• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan No. 20 Pdt.G 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Putusan No. 20 Pdt.G 2017"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor : 20/Pdt.G/2017/PA.Kras

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili pada

tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan

atas perkara cerai gugat yang diajukan oleh:

Penggugat, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan guru honorer, tempat tinggal di rumah orangtua Penggugat di BD Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, selanjutnya disebut sebagai " Penggugat",

m e l a w a n

Tergugat, umur 37 tahun, agama Islam, pekerjaan guru honorer, tempat

tinggal di Otak desa, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten

Lombok Timur, selanjutnya disebut sebagai " Tergugat";

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan;

Telah mendengar keterangan Penggugat dan memeriksa bukti-bukti di

persidangan

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Bahwa Penggugat dalam surat gugatannya tertanggal 22 Agustus

2017 yang telah mengajukan cerai gugat terhadap Tergugat dan gugatan

tersebut telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Karangasem,

Nomor 20/Pdt.G/2017/PA.Kras., yang isi pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa pada tanggal 12 Oktober 2008, Penggugat dengan Tergugat

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Bebandem sebagaimana Duplikat

Kutipan Akta Nikah Nomor : B-53/Kua.18.05.02/PW.01/08/2007, tanggal 21

Agustus 2017 ;

2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di

Rumah orangtua Tergugat di Otak Desa, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur,

Kabupaten Lombok Timur, selama 7 bulan kemudian Penggugat dan

(2)

Kabupaten Lombok Tengah selama 3 bulan, selanjutnya Penggugat dan

Tergugat pindah lagi ke Bali dan tinggal di rumah orangtua Penggugat di

BD Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem,

Kabupaten Karangasem selama 3 hari sebagai tempat kediaman bersama

terakhir;

3. Bahwa selama pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat telah hidup

rukun sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 1 orang anak

bernama Anak, umur 7 tahun 6 bulan, sekarang anak tersebut tinggal

bersama Penggugat;

4. Bahwa sejak 23 Agustus 2009 ketentraman rumah tangga Penggugat dan

Tergugat mulai tidak harmonis dengan adanya perselisihan dan

pertengkaran yang disebabkan :

 Bahwa Tergugat sejak menikah dengan Penggugat tidak pernah memberikan nafkah lahir kepada Penggugat;

 Bahwa Tergugat meninggalkan Penggugat dalam keadaan hamil 3 bulan tanpa memberikan nafkah lahir bathin;

 Bahwa Tergugat lari dari tanggung jawab tidak pernah memberikan

apapun kepada putranya bernama Anak dari sejak dalam kandungan

sampai sekarang;

5. Bahwa dengan hal tersebut di atas antara Penggugat dan Tergugat pisah

rumah Penggugat tetap tinggal di rumah Orangtua Penggugat di BD

Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten

Karangasem sedangkan Tergugat pulang ke Lombok dan tinggal di rumah

Orangtua Tergugat di Otak Desa, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur,

Kabupaten Lombok Timur;

6. Bahwa dengan kejadian tersebut rumah tangga antara Penggugat dengan

Tergugat sudah tidak dapat dibina dengan baik sehingga tujuan

perkawinan untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan

rahmah sudah sulit diwujudkan lagi; dan karenanya agar masing-masing

pihak tidak melanggar norma hukum dan norma agama maka perceraian

merupakan jalan terakhir bagi Penggugat untuk menyelesaikan

(3)

7. Bahwa Tergugat dan Penggugat tidak pernah dinasehati oleh orang tua

baik dari orang tua Tergugat maupun orang tua Penggugat ;

8. Bahwa Penggugat bersedia membayar biaya perkara sesuai dengan

ketentuan yang berlaku ;

Berdasarkan alasan/dalil-dalil diatas, Penggugat mohon agar Bapak

Ketua Pengadilan Agama Karangasem cq. Majelis Hakim segera memeriksa

dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya

berbunyi :

Primer :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughra dari Tergugat kepada Penggugat;

3. Membebankan biaya dalam perkara ini sesuai hukum;

Subsider :

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat datang

secara inperson menghadap di persidangan akan tetapi Tergugat tidak datang

menghadap di persidangan dan juga tidak mewakilkan kepada orang lain

sebagai kuasanya meskipun Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut

oleh Juru sita pengganti Pengadilan Agama Karangasem sebanyak 2 kali

panggilan dengan cara tabayun melalui Pengadilan agama Selong, sedangkan

tidak ternyata bahwa ketidak hadirannya di pengadilan didasarkan pada suatu

alasan yang sah yang dibenarkan oleh hukum;

Bahwa majelis hakim telah berupaya menasehati Penggugat

agar mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Tergugat

namun tidak berhasil, dan pula Majelis Hakim menyatakan upaya mediasi

terhadap kedua belah pihak juga tidak dapat dilaksanakan karena Tergugat

tidak pernah hadir, maka selanjutnya surat gugatan yang diajukan penggugat

dibacakan dipersidangan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

Bahwa untuk meneguhkan kebenaran dalil-dalil gugatannya,

Penggugat dipersidangan telah mengajukan alat-alat bukti tertulis berupa :

(4)

1. Fotokopi duplikat kutipan akta nikah nomor: B-53/Kua.18.05.02/PW.01

/08/2017, tanggal 21 Agustus 2017 yang dikeluarkan oleh Pegawai

Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Bebandem

Kabupaten Karangasem sebagaimana yang telah dicocokkan dengan

aslinya telah bernasegelen dan bermaterai cukup, yang selanjutnya

diberi tanda P1;

2. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Penggugat yang dikeluarkan oleh

Provinsi Bali Kabupaten Karangasem tanggal 09 Oktober 2015 atas

nama Istiqomah S.Si yang telah dicocokkan sesuai dengan aslinya, telah

bernasegelen dan bermaterai cukup selanjutnya diberi tanda P2 ;

B. Saksi :

1. Saksi I, umur 33 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat

di Jalan BD Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan

Bebandem, Kabupaten Karangasem, di hadapan persidangan saksi

tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada intinya

sebagai berikut :

- Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena saksi kakak

kandung Penggugat;

- Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan pasangan suami isteri

yang menikah di Kecamatan Bebandem kabupaten Karangasem,

saksi juga hadir pada pernikahan tersebut;

- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama

beberapa hari di rumah orangtua Penggugat di BD Kecicang Islam,

Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten

Karangasem, kemudian pindah di rumah orangtua Tergugat di Otak

Desa, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur;

- Bahwa selama pernikahan Penggugat dan Tergugat di karuniai 1

orang anak;

- Bahwa sepengetahuan saksi keadaan rumah tangga Penggugat dan

Terugat tidak harmonis sejak tahun 2008;

- Bahwa saksi tidak mengetahui penyebab ketidakharmonisan rumah

(5)

dari curhatan yakni Penggugat ada masalah dengan orangtua

Tergugat, seperti orangtua Tergugat memanggil Penggugat untuk

datang kerumah orangtua Tergugat, namun Penggugat tidak bisa

datang karena kesibukan kuliah sedangkan Tergugat sibuk mengajar;

- Bahwa selain penyebab tersebut diatas, Tergugat juga tidak pernah

memberikan nafkah kepada Penggugat sejak proses Penggugat

melahirkan sampai dengan sekarang sehingga biaya kelahiran ank

Penggugat dan Tergugat di tanggung oleh saksi;

- Bahwa sejak usia kehamilan Penggugat 3 bulan, Penggugat dan

Tergugat pisah tempat tinggal, Penggugat dijemput oleh kakak

kandung Penggugat yang bernama Kakak Penggugat pulang ke

Karangasem sedangkan tergugat tetap berada di lombok timur ;

- Bahwa Tergugat pernah datang sekali ke karangasem , namun ketika

anaknya sudah lahir Tergugat tidak pernah datang lagi sampai

dengan sekarang kurang lebih 8 tahun;

- Bahwa untuk memenuhi kebutuhan Penggugat dan anaknya dibantu

oleh orangtua dan saudara-saudara Penggugat;

- Bahwa saksi sering ke lombok timur dan menyempatkan diri menemui

Tergugat namun Tergugat tidak pernah menitipkan nafkah untuk

belanja keperluan Penggugat dan anaknya ;

- Bahwa keluarga telah menasehati Penggugat dan Tergugat agar dapat

berdamai guna mempertahankan rumah tangganya namun tidak

berhasil karena masing masing tetap pada pendiriannya ;

2. Saksi II, umur 24 tahun, agama Islam, pekerjaan bidan klinik, beralamat

di Jalan BD Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan

Bebandem, Kabupaten Karangasem, di hadapan persidangan saksi

tersebut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada intinya

sebagai berikut :

- Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat karena saksi adik

(6)

- Bahwa Penggugat dan Tergugat merupakan pasangan suami isteri

yang menikah di Kecamatan Bebandem kabupaten Karangasem,

saksi juga hadir pada pernikahan tersebut;

- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama

beberapa hari di rumah orangtua Penggugat di BD Kecicang Islam,

Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten

Karangasem, kemudian pindah di rumah orangtua Tergugat di Otak

Desa, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur;

- Bahwa selama pernikahan Penggugat dan Tergugat di karuniai 1

orang anak;

- Bahwa sepengetahuan saksi keadaan rumah tangga Penggugat dan

Terugat tidak harmonis sejak tahun 2008 kareana pertengkaran ;

- Bahwa saksi pernah melihat dan mendengar Penggugat dan Tergugat

telah bertengkar ketika keduanya tinggal di rumah orangtua

Penggugat di Karangasem, ditandai ada player vcd rusak yang

dibanting oleh tergugat ;

- Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat disebabkan

karena Tergugat tidak pernah memberikan nafkah kepada Penggugat,

Penggugat ada masalah dengan mertua;

- Bahwa sejak usia kehamilan Penggugat 3 bulan, Penggugat dan

Tergugat pisah tempat tinggal, Penggugat dijemput oleh kakak

kandung Penggugat yang bernama Kakak Penggugat pulang ke

Karangasem;

- Bahwa beberapa hari setelah Penggugat tinggal di Karangasem,

Tergugat datang mengunjungi Penggugat, namun setelah anaknya

lahir Tergugat tidak pernah datang lagi sampai dengan sekarang

kurang lebih 8 tahun;

- Bahwa untuk memenuhi kebutuhan Penggugat dan anak Penggugat

dan Tergugat, Penggugat dibantu oleh orangtua Penggugat dan

saudara-saudara Penggugat;

- Bahwa saksi sudah menasehati Penggugat dan Tergugat namun tidak

(7)

Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut Penggugat menyatakan

menerima;

Bahwa Penggugat kemudian menyatakan tidak mengajukan alat bukti

kecuali sebagaimana tersebut diatas dan menyampaikan kesimpulan secara

lisan yang isinya sebagaimana telah dicatat dalam berita acara sidang;

Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, segala yang dicatat

dalam berita acara sidang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari putusan

ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang bahwa, maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah

sebagaimana tersebut diatas;

Menimbang, bahwa perkara ini mengenai cerai gugat yang diajukan

oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49 (a)

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan

kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo

merupakan kewenangan absolut peradilan agama;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya menasehati

Penggugat agar Penggugat kembali hidup rukun dengan Tergugat namun tidak

berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan secara maksimal oleh Majelis

Hakim sesuai dengan ketentuan pasal 82 Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo

pasal 31 PP. No. 9 tahun 1975 jo. Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di

Indonesia;

Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Penggugat mengajukan

perceraian ini adalah bahwa semula rumah tangga Penggugat dengan

Tergugat dalam kondisi rukun telah dikaruniai seorang anak, namun sejak

tanggal 23 agustus 2009 antara Penggungat dan Tergugat sering terjadi

perselisihan dan pertengkaran yang antara lain disebabkan karena sikap orang

tua tergugat yang tidak memahami kondisi kondisi penggugat yang sibuk dan

prilaku Tergugat yang tidak pernah memberikan nafkah kepada

Penggugat,sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup Pengugat dibantu oleh

(8)

tempat kediaman bersama dan selanjutnya tinggal di rumah orang tuanya di

rumah orangtuanya BD Kecicang Islam, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan

Bebandem, Kabupaten Karangasem, selama pisah tersebut keduanya sudah

tidak lagi saling mempedulikan layaknya pasangan suami isteri;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pokok

masalahnya adalah apakah benar dalam rumah tangga Penggugat dengan

Tergugat telah terjadi pertengkaran disebabkan sikap dan prilaku Tergugat

sebagaimana terurai pertimbangan tersebut diatas, apakah benar selama

perpisahan kedua belah pihak tidak pernah ada komunikasi antara kedua belah

pihak serta apakah benar Penggugat telah diupayakan supaya dapat rukun

kembali oleh berbagai pihak namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan berita acara panggilan oleh Juru sita

pengganti Pengadilan Agama Selong terbukti Tergugat yang telah dipanggil

secara resmi dan patut, akan tetapi tidak datang menghadap di persidangan

dan tidak terbukti tidak datangnya tersebut disebabkan oleh suatu alasan yang

sah, maka Majelis Hakim menyatakan bahwa pihak Tergugat yang telah

dipanggil secara sah dan patut untuk datang menghadap di persidangan tidak

hadir, maka sesuai ketentuan Pasal 149 ayat (1) RBG dan pasal 27 Peraturan

Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 maka perkara ini akan diputus dengan

verstek;

Menimbang, bahwa ketidakhadiran Tergugat dipersidangan dapat

diartikan Tergugat telah mengakui seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat dan

pula dapat dinilai sebagai bukti kebenaran gugatan Penggugat, namun

pengakuan dalam bidang perkara perdata perceraian bukanlah sebagai alat

bukti yang menentukan sebagaimana pada perkara perdata murni, oleh

karenanya majelis hakim dengan berpedoman pada azas hukum acara

khusus dalam perkara perceraian yang berlaku telah memerintahkan wajib bukti

kepada Penggugat sebagai pihak yang mendalilkan gugatan, untuk itu

Penggugat telah mengajukan bukti tertulis dan saksi saksinya sebagaimana

dalam duduk perkara tersebut diatas;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya itu Penggugat

(9)

ketentuan pasal 7 ayat ( 1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia tahun 1991,

maka secara hukum telah terbukti antara Penggugat dan Tergugat adalah

pasangan suami isteri yang sah, dan karena bukti P.1 merupakan akta otentik

dan pula telah bermeterai cukup serta telah cocok dengan aslinya, maka oleh

karena itu bukti tersebut telah memenuhi Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 1985 dan Pasal 1888 KUH Perdata, sehingga bukti tersebut

mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas terbukti bahwa Penggugat adalah isteri sah Tergugat dengan demikian Penggugat dan Tergugat berkualitas sebagai subjek hukum (legitima persona standi in judicio) dalam perkara a quo;

Menimbang, bahwa dari bukti P2 diketahui bahwa Penggugat tercatat

sebagai penduduk yang bertempat tinggal di BD Kecicang Islam, Desa

Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

Berdasarkan bukti P2 tersebut dikaitkan dengan ketentuan pasal 73 ayat 1

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana

diubah dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 disebutkan “ Gugatan perceraian oleh

isteri atau kuasanya kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi

tempat kediaman Penggugat kecuali apabila Penggugat dengan sengaja

meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa ijin Tergugat “, maka

berdasarkan bukti tersebut dan keterangan Penggugat di persidangan dikaitkan

dengan Yurisdiksi Pengadilan Agama Karangasem, maka pemeriksaan perkara

ini termasuk kompetensi relative Pengadilan Agama Karangasem untuk

memeriksa dan mengadilinya;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatan Penggugat dan

Tergugat dalam pokok perkara ini adalah perkara perceraian dengan

alasan perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus serta sulit

didamaikan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga,maka proses pemeriksaan perkara cerai g u g a t berdasarkan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No.9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f Intruksi Presiden No.1 Tahun 1991 Kompilasi Hukum Islam Indonesia, haruslah sesuai dengan

(10)

perceraian baru dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan

mengenai sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah

mendengar keterangan pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan

suami isteri itu. Hal ini dilakukan setelah usaha damai yang sungguh-sungguh

tidak berhasil sesuai dengan Pasal 31 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun

1975 dan Pasal 82 ayat (4) Undang-undang No.3 Tahun 2006.dan Peraturan

Mahkamah Agung RI. No.2 Tahun 2004;

Menimbang, bahwa Penggugat telah diperintahkan untuk

menghadirkan saksi dari pihak keluarga atau orang yang dekat dengan

Penggugat, dan beban pembuktian tersebut dalam pokok perkara ini berupa

saksi keluarga d a n o r a n g o r a n g y a n g d e k a t d e n g a n Penggugat

adalah sesuai dengan asas doktrin “lex specialis derogate lex

generalis”, merupakan pengecualian dari apa yang diatur dalam Pasal 146 HIR., khusus berlaku dalam perkara perceraian dengan alasan Pasal 19 huruf f

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 116 huruf f Kompilasi

Hukum Islam, dan tidak diterapkan pada alasan perceraian selainnya ;

Menimbang, bahwa para saksi adalah dari unsur keluarga Penggugat

telah memberikan keterangan sebagaimana telah diuraikan dalam bagian

duduknya perkara, hal mana keterangan saksi pertama ( Saksi I ) yakni

sebagian keterangan yang diberikan tidak berdasarkan pengetahuannya

secara langsung sebagaimana yang digariskan pasal 308 ayat (1) Rbg) dan Pasal 1907 ayat (1) KUH Perdata sehingga keterangannya tidak diterima ( in

admissable ) sebagai alat bukti, namun Majelis berpendapat bahwa

keterangan tersebut dikategorikan sebagai testimonium de auditu, dimana menurut Yurisprudensi, testimonium de auditu tidak dapat digunakan sebagai bukti langsung tetapi penggunaan kesaksian yang bersangkutan

sebagai persangkaan yang dari persangkaan itu dibuktikan sesuatu (Putusan

MARI No. 308 K/Sip/1959 tanggal 11 Nopember 1959), jadi dalam hal ini

penggunaannya tidak dilarang ;

Menimbang, bahwa selain pertimbangan tersebut diatas majelis hakim

berpendapat bahwa saksi dalam kategori Testimonium de audito dapat saja

(11)

perkara perceraian adalah perkara yang rumit, gaya hidup yang individulistis,

acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar, hidup jauh dari keluarga, dan

tenggelam dengan kesibukan masing-masing, membuat sukarnya menemukan

saksi yang tidak tergolong kesaksian testimonium de auditu, oleh karenanya

perkara perceraian pada dasarnya adalah perkarapersonel recht (berhubungan dengan orang),sehingga persoalan yang jamak terjadi sekarang ini adalah

sulitnya menemukan saksi-saksi yang benar-benar melihat dan mendengar

langsung dalam hal pembuktian adanya unsur-unsur yang menunjukkan

adanya keretakan dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat;

Menimbang, bahwa meskipun demikian kesaksian yang diberikan oleh

saksi Saksi I majelis tetap menilai dan telah menelaahnya secara rasional

dan objektif dan dikaitkan dengan kondisi riil atas keterangan Penggugat ,

hal inimenunjukkan hati suami istri sudah pecah dan sudah sampai pada

kualitas terjadinya pertengkaran terus-menerus yang tidak dapat didamaikan lagi “ , dengan demikian keterangan saksi Penggugat tersebut dapat diterima sebagai saksi yang telah memenuhi syarat formil dan materiil sebagai seorang

saksi;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan keterangan saksi Kedua (Saksi

II) majelis hakim menilai saksi mengetahui sendiri pertengkaran antara

Penggugat dan Tergugat dengan segala akibatnya, oleh karenanya saksi kedua

selain memenuhi syarat formil juga telah terpenuhi syarat materiilnya

sebagaimana diatur dalam pasal 308 dan 309 R.Bg ;

Menimbang, bahwa para saksi telah memberikan keterangan

sebagaimana telah diuraikan dalam bagian duduknya perkara, hal mana

keterangan diberikan berdasarkan pengetahuannya langsung dan keterangan

satu sama lainnya tidak saling bertentangan, selain itu saksi saksi yang

dihadirkan Penggugat juga telah memenuhi kriteria sebagai saksi keluarga dan

orang dekat sebagaimana dikehendaki dalam ketentuan pasal 22 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun 1975 dan dari sebab telah ternyata,

terdapat unsur kesesuaian dan kecocokan antara keterangan saksi yang satu

dengan saksi yang lain yang pada intinya bahwa dalam rumah tangga antara

(12)

dan berakibat adanya perselisihan yang terus menerus yang tidak ada

penyelesaian, maka Majelis yang memeriksa perkara ini berpendapat

berdasarkan ketentuan pasal 308 ayat (1) Rbg) kesaksiannya, dengan demikian secara formil dan materiil dapat diterima sebagai alat bukti;

Menimbang, bahwa berdasarkan dalil dalil gugatan Penggugat serta

alat bukti tertulis dan keterangan saksi-saksi dipersidangan majelis hakim

menemukan fakta sebagai berikut dibawah ini ;

- Bahwa pada tanggal 12 Oktober 2008, Penggugat dengan Tergugat

melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Bebandem sebagaimana Duplikat

Kutipan Akta Nikah Nomor : B-53/Kua.18.05.02/PW.01/08/2007, tanggal 21

Agustus 2017 dan selama menikah bakda dukhul telah dikaruniai seorang

anak namun belum pernah bercerai ;

- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama beberapa

hari di rumah orangtua Penggugat di BD Kecicang Islam, Desa Bungaya

Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, kemudian pindah

di rumah orangtua Tergugat di Otak Desa, Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur,

Kabupaten Lombok Timur;

- Bahwa selama pernikahan Penggugat dan Tergugat telah hidup rukun dan

telah di karuniai 1 orang anak bernama Anak, umur 7 tahun 6 bulan,

sekarang anak tersebut tinggal bersama Penggugat;

- Bahwa semula keadaan rumah tangga Penggugat dan Terugat dalam

kondisi rukun dan harmonis namun sejak tahun 2009 mulai terjadi

pertengkaran dan berkelanjutan yang puncaknya keduanya hidup berpisah

hingga sekarang ;

- Bahwa penyebab ketidakharmonisan rumah tangga Penggugat dan

Tergugat dipicu oleh adanya pertengkaran secara lesan yang berujung

pada perusakan player vcd ,hal mana terjadi ketika keduanya tinggal di

rumah orangtua Penggugat di Karangasem ;

- Bahwa pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat juga disebabkan

(13)

keduanya tinggal di lombok timur hingga sekarang, Penggugat juga ada

masalah dengan mertua ;

- Bahwa sejak usia kehamilan Penggugat 3 bulan, Penggugat dan Tergugat

pisah tempat tinggal, Penggugat dijemput oleh kakak kandung Penggugat

yang bernama Kakak Penggugat pulang ke Karangasem;

- Bahwa setelah Penggugat tinggal di Karangasem dan setelah anaknya lahir

Tergugat tidak pernah datang lagi sampai dengan sekarang kurang lebih 8

tahun;

- Bahwa untuk memenuhi kebutuhan Penggugat dan anak Penggugat dan

Tergugat, Penggugat dibantu oleh orangtua Penggugat dan

saudara-saudara Penggugat;

- Bahwa berbagai pihak telah berusaha menasehati Penggugat agar dapat

mempertahankan rumah tangganya dengan tergugat namun tidak berhasil

karena Penggugat tetap pada pendiriannya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas majelis

hakim berpendapat bahwa tujuan pernikahan yang dilakukan oleh Penggugat

dan Tergugat untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa

rahmah, sejahtera lahir dan batin semakin jauh dari harapan karena cinta

kasih yang menjadi unsur dari sakinah telah hilang dan berganti dengan

kebencian, yang melahirkan pertengkaran dan perselisihan yang terus

menerus sifatnya , oleh karena itu terlepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar yang menjadi penyebab keduanya bertengkar dan berselisih

majelis hakim berkesimpulan rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah

retak dan pecah sedemikian rupa yang berarti hati kedua belah pihak telah

pecah dan tidak mungkin dipersatukan kembali, sehingga tujuan pernikahan

sebagaimana dikehendaki dalam rumusan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang

nomor : 1 Tahun 1974 Jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia 1991

tidak lagi dapat terwujud;

Menimbang bahwa, berdasarkan fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah tidak

harmonis, fakta mana menunjukkan kejadian yang sebenarnya, bahwa rumah

(14)

tujuan perkawinan yang suci yakni untuk membentuk rumah tangga yang

sakinah, mawaddah wa rahmah dengan demikian Majlis Hakim berpendapat

bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah dalam suasana yang

tidak tentram, tidak terbina dengan baik, oleh karena itu untuk menghindari

madlorot yang lebih besar dalam hubungan keluarga, maka perceraian

merupakan pilihan yang dianggap lebih ringan madlorotnya. Hal ini sejalan

dengan qoidah fiqhiyah yaitu :

ﺎ ﻣﮭﻔﺧا ل ﺿﻓ نارر ﺿ ضرﺎ ﻌﺗ اذا

Artinya : “ Apabila ada dua hal yang sama-sama mengandung madlorot, maka

harus dipilih satu diantaranya yang lebih kecil madlorotnya;

Menimbang, bahwa memperhatikan keadaan rumah tangga antara

Penggugat dan Tergugat seperti tersebut diatas, Majelis yang memeriksa

perkara ini berpendapat bahwa, perceraian lebih maslahat dan memberi

kepastian hukum daripada meneruskan perkawinan, bahkan meneruskan

perkawinan dalam keadaan seperti tersebut di atas dikhawatirkan akan

mendatangkan madlorot yang lebih besar bagi Penggugat dan Tergugat,

sedangkan kemadlorotan harus dihapuskan, sesuai dengan qoidah fiqhiyah :

ﺀﺮﺪ

Artinya : Mencegah kerusakan/ kemadlorotanharus didahulukan dari pada mengambil suatu manfaat;

Menimbang bahwa selanjutnya, Majelis perlu mengetengahkan doktrin

hukum Islam sebagai berikut di bawah ini :

Dalam Kitab Fiqih Ash Shawi jilid IV Halaman 204:

ن ﺈ ﻓ diantara keduanya kasih sayang, maka pantaslah perceraian

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa memutuskan

tali ikatan perkawinan kedua belah pihak yang berperkara maka dalam hal ini

perceraian dipandang sebagai tasrih bi ihsan dan hal ini relevan dengan

pendapat Ibnu Sina dalam Kitab Asy Syifa’ yang dikutip Sayid Sabiq dalam

(15)

( فﻼﺧﻟا يا )وﺑﻧﻟاو رﺷﻟا داز ﺎﻣﮭﻧﯾﺑ ﻊﻣﺟﻟا ﻰﻓ دﮭﺗﺟا ﺎﻣﻠﻛﻓ شﯾ ﺎﻌﻣﻟا تﺻﻐﻧﺗو

Artinya : “ Maka bila kedua belah pihak dipaksakan untuk tetap kumpul sebagai

suami isteri, niscaya akan bertambah buruk dan memperuncing peselisihan,

serta kehidupan menjadi suram .

Menimbang, bahwa demikian juga dalam perkara a quo, Pengadilan

Agama Karangasem merujuk pada putusan Mahkamah Agung R.I. tanggal 17

Maret 1999, nomor : 237 K/AG/1998 yang mengandung abstraksi hukum

bahwa cek-cok, hidup berpisah, tidak dalam satu tempat kediaman bersama,

salah satu pihak tidak berniat untuk meneruskan kehidupan bersama dengan

pihak lain adalah merupakan fakta yang cukup untuk alasan suatu perceraian

sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;

Menimbang, bahwa dengan terbuktinya kondisi rumah tangga

Penggugat dengan Tergugat sebagaimana tersebut di atas, berarti alasan

perceraian yang diajukan Penggugat harus dianggap telah memenuhi

ketentuan sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf (f)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Pasal 19 huruf (f) Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum

Islam ;

Menimbang, bahwa oleh karena alasan perceraian telah terbukti sesuai

dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta

Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sedang usaha perdamaian sesuai

dengan Pasal 82 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 juncto Pasal

31 dan Pasal 32 serta Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 ternyata tidak berhasil, maka dalam hal ini perceraian dipandang sebagai

tasrih bi ihsan, maka gugatan Penggugat mempunyai dasar hukum dan

beralasan, maka gugatan Penggugat yang pada petitumnya mohon dikabulkan

sebagaimana petitum angka 1 dapat dikabulkan sebagaimana amar putusan di

bawah ini ;

Menimbang, bahwa selama pernikahan Penggugat dengan Tergugat

telah dukhul dan belum pernah bercerai, maka terhadap petitum angka 2

(16)

huruf c Kompilasi Hukum Islam maka perlu ditetapkan jatuhnya talak satu bain

shughra Tergugat terhadap Penggugat;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan maksud pasal 84 Undang Undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah

dirubah dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua

dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, serta sesuai dengan ketentuan

pasal 35 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 maka majelis

berpendapat secara ex officio majelis hakim akan memasukkan dalam amar

putusan tentang kewajiban Panitera dalam hal ini Panitera Pengadilan Agama

Karangasem untuk menyampaikan salinan putusan ini jika telah mempunyai

kekuatan hukum tetap tanpa materai. Kepada pejabat terkait ( Pegawai

Pencatat Nikah ) guna mencatatkan dalam register yang diperuntukkan untuk

keperluan itu;

Menimbang, bahwa berkaitan dengan petitum ketiga yang menyatakan

“ Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan yang berlaku “,

Majelis Hakim berpendapat bahwa perkara ini termasuk bidang perkawinan,

maka sesuai dengan ketentuan pasal 89 ayat (1) Undang Undang Nomor 7

tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana yang telah dirubah

dengan Undang Undang Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya perkara harus dibebankan

kepada Penggugat ;

Mengingat, pasal 49 Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama, sebagaimana yang telah dirubah dengan Undang Undang

Nomor 03 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor

50 Tahun 2009 , serta segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

dan dalil syar’i yang bersangkutan dengan perkara ini

M E N G A D I L I

1. Menyatakan bahwa Tergugat yang telah dipanggil secara sah dan patut

untuk menghadap di persidangan, tidak hadir .

(17)

3. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra Tergugat ( Tergugat ) terhadap

Penggugat (Penggugat) ;

4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk

mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada

Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangasem,

Kabupaten Karangasem dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, untuk selanjutnya

dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ;

5 Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar

Rp.417.500,- ( Empat ratus tujuh belas ribu lima ratus rupiah );

Demikian Putusan dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan

Majelis Pengadilan Agama Karangasem pada hari Rabu tanggal 18

Oktober 2017 Masehi bertepatan dengan tanggal 28 Muharram 1439

Hijriah, dan pada hari itu juga putusan tersebut dibacakan dalam sidang

yang terbuka untuk umum oleh Drs. AMANUDIN, S.H., M. Hum.

sebagai Ketua Majelis, ABDURRAHMAN,S.Ag dan NURUL LAILY,

S.Ag., masing masing sebagai Hakim Anggota serta SITI

NURWAHIDAH,S.H.I sebagai Panitera Pengganti yang dihadiri oleh

Penggugat tanpa hadirnya Tergugat ;

HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA MAJELIS

ABDURRAHMAN,S.Ag. Drs. AMANUDIN, SH., M.Hum.

HAKIM ANGGOTA

(18)

PANITERA PENGGANTI

SITI NURWAHIDAH,S.H.I.

Perincian Biaya Perkara :

Pendaftaran Rp

30.000,-Proses Rp

50.000,-Panggilan Rp

326.500,-Redaksi Rp

5.000,-Meterai Rp

Referensi

Dokumen terkait

pasien) Variables Entered/Removed Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Citra rumah sakit, Brand trust, Kepuasan pelanggan, Customer Relationship Management

Tabel 4.10 memberikan informasi bahwa persepsi masyarakat Bandung Barat/ pemilih terhadap praktik politik uang adalah kurang dari setengahnya (30%) manganggap

Gold (2004) berpendapat bahwa volume perdagangan memberikan dampak terhadap return saham karena: Pertama, bahwa perubahan volume perdagangan berhubungan dengan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara kondisi lingkungan dan praktik pencegahan dengan kejadian leptospirosis di Kota Semarang adalah

Bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan telah menemukan fakta yang menyatakan Terlapor IV atau Panitia Tender adalah pejabat yang bertugas untuk menyeleksi penawaran dari para pelaku

Alasan peneliti menggunakan metode studi korelasi/ hubungan karena penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan hubungan dan pengaruh interaksi sosial

• Untuk mendapatkan efek yang sama pada curah jantung, volume infus cairan kristaloid setidaknya tiga kali lebih banyak dari volume infus cairan

Adapun syarat mengikuti program MULIA yakni menyerahkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau identitas resmi lainnya, mengisi formulir aplikasi MULIA,