• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Nam"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK N 2 Depok Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Kelas / Semester : X / 1

Materi Pokok : Kerajaan Islam di Jawa

Sub Materi Pokok : Kerajaan Demak dan Mataram Alokasi Waktu : 4 x 45Menit

A. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:

1. Menjelaskan perkembangan kerjaan Demak dan Mataram hingga keruntuhannya 2. Menganalisis kehidupan Pemerintahan kerjaan Demak dan Mataram

3. Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerjaan Demak dan Mataram 4. Menganalisis Hasil kebudayaan kerjaan Demak dan Mataram

5. Mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok di depan kelas mengenai kerjaan Demak dan Mataram

6. Membuat laporan hasil diskusi Menyajikan hasil telaah tentang kerjaan Demak dan Mataram

7. Membuat peta konsep tentang silsilah raja-raja dari kerjaan Demak dan Mataram B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.8 Menganalisis perkembangan

kehidupan masyarakat, pemerintahan dan budaya pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan

masyarakat Indonesia masa kini

4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih

berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini

3.8.1 Menjelaskan perkembangan kerjaan Demak dan Mataram hingga

keruntuhannya

3.8.2 Menganalisis kehidupan

Pemerintahan kerjaan Demak dan Mataram

3.8.3 Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerjaan Demak dan Mataram

3.8.4 Menganalisis hasil kebudayaan kerjaan Demak dan Mataram

4.8.1 Mempresentasikan laporan hasil diskusi kelompok di depan kelas mengenai kerjaan Demak dan Mataram

4.8.2 Membuat laporan hasil diskusi Menyajikan hasil telaah tentang kerjaan Demak dan Mataram

4.8.3 Membuat peta konsep tentang silsilah raja-raja dari kerjaan Demak dan Mataram

(2)

Peradaban awal Asia:

Fakta Wilayah, Istana Kerajaan Konsep Konflik, Peperangan

Prinsip

-Prosedural Tumbuh, berkembang dan mati Nilai

D. Metode Pembelajaran:

1. Pendekatan Pembelajaran : Scientifik Learning 2. Model Pembelajaran : Mind Mapping 3. Metode pembelajaran : Diskusi

E. Media dan Alat Pembelajaran Media:

1. Video 2. LKPD

3. Buku yang relevan 4. Power Point Alat:

1. Laptop 2. LCD projector F. Sumber Belajar

(3)

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu Pendahuluan  Menyapa siswa….

 Guru membuka kelas dengan mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai.

 Guru menyapa siswa dan menanyakan kondisi siswa (menanyakan apa kabar, ada yang sakit atau tidak, sekarang hari apa tanggal berapa dsb)

 Guru memberi motivasi dan menyanyikan lagu Nasional atau menayangkan video lucu atau video senam pendek untuk diparktekkan oleh siswa sebelum kegiatan belajar dimulai.

 Guru melakukan presensi.

 Guru mereview pelajaran sebelumnya

 Guru Memberi orientasi pelajaraan yang akan dilaksanakan  Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok yang berjumlah 4 kelompok beserta LKPD dan lembar jawaban.  Guru menyampaikan tujuan dan manfaat yang akan dicapai

dan dipelajari.

 Guru menyampaikan tema/sub tema dan skenario kegiatan yang akan dilakukan hari ini.

10 menit

Kegiatan Inti Model: Mind Mapping A. Mengamati

 Guru membagi para peserta didik kedalam kelompok yang berjumlah 4 kelompok beserta LKPD dan lembar jawaban

 Guru memutarkan video tentang Kerajaan Demak dan Mataram

 Peserta Didik mengamati video yang ditayangkan oleh guru.

B. Menanya

 Peserta Didik menanyakan kepada guru setelah

(4)

melakukan pengamatan terhadap video atau Guru memberi rangsangan terhadap peserta didik setelah penayangan video tadi dengan bentuk mengeluarkan pertanyaan “apa yang ada dipikiran kalian jika bapak guru mengatakan Keraton Yogyakarta?”.

C. Mengumpulkan Informasi

 Peserta Didik mengumpulkan informasi dari video yang telah ditayangkan serta membaca buku teks siswa yang berkaitan dengan materi dan mencari sumber-sumber yang relevan melalui media internet, serta mecari sumber buku yang relevan di Perpustakaan

D. Mengasosiasi

 Peserta didik mengidentifikasi permasalah yang diberikan oleh guru lewat LKPD melalui kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 orang (satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok). Kemudian guru meminta peserta didik untuk mengerjakan LKPD dengan materi sebagai berikut:

 Kelompok I dan IV bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang Kerajaan Demak, dari segi pemerintahan, sosial dan budaya mulai dari berdiri hingga runtuh

 Kelompok II dan III bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang Kerajaan Mataran mulai dari dari segi pemerintahan, sosial dan budaya mulai dari berdiri hingga runtuh

(5)

E. Mengkomunikasikan (melaporkan hasil diskusi)  Peserta didik(Kelompok) mempresentasikan dan

menjelaskan hasil diskusi kelompok pada siswa yang lain, serta siswa yang lain diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, saran atau masukan dan secara lisan kepada para peserta didik secara acak

 Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru

 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi materi pembelajaran yang telah dilakukan.

 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menggali dan menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran hari ini untuk diaplikasikan dalam kehidupan.  Guru menanyakan manfaat pelajaran hari ini kepada

siswa.

 Siswa mengumpulkan hasil kerja.  Guru memberi tugas pekerjaan

 Guru memberi tahu materi pelajaran selanjutnya.

 Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dilanjutkan menutup pelajaran.

10 menit

F. Penilaian Hasil Belajar

a. Jenis dan Teknik Penilaian:

1) Jenis nilai aspek Sikap dengan Teknik Pengamatan/observasi. 2) Jenis nilai aspek pengetahuan dengan Teknik Tes Tulisan. 3) Jenis nilai ketrampilan dengan Teknik Portofolio

b. Bentuk Instrumen 1) Penilaian Sikap

a) Bentuk : Pengamatan sikap b) Instrumen : Jurnal Penilaian sikap 2) Penilaian Pengetahuan

(6)

a) Bentuk : Tes Tertulis b)Instrumen : Portofolio

Yogyakarata , Mei 2017

Guru Mata Pelajaran

ALFAJRI, S.Pd

Lampiran 1 Materi

(7)

Para ahli memperkirakan Demak berdiri tahun 1500. Sementara Majapahit hancur beberapa waktu sebelumnya. Menurut sumber sejarah lokal di Jawa, keruntuhan Majapahit terjadi sekitar tahun 1478. Hal ini ditandai dengan candrasengkala, Sirna Hilang Kertaning Bhumi yang berarti memiliki angka tahun 1400 Saka. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Fatah, yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518. Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah merupakan keturunan raja terakhir dari Kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Di bawah pemerintahan Raden Fatah, Kerajaan Demak berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras.

Selain itu, Demak juga tumbuh menjadi sebuah kerajaan maritim karena letaknya di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh karena itu Kerajaan Demak disebut juga sebagai sebuah kerajaan yang agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor Kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudra Pasai. Pada masa pemerintahan Raden Fatah, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak cukup luas, meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan. Daerah-daerah pesisir di Jawa bagian Tengah dan Timur kemudian ikut mengakui kedaulatan Demak dan mengibarkan panji-panjinya.

Kemajuan yang dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Karena Malaka sudah dikuasai oleh Portugis, maka para pedagang yang tidak simpatik dengan kehadiran Portugis di Malaka beralih haluan menuju pelabuhan-pelabuhan Demak seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik. Pelabuhan-pelabuhan tersebut kemudian berkembang menjadi pelabuhan transit. Selain tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh menjadi pusat penyebaran agama Islam. Para wali yang merupakan tokoh penting pada perkembangan Kerajaan Demak ini, memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan Islam kepada penduduk Jawa. Para wali juga berusaha menyebarkan Islam di luar Pulau Jawa. Penyebaran agama Islam di Maluku dilakukan oleh Sunan Giri sedangkan di daerah Kalimantan Timur dilakukan oleh seorang penghulu dari Kerajaan Demak yang bernama Tunggang Parangan. Setelah Kerajaan Demak lemah maka muncul Kerajaan Pajang.

(8)

Setelah Kerajaan Demak berakhir, berkembanglah Kerajaan Pajang di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Di bawah kekuasaannya, Pajang berkembang baik. Bahkan berhasil mengalahkan Arya Penangsang yang berusaha merebut kekuasaannya. Tokoh yang membantunya mengalahkan Arya Penangsang di antaranya adalah Ki Ageng Pemanahan (Ki Gede Pemanahan). la diangkat sebagai bupati (adipati) di Mataram. Kemudian putranya, Raden Bagus (Danang) Sutawijaya diangkat anak oleh Sultan Hadiwijaya dan dibesarkan di istana. Sutawijaya dipersaudarakan dengan putra mahkota, bernama Pangeran Benowo. Pada tahun 1582, Sultan Hadiwijaya meninggal dunia. Penggantinya, Pangeran Benowo merupakan raja yang lemah.

Sementara Sutawijaya yang menggantikan Ki Gede Pemanahan justru semakin menguatkan kekuasaannya sehingga akhirnya Istana Pajang pun jatuh ke tangannya. Sutawijaya segera memindahkan pusaka Kerajaan Pajang ke Mataram. Sutawijaya sebagai raja pertama dengan gelar: Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Pusat kerajaan ada di Kota Gede, sebelah tenggara Kota Yogyakarta sekarang. Panembahan Senapati digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang (1601-1613). Mas Jolang kemudian digantikan oleh putranya bernama Mas Rangsang atau lebih dikenal dengan nama Sultan Agung (1613-1645). Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah Mataram mencapai zaman keemasan. Dalam bidang politik pemerintahan, Sultan Agung berhasil memperluas wilayah Mataram ke berbagai daerah yaitu, Surabaya (1615), Lasem, Pasuruhan (1617), dan Tuban (1620).

(9)

misalnya terlihat pada pembuatan gapura-gapura, serta ukir-ukiran di istana dan tempat ibadah. Seni tari yang terkenal adalah Tari Bedoyo Ketawang. Dalam prakteknya, Sultan Agung memadukan unsur-unsur budaya Islam dengan budaya Hindu-Jawa. Sebagai contoh, di Mataram diselenggarakan perayaan sekaten untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, dengan membunyikan gamelan Kyai Nagawilaga dan Kyai Guntur Madu. Kemudian juga diadakan upacara grebeg. Grebeg diadakan tiga kali dalam satu tahun, yaitu setiap tanggal 10 Dzulliijah (Idul Adha), 1 Syawal (Idul Fitri), dan tanggal 12 Rabiulawal (Maulid Nabi). Bentuk dan kegiatan upacara grebeg adalah mengarak gunungan dari keraton ke depan masjid agung.

Gunungan biasanya dibuat dari berbagai makanan, kue, dan hasil bumi yang dibentuk menyerupai gunung. Upacara grebeg merupakan sedekah sebagai rasa syukur dari raja kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga sebagai pembuktian kesetiaan para bupati dan punggawa kerajaan kepada rajanya. Sultan Agung wafat pada 1645. Ia dimakamkan di Bukit Imogiri. Ia digantikan oleh putranya yang bergelar Amangkurat I. Akan tetapi, pribadi raja ini sangat berbeda dengan pribadi Sultan Agung. Amangkurat I adalah seorang raja yang lemah, berpandangan sempit, dan sering bertindak kejam. Mataram mengalami kemunduran apalagi adanya pengaruh VOC yang semakin kuat. Dalam perkembangannya Kerajaan Mataram akhirnya dibagi dua berdasarkan Perjanjian Giyanti (1755). Sebelah barat menjadi Kesultanan Yogyakarta dan sebelah timur menjadi Kasunanan Surakarta.

Lampiran 2

PENILAIAN PENGETAHUAN

(10)

Mata Pelajaran : Sejarah(Peminatan)

Pemerintahan kerjaan Demak dan Mataram 5. Membuat peta konsep tentang

silsilah raja-raja dari kerjaan Demak dan Mataram

1. Menjelaskan perkembangan kerjaan Demak dan Mataram hingga keruntuhannya

2. Menganalisis kehidupan

Pemerintahan kerjaan Demak dan Mataram 5. Membuat peta konsep tentang

silsilah raja-raja dari kerjaan Demak

1. Jelaskanlah perkembangan kerjaan Demak dan Mataram dari awal hingga keruntuhannya! 2. Analisislah kehidupan Pemerintahan kerjaan Demak dan Mataram!

3. Analisislah kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerjaan Demak dan Mataram! 4. Analisislah hasil kebudayaan kerjaan Demak dan Mataram!

5. Membuat peta konsep tentang silsilah raja-raja dari kerjaan Demak dan Mataram Kunci Jawaban:

1.

a. Kerajaan Demak

Berdirinya Kerajaan Demak

(11)

Suatu ketika, Majapahit mengalami kelemahan dengan adanya pemberontakan dan perebutan kekuasaan antar keluarga kerajaan. Melihat situasi tersebut, Raden Patah justru memanfaatkannya untuk melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit. Dibantu para Bupati, Raden Patah akhirnya menyerang Majapahit pada pemerintahanBrawijaya VI. Kemudian berdirilah Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dibawah kepemimpinan Raden Patah sebagai raja pertama.

Kejayaan Kerajaan Demak

Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1526), yakni raja ketiga setelah Pati Unus. Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah yang tidak lain adik Pati Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau para tentara Portugis yang mendarat disana (1527), Tuban (1527), Surabaya dan Pasuruan (1527), Madiun (1529), Malang (1945), dan dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Kemudian pada tahun 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan.

Runtuhnya Kerajaan Demak

Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan konflik perebutan kekuasaan antar saudara. Pengganti Sultan Trenggono, Pangeran Sido Lapen yang merupakan saudara Sultan Trenggono dibunuh oleh Pangeran Prawoto yang tidak lain adalah anak dari Sultan

Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Para raja yang pernah memerintah di Kerajaan Mataram yaitu : Penembahan Senopati (1584-1601), Panembahan Seda Krapyak (1601-1677). Dalam sejarah Islam,Kesultanan mataram memiliki peran yang cukup penting dalam perjalanan secara kerajaan-kerajaan islam di Nusantara (Indonesia). Hal ini terlihat dari semangat raja-raja untuk memperluas daerah kekuasaan dan mengislamkan para penduduk daerah kekuasaannya, keterlibatan para pemuka agama, hingga pengembangan kebudayaan yang bercorak islam di Jawa. Pada awalnya daerah mataram dikuasai kesultanan pajang sebagai balas jasa atas perjuangan dalam mengalahkan Arya Penangsang. Sultan Hadiwijaya menghadiahkan daerah mataram kepada Ki Ageng Pemanahan.

(12)

sambutan yang beraneka itu tidak mengubah pendirian Ki Ageng Pemanahan untuk melanjutkan pembangunan daerah itu. ia membangun pusat kekuatan di plered dan menyiapkan strategi untuk menundukkan para penguasa yang menentang kehadirannya. Pada tahun 1575, Pemahanan meninggal dunia. Ia digantikan oleh putranya, Danang Sutawijaya atau Pangeran Ngabehi Loring Pasar. Di samping bertekad melanjutkan mimpi ayahandanya, ia pun bercita-cita membebaskan diri dari kekuasaan pajang. Sehingga, hubungan antara mataram dengan pajang pun memburuk.Hubungan yang tegang antara sutawijaya dan kesultanan Pajang akhirnya menimbulkan peperangan.

Dalam peperangan ini, kesultanan pajang mengalami kekalahan. Setelah penguasa pajak yakni hadiwijaya meninggal dunia (1587), Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi raja Mataram dengan gelar penembahan Senopati Ing Alaga. Ia mulai membangun kerajaannya dan memindahkan senopati pusat pemerintahan ke Kotagede. Untuk memperluas daerah kekuasaanya, penembahan senopati melancarkan serangan-serangan ke daerah sekitar. Misalnya dengan menaklukkan Ki Ageng Mangir dan Ki Ageng Giring.

2. Sistem Pemerintahan a. Pemerintahan demak

Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau tahun 1478 Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Untuk jabatan patih diangkat Ki Wanapala dengan gelar Mangkurat

Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar, di bawah kepemimpinan Raden Patah (1481-1518). Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sudah menganut Islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan Kekuasaan Demak meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi. Pada tahun 1512 dan 1513, di bawah pimpinan putranya yang bernama Adipati Unus, Demak dengan kekuatan 90 buah jung dan 12.000 tentara berusaha membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis dan menguasai perdagangan di Selat Malaka. Karena pernah menyerang ke Malaka Adipati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyeberang ke utara). Setelah Raden Patah wafat pada tahun 1518 M, Kerajaan Demak dipimpin oleh Adipati Unus (1518-1521). Ia menjadi Sultan Demak selama tiga tahun. Kemudian ia digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Trenggana (1521- 1546) melalui perebutan takhta dengan Pangeran Sekar Sedo Lepen. Untuk memperluas daerah kekuasaannya, Sultan Trenggana menikahkan putra-putrinya, antara lain dinikahkan dengan Pangeran Hadiri dari Kalinyamat (Jepara) dan Pangeran Adiwijaya dari Pajang. Sultan Trenggana berhasil meluaskan kekuasaannya ke daerah pedalaman. Ia berhasil menaklukkan Daha (Kediri), Madiun, dan Pasuruan. Pada saat melancarkan ekspedisi melawan Panarukan, Sultan Trenggana terbunuh. Pada masa Sultan Trenggana, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak sangat luas meliputi Banten, Jayakarta, Cirebon (Jawa Barat), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.

(13)

Sistem pemerintahan yang dianut Kerajaan mataram islam adalah sistem Dewa-Raja. Artinya pusat kekuasaan tertinggi dan mutlak adaa pada diri sultan. Seorang sultan atau raja sering digambarkan memiliki sifat keramat, yang kebijaksanaannya terpacar dari kejernihan air muka dan kewibawannya yang tiada tara. Raja menampakkan diri pada rakyat sekali seminggu di alun-alun istana. Selain sultan, pejabat penting lainnya adalah kaum priayi yang merupakan penghubung antara raja dan rakyat. Selain itu ada pula panglima perang yang bergelar Kusumadayu, serta perwira rendahan atau Yudanegara. Pejabat lainnya adalah Sasranegara, pejabat administrasi.

Dengan sistem pemerintahan seperti itu, Panembahan senopati terus-menerus memperkuat pengaruh mataram dalam berbagai bidang sampai ia meninggal pada tahun 1601. ia digantikan oleh putranya, Mas Jolang atau Penembahan Sedaing Krapyak (1601 – 1613). Peran mas Jolang tidak banyak yang menarik untuk dicatat. Setelah mas jolang meninggal, ia digantikan oleh Mas Rangsang (1613 – 1645). Pada masa pemerintahannyalah Mataram mearik kejayaan. Baik dalam bidang perluasan daerah kekuasaan, maupun agama dan kebudayaan. Pangeran Jatmiko atau Mas Rangsang Menjadi raja mataram ketiga. Ia mendapat nama gelar Agung Hanyakrakusuma selama masa kekuasaan, Agung Hanyakrakusuma berhasil membawa Mataram ke puncak kejayaan dengan pusat pemerintahan di Yogyakarta. Gelar “sultan” yang disandang oleh Sultan Agung menunjukkan bahwa ia mempunyai kelebihan dari raja-raja sebelumnya, yaitu panembahan Senopati dan Panembahan Seda Ing Krapyak. Ia dinobatkan sebagai raja pada tahun 1613 pada umur sekitar 20 tahun, dengan gelar “Panembahan”. Pada tahun 1624, gelar “Panembahan” diganti menjadi “Susuhunan” atau “Sunan”. Pada tahun 1641, Agung Hanyakrakusuma menerima pengakuan dari Mekah sebagai sultan, kemudian mengambil gelar selengkapnya Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman.

Karena cita-cita Sultan Agung untuk memerintah seluruh pulau jawa, kerajaan Mataram pun terlibat dalam perang yang berkepanjangan baik dengan penguasa-penguasa daerah, maupun dengan kompeni VOC yang mengincar pulau Jawa. Pada tahun 1614, sultan agung mempersatukan kediri, pasuruan, lumajang, dan malang. Pada tahun 1615, kekuatan tentara mataram lebih difokuskan ke daerah wirasaba, tempat yang sangat strategis untuk menghadapi jawa timur. Daerah ini pun berhasil ditaklukkan. pada tahun 1616, terjadi pertempuran antara tentara mataram dan tentara surabaya, pasuruan, Tuban, Jepara, wirasaba, Arosbaya dan Sumenep. Peperangan ini dapat dimenangi oleh tentara mataram, dan merupakan kunci kemenangan untuk masa selanjutnya. Di tahun yang sama Lasem menyerah. Tahun 1619, tuban dan Pasuruan dapat dipersatukan. Selanjutnya mataram berhadapan langsung dengan Surabaya. Untuk menghadapi surabaya, mataram melakukan strategi mengepung, yaitu lebih dahulu menggempur daerah-daerah pedalaman seperti Sukadana (1622) dan Madura (1624). Akhirnya, Surabaya dapat dikuasai pada tahun 1625.

(14)

Sayang sekali, karena kuatnya pertahanan Belanda, serangan ini gagal, bahkan tumenggung Baureksa gugur. Kegagalan tersebut menyebabkan matara bersemangat menyusun kekuatan yang lebih terlatih, dengan persiapan yang lebih matang. Maka pada pada 1629, pasukan Sultan Agung kembali menyerbu Batavia. Kali ini, ki ageng Juminah, Ki Ageng Purbaya, ki Ageng Puger adalah para pimpinannya. Penyerbuan dilancarkan terhadap benteng Hollandia, Bommel, dan weesp. Akan tetapi serangan ini kembali dapat dipatahkan, hingga menyebabkan pasukan mataram ditarik mundur pada tahun itu juga. Selanjutnya, serangan mataram diarahkan ke blambangan yang dapat diintegrasikan pada tahun 1639. Bagi Sultan Agung, Kerajaan Mataram adalah kerajaan islam yang mengemban amanat Tuhan di tanah Jawa. Oleh sebab itu, struktur serta jabatan kepenghuluan dibangun dalam sistem kekuasaan kerajaan. Tradisi kekuasaan seperti sholat jumat di masjid, grebeg ramadan, dan upaya pengamanalan syariat islam merupakan bagian tak terpisahkan dari tatanan istana.

Sultan agung juga berprediksi sebagai pujangga. Karyanya yang terkenal yaitu kitab Serat Sastra Gendhing. Adapun kitab serat Nitipraja digubahnya pada tahun 1641 M. Serat sastra Gendhing berisi tetang budi pekerti luhur dan keselarasan lahir batin. Serat Nitipraja berisi tata aturan moral, agar tatanan masyarakat dan negara dapat menjadi harmonis. Selain menulis, Sultan Agung juga memerintahkan para pujangga kraton untuk menulis sejarah babad tanah Jawi.

Di antara semua karyanya , peran sultan agung yang lebih membawa pengaruh luas adalah dalam penanggalan. Sultan agung memadukan tradisi pesantren islam dengan tradisi kejawen dalam perhitungan tahun. Masyarakat pesantren biasa menggunakan tahun hijriah, masyarakat kejawen menggunakan tahun Caka atau saka. Pada tahun 1633, Sultan Agung berhasil menyusun dan mengumumkan berlakunya sistem perhitungan tahun yang baru bagi seluruh mataram. Perhitungan itu hampir seluruhnya disesuaikan dengan tahun hijriah, berdasarkan perhitungan bulan. Namun, awal perhitungan tahun jawa ini tetap sama dengan tahun saka, yaitu 78 m. Kesatuan perhitungan tahun sangat penting bagi penulisan serat babad. Perubahan perhitungan itu merupakan sumbangan yang sangat penting bagi perkembangan proses pengislaman tradisi dan kebudayaan jawa yang sudah terjadi sejak berdirinya kerajaan demak. Hingga saat ini, sistem penanggalan ala sultan Agung ini masih banyak digunakan. Sejak masa sebelum sultan Agung pembangunan non-militer memang telah dilakukan. Satu yang layak disebut, panembahan Senopati menyempurnakan bentuk wayang dengan tatanan gempuran. Setelah zaman senopati, mas jolang juga berjasa dalam kebudayaan, dengan berusaha menyusun sejarah negeri demak, serta menulis beberapa kitap suluk. Misalnya Sulu Wujil (1607 M) yang berisi wejangan Sunan bonang kepada abdi raja majapahit yang bernama Wujil. Pangeran Karanggayam juga menggubah Serat Nitisruti (1612 m) pada masa mas jolang.

Menjelang akhir hayatnya. Sultan Agung menerapkan peraturan yang bertujuan mencegah perebutan tahta, antara keluarga raja dan putra mahkota. Di bawah kepemimpinan Sultan Agung, Mataram tidak hanya menjadi pusat kekuasaan, tapi juga menjadi pusat penyebaran islam.

3. Sosial ekonomi

(15)

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Demak telah berjalan teratur. Pemerintahan diatur dengan hukum Islam. Akan tetapi, norma-norma atau tradisi-tradisi lama tidak ditinggalkan begitu saja. Hasil kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaannya yang cukup terkenal dan sampai sekarang masih tetap berdiri adalah Masjid Agung Demak. Masjid itu merupakan lambang kebesaran Demak sebagai kerajaan Islam. Masjid Agung Demak selain kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam juga memiliki keistimewaan, yaitu salah satu tiangnya dibuat dari kumpulan sisa-sisa kayu bekas pembangunan masjid itu sendiri yang disatukan (tatal).

Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga salah seorang dari Wali Sanga juga meletakkan dasar-dasar perayaan Sekaten pada masa Kerajaan Demak. Perayaan itu digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik minat masyarakat agar masuk Islam. Sekaten ini kemudian menjadi tradisi atau kebudayaan yang terus dipelihara sampai sekarang. Perekonomian Demak berkembang ke arah perdagangan maritim dan agraria. Ambisi Kerajaan Demak menjadi negara maritim diwujudkan dengan upayanya merebut Malaka dari tangan Portugis, namun upaya ini ternyata tidak berhasil. Perdagangan antara Demak dengan pelabuhan-pelabuhan lain di Nusantara cukup ramai, Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito (penghubung) daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar.

Demak dalam bidang ekonomi, berperan penting karena mempunyai daerah pertanian yang cukup luas dan sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu, perdagangannya juga maju. Komoditas yang diekspor, antara lain beras, madu, dan lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. Dengan demikian, kehidupan ekonomi masyarakat berkembang lebih baik. Sebagai negara maritim, Demak menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transito antara daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka, dan dari Malaka kemudian dibawa para pedagang menuju kawasan Barat. Berkembangnya perekonomian Demak di samping faktor dunia kemaritiman, juga faktor perdagangan hasil-hasil pertanian.

b. Kerajaan Mataram

Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk. Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman.

(16)

samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam. Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus perdagangan Kerajaan Mataram. Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra.

Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Di samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.E.

4. Hasil kebudayaan a. Kerajaan Demak  Masjid Agung Demak

Masjid ini dibangun oleh walisongo dan diprakarsai oleh Sunan Kalijaga, lokasinya berada di tengah pusat kota Demak. Setiap hari ribuan peziarah mendatangi Masjid Agung Demak untuk berwisata rohani. Di komplek Masjid Agung juga terdapat pemakaman raja-raja Demak yang telah wafat.

Peninggalan Kerajaan Demak yang paling terkenal

adalah Masjid Agung Demak. Masjid ini didirikan oleh Walisongo pada tahun

1479. Sampai saat ini, bangunan ini masih berdiri kokoh meskipun sudah

mengalami beberapa renovasi. Masjid ini berada di Desa Kauman, Demak, Jawa

Tengah.

 Soko Tatal dan Soko Guru

(17)

oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga mendapat tugas untuk membuat seluruh tiang tersebut sendiri. Hanya saja, ketika dia baru bisa membuat 3 buah tiang setelah masjid sudah siap berdiri. Kemudian Sunan Kalijaga dengan sangat terpaksa untuk menyambungkan semua tatal sisa pembuatan 3 Soko Guru. Selanjutnya dengan kekuatan spiritualnya beliau mengubahnya menjadi Soko Guru yang terbuat dari tatal.

b. Kerajaan Mataram  Kalang Obong

Kalang Obong ,upacara tradisional kematian orang Kalang, upacara ini seperti Ngaben di Bali, tetapi upacara Kalang Obong ini bukan mayatnya yg dibakar melainkan pakaian dan barang-barang peninggalannya

Pertapaan Kembang Lampir

(18)

5. Peta Konsep

a. Raja Kerajaan Demak

b. Raja Kerajaan Mataram

Skor Penilaian Tes Tertulis

No. Soal Skor Maksimal

1 25

2 25

3 25

(19)

5 25 Jml Skor Maksimal 100

Lampiran 3

Penilaian Keterampilan:

RUBRIK OBSERVASI

KEGIATAN DISKUSI KELOMPOK

Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Tahun Pelajaran : 2016/2017 Kelas / Semester : X / 1 Waktu Pengamatan :

NA = Jumlah Skor Maksimal

= 100

(20)

NO Nama Peserta Didik Menghargaipendapat

Nilai = Jumlah skor dibagi 3

a. Keterampilan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang efektif. b. Keterampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik untuk tidak

menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.

c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.

d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan pendapat.

e. Kriteria

Skor rentang antara 0 – 100 • 91 – 100 = Amat Baik

(21)

• 0 – 74 = Kurang

Lampiran 4

Penilaian Keterampilan:

RUBRIK OBSERVASI

KEGIATAN PRESENTASI

(22)

NO Nama Peserta Didik Menjelaskan0-100 Percaya Diri0-100 Merespon0-100 JumlahSkor

a. Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara meyakinkan.

b. Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin.

f. Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara empatik.

g. Kriteria

Skor rentang antara 0 – 100 • 91 – 100 = Amat Baik

(23)

Lampiran 5

PENILAIAN KETERAMPILAN Penilaian untuk Tugas Portofolio

Mata Pelajaran : Tahun Pelajaran : 2016/2017

(24)

NO Nama Peserta Didik Kebersihan0-100 Keindahan0-100 Ketepatan0-100 Jumlah

(25)

1

Nilai = Jumlah skor dibagi 3 Keterangan :

a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara peserta didik mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa informasi) bukan CARA mengamati.

b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan mengamati.

Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).

Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau semakin sedikit sisa (residu) fakta yang tertinggal.

h. Kebahasaan menunjukan bagaimana peserta didik mendeskripsikan fakta-fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah dipahami).

i. Kriteria

Skor rentang antara 0 – 100 • 91 – 100 = Amat Baik

(26)

• 0 – 74 = Kurang

Lampiran 6

Lembar Kerja Peserta Didik

Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan) Materi Pokok : Kerajaan Islam di Jawa

(27)

Tugas sebagai berikut:

 Kelompok I dan IV bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang Kerajaan Demak, dari segi pemerintahan, sosial dan budaya mulai dari berdiri hingga runtuh

 Kelompok II dan III bertugas mendiskusikan dan menganalisis materi tentang Kerajaan Mataran mulai dari dari segi pemerintahan, sosial dan budaya mulai dari berdiri hingga runtuh

Kelas : ………

Kelompok : ………

Pembahasan : ...

Kelompok 1 dan 4

 mendiskusikan dan menganalisis materi tentang Kerajaan Demak, dari segi pemerintahan, sosial dan budaya mulai dari berdiri hingga runtuh

Ketua : ……….. Anggota :

1. ……… 2. ……… 3. ……… 4. ……… 5. ……… 6.

(28)

Kelompok 2 dan 3

 mendiskusikan dan menganalisis materi tentang Kerajaan Demak, dari segi pemerintahan, sosial dan budaya mulai dari berdiri hingga runtuh

Perkembangan Kerajaan

Pemerintahan

Kehidupan Ekonomi

Sosial Budaya

Kerajaan Demak

(29)

Perkembangan Kerajaan

Pemerintahan

Kehidupan Ekonomi

Sosial Budaya Kerajaan Mataram

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa (1) ada pengaruh kemampuan spasial pada kelompok laki-laki terhadap hasil belajar pada

Berdasarkan hasil kajian struktur wacana Berdasarkan hasil peneitian dan pembahasan tentang pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan model bergerak ke arah yang

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

maka pencari kos telah menjadi member kos kota Jakarta dan sudah memiliki akses untuk dapat menggunakan akunnya untuk melakukan pemesanan kamar, perbedaan pada

— Not considered part of Handshake Protocol — Sent using Change Cipher Spec Protocol. • Client sends finished message under new algorithms, keys,

45.079.417.950/Thn pada tahap produksi sehingga bisa disimpulkan bahwa dari segi peningkatan pendapatan daerah proyek atau usaha tersebut layak

Misalnya, hubungan guru dan murid dan aktivitas belajarnya tidak lagi bergantung pada satu sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah, akan tetapi juga mau tidak mau

Hasil penelitian menujukkan bahwa perlakuan proporsi susu skim dan tepung beras merah berpengaruh terhadap tingkat viabilitas Lactobacillus casei. Jumlah sel