• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PENGARUH PERLAKU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA TEKNIS EKONOMIS PENGARUH PERLAKU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA TEKNIS EKONOMIS PENGARUH PERLAKUAN KHUSUS SISTEM

BALAS DENGAN ULTRAVIOLET PADA KAPAL DAN LINGKUNGAN PERAIRAN

Dhanang Kuncoro*), Taufik Fajar Nugroho ST. MSc.**)

Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

dhanang@ne.its.ac.id ; taufikfajar@its.ac.id

Abstract

Environmental problems in the maritime world has become a major concern at this time. It has been a lot of damage in the waters of the sea caused by the many buildings with their systems that have a negative impact on the environment. One of these systems on the ship is ballast water. Therefore, in February 2004 the IMO to

make regulations concerning the control and

management of ballast water in the ships.

Ballast water used by ships to ensure stability of the vessel during the voyage. Ballast is generally comprised of water mixed with rocks, sediments, and various types of marine organisms. Marine organisms will be wasted ballast carried to another place and can survive in areas that are new and can even be damaging the food chain and environment in the new place. Especially the egg of predators fish and the other animals which be carried from tropic area to sub tropic area. The use in ship ballast treatment will kill harmful organisms. Special to treatment with ultraviolet light can kill viruses, pathogens, and other harmful microorganisms. These advantages include ultraviolet light is efficiently and effectively without any harmful side effects on the environment. With more intense IMO regulations, the treatment with ultraviolet rays can be applied to systems in the ship ballast.

From the results of economic analysis, obtained by the cost of installation and procurement of two ballast water treatment units on the ship amounted to $ 122.000. When compared with the overall price of shipbuilding is 1.29%. The percentage is relatively small compared to the benefits provided after the ballast water treatment is installed on the ship. With a maximum height of ballast water treatment 1.8 m and the wide 1 m, the design can be applied on this ship.

Keywords: pathogens, microorganisms, ultraviolet, water ballast treatment

PENDAHULUAN

Ballast merupakan salah satu komponen dalam kapal yang sangat penting. Kapal memerlukan ballast untuk mengatur stabilitas kapal. Biasanya air ballast dimasukan ke dalam tangki ballast di kapal saat kapal tidak bermuatan. Dan ketika kapal membawa muatan, maka air ballast akan dikeluarkan dari tangki ballast kapal.

Pertukaran air ballast yang dilakukan oleh kapal dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain dapat menimbulkan suatu permasalahan. Air ballast yang dibawa suatu kapal dapat membawa mikroorganisme laut, bakteri, patogen, yang hidup di lingkungan asal, dan dibuang di lingkungan yang baru. Hal tersebut bisa menyebabkan kerusakan pada lingkungan tempat air ballast tersebut dibuang.

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, pada tahun 2004 IMO mengeluarkan suatu peraturan mengenai pembuangan air ballast kapal. Peraturan IMO tersebut mengatur tentang air buangan dari ballast harus bersih atau harus ada treatment terlebih dahulu sebelum dibuang.

Untuk memenuhi peraturan IMO tersebut, semua kapal yang dibangun harus menerapkan sistem penanganan air ballast (ballast water treatment). Di mana peraturan tersebut sudah berlaku untuk semua kapal pada tahun 2009.

Tabel 1. Peraturan IMO [8] [12]

Berbagai macam sistem penanganan air ballast telah dikembangkan. Dalam penggunaannya dapat dibedakan dengan penanganan tunggal (single treatment) dan menggunakan kombinasi dua metode atau lebih (combination method).

Salah satu sistem penanganan air ballast dengan menggunakan penyinaran UV (Ultraviolet Light). Jadi penanganan utama sistem ballast ini adalah penyinaran UV karena merupakan penanganan tunggal (single treatment).

Pemilihan penggunaan sinar ultraviolet ini dikarenakan beberapa keuntungan yang tidak terdapat pada sistem lain, diantaranya: [11]

 Ramah lingkungan, tidak ada bahan kimia berbahaya dan tidak ada masalah overdosis.

 Biaya modal awal rendah serta biaya operasi berkurang bila dibandingkan dengan teknologi yang sama seperti ozon, klorin, dll

 Sangat ekonomis.

 Rendah konsumsi daya.

 Tidak ada bahan kimia ditambahkan.

 Aman untuk digunakan.

 Tidak ada penghapusan mineral bermanfaat.

 Tidak ada perubahan rasa, bau, pH atau konduktivitas maupun unsur kimia dari air.

 Otomatis operasi dan ramah.

 Kesederhanaan dan kemudahan pemeliharaan.

 Tidak ada penanganan bahan kimia beracun, tidak perlu persyaratan penyimpanan khusus.

(2)

 Lebih efektif terhadap virus daripada klorin.

 Kompatibel dengan semua proses air lainnya (yaitu, RO, filtrasi, pertukaran ion, dll

Dalam pemasangannya, sistem penanganan air ballast pada kapal harus memperhatikan beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh IMO. Kriteria utama pemasangan sistem penanganan air ballast yang ditetapkan IMO menyangkut lima hal, yaitu: [6]

 Safety

Keselamatan kapal dan ABK menjadi prioritas utama, maka dalam penanganan water ballast treatment harus dikembangkan safety standard yang ada.

 Environmental Acceptability

Harus dapat diterima oleh lingkungan hidup sekitar. Sistem water ballast treatment yang baru harus tidak menimbulkan masalah lingkungan yang lebih besar.

 Practicability

Sistem ballast water treatment pada kapal harus kompatibel dengan perancangan kapal dan batas operasionalnya sehingga dapat diterapkan secara praktis pada kapal.

 Cost Effectiveness

Sistem ballast water treatment yang baru tidak membutuhkan biaya yang besar, baik pada investasi maupun operasionalnya.

 Effectiveness

Efektifitas setiap teknologi dalam mematikan organisme yang berbahaya menjadi parameter terpenting untuk mengatasi masalah

Ekonomi teknik merupakan suatu evaluasi sistematis terhadap keuntungan ekonomi dari setiap solusi permasalahan engineering. [7]

Ekonomi teknik merupakan aplikasi dari evaluasi desain dan alternatif solusi engineering. [7]

Ekonomi teknik berfungsi untuk mengetahui konsekuensi keuangan dari produk, proyek, dan proses-proses yang dirancang oleh insinyur dan membantu membuat keputusan rekayasa dengan membuat neraca pengeluaran dan pendapatan yang terjadi sekarang dan yang akan datang menggunakan konsep “nilai waktu dari uang “ [7]

Secara basic, Ekonomi teknik melibatkan proses formulasi, estimasi, dan evaluasi hasil ekonomi setelah alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan tertentu tersedia sehingga dapat dikatakan pula bahwa ekonomi teknik merupakan kumpulan dari teknik perhitungan matematis yang menyederhanakan perbandingan dalam hal ekonomi. [7]

Analisa ekonomi teknik

Banyak proyek-proyek rekayasa teknik /engineering yang didalam realisasinya sering dihadapkan dengan pilihan alternatif- alternatif seperti design,prosedur,metode,dan sebagainya.aspek ekonomis yang bersangkut paut dalam analisa ini antara lain :

- biaya investasi atau biaya tetap /fixed cost - biaya operasional

- overhead cost - dll

Pada kasus ini yang akan dianalisa adalah biaya investasi dari penambahan suatu alat yaitu ballast water treatment.

Perancangan Kamar Mesin / Engine Room Lay out

Perancangan Kamar Mesin mempunyai arti suatu pekerjaan yang berhubungan dengan tata letak mesin dan permesinan dengan segala kelengkapannya dan apa yang dirancang dalam ruangan tersebut, sehingga didapatkan hasil rancangan yang optimum yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan juga tanpa meninggalkan segi artnya, demikian pula diperoleh hasil yang optimal tentang hubungan antara mesin dengan mesin yang lainnya, mesin dengan manusia dan antara manusia dengan manusia yang lain. satu hal yang harus selalu diingat, yaitu bahwa mesin dan semua peralatan yang dipakai di kapal maupun bangunan laut lainnya harus memenuhi persyaratan tertentu yang berbeda dengan yang dipakai di darat. Karena itu kemudian kita mengenal istilah marine use untuk yang akan dipakai di lingkungan laut dan land use yang tidak dipakai di lingkungan laut. [2] [4]

Beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi marine use antara lain :

-Kondisi lingkungan -Luas atau volume ruangan

-Korelasi konstruksi kamar mesin dengan pondasi mesin -Hubungan antara mesin dan system permesinannya dengan operator/manusia

Di dalam salah satu paper yang ditulis Ole Grone, dkk. dalam proceeding International Symposium of Marine Engineers (1990) dinyatakan bahwa MAN B&W telah mengembangkan sistem aplikasi mesin dengan komputer di mana dalam seleksi mesin ini terdapat beberapa langkah sebagai berikut:

- Estimasi ukuran kapal

- Perhitungan layout baling-baling dan perkiraan tenaga - Seleksi mesin induk

- Diagram layout / beban mesin - Beaya perawatan dan spare part mesin - Total ekonomi

- Konsumsi tenaga listrik dan uap

- Kapasitas permesinan bantu untuk daya jelajah mesin - Konsumsi bahan bakar, data gas buang, tenaga TCS - Kehilangan panas dari mesin

- Penggunaan panas gas buang - Kondensasi air dalam pendingin udara

- Preheating pada waktu bahan bakar dalam kondisi dingin

- Penggunaan generator air tawar.

Ukuran Kamar Mesin Panjang Kamar Mesin

Satu hal penting pada tahap awal perancangan adalah menentukan panjang kamar mesin, karena ukuran ini menentukan panjang kapal secara keseluruhan, yang

selanjutnya juga mempengaruhi bentuk kapal,

performance, struktur dan sebagainya. Di luar

pertimbangan kemudahan akses dan perawatan, panjang kamar mesin sebaiknya sependek mungkin, karena makin panjang kamar mesin, makin besar berat konstruksi, dan makin kecil kapasitas (ruang) muat.

Tinggi Kamar Mesin

Engine casing harus dibuat cukup tinggi untuk perawatan dan overhaul mesin induk. Pada umumnya piston mesin

(3)

Q V t

penggantian sehingga perlu untuk dikeluarkan, untuk keperluan pengeluaran piston ini dibutuhkan ruang yang cukup atau tinggi engine casing harus cukup menunjang pekerjaan ini. Tinggi kamar mesin ditentukan oleh parameter parameter seperti yang terlihat pada Gambar berikut.

Lay out Kamar Mesin

Seperti yang telah disebutkan di muka bahwa sangat penting membuat layout perencanaan awal untuk menentukan akibat dari pemilihan tenaga penggerak terhadap konfigurasi atau susunan ruang untuk permesinan. Untuk merencanakan kamar mesin seluruh kebutuhan sistem harus ditentukan secara detail. Di dalam pertimbangan perancangan kamar mesin bukan hanya meminimumkan volume ruang mesin atau panjang kamar mesin namun harus dipertimbangkan pencapaian layout yang rational untuk mesin induk dan mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan kemungkinan untuk

pemasangan, pengoperasian, perawatan praktis,

reparasi maupun penggantian.

METODE Studi Literatur

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dan literatur pendukung untuk memperkuat penyelesaian permasalahan yang ada dan

juga memperkuat analisa yang dapat

dipertanggungjawabkan. Pemecahan suatu masalah dan langkah awal melakukan analisa data harus didasari oleg studi literatur yang terarah dan terfokus pada tema permasalahan dan analisa yang dilakukan.

Proses studi literatur dilakukan dengan cara pencarian

buku acuan yang behubungan dengan tema

permasalahan, penulusuran karya ilmiah dan hasil diskusi. Studi literatur yang lain adalah dengan melakukan penelusuran karya ilmiah, jurnal, dan penelitian tugas akhir yang telah ada dan memiliki kemiripan dalam analisa data. Dengan tahapan studi ini diharapkan penulis bisa mengerjakan tugas akhir ini dengan didukung oleh teori yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

Analisa Teknis

Pada tahapan ini akan dilakukan analisa teknis mengenai desain dari system ballast yang ada di kapal. Dengan adanya pemasangan UV ballast treatment ini pasti akan

merubah desain dari system ballast. Sehingga

memerlukan analisa teknis agar sesuai dengan standar teknis yang telah dicari pada tahap studi literature. Selain desain dari system ballast, pada tahap ini juga akan dianalisa penambahan-penambahan peralatan apa saja yang diperlukan untuk menunjang system tersebut agar berfungsi maksimal sehingga dapat memenuhi standard yang telah dijelaskan pada BAB II tugas akhir ini.

Analisa Ekonomis

Pada tahap ini akan dilakukan analisa dan pemilihan peralatan-peralatan yang mendukung kerja system ballast agar maksimal dengan treatmentnya tersebut dari sudut pandang ekonomis. Hal ini bertujuan menekan biaya produksi dari pembuatan kapal namun tetap berdasarkan standard yang telah ditetapkan.

Kesimpulan dan Saran

Dari analisa yang dilakukan akan disimpulkan tentang hasil analisa yang telah dilakukan. Parameter penarikan kesimpulan didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai pada tugas akhir ini. Saran-saran akan dituliskan dengan tujuan agar tugas akhir ini dapat dilanjutkan guna memperbaiki hasil analisa di masa yang akan datang.

Gambar 1. Metode pengerjaan

PEMBAHASAN

Untuk sistem ballast di kapal ini disupport oleh dua pompa dengan spesifikasi sebagai berikut:

Water Ballast : 2800 m3

Ballast Pump : Allweiler – Germany

Type : single stage, vertical

centrifugal type pump, self priming

Jumlah : 2 buah

Capacity : 300 m3/h

Presured head : 20 m

Dari data tersebut dapat diketahui waktu yang digunakan untuk memasukan dan mengeluarkan air balas di kapal dengan perhitungan sebagai berikut:

t V

Q maka,

Sehingga

300

2800

t

t = 9.3 jam

Jadi, waktu yang diperlukan untuk melakukan proses ballasting dan deballasting adalah 9.3 jam.

Perhitungan pipa Diameter Pipa

D = √(4 x Q/ (π x v)) , dimana Q (kapasitas pompa) = 300 m3/hr = 0.083 m3/s

v ( kecepatan aliran ) = 2 m/s

= √((4 x 0.083 m3/s) / (3.14 x 2 m/s))

= 0.23 meter = 9.1 inchi

(4)

standard = ANSI

Perhitungan head Instalasi Pada Kamar Mesin head statis pompa ( hs ) = 7.45 meter head tekanan ( hp ) = 0 meter

head perbedaaan kecepatan ( hv ) = 0 meter , dimana vinlet = voutlet

Perhitunga head di sisi suction

bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside

diameter)

n(viscositas) = 1.05 cst= 0.00000105 m2/s maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s

= 550333.3333 ( turbulen ) kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus :

f = 0.02 x( 0.0005 / ds ) = 0.02 x( 0.0005 / 0.236 meter)

minor losses ( hl1 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada

pipa yaitu :

Perhitungan head di sisi discharge.

bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside

diameter)

n(viscositas) = 1.05 cst = 0.00000105 m2/s maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s

= 550333.3333 ( turbulen ) kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus : f = 0.02 x( 0.0005 / ds )

minor losses ( hl2 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada

pipa yaitu

Perhitungan head Instalasi Pada Kamar Mesin head statis pompa ( hs ) = 7.45 meter head tekanan ( hp ) = 0 meter

head perbedaaan kecepatan ( hv ) = 0 meter , dimana vinlet = voutlet

Perhitungan head di sisi suction

bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside

diameter)

n(viscositas) = 1.05 cst = 0.00000105 m2/s maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s

= 550333.3333 ( turbulen ) kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus : f = 0.02 x( 0.0005 / ds )

minor losses ( hl1 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada

(5)

Perhitungan head di sisi discharge

bilangan reynold ( Rn ) = ( v x ds ) / n , ds( inside

diameter)

n(viscositas) = 1.05 cst = 0.00000105 m2/s maka Rn = ( 2m/s x 0.236 meter ) / 0.00000105 m2/s

= 550333.3333 ( turbulen ) kerugian gesek (f) dapat digunakan rumus : f = 0.02 x( 0.0005 / ds )

= 0.02 x( 0.0005 / 0.236 meter) = 0.00003 panjang pipa pada sisi discharge ( L ) = 15.6 meter

mayor losses ( hf2 )

= f x L x v2 /( ds x 2g

= 0.00003 x 15.6 meter x (2m/s)2 / ( 0.236 meter x 2 x 9.8)

= 0.00033 meter

minor losses ( hl2 ) terjadi akibat adanya aksesoris pada

pipa yaitu

Tabel 5. Minor losses

jenis N k n x k

Elbow 90o 10 0.75 7.5

Butterfly v/v 6 0.6 3.6

Strainer 0 0.58 0

NRV 0 2 0

Sambungan T 4 1.8 7.2

total 18.3

head losses = ( ktotal x v 2

/ 2g )

= ( 18.3 x (2m/s)2/ 2 x 9.8 ) = 3.74 meter jadi head losses = minor losses ( hl2 )

Perhitungan head total heat total ( htotal ) = hs + hp + hf1 + hl1 + hf2 + hl2

= 7.45 meter + 0 + 0.0012 meter + 4.6 meter + 0.00033 meter + 3.74 meter = 15.8 meter

Perhitungan Daya Pompa Daya pompa ( Pw )

= (Htotalx ρair lautx Q x g) / ηpompa

= (15.8 meter x 1025 kg/m3x 0.083 m3/s x 9.8 )/ 0.95 = 13866.33 Watt

= 13.9 KW Daya motor ( Pm )

= Pw / ηpompa

= 13.9 KW / 0.95 = 14.63 KW = 19.9 HP

Dari perhitungan daya pompa pada saat ballasting dan de-ballasting, maka daya pompa ballast yang dibutuhkan adalah 15 kW.

Pada kesempatan ini, kapal akan dipasang water ballast treatment dari vendor Panasia co. Ltd Korea untuk dilakukan analisa teknik dan ekonomis. Di mana vendor ini telah mendapat pengakuan dari dunia internasional, terutama dari IMO. Dengan kapasitas pompa dari sistem balas di kapal yaitu 300 m3/h, maka dipilih water ballast treatment dengan tipe GloEn-P500 dengan kapasitas 500 m3/h dengan jumlah 2 (dua) unit. Berikut spesifikasi ballast water treatment yang digunakan:

Tabel 6. Spec ballast water treatment

Dari data di atas diketahui kebutuhan listrik setiap 1000 m3/h adalah 120 kW. Sedangkan pada sistem balas kapal ini akan dipasang 2 (dua) buah water ballast treatment dengan kapasitas masing-masing water ballast treatment 500 m3/h. Sehingga untuk kebutuhan listrik 2 (dua) buah water ballast treatment membutuhkan 120 kW. Kebutuhan listrik ini masih bisa disupply dari generator set kapal yang mempunyai output 320 kW.

Proses Penyaringan (Filtrasi)

Proses pertama yang dilakukan pada sistem penanganan ini adalah penyaringan. Hal ini dimaksudkan untuk menyaring dan memisahkan mikroorganisme yang berukuran lebih besar dari 50 mikron.

Pada saat kapal mengambil air balas dari laut, sebenarnya air balas telah disaring oleh strainer. Namun hasil penyaringan oleh strainer tersebut tidak cukup untuk menyaring mikroorganisme yang mempunyai ukuran mikron. Sedangkan sistem penanganan dengan sinar ultraviolet ini bisa optimal jika ukuran mikroorganisme relatif kecil.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mementukan alat penyaringan adalah adanya sistem pembilasan. Hal ini bertujuan agar mikroorganisme yang telah disaring bisa dibuang melalui proses pembilasan tersebut.

Dalam perencanaan, sistem treatment ini telah menjadi satu paket. Satu paket tersebut berupa filter, UV chamber dan alat kontrol dari alat treatment ini.

Spesifikasi filter sebagai berikut:

Gambar 2. Filter ballast water treatment

Kapasitas : 50 – 6000 m3/h Ukuran penyaringan : >50 mikron Automatic back flushing

Max. pressure : 10kg/cm2

Penyinaran Ultraviolet

Proses berikutnya adalah penyinaran ultraviolet. Pada proses ini, air yang telah melalui filter lansung masuk dalam suatu tabung (chamber) yang berisi lampu yang memancarkan sinar ultraviolet.

(6)

Gambar 3. UV chamber ballast water treatment

Automatic cleaning wiper. Kapasitas : 50 – 6000 m3/h Max. pressure : 10kg/cm2

Semua tadi, baik filter maupun UV chamber tidak berdiri sendiri, namun sudah menjadi satu paket produksi. Dan untuk mengontrol kerja treatment tersebut, maka dilengkapi dengan modul kontrol. Spesifikasi panel kontrol ballast water treatment sebagai berikut:

(a)

(b)

Gambar 4. (a) display unit, (b) Monitoring dan control panel

Touch screen. Main data display. Alarm.

Data logging for 24 months. Controller: SIEMENS PLC Human Machine Interface System

Secara utuh, alat treatment tersebut sebagai berikut:

Gambar 5. Water ballast treatment unit

Dan alur kerja dari treatment ini sehingga bisa bekerja optimal adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Sistem ballast water treatment

Pada modul sistem treatment, telah ditentukan alur perpipaan untuk proses ballasting dan deballasting. Jadi, sebagai pengguna, tidak mengalami kesulitan dalam

pemasangan di kapal. Model perpipaan sistem treatment ini sebagai berikut:

Gambar 7. Ballasting dan de-Ballasting

Seluruh peralatan dari sistem penanganan air balas dengan menggunakan sinar ultraviolet ini diletakan pada lantai kamar mesin. Di mana peralatan treatmnet diletakan pada frame 18 – 24. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 8. Top View

Gambar 9. Cross section view

Dalam membangun atau memasang suatu sistem penanganan air balas pada kapal harus memperhatikan kriteria utama sistem pengolahan air balas. Kriteria utama yang harus diperhatikan antara lain:

Keselamatan (safety)

Kriteria sistem pengolahan air balas yang pertama adalah

keselamatan. Keselamatan tersebut menyangkut

(7)

Yang harus diperhatikan dalam hal keselamatan salah satunya adalah sistem tersebut tidak membahayakan kesehatan manusia. Dan untuk kapal, sistem tersebut tidak memberikan atau menimbulkan resiko untuk keselamatan kapal dan tidak membutuhkan prosedur keselamatan khusus dalam operasionalnya.

Sistem penanganan air balas dengan sinar ultraviolet ini tidak membahayakan keselamatan manusia. Untuk peralatan yang digunakan seperti UV chamber, filter, dan alat kontrolnya tidak ada yang menimbulkan resiko atau bahaya kesehatan bagi awak kapal.

Dari sistem tersebut juga aman dari radiasi yang bersifat meracuni, ataupun memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Tidak adanya radiasi ditandai dengan penggunaan sinar ultraviolet yang telah diketahui tidak memberikan efek radiasi pada manusia. Selain itu sistem ini juga tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, karena sinar ultraviolet bebas dari bahan kimia yang beracun.

Untuk faktor keselamatan kapal, dipastikan tidak menimbulkan resiko baru yang mengganggu keselamatan kapal dalam operasional. Karena pemasangan sistem pengolahan air balas ini sudah ada prosedur dari produsen dan telah mendapat pengakuan dari IMO sehingga aman bagi kapal.

Penerimaan lingkungan (environmental acceptability) Kriteria kedua dalam aplikasi sistem pengolahan air balas adalah dari faktor penerimaan lingkungan. Hal ini

dimaksudkan agar sistem tidak merusak dan

menimbulkan masalah baru bagi lingkungan sekitar, sehingga sistem tersebut dapat diterima oleh lingkungan hidup sekitar. Hal ini jelas terbukti karena sinar ultraviolet tidak menimbulkan radiasi pada lingkungan sekitar sehingga aman untuk digunakan.

Sistem pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet ini telah diuji dan telah memenuhi standard yang telah ditetapkan IMO. Adapun standard IMO sebagai berikut:

Tabel 7. Standard IMO ’D2’

Sehingga dapat dipastikan pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet ini aman dan dapat diterima oleh lingkungan sekitar.

Dapat diaplikasikan (practicability)

Kriteria sistem pengolahan air balas yang ketiga adalah kemampuan untuk dapat diaplikasikan pada kapal. Hal ini dimaksudkan agar sistem pengolahan air balas ini dapat dan cocok bila dipasang di kapal. Baik itu dari segi dimensi, fungsi dan operasionalnya.

Hal tersebut menyangkut peralatan yang akan digunakan untuk menunjang kerja sistem pengolahan air balas tersebut. Faktor atau parameter yang perlu diperhatikan

adalah ukuran atau dimensi peralatan yang akan dipasang di kapal. Mengingat ruangan yang ada di kapal khususnya kamar mesin, mempunyai ukuran yang

terbatas. Sehingga untuk dimensi membutuhkan

perhatian yang khusus. Selain itu dari segi fungsi peralatan juga perlu diperhatikan apakah peralatan tersebut cocok digunakan di kapal atau tidak.

Untuk pemasangan dan peletakan sistem pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet dapat diihat pada diagram peletakan sistem.

Dari gambar yang telah sesuai dengan ukuran sebenarnya tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet ini belum cocok diaplikasikan di kapal ini. Meskipun dimensi sistem pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet ini masih bisa ditempatkan di kamar mesin kapal yang telah ditentukan ukurannya. Karena terlihat kamar mesin kapal ini sangat padat dengan alat-alat yang ada. Ditambah dengan water ballast treatment ini, menambah kepadatan kamar mesin, khususnya tank top. Bahkan minim sekali akses yang bisa dilalui untuk operasional kamar mesin. Jadi, dari segi dimensi water ballast treatmnet ini tidak bisa dipasang di kamar mesin kapal ini.

Efektifitas biaya (cost effectiveness)

Kriteria yang keempat dalam aplikasi sistem pengolahan air balas adalah efektifitas biaya. Di mana biaya adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam industri maritim. Dalam membangun atau memasang sistem pengolahan air balas diharapkan mengeluarkan biaya yang sekecil atau seefisien mungkin.

Metode perhitungan untuk melihat efektifitas biaya ini akan menggunakan metode Present Worth yang mana perhitungan ekonomis pada peralatan ini berdasarkan harga komponen peralatan.

Untuk biaya modal sistem pengolahan air balas ini diperoleh salah satunya dari biaya langsung atau direct cost dari harga komponen peralatan. Selain perhitungan harga komponen, juga diketahui:

Biaya teknik : 8% dari direct cost Biaya tak terduga : 10% dari direct cost

Bunga : 10%

Dari ketentuan perhitungan di atas dapat diketahui biaya modal , di mana:

Biaya modal = biaya langsung + biaya teknik + biaya tak terduga

Biaya langsung = harga komponen, di mana

capital cost water ballast treatment $ 20.000 untuk setiap 200 m3/h. Sedangkan pada sistem ini menggunakan

water ballast treatment dengan kapasitas 500 m3/h. Sehingga untuk memenuhi kapasitas water ballast treatmnet, dikeluarkan biaya langsung untuk pembelian komponen = $ 50.000

Sehingga diperoleh biaya modal dari sistem pengolahan air balas, yaitu:

(8)

Biaya modal ini untuk pengadaan satu unit water ballast treatment. Pada sistem ini menggunakan 2 (dua) unit water ballast treatment. Sehingga biaya modal pengadaan water ballast treatment menjadi $ 118.000

Dengan ditambah pemasangan setiap unit sekitar $ 2.000, jadi biaya pemasangan water ballast unit keseluruhan adalah $ 4.000.

Sehingga biaya pengadaan dan pemasangan water ballast unit adalah $ 122.000

Dari biaya modal sistem pengolahan air balas tersebut, didapatkan presentase terhadap harga kapal keseluruhan sebagai berikut:

Presentase =

9350000 122000 x 100%

= 1.29%

Jadi, biaya modal sistem pengolahan air balas dengan sinar ultraviolet tersebut adalah 1.29% dari harga kapal. Efektifitas (efectiveness)

Kriteria sistem pengolahan air balas yang kelima adalah efektifitas. Yang dimaksud efektifitas di sini adalah kemampuan sistem di mana sesuai dengan standard yang ada. Dan sistem pengolahan air balas ini telah melalui uji coba dan telah distandardkan sesuai dengan IMO.

KESIMPULAN

Penggunaan water ballast treatment dengan sinar ultraviolet ini sangat berguna untuk pengolahan air ballast di kapal. Karena banyak sekali keunggulan dari pengolahan air ballas ini, khususnya sinar ultraviolet. Karena telah diketahui sinar ultraviolet sangat aman dan tidak menimbulkan radiasi yang berbahaya bagi lingkungan. Namun tidak mengurangi pula kemampuan sinar ultraviolet dalam membunuh mikroorganisme, patogen dan virus-virus yang ada di air. Selain itu water ballast treatment dengan sinar ultraviolet ini telah mendapat pengakuan dari IMO, sehingga berlaku secara internasional.

Dari segi teknis, pemasangan water ballast treatment di kapal tergantung pada dimensi kamar mesin kapal. Karena hal ini yang menjadi pertimbangan terbesar dalam penambahan alat ini. Dari segi teknis yang lain baik itu kebutuhan listrik, alur proses ballasting dan de-ballasting, water ballast treatment ini tinggal menyesuaikan dengan yang ada di kapal.

Dari segi ekonomis, penambahan water ballast treatment di kapal ini tidak memakan biaya yang terlalu banyak dari pembuatan kapal keseluruhan. Hal ini mengingat manfaat yang diperoleh dengan adanya water ballast

treatment yang begitu besar dibanding biaya

pengadaanya.

Sangat disayangkan water ballast treatment dengan dengan sinar ultraviolet ini tidak bisa dipasang di kapal ini dikarenakan ruang kamar mesin kapal yang sudah penuh dengan peralatan. Sehingga bila water ballast treatment tetap dipasang di kapal, akan mengakibatkan akses operasional di kapal menjadi terhambat.

Mengingat besarnya manfaat dan untuk memenuhi peraturan IMO tentang ballast treatment, water ballast

treatment dengan sinar ultraviolet ini sangat

direkomendasikan untuk dipasang di kapal dan sudah direncanakan sejak awal pembuatan kapal. Hal ini bertujuan agar disediakan ruang khusus di kamar mesin untuk peletakan water ballast treatment. Karena harus berpikir dua kali untuk penambahan mengingat dimensi kamar mesin kapal yang terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Blank,Leland & Antony Tarquin.2002.Engineering Economy : five Edition.New York. McGraw-Hill

[2] Djaya,Indra Kusna.2008.Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 2.Jakarta.Departemen Pendidikan Nasional

[4] Masroeri,Dr.Ir & Ir.Asianto,1998. Perancangan Kamar Mesin I.Surabaya.Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

[5] Prastowo,Hari,Ir.MSc.2009.Sistem PerpipaanKapal. Surabaya. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

[6] Setiawan, Daidy. 2004. Aplikasi Sistem Penanganan Air Balas Dengan Metode Penyinaran UV dan

Perlakuan Panas Pada Kapal ”STAR 50” Buatan

PT. PAL. Surabaya. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

[7] Sitohang,Fretty H.2010.Tinjauan Teknis Ekonomis Perbandingan Penggunaan Diesel Engine dan Motor Listrik Sebagai Penggerak Cargo Pump Pada Kapal Tanker KM Avila. Surabaya. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

[8] www.alfalaval.com.

[9] www.alibaba.com

[10] www.gloen-patrol.com

[11] www.google.co.id

Gambar

Tabel 1. Peraturan IMO [8] [12]
Gambar 1. Metode pengerjaan  PEMBAHASAN
Tabel 5. Minor losses jenis
Gambar 3. UV chamber ballast water treatment  Automatic cleaning wiper.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa artefak yang ditemukan baik dari hasil penggalian maupun yang sudah berada di permukaan tanah yaitu batu-batu berbentuk kala; makara; batu berelief guirlande, gapa, pilar

satuan pendidikan terhadap jumlah penduduk usia yang berkaitan, baik secara agregat maupun menurut karakteristik siswa, (2) Angka Partisipasi Murni (APM), yaitu persentase

Tanaman- tanaman ini ditanam di bawah tegakan tanaman pokok (Tabel 9) yang merupakan selingan, agar masyarakat tetap mendapatkan penghasilan sementara menunggu tanaman

3. Sistem MHD beroperasi pada suhu yang sangat tinggi untuk mendapatkan tinggi listrik  konduktivitas. Tetapi elektroda harus relatif pada temperatur rendah dan karenanya

Sedangkan untuk menganalisis transfer energi yang terjadi pada tiap-tiap komponen dilakukan dengan menggunakan analisis eksergi menunjukkan bahwa pada komponen generator

Dari pembahasan 1 dan 2 diatas menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan kepala se ko- lah lebih signifikan pengaruhnya terhadap ki- nerja guru, dibandingkan dengan variabel

Akan tetapi hasil yang diperoleh dari proses pemurnian dinilai relatif sedikit sehingga dilakukan pemisahan kembali untuk fraksi lainnya.. Proses pemisahan selanjutnya

Hal ini tidak berlaku pada Metode Iterasi Gauss-Seidel, secara garis besar, cara kerja metode iterasi Gauss-Seidel dapat kita gambarkan, bahwa metode ini