• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekuatan dan Keutamaan Karakter docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kekuatan dan Keutamaan Karakter docx"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Kekuatan dan Keutamaan Karakter

Sumber : Takwin, B., Hadinata, F., & Putri, S. (2012). Buku Ajar I Kekuatan dan

Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika. Depok : Universitas Indonesia.

Karakter disebut sebagai tujuan pendidikan di Indonesia dan kunci

kemajuan bangsa. Masa pendidikan kurang lebih 15 tahun (dihitung sejak TK

hingga perguruan tinggi) diharapkan dapat membentuk karakter yang memang

diperlukan untuk menjalankan peran masing-masing. Jadi, diperlukan kesadaran

dan implementasi nyata bahwa setiap proses pendidikan adalah media

pembentukan karakter.

Pembahasan mengenai karakter sering kali terkait dengan kepribadian.

Namun, perlu dicermati kembali bahwa karakter dan kepribadian adalah dua hal

yang berbeda. Kepribadian dapat dipahami sebagai perpaduan dari sifat-sifat

mayor dan minor yang masing-masing dapat berdiri sendiri dan dikenali,

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (lingkungan), serta sulit diubah.

Selanjutnya, kepribadian yang mengalami serangkaian proses pendidikan, seperti

pembelajaran, pelatihan, dan peneladanan itulah yang disebut dengan karakter.

Setiap orang diharapkan memiliki karakter yang kuat sebagai dasar

perasaan dan penilaian positif terhadap kehidupan. Karakter yang kuat itu

dibentuk dari kebribadian yang terevaluasi. Terdapat beberapa kriteria dari

karakter yang kuat, seperti berguna untuk diri sendiri dan orang lain, tampil dalam

pikiran, perasaan, dan tindakan, diwadahi oleh pemikiran yang ideal, memiliki

akar psiko-sosial, dan aktualisasinya dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

Karakter memiliki tiga level konseptual yang bersifat hierarkis. Level

paling dasar disebut tema situasional, yaitu karakter seseorang pada kondisi

tertentu. Ketika karakter tersebut tetap pada beberapa situasi, disebut kekuatan

(level tengah). Kekuatan sendiri adalah proses yang mendefinisikan keutamaan.

Selanjutnya, kekuatan yang sama dalam rentang waktu yang panjang disebut

keutamaan (level atas). Jadi, keutamaan dicapai ketika kekuatan bersifat konstan.

Secara universal, keutamaan karakter dibagi menjadi enam kategori, yaitu

(2)

pengelolaan diri, dan spiritualitas. Keutamaan sendiri dikenal sebagai dasar dari

tindakan yang baik. Seseorang sudah dianggap memiliki keutamaan tertentu

walaupun baru memenuhi satu sampai dua kekuatan karakter di dalamnya.

Keutamaan kebijaksanaan dan pengetahuan memiliki beberapa kekuatan

karakter, yaitu kreativitas, rasa ingin tahu, cinta pembelajaran, kritis dan terbuka,

serta kemampuan memahami beragam perspektif. Keutamaan ini berfokus pada

cara memperoleh pengetahuan dan memanfaatkan pengetahuan tersebut.

Selanjutnya, keutamaan kemanusiaan dan cinta yang mencakup kemampuan

interpersonal, meliputi baik dan murah hati, suka membantu, memiliki kecerdasan

sosial dan emosional. Keutamaan ketiga, kesatriaan (courage), diperlukan untuk

mencapai tujuan, meliputi kegigihan, teguh dan keras hati, integritas, kejujuran,

vitalitas, bersemangat dan antusias.

Selain keutamaan di atas, kita juga mengenal adanya keutamaan keadilan

dengan kekuatan karakter meliputi dedikasi, kesetiaan, kemampuan memimpin,

dan menjunjung kesetaraan. Selanjutnya keutamaan pengelolaan diri yang

diperlukan untuk melindungi diri, meliputi pemaaf, pengendalian diri, rendah hati,

dan prudence. Keutamaan yang terakhir, yaitu transendensi (spiritualitas) meliputi

beberapa kekuatan karakter, yaitu penghargaan, bersyukur, optimis, berorientasi

ke depan, dan menikmati hidup. Dalam pembentukan karakter yang kuat, dimensi

spiritualitas dipandang sebagai hal mendasar yang diperlukan.

Spiritualitas disini memiliki arti luas yaitu selaras dengan alam sehingga

setiap hal dalam hidup kita memiliki makna. Ketika spiritualitas ini terdapat

dalam diri setiap orang maka kebahagiaan juga dapat diraih karena kebahagiaan

itu diperoleh saat kita dapat menyelaraskan dan menikmati segala hal yang kita

miliki. Jadi, kebahagiaan diperoleh dengan spiritualitas, keutamaan spiritualitas

merupakan hal mendasar untuk membentuk karakter yang kuat, dan pembentukan

karakter itu sendiri terjadi pada proses pendidikan. Jadi, pendidikan karakter

Referensi

Dokumen terkait

2. Konflik ini berkenaan dengan kelompok atau organisasi, yaitu konflik yang terjadi sebagai akibat adanya perselisihan atau pertentangan yang berkaitan

a) Apabila sampai dengan pukul 15.00 WIB Tanggal Penyelesaian (S+0) AK- EBU atau Agen Setelmen yang ditunjuk AK-EBU tidak memenuhi kewajiban sesuai DHK-EBU terakhir, maka AK-EBU

HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan model Problem Based Learning ( PBL ) dengan media konkretdalam pembelajaran matematika tentang bangun ruang dilakukan melalui 5 langkah,

permasalahan dalam pengajaran bahasa Jerman. 3) Mengurus surat ijin penelitian ke SMA Pasundan Cikalong Cianjur.. 7) Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Hasil penelitian ini adalah (1) kemampuan menyampaikan laporan perjalanan sebelum menggunakan metode mind mapping memperoleh rata-rata nilai 64,2; (2) kemampuan

Dari data yang ditemukan, pemilihan unsur Arab dalam nama masyarakat Jawa diterapkan sebagai wujud kecintaan atau kebanggaan terhadap sosok agamawan yang dalam hal ini

Dakwah maw’izah al -hasanah adalah metode dialog-dialog/pidato yang digunakan oleh komunikator, dimana objek dakwah dapat memahami dan menganggap bahwa pesan

PATOFISIOLOGI PENYAKIT