• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - BAB I"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Meningkatnya mobilitas para remaja saat ini merupakan salah satu keberhasilan bagi bangsa kita, di karenakan para remaja yang ada di negara ini sekarang sudah mempunyai kegiatan-kegiatan yang positif yang mampu memacu perkembangan pola berfikir para remaja tersebut. Akan tetapi globalisasi seperti itu akan berdampak negative terhadap kesehatan para remaja, walaupun secara globalisasi para remaja saat ini memberi keuntungan bagi bangsa Indonesia.

Perkembangan teknologi khususnya bidang telekomunikasi sangat mempengaruhi perkembangan para remaja. Remaja semakin giat mengikuti perkembangan teknologi sehingga berdampak sempitnya ruang dan waktu yang ada bagi remaja untuk memikirkan kesehatannya. Jadwal dan kegiatan yang padat mengakibatkan sebagian remaja memilih makanan siap saji tanpa memikirkan gizi yang dibutuhkan tubuh. Kemudahan-kemudahan di berbagai bidang serta sempitnya ruang dan waktu mengakibatkan anak dan remaja menjadi sangat kurang beraktivitas jasmani.

(2)

ada pada tubuh kita, maka semakin banyak kegiatan yang bisa kita lakukan. Tetapi dengan keadaan yang saat ini serba instant, serba mudah, maka gizi yang seimbang sangatlah susah di capai untuk anak dan remaja yang aktif sehingga kesehatanpun terabaikan.

Remaja adalah individu baik pria atau wanita yang berbeda pada masa/ usia antara anak-anak dan dewasa. Remaja adalah kelompok orang yang berusia 10-19 tahun. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi pada masa remaja akan mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut. Salah satu area penting dalam kesehatan Reproduksi Remaja. Kesehatan Reproduksi Remaja (Adolescent Reproductive Health) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh remaja. Salah satu unsur yang berperan dalam mewujudkan kesehatan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi baik itu berupa gizi lebih maupun gizi kurang.

(3)

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian gizi ?

2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan ilmu gizi ? 3. Bagaimanakah karakteristik makan remaja ?

4. Bagaimanakah kebutuhan zat gizi untuk remaja? 5. Bagaimanakah permasalahan gizi pada remaja?

6. Bagaimanakah pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja ? 7. Bagaimanakah pengembangan pendidikan kesehatan tentang gizi ? 8. Bagaimanakah pedoman umum gizi seibang.

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian gizi.

2. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan ilmu gizi. 3. Untuk karakteristik makan remaja.

4. Untuk kebutuhan zat gizi untuk remaja. 5. Untuk permasalahan gizi pada remaja.

6. Untuk mengetahui pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja. 7. Untuk pengembangan pendidikan kesehatan tentang gizi .

(4)

BAB II

ISI

A.Pengertian Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.

(5)

makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.

B.Sejarah dan Perkembangan Ilmu Gizi

(6)

yang bersumber dari berbagai jenis kacang dan air. Ternyata pada saat terakhir latihan keempat pemuda itu jauh lebih tangkas dan perkasa dibanding para ksatria lainnya. Disini terlihat bahwa meskipun ketekunan berlatih memegang peran penting, namun menjadi jelas pula bahwa makanan yang baik akan memberi kekuatan jasmani yang sempurna.

Jauh sebelum itu, Hipokrates, seorang filsuf Yuanani pada tahun 460 SM, telah berhasil mengobati dan menyembuhkan orang – orang yang menderita rabun senja dengan memberikan makanan berupa hati binatang buruan. Setelah ratusan tahun kemudian barulah ditemukan bahwa penyakit rabun senja merupakan akibat dari kekurangan vitamin A dan bahwa hati hewan banyak mengandung vitamin A.

Selanjutnya pada zaman pelayaran Vasco de Gama yang berlayar dari Eropa menuju Hindia pada tahun 1497, awak kapalnya diserang penyakit skorbut (gejala gusi bengkak, gigi mudah tanggal , serta gangguan pencernaan). Baru pada awal abad ke – 20 para ahli medis dapat memastikan bahwa penyebab penyakit yang banyak mematikan awak kapal Vasco de Gama itu adalah akibat kurang vitamin C. seperti diketahui, para awak kapal selama berbulan – bulan tidak mengkonsumsi makanan segar.

Pada tahun 1987 seorang dokter berkebangsaan Belanda, Eijkman (namanya diabadikan pada laboratorium pusat penilitian di Jakarta) yang bertugas mengawasi kesehatan para napi di Jakarta, mengamati bahwa burung dara yang diberi makan sisa makanan para pidana tersebut menderit penyakit radang saraf (polineuritis). Serupa dengan itu, pengalaman dokter Takaki dari angkatan laut Jepang dalam pelayarannya ke Eropa mengamati bahwa sejumlah awak kapal yang berlayar bersamanya menunjukan gejala radang saraf. Namun setelah ransum awak kapal diganti denagn sejenis gandum, gejala – gejala itu menghilang. Pada tahun 1990, dokter Grijns (juga dari Beland) dapat mematikan bahwa kedua gejala polineuritis diatas tersebut karena kekurangn vitamin B1.

(7)

berhasil mengidentifikasi banyak penyakit gangguan gizi seperti xerofthalmi, serta gangguan gizi lain akibat defesiensi kalori dan protein, zat besi, defesiensi zodium , beserta cara- cara menanggulangi berbagai gangguan itu.

Dapatkan bahwa perkembangan ilmu gizi di Indonesia baru berkembang pesat sejak tahun 1975-an. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan mengikuti anjuran World Health Organization (WHO ) dan dan Persatuan Bangsa – Bangsa ( PBB) di banyak negara termasuk di Indonesia.

Program perbaikan gizi yang disebut Applied Nutritional Programme (ANP) diselenggarakn sebagai penerapam konsep WHO dan Food and Agricultural Organization ( FAO). Sejak Pelita II terdapat kebijakan nasional tentang hal ini (perkembangna gizi ) yang ditegaskan melalui Intruksi Presiden ( INPRES) No. 14 tahun 1974. Sejak itu program gizi di selenggarakan secara nasional oleh Departemen Kesehatan (DepKes) yang pada tahun 1975-1976 program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPKG ) sebagai terjemahan dari ANP tersebut diatas, dilangsungkan di delapan provinsi di mulai pada 100 desa binaan yang ditingkatkan menjadi 660 desa binaan. Selanjutnya pada setiap tahun program UPKG tersebut semakin diperluas. Pada tahun 1976/1977 terdapat pula kebijaksanaan pemerintah (DepKes) yang memulai kampanye pemberian vitamin A dosis tinggi pada 85 kecamatan di Pulau Jawa. Sejalan dengan itu pula semakin disadari bahwa perbaikan gizi penduduk memerlukan kerjasama dan lintas- sektor, sehingga pada 18 Februari 1975 keluar edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang pembentukan Badan Perbaikan Gizi Daerah (BPGD) di seluruh provinsi. Badan ini akan berfungsi sebagai wadah lintas sektor yang berkedudukan di daerah dalam rangka peningkatan program pangan dan gizi. Beberapa perkembangan lainya yang dapat dicatat yakni pada 7-9 September 1976 oleh Depkes RI diselenggarakan lokakarya lintas- sektor nasional tentang penyuluhan gizi di Ciracan (Bogor), yang merintis pengembangan pendidikan tenaga gizi.

(8)

Berbagai kerjasama lintas- departemen untuk merumuskan pendekatan. Penyuluhan gizi meliputi Departemen Penerangan , Departemen Pertanian , Departemen Kesehatan serta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai contoh, kebijakan yang diambil oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berupa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) , mahasiswa perlu menerapkan penyuluhan gizi dan kebijakan itu mulai berlaku sejak tahun 1976/1977. Selain itu, edaran Mendagri pada bulan Juli 1976 mengintruksikan seluruh program gubernur dan bupati dalam rangka mendukung Upaya Kesehatn Sekolah (UKS) yang dikemudian hari dilengkapi pula dengan Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT –AS).

C.Karakteristik Makan Remaja

Masa remaja adalah masa mencari identitas diri, adanya keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya dan mulai tertarik oleh lawan jenis menyebabkan remaja sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan remaja, termasuk pemilihan bahan makanan dan frekuensi makan. Remaja merasa takut gemuk sehingga remaja menghindari sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Hal itu menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh akan terhambat.

Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja : 1.Kebiasaan malas makan pagi dan malas minum air putih .

2.Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, peragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, semampai.

(9)

4.Kebiasaan makan makanan siap saji ( fast food ) yang komposisi gizinya tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.

D.Kebutuhan Gizi untuk Remaja

Terpenuhinya kebutuhan zat gizi adalah hal yang mutlak diperlukan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Beberapa alasan yang mendasari masa remaja membutuhkan banyak zat gizi adalah :

1.Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat badan dan tinggi badan.

2.Mulai berfungsi dan berkembangnya organ – organ reproduksi. Jika kebutuhan gizi tidak diperhatikan maka akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada perempuan karena akan menyebabkan menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul tidak berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil, serta produksi ASI tidak bagus. Perempuan yang fisiknya tidak pernah tumbuh sempurna karena kurang zat gizi juga berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.

3.Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.

4.Penentuan zat gizi remaja sacara umum didasarkan pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk di Indonesia.

Berikut ini beberapa kebutuhan zat gizi remaja. 1.Energi

(10)

tahun 2004 menganjurkan angka kecukupan gizi ( AKG ) energi untuk remaja putri sebesar 2.000 - 2.200 kkal sedangkan untuk pria sebesar 2.800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Makanan sumber karbohidrat adalah beras, terigu, dan hasil olahannya ( makaroni, spaghetty, umbi-umbian, jagung gula dan lain – lain). Beberapa studi menunjukkan ada hubungan antara pertumbuhan dengan asupan kalori. Kebutuhan energi pada pria pada umumnya cenderung meningkat terus menerus dengan cepat 3.470 kkal perhari sampai mereka mencapai usia 16 sampai 19 tahun kebutuhan tersebut berkurang hingga 2.900 kkal perhari. Kebutuhan energi pada perempuan memuncak pada usia 12 tahun hingga 2.550 kkal perhari dan kemudian menurun menjadi 2.200 kkal pada usia 18 tahun. Kebutuhan energi ini didasarkan pada tahap – tahap perkembangan fisiologis bukan usia kronologis.

2.Protein

Sumber protein sangat diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan badan, pembentukan jaringan – jaringan baru dan pemeliharaan tubuh. Protein juga berguna untuk menjernihkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi kecerdasan. Sumber protein diperoleh dari sumber hewani (daging, ayam, ikan dan telur ) dan nabati ( tumbuh – tumbuhan seperti kacang – kacangan, biji – bijian, tahu dan tempe ).

Kebutuhan protein pria pada akhir masa remaja lebih tinggi dibanding perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein remaja 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48 – 62 gr per hari untuk perempuan dan 55 – 66 per hari untuk pria. Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh, bukan usia kronologis.

3.Lemak

(11)

dan pemberi cita rasa pada makanan. Lemak dapat diperoleh dari minyak goreng, mentega, susu, daging, dan ikan. Makanan yang berlemak berlebihan seperti gajih, daging berlemak, kulit ayam, susu berlemak, keju dan mentega tidak di sarankan karena bisa mengganggu kesehatan. Konsensus terbaru di USA merekomendasikan anak lebih dari 2 tahun untuk mengonsumsi lemak <30% per hari (33gr/1000 kkal), lemak jenuh <10% dan kolesterol <300mg guna mencegah penyakit jantung pada masa dewasa.

4.Vitamin

Kebutuhan vitamin pada masa remaja meningkat karena pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi meningkat maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat. Vitamin dapat diperoleh dari sayuran dan buah- buahan. Kandungan vitamin dan mineral pada buah dan sayuran bermanfaat untuk mengatur pengolahan bahan makanan serta menjaga keseimbangan cairan tersebut. Biasanya banyak remaja yang kurang suka makan sayuran dan buah – buahan. Padahal makanan tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh. Vitamin yang di butuhkan antara lain vitamin B6, Asam Folat. B12, A, C dan E. Vitamin – vitamin ini di butuhkan untuk membantu meningkatkan metabolisme karbohidrat menjadi energi. Untuk sintesis DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat, dan vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang cukup. Vitamin A,C, dan E diperlukan untuk pembentukan dan penggantian sel.

5.Mineral

Mineral sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan selama masa pertumbuhan dan remaja. Berikut ini mineral yang dibutuhkan oleh remaja.

a) Kalsium

(12)

besar dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20% pertumbuhan tinggi badan sekitar 50% masa tulang dewasa dicapai pada masa remaja.AKG kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600 -700 mg per hari untuk perempuan dan 500 – 700 mg per hari untuk pria.

Sumber kalsium paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya adalah kacang – kacangan, sayuran hijau, makanan, yang difermentasi (tempe, oncom,tauco dan sebagainya) dan ikan – ikanan (ikan teri, bandeng,dan sebagainya).

b) Besi ( fe )

Kebutuhan zat besi pada masa remaja juga meningkat karena terjadinya pertumbuhan cepat. Kebutuhan besi pada remaja pria untuk ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin. Pada masa ini pria memerlukan 1,0 – 2,5 mg/hari. Setelah dewasa kebutuhan tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama masa menstruasi. Hal ini mengakibatkan wanita lebih rawan terhadap anemia berat daripada pria. Pada wanita zat besi yang di butuhkan maksimum adalah 1,5 mg/hari, namun sebenarnya 1,3 mg/hari dibutuhkan untuk mengganti zat besi yang hilang pada saat menstruasi.

Perempuan dengan konsumsi besi yang kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang meningkat akan mengalami anemi gizi besi. Defisiensi mungkin merupakan limiting factor untuk pertumbuhan remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka akan zat besi. Hal lain yang perlu di ingat adalah bioavailability dari makanan umumnya sangat rendah yaitu <10%.

(13)

vitamin C serta sumber hewani tertentu (daging dan ikan ) sedangkan zat yang dapat menghambat penyerapan besi antara lain adalah cafein, tanin, fitat,zinc, dan lain – lain. AKG besi untuk remaja dan dewasa muda wanita 19-26 mg setiap hari sedangkan untuk pria 13-23mg perhari. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging, merah ( sapi, kambing, domba), daging putih (ayam dan ikan ), kacang – kacangan dan sayuran hijau nabati.

c) Seng ( Zn )

Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja terutama untuk remaja pria. Pertumbuhan fisik dan kematangan seksual pada remaja yang kekurangan seng akan terhambat. Indonesia Nutrition network (2002) menyebutkan AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja dan dewasa muda baik perempuan maupun pria. Makanan sumber seng bisa diperoleh dari ikan, kerang – kerangan dan sayur – sayuran. Asupan seng yang terbatas berpengaruh pada perkembangan karakteristik seks sekunder misalnya tumbuhnya jerawat yang banyak.

Mineral – mineral lain yang dibutuhkan oleh remaja adalah magnesium, iodine, fosfor,tembaga, krom, kobalt dan flour.

E.Permasalahan Gizi pada Remaja

(14)

Keadaan gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, baik atau normal maupun gizi lebih. Kekurangan salah satu gizi dapat menimbulkan penyakit berupa penyakit defisiensi. Bila kekurang batas marginal menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya kemampuan fungsional. Misalnya kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan badan cepat lelah, kekurangan zat besi dapat menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar selain turunnya ketahanan tubuh terdapat penyakit infeksi.

Permasalahan gizi yang timbul pada masa remaja dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

1.Kebiasaan makan yang buruk

Timbulnya kebiasaan makan yang buruk pada remaja biasanya dikarenakan kebiasaan makan yang juga tidak baik yang tertanam sejak kecil.

2.Pemahaman gizi yang salah

Remaja sering memiliki pemahaman bahwa tubuh yang menjadi idaman adalah tubuh yang langsing. Sehingga untuk mempertahankan kelangsingannya remaja melakukan pengaturan makan yang salah.

3.Berlebihan terhadap suatu jenis kesukaan makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan terlebih lagi jika makanan tersebut minim kandungan gizi akan menyebabkan tidak terpenuhnya kebutuhan gizi.

4.Promosi yang berlebihan di media massa tentang produk makanan

Usia remaja merupakan usia yang sangat mudah tertarik dengan hal-hal terbaru, termasuk produk makanan yang diiklankan, padahal makanan tersebut belum tentu memiliki kandungan gizi yang baik.

5.Maraknya produk makanan impor

(15)

Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja antara lain adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari batas normal (KEK) atau sebaliknya, memiliki IMT yang berlebih (obesitas),dan anemia serta masalah yang berhubungan dengan gangguan perilaku makan berupa anoreksia nervosa dan bulimia.

1.Kurus

Menurut Susenas 1999-2003, sebesar 35-40% Wanita Usia Subur (WUS) 15-19 tahun beresiko Kekurangn Energi Kronis (KEK). Salah satu cara yang dilakukan untuk mendeteksi kekurang energi adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil analisis terdapat data SKRT 2010 dan data SUSENAS 2002 menunjukan bahwa prevalensi gizi kurang pada remaja dengan IMT < 5 persentil, sebesar 17,4%. Prevalensi IMT kurang atau kurus berkisar antara 30% - 40% (permaisih, 2003) penelitian yang dilakukan Ani Nurhayati (2006) di SMU I PGRI Bogor menunjukan bahwa terdapat 59,1% remaja dengan kategori kurus. Jika dilihat dari resiko kurang energi protein, hasil penelitian yang dilakukan di SMKN I Tempel menunjukan sebanyak 73% siswi memiliki lingkar lengan atas kurang dari 23,5cm, yang berarti resiko kurang energi kronis. Hasil penelitian yang dilakukan Rini Santy (2006) di Bukit Tinggi menunjukan bahwa rata-rata IMT remaja putri adalah 20,69 kg/m2 + 2,63. Proporsi siswi yang mempunyai IMT < 18,5kg/m2 sebesar 29,9% dengan penyebaran 14,1% kekurangang gizi tingkat ringan dan 5,8% kekurang gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan pada remaja perempuan. Seringkali remaja putri memiliki motto bahwa “kurus itu indah” sehingga mereka sering melakukan diet tanpa pengawasan dari dokter atau ahli gizi sehingga zat-zat penting tidak dapat dipenuhi. Remaja yang kurus penampilannya malah cenderung kurang menarik, mudah letih dan resiko sakit pun tinggi. Selain itu remaja yang kurus akan kurang mampu bekerja keras.

(16)

psikologis seperti anoreksia dan bulimia maka penanganan bisa segera dilakukan dengan terapi gizi atau dengan pengobatan jika menderita sakit dilanjutkan dengan pemulihan gizi. Namun jika penyebabnya adalah karena anoreksia dan bulimia maka penanganannya perlu dilakukan terpadu antara dokter (psikiater) dan ahli gizi. Hal ini akan dibahas lebih lanjut dalam anoreksia dan bulimia.

2.Obesitas

Obesitas adalah keadaan seseorang jika berat badannya lebih dari 30 standar BBI (Berat Badan Ideal), atau juga keadaan jika seseorang mempunyai berat badan 120% lebih besar dari berat badan seharusnya pada usianya. Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa dan anak baik di negara maju maupun negara sedang berkembang. Jumlah anak usia sekolah dengan overweight terbanyak berada di kawasan Asia yaitu 60% atau 10,6 juta jiwa. Penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada remaja dan eksekutif muda diperkotaan karena konsumsi makanan berlebih serta kurang aktivitas fisik dan olahraga. Penelitian menunjukan obesitas sebagai faktor resiko berbagai penyakit seperti Hipertensi, Hiperkolesterol,penyakit jantung, ginjal dan diabetes militus selain itu penampilan juga kurang menarik, tidak lincah dan cenderung lamban.

Obesitas remaja biasanya karena remaja tidak dapat mengontrol makanannya dalam jumlah berlebih hingga berat badan lebih dari normal. Remaja putri yang melakukan diet untuk mengurangi berat badan beresiko kegemukan saat dewasa nanti yang akan menimbulkan terjadinya depresi.

Penatalaksanaan : mengembangkan diet yang sehat, olahraga secara bertahap.

3.Anemia

(17)

kurang zat gizi makro ( karbohidrat,protein,lemak) dan kurang zat mikro (vitamin dan mineral). Berdasar survey Nasional tahun 1995 prevalensi anemia remaja putri sebesar 57,1% penelitian WHO 2001 didapatkan sekitar 41,4% sampai 66,7% remaja putri Indonesia menderita anemia. Prevalensi remaja putri lebih beasr dari pada remaja pria, lebih besar dipedesaaan (27%) dibandingan di perkotaan (22,6%).

Dampak anemia pada remaja putri yaitu pertumbuhan terhambat, mudah terinfeksi mengakibatkan kebugaran atau kesegaran berkurang, semangat belajar menurun, saat menjadi calon ibu akan menjadi beresiko tinggi untuk kehamilan dan melahirkan diantaranya perdarahan pada waktu melahirkan sehingga menyebabkan kematian. Dapat diatasi dengan suplementasi iron/zink. Sumber hewani seperti daging, prodak laut dan sumber nabati seperti kacang-kacangan. Suplementasi/zink diharapkan menjadi salah satu cara meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja putri juga diharapkan menjadi cara untuk meningkatakan kesehatan calon ibu sehingga dapat menurunkan kematian ibu melahirkan akibat perdarahan dan menurunkan bayi lahir dengan berat badan rendah.

4.Anoreksia dan Bulimia

Anoreksia dan Bulimia merupakan kelainan pola makan yang lebih sering terjadi pada perempuan. Kelainan ini merupakan gangguan makan yang menyiksa/bentuk penyiksaan diri sendiri yang dihasilkan ketakutan tubuh akan menjadi gemuk setelah makan dan ketakutan mental ini terpancar melalui penyiksaan fisik. Angkanya meningkat selama dekade terakhir, 1 dari 100 remaja perempuan umur antara 16-18 tahun menderita anoreksia. Perbandingan dengan remaja laki-laki 10 : 1 (sidiartha, Soetijinigsih,2009)

(18)

normal tubuh akan terganggu. Pertumbuhan terhambat, rambut rontok, siklus haid terganggu dan mudah terserang penyakit misalnya anemia, kekurang vitamin dan penyakit infeksi. Yang paling berbahanya adalah kelainan jantung serta kekurangan cairan dan elektrolit (natrium, kalium, klarida) jantung menjadi lemah dan memompa sedikit darah keseluruh tubuh, pada penderita dehidrasi cenderung mengalami pingsan. Darah menjadi asam dan kadar kalium darah berkurang. Bisa terjadi kematian mendadak karena irama jantung yang abnormal. Juga terjadi perubahan hormonal yaitu berkurangnya kadar hormon estrogen dan tiroid serta meningkatnya kadar hormon kortisol.

Penderita Bulimia ciri utamanya makan banyak kemudian dimuntahkan kembali atau mengkonsumsi obat pencahar dan obat diuretik untuk memuntahkan kembali makanannya, biasanya mengakibatkan kerusakan email gigi karena terciptanya prodak asam yang berlebih ketika muntah.

Bulimia dapat diikuti dengan terjadinya anoreksia begitu pula sebaliknya. Penderita kelainan ini mampu menjaga kekuatan dan kegiatan sehari-hari mendekati normal. Penyakit ini menyebabkan kematian pada 10% penderitanya.

Penatalaksanaannya umunya terdiri dua tahap yaitu mengembalikan berat badan normal, serta terapi psikis yang seringkali dibarengi dengan pemberian obat-obatan. Pengobatan awal biasanya dirumah sakit penderita didorong untuk makan kadang melalui infus atau selang Nasogastrik. Jika ditemukan depresi diberi anti obat depresi.

F. Pengembangan Perilaku Makan Sehat Untuk Remaja

(19)

banyak makan diluar rumah juga terpengaruh oleh peer groupnya lebih suka mengkonsumsi sejenis jungfood (soft drink, fast food, makanan kemasan ). Remaja biasanya kurang mengkonsumsi serat yang kebutuhan rata-ratanya perhari sebesar 20-35 grm. Penelitian dilakukan oleh Christine Mulyanty S pada tahun 2002 di SMU I Bogor menunjukan konsumsi serat remaja sebesar 9,3gram, di SMU Leuwiliang sebesar 8,8gram.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menyiapkan makanan untuk remaja:

1.Biarkan remaja untuk menemukan sendiri tentang gizi yang diperlukan untuk mereka dengan menyediakan majalah atau buku remaja yang memuat artikel tentang makanan dan mendorong mereka, mendukungnya agar mereka tertarik dalam kesehatan, masakan atau gizi yang dibutuhkan mereka.

2.Jika memungkinkan selalu siapkan makanan dirumah

3.Mencoba menu yang “baru” misalnya mencoba menu dari daerah lain 4.Saat ini sudah tersedia snack bergizi. Sesekali sediakan snack ini

5.Hindari menyediakan makanan yang tidak disukai remaja dirumah anda 6.Membuat waktu makan menjadi saat yang menyenangkan untuk berbagi pengalaman diantara keluarga

7.Mengetahui jadwal kegiatan remaja sehingga waktu makan (bersama) tidak berbenturan dengan kegiatan (yang menurut mereka sangat penting) 8.Memberikan penekanan tentang manfaat makanan yang baik seperti perbaikan vitalitas dan peningkatan ketahanan fisik

9.Menyimpan hanya kudapan bergizi dilemari es

(20)

G. Pendidikan Kesehatan Tentang Gizi

Konteks pendidikan gizi pada umumnya dapat dipahami melalui pendekatan melalui pendekatan keluarga. Pentingnya gizi dalam sebagai kebutuhan pokok dalam keluarga, harus dapat diterapkan secara proporsional. Khususnya sumber daya keluarga serta aktivitas keluarga. Kedudukan pangan keluarga sebagai salah satu kebutuhan pokok dalam keluarga jangan sampai dikalahkan oleh gengsi keluarga, misalnya gizi secara umum biasanya dipandang telah telah dietahui oleh setiap orang.

Berkaitan dengan hal tersebut, pengetahuan umum tentang gizi meliputi : fungsi makanan , susunan makanan , kombinasi makanan yang dapat menghindari pemborosan, cara mengelola dan memilih serta cara menilai kesehatan yang berhubungan dengan faktor gizi, harus benar – benar diketahui oleh keluarga.

Penyuluhan mencakup tidak hanya menyampaikan pengetahuan tetapi juga konseling kepada klien untuk membantu menciptakan perubahan dalam perilaku makan.beberapa intervensi yang memudahkan penyuluhan kepada klien dan keluarga adalah :

1.Dengarkan masalah dan ide klien. 2.Dorong keterlibatan keluarga bila tepat.

3.Tekankan pentingnya mendapatkan nutrisi adekuat. 4.Tenangkan klien memilih makanan yang tepat. 5.Bantu klien tentang interaksi obat nutrien. 6.Beritahu klien tentang interaksi obat nutrien. 7.Hindari penggunaan istilah ”diet”.

8.Tekankan hal-hal yang “perlu dilakukan “bukan hal yang“ tidak perlu dilakukan“.

9.Pertahankan pesan yang sederhana.

10.Tinjau ulang material tertulis bersama klien.

(21)

Tujuan umum pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa adalah wanita remaja dan dewasa memahami tentang kebutuhan gizi seimbang sesuai usianya. Sedangkan tujuan khususnya adalah wanita remaja dan dewasa mampu menguraikan tentang pedoman uum gizi seimbang.

H. Pedoman Umum Gizi Seimbang

Salah satu misi pembangunan kesehatan diindonesia menuju Indonesia sehat 2010 adalah pemeliharan dan peningkatan kesehatan individu.dalam program gizi dikenal dengan istilah Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).

PUGS itu berupa 13 pesan dasar gizi seimbang seperti yang diuraikan oleh Depkes berikut ini :

1.Makanlah aneka ragam makanan

Tidak satupun makanan yang mengandung zat gizi , yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan – makanan yang beraneka ragam sangat berpengaruh bagi kesehatan, seperti makanan yang mengandung unsur – unsur zat gizi yang diperlukan tubuh, baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara populer disebut Triguna Makanan, yaitu makanan yng mengandung zat kalori, zat pembangun (protein)dan zat pengatur (vitamin).jadi mengonsumsi makananyang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.

2.Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

(22)

Bila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan yang selanjutnya bisa berakibat gangguan kesehatan, seperti darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dll. Sebaliknya bila konsumsi energi kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yakni dalam jaringan otot / lemak akan dipakai untuk menutupi kekurangan tersebut.

Kuarng energi yang berlangsung lama akan berakibat berat badan menurun dan pada gilirannya akan mengganggu kesehatan, juga mudah terkena penyakit.

3.Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Terdapat dua kelompok karbohidrat yaitu yang berbentuk kompleks dan sederhana. Yang kompleks adalah golongan padi – padian, umbi – umbian dan tepung – tepungan. Sedangkan gula termasuk bentuk sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlansung lebih lama dari pada yang sederhana. Hal ini berakibat bila orang mengonsumsi gula akan cepat merasa lapar lagi, hal ini berbeda jika mengonsumsi karbohidrat kompleks. Konsumsi gula cukup dibatasi sampai 3-4 sendok makan perhari, bila berlebih cenderung berakibat kegemukan. Selain itu gula juga merusak gigi geligi. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50 % saja dari kebutuhan energi agar tubuh dapat memenuhi sumber – sumber zat pembangun dan pengatur.

(23)

5.Gunakan garam beryodium

Sesuai Keppres no.69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium.

6.Makanlah makanan sumber zat besi

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah.kekurangan zat besi secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Anemia gizi besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil,wanita menyusui,dan wanita usia subur karena fungsi kodrati adalah haid, hamil, melahirkan,dan menyusui yang menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang yang lainnya. Kelompok yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah.

7.Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahan MP-ASI sesudahnya.

8.Biasakan makan pagi

Bagi remaja dan dewassa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja danmeningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar menjadi lebih baik.

9.Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan bebas dari kuman.untuk mendapatkan air minum yang bersih air harus dididihkan terlebih dahulu.

10.Lakukan aktivitas fisik secara teratur

Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.

11.Hindari minum – minuman beralkohol

(24)

hausnya dengan minum-minuman alkohol lagi. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain.

12.Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

Selain harus bergizi dan seimbang makanan harus juga layak di konsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman yaitu yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya serta tidak bertetangan dengan keyakinan masyarakat yang dikenal dengan istilah halal. Halal dalam arti luas selain bebas alkohol dan bukan daging babi adalah makanan harus diolah secara higienis, sehingga tidak mengandung cemaran yang dapt membahayakan kesehatan manusia.

13.Bacalah label pada makanan yang dikemas

(25)

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan :

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan,dalam ilmu gizi dikenal dengan triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.

(26)

Gama itu adalah akibat kurang vitamin C. seperti diketahui, para awak kapal selama berbulan – bulan tidak mengkonsumsi makanan segar.

Di indonesia perkembangan ilmu gizi pesat pada tahun 1975 Program perbaikan gizi Applied Nutritional Progamme ( ANP ) merupakan konsep dari WHO dan FAO. Pada tahun 1974 keluar INPRES No 14/74 tentang Program gizi dijalankansecara nasional oleh departemen kesehatan. Dan 1976-1977 diselenggarakan kampanye vitamin A dosis tinggi.

Berikut ini karakteristik perilaku makan yang dimiliki remaja : 1. Kebiasaan malas makan pagi dan malas minum air putih .

2. Gadis remaja sering terjebak dengan pola makan tak sehat, menginginkan penurunan berat badan secara drastis, bahkan sampai gangguan pola makan. Hal ini dikarenakan remaja memiliki body image (citra diri) yang mengacu pada idola mereka yang biasanya adalah para artis, peragawati, selebriti yang cenderung memiliki tubuh kurus, tinggi, semampai.

3. Kebiasaan ngemil yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan mineral ) seperti makanan ringan, kerupuk, dan chips.

4. Kebiasaan makan makanan siap saji ( fast food ) yang komposisi gizinya tidak seimbang yaitu terlalu tinggi kandungan energinya, seperti pasta, fried chicken, dan biasanya juga disertai dengan mengonsumsi minuman bersoda yang berlebihan.

Alasan yang mendasari masa remaja membutuhkan banyak zat gizi. 1. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan

peningkatan berat badan dan tinggi badan.

2. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ – organ reproduksi.

3. Remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.

4. Penentuan zat gizi remaja sacara umum didasarkan pada angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk di Indonesia.

(27)

Faktor pemicu permasalahan gizi remaja yaitu :Kebiasaan makan yang buruk, promosi yang berlebihan di media massa tentang produk makanan, pemahaman gizi yang salah, berlebihan terhadap suatu jenis kesukaan makanan tertentu, dan maraknya produk makanan impor.

Beberapa masalah yang berkaitan dengan gizi yang ditemukan pada remaja antara lain: kurus,anemia,obesitas,anoreksia dan bulimia.

Pengembangan perilaku makan sehat untuk remaja diantaranya : selalu siapkan makanan dirumah,mencoba menu yang “baru” misalnya mencoba menu dari daerah lain,saat ini sudah tersedia snack bergizi. Sesekali sediakan snack ini,hindari menyediakan makanan yang tidak disukai remaja dirumah anda,dan membuat waktu makan menjadi saat yang menyenangkan untuk berbagi pengalaman diantara keluarga.

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) berupa 13 pesan dasar gizi seimbang seperti yang diuraikan oleh Depkes berikut ini :

1. Makanlah aneka ragam makanan

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi 5. Gunakan garam beryodium

6. Makanlah makanan sumber zat besi

7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahan MP-ASI sesudahnya.

8. Biasakan makan pagi

9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya 10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur

11. Hindari minum – minuman beralkohol

(28)

B.Saran

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,Sunita.2007.Penuntun Diet.Jakarta;Gramedia Putaka utama

Lailatul badriah,Dewi.2011.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Bandung;Refika Aditama

Francin Paath,Erna dkk.2004.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Jakarta;EGC Mansjoer,Arif dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran jilid 1.Jakarta;Media

Aesculaplus

.2001.Kapita Selekta Kodokteran jilid 2.Jakarta;Media Aesculaplus

Purwitasari,Desi dkk.2009.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta;Nuha Medika

Sulistyo,Hariyani.2010.Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta;Graha Ilmu

(30)

LAMPIRAN

Lampiran 1 :

Tabel . Kebutuhan kalori menurut berat badan dan aktivitas Golongan Umur (tahun ) Kebutuhan kalori

<1 1.090

1 -3 1.360

4 - 6 1.830

7 - 9 2.190

Laki laki: remaja,dewasa

10 - 12 2.600

13 - 15 0,97 M x A

16 - 19 1,02 M x A

20 - 39 1,00 M x A

40 - 49 0,95 M xA

50 - 59 0,90 M x A

60 - 69 0,80 M x A

>70 0,70 M x A

Wanita : remaja, dewasa

10 -12 2.350

13 - 15 1,13 M x A

16 - 19 1,05 M x A

20 - 39 1,00 M x A

40 - 49 0,95 M x A

50 - 59 0,90 M x A

60 - 69 0,80 M x A

>70 0,70 M x A

Keterangan :

M = berat badan x 46 kalori = kebutuhn kalori laki – laki dewasa pada berat badan tertentu

(31)
(32)

Gambar

Tabel . Kebutuhan kalori menurut berat badan dan aktivitas
Tabel. Angka kecukupan gizi rata – rata yang dianjurkan (per orang per hari

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah rumah menggunakan satu buah tape recorder yang dihubungkan dengan PLN yang bertegangan 220 Volt dan kuat arus yang mengalir dalam computer 0,25 amper, bila tape

4.2 Analisis Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Jasa dan Kerelasian Pelanggan Terhadap Nilai Jasa Pendidikan Dan Citra Perguruan Tinggi Swasta Serta Implikasinya Pada

Pos-pos pengeluaran yang bertambah adalah belanja dapur termasuk penyediaan vitamin dan makanan/minuman yang dapat meningkatkan imunitas tubuh guna melawan Covid,

b) Kemampuan aparat birokrasi untuk memberikan jenis pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat pengguna jasa sesuai dengan kemampuan masyarakatnya, misalnya dalam hal

Kemudian kebutuhan - kebutuhan yang dicari oleh tiap - tiap individu menjadi menarik karena berawal dari dorongan motif untuk mencapai kepuasan yang

Pemberian pelayanan jaminan sosial tidak hanya memberikan perlindungan kepada karyawan, melainkan juga dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, karena

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dalam Pasal 49 disebutkan bahwa: (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan berita mengenai isi pesan kegiatan-kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh PT Unilever