• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Histerektomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Histerektomi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II I. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN

Histerektomi adalah mengangkat rahim dengan organ di sekitarnya.(Yatim, 2005)

Histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahimyang dilakukan oleh ahli kandungan. (Rasjidi, 2008)

Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, palingumum dilakukan untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu(contoh endometriosis / tumor), untuk mengontrol perdarahan yangmengancam jiwa dan kejadian infeksi. (Doengoes, 2000)

Jadi, dapat disimpulkan histerektomi adalah suatu prosedur pembedahan mengangkat rahim yang umum dilakukan untuk keganasan atau bukan keganasan.

B. KLASIFIKASI

Menurut Wiknjosastro (2005), berdasarkan luas dan bagian rahim yangdiangkat, tindakan histerektomi dapat dikategorikan menjadi 4 jenis:

1. Histerektomi parsial (subtotal) yaitu kandungan tetap diangkat tetapi mulutrahim / servik tetap tinggal.

2. Histerektomi total yaitu mengangkat kandungan termasuk mulut rahim.

3. Histerektomi dan salfingo-ooforektomi bilateral yaitu pengangkatanuterus, mulut rahim, kedua tuba fallopi, dan kedua ovarium.

4. Histerektomi radikal yaitu histerektomi diikuti dengan pengangkatan bagian atas vagina serta jaringan dan kelenjar limfe dari sekitar ka ndungan.

C. INDIKASI

Menurut Rasjidi (2008), indikasi histerektomi adalah: 1. Leiomioma uteri

Merupakan indikasi histerektomi tersering. Intervensi bedah biasanya diindikasikan pada uterus yang berukuran 12-14 minggu atau lebih. Indikasi lain adalah jika terdapat peningkatan ukuran tumor secara cepat pada wanita pre menopause. Indikasi lainnya apabila terdapat menometrorgia berat yang menyebabkan anemia, nyeri akibat torsi mioma,dan penekanan pada pelvis.

(2)

2. Prolaps uteri

Menjadi indikasi histerektomi jika timbul keluhan atau terdapat ulserasi pada permukaan uterus yang prolaps.

3. Keganasan

Kanker endometrial uterus merupakan indikasi mutlak histerektomi.Indikasi lain histerektomi adalah hiperplasia endometrial dengan atipia,yang merupakan prekursor dari keganasan endometrial kanker ovarium diatas stadium satu merupakan indikasi histerektomi.

4. Endometriosis

Terutama pada pasien yang sudah tidak mengharapkan kehamilan lagi. 5. Dysfunctional Uterine Bleeding

Terutama pada pasien yang gagal diterapi secara hormonal. 6. Infeksi pelvis

Jarang dilakukan. Terutama dilakukan pada pasien yang sudah tidak menginginkan kehamilan lagi / pada infeksi uterin puerperal yang tidak dapat dikontrol secara konservatif.

7. Masalah obstetrik

Histerektomi diindikasikan kepada pasien yang mengalami perdarahanyang tidak terkontrol setelah aborsi / seksio secarea atau infeksi berat.

8. Pengangkatan ovarium

Jika kedua ovarium perlu diangkat pada wanita usia lanjut sebaiknyadilakukan pengangkatan uterus karena sudah tidak lagi memiliki fungsidan berisiko menimbulkan penyakit.

9. Nyeri pelvis kronis

Nyeri pelvis kronis saat pasien melokalisasikannya pada uterus jarangmenjadi indikasi histerektomi. Hal tersebut sering kali merupakan masalah psikiatrik. 10. Tumor trofoblastik

Mola hidatidosa dan koriokarsinoma biasanya dapat berhasil diterapidengan kemoterapi. Akan tetapi jika terdapat peningkatan titer hCG persisten, histerektomi dapat dipertimbangkan jika uterus diketahuimenjadi lokasi tumor persisten.

(3)

D. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Rasjidi (2008), manifestasi klinis post histerektomi meliputi: 1. Berhenti menstruasi dan tidak akan bisa punya anak

2. Angka leukosit tinggi 3. Angka eritrosit rendah 4. Nyeri perut

5. Mual

6. Tidak nyaman menggunakan kateter 7. Sulit berkemih atau buang air kecil 8. Keluar cairan atau perdarahan vagina 9. Rasa lelah dan kelemahan

10. Konstipasi

E. KOMPLIKASI

Komplikasi post operasi histerektomi menurut Abror (2004), adalah : 1. Syok

2. Perdarahan

3. Trombosis vena profunda 4. Retensi urin

5. Infeksi luka post operasi 6. Sepsis

7. Embolisme Pulmonal 8. Komplikasi Gastrointestinal

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada post operasihisterektomi menurut Doengoes (2000), adalah sebagai berikut :

1. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan punya anak, perubahan feminitas, efek hubungan seksual.

2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan traumamekanis, perubahan manipulasi bedah adanya edema jaringan lokal,hematoma, gangguan sensor / motor, paralisis saraf, eliminasi urinarius(retensi) berhubungan dengan trauma mekanis.

(4)

3. Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare berhubungan dengan faktor bedahabdominal dengan manipulasi usus, melemahkan otot abdominal nyeri /ketidaknyamanan abdomen atau perineal, perubahan masukan diit.

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan perjalanan penyakit.

5. Risiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahanstruktur tubuh / fungsinya, memendeknya kanal vaginal, perubahan kadar hormon, perubahan libido, kemungkinan perubahanpola respon seksual,contoh tak ada irama konstraksi uterus selama orgasme, ketidaknyamanan/ nyeri vaginal. 6. Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dankesejahteraan

fisiologis.

7. Risiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahandan adanya cateter urine.

8. Risiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang insisi / perineal, tanda-tanda komplikasi, pembatasan aktivitas, kehilangan menstruasi, terapi hormon, dan perawatan tindak lanjut.

9. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya.

G. FOKUS INTERVENSI

Menurut Doengoes (2000), rencana tindakan keperawatan pada pasien postoperasi histerektomi pada kanker endometrium, sebagai berikut:

1. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketidakmampuan memilikianak, perubahan feminitas, efek hubungan seksual.

Tujuan : Menyatakan masalah dan menunjukkan yang sehat untuk menghadapinya.

Kriteria hasil : Menyatakan penerimaan diri pada situasi dan adaptasiterdapat perubahan pada citra tubuh.

INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan waktu utnuk mendnegar masalah dan ketakutan pasien dan orang terdekat. Diskusikan persepsi diri pasien sehubungan dengan

1. Memberikan minat dan perhatian : memberikan kesempatan utnuk memperbaiki kesalahan konsep, contoh : wanita takut kehilangan

(5)

antisipasi perubahan dan pola hidup kewanitaan dan seksualitasnya peningkatan berat badan dan perubahan tubuh karena menopouse 2. Kaji stress emosi pasien. Indentifikasi

kehilangan pada pasien/orang terdekat. Dorong pasien utnuk mengekspresikan dengan tepat

2. Perawat perlu menyadari apakah arti tindakan ini terhadap pasien untuk menghindari tindakan kurang hati-hati atau terlalau menyendiri. Wanita merasa takut atas bebas. Ia merasa tak mampu memenuhi reproduksi dan mengalami kehilangan.

3. Memberikan informasi akurat. Kuatkan informasi yang diberikan sebelumnya

3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan mengasimilasi informasi

4. Ketahui kekuatan individu dan identivikasi perilaku koping positif sebelumnya

4. Membantu dalam membuat kekuatan yang telah ada bagi pasien untuk digunakan dalam situasi saat ini 5. Berikan lingkungan terbuka pada

pasien untuk mendiskusikan maslah seksualitas

5. Meningkatkan saling berbagi keyakinan/nilai tentang subyek sensitive dan mengidentifikasi kesalahan konsep/mitos yang dapat mempengaruhi penilaian situasi 6. Perhatikan perilaku menarik diri,

menganggap penolakan, atau terlalau mempermasalahkan perubahan actual yang ada

6. Mengidentifikasi tahap kehilangan atau kebutuhan

2. Perubahan eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma mekanis, perubahan manupulasi bedah adanya edema jaringan lokal, hematoma, gangguan sensor/motor, paralisis saraf, eliminasi urinarius (retensi) berhubungan dengan trauma mekanis

Tujuan : Memungkinkan tidak adanya perubahan / retensi eliminasi urinarius Kriteria hasil : mengosongkan kandung kemih secra teratur dan tuntas\

(6)

INTERVENSI RASIONAL 1. Perhatikan pola berkemih dan awasi

keluaran urin

1. Dapat mengindikasikan resensi urin bila berkemih dengan sering dlam jumlah sedikit/kurnag (<100 ml) 2. Palapsi kandung kemih, selidiki

keluhan, ketidaknyamanan penuh, ketidak mampuan berkemih

2. Persepsi kandung kemih penuh, distensi kandung kemih di atas simpisis pubis menunjukkan retensi urin

3. Berikan tindakan berkemih rutin, contoh privasi, posisi normal, aliran air pada baskom, penyiraman air hangat pad perineum

3. Meningkatkan relaksasi otot pada perineal dan dapat mempermudaj upaya berkemih

4. Berikan perawatan kebersihan perineal dan perawatan kateter

4. Meningkatkan kebersihan menurunkan resiko ISK asenden 5. Kaji karakteristik urin, perhatian

warna, kejernihan, bau.

5. Retensi draenase vaginal, dan kemungkinan adanya kateter intermiten/ tak menetap meningkatkan resiko infeksi, khusus bila pasien mempunyai jahitan parineal

3. Resiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan faktor bedah abdominal dengan manipulasi usus, melemahkan otot abdominal

Tujuan : Mempertahankan pola eliminasi biasa

Kriteria hasil : menunjukkan bunyi usus/aktivitas peristaltik aktif

INTERVENSI RASIONAL

1. Auskultasi bising usus perhatikan distensi abdomen adanya mual/muntah

1. Indicator adanya/perbaikan ilcus, mempengaruhi pilihan intervensi

2. Bantu pasien utnuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan

2. Ambulasi dini membantu merangsang fungsi intestinal, dan mengembalikan peristaltic

(7)

3. Dorong pemasukan carian adekuat 3. Meningkatkan pelunakan faces dapat membantu merangsang peristaltic 4. Berikan rendah duduk 4. Meningkatkan relaksasi otot

meminimalkan keridaknyamanan 5. Batasi pemasukan oral sesuai indikasi 5. Mencegah mual/muntah sampai

peristaltic kembali (2-3) hari

6. Perhatikan selang NGT bila ada 6. Mungkin dipasang pada pembedahan untuk dikompresi lambung

7. Berikan cairan jernih/banyak dan dikembangkan makanan halus sesuai toleransi

7. Bila peristaltic mulai pemasukan makanan dan minuman meningkatkan kembali climinasi usus normal

8. Gunakan selang rektal, lakukan kompres hangat pada perut, bila tepat

8. Meningkatkan pasase flatus

9. Berikan obat, contoh pelunak feces, minyak mineral, laksatif sesuai indikasi

9. Meningkatkan pembentukan atau pasase pelunak feces

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perjalanan penyakit

Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien akan terpenuhi Kriteria Hasil :

a. Pasien mengatakan nafsu makan bertambah b. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan

c. Konjungtiva merah muda, mukosa bibir lembab, turgor kulit baik d. Pasien dan keluarga mengerti tentang diit TKTP

e. Hb : 12-14 g/dl, Alb : 3,4-5,5 g/dl, Hmt : 37-47 %

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji nutrisi secara seksama 1. Mengidentifikasi kekurangan/ kebutuhan untuk membantu memilih intervensi

2. Asukultasi bising usus 2. Kembalinya fungsi usus menunjukkan kesiapan untuk memulai makan lagi

(8)

3. Berikan penyuluhan tentang diit TKTP

3. Bertambahnya pengetahuan dapat meningkatkan motivasi pasien untuk makan

4. Beri makan dan minum dalam porsi sedikit tapi sering

4. Mengurangi mual dan meningkatkan pemasukan

5. Berikan lingkungan yang nyaman saat makan

5. Dapat mendukung keinginan untuk makan

6. Kelola pemberian diit TKTP 6. Memberi kebutuhan kalori protein yang meningkat

5. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/ fungsinya, memendeknya kanal vaginal, perubahan kadar hormonic, perubahan libido, kemungkinan perubahan pola repon seksual, contoh tak ada irama konstraksi uterus selama orgasme, ketidaknyamanan/ nyeri vagial

Tujuan : Menyatakan pemahaman perubahan anatomi/ fungsi seksual pasangan dengan orang dekat

Kriteria hasil :

a. Mendiskusikan maslah tentang gambaran diri, peran seksual pasangan dengan orang dekat

b. Mengidentifikasikan kepuasan seksual yang diterima dan beberapa alternative cara mengekspresikan seksual

INTERVENSI RASIONAL

1. Mendengarkan pertanyaan pasien/orang terdekat

1. Masalah seksual sering tersembunyi sebagai pertanyaan humor dan atau ungkapan yang gamblang

2. Kaji informasi pasien/orang terdekat tentang anatomi atau fungsi seksual dan pengaruh prosedur pembedahan

2. Menunjukkan kesimpulan

informasi/konsep yang

mempengaruhi pengambilan keputusan. Harapan negative sehubungan dengan hasil yang buruk. Perubahan kadar hormon mempengaruhi libido dan/atau

(9)

menurunkan kelunakan vaginal dapat koitus mungkin terasa ketidaknyamanan/nyeri

3. Identifikasi faktor budaya/nilai dan adanya tahap berduka

3. Dapat mempengaruhi kembalinya kepuasan seksual

4. Dorong pasien untuk berbagi pikiran/maslah dengan teman

4. Kimunikasi terbuka dapat

mengidentifikasi area

penyesuaian/masalh dan meningkatkan diskusi resolusi

6. Berduka berhubungan dengan kehilangan yang diantisipasi dan kesejahteraan fisiologis

Tujuan : pasien dan keluarga dapat menerima kondisi yang terjadi

Kriteria Hasil : Melanjutkan aktivitas kehidupan normal melihat kearah atau merencanakan masa depan

1. Perkirakan syok awal dan ketidakyakinan setelah prosedur yang menimbulkan trauma

1. Sedikit pasien yang benar-benar siap untuk realita perubahan yang dapat terjadi

2. Kaji pasien atau orang terdekat terhadap berduka

2. Pengetahuan tentang proses berduka

memperkuat normalitas

perasaan/reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien menghadapi lebih efektif dengan mereka

3. Dorong pengungkapan pikiran/ masah dan penerimaan ekspresi kesedihan, marah, penolakan

3. Pasien merasa terdukung mengekspresikan perasaan dengan memahami bahwa konflik emosi yang dalam dan sering adalah normal dan dialami orang lain dalam situasi ini 4. Kunjungi dengan sering dan berikan

kontak fisik dengan tepat/ sesuai kebutuhan

4. Membantu mengurangi perasaan isolasi dan diabaikan

(10)

penyakit dan pengobatan keuntungan dari informasi factual 6. Identifikasi aspek positif dari situasi 6. Kemungkinan remisi dan progresi

lambat dari penyakit dan/ atau terapi baru dapat menurunkan harapn pada masa depan

7. Bantu pasien /orang terdekat mengidentifikasi kekuatan pada diri sendiri dan system pendukung

7. Memungkinkan pasien

mempertahankan control terhadap kehidupan

8. Perhatikan bukti konflik, ekspresi marah dan pernyataan kecewa, rasa bersalah, dan putus asa

8. Factor-faktor ini mempengaruhi bagaimana setiap individu menghadapi kemungkinan kematian dan mempengaruhi bagaimana mereka merespon dan berinteraksi

7. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan intervensi pembedahan Tujuan : pasien tidak mengalami infeksi

Kriteria hasil : tidak ada muncul tanda-tanda infeksi

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Deteksi dini untuk emnentukan tindakan selanjutnya

2. Ciptakan lingkungan yang bersih 2. Lingkungan yang bersih meminimalkan terjadinya infeksi 3. Anjurkan pada pasien untuk menjaga

luka tetap bersih dan kering

3. Daerah yang lembab tempat berkembang biaknya kuman

4. Lakukan tindkan perawatan luka dengan prinsip steril

4. Mencegah terjadinya infeksi seminimal mungkin

5. Anjurkan pasien mengkonsumsi diit TKTP

5. Keseimbangan kalori dan protein mempercepat kesembuhan pasien 6. Observasi tanda vital, khusus suhu

tubuh dan nadi dan hasil pemeriksaan AL

6. Dapat sebagai indikasi tanda awal infeksi

7. Kelola pemberian antibiotic sesuai program terapi

(11)

8. Resiko terhdap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang insisi/parineal, tanda-tanda komplikasi, pembatasan aktivitas, kehilangan menstruasi, terapi hormin, dan perawatan tindak lanjut

Tujuan : pasien mampu dan dapat menyerap informasi tentang keadaan dirinya Kriteria hasil : menyatakan pemahaman kondisi

INTERVENSI RASIONAL

1. Diskusikan pikiran untuk penyembuhan berdasarkan jenis dan luasnya pembedahan. Jelaskan bahwa histerektomi abdominal umumnya memebrikan penyembuhan yang lebih cepat dan menyebabkan lebih sedikit ketidaknyamanan post operasi namum mempunyai beberapa kerugian seperti di bawah ini :

- Resiko infeksi post operatif yang lebih besar

- Penurunan kemampuan untuk menghadapi kesulitan pembedahan atau komplikasi yang tidak terkirakan

- Jelaskan bahwa histerektomi abdomen memungkinkan visualisasi selama pembedahan dan mempunyai kontra indikasi yang lebih sedikit, namun mempunyai periode penyembuhan yang lebih lama

- Penggunaan anastesi dan nyeri yang meningkat

1. Pemahaman perkiraan untuk penyembuhan dapat membantu pasien dan keluarga merencanakan strategi untuk mematuhi regimen postoperative

(12)

2. Jelaskan perawtan luka yang tidak mengalami komplikasi ajarkan pasien untuk :

- Mencuci dengan sabun dan air (mandi bila mampu

- Mengeringkan dengan handuk, menyibak lipatan kulit untuk memastikan pengeringan yang sempurna. Konsul dengan dokter untuk perawatan luka yang terkomplikasi

2. Perawatan luka yang benar membantu mengurangi microorganism pada insisi dan mencegah infeksi

3. Jelaskan perlunya untuk meningkatkan aktivitas sesuai dengan toleransi

3. Akticvitas fisik, khusunya ambulasi dini dan sering, dapat membantu mencegah atau meminimalkan kram abdomen, keluhan umum selama penyembuhan histerektomi abdomen 4. Jelaskan pembatasan aktivitas ajarkan

klien untuk melakukan hal-hal berikut :

- Terjadi keletihan dan kelemahan selama periode pemulihan

- Delegasikan tugas kepada orang lain (menyapu dan mengangkat) selama satu bulan.

- Berjalan dengan sikap sedang, secara bertahap tingkatkan jalan dan langkah

- Memulai mengemudi 2 minggu jika mobil dilengkapi dengan transmisi otomatis

- Hindari duduk dalam waktu lama

4. Istirahat yang cukup memungkinkan tubuh untuk memperbaikai trauma jaringan akibat bedah. Berjalan meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh emempercepat pemulihan. Dduk dalam waktu kongesti pelvic dan pembentukan trombosit

5. Jelaskan bahwa pengangkatan uterus total mencegah kehamilan dan

5. Penjelasan apa yang diperkirakan dari embedahan dapat mengurangi

(13)

mengakibatkan berhentinya menstruasi. Namun selama bagian ovarium tetap ada, pasien dapat mengalami gejala premenstruasi setiap bulan, seperti kembung dank ram abdomen

kecemasan yang berhubungan dengan ketidakadekuatan dan emungkinkan koping.

6. Diskusikan perawtan lanjutan jelaskan bahwa pemulangan biasanya dilakukan pada hari ke lima sampai hari ke tujuh dan pemeriksaan control dijadwalkan 4-6 minggu setelah pulang. Tekankan pentingnya menepati perjanjian yang telah di tetapkan

6. Perawat lanjutan yang diperlukan untuk mengevaluai hasil pembedahan dan terapi estrogen, jika diindikasi dan untuk mendeteksi semua komplikasis

9. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi tambahan lainnya

Tujuan : pasien akan berpengalaman mengurangi nyeri dengan adanya pernyataan bahwa nyeri berkurang atau hilang

Kriteria hasil :

a. Skala nyeri drajat 0-1

b. Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang c. Wajah pasien tampak rileks

d. Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji nyeri secara komprehensif (P,Q,R,S,T)

1. Sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang sesuai

2. Ajarkan pasien teknik distraksi dan relaksasi dengan menarik nafas dalam

2. Dengan mengalihkan perhatian dengan nafas dalam pasien tindak akan terfokus pada nyerinya

3. Kelola pemberian analgetik sesuai dengan program terapi

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Diagnosa yang muncul dari hasil pengkajian dan analisa data muncul empat diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan dengan insisi sekunder pada pembedahan, resiko

Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil tidak terjadi tanda-tanda infeksi,

sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini disertai presentasi bokong ditemukan nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan sectio caesaria , resiko infeksi berhubungan

Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.. Intolerans aktivitas berhubungan dengan

Tujuan dan dan Kriteria Kriteria Hasil Hasil Intervensi Intervensi Kurang Pengetahuan Kurang Pengetahuan Berhubungan dengan : Berhubungan dengan : keterbatasan

1) Nyeri berhubungan dengan spasmus kandung kemih dan insisi sekunder.. 2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasif: alat selama

2.Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.. 3.Intolerans aktivitas

Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensorik Halusinasi