui, mengubah, mencabut, atau membatalkan peraturan perundang-undangan yang mengandung diskriminasi ras dan etnis.

Perlindungan dilakukan oleh Komnas Hak Asasi Manusia dalam bentuk:

1. Pemantauan dan penilaian atas kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah yang dinilai berpotensi menimbulkan diskriminasi ras dan etnis;

2. Pencarian fakta dan penilaian kepada orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau lembaga publik atau swasta yang diduga melakukan tindakan diskriminasi ras dan etnis;

3. Pemberian rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah atas hasil pemantauan dan penilaian terhadap tindakan yang

mengandung diskriminasi ras dan etnis;

4. Pemantauan dan penilaian terhadap pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan penghapusan diskriminasi ras dan etnis; dan

5. Pemberian rekomendasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk melakukan pengawasan kepada pemerintah yang tidak mengindahkan hasil temuan Komnas Hak Asasi Manusia.

Setiap warga negara berhak memperoleh perlakuan yang sama untuk mendapatkan hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, tanpa pembedaan ras dan etnis, Pasal 9 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis. Setiap warga negara wajib, Pasal 10 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis yaitu:

(11)

175 2. Memberikan informasi yang benar

dan bertanggung jawab kepada pihak yang berwenang jika mengetahui terjadinya diskriminasi ras dan etnis.

Setiap warga negara berperan serta dalam upaya penyelenggaraan perlindungan dan pencegahan terhadap diskriminasi ras dan etnis dengan cara Pasal 11 dan 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis yaitu:

1. Meningkatkan keutuhan, kemandirian, dan pemberdayaan anggota masyarakat;

2. Menumbuhkan dan

mengembangkan kemampuan serta kepeloporan masyarakat;

3. Menumbuhkan sikap tanggap anggota masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; dan 4. Memberikan saran, pendapat, dan

menyampaikan informasi yang benar dan bertanggung jawab.

Setiap orang berhak mengajukan gugatan ganti kerugian melalui pengadilan negeri atas tindakan diskriminasi ras dan etnis yang merugikan dirinya. Setiap orang secara sendiri-sendiri atau secara

bersamasama berhak mengajukan gugatan ganti kerugian melalui pengadilan negeri atas tindakan diskriminasi ras dan etnis yang merugikan dirinya, Pasal 13 dan 14 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis.

Pasal 18 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis Setiap orang yang dengan sengaja melakukan pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(12)

176 paling banyak Rp. 500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah).

Pasal 17 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan Etnis, Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perampasan nyawa orang, penganiayaan, pemerkosaan, perbuatan cabul, pencurian dengan kekerasan, atau perampasan kemerdekaan berdasarkan diskriminasi ras dan etnis, dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ditambah dengan 1/3 (sepertiga) dari masing-masing ancaman pidana maksimumnya.

III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pertanggungjawabkan secara pidana terhadap pelaku diskriminasi ras dan etnis yaitu orang perorangan dan korporasi yang dilakukan terhadap perkumpulan tertentu berdasarkan diskriminasi ras dan etnis kebangsaan, budaya, agama, jenis kelamin, dengan sanksi pidana terdiri sanksi pidana penjara dan pidana denda dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kejahatan terhadap diskriminasi ras dan etnis

dan sebagai upaya penegakan hukum apabila perbuatan pidana telah terjadi guna memberikan efek jera bagi pelakunya dan bagi pihak lain agar tidak melakukan perbuatan yang sama.

(13)

177 B. Saran

1. Pemberlakuan sanksi pidana terhadap pelaku yang melakukan diskriminasi ras dan etnis perlu diterapkan dengan tegas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku khususnya dalam memberlakukan sanksi pidana paling maksimal apabila menimbulkan korban dalam jumlah yang banyak dan kerugian.

(14)

178 DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku:

Adami Chazawi. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002

Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus, (Editor) Tarmizi, Ed. 1. Cet.1, Sinar Grafika, Jakarta, 2011

Muladi dan Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Prenada Media Group, Jakarta, 2010

Roeslan Saleh. Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungjawaban Pidana. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1982

Togat. Hukum Pidana Materiil, Cet kedua, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. 2002

Jahja Junus, Peranakan Idealis; dari Lie Eng Hok Sampai Teguh Karya, Gramedia, Jakarta, 2003

B. Peraturan Perundang-undangan:

Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Lembaran Negara Nomor 127 Tahun 1958 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Ras Dan

Referensi

Dokumen terkait

 Dua buah garis lurus akan berimpit apabila persamaan Dua buah garis lurus akan berimpit apabila persamaan garis yang satu merupakan kelipatan dari (proposional garis yang

UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Disamping itu juga beberapa tanda kematangan fisik sekundernya sama yaitu (pertumbuhan rambut disekitar alat kelamin dan rambut di bagian yang lain). Perubahan

Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahan Tujuan : pasien tidak mengalami infeksi.. Kriteria hasil : tidak ada muncul

Dari hasil temuan peneliti dalam BAB III. Dalam rangka untuk menciptakan suasana yang kondusif seluruh warga sekolah baik guru, karyawan dan siswa di tuntut untuk menjaga

Tindak tutur yang terdapat dalam wacana persuasif imbauan publik adalah tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur konfliktif, tindak tutur kolaboratif,

Penilitian penggunaan APK pada distilasi air energi surya absorber kain memperoleh hasil sebesar 0,47 liter/m2.jam dengan debit aliran air absorber kain 0,6 liter/jam dan debit